KONDISI FISIK KOTA PALOPO, IDENTIFIKASI KEPENDUDUKAN KOTA PALOP PALOPO, O, AKSESIBIL AKSESIBILITA ITAS, S, TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN, ANALISIS SISTEM TATA GUNA LAHAN DAN BANGKITAN BANGKITAN PERJALANAN, ANALISIS ARUS KENDARAAN, ANALISIS PERAMBUAN LALU LINTAS LINTAS DAN KONSEP IDEAL PENATA PENATAAN SISTEM PERAMBUAN PERAMBUA N LALU LINTAS (ADMINISTRASI NIAGA) Admin ADMINISTRASI NIAGA
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Transportasi Transportasi merupakan subsistem dari ekosistem kota, berkembang sebagai bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau memindahkan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Naluri dan keinginan penduduk untuk mengadakan perjalanan atau memindahkan barang sifatnya umum tersebut selalu menimbulkan masalah dan juga bersifat umum dalam transportasi kota. Pada ada kota kota yang yang berp berpen endu dudu duk k dala dalam m juml jumlah ah besa besarr dan dan memp mempun unya yaii ke kegi giat atan an perkotaan yang sangat luas dan intensif, maka diperlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara terpadu atau dinamis. leh karena itu pada derived d demand demand artinya permintaan akan jasa dasarnya dasarnya transporta transportasi si merupakan merupakan derive transportasi timbul dari permintaan sektor!sektor lain. "eber "eberhas hasila ilan n pemba pembangu ngunan nan yang yang telah telah dicapa dicapaii di segala segala bidang bidang,, sekto sektorr tran transp spor orta tasi si sang sangat at mene menent ntuk ukan an pera perana nan n
tran transp spor orta tasi si buka bukan n
hany hanya a
untu un tuk k
melanc melancark arkan an arus arus barang barang dan mobili mobilitas tas sumber sumber!su !sumb mber er ekonom ekonomii secara secara baik. baik.
#ela #e lalu luii pemb pemban angu guna nan n jang jangka ka panj panjan ang g pera perana nan n tran transp spor orta tasi si dapa dapatt memb member erii pelayanan yang baik untuk kegiatan manusia. Transportasi itu berfungsi ganda, di satu sisi harus mampu menunjang dan di sisi lain juga mampu merangsang pertumbuhan sektor!sektor lainnya. leh karena itu pembangun pembangunan an sektor sektor transporta transportasi si harus dilaksana dilaksanakan kan secara secara multidime multidimension nsional, al, dalam arti harus memperhatikan tidak hanya situasi dan kondisi transportasi itu sendir sendirii tetapi tetapi juga juga harus harus mempe memperha rhatik tikan an lingku lingkunga ngan n yang yang dipen dipengar garuhi uhinya nya dan mempengaruhinya termasuk sarana dan prasarana. $eirin $eiring g perkem perkemban bangan gan kota kota maka maka kebutu kebutuhan han transp transport ortasi asi diper diperkot kotaan aan meningkat pula, menyebabkan permasalahan transportasi menjadi sangat kompleks sehing sehingga ga diperl diperluka ukan n tindak tindakan an penang penangana anan n sesege sesegera ra mungki mungkin. n. Perma Permasal salaha ahan n transportasi perkotaan tersebut antara lain berupa penentuan jenis moda angkutan umum, pola jaringan, i%in trayek angkutan, kebijakan perparkiran dan perambuan lalu lintas.
&alam 'ndang!'ndang No. () Tahun Tahun (**+, tentang Lalu Lintas dan Angkutan ala alan, n,
dije dijela lask skan an
bahbah-a a
untu un tuk k
kese ke sela lama mata tan, n,
keam ke aman anan an,,
kete ke tert rtib iban an,,
dan dan
kelancaran lalu lintas serta memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan -ajib
dilengkapi dengan rambu!rambu lalu lintas. &i samping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya!upaya dalam menuntun, mengarahkan, memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman di sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu!rambu lalu lintas. 'paya mengantisipasi/mengurangi permasalahan transportasi di ka-asan "ota Palopo diperlukan pendekatan sistem transportasi makro yaitu dengan membagi sistem tersebut menjadi sistem transportasi mikro yang masing!masing mempunyai keterkaitan dan saling mempengaruhi. sistem transportasi mikro yaitu sistem pergerakan diatur dengan sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas. $istem pergerakan memegang peranan penting dalam menampung pergerakan yang lancar sehingga mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam bentuk aksesibilitas dan mobilitas. Perubahan fungsi guna lahan di "ota Palopo sebagai tuntunan pembangunan dengan meningkatnya penduduk perkotaan. "enyataan ini akan mempengaruhi sistem transportasi khususnya %ona bangkitan dan sebaran pergerakan khususnya pada beberapa ruas jalan dengan fungsi guna lahan adalah fungsi perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan dan perumahan. $ecara empiris fenomena permasalahan transportasi di "ota Palopo utamanya pada ruas jalan utama diakibatkan lalu lintas yang bercampur, perilaku dan kedisiplinan pengendara. Terjadinya gangguan sirkulasi lalu lintas khususnya di pusat kota akibat tidak teraturnya pergerakan pejalan kaki dan kendaraan bermotor dan non motor. "ondisi riil akibat tidak efektif dan efesiensinya sistem perambuan yang ada dikota palopo antara lain banyaknya pengguna jalan yang memarkir kendaraannya
pada tempat yang tidak semestinya sehingga mengganggu arus kendaraan yang melintas, ra-an kecelakaan, para pengguna jalan mengendarai kendaraannya diatas rata!rata kecepatan yang seharusnya. Pentingnya penggunaan rambu lalu lintas sebagaimana tersebut diatas, maka penempatannya harus berdasarkan kebutuhan. 0ambu lalu lintas di "ota Palopo penempatannya sebagian kurang mampu memberikan informasi dan mengarahkan lalu lintas sehingga diperlukan tindak lanjut untuk peletakan rambu yang efektif dan efisien sehingga maksud penempatan rambu dapat tercapai. &i samping peletakan yang kurang tepat juga diperlukan penambahan rambu seiring dengan perkembangan "ota Palopo. Penelitian yang lebih lanjut tentang perambuan lalu lintas di "ota Palopo diharapkan dapat memberi manfaat lembaga / instansi terakait dalam pengelolaan rambu lalu lintas sebagai pengendali lalu lintas khususnya untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan.
