Kista Rongga Mulut
drg. Abul Abul fauzi
Definisi
Kavitas patologis yang tidak terbentuk dari akumulasi pus dan terdiri atas cairan, semifluid atau substansi gas (Dimitroulis, 1997)
Definisi
Kavitas patologis yang tidak terbentuk dari akumulasi pus dan terdiri atas cairan, semifluid atau substansi gas (Dimitroulis, 1997)
Gambaran histologis kista
A. Dinding jaringan ikat yang membentuk kista B. Beragam jenis epitel yang membatasi kista yang tumbuh di dalam rongga mulut
Klasifikasi Kista odontogenik Kista apikal dan residual Kista dentigerous Kista primordial dan odontogenic keratocyst Calcifying odontogenic cyst
(Donoff, 1!"
Kista non odontogenik Kista fisura Kista fisura lateral maksila Kista fisura medial maksila Kista fisura mandibula
Kista globulomaksilaris
Klasifikasi (Dimitroulis, 1!"
Kista epitel 1.De#elopmental a. $dontogenik b. %on odontogenik &. 'nflamasi
Kista non epitel 1. &.
imple bone cyst Aneurysmal bone cyst
Klasifikasi Kista de#elopmental
Kista retensi
A.Dental origin A. 1. )eriodontal a. )eriapikal B. b. *ateral c. +esidual &. Dentigerous (follicular" a. $dontoma kistik b. rupsi -. $dontogenic keratocyst . Calcifying odontogenic cyst B. %on dental 1. /ipe fisura a. %asoal#eolar b. 0edian c. Kanal insisif d. lobulomaksilaris &./ipe celah brakial a. Dermoid dan epidermoid b. Saya, Celahakan brakial menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai
Mucocele Ranula
De#elopmental dental cyst
E t i o l o g i
1.
&. -. .
7.
8.
isa2sisa lamina dentalis arung 3ert4i5 pitel malasse6 $rgan email sebelum pembentukan gigi +educed enamel epithelium pithelial hamartias
De#elopmental non dental cyst
pitel berasal dari sisa2sisa epitel embrionik yang terperangkap di antara fisur dan celah se4aktu perkembangan, yang kemudian berkembang menjadi kista melalui stimulus intrinsik atau ekstrinsik
+etention cyst
0ucocele /erjadi akibat obstruksi,dilatasi atau ruptur duktus kelenjar ludah minor dan kemudian duktus tersebut berkumpul di jaringan penyokong &. +anula /erjadi akibat retensi cairan ludah pada duktus atau kelenjar submandibula atau kelejar sub lingualis 1.
E t i o l o g i
Kista ekstra#asasi 1.
&. -.
.
7. 8.
!.
Degenerasi tumor2 tumor tulang 'nfeksi lo4 grade Kelainan metabolisme kalsium angguan lokal pertumbuhan tulang $bstruksi #ena $steolisis berlebihan )erdarahan intramedullari
0ural gro4th 0ultiplikasi sel epitel
P a t o g e n e s i s
)ertambahan isi sel
Distensi cairan
KISTA
$smosis )rinsip akses kelenjar limfa
9aktor resorbsi tulang Akti#itas en6im 'nduksi prostaglandin
Gambaran Klinis
1. Pembengkakan yang membesar secara perlahan 2. Krepitasi bila ining tulang tipis !. "luktuasi bila telah mengerosi tulang secara sempurna #. $yeri isertai infeksi sekuner %. Aspirasi biopsi menun&ukkan aanya cairan kolesterin ber'arna kuning Saya, dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh oleh
Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.
