I S
G A K AN I F N I S I A A S Y L U A K L IT E P ST IN
I IZ
FIRDA NABILA HIJRAH SOFIA AZIZAH
MACAM PELAYANAN GIZI INSTITUSI BERDASARKAN KLASIFIKASINYA DAPAT DIBAGI MENJADI : 1. Pelayanan Gizi Institusi Industri ( Tenaga Kerja) 2. Pelayanan Gizi Institusi Social (Panti Asuhan) 3. Pelayanan Gizi Institusi Asrama 4. Pelayanan Gizi Institusi Sekolah 5. Pelayanan Gizi Institusi Rumah Sakit 6. Pelayanan Gizi Institusi Komersial 7. Pelayanan Gizi Institusi Khusus 8. Pelayanan Gizi Untuk Pelayanan Darurat
1. PELAYANAN GIZI INSTITUSI INDUSTRI ( TENAGA KERJA) • Pelayanan gizi ini lebih dikenal dg pelayanan gizi utk pekerja (pabrik, perusahaan, perkebunan, industry kecil diatas 100 karyawan, industri tekstil, perkantoran, bank dan sbg.) • Tujuan →utk mencapai tingkat kesehatan dan stamina pekerja yg sebaik-baiknya, agar dpt diciptakan suasana kerja yg memungkinkan tercapainya produktivitas kerja yg maksimal. • Penyelenggaraan makanan tenaga kerja ini dikelola oleh pemilik sendiri secara penuh, dikontrakkan dgn pemborong makanan, ataupun dikelola oleh serikat buruh bersama perusahaan, kadang kegiatan pengelolaan ini dimodifikasi dgn kombinasi cara-cara yg telah disebutkan.
LANJUTAN… Pelayanan gizi institusi industry memiliki karakteristik sebagai berikut : a.Standar makanan yg disediakan diperhitungkan sesuai dgn beban kerja dan lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja. Dgn waktu kerja sekitar 8 jam, tenaga kerja memerlukan energy makanan yg mengandung sepertiga atau lebih makanan dr kebutuhan makanan sehari. Untuk variasi pekerja berat dan sedang yg membutuhkan sebanyak 2800 kalori dan 2500 kalori sehari, penyediaan makanan berkisar antara 800-1.100 kalori, yg dpt dibagi menjadi makanan lengkap ditambah segelas air manis atau sepotong makanan kecil. b.Frekuensi makanan berkisar 1-6 kali, yaitu 1-3 kali makanan lengkap dan selebihnya makanan/minuman selingan.
LANJUTAN… c.Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makn siang atau makan sore, kadang kala ada makan pagi dan malam. Semua makanan diberikan diruang makan lengkap dengan air minum. d.Pada saat pabrik tidak berproduksi, yaitu pada hari libur, maka pemberian makan ditiadakan/ diganti bahan lain. e.Diperlukan tenaga khusus yang mengelola makanan serta melayani makanan di ruang makna. f. Jumlah yang harus dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan. Penyediaan untuk tamu dilakukan tersendiri atau terpisah.
LANJUTAN… g. Macam hidangan sederhana, tidak banyak variasi dan disajikan menurut kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan klien. h. Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan yang paling banyak dilakukan adalah menggunakan tiket makanan yang bertanggal. Makanan tidak dapat digantikan dengan uang. Pengelola pelayanan gizi institusi industry ini sudah banyak dilakukan di Indonesia terutama untuk perusahaan besar yang mempekerjakan lebih dari 500 orang buruh dan cukup baik pengelolaanya. Di Jakarta hamper 50 % perusahaan telah menyediakan makanan dengan berbagai cara pengelolaan dan dana yang berbeda. Aspek ini telah ditetapkan dalam Surat Edaran Dirjen Binawas tahun 1979 yang
2. PELAYANAN GIZI INSTITUSI SOCIAL (PANTI ASUHAN) • Makanan institusi sosial adalah makanan yang dipersiapkan dan dikelola untuk masyarakat yang diasuhnya, tanpa memperhitungkan keuntungan dari institusi tersebut. Termasuk institusi social adalah pihak pemerintah atau swasta yang menangani rumah yatim piatu, panti asuhan, panti jompo, panti cacat, panti tuna netra serta institusi lain yang mengelola makanan institusi secara social
LANJUTAN… • Dalam pelaksanaan kegiatan ini, makanan institusi social berada dlm lingkup dan pembinaan Departemen Sosial. Makanan institusi social mempunyai ciri sbg berikut : a.Pengelolaannya oleh atau mendapat bantuan dari Departemen Sosial atau badan-badan amal lainnya. b.Melayani sekelompok masyarakat dari usia 0-75 tahun, sehingga memerlukan kecukupan gizi yang berbedabeda. c. Mempertimbangkan bentuk makanan, suka dan tidak suka anak asuh/klien menurut kondisi klien (kecukupan gizi anak, dan kecukupan gizi orang dewasa/ jompo). d.Harga makanan yang disajikan seyogyanya wajar, dan tidak mengambil keuntungan, sesuai dengan keterbatasan dana. Dana makanan terbatas disediakan.