B.
0umusan #asalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan
rumusan permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan Penataan $istem Perambuan Lalu lintas di "ota Palopo, sebagai berikut 1 a
Bagaimana konsep ideal penempatan perambuan lalu lintas dalam pengaturan lalu lintas di "ota Palopo. 2.
(.
Tujuan dan #anfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
&. 0uang Lingkup Penelitian T3NA'AN P'$TA"A A. $istem Transportasi Urutan Konsep Perencanaan Transportasi
B.
Pendekatan Perencanaan Transportasi
auh &ekat "ondisi prasarana arak
Aksesibilitas rendah Aksesibilitas menengah $angat jelek
enis rumah Permukiman di luar kota Permukiman di batas kota 'nit rumah
Aksesibilitas menengah Aksesbilitas tinggi $angat baik
"epadatan pemukiman keluarga/4a
Pergerakan Per hari
Bangkitan pergerakan per hari
(5
(7
(57
)5
8
9(5
67
5
)77
(77
5
577
:lat tinggi 3nteraksi auh
dapat diabaikan
arak &ekat 3nteraksi tata guna lahan antar dua %ona 2.
#anajemen Lalu Lintas
&.
Perambuan Lalu Lintas
3nteraksi rendah "ecil!kecil
3nteraksi
3nteraksi
rendah
menengah
3nteraksi
3nteraksi
menenga
sangat
h "ecil!
tinggi
kecil
Besar!besar
(. :ungsi, Bentuk, $erta ;arna 0ambu b. Penempatan c. Tinggi d. rientasi <. "onstruksi dan Penerangan 0ambu =. "ebijaksanaan Pemerintah =. #etodologi Penelitian 2. Teknik Pengumpulan &ata (. Analisa &ata = >ariabel Penelitian 9. "ondisi Lingkungan
?. "erangka Pikir Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan rambu lalu lintas dan mengetahui pengaruh penempatan perambuan lalu lintas di "ota Palopo sebagai alat pengendali lalu lintas serta memberikan alternatif penempatan rambu sehingga dapat membantu pengaturan pergerakan lalu lintas dan mengurangi "emacetan.
2. Manfaat Penelitian &engan adanya penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai bahan masukan kepada instansi terkait dalam pengaturan sistem rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas khususnya untuk penempatan rambu lalu lintas di "ota Palopo. 0uang lingkup penelitian tentang @Penataan $istem Perambuan Lalu Lintas di "ota Palopo , terbagi dalam dua bagian yakni ruang lingkup -ilayah dan ruang lingkup materi.
1.
Ruan Lin!up "ila#a$
;ilayah penelitian ini dilaksanakan di "ota Palopo yang secara administratif termasuk dalam -ilayah "ecamatan ;ara dan ;ara 'tara. &ipilihnya lokasi penelitian ini berdasarkan pada trend perubahan guna lahan "ota Palopo yang dapat mempengaruhi sistem transportasi 3dentifikasi terhadap semua jenis perambuan lalu lintas terutama pada jalur utama di "ota Palopo dengan melihat keterkaitan antara fungsi guna lahan dengan perambuan lalu lintas dan pengaruh yang ditimbulkan sehingga dapat dikeluarkan konsep perambuan di masa datang. 2. Ruan Lin!up Materi &alam penelitian ini akan membahas tentang sistem perencanaan transportasi dan aspek keruangan. Perambuan lalu lintas sebagai bagian dari sistem transportasi yakni sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas di kaji untuk melihat keterkaitan antara ketiga bahasan tersebut. "ajian ini menjadi bahan dasar peletakan perambuan menurut standarisasi dengan memperhatikan korelasi antar bahasan tersebut.
