KOMPLIKASI 1. Perdarahan Gastrointestinal Pada kondisi gastritis yang tidak ditangani dengan baik, maka akan berakibat pada peradangan yang berlanjut. Peradangan yang berlanjut ini akan mengakibatkan pada rusaknya mukosa lambung. Hal ini terjadi karena selain zat korosif HCl juga dipicu oleh mediator yang merupakan suatu proteolitik. Bila sudah mencapai mukosa, dan berlanjut menuju lapisan submukosa yang kaya akan pembuluh darah, maka dapat terjadi kondisi perdarahan yang persisten (Marx, 2010). 2. Perforasi Gaster Proses inflamasi yang terjadi terus menerus dan sifat korosif HCl yang menembus barier mukosa, menjadikan kerusakan struktural yang berarti. Hal ini akan merusak pada vaskularisasi di gaster sendiri. Sehingga, akan terjadi suatu kondisi iskemik terlokalisasi, iskemik ini akan berlanjut pada nekrosis sel, sehingga akan dapat dengan mudah mengalami rupture. Sehingga, dapat terjadi perforasi gaster (Marx, 2010).
3. Anemia defisiensi besi Pada kondisi komplikasi gastritis seperti terjadi perdarahan, maka akan terjadi kehilangan darah yang persisten. Hal ini dianggap sebagai mekanisme awal dari terjadinya anemia defisiensi besi. Kehilangan darah yang berlanjut ini menjadikan kurangnya total ikatan besi dalam darah atau total iron binding capacity. Sehingga, akan muncul tanda dan gejala anemia yang khas. Selain itu, pada kondisi gastritis juga terjadi suatu kondisi dimana mukosa gaster mengalami defek baik secara struktural atau fungsionalnya. Penyerapan dari beberapa zat seperti vitamin B12 dan besi sendiri akan mengalami gangguan. Pada suatu penelitian, didapat bahwa pasien dengan terapy besi 100mg perhari mengalami pemanjangan waktu gejala pada kondisi gstritis. hal ini menunjukan adanya penurunan efikasi
dari penyerapa besi sendiri yang bermanifestasi pada anemia defisiensi besi (Hershko, 2014). 4. Carcinoma Gaster Mukosa gaster adalah suatu struktur yang terdiri dari sel epitel dan tersusun atas banyak glandula. Glandula ini memiliki peran masing-masing yang saling mendukung. Hal ini merupakan kondisi yang mendasari perkembangan komplikasi menuju suatu keganasan. Kerusakan mukosa gaster pada gastritis terjadi pada beberapa tempat saja. Hal ini menjadikan fungsi mereka mengalami penurunan, sehingga akan berakibat pada hyperaktivitas dari sel kelenjar yang lain. Berawal dari hyperaktivitas inilah dapat memicu proliferasi patologis yang dapat berujung pada suatu kondisi keganasan (Bayless, 2005). Hershko, Chaim., Clara, Camaschella. 2014. “How I Treat Unexplained Refractory Iron Deficiency Anemia”. American Society of Hematology Blood Journal : 123 (3). Washington Bayless, TM., Anna, Diehl. 2005. Advance Therapy in Gastroenterology and Liver Disease. USA: BCDecker Marx, JA., etal. 2010. Rosen’s Emergency Medicine-Concept and Clinical Practice. USA: Elsevier