BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kinetika reaksi merupakan perubahan suatu zat atau benda yang bergerak persatuan waktu. Sedangkan laju reaksi adalah perbandingan antara jumlah reaksi dengan hasil reaksi persatuan waktu. Kinetika reaksi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu sifat zat, konsentrasi, luas permukaan suatu zat, pengaruh suhu, pengaruh katalis dan tingkat reaksi dengan kepekatan pereaksi tersebut. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah melakukan pengubahan kepekatan awal pereaksi, dimana pada pelacakan tingkat reaksi suatu zat maka pereaksi-pereaksi yang lain dibuat konstan. Jika tingkat reaksi suatu pereaksi kecil, maka pereaksi ini mudah untuk dilacak. Maka kepekatannya dibuat konstan. Metode semacam ini disebut metode laju awal tiap bagian reaksi. Keberadaan
reaksi
kimia
ditentukan
oleh
suatu
tinjauan
termodinamika dan kinetika. Termodinamika memberikan informasi kearah mana reaksi atau perubahan kimia itu secara spontan dapat berlangsung atau dengan kata lain kearah mana system kimia itu
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
mempunyai kestabilan yang lebih besar, sedangkan permasalahannya reaksi dan mekanisme reaksinya. Pada percobaan ini reaksi kimia ditinjau dari masalah kinetikanya saja. Disini informasi kinetika digunakan untuk meramalkan secara rinci mekanisme suatu reaksi yaitu langkah-langkah yang ditempuh perekasi untuk menentukan hasil reaksi tertentu sesuai yang diinginkan, disamping itu kinetika juga memberikan informasi yaitu untuk mengendalikan laju reaksi. Infofrmasi semacam ini, sangat berguna bagi para ahli sintesis senyawa kimia sehingga hasil sintesisnya memuaskan. Manfaat laju reaksi dalam bidang farmasi adalah katalis organic digunakan pada perangkaian hidrokarbon secara katalis pada bidang minyak katalis organic (enzim) digunakan pada pembuatan keju, margarine, atau minyak. 2. Tujuan Percobaan Adapun tujuan percobaan percobaan kali kali ini yaitu: yaitu: 1. Mengetahui dan menentukan orde reaksi serta menentukan factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi. 2. Mengrtahui dan menentukan faktor yang mempengaruhi m empengaruhi tetapan kecepatan laju reaksi.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Umum Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Reaksi yang berlangsung adalah cepat misalnya pada reaksi yang terbentuk endapan perak klorida dari larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida. Contoh lain misalnya adalah reaksi antara larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer yang akan membentuk endapan belerang beberapa saat kemudian. Namun dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai reaksi yang berlangsung lambat seperti misalnya peristiwa perkaratan besi/korosi. Reaksi yang menyangkut geologi berlangsung sangat lambat misalnya peristiwa pelapukan kimia yang terjadi pada batu karang yang disebabkan oleh pengaruh air dan gas-gas yang terdapat diatmosfir. Dalam industri suatu proses
atau
reaksi
perlu
dikondisikan
sedemikian
rupa
sehingga
produknya dapat diperoleh dalam waktu yang sesingkat mungkin. Oleh karena itu, dengan mempelajari kinetika kimia maka seluruh factor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi dapat dikendalikan sehingga lebih LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
hemat dan efisien. Oleh sebab itu dalam materi kinetika kimia ini akan dipelajari tentang laju atau kecepatan suatu reaksi, mekanisme reaksi, orde reaksi, dan factor penentu laju reaksi kimia (Suharno. 1989). Laju reaksi adalah perubahan jumlah perekasi dan hasil reaksi persatuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju reaksi tidak lain dari pengurangan jumlah pereaksi persatuan waktu, atau penambahan jumlah hasil reaksi persatuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrais molar. Untuk reaksi sederhana berikut, laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya konsentrasi molar zat A, sehingga dimensi laju reaksinya adalah : mol.L
-
1
.detik-1 (molar/detik). Laju reaksi dapat juga diterangkan molekul
pasangan zat B atau bertambahnya zat C (Oltoby david. 2002). Hal lain untuk diperhatikan adalah tanda (-) diberikan untuk laju mengurangkan pereaksi dan (+) untuk laju pembentukan hasil reaksi, sehingga pernyataan laju reaksi dapat dituliskan (Usman, Hanapi, dkk. 2002).: Laju reaksi = Laju pengurangan zat A Laju pengurangan zat B Laju pembentukan zat C
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
Laju
untuk
beberapa
reaksi
dapat
dirumuskan
secara
matematik. Rumus laju reaksi dikenal sebagai hokum laju atau persamaan laju. Maka laju reaksi (V), dinyatakan dalam persamaan matematik sebagai berikut (Usman, Hanapi, dkk. 2002). : V = k(A)m(B)n A dan B masing-masing adalah konsentrasi molar pereaksi A dan B, sedangkan pangkat m dan n adalah bilangan bulat kecil, yang menunjukkan orde reaksi meskipun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan (Usman, Hanapi, dkk. 2002). Laju
reaksi
dapat
dipercepat
dengan
dua
cara,
yaitu
meningkatkan energi kinetic dan menurunkan energi aktivasi. Energi kinetic dapat ditingkatkan dengan cara menaikan suhu reaksi, sedangkan energi aktivasi dapat diturunkan dengan cara menambahkan katalis kedalam
campuran
reaksi.