LANJUTAN… e.Konsumen mendapat makanan 2- 3 kali ditambah makanan selingan 1- 2 kali perhari, makanan disediakan dengan secara kontinyu setiap hari. f. Macam konsumen yang dilayani macam dan jumlahnya tetap. g.Sususnan hidangan sederhana dan variasi terbatas. Penyelenggaraan makanan institusi sosial ini, sebagian besar mendapat subsidi dr pemerintah pusat, daerah, ataupun dr yayasan-yayasan amal yg ada. Disamping itu jg ada donator tetap dan donator tdk tetap, keadaan ini mengakibatkan pengelola makanan institusi hrs dpt memperhitungkannya scr tepat sehingga tdk mengganggu kelancaran pelaksaannnya.
3. PELAYANAN GIZI INSTITUSI ASRAMA • Yang dimaksud asrama dalam pengertian diatas adalah tempat atau wadah yang diorganisir sekelompok masyarakat tertentu, yang mendapat pelayanan makanana secara kontinyu. Pendirian asrama dan penyedia pelayanan makanan bagi penghuni asrama, didasarkan atas kebutuhan masyarakat yang oleh sesuatu kepentingan harus berada ditempat lain dalam rangka tugasnya. • Pelayanan gizi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat golongan tertentu yang tinggal di asrama pelajar, mahasiswa, ABRI , kursus dan sebagainnya.
LANJUTAN… Makanan untuk asrama memiliki ciri khusus seperti : 1. Dikelola oleh pemerintah ataupun peran serta masyarakat. 2. Standar gizi disesuaikan menurut kebutuhan golongan yang diasramakan serta disesuaikan dengan sumber daya yang ada. 3. Melayani berbagai golongan umur ataupun sekelompok usia tertentu. 4. Dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi institusi, bila dipandang perlu dan terletak ditengah perdagangan/kota. 5. Frekwensi makan 2-3 kali sehari, dengan atau tanpa makanan selingan. 6. Jumlah yang dilayani tetap. 7. Macam pelayanan makanan tergantung peraturan
4. PELAYANAN GIZI INSTITUSI SEKOLAH • Pelayanan gizi yang diperkirakan untuk memberikan makanan bagi anak sekolah, selama berada disekolah, baik sekolah pemerintah ataupun swasta. • Awalnya program makan makanan sekolah dimaksudkan untuk membantu meningkatkan status gizi anak-anak yang keluarganya kurang mampu. Namun kebutuhan makanan di sekolah lambat laun menjadi kebutuhan semua golongan masyarakat, sebagai akibat waktu sekolah yang cukup panjang ataupun anak tidak sempat makan dirumah sebelum ke sekolah. • Di luar negeri makanan anak sekolah tercatat sejak tahun 1753 di Perancis, dan menyebar di Eropa serta Amerika, setelah tahun-tahun tersebut, Victor Hugo dan Ellen H, merupakan
LANJUTAN… Ada beberapa fungsi yang dijalankan bagi kantin makanan di sekolah : 1.Kantin harus dapat memberikan pelayanan untuk makanan pagi, siang, sore, ataupun makanan kecil/makanan lengkap. 2.Makanan yang disediakan di kantin adalah makanan yang bergizi, dan sebagai bahan pendidikan bagi anak serta mendorong membiasakan anak untuk memilih makanan yang bergizi bagi dirinya sendiri. 3.Makanan yang dipersiapkan tidak berorientasi pada keuntungan, tetapi diarahkan untuk pendidikan dan perubahan perilaku anak terhadap makanan. Oleh karena itu dalam
LANJUTAN… 4.Lokasi atau tempat atau ruang kantin, disediakan sedemikian rupa sehingga anak dapat mengembangkan kreasinya dan dapat mendiskusikan pelajarannya. 5.Makanan dipersiapkan dalam keadaan yang bersih dan saniter. 6.Menciptakan manajemen yang baik sehingga dapat dicapai keseimbangan pembiayaan kantin yang memadai.
5. PELAYANAN GIZI INSTITUSI RUMAH SAKIT • Pelayanan gizi diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan sakit atau sehat selama mendapat perawatan. Termasuk klasifikasi ini adalah rumah sakit tipe A,B,C,D,E khusus, rumah bersalin, rumah sakit bersalin, balai pengobatan, ataupun puskesmas keperawatan.
LANJUTAN… Makanan untuk orang sakit memiliki kekhususan seperti berikut: 1.Pengelola adalah peemilik rumah sakit, ataupun melalui badan atau bagian tertentu yang diserahi tugas tersebut dengan tanggung jawab tetap berada pada pemilik. 2.Rumah sakit memiliki kelengkapan untuk sarana fisik, peralatan serta penunjang lain termasuk sumber daya untuk pelaksanaannya. 3.Makanan yang disajikan adalah makanan penuh sehari 3-4 kali makan sehari dengan atau tanpa makanan selingan. 4.Standar makanan memuat standar makanan orang sakit sesuai dengan peraturan dan syarat kesehatan yang disesuaikan dengan peraturan rumah sakit.
