Klasifikasi Ikan Cakalang
Cakalang adalah ikan pelagis yang merupakan perenang cepat (good swimmer) dan mempunyai sifat rakus (varancious). Ikan ini melakukan migrasi jarak jauh dan hidup bergerombol dalam ukuran besar. Bentuk tubuhnya digolongkan dalam bentuk torpedo, yaitu badan fusiform, bagian kepala sangat tebal, ramping dan kuat kearah ekor dan sedikit pipih pada bagian samping. Penangkpan ikan cakalang dapat dilakukan dengan pole and line, hand and line dan tonda (Ayodya,1981).
Genus katsuwonus ini mudah diketahui karena hanya terdiri dari satu species, sedangkan genus-genus lainya terdiri dari beberapa species. Penamaan menurut FAO dinyatakan dalam tiga bahasa yaitu, skipjack tuna (Inggris), listao (Prancis), listando (Spanyol). Luasnya daerah penyebaran, sifat perenang cepat dan peruaya jauh memungkinkan sumber daya ikan cakalang ini mendiami dan melintasi beberapa perairan yang merupakan juridiksi dari beberapa Negara, sehingga sumber daya tersebut merupakan milik bersama (common property) dalam arti global dan terbuka untuk semua orang (open acces) tidak saja satu negara tetapi juga oleh banyak negara pantai (Ditjenkan, 1999) Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform), dengan dua sirip punggung yang terpisah. Sirip punggung pertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam. Sirip punggung kedua yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip dubur berjumlah 14-15 jari-jari, diikuti oleh 7-8 finlet. Sirip dadapendek, dengan 26-27 jari-jari lunak. Di antara sirip perut terdapat dua lipatan kulit yang disebut taju interpelvis. Busur (lengkung) insang yang pertama memiliki 53-63 sisir saring
Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian bawah berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang memanjang di samping badan. Tubuh tanpa sisik kecuali pada bagian barut badan (corselet) dan guratsisi.Pada kedua sisi batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang kuat, masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.
.Menurut pusat penelitian dan pengembangan perikanan (1993), klasifikasi yang dikemukakan dan diadopsi oleh FAO adalah sebagai berikut :
f=x2+4z2
Phylum : Vertebrata
Sub phylum : Craniata
Superclass : Gnatostomata
Series : Pisces
Class : Teleostomi
Sub class : Actinopterygii
Ordo : Ferciformes
Sub ordo : Scombridei
Family : Scombridae
Sub family : Scombrinae
Tribe : Thunini
Genus : Katsuwonus
Species : Katsuwonus pelamis
Tabel 1. Kandungan gizi yang terdapat pada Ikan cakalang Nilai per 100 gram porsi makanan
Komposisi
Jumlah
Air
Protein
Lemak
Vitamin A
Vitamin B
68,1 %
20,9 %
9,4 %
25 IU/g
16000 – 42000 IU/g
Manfaat Ikan Cakalang: Kerabat Tuna Berdaya Guna
Manfaat Ikan Cakalang: Kerabat Tuna Berdaya Guna – Cakalang atau Katsuwonus Pelamis adalah ikan berukuran sedang, ikan jenis ini termasuk dari familia Scombridae. Cakalang adalah kerabat Tuna, kebanyakan berukuran sekitar 50 cm, namun bisa juga mencapai panjang tubuh 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Ikan ini bernilai komersil tinggi, kerap dijual dalam bentuk segar, beku, atau diproses sebagai ikan kaleng, ikan kering, juga ikan asap. Dalam bahasa Jepang, cakalang disebut katsuo. Biasanya cakalang diproses untuk pembuatan katsuobushi, yakni bahan utama dashi (kaldu ikan) untuk masakan Jepang.
Ikan laut mengandung banyak zat yang kaya manfaat. Di antaranya adalah Omega 3 dan Omega 6, yakni asam lemak tak jenuh yang berfungsi meningkatkan kecerdasan otak, melenturkan pembuluh darah, menurunkan kadar trigliserida, dan mencegah penggumpalan darah. Hasil sebuah penelitian terbaru menyebutkan, bahwa mengonsumsi ikan turut berperan mencegah munculnya beragam jenis kanker. Ikan Cakalang juga diketahui memiliki kandungan Omega 3 dan Omega 6 yang cukup tinggi.
Kandungan asam lemak Omega 3 dalam ikan laut juga berperan dalam melindungi jantung. Salah satunya adalah mencegah timbulnya Fibrilasi Atial (FA), yakni jenis gangguan irama jantung yang kerap terjadi pada orang tua. Hal ini termuat dalam jurnal Circulation, sebuah jurnal kesehatan terkemuka tahun 2004.