E. %isti&ati!a Pe&'a$asan &alam penulisan ini akan diambil langkah!langkah yang dapat diuraikan dalam sistimatika pembahasan sebagai berikut1 BAB I PENDAHULUAN $ebagai langkah a-al dalam penelitian ini menguraikan tentang Latar belakang, 0umusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, 0uang lingkup penelitian dan $istimatika pembahasan itu sendiri. BAB II KA(IAN PU%TAKA Pada bab ini mengkaji tentang Pengertian transportasi, Pendekatan perencanaan transportasi, #anajemen lalu lintas, Perambuan lalu lintas dan kebijaksanaan pemerintah. BAB III MET)D)LA*I PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang Lokasi penelitian, #etode pendekatan, Teknik pengumpulan data dan informasi, Alisa data dan pembahasan serta "erangka pikir penelitian. BAB I+ HA%IL DAN PEMBAHA%AN Pada bab ini akan dibahas tentang kondisi fisik "ota Palopo, 3dentifikasi kependudukan "ota Palopo, Aksesibilitas, Tinjauan umum lokasi penelitian, Analisis sistem tata guna lahan dan bangkitan perjalanan, Analisis arus kendaraan, Analisis perambuan lalu lintas dan "onsep ideal penataan sistem perambuan lalu lintas. BAB + PENUTUP $ebagai bahagian akhir dari penelitian ini, maka pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran!saran. BAB II
Transportasi bukanlah suatu tujuan akhir ends akan tetapi merupakan akibat adanya kebutuhan derived demand . $istem transportasi makro sebenarnya terdiri dari beberapa sistem transportasi mikro yang saling terkait dan saling mempengaruhi. $istem transportasi mikro tersebut adalah sistem jaringan prasarana transportasi, sistem kegiatan kebutuhan akan transportasi, sistem pergerakan lalu lintas rekayasa dan manajemen lalu lintas, dan sistem kelembagaan. 3nteraksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan suatu pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerkan kendaraan. "egiatan perubahan dan sistem jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui pergerakan.
Begitu
juga
perubahan
pada
sistem
jaringan
akan
dapat
mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. $elain itu, sistem pergerakan memegang peranan yang penting dalam mengakomodasikan suatu sistem pergerakan agar tercipta suatu sistem pergerakan yang akhirnya juga pasti akan mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada. 'ntuk menjamin ter-ujudnya pergerakan yang aman, lancar, nyaman, murah dan sesuai dengan lingkungannya, terdapat sistem kelembagaan yang terdiri dari beberapa indiidu, kelompok, lembaga, instansi pemerintah serta s-asta yang terlibat dalam masing!masing sistem mikro tersebut. 4ubungan dasar antara sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan merupakan urutan konsep perencanaan transportasi secara berurut sebagai berikut 1 ?ambar +.(. Aksesibilitas Bangkitan Lalu Lintas $ebaran Pergerakan
Pemilihan #oda Pemilihan 0ute Arus Lalu Lintas
#odel perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa seri model yang masing!masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. 1. A!sesi'ilitas Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkan. Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain yang dapat dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak, jika suatu tempat berdekatan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antara kedua tempat tinggi, dan sebaliknya apabila jarak kedua tempat berjauhan maka aksesibilitasnya rendah. ika tata guna lahan yang tersebar dalam ruang secara tidak merata heterogen. &ari sisi jaringan transportasi, kualitas pelayanan transportasi juga berbeda!beda, sistem jaringan transportasi di suatu daerah mungkin lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya baik dari segi kuantitas kapasitas maupun kualitas frekuensi dan pelayanan. $kema sederhana yang memperlihatkan kaitan antara berbagai hal yang diterapkan mengenai aksesibilitas terlihat pada tabel +.(. Tabel +.( "lasifikasi Tingkat Aksesibilitas $umber 1 Tamin ..C, (**8D59.
2.
Ban!itan Perera!an
a.
U&u&
Bangkitan pergerakan adalah Tahapan permodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau %ona. Pergerakan lalu lintas merupakan tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas. Bangkitan lalu lintas ini mengcakup 1 a. Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi b
Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi. Bangkitan dan tarikan pergerakan diba-ah ini
terlihat secara diagram pada gambar +.9
?ambar +.+. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan
Pergerakanyang berasal dari %ona i
Pergerakanyang menuju dari %ona j
$umber 1 Tamin ..C, (**8 D <7 4asil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satuan -aktu, misalnya kendaraan/jam. Bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung pada aspek tata guna lahan 1 a enis tata guna lahan dan b
umlah aktiitas dan interaksi pada tata guna lahan tersebut.
'.
(enis Tata *una La$an
enis tata guna lahan yang berbeda pemukiman, pendidikan, dan komersial mempunyai ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda, yaitu1 a umlah arus lalu lintas b
enis lalu lintas pejalan kaki, truk, mobil
c
Lalu lintas pada -aktu tertentu kantor menghasilkan arus lalu lintas pada pagi dan sore, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari.
umlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter sosial dan ekonomi. c. Intensitas A!ti,itas Tata *una La$an Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat aktiitasnya. $emakin tinggi penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkan. $alah satu ukuran intensitas aktiitas sebidang tanah adalah kepadatannya. Tabel +.+. memperlihatkan bangkitan lalu lintas dari suatu daerah pemukiman yang mempunyai tingkat kepadatan berbeda. ;alaupun arus lalu lintas terbesar yang dibangkitkan berasal dari daerah pemukiman diluar kota, bangkitan lalu
lintasnya karena intensitas aktiitasnya dihitung dari tingkat kepadatan permukiman paling rendah. "arena bangkitan lalu lintas berkaitan dengan jenis dan intensitas perumahan, hubungan antara bangkitan lalu lintas dan kepadatan permukiman menjadi linier. Tabel +.+ Bangkitan Lalu Lintas, enis Perumahan dan "epadatannya. $umber 1 Tamin .C, (**8 D <+
-.
