Kerajaan Jeumpa Aceh Khilafah Islam Pertama Di Alam Melayu Sebuah Kajian Sosio-Antropologis-Ekonomis
Hilmy Bakar Almascaty
A. Latar Belakang
Khilafah Khilafah Islamiyah Islamiyah1, yang yang di ala alam m Melayu Melayu2 dikenal dikenal dengan dengan istilah istilah Kerajaan Kerajaan Islam, menurut menurut para peneliti pernah tegak secara secara sambung sambung menyambung menyambung sejak awal kedatangan kedatangan Islam. Namun teori tentang Khilafah atau Kerajaan Islam pertama di alam Melayu sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para peneliti, baik cendekiawan Muslim maupun non Muslim. Umumnya perbedaan pendapat tentang teori ini didasarkan pada teori awal mula masuknya Islam ke Asia Tenggara. Mengenai teori Islamisasi di Asia Tenggara, para ahli sejarah terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu pendukung (i) Teori Gujarat (ii) Teori Parsia dan (iii) Teori Mekah (Arab). Bukan maksud tulisan ini untuk membahas teori-teori tersebut secara mendetil, namun dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Teori Mekkah (Arab) lebih mendekati kebenaran dengan fakta-fakta yang dikemukakan. Teori Mekkah (Arab) hakikatnya adalah koreksi terhadap teori Gujarat dan bantahan terhadap teori Persia. Di antara para ahli yang menganut teori ini adalah T.W. Arnold, Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, SMN. Al-Attas, A. Hasymi, dan Hamka. Hamka.3 Arno Arnold ld meny menyat atak akan an para para peda pedaga gang ng Arab Arab meny menyeb ebar arka kan n Isla Islam m keti ketika ka mere mereka ka mendominasi perdagangan Barat-Timur sejak abad awal Hijriyah, atau pada abad VII dan VIII Masehi. Meski tidak terdapat catatan-catatan sejarah, cukup pantas mengasumsikan bahwa mere mereka ka terl terlib ibat at dala dalam m peny penyeb ebar aran an Isla Islam m di Indo Indone nesi sia. a. Asums Asumsii ini ini lebi lebih h mungk mungkin in bila bila mempertimbangkan fakta-fakta yang disebutkan sumber Cina bahwa pada akhir perempatan ketiga abad VII M seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab di pesisir Sumatera. Sebagian mereka bahkan melakukan perkawinan dengan masyarakat lokal 1
2
3
Khilafah Islamiyah adalah sistem pemerintahan dalam Islam yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw kepada para pengikutnya yang diteruskan oleh pelanjut beliau, Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, Utsman, Khalifah Khalifah Ali dan Khalifah Khalifah Hasan bin Ali. Selanjutnya Selanjutnya sistem sistem kekhalifa kekhalifahan han ini berkembang berkembang dan berinteraksi dengan peradaban lokal sesuai dengan perkembangan Islam ke seluruh dunia. Di Asia Tenggara, model ini diadaptasikan menjadi sistem Kerajaan yang berdasarkan kepada ajaran Islam sebagai sebuah proses transisi menuju sistem Khilafah Islamiyah. Di beberapa tempat, para ulama juga menggunakan istilah Daulah Islamiyah. Namun semuanya merujuk kepada sistem pemerintahan dalam Islam. (lihat. Abul A’la al-Maududi, al-Khilafah wal Mulk). Alam Melayu adalah istilah yang penulis gunakan untuk kawasan Asia Tenggara atau dikenal juga dengan Nusantara. Menurut teori Malik ben Nabi dalam al-Komenwel Islamy, Dunia Islam sebagai sebuah entitas peradaban dibagi menjadi Dunia Islam Arab, Afrika, Eropa, Indo-Pak dan Dunia Melayu. Masalah Islamisasi Nusantara, lihat misalnya : S.M.N. Al-Attas, “Prelimenary Statement on A General Theory of the Islamization”, dalam Islamization dalam Islamization of the Malay-Indonesia Archipelago, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1969,. Risalah Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia di Medan, Medan: Panitia Seminar, 1963. T.D. Situmorang dan A. Teeuw, Sejarah Melayu, Jakarta: Balai Pustaka, 1958, hlm. 65-66. T. Ibrahim Alfian (ed). Kronika (ed). Kronika Pasai, Yogjakarta: Gajah Mada University Press, 1973, hlm. 100. Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Medan: Waspada, Waspada, 1981. Teuku Iskandar, De Hikayat Atjeh, (S-gravenhage: NV. NV. De Nederlanshe Boek-en Steendrukkerij V. H.L. Smits, 1959). Husein Djajaningrat, Kesultanan Aceh: Suatu Pembahasan Tentang Sejarah Kesultanan Aceh Berdasarkan Bahan-bahan Yang Terdapat Dalam Karya Melayu, Teuku Hamid (terj.) (Banda Aceh: Depdikbud DI Aceh. 1983). Siti Hawa Saleh (edt), Bustanus as-Salatin, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992). Denys Lombard, Kerajaan Lombard, Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 16071636, (terj), (Jakarta: Balai Pustaka,1992). C. Snouck Hurgronje, EenHurgronje, Een- Mekkaansh Gezantscap Naar Atjeh in 1683”, BKI 65, (1991). Azyumardi Azra, Jaringan Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 196. A. Has ymi, 59 Aceh Merdeka Dibawah Pemerintah Ratu (Jakarta: Bulan Bintang, 1997).