Gambaran radiografi
/ampak gambaran radiolusen pada apikal Ka#itas yang dibatasi garis radiopak
Saya akan menaati dan mengamalkan ode !tik edokteran Gigi "ndonesia
Gambaran ukuran raiolusen paa periapikal tiak selalu menun&ukkan iagnosa suatu kista maupun granuloma( penentuan iagnosa apat ilakukan setelah aanya pemeriksaan histopatologis paa lesi periapikal tersebut
Saya, ikrarkan sumpah # janji
G: gingival E : Eruption L : Lateral periodontal R : Reidual P : Periapi!al D : Dentigerou OK" : Odontogeni! #erato!$t
Kista perioontal
Kista periapikal )ampak seperti granuloma paa apeks gigi non *ital Kista lateral ter&ai sepan&ang permukaan akar sebagai akibat ari abses gingi*a atau melalui orifis pulpa lateral Kista resiual ter&ai akibat tertinggalnya kista paa saat pencabutan gigi Do#ter Gigi di Indoneia %a&i' (eng)a$ati* (entaati dan (enga(al#an Su(pa) + ,an&i Do#ter Gigi
ambaran kista periodontal yang menunjukkan kedua gigi di sekitarnya #ital dan tidak ada hubungan antara rongga kista dan rongga mulut
Dala( (en&alan#an pro.ein$a Do#ter Gigi di Indoneia tida# 'ole) dipengaru)i ole) perti('angan
ambaran radiografi kista residual menunjukkan radiolusen dengan batas radiopak yang jelas di sekelilingnya
Arah panah menunjukkan kista paradental yang berhubungan dengan dinding distal molar ketiga rahang ba4ah
0a$i Tida# (e(rlu#an penanganan #)uu a#an regrei dala( per&alanan %a#tu •
Do#ter Gigi di Indoneia 'er#e%a&i'an untu# (en!ega) ter&adin$a in.e#i ilang $ang (e('a)a$a#an
Kita Gingival
o#ter Gigi di Indoneia dala( rang#a (ening#at#an dera&at #ee)atan (a$ara#at* %a&i' 'ertinda# e'agai (otivato
ambaran kista radikuler sebagai akibat nekrosis pulpa /ampak gambaran radiolusen yang dekat dengan ka#itas nasal
Kista entigerous
/erbentuk pada sekitar mahkota gigi yang belum erupsi atau pada anomali gigi yang terjadi setelah deposisi email Kista erupsi sering terjadi pada gigi molar ketiga ba4ah merupakan suatu bentuk kista dentigerous pada tahap akhir perkembangan gigi Kista primordial merupakan suatu kista yang terbentuk akibat retrogresi stellate reticullum organ email sebelum periode kalsifikasi
+ontogenic keratocyst
Berupa lesi soliter maupun multipel pada rahang *ebih sering ditemukan pada mandibula terutama pada daerah retromolar dan ramus ascendens mandibula +ekurensi tinggi karena mempunyai kista satelit, dinding kista tipis dan mudah robek serta epitelnya mempunyai kemampuan berproliferasi yang tinggi
0ultilocular and unilocular odontogenic keratocyst
Do#ter Gigi di Indoneia apa'ila (engeta)ui paien edang dira%at do#ter gigi lain tida# di'enar#an (enga('il ali)
Do#ter Gigi di Indoneia* dapat (enolong paien $ang dala( #eadaan darurat dan edang dira%at ole) do#ter gigi lain
,alcifying oontogenic cyst
0erupakan lesi intraosseus tetapi kadang ditemukan lesi ekstraosseus 0emiliki kecenderungan untuk rekuren setelah tindakan operasi Do#ter Gigi di Indoneia tida# 'ole) (en$elenggara#an #egiatan pendidi#an dan pelati)an #edo#teran gigi tanpa i3i
Do#ter Gigi di Indoneia %a&i' (engi#uti e!ara a#ti. per#e('angan eti#a* il(u pengeta)uan dan te#nologi #)uun$a di 'idang #edo#teran gigi* 'ai# e!ara (andiri (aupun $ang dielenggara#an ole) Organiai Pro.ei/
Kista nasoal*eolar
Kista ini terbentuk pada saat penyatuan prosesus nasalis mediana, nasalis lateralis dan prosesus maksilaris pada dasar ala nasi, sehingga menimbulkan asimetri pada 4ajah
Eti# Kedo#teran Gigi Indoneia %a&i' di)a$ati dan dia(al#an ole) etiap Do#ter Gigi di Indoneia/
Kista palatina
Kista ini terbentuk pada fisura palatum mediana yang merupakan pertemuan prosesus palatina lateral kiri dan kanan
A#i'at $ang paling tida# di#e)enda#i adala) rua#n$a (arta'at dan tradii lu)ur pro.ei #edo#teran gigi
Kista uktus nasopalatinus
/erletak di kanalis insisif atau pada jaringan lunak papilla palatina yang merupakan tempat penyatuan prosesus lateralis kiri dan kanan serta prosesus palatina anterior Ole) #arena itu e(ua do#ter gigi di Indoneia 'erepa#at* 'agi do#ter gigi $ang (elanggar
Kista globulomaksilaris
/erletak antara gigi insisif kedua dan kaninus atas yang merupakan penyatuan prosesus maksilaris dengan prosesus globularis
Kista Globulomaksilaris
Kista ermoi an epiermoi
/erletak pada dasar mulut Kista dermoid berisi epidermis dan turunan dari kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat sedangkan kista epidermoid tidak
Kista ermoi an epiermoi
Kista brachial cleft
Kista ini terjadi akibat terperangkapnya epitel pada 4aktu menutupnya arkus brachialis dan umumnya ditemukan pada dan di ba4ah muskulus sternokleidomastoideus atau di ba4ah telinga
Kista brachial cleft
Kista uktus thyroglossus
/erletak di ba4ah foramen caecum pada dasar mulut, sepanjang kelenjar tiroid, kartilago cricoid atau pada lekukan suprasternalis
Kista uktus thyroglossus
-igroma Kistik
Ben&olan yang berisi cairan lymphe yang iakibatkan oleh blok atau hambatan paa sistem limfatik Merupakan kelainan kongenital Benjolan di leher, sejak lahir, tanpa sakit dan keluhan, dapat meluas ke segala arah ke jaringan rongga mulut terutama sublingualis.