%e'aran Perera!an
a.
U&u&
Pada sebaran arus lalulintas antara %ona i ke %ona j dari dua hal yang terjadi secara bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan yang menghasilkan arus lalulintas dan pemisahan ruang, interaksi antara dua buah tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan manusia dan barang. '. Pe&isa$an Ruan arak antara dua buah tata guna lahan merupakan batas pergerakan. arak jauh atau biaya yang besar akan membuat pergerakan menjadi lebih sulit aksesibilitas rendah, sehingga pergerakan arus lalu lintas cenderung meningkat jika jarak antara kedua %onanya semakin dekat. Pemisahan ruang dapat ditentukan oleh jarak, yang diukur dengan -aktu dan biaya yang lukan. c. Intensitas Ruan an Intensitas Tata *una La$an #akin tinggi tingkat aktiitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat kemampuannya dalam menarik lalu lintas. . Pe&isa$an Ruan an Intensitas Tata *una La$an &aya tarik tata guna lahan akan berkurang dengan meningkatkan jarak dampak pemisahan ruang. Tata guna lahan cenderung menarik pergerakan lalu lintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan dari tempat yang jauh. Pergerakan lalu lintas yang berjarak pendek lebih banyak dibanding yang berjarak jauh. 3nteraksi antara daerah sebagai fungsi dari intensitas setiap daerah dan jarak antara kedua daerah tersebut dapat dilihat pada tabel +.9. aringan transportasi yang baik mampu memecahkan masalah jarak tersebut sehingga interaksi antara kedua tata guna lahan tinggi tanpa memperhatikan faktor jarak. Tabel +.9 3nteraksi Antar &aerah $umber 1 Tamin .C, (**8 D <9 $istem transportasi mengurangi hambatan pergerakan dalam ruang, tetapi tidak mengurangi jarak, sehingga bisa diatasi dengan memecahkan sistem jaringan transportasi.
/.
Pe&ili$an Moa Transportasi an Rute
a.
Pe&ili$an Moa Transportasi
$ecara sederhana moda berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan pilihan pertama biasanya berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. ika menggunakan kendaraan, pilihannya adalah kendaraan pribadi sepeda, sepeda motor, mobil atau angkutan umum bus, becak, dan lain!lain. rang yang hanya mempunyai satu pilihan moda saja disebut dengan captie terhadap moda tersebut. ika terdapat lebih dari satu moda, moda yang dipilihnya biasanya yang mempunyai rute terpendek, tercepat, atau termurah atau kombinasi dari ketiganya. :aktor lain yang mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan keselamatan. 4al ini harus dipertimbangkan dalam pilihan moda. '. Pe&ili$an Rute Prinsip pemilihan moda juga dapat digunakan untuk pemilihan rute. 'ntuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda transportasi bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap. &alam kasus ini, pemilihan moda dan rute dilakukan bersama!sama. 'ntuk kendaraan pribadi, diasumsikan bah-a orang yang memilih moda transportasinya, lalu rutenya. 0. Arus Lalu Lintas Di&anis Arus Paa (arinan (alan
a.
Arus Lalu Lintas an "a!tu Tercepat
Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi jika arus lintas meningkat pad ruas jalan tertentu, -aktu tempuh pasti bertambah karena kecepatan bertambah. Arus maksimum yang dapat mele-ati suatu titik biasanya pada persimpangan dengan lampu lalu lintas biasanya disebut arus jenuh. "apasitas ruas jalan perkotaan biasanya dinyatakan dengan kendaraan atau dalam satuan mobil penampang/smp per jam. 4ubungan antara arus dengan -aktu tempuh atau kecepatan tidaklah linear. Penambahan kendaraan tertentu pada saat arus rendah akan menyebabkan -aktu tempuh lebih kecil jika dibandingkan dengan penambahan kendaraan pada saat arus jenuh. '. Tin!at Pela#anan Terdapat dua defenisi tentang tingkat pelayan suatu ruas jalan1 (
Tingkat Pelayanan Tergantung Arus 4al ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan, yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. leh karena itu, tingkat pelayanan pada suatu jalan tergantung pada arus lalu lintas.
+
Tingkat Pelayanan Tergantung :asilitas 4al ini sangat tergantung pada jenis fasilitas, bukan arusnya. alan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan tinggi, sedangkan jalan yang sempit mempunyai tingkat pelayanan yang rendah.
#anajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan optimasi penggunaan, prasarana yang ada melalui peredam atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan Abu Bakar, 3, dkk, (*** 1 +++ Pengolahan SPSS, Pengolahan SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS Statistik, Pengolahan SPSS Dengan Spss, Pengolahan SPSS Deskriptif, Olah SPSS, Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS Dengan Spss, Olah SPSS Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS akarta, Olah SPSS Depok, Analisis SPSS, Analisis SPSS Kuantitatif, Analisis SPSS Penelitian, Analisis SPSS Katagorik, Analisis SPSS Statistik, Analisis SPSS Spss, Analisis SPSS Panel, asa Pengolahan SPSS, asa Pengolahan SPSS Statistik, asa Pengolahan SPSS Skripsi, asa Pengolahan SPSS Spss, Analisis SPSS Penelitian, Analisis SPSS Penelitian Deskriptif, Analisis SPSS Penelitian !ksperimen, Analisa SPSS Statistik, Olah SPSS Tesis, Pengolaha SPSS Tesis, Regresi, Regresi "inier #erganda, Regresi "inier, Analisa SPSS S!M, Olah SPSS S!M, Pengolahan SPSS S!M, Ahli S!M, Pakar S!M, Konsultan S!M, #ela$ar S!M, Kursus S!M, Pengolahan SPSS, Pengolahan SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS Statistik, Pengolahan SPSS Dengan Spss, Pengolahan SPSS Deskriptif, Olah SPSS, Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS Dengan Spss, Olah SPSS Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS Tujuan pokok manajemen lalu lintas adalah memaksimumkan pemakaian sistem jalan tanpa merusak kualitas lingkungan. 'kuran!ukurannya dapat berkaitan dengan satu kategori lalu lintas misalnya pejalan kaki atau lalu lintas campuran dan pengendalian operasional yang ketat pada rute jalan bebas hambatan di kota. "ebanyakan peraturan lalu lintas menghasilkan beberapa kerugian yang harus dihilangkan. "erugian tersebut misalnya pada pengendara sepeda motor berkaitan dengan peningkatan pelayanan transportasi umum. #anajemen lalu lintas dapat menangani perubahan!perubahan pada tata letak geometri, pemuatan petunjuk! petunjuk tambahan dan alat!alat pengaturan seperti rambu!rambu, tanda!tanda jalan untuk pejalan kaki, penyeberangan dan lampu untuk penerangan jalan. #anajemen lalu lintas dalam hal ini adalah manajemen operasional lalu lintas perkotaan terpadu sebagai bagian internal dari manajemen transportasi perkotaan terpadu, merupakan salah satu sektor dari manajemen perkotaan secara menyeluruh.
&esain fasilitas lalu lintas rambu lalu lintas merupakan salah satu elemen kunci rekayasa dan manajemen lalu lintas jalan. Pengguna jalan berkepentingan terhadap fasilitas lalu lintas untuk informasi dan petunjuk serta pengelola jalan bertanggung ja-ab untuk menegakkan peraturan lalu lintas, manajemen dan pengambilan lalu lintas serta peningkatan "eselamatan kendaraan. adi desain fasilitas perambuan lalu lintas merupakan komunikasi antara pengelola jalan dan pengguna jalan. a. Ra&'u Perinatan &igunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya pada bagian jalan didepannya. 0ambu peringatan ditempatkan sekurang!kurangnya pada 57 meter atau pada jarak tertentu sebelum tempat berbahaya dengan memperhatikan kondisi lalu lintas, 2uaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh faktor geografis, geometris, permukaan jalan dan kecepatan rencana jalan, rambu peringatan dapat dilengkapi dengan papan tambahan. arak antara rambu dan permulaan bagian jalan yang berbahaya tersebut tidak dapat diduga oleh pemakai jalan dan tidak sesuai dengan keadaan biasa. 0ambu peringatan dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dengan a-al bagian jalan yang berbahaya dinyatakan dengan papan tambahan. ;arna dasar rambu peringatan ber-arna kuning dengan lambang atau tulisan ber-arna hitam. Bentuk rambu peringatan bujur sangkar dan empat persegi panjang.
'.