Berbagai studi kesehatan sepakat bahwa ikan laut benar-benar bersahabat dengan organ jantung. Hingga saat ini sudah lebih dari 5.000 publikasi penelitian di dunia melaporkan manfaat menu ikan laut terhadap kesehatan jantung. Salah satu studi dilakukan dua peneliti Denmark pada 1970. Mereka menemukan fakta bahwa kasus kematian orang Eskimo akibat penyakit jantung koroner (PJK) Cukup rendah, padahal mereka gemar mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Namun rupa-rupanya orang Eskimo juga mempunyai kebiasaan menyantap daging ikan laut.
Tidak hanya itu, Profesor Daan Krommhout, dari Institute Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Belanda, turut menjelaskan berbagai manfaat asam lemak Omega 3 yang terdapat pada ikan. Sebagai contoh adalah orang-orang Jepang dan kutub utara, dimana statistik menunjukkan bahwa dua wilayah ini memilki tingkat kematian paling rendah akibat penyakit jantung.Pengolahan ikan, disarankan jangan digoreng. Cobalah untuk menggunakan cara lain, misalnya dikukus atau bisa juga ditim. Soalnya, kandungan Omega 3 dalam ikan akan hilang jika terkena panas berlebihan. Selain itu, zat dalam minyak goreng juga kurang baik bagi kesehatan tubuh.
Kita juga wajib teliti dalam membeli ikan, jangan asal comot, kenalilah ciri-ciri ikan segar untuk mendapatkan manfaat maksimal. Pertama, mata ikan segar, terang, bening menonjol, dan cembung. Kedua, insangnya berwarna merah sampai merah tua, terang-cerah, beraroma segar, juga tidak berlendir. Ketiga, sisik ikan masih utuh, belum banyak yang hilang, melekat kuat dan mengkilat. Keempat, aroma ikan masih segar. Kelima, saat ditekan, daging ikan terasa kenyal dan teksturnya akan cepat kembali seperti semula.
Morfologi Ikan
Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia, 2009).
C. Morfometrik Ikan
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama,
Daging ikan tuna terdiri dari dua bagian yaitu daging putih dan daging merah kurang lebih 1/6 bagian. Daging merah mempunyai kandungan mioglobin tinggi, yang diimbangi dengan banyaknya jaringan pengikat dan pembuluh darah, sementara daging putih mempunyai jenis-jenis protein yang berkualitas tinggi (Hadiwiyoto, 1982).
Menurut Tranggono (1991), daging tuna mengandung histamin, yaitu senyawa beracun hasil dekarboksilasi asam amino histidin oleh enzim histidin dekarboksilase yang diproduksi oleh bakteri. Selain itu, kandungan lemak tri metil amin oksida dan asam amino bebas lebih banyak terkandung pada daging merah daripada dalam daging putih. Kandungan histidin bebas dalam daging segar berkisar antara 7,45 sampai 14,60 %. Histamin diproduksi semakin banyak ketika ikan mulai membusuk.
namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan 2009).
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).
D. Sistem Integumen
Anonim (2003) dalam Rajabnadia (2009) mengemukakan bahwa integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi dimana terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integument terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derifat-derifatnya. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integument merupakan suatu struktur yang secara embryologenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.
Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivate integumen yaitu struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan eksoskelet.
E. Sistem Pernafasan
Ikan membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme dan membuang gas CO2 sebagai hasil sisa metabolisme dalam sel. Proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida tersebut oleh darah melalui permukaan organ pernapasan disebut Pernapasan. Oksigen merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh untuk mengoksidasi zat makanan berupa karbohidrat, lemak dan protein sehingga menghasilkan energi. Oleh karena itu kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kempauannya dalam mendapatkan oksigen yang cukup dari lingkungan. Hal ini dapat terlihat jelas pada prilaku ikan pada saat berkurangnya oksigen terlarut pada suatu perairan yakni ikan akan berenang menuju ke permukaan atau ke daerah air yang berarus (Burhanuddin, 2008).
Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernafasan paru-paru selalu mengguakan insang. Filament insang adalah bagian yang mengandung kapiler-kapiler darah dan berfungsi untuk mengikat oksigen yang terlarut dalam air pada proses pernafasan. Lengkung insang mempunyai saluran yang memungkinkan darah dapat keluar dan masuk dari insang, merupakan tempat filament dan tapis insang. Tapis insang terletak pada bagian yang terdepan, yang pada jenis ikan herbivore pemakan plankton (plankton feeder) berfungsi sebagai penyaring makanan dan relative panjang dan rapat dibandingkan dengan jenis ikan karnivora. Insang ikan bertulang sejati ditutup oleh penutup insang (oprculum) yng terdiri atas bagian operculum, sub operculum, inter operculum, dan preperculum. Insang ikan bertulang rawan tidak tertutup operculum tetapi insang berada di dalam dan berhubung dengan lingkungan luar adanya celah-celah insang yang berjumlah 5-7 buah (Rajabnadia, 2009).
NAMA : Yusup bagus setiyo
Nim : E0D114006