-igroma Kistik
Mucocele
Mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus kelenjar saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak (Neville, 2002). Merupakan kista benigna, tetapi dikatakan bukan kista yang sesungguhnya (pseudocyst), karena tidak memiliki epithelial lining pada gambaran histopatologisnya (Neville, 2002).
Patogenesis%
Mucocele
re!operasi
ost!operasi
Ranula
/erletak pada dasar mulut dan ber4arna kebiruan bila dekat permukaan )ada umumnya terbentuk pada satu sisi
Ranula
Kista ekstra*asasi
:mumnya pada mandibula ering terjadi pada dekade ke dua igi geligi #ital dan akar tidak erosi
Kriteria ; Kista harus tunggal dan tidak dilapisi epitel serta tidak infeksi Kista berisi cairan seluruhnya tanpa jaringan lunak Dinding kista berupa tulang 3asil pemeriksaan patologi dan kimia menunjukkan ciri2ciri kista ekstra#asasi
E#tra#i gigi Kuretae Tinda#an 'eda) 1Enu#leai dan Marupialiai Marupialiai22
"nukleasi
Marsupialisasi Terapi bedah kista kombinasi keduan%a
enukleasi dengan kuretase.
Teknik bedah dengan #ara membuat jendela pada dinding kista, membuang isi kista, $ mempertahankan kontunuitas antara kista dan rongga mulut, sinus maksilaris, atau rongga hidung
Enukleasi 'ndikasi Apabila kista dapat diangkat seluruhnya tanpa mengorbankan jaringan di sekitarnya
Kontraindikasi Kista berukuran besar yang dekat dengan struktur anatomi akar gigi #ital, saraf interdental Adanya fraktur patologis
"nukleasi Kista
Marsupialisasi 'ndikasi
Kontraindikasi
Kista berukuran besar Apabila akses bedah yang dengan pera4atan untuk pengangkatan kista enukleasi dapat mudah dilakukan dan tidak menyebabkan kerusakan meninggalkan dinding kista struktur jaringan sehat di yang dapat menyebabkan sekitarnya, seperti gigi terjadinya rekurensi #ital
Marsupialisasi
Tujuan & •
• •
•
•
Membuat jendela pada dinding kista eksternalisasi'fenestrasi ( Mengeluarkan #airan kista, Menjaga kontinuitas antara kista dan ka)itas oral, sinus maksilaris dan rongga hidung. Menurunkan tekanan intra kista *mengerutkan kista ( +ntuk regenerasi tulang.
Marsupialisasi
Keuntungan Proseurnya lebih muah an apat men&aga struktur *ital sekitarnya ari kerusakan. •
Kerugian •
Meninggalkan åan pathologic in situ tanpa pemeriksaan histologis
Kei(pulan Kista rongga mulut berdasarkan jaringan epitel dibagi menjadi kista odontogenik dan non odontogenik. Dapat bersifat unilokuler dan multiokuler.
Kista odontogenik merupakan bentuk kista tersering yang terjadi di dalam rongga mulut dan dapat didefinisikan sebagai kista dengan lumen yang dibatasi oleh epitel yang terlibat pada perkembangan gigi.
Diagnosis yang akurat dari kista rongga mulut dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan secara klinis, radiografis dan histologis.
Kei(pulan Tinda#an penatala#anaan #ita rongga (ulut dapat 'erupa enu#leai* #uretae* (arupialiai dan e#tra#i gigi/
Re#ureni #ita dapat di)indari dengan tinda#an penatala#anaan $ang tepat/
Kita $ang (e(pun$ai re#ureni !u#up tinggi diperlu#an follow up dala( &ang#a %a#tu la(a untu# (enilai #e'er)ailan pera%atan/