Ra&'u Laranan &igunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang oleh pemakai jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. 0ambu larangan dapat juga dilengkapi dengan papan tambahan. ;arna dasar rambu larangan mempunyai -arna putih bertuliskan hitam atau merah. Bentuk rambu larangan terdiri segi delapan sama sisi, segi tiga sama sisi larangan silang,dengan ujung! ujung yang runcing dan lingkaran. c. Ra&'u Perinta$ &igunakan untuk menyatakan perintah yang -ajib oleh pemakai jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik ke-ajiban dimulai. 0ambu ini dapat dilengkapi dengan papan tambahan dan dilengkapi dengan rambu petunjuk pada jarak yang layak sebelum titik ke-ajiban dimulai. ;arna dasar rambu perintah ber-arna biru dengan lambang atau tulisan ber-arna putih serta merah garis serong sebagai batas akhir perintah. . Ra&'u Petun3u! &igunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain!lain bagi pemakai jalan yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga daya guna sebesar!besarnya dengan memperhatikan keadaan jalan, dan kondisi lalu lintas, sedang untuk menyatakan jarak dapat digunakan papan tambahan atau pada rambu itu sendiri. 0ambu petunjuk untuk menyatakan tempat fasilitas umum, batas -ilayah suatu daerah, situasi jalan, .dan rambu berupa kata!kata serta tempat khusus dinyatakan dengan ber-arna dasar coklat dengan lambang atau tulisan -arna putih. 2. Pers#aratan Bentu! an "arna Bentuk dan -arna digunakan untuk membedakan antara kategori!kategori rambu yang berbeda, dimana dapat 1 E #eningkatkan kemudahan pengendalian bagi pengemudi
E E
#embuat pengemudi dapat lebih cepat untuk mereaksi #enciptakan reaksi!reaksi standar dan naluri terhadap situasi!situasi standar. $ecara khusus bentuk dan -arna yang digunakan pada perambuan lalu lintas yaitu 1 1. "arna E #erah menunjukkan bahaya E "uning menunjukkan peringatan E Biru menunjukkan perintah E 4ijau menunjukkan informasi umum 2. Bentu! E Bulat menunjukkan larangan
E
$egi empat sumbu regional menunjukkan kegiatan bahaya dan petunjuk. umum rambu!rambu menggunakan dua -arna untuk menyampaikan pesan, satu -arna terang dan yang lain -arna gelap. "adang!kadang -arna yang ketiga digunakan sebagai suatu lingkaran di sekeliling rambu. Akan tetapi rambu!rambu yang kecil tergantung pada -arna latar belakang terang yang digunakan dan biasanya tulisan!tulisan hitam diatas latar belakang terang digunakan dan biasanya tulisan latar belakang putih atau kuning. $edang tiang penyangga pada rambu biasanya ber-arna abu!abu. Tiang!tiang untuk lampu pengatur lalu lintas, penyeberangan %ebra dan tanda!tanda bahaya lainnya adalah hitam dan putih. -. U!uran Huruf "emudahan membaca ditentukan oleh ukuran huruf dan lebar dari ketebalan huruf ratio perbandingan, tinggi 1 lebar biasanya ( 1 ( dan + 1 (, ratio tinggi 1 ketebalan huruf biasanya antara * 1 ( dan 5 1 (. 'kuran huruf dapat dinyatakan dengan rumus 1
.
dimana 1 4 F Tinggi huruf kecil yang diperlukan tinggi huruf besar F (.994 L F arak dari titik rambu di baca sampai ke rambu tersebut. 3 F kemudahan membaca. >( F "ecepatan A-al $ F Tinggi rambu A. F $udut ketinggian dari titik pembacaan rambu yang paling dekat "emudahan membaca 3 diukur dalam meter untuk suatu jarak tertentu yang dapat membaca 57 mm tinggi huruf. #isalnya standar seorang pengemudi dalam membaca huruf setingggi *7 mm, atau sama dengan 3 F ++ G 57/*7 F (9 meter per 57 mm tinggi huruf. /. Lo!asi an Pene&patan Daera$ &aerah tempat dipasangnya rambu dihitung dengan cara mengkaitkan jarak kebebasan pandangan terhadap -aktu alih gerak manuver kendaraan yang diperlukan biasanya berhenti, dan untuk itu jarak tersebut adalah berupa kecepatan rencana jarak pandangan henti. "ecepatan yang digunakan dapat berupa kecepatan rencana batas kecepatan, atau jika suatu masalah yang sifatnya praktis telah diidentifikasikan maka berdasarkan surey dapat ditetapkan
kecepatan setempat atas dasar persentil ke 6. $ecara praktis hal ini berarti bah-a jarak penempatan rambu merupakan fungsi kecepatan rencana pada jalan tersebut.
0ambu harus ditempatkan sesuai dengan standar kebebasan samping sekurang! kurangnya 7,<7 m dari tepi badan jalan kuat yang normal, dan meningkat hingga (,+ meter pada jalan ganda kecepatan tinggi serta 7,97 m untuk rambu yang dipasang pada pemisah jalan media. 0ambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, diluar jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan dan atau pejalan kaki serta mudah dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan. Akan tetapi dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di sebelah kanan atau diatas daerah manfaat jalan dengan memperhatikan faktor!faktor antara lain geografis, geometri jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandangan dan kecepatan kendaraan. Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal (,85 m dan paling tinggi maksimum +,<5 m diatas titik pada sisi jalan yang tinggi yang diukur dari permukaan ,jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian ba-ah atau papan tambahan sedangkan rambu yang dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi minimum +,77 m dan maksimum +,<5 m dari sisi daun rambu yang paling ba-ah atau papan tambahan. "hususnya untuk rambu peringatan, ditempatkan diatas daerah manfaat jalan maksimum 5,77 m. 0ambu!rambu pada umumnya beriorentasi mengarah tegak lurus terhadap arah perjalanan sumbu jalan untuk jalan yang melengkung/belok ke kanan. akan tetapi untuk jalan atau melengkung/belok ke kiri, pemasangan posisi rambu harus digeser minimal 97 searah jarum jam dari posisi rambu tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu seperti tempat penyeberangan orang, tempat perhentian bus, tempat parkir dan petunjuk fasilitas pemasangan rambunya sejajar dengan tepi jalan, dan arah rambu harus mengarah pada arah yang tepat. Posisi rambu tidak boleh terhalang oleh bangunan, pepohonan dan atau benda!benda lain yang dapat menghilangkan atau mengurangi arti rambu tersebut. Pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum + buah daun rambu. 0. Material Pe&antulan an Peneranan 0ambu!rambu dapat dibuat dari logam lempengan aluminium atau baja, plastik atau kayu 1 rambu!rambu yang melampaui suatu ukuran tertentu akan memerlukan suatu perkuatan konstruksi. Tiang rambu dapat dibuat dari logam, beton dan kayu. Permukaan rambu harus berupa lapisan bahan yang efektif yang tahan 2uaca ditempatkan diatas plat aluminium, cat email kering udara air drying namel paintD cat selulosa Dmaterial plastik yang memantulkan cahaya. 0ambu!rambu harus mudah terlihat baik siang hari maupun malam hari untuk melihatnya pada malam hari akan membutuhkan sistem pemantulan reflektorasasi atau lampu penerangan pada rambu tersebut. ika memungkinkan, maka rambu harus dipasang pada tiang!tang yang t elah ada di jalan misalnya pada tiang!tiang lampu lalu lintas dan tiang listrik dengan sei%ing pemiliknya, dengan maksud untuk memperkecil jumlah perlengkapan jalan untuk alasan!alasan estetika dan "eselamatan. ika tidak memungkinkan, maka harus digunakan tiang dari logam. 0ambu!rambu yang besar akan memerlukan design yang khusus dengan pondasi yang cukup kuat untuk memerlukan tekanan gaya angin.