Katalis
adalah
suatu
zat
yang
dapat
mempercepat atau memperlambat reaksi. Katalis yang memperlambat reaksi disebut inhibitor. Namun katalis yang umum digunakan adalah zat yang mempercepat reaksi (Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2006) Laju reaksi kimia secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor (Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2006): 1.
Sifat Pereaksi Sifat-sifat zat baik kimia maupun sifat fisiknya merupakan factor yang sangat menentukan laju reaksi.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
2. Konsentrasi Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat melalui pendekatan teori tumbukan. Makin besar konsentrasi zat yang terlibat dalam suatu reaksi berarti makin banyak partokel atau molekul yang bertumbukan. Akibatnya, jumlah tumbukan persatuan waktu juga mengalami kenaikkan. 3. Ukuran Partikel Ukuran partikel zat yang bereaksi dapat berpengaruh pada laju reaksi. Hal ini berlaku untuk reaksi heterogen, yaitu reaksi yang melibatkan lebih dari satu fase, dimana reaksi berlangsung antara permukaan fase pereaksi laju reaksi dalam kasus ini berbanding lurus dengan luas permukaan zat. Dengan demikian laju reaksi akan bertambah jika luas permukaan zat yang bereaksi diperbesar. Suatu zat A dengan luas permukaan 0, mempunyai laju reaksi V. Jika zat A diperbesar menjadi b, dengan jalan menghaluskan partikel-prtikelnya maka laju reaksi menjadi V. 4. Suhu/Termometer Reaksi-reaksi kimia umumnya berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi. Frekuensi tumbukan akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Hal ini dapat diasumsikan sebagai factor yang mempercepat reaksi kimia.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
5. Katalisator Suhu yang cepat dapat mempercepat reaksi, akan tetapi suatu reaksi dengan suhu tinggi akan merusak kualitas hasil reaksi dan juga kurang
ekonomis.
Ada
cara
lain
yang
lebih
ekonomis
yaitu
menggunakan katalisator. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengalami perubahan kimia secara permanent. 2. Uraian Bahan 1.
Air suling (Ditjen POM, 1979) Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
RM/BM
: H2O / 18,02
Rumus struktur : H-O-H
2.
LA MALIHI
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berbau dan tidak berwarna
Kelarutan
: Mudah larut dalam air.
Kegunaan
: Zat tambahan
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Natrium tiosulfat (Ditjen POM, 1995) Nama resmi
: NATRII TIOSULFAT
Nama lain
: Natrium tiosulfat
KASANDRA K 150 2012 0293
RM/ BM
: Na₂S₂O₃/ 248,17
Pemerian
: Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur Kasar, mengkilap dalam udara lembab
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, tidak larut dalam Etanol
3.
Kegunaan
: Antidotum sianida
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Asam Klorida (Ditjen POM, 1979) Nama resmi
: ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain
: Asam Klorida
RM/ BM
: HCl/ 36,5
Pemerian
: cairan tidak berwarna, berasap dan bau merangsang jika diencerkan dua bagian air asap dan bau hilang.
LA MALIHI
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup
Kegunaan
: sebagai zat tambahan.
