Klassifikasi Osteomyelitis Berdasarkan Topazian, osteomyelitis dapat diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis, radiology dan etiologi. Klasifikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut: Osteomyelitis supuratif Osteomyelitis non-supuratif non-supur atif 1. Osteomyelitis supuratif akut 1. Osteomyelitis sklerotik kronis 2. Osteomyelitis supuratif kronis Osteomyelitis sklerotik fokal Osteomyelitis supuratif kronis primer Osteomyelitis sklerotik difus Osteomyelitis supuratif kronis sekunder 2. Osteomyelitis Osteomyelitis sklerotik Garr è 3. Infantile osteomyelitis 3. Osteomyelitis aktinomikotik 4. Osteomyelitis radiasi dan nekrosis y
y
y
y
Secara klinis, ada 4 jenis osteomyelitis yang umum dijumpai di rahang, yaitu: 1. Osteomyelitis supuratif akut 2. Osteomyelitis supuratif kronis sekunder : Merupakan kelanjutan dari Osteomyelitis supuratif akut 3. Osteomyelitis supuratif kronis primer : Tanpa diawali dengan Osteomyelitis supuratif akut dan selalu menjadi infeksi rendah. 4. Osteomyelitis non-supuratif : Terlihat perbedaan secara klinis, tergantung dari tipe penyakitnya. Berikut ini adalah beberapa ciri klinis: 1. Osteomyelitis supuratif akut, dikarakteristikkan oleh 4 ciri khas: -
Nyeri yang dalam dan intens
-
Demam yang tinggi dan intermiten
-
Paresthesia atau anesthesia Nervus mentalis
-
Penyebab yang dapat teridentifikasi dengan jelas.
Selain itu, juga terdapat beberapa ciri lain dari Osteomyelitis supuratif akut yang dalam tahap awal, seperti berikut ini: -
Gigi yang tidak goyah
-
Pembengkakan minimal
-
Tidak terdapat fistula
Pada saat ini, masih terjadi Osteomyelitis intramedular saja, jika diberi antibiotic pada saat ini, maka dapat dicegah perjalanannya ke periosteum. Namun, apabila dibiarkan tanpa ada terapi antibiotik Osteomyelitis ini dapat menjadi ke tahap yang lebih lanjut, dimana terdapat gejala sebagai berikut: -
Gigi menjadi goyah dan sensitif terhadap perkusi
-
Pus terlihat di sulkus gingival
-
Sakit bila di palpasi
-
Pembentukan abses dengan panas yang terlokalisir, dan
-
Membesarnya dimensi tulang akibat meningkatnya aktivitas periosteal.
2. Osteomyelitis supuratif kronis sekunder, penyakit ini merupakan kelanjutan dari Osteomyelitis supuratif akut yang tidak dilakukan terapi atau pengobatan terlebih dahulu. Berikut adalah cirinya: -
Adanya fistula
-
Indurasi jaringan lunak (keras seperti papan)
-
Menebalnya/mengerasnya jaringan tulang
-
Nyeri pada saat palpasi
-
Pada gambaran radiograf tampak gambaran berupa sekuester tulang.
3. Osteomyelitis supuratif kronis primer -
Nyeri yang tidak parah
-
Membesarnya rahang dengan perlahan
-
Pembentukan sekuester secara bertahap, biasanya tanpa fistula.