1.
Peraturan Pe&erinta$ No. /- Ta$un 144- Tentan Prasarana an Lalu Lintas (alan.
&alam pasal + ayat ( dan + dijelaskan bah-a manajemen lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, penga-asan, dan pengendalian lalu lintas. "egiatan perencanaan lalu lintas meliputi 1 tarisasi dan ealuasi tingkat pelayanan. E Penerapan tingkat pelayanan yang diinginkan. E Penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas. E Penyusunan rencana dan program pelaksanaan per-ujudannya. Pasal ) ayat ( dan + tentang rekayasa lalu lintas dijelaskan bah-a dalam rangka pelaksanaan manajemen lalu lintas di jalan, dilakukan dengan rekayasa lalu lintas. 0ekayasa lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas, meliputi 1 E Perencanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan. E Perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu!rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, sera alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan. 2. Keputusan Menteri Per$u'unan No. KM Ta$un 144- tentan Ra&'u Lalu
Lintas i (alan
E E E E E b. E H H H H E
Penempatan rambu lalu lintas dijelaskan pada bab >, yakni1 a. Bagian ketiga, penempatan perambuan menurut ukuran pasal +5 1 'kuran daun rambu terdiri dari ukuran besar, ukuran sedang, ukuran kecil dan ukuran sangat kecil. &aun ukuran rambu besar ditempatkan pada jalan dengan kecepatan rencana lebih dari 67 km per jam. &aun ukuran rambu sedang ditempatkan pada jalan dengan kecepatan rencana lebih dari <7 km per jam. &aun ukuran rambu kecil ditempatkan pada jalan dengan kecepatan rencana lebih dari <7 km per jam atau kurang. &alam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan kondisi lalu lintas, dapat ditempatkan daun rambu!rambu ukuran sangat kecil. Bagian keempat, penempatan rambu peringatan. Pasal +< 1 0ambu peringatan ditempatkan pada sisi jalan sebelum tampak atau bagian jalan yang berbahaya. &engan jarak 1 #inimum (67 meter, untuk jalan dengan kecepatan lebih rendah dari (77 km per jam. #inimum (77 meter, untuk jalan dengan kecepatan rencana lebih dari 67 km per jam sampai dengan (77 km per jam. #inimum 67 meter, untuk jalan dengan kecepatan rencana lebih dari 67 km per jam. #inimum 57 meter, untuk jalan dengan kecepatan rencana lebih dari <7 km per jam atau kurang. Apabila diperlukan gagasan atau penanggulangan rambu peringatan dilengkapi dengan papan tambahan.
c. E E E
E E E E E
E E E E E E
E E E
Bagian kelima, penempatan rambu larangan Pasal +8 1 0ambu larangan ditempatkan sedekat mungkin pada a-al bagan jalan dimulainya rambu larangan. 'ntuk rambu larangan nomor +(,8 dan 6 ditempatkan pada a-al bagian jalan dimulainya larangan. 0ambu larangan nomor +7, ++ dan +9 ditempatkan pada bagian a-al berakhirnya rambu larangan. d. Bagian keenam, penempatan rambu perintah Pasal +6 1 0ambu perintah nomor * ditempatkan sedekat mungkin dan a-al bagian jalan di mulainya perintah. 0ambu perintah nomor
E
E E H H E
g. E E E
Papan tambahan ditempatkan dengan jarak 5 cm sampai dengan (7 cm dari sisi terba-ah daun rambu, dengan lebar papan tambahan secara ertikal tidak melebihi sisi daun rambu. 'kuran perbandingan papan tambahan antara panjang dan lebar adalah ( satu berbanding + dua Papan tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( tidak dapat ditempatkan pada. 0ambu peringatan pada nomor +<,+
A.
"a!tu Dan Lo!asi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Palopo khususnya pada pusat kota "ecamatan ;ara dan "ecamatan ;ara 'tara, selama dua bulan yaitu mulai bulan :ebruari sampai bulan #aret tahun +779 dengan judul @Penataan $istem Perambuan Lalulintas di "ota Palopo. Pertimbangan pemilihan judul ini yaitu dengan melihat perkembangan kota Palopo yang begitu pesat sehingga perlu pembenahan di berbagai sektor, termasuk didalamnya adalah sektor transportasi khususnya masalah sistem perambuan lalulintas. B. Metoe Pene!atan 'ntuk mencapai tujuan studi ini melalui suatu proses maka dilakukan dengan urutan pengerjaan dalam studi ini. 'rutan!urutan pengerjaan tersebut adalah 1 (. #engidentifikasi setiap jenis perambuan lalu lintas dan pengaruhnya terhadap sirkulasi lalu lintas dan keselamatan serta kelancaran berlalu lintas. +. #engenali konflik!konflik pergerakan lalu lintas di "ota Palopo khususnya terhadap ruas!ruas jalan utama. 9. #enemukenali dampak aktiitas guna lahan terhadap pengaruh sirkulasi lalu lintas ). #encermati arah perkembangan kota yang ditandai dengan perubahan tata guna lahan yang implikasinya terhadap sistem transportasi yang akan terjadi. Teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam penelitian ini dengan + dua cara, yaitu 1
(.
&ata Primer, diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian mengenai perambuan lalu lintas dan aspek!aspek yang berpengaruh terhadap peletakan rambu di "ota Palopo. &ata!data yang diperoleh melalui surey dan pengamatan langsung yang berhubungan dengan penataan perambuan lalu lintas adalah 1 a. enis penggunaan lahan b. >olume lalu lintas c. "ecepatan asal dan tujuan pergerakan d. "ondisi jaringan jalan e. enis, jumlah, kondisi dan penempatan rambu lalu lintas a. &ata $ekunder, diperoleh melalui pengambilan data dan informasi pada instansi!instansi terkait dan studi kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian. enis dan sumber data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 i. "ondisi eksisting penggunaan lahan "ota Palopo, data ini bersumber dari Bappeda dan &inas Tata 0uang "ota Palopo ii. enis dan letak rambu lalu lintas, jumlah armada angkutan mikrolet per rute dan jalur angkutan umum. &ata tersebut bersumber dari &inas LLA "ota Palopo iii. Perkembangan jumlah penduduk "ota Palopo, data ini diperoleh dari "antor BP$. 'ntuk dapat mengidentifikasi masalah yang menyangkut peramalan kebutuhan dan lokasi penempatan perambuan lalu lintas di "ota Palopo, maka dipergunakan teknik analisis yakni analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. 'ntuk analisis deskriptif diperoleh dari telaah studi literatur yang menyangkut data yang berupa nilai dan angka, adapun analisis berikut ini bertujuan untuk mengetahui arus kendaraan pada suatu ruas jalan dengan analisis sebagai berikut, #orlok, (*65 D (*7 I (*+ 1 (. 'ntuk menghitung seberapa besar pengaruh lalu lintas terhadap olume kendaraan yang melintas pada suatu jalan digunakan rumus 1 >olume lalu lintas 1 JFN/T &imana 1 > F >olume lalu lintas yang melalui suatu titik $#P / am N F umlah kendaraan yang mele-ati pada suatu jalan $#P T F ;aktu pengamatan am 9. 'ntuk menghitung seberapa besar pengaruh kecepatan lalu lintas yang melintasi suatu jalan menggunakan rumus 1 "ecepatan rata! rata 1 ' F $ / T &imana 1 ' F "ecepatan rata! rata km / jam $ F arak tempuh km T F ;aktu tempuh jam ). 'ntuk menghitung seberapa besar kepadatan lalu lintas yang melintasi pada suatu jalan digunakan rumus 1 "epadatan kendaraan 1 &F>/'
&imana 1 & F "ecepatan rata!rata kendaraan $#P / am > F >olume lalu lintas rata!rata $#P / am ' F "ecepatan rata!rata kendaraan "m / am Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan yang ingin dicapai,maka ariabel yang akan diamati dalam penelitian ini berkaitan dengan penataansistem perambuan lalulintas adalah1 (.
"arakteristik Arus Lalulintas Arus lalulintas merupakan interaksi antar pengendara,kendaraan dan
elemen dari jalan serta lingkungan. a. $irkulasi Lalulintas b. >olume lalulintas c. "ecepatan "endaraan d. "epadatan Lalulintas +.
"arakteristik "omponen Lalulintas a. "arakteristik $arana $arana adalah kendaraan atau moda angkutan yaitu suatu alat yang dapat bergerak di jalan terdiri dari kendaraan bermotor dan tidak bermotor. !
"endaraan ringan/kecil
!
"eeendaraan sedang
!
"endaraan berat/besar
!
$epeda motor
teristik Prasarana alan kutan umum ambu lalulintas kir di badan jalan b. Akses tata guna lahan
c. Perilaku pengendara d. Pejalan kaki ).
$istem Pergerakan
a pergerakan rah pelayanan sarana dan sistem transportasi