2
yang kemudian membentuk komunitas muslim Arab dan lokal. Anggota komunitas itu juga melakukan kegiatan penyebaran Islam. Argumen Arnold di atas berdasarkan kitab `Ajaib alHind, yang mengisaratkan adanya eksistensi komunitas muslim di Kerajaan Sriwijaya pada Abad X. Crawfurd juga menyatakan bahwa Islam Indonesia dibawa langsung dari Arabia, meski interaksi penduduk Nusantara dengan muslim di timur India juga merupakan faktor penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Sementara Keizjer memandang Islam dari Mesir berdasarkan kesamaan mazhab kedua wilayah pada saat itu, yakni Syafi’i. Sedangkan Nieman dan De Hollander memandang Islam datang dari Hadramaut, Yaman, bukan Mesir. Sementara cendekiawan senior Nusantara, SMN. Al-Attas menolak temuan epigrafis yang menyamakan batu nisan di Indonesia dengan Gujarat sebagai titik tolak penyebaran Islam di Indonesia. Batubatu nisan itu diimpor dari Gujarat hanya semata-mata pertimbangan jarak yang lebih dekat dibanding dengan Arabia. Al-Attas menyebutkan bahwa bukti paling penting yang perlu dikaji dalam membahas kedatangan Islam di Indonesia adalah karakteristik Islam di Nusantara yang ia sebut dengan “teori umum tentang Islamisasi Nusantara” yang didasarkan kepada literatur Nusantara dan pandangan dunia Melayu. Melayu .4 Menurut Menurut Al-Atta Al-Attas, s, sebelu sebelum m abad abad XVII XVII seluru seluruh h litera literatur tur Islam Islam yang yang releva relevan n tidak tidak mencatat satupun penulis dari India. Pengarang-pengarang yang dianggap oleh Barat sebagai India ternyata berasal dari Arab atau Persia, bahkan apa yang disebut berasal dari Persia ternyata berasal dari Arab, baik dari aspek etnis maupun budaya. Nama-nama dan gelar pembawa Islam pertama ke Nusantara menunjukkan bahwa mereka orang Arab atau ArabPersia. Diakui, bahwa setengah mereka datang melalui India, tetapi setengahnya langsung datang dari Arab, Persia, Cina, Asia Kecil, dan Magrib (Maroko). Meski demikian, yang penting bahwa faham keagamaan mereka adalah faham yang berkembang di Timur Tengah kala itu, bukan bukan India India.. Sebaga Sebagaii contoh contoh adalah adalah corak corak huruf, huruf, nam namaa gelara gelaran, n, hari-h hari-hari ari min minggu gguan, an, cara cara pelafalan Al-Quran yang keseluruhannya menyatakan ciri tegas Arab. 5 Argu Argume men n
ini ini
didu diduku kung ng seja sejara rawa wan n
Azyu Azyuma mard rdii
Azra Azra deng dengan an meng mengem emuk ukak akan an
historiografi lokal meski bercampur mitos dan legenda, seperti Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, dan lain-lain yang menjelaskan interaksi langsung antara Nusantara dengan Arabia. 6 Hamka dalam pidatonya di acara Dies Natalis Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) (PTAIN) ke-8 ke-8 di Yogyaka Yogyakarta rta pada pada tahun tahun 195 1958, 8, melaku melakukan kan koreksi koreksi terhad terhadap ap Teori Teori Gujara Gujarat. t. Teorinya disebut “Teori Mekah” yang menegaskan bahwa Islam berasal langsung dari Arab, 4 5 6
Azra, op.cit. hal. 28 Al-Attas, op.cit. hal. 54-55 Azra, op.cit. hal.30 3
khususnya Mekah. Teori ini ditegaskannya kembali pada Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Indonesia di Medan, Medan, 17-20 17-20 Maret 1963. Hamka menolak menolak pandangan pandangan yang menyatakan menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan berasal dari Gujarat. Hamka lebih mendas mendasark arkan an teorin teorinya ya pada pada perana peranan n bangsa bangsa Arab Arab dalam dalam penye penyebar baran an Islam Islam di Indone Indonesia sia.. Gujarat hanyalah merupakan tempat singgah, dan Mekah adalah pusat Islam, sedang Mesir sebagai sebagai tempat tempat pengambila pengambilan n ajaran. ajaran. Hamka menekankan menekankan pengamatann pengamatannya ya kepada kepada masalah masalah mazhab maz hab Syafi’ Syafi’ii yang yang istime istimewa wa di Mekah Mekah dan mempun mempunyai yai pengar pengaruh uh besar besar di Indone Indonesia sia.. Sayangnya, hal ini kurang mendapat perhatian dari para ahli Barat. Meski sama dengan Schrike yang mendasarkan pada laporan kunjungan Ibnu Bathuthah ke Sumatera, Hamka lebih tajam lagi terhadap masalah mazhab yang dimuat dalam laporan Ibnu Batutah. Selain itu Hamka, juga menolak anggapan Islam masuk ke Indonesia pada abad XIII. Islam sudah masuk ke Nusantara jauh sebelumnya, yakni sekitar Abad VII. VII .7 Pandangan Hamka sejalan dengan Arnold, Van Leur, dan Al-Attas yang menekankan pentin pentingya gya perana peranan n Arab, Arab, meski meski teori teori Gujara Gujaratt tidak tidak mutlak mutlak menola menolak k perana peranan n Arab Arab dalam dalam penyebaran Islam di alam Melayu. Arnold sendiri telah mencatat bahwa bangsa Arab sejak abad kedua sebelum Masehi telah menguasai perdagangan di Ceylon (Srilangka). Memang tidak dijelaskan lebih lanjut tentang sampainya ke Indonesia. Tetapi, bila dihubungkan dengan kepu kepusta staka kaan an Arab Arab kuno kuno yang yang menye menyebu butk tkan an Al-H Al-Hin ind d (Ind (India ia)) dan dan pula pulauu-pu pula lau u sebe sebela lah h timurnya, kemungkinan Indonesia termasuk wilayah dagang orang Arab kala itu. Berangkat dari dari kete ketera ranga ngan n Arnol Arnold, d, tida tidakl klah ah meng menghe hera ranka nkan n bila bila pada pada abad abad VII, VII, tela telah h terb terben entuk tuk perk perkam ampu pung ngan an Arab Arab di sebe sebela lah h bara baratt Suma Sumate tera ra yang yang dise disebu butt pela pelanc ncong ong Cina Cina,, sepe sepert rtii disebutkan Arnold dan Van Leur. Leur .8 Berdasarkan Teori Mekkah inilah kemudian, para ahli sejarah Islam menyimpulkan bahwa Kerajaan Islam pertama di alam Melayu adalah Kerajaan Perlak. Di antaranya adalah sebaga sebagaima imana na dikemu dikemukak kakan an pakar pakar sejara sejarah h perada peradaban ban Islam Islam asal asal Aceh, Aceh, Prof. Prof. A. Hasymi Hasymi.. Berdasarkan naskah Idhar al-haqq fi Mamlakat Ferlah wal Fasi, karangan Abu Ishak AlMakarani Makarani Al-Fasi, Al-Fasi, Tazkirat karya Syaikh Syaikh Syamsu Syamsull Bahri Bahri Tazkirat Tabaqat Tabaqat Jumu Sultanu Sultanull Salatin Salatin karya Abdullah Al-Asyi, dan Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai , A. Hasymi menyatakan bahwa adalah keraja kerajaan an Islam Islam pertam pertamaa di Nusantar Nusantaraa yang yang didiri didirikan kan pada pada Kerajaan Kerajaan Perlak, Perlak, Aceh adalah tanggal 1 Muharam 225 H (840 M) dengan raja pertamanya Sultan Alaudin Sayyid Maulana
7
8
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Pergerakan Islam di Indonesia; Indonesia; Bandung; Mizan; 1995; 1995; hal. 81. Op.cit, hal. 92-93 4
Abdil Aziz Syah. Teori ini kemudian banyak didukung oleh cendekiawan Nusantara dan dimasukkan dalam buku teks pengajaran Perguruan Tinggi .9
B. Identifikasi Masalah
Teori yang dikemukakan A. Hasymi dan para pendukungnya sampai saat ini tentang Kerajaan Perlak sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara hanya didasarkan pada sumbersumber literatur literatur yang sangat terbatas. terbatas. Terutama sumber-sumber sumber-sumber yang ditulis ditulis oleh para pakar sejara sejarah h Islam Islam tanpa tanpa meliba melibatka tkan n pakarpakar-pak pakar ar lin lintas tas penget pengetahu ahuan an yang yang telah telah mengad mengadaka akan n penelitian masalah tersebut atau yang berhubungan dengannya dengan berbagai pendekatan, baik secara geografis, antropologis, sosiologis, etimologis, dan bidang-bidang keilmuan lainnya yang telah berkembang dengan pesatnya saat ini. Sebagai sebuah teori yang dikemukakan pada zamannya, maka pendapat A.Hasymi dengan para pendukungnya tidak dapat disalahkan, mengingat sangat terbatasnya referensi pada zaman beliau. Demikian juga akibat menurun drastisnya minat intelektualisme terhadap kajian-kaji kajian-kajian an tentang tentang Islam di Aceh menyusul keadaan keadaan konflik konflik yang berkepanjangan berkepanjangan.. Bahkan Bahkan tidak sedikit para cendekiawan Muslim yang tengah mengadakan penelitian tentang keislaman di sekitar Aceh dicurigai oleh aparat keamanan dengan berbagai alasan yang dicari-cari, seperti apa yang diceritakan Prof. Hasbi yang hanya mengadakan penelitian tentang dayah, harus berhadapan dengan aparat. Apalagi sejak Aceh bergolak, para peneliti asing sangat dibatasi kegiatannya di Aceh yang telah mengakibatkan mundurnya penelitian ilmiyah dalam segala bidang, termasuk tentang sejarah Islam di Aceh. Konflik Konflik berkepanja berkepanjangan ngan di Aceh, bukan hanya menimbulka menimbulkan n dampak dampak kemunduran kemunduran dalam bidang ekonomi dan sosial saja, namun telah merambah ke segala lini, termasuk dalam bidang bidang intelektual intelektualisme. isme. Dalam penelitian penelitian di lapangan, lapangan, penulis penulis banyak banyak berhadapan berhadapan dengan kendala kendala-ke -kenda ndala la yang yang sebagi sebagian an besar besar berhub berhubung ungan an denga dengan n faktor faktor keaman keamanan. an. Sepanj Sepanjang ang penelitian di Aceh, penulis harus berhadap-hadapan diantara kecurigaan para pejuang Gerakan Aceh Aceh Merd Merdek ekaa (GAM (GAM)) yang yang meng mengan angg ggap ap seba sebaga gaii inte intell nega negara ra,, atau atau kecu kecuri riga gaan an apar aparat at keamanan yang menggap pendukung perjuangan GAM. Dilemma seperti ini rupanya dihadapi banyak cendekiawan yang mengadakan penelitian ilmiyah di Aceh. Dan beberapa kali, sebagai peneliti, peneliti, mereka mereka harus berhadapan berhadapan dengan dengan aparat aparat dan sekaligus mendapat mendapat pengawasan pengawasan ketat GAM. 9