KASANDRA K 150 2012 0293
4. Prosedur Kerja (Anonim, 2013) a. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi 1. Buatlah larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 dan 0,5 N dan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N 2. Campurkan 10 ml larutan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan Na₂S₂O₃ 0,1 N. Catatlah waktu mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan. 3. Campurkan pula 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan HCl. b. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi Campurkan 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1N dengan 10 ml larutan HCl 0,1N pada suhu kamar, suhu 50ºC dan suhu 100ºC.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
BAB III
PROSEDUR KERJA 1. Alat dan Bahan a. Alat Adapun alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu : 1. Erlenmeyer 100 ml 2. Gelas ukur 50 ml 3. Gelas kimia 50 ml 4. Penangas air 5. Pipet tetes 6. Thermometer 7. Vial
b. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah : 1. Aquadest 2. Aluminium foil 3. Larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 N, 0,01 N dan 0,5 N 4. Larutan HCl 0,1 N, 0,01 N dan 0,5 N 5. Tissue
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
3. Langkah Percobaan (Anonim, 2013) a. Membuat larutan Na₂S₂O₃ 1. Ditimbang Na ₂S₂O₃ 2. Lalu dimasukkan kedalam Erlenmeyer 3. Kemudian
ditambahkan
aquadest
hingga
batas
ukur
lalu
dihomogenkan. b. Membuat larutan HCl 1. Diambil HCl 1 N, 50 ml untuk pengenceran 0,1 N 2. Siapkan 3 labu ukur, 5 ml untuk 0,01 N dan 250 ml untuk 0,5 N 3. Ditambahkan aquadest hingga batas ukur. Lalu dihomogenkan. 4. Kemudian dipindahkan ke Erlenmeyer. c. Menentukan Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
Buatlah larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 N, 0,01 N dan 0,5 N
Dicampurkan 10 ml larutan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 N. kemudian dicatat waktu mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
Dicampurkan 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 N 10 ml : 0,5 N 10 ml dengan 10 ml HCl 0,1 N.
d. Menentukan Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi
Dicampurkan 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 N dengan 10 ml HCl 0,1 N pada suhu kamar, suhu 50ºC dan suhu 100ºC.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan pembuatan larutan 1. Na2S2O3 0,1 N Gram = N x V x BE = 0,1 x 0,5 x 82,73 = 4,1365 gram 2. Na2S2O3 0,01 N Gram = N x V x BE = 0,01 x 0,5 x 82,73 = 0,41365 gram 3. Na2S2O3 0,5 N Gram = N x V x BE = 0,5 x 0,5 x 82,73 = 20,68 gram 4. HCl 0,1 N V1 x N1
= V2N2
V1 x 10,32 = 500 x 0,1 V1 =
= 4,8 ml
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
5. HCl 0,01 N V1 x N1
= V2N2
V1 x 10,32 = 500 x 0,01 V1 =
= 0,48 ml 6. HCl 0,5 N V1 x N1
= V2N2
V1 x 10,32 = 500 x 0,5 V1 =
= 24 ml B. Penentuan pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju rekasi Campuran larutan
Waktu ( menit )
5 mL Na₂S₂O₃ 0,1 n + 5 mL HCL 0,1 N
1 menit 26 detik
5 mL Na₂S₂O₃ 0,1 n + 5 mL HCL 0,01 N
3 menit 1 detik
5 mL Na₂S₂O₃ 0,1 n + 5 mL HCL 0,5N
1 menit 33 detik
5 mL HCL 0,1 n + 5 mL Na ₂S₂O₃ 0,01 N
1 jam 3 menit 46 detik
5 mL HCL 0,1 n + 5 mL Na ₂S₂O₃ 0,5N
21,56 detik
5 mL HCL 0,1 n + 5 mL Na₂S₂O₃ 0,1 N
1 menit 34 detik
C. Penentuan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
Campuran Larutan
Suhu (ºC)
Waktu Reaksi (menit)
37,5
1 menit 19 detik
5 ml Na₂S₂O₃ 0,1N + HCl
50
50 detik
0,1 N
100
38,20 detik
D. Penentua Orde Reaksi, Tetapan Laju Reaksi dan Waktu Paruh Reaksi Waktu (menit)
Kadar KMnO ₄ ppm
Log C
1/C
3
0,081
-1,0915
12,345679
6
0,076
-1,11918
13,157809
9
0,07
-1,15490
14,215714
12
0,069
-1,16115
14,492753
15
0,068
-1,16749
14,705882
Nilai r dan Persamaan Garis Lurus Orde raksi
Nilai r
Persamaan garis lurus
0
-0,9417047
y= a+bx y= 0,0872+0,0011x
1
-0,945927
y= a+bx y= 1,08066+0,0064x
2
0,94987
y= a+bx y= 11,9805+0,9498x
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
Orde 0 :
orde 1:
orde 2:
a= 0,0827
a= 0,08066
a= 11,98100513
b= 0,0011
b=0,00646
b= 0,201842185
r= -0,9417047
r= -0,945927
r= 0,94987
Perhitungan Tetapan Laju Reaksi Dan Waktu Paruh Persamaan garis lurus orde 0 A= Ao – Kt y= a+bx a= 0,0827 b= -0,0011 y= 0,0827-0,0011x Orde 2 1/A = 1/Ao + Kt Dimana y= a+bx jadi: k=b k= 0,202 t½= LA MALIHI
= 62,5 menit KASANDRA K 150 2012 0293
E. Pembahasan
Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang
laju
reaksi
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi.
Laju
(kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi setiap orang yang berkaitan dengan bidang kefarmasian, mulai dari pengusaha obat sampai ke pasien. Ahli farmasi harus mengetahui ketidakstabilan potensial dari obat yang dibuatnya. Dokter dan penderita harus diyakinkan bahwa obat yang tertulis atau digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai efek pengobatan yang diinginkan. Laju reaksi atau kecepatan reaksi merupakan perubahan konsentrasi reaktan terhadap waktu. Laju reaksi maupun perubahan konsentrasi tidak dapat hanya dengan diramalkan atau ditentukan dari persamaan reaksi keseluruhan, akan tetapi harus melalui eksperimen atau percobaan. Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi dan tetapan
kecepatan
laju
reaksi
serta
menentukan
factor
yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Reaksi dikatakan berorde 0 terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi. Dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan diantaranya yaitu pencampuran dan pemanasan. Pencampuran dilakukan agar masingmasing reaktan dapat bercampur dan dapat terjadi reaksi. Pemanasan dilakukan agar reaktan dapat dinaikkan suhunya sesuai yang diinginkan dan mempercepat laju reaksi. Pada percobaan menentukan pengaruh konsentrasi natrium tiosulfat dan asam klorida terhadap laju reaksi, terlebih dahulu dicampurkan 10 ml larutan HCl 0,1 N; 0,01 N dan 0,5 N dengan 10 ml larutan Na 2S2O3 0,1 N kemudian dicatat waktu mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan. Kemudian dicampurkan pula 10 ml larutan Na 2S2O3 0,1 N; 0,01 N dan 0,5 N dengan 10 ml larutan HCl 0,1 N. Pada percobaan menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi dicampurkan 10 ml larutan Na 2S2O3 0,1 N pada suhu kamar, suhu 50 oC dan suhu 100 oC, kemudian dicatat waktu yang digunakan mulai dari pencampuran sampai terjadinya kekeruhan. Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil pada percobaan pertama dilakukan percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi kimia. Ketika digunakan 10 ml Na 2S2O3 0,1 N dicampur dengan 10 ml HCl 0,1 N reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dan tak LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
terlihat lagi dalam waktu 1 menit 46 detik. Ketika digunakan 10 ml Na2S2O3 0,1 N dicampur dengan 10 ml HCl 0,01 N reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi dalam waktu 3 menit 1 detik. Ketika digunakan 10 ml Na 2S2O3 0,1 N dicampur dengan 10 ml HCl 0,5 N reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi dalam waktu 1 menit 33 detik. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin laju pula reaksi berlangsung. Pada percobaan kedua yaitu pengaruh suhu terhadap laju reaksi diperoleh hasil bahwa ketika digunakan 10 ml Na 2S2O3 0,1 N dicampur dengan 10 ml HCl 0,1 N pada suhu kamar reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dalam waktu 1 menit 19 detik. Ketika digunakan 10 ml Na 2S2O3 0,1 N dicampur dengan 10 ml HCl 0,1 N pada suhu 50o C reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi dalam waktu 50 detik. Ketika digunakan 10 ml Na 2S2O3 0,1 N dicampur dengan 10 ml HCl 0,1 N pada suhu 100 o C reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi dalam waktu 38,20 detik. Dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu, maka semakin laju pula suatu reaksi berlangsung. Beberapa prinsip dan proses laju yang berkaitan dimasukkan dalam rantai peristiwa berikut :
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
Kestabilan dan tak tercampurkan proses laju umumnya adalah sesuatu yang menyebabkan ketidakaktifan obat melalui penguraian obat, atau melalui hilangnya khasiat obat karena perubahan bentuk fisik dan kimia yang kurang diinginkan dari obat tersebut.
Disolusi , di sini yang diperhatikan terutama kecapatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan molekuler.
Proses
absorpsi,
distribusi, dan eliminasi, beberapa
proses
ini
berkaitan dengan laju absorpsi obat ke dalam tubuh, laju distribusi obat dalam tubuh, dan laju pengeluaran obat setelah proses distribusi dengan berbagai faktor, seperti metabolisme, penyimpanan dalam organ tubuh lemak, dan melalui jalur-jalur pelepasan.
Kerja obat pada tingkat molekuler obat dapat dibuat dalam bentuk yang tetap dengan menganggap timbulnya respons dari obat merupakan suatu proses laju. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ukuran
partikel, teori tumbukan, temperatur, konsentrasi, konstanta dielektrik, katalis, efek pelarut, pengaruh kekuatan ion, sifat pereaksi, cahaya. Dalam praktikum ini faktor laju reaksi yang diidentifikasi adalah pengaruh konsentrasi dan pengaruh suhu. Berdasarkan hasil percobaan bahwa besar konsentrasi maka semakin cepat laju reaksi yaitu pada konsentrasi 0,1 N adalah 1 menit 46 detiksedang 0,01 N 3 menit 1 detik.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
Dan semakin tinggi temperatur maka laju reaksi semakin cepat terlihat bahwa pada suhu kamar adalah 1 menit 19 detik pada suhu 100 c adalah 38,20 detik. Pada percobaan ini digunakan larutan HCl dengan konsentrasi yang berbeda untuk membuktikan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi HCl maka semakin sedikit waktu diperlukan. Pada percobaan ini pula digunakan Na2S2O3 dengan konsentrasi yang berbeda-beda untuk membuktikan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu diantaranya konsentrasi. Dimana semakin tinggi konsentrasi larutan Na2S2O3 semakin sedikit waktu diperlukan. Kekeruhan terjadi karena itu merupakan tanda bercampurnya larutan HCl dan Na2S2O3 dan terjadinya reaksi antara kedua larutan tersebut yangmana kedua larutan tersebut memiliki konsentrasi yang berbedabeda. Pada percobaan penentuan pengaruh suhu terhadap laju reaksi dibedakan antara suhu kamar, suhu 50, dan suhu 100 karena untuk diketahui bahwa laju reaksi dioengaruhi oleh suhu. Dimana semakin rendah suhu maka semakin banyak waktu yang diperlukan sebaliknya semakin tinggi suhu maka semakin sedikit waktu yang diperlukan.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Orde reaksi yang didapat yaitu orde reaksi dua, yaitu mendekati ± 1, karena nilai r = 0,950
waktu yang dibutuhkan untuk meluruhkan ½ dari konsentrasi awal adalah 0,413 menit.
Nilai waktu paruh untuk
2. Saran Sebaiknya pada saat praktikum asisten juga mengenakan baju laboratorium.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga . Departemen Kesehatan RI : Jakarta Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat . Departemen Kesehatan RI : Jakarta Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2006. “ Kimia 2 ”. Jakarta : Yudhistira. Oltoby david. 2002.” Prinsip Kimia Modern”. Jakarta : Erlangga. Mirawati. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I . Universitas Muslim Indonesia : Makassar Suharno. 1989. “ Kimia Dasar ”. Surabaya : Airlangga. Usman, Hanapi, dkk. 2002.” Kimia Dasar I ”. Makassar : Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin.
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
SKEMA KERJA
a. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi Dibuat larutan Na ₂S₂O₃ 0,1 dan 0,5 N dan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N ↓ Dicampurkan 10 ml larutan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan Na₂S₂O₃ 0,1 N. Catatlah waktu mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan. ↓ Campurkan pula 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan HCl.
b. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi Campurkan 10 ml larutan Na ₂S₂O₃ 0,1N dengan 10 ml larutan HCl 0,1N pada suhu kamar, suhu 50ºC dan suhu 100ºC. ↓ Dicatat waktu dari pertama pencampuran sampai warna larutan berubah menjadi keruh
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
LAMPIRAN
Tabel orde reaksi dan laju reaksi Waktu ( menit)
Kadar Na2S2O3 dan HCl
3
0,081
6
0,076
9
0,07
12
0,069
15
0,068
Jawab : Diketahui : A 0 = 11,981 K =
Mengikuti orde 2 :
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293
LA MALIHI
KASANDRA K 150 2012 0293