LANJUTAN… 5. Konsumen lebih bervariasi, dan jumlahnya tidak tetap dengan macam makanan yang juga berbeda dari hari ke hari berikutnya. 6.Harga makanan per porsi sesuai dengan ketetapan rumah sakit. 7.Frekuensi makan, waktu makna, macam pelayanan dan distribusi makanan disesuaikan menurut peraturan rumah sakit yang berlaku. 8.Melayani kekhususan dari setiap individu terutama yang memerlukan makanan tertentu, dalam jangkauan terbatas. 9.Dilaksanakan dengan batas tanggung jawab tenaga giziz ataupun tenaga terlatih dalam
6.PELAYANAN GIZI INSTITUSI KOMERSIAL
• Pelayanan gizi yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang makan di luar rumah, dengan mempertimbangkan aspek pelayanan, dan kebutuhan konsumen.
LANJUTAN… Makanan komersial mempunyai ciri-ciri seperti : 1. Pengelola adalah masyarakat umum ataupun kadang-kadang dibawah naungan pemerintah. 2. Manajemen pengelolaannya sudah jelas menuut kesepakatan pemiliknya. 3. Penyediaan makanan, macam dan frekuensinya tidak harus kontinyu. 4. Konsumen heterogen, dan menuntut tanggung jawab kesehatan yang lebih luas. 5. Makanan yang disajikan, macam, variasi, tidak terikat oleh suatu peraturan termasuk mutu gizinya, namun harus aman bagi kliennya.
LANJUTAN… 6.Konsumen bebas memilih macam dan jumlah hidangannya dengan harga yang bervariasi. Pemilik tetap dianjurkan untuk menyediakan hidangan yang cukup dapat memberikan informasi bagi kliennnya, baik dalam bentuk fisik ataupun tulisan. 7.Pelayan makan dapat self service/melayani makanan sendiri, dilayani dimeja, dilayani dengan kereta makanan dan cara-cara lainnya yang telah itetapkan pengelola atau pemilik institusi tersebut. 8.Dipersiapkan dengan standar sanitasi yang tinggi serta pelayan yang maksimal menurut kemampuan institusi tersebut.
7. PELAYANAN GIZI INSTITUSI KHUSUS • Bentuk atau macam pelayanan gizi bagi kelompok khusus ini adalah pelayanan gizi yang diberikan bagi masyarakat dipusat latihan olahraga, asrama haji, penampungan transmigrasi, kursus-kursus, serta narapidana • Pengelolaan makanan ini didasarkan atas dasar kebutuhan segolongan masyarakat untuk mencapai stamina kesehatan yang maksimal dalam batas waktu yang ditetapkan. Sifat penyelenggaraan pada dasarnya adalah sementara, namun bagi institusi yang diadakan secara periodik, sifat itu dapat menjadi kontinyu, misalnya penjara, latihan olah raga yang
LANJUTAN • Dalam pelaksanaan makanan bagi institusi khusus ini yang perlu diingat adalah bahwa setiap kelompok konsumen berbeda kecukupan gizinya serta tujuan penampungannya. Untuk jenis institusi ini diperlukan pengenawasan mutu yang tinggi, mengingat waktu pelaksanaan yang terbatas tetapi dituntut untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu makanan yang disajikan seyogyanya sesuai dan termakan habis oleh konsumennya dengan baik.
8. PELAYANAN GIZI UNTUK PELAYANAN DARURAT • Dalam keadaan darurat, bila diperlukan diselenggarakan makanan massal untuk korban bencana alam. Makanan matang dipersiapkan untuk jangka waktu yang relative singkat, selanjutnya diteruskan memberikan makanan mentah hingga saat bencana dianggap tidak membahayakan lagi. • Prinsip dasar penyediaan makanan matang apabila bencana terjadi memusnahkan sebagian besar perlindungan dan peralatanpenduduk, sehingga masyarakat tidak mungkin untuk menyelenggarakan makanannya sendiri. Tugas penyediaan makanan dilakukan oleh team yang dibentuk oleh Kepala Wilayah atau Camat/Bupati yang
LANJUTAN… • Prosedur penanggulangan bencana alam ini dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang telah diputuskan pemerintah tentang Penanggulangan Bencana Alam.
Karakteristik makanan darurat antara lain : 1. Standar makanan minimal mengandung 1500-1800 kalori sehari, dan minimal harus ada kebutuhan air bersih 2 liter per orang sehari. Dipilih makanan sumber hidrat arang dalam jumlah cukup besar, cepat dipersiapkan serta mudah didapat. 2. Menu sederhana, disesuaikan dengan bantuan pangan yang tersedia dan memperhitungkan kecukupan gizi masyarakat golongan rawan, seyogyanya tersedia susu untuk anak Balita.
LANJUTAN… 3.Frekuensi makan berkisar antara 2- 3 kali sehari, dengan atau tanpa ada makanan selingan. 4.Waktu penyelenggaraan bervariasi 1 minggu hingga 3 bulan. 5.Jumlah klien yang dilayani sering berubah karena pendekatannya dan mekanismenya belum lancar. 6.Perlu tenaga yang cakap dan berpengalaman dalam mengelola makanan banyak. 7.Sistem tiket untuk pendistribusian makanan matang.