A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia : Kumpulan prasaran pada seminar di Aceh, Bandung:al-Ma'arif, 1993, cet. 3, , hal. 7; . lihat juga A. H asymi, Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1990. hal.146. 5
Untuk mencapai tempat-tempat tempat-tempat bersejarah bersejarah yang diteliti, diteliti, terutama terutama di sekitar sekitar daerah daerah Jeuni Jeunib, b, Peudad Peudada, a, Kuala Kuala Jeumpa Jeumpa,, Bireue Bireuen, n, Pante Pante Peusan Peusangan gan dan sekita sekitarnya rnya,, yang yang dikena dikenall sebaga sebagaii daerah daerah basis basis GAM, GAM, bahkan bahkan diklas diklasifi ifikas kasika ikan n sebaga sebagaii ”daerah oleh aparat aparat ”daerah hitam” hitam” oleh keamanan, para peneliti harus selalu siap dan waspada. Salah-salah akan ditangkap, bahkan mungkin akan menjadi korban salah tembak. Namun berkat hubungan baik penulis, baik dengan aparat keamanan dan para Abu (Ulama) disekitar tempat tersebut, lebih memudahkan peneli penelitia tian n lapang lapangan an yang yang dilaku dilakukan kan.. Nam Namun un tetap tetap saja saja harus harus menga mengalam lamii ”in ”introg trogasi asi”” dan pengawasan ketat aparat keamanan RI maupun anggota dan pendukung GAM. Setelah Setelah bencana bencana tsunami, tsunami, perjanjian perjanjian Helsinki Helsinki dan berlangsung berlangsungnya nya pemilihan pemilihan umum yang dibenangka dibenangkan n pasangan pasangan Irwandi-Naza Irwandi-Nazar, r, keadaan keadaan agak relatif aman. aman. Penelitian Penelitian dapat dapat dilanj dilanjutk utkan an bersam bersamaan aan dengan dengan nai naiknya knya kembal kembalii semang semangat at ma masya syarak rakat at Aceh Aceh yang yang ingin ingin mengga menggapai pai kegemi kegemilan langan gan perada peradaban ban nenek nenek moyang moyangnnya nnya.. Keadaa Keadaan n yang yang kondusi kondusif, f, yang yang didukung oleh semangat baru masyarakat Aceh telah memudahkan para peneliti. Demikian pula berkembangnya teknologi telah memudahkan penelitian lintas bidang. Berbeda halnya dengan masa A. Hasymi dan gemerasinya yang sangat terbatas sumber rujukan, sedangkan pada pada zama zaman n seka sekara rang, ng, deng dengan an bant bantua uan n tekno teknolo logi gi komu komuni nika kasi si dan dan info inform rmat atik ika, a, para para cendek cendekiaw iawan an dapat dapat mengam mengambil bil sumber sumber-su -sumbe mberr rujuka rujukan n denga dengan n mudah. mudah. Dengan Dengan hanya hanya mengakses internet, para peneliti akan mendapatkan sumber rujukan yang berlimpah ruah untuk kepentingan penelitiannya dari perpustakaan on-line penjuru dunia. Bersamaan Bersamaan dengan dengan perkembang perkembangan an zaman, zaman, terutama terutama kemajuan kemajuan teknologi, teknologi, teori-teori teori-teori tentang sejarah akan terus berkembang, sebagaimana teori-teori pengetahuan lainnya dengan ditemukannya
teori-te -teori
baru
yang
didukung
oleh
argu rgumentasi
yang
dapat
dipertanggun dipertanggungjawa gjawabkan bkan secara ilmi ilmiyah. yah. Sebagaima Sebagaimana na halnya teori-teori tentang tentang masuknya masuknya Islam ke Nusantara terdahulu yang terus menerus dikoreksi dari Teori Gujarat dikoreksi Teori Persia dan terakhir dikoreksi dengan Teori Mekah atau Arab. Maka dengan ditemukannya data-data terbaru yang lebih akurat, berdasarkan kajian dari berbagai sumber bidang ilmu pengetahuan, maka teori tentang Kerajaan Islam pertama di Nusantara perlu dipertanyakan lagi keabsahannya. Apakah memang Kerajaan Perlak yang didikan oleh Maulana Abdul Aziz pada tahun 804 adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara.
C. Tujuan Dan Metodologi
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keabsahan dari teori yang telah dikemukakan oleh A. Hasymi dan para pendukungnya yang menyatakan bahwa kerajaan 6
Islam pertama di Nusantara adalah Kerajaan Perlak yang didirikan oleh Maulana Abdul Aziz pada tahun 840 Masehi Masehi yang terletak terletak kini di sekitar sekitar kecamatan Peureulak Peureulak Kabupaten Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan menggunakan metodologi deskriptif-analisis, yang menggabungkan beberapa penelitian dan analisis terkini, berdasarkan pengetahuan lintas bidang, seperti pengetahuan geografi, geografi, antropologi, antropologi, sosiologi, sosiologi, etimologi etimologi dan lainnya lainnya diadakan diadakan sebuah sintesa sintesa baru yang dihara diharapka pkan n melahi melahirka rkan n sebuah sebuah teori teori baru baru dalam dalam bidang bidang sejara sejarah h perkem perkemban bangan gan Islam Islam di Nusantara. Dengan mengolah data-data dari sumber primer dan sekunder, melalui penelahaan beberapa beberapa referensi referensi terkait terkait yang ditindakla ditindaklanjuti njuti dengan dengan survei lapangan, lapangan, diharapka diharapkan n dapat dapat ditemukan sebuah kesimpulan awal yang akan dipertanggungjawabkan secara ilmiyah.
D. Studi Terhadap Beberapa Teori Berkaitan Kerajaan Islam Pertama Di Nusantara
Sebagaimana lazimnya pengembangan pengetahuan ilmiyah, teori baru biasanya lahir berdas berdasark arkan an teori-t teori-teor eorii yang yang telah telah dikemb dikembang angkan kan terleb terlebih ih dahulu dahulu oleh oleh para para cendek cendekiaw iawan an dengan dalil-dalil yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dalam membahas permasalahan yang sedang diteliti, akan dikemukakan beberapa teori yang sudah umum dikenal sebagai dasar dasar dalam dalam mengem mengemban bangka gkan n sebuah sebuah teori teori tentan tentang g keraja kerajaan an Islam Islam pertam pertamaa di Nusanta Nusantara. ra. Diantaranya adalah :
1. Teori Hubungan Dagang Arab-Cina
Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal dengan Taprobana. Nama Taprobana Taprobana Insula Insula telah dipakai oleh Claudius Ptolemeus, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah ini dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri yang menjadi jalan ke Tiongkok, Tiongkok, sebuah sebuah bandar bandar niaga bernama bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. barus. Disebutkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5000 tahun lalu. Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, Thalasses , mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, nesos, atau ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Sumatera mencari emas, kemenyan (Styrax ( Styrax sumatrana) (Dryobalanops aromatica) sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatera. Para pedagang Nusantara sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, tercantum pada naskah Historia Naturalis karya 7
Plini abad pertama Masehi. Dalam kitab Yahudi, Melakim Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Raja Raja Solomo Solomon, n, raja raja Israil Israil menerima menerima 420 talenta talenta emas emas dari dari Hiram, Hiram, raja raja Tirus Tirus yang yang berada berada dibawah kekuasaannya. Emas didapatkan dari negeri Ophir . Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha). fiha). Di manakah manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati diberkati Allah ? Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera. Kota Tirus Tirus merupa merupakan kan pusat pusat pemasa pemasaran ran barang barang-ba -baran rang g dari dari Timur Timur Jauh. Jauh. Ptolem Ptolemeus eus pun menulis Geographike Hyphegesis berdas berdasark arkan an inf inform ormasi asi dari dari seoran seorang g pedaga pedagang ng Tirus Tirus yang yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan asumsi bahwa di sanalah letak negeri Ophir-nya King Solomon. 10 Sementara perdagangan antara negara-negara Timur dengan Timur Tengah dan Eropa berlangsung lewat dua jalur: jalur darat dan jalur laut. Jalur darat, yang juga disebut ”jalur sutra” (silk (silk road), road), dimulai dari Cina Utara lewat Asia Tengah dan Turkistan terus ke Laut Teng Tengah ah.. Jalu Jalurr perd perdag agan anga gan n ini, ini, yang yang mengh menghub ubun ungk gkan an Cina Cina dan dan Indi Indiaa denga dengan n Erop Eropa, a, merupakan jalur tertua yang sudah di kenal sejak 500 tahun sebelum Masehi. Sedangkan jalan laut dimulai dari Cina (Semenanjung Shantung) dan Indonesia, melalui Selat Malaka ke India; dari sini ke Laut Tengah dan Eropa, ada yang melalui Teluk Persia dan Suriah, dan ada juga yang melalui Laut Merah dan Mesir. Diduga perdagangan lewat laut antara Laut Merah, Cina dan Indonesia sudah berjalan sejak abad pertama sesudah Masehi. 11
10
11
N.J. Krom, Zaman terjemahan n Arief Arief Effendi Effendi,, Jakarta: Jakarta: Pembangun Pembangunan, an, 1956, hal. 10-12. 10-12. Zaman Hindu, Hindu, terjemaha (Nicholaas Johannes Krom, “De Naam Sumatra”, Bijdragen tot de Taal-, Land-, en Volkenkunde , deel 100, 1941). William William Marsden, The History of Sumatra , Oxford University Press, Kuala Lumpur, cetak ulang 1975. D.G.E. Hall, A History of South East Asia, London: Macmillan Macmillan & Co. Ltd., 1960, hlm. 1-5. D.H. Burger dan Prajudi, Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1960, hlm. 15. D.H.Burger dan Prajudi, Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1960, hlm. 15.) 8
Akan tetapi, karena sering terjadi gangguan keamanan pada jalur perdagangan darat di Asia Asia Tengah Tengah,, maka maka sejak sejak tahun tahun 500 Masehi Masehi perdag perdagang angan an TimurTimur-Bar Barat at melalu melaluii laut laut (Selat (Selat Malaka Malaka)) menja menjadi di semaki semakin n ramai. ramai. Lewat Lewat jalan jalan ini kapalkapal-kap kapal al Arab, Arab, Persia Persia dan India India telah telah mondar mandir dari Barat ke Timur dan terus ke Negeri Cina dengan menggunakan angin musim, musim, untuk pelayaran pelayaran pulang pulang pergi. pergi. Juga kapal-kapal kapal-kapal Sumatra telah mengambil mengambil bagian dala dalam m
perd perdag agan anga gan n
ters terseb ebut ut..
Pada Pada
zama zaman n
Sriw Sriwij ijay aya, a,
peda pedaga gang ng-p -ped edag agan angn gnya ya
tela telah h
mengun mengunjun jungi gi pelabu pelabuhan han-pe -pelab labuha uhan n Cin Cinaa dan pantai pantai tim timur ur Afrika Afrika.. Ram Ramain ainya ya lalu lalu lin lintas tas pelayaran di Selat Malaka, maka telah menumbuhkan kota-kota pelabuhan yang terletak di bagian bagian ujung ujung utara utara Pulau Pulau Sumatr Sumatra. a. Perkem Perkemban bangan gan perdag perdagang angan an yang yang semaki semakin n banyak banyak di antara Arab, Cina dan Eropa melalui jalur laut telah menjadikan kota pelabuhan semakin ramai, termasuk di wilayah Aceh yang diketahui telah memiliki beberapa kota pelabuhan yang umumnya terdapat di beberapa delta sungai. Kota-kota pelabuhan ini dijadikan sebagai kota transit atau kota perdagangan.12 Peter Bellwood Bellwood dalam dalam
Reader Reader in Archaeol Archaeology ogy Australia Australia National National University, University, telah telah
mela melaku kuka kan n banya banyak k pene peneli liti tian an arke arkeol olog ogis is di Poly Polyne nesi siaa dan dan Asia Asia Teng Tengga gara ra.. Bell Bellwo wood od menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad kelima masehi, beberapa jalur perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan Nusantara dengan Cina. Dia menulis “Museum Nasional di Jakarta memiliki beberapa bejana keramik dari beberapa situs di Sumatera Utara. Selain itu, banyak barang perunggu Cina, yang beberapa di Dinastii Zhou Zhou (sebel (sebelum um 221 SM), berada dalam antaranya antaranya mungkin mungkin bertarikh bertarikh akhir masa Dinast
koleksi pribadi di London....”. Sifat perdagangan pada zaman itu di Nusantara dilakukan antar sesama pedagang, tanpa ikut campurnya kerajaan, jika yang dimaksudkan kerajaan adalah pemerintahan dengan raja dan memiliki wilayah yang luas. Sebab kerajaan Budha Sriwijaya yang berpusat di selatan selatan Sumatera Sumatera baru didirikan didirikan pada tahun 607 Masehi (Wolters (Wolters 1967; 1967; Hall 1967, 1985). Tapi bisa saja terjadi, “kerajaan-kerajaan kecil” yang tersebar di beberapa pesisir pantai sudah berdiri, walau yang terakhir ini tidak dijumpai catatannya. 13 Adanya Adanya jalur perdagangan perdagangan utama dari Nusantara—ter Nusantara—terutama utama Sumatera dan Jawa— Jawa— dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G.R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab deng dengan an para para peda pedaga gang ng dari dari wila wilaya yah h Asia Asia Tengg Tenggar araa pada pada zama zaman n pra pra Isla Islam. m. Tibb Tibbet etts ts 12
13
M.A.P. Meilink-Roelofsz, Asian Trade and European Influence in the Indonesia Archipelago. The Hague: Martinus Nijhoff, 1962, hlm. 345 (catatan 122) Lihat juga: Peter Bellwood, Man’s Conquest of the Pacific. The Prehistory of Southeast Asia and Oxford University University Press. 1979. Peter Peter Bellwood, Bellwood, Prehist Oceania, Oceania, New York : Oxford Prehistory ory of the Indo-Mala Indo-Malaysian ysian Archipelago, Archipelago, Orlando, Florida: Academic Press. 1985. 9
menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu. “Keada “Keadaan an ini terjad terjadii karena karena kepula kepulauan uan Sumatr Sumatraa telah telah menjad menjadii tempat tempat persin persingga ggahan han kapalkapal-kap kapal al pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi,”
14
Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M—hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab— Arab—di di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya. Temuan ini diperkuat Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengem mengembar baraa pada pada tahun tahun 674 M telah telah menemu menemukan kan
sekelompo sekelompokk bangsa bangsa Arab yang membuat membuat
kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Sumatera . Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika. Amerika.15 Dalam kitab sejarah Cina yang berjudul Chiu T’hang Shu disebutkan pernah mendapat kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih, Shih, sebutan untuk orang Arab, pada tahun tahun 651 Masehi atau 31 Hijirah. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama kedatangan duta yang dikirim oleh Tan mi mo ni’. Tan mi mo ni’ adalah sebutan untuk Amirul Mukminin. Dalam catatan tersebut, duta Tan mi mo ni’ menyebutkan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dan sudah tiga kali berganti kepemimpinan. Artinya, duta Muslim tersebut datang pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan. Para pengembara Arab ini tak hanya berlayar sampai di Cina saja, tapi juga terus menjelajah sampai di Timur Jauh. Jauh sebelum penjelajah dari Eropa punya kemampuan mengarungi dunia, terlebih dulu pelayar-pelayar dari Arab dan Timur Tengah sudah mampu melayari rute dunia dengan intensitas yang cukup padat. Pada masa Dinasti Umayyah, ada sebanyak 17 duta Muslim yang datang ke Cina. Pada Dinasti Abbasiyah dikirim 18 duta ke negeri Cina. Bahkan pada pertengahan abad ke-7 sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim di Kanfu atau Kanton. 16 Setelah abad ke-7 M, Islam sudah berkembang pesat, misalnya menurut laporan sejarah negeri Tiongkok bahwa pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali)
14
15 16
Tibbetts; Pre Islamic Arabia and South East Asia , JMBRAS, 19 pt. 3, 1956, hal. 207. Dr. Ismail Hamid “Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam” .Jakarta: Pustaka Al-Husna cet. 1, 1989, hal. 11). Prof. Dr. HAMKA, Dari Perbendaharaan Lama ; Jakrta: Pustaka Panjimas; cet.III; 1996; Hal. 4-5. Lihat: W.P. Groeneveldt, Historical Notes on Indonesia & Malaya Compiled from Chinese Source, Jakarta: Bharata, 1960. B. Schrieke, Indonesian Schrieke, Indonesian Sociological Studies, Part Two, The Hauge-Bandung: W. Van Van Hoeve Ltd, 1957, .Ma Huan, Ying-yai Sheng-lan, terjemahan dan edisi J.V.G. Mills, Hakluyt Society, 1970,
1
diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara (Kerajaan Islam Perlak). 17
2. Teori Barus-Fansur Aceh
Barus-Fansur adalah tempat yang dikaitkan dengan penghasil kayu kamper sebagai penghasil kapur (kamfer atau al-kafur dalam bahasa Arab) terdapat dalam banyak sumber asli Arab, Persia, dan China dalam berbagai buku perjalanan, botani, kedokteran, dan pengobatan. yang dalam dalam bahasa bahasa Latin disebu disebutt camphora , merupa merupakan kan bagian bagian dalam dalam (in (inti) ti) kayu kayu Kapur , yang kamfer kamfer yang padat berisi berisi minyak minyak yang harum. Masyarakat Masyarakat pra-Islam pra-Islam telah mengenal kafur yang masyhur itu, hal ini dibuktikan dibuktikan dengan penemuan penemuan penggunaan penggunaan kata kafur yang disebut berkali-kali dalam syair-syair Arab sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW. 18 Dalam karya dua orang sejarawan, Ibn al-Atir (wafat tahun 1233 M), dan Ibn al-Baladuri (wafat tahun 1473) tercatat bahwa pada tahun 16 H/637 M, sewaktu perebutan ibu kota Dinasti Sassanid, yaitu Ctesiphon, orang-orang Arab menemukan kamper/kafur yang dikira garam di antara rempah-rempah dan wangi-wangian. 19 Ibn Gulgul Gulgul,, abad abad ke-10 ke-10 M, seorang seorang ahl ahlii biobib biobiblio liogra grafi fi dan ilm ilmu u kedokte kedokteran ran dari dari Andalusia, mencata kafur atau kamfer dalam 63 bahan obat-obatan baru yang belum dikenal sebelumnya sebagai obat, kecuali hanya pewangian dan alat-alat ritual semata di agama-agama pagani paganisme sme.. Ibn Sarabi Sarabiyun yun pada pada abad abad ke-10 ke-10 juga juga mulai mulai memper memperken kenalk alkan an zat yang yang sangat sangat ampuh ini. Ibn al-Baytar yang mengutip Ishaq ibn Imran yang hidup awal abad ke-9 M juga melakukan hal yang sama. Ketiganya melalui serangkaian eksperimen yang dilakukan berhasil menjelaskan berbagai fungsi dan kegunaan kafur dengan berbagai campuran untuk khasiat yang berbeda-b berbeda-beda. eda. Fungsinya Fungsinya dalam dalam berbagai berbagai bentuk olahan diantarany diantaranyaa adalah, adalah, sebagai sebagai balsem, penghobatan kandung empedu, radang hati, demam tinggi, berbagai penyakit mata, sakit kepala akibat liver, memperkuat organ dan indra, mengontrol syaraf, pembiusan alami, pendarahan, menguatkan gigi, dan lain-lain. Al-Kindi, salah seorang intelektual Arab, menyebutkan kapur barus sebagai salah satu unsur penting untuk membuat membuat wangi-wangian. wangi-wangian. Sekitar abad ke-8, kapur barus merupakan merupakan salah satu dari lima rempah dasar dalam ilmu kedokteran Arab dan Persia. Empat unsur yang lain adalah kesturi, ambar abu-abu, kayu gaharu, dan safran. Pada zaman Abbasiyah, hanya 17
18 19
F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159. Lihat: artikel "Kafur", A. Dietrich, Ensiklopedia Islam (E.I) 2 hal: 435-436. W. Heyd, Histoire du commerce du Levant [Sejarah Pergadangan di Kawasan Syria-Libanon] , edisi Prancis yang disusun kembali oleh Furcy Raynand, Amsterdam: Adolf M, Hakkert, 1967, tambahan I, hal 590). 11
orang kaya dan para pemimpin saja yang menggunakan pewangi dari air kapur barus untuk cuci tangan selepas perjamuan makan. Ibnu Sina atau yang dalam literatur Eropa dikenal sebagai Aveceena, dalam bukunya yang terkenal tentang ensiklopedia pengobatan dan obat-obatan, al-Qanun Fi al-Tib, al-Tib, mencatat mencatat manfaat kamfer sebagai obat penenang dan mendinginkan suhu badan yang tinggi. Kamfer juga dipakai sebelum dan sesudah pembedahan, sebagai obat liver, obat diare, sakit kepala, mimisan, mimisan, dan sariawan. sariawan. Aviceena menulis: menulis: "Jika kafur dipakai sedikit, maka obat ini dapat membantu menenangkan, karena bahan ini dingin. Kadang kala obat ini menurunkan suhu badan badan yang yang tinggi tinggi akibat akibat badan badan kurang kurang sehat sehat karena karena lemah. lemah. Efek Efek yang yang mengua menguatka tkan n dan menenangkan ini disertai efek harumnya. Efek pendinginannya dikurangi dengan kasturi dan ambar, dan kekeringannya dikurangi dengan minyak wangi dan pelunaknya, misalnya minyak cengkeh dan minyak bunga berwarna ungu lembayung. Kafur merupakan penangkal racun, khususnya racun panas. Berkat kafur pikiran menjadi lebih tajam dan terang; oleh karena itu kafur menguatkan dan menyenangkan. Efeknya serupa ambar kuning, tetapi lebih kuat dan lebih bermanfaat." 20 Selain bangsa Arab, bangsa Persia juga berdatangan untuk meneliti kegunaan kafur dari Fansur ini. Buku tertua mengenai ilmu kedokteran yang ditulis dalam bahasa Persia adalah buku Muwaffak al-Din Abu Mansur Ali al-Harawi (abad ke-10 M), yang berjudul Kitab alAbniya 'an haqa'iq al-Adwiya [Buku mengenai dasar dan kebenaran obat-obatan asli]. Dalam bukunya yang berjudul Hidayat al-muta'alimin fi al-tibb (Panduan untuk mahasiswa ilmu kedokteran), al-Bukhori (abad ke-10) seorang mahasiswa Harawi dan dokter terkenal al-Razi (abad ke-9 dan 10 M) berhasil mengembangkan kafur dalam berbagai bentuk resep, sebanyak 31 resep. Salah satunya adalah dalam penanggulanagn penularan penyakit pes. Orang-orang Yunani telah terlibat secara intens dalam pengembangan ilmu kedokteran. Salah satu buku yang berhasil ditemukan seperti catatan Actius dari Amide dari abad ke-6 dan ke-7 M, menyebutkan kafur dalam karyanya Libri Medicinales. Salah Salah satu satu surat surat pertam pertamaa dari dari riga riga surat surat karya karya al-Kin al-Kind d yang yang berjud berjudul ul al-ras al-rasail ail alalhikmiy hikmiyya ya fi asrul asrul al-ruh al-ruhani aniyya yya [Ri [Risal salahah-ris risala alah h Hukum Hukum tentan tentang g Rah Rahasi asia-R a-Raha ahasia sia Batin] Batin],, dika dikata taka kan n bahw bahwaa kafu kafurr mi mili lik k Devi Devi Venu Venuss dan dan digu diguna naka kan n dala dalam m peng pengas asap apan an yang yang dipersembahkan kepadanya. "Allah Yang Maha Kuasa telah menciptakan Venus dari cahaya dan kecerahan; Venus memberi kebaikan dalam semua posisinya … di antaranya batu maha yang dimilikinya; dalam badan manusia, perut dan usus yang dimilikinya; dalam abjad tiga 20
Ibn Baytar, Traite des Simples par Ibn el-Beithar . Terj. Dr. L. Leclerc, 3 jil. –Paris: 1881-1887. 1
huruf yang dimilikinya ('ain, ha dan kaf); di antara bahan murni untuk pengasapan yang dimilikinya dimilikinya terdapat: ambar abu-abu, abu-abu, qust, tanaman tanaman fagara, fagara, kafur, bunga bunga maw mawar ar kering kering,, laudanum."21 Dijelaskan di Alf Layla wa layla (Seribu Satu Malam) oleh Sindbad, sang petualang yang terkenal: "Sesudah bangun keesokan harinya, kami pergi melewati gunung-gunung tinggi ke Pulau Riha yang kaya dengan pohon kafur. Setiap pohon dapat membayangi lebih dari 100 orang. orang. Puncak Puncak pohonny pohonnyaa ditore ditoreh h dan air yang yang mengal mengalir ir dariny darinyaa dapat dapat mengis mengisii bebera beberapa pa wadah. Kafur mulai menetes dan tetesannya mirip lem. Sesuadah itu kafur tidak meleleh lagi dan pohonnya menjadi kering." Riha adalah berarti kafur yang bermutu tinggi yang berarti alKafur al-Fansuri. Jadi Pulau Riha yang dimaksud adalah daerah Fansur. Kapur barus juga dipakai untuk memandikan jenazah sebelum dikuburkan. Variasi penggunaan kapur barus ini menyebabkan nilai jualnya sangat tinggi. Manfaat kapur barus ini kemudian menyebar ke Yunani dan Armenia karena pada periode tersebut ilmu kedokteran dari Arab dan Persia menjadi acuan dunia.
Di akhir abad ke-4 M, istilah "P'o-lu" yang berarti Barus mulai dikenal oleh Bangsa Cina. Istilah ini diketahui sebagai rujukan kepada seluruh wilayah utara Sumatera. Barulah pada 21
G. Celentano, L.V. Vaglieri, "Trois Epitres d'al-Kindi: textes et traduction avec XIX plaches facsimile des trois epitres", dalam Annali dell Istituto universitario Orientale di Nipoli, jil 34, buku 3 (1974) hal 523-562. 1
akhir abad ke-9, seorang ahli geografi Arab, Ibn Khurdadhbih menyebutkan nama Ram(n)i: "Di belaka belakang ng Serend Serendib ib terlet terletak ak daerah daerah Ram(n) Ram(n)I, I, dimana dimana hewan hewan badak badak dapat dapat ditem ditemuka ukan… n… Pulau Pulau ini menghasilkan pohon bambu dan kayu Brazil, akar-akar yang dapat digunakan sebagai obat anti racunracun mematikan…Di negeri ini juga tumbuh pohon-pohon kapur yang tinggi ,"22
Akhbar ar al-Sin al-Sin wa al-Hin al-Hind d juga Kira Kira-k -kir iraa pada pada abad abad yang yang sama sama,, sebu sebuah ah buku buku Akhb menyebutkan nama Ramni: "Ramni (yang) terdapat didalamnya gajag-gajah dalam jumlah yang banyak berserta kayu Brazil dan bambu. Pulau itu dikelilingi oleh dua lautan..Harkand dan dan Salahit". Salahit". Nama Ramni atau Ram(n)I, kemungkinan besar, dengan melihat peta dan posisi Sri Lanka atau Serendib, adalah Sumatera bagian utara dan lebih tepatnya lagi timur laut Aceh. (The sea of Harkand was the Bay of Bengal. Salaht (or Salahit) is believed to be derived from the Malay word selat or Straits, i.e., what is now known as the Selat Melaka).23 Abu Zaid Hasan pada tahun 916 M, saat dia menjelaskan penguasa Maharaja Zabaj (Sriwijaya) menyebut juga Ranmi: "nama pulau tersebut adalah Rami (Ramni) yang luasnya delapan ratus parasangs (From the Persian farsakh, it was approximately 3 Y2 miles in extent) di daerah tersebut. Di sana dapat ditemukan kayu Brazil, kapur dan tumbuhan lainnya."24 Pada tahun 943, Masudi mencatat: “Kira-kira seribu parasangs (dari Serendib) masih terdapat sebuah pulau yang bernama Ramin (yakni Ramni) yang dihuni dan diperintah oleh raja-raja. Daerah tersebut penuh dengan tambang emas, dan dekat dengan tanah Fansur, yang
menjadi asal kapur fansur , yang hanya dapat ditemukan di Fansur dengan jumlah yang besar dalam tahun-tahun yang penuh dengan topan dan gempa bumi. bumi.25 'Ajaib 'Ajaib al-Hind', al-Hind', yang ditulis tahun 1000 M, menjelaskan banyak referensi mengenai Lambri Lambri.. Muhamm Muhammad ad ibn Babish Babishad ad melapo melaporka rkan: n: ”Di Pulau Pulau Lamuri Lamuri terdap terdapat at zarafa zarafa yang yang tingginya tidak terkira. Dikatakan bahwa pelaut-pelaut yang terdampar di Fansur, terpaksa harus pindah ke Lamuri. Mereka mengungsi di waktu malam karena takut dengan zarafa;
karena mereka tidak muncul di siang hari… Di pulau ini juga terdapat semut-semut raksasa dalam jumlah besar, terutama di kawasan Lamuri ”.... "Lububilank, yang merupakan sebuah teluk, (Tibbetts identifies this with Lho' Belang Raya (Telok Balang), 5°32f N, 95°17' E. Ibid., p. 141) terdapat orang-orang yang memakan manusia. Orang-orang kanibal ini mempunyai ekor, dan menghuni tanah antara Fansur dan Lamuri." 26
22 23 24 25 26
Tibbetts, Arabic Texts , hal. 27-28. Wolters, Early Indonesian Commerce, hal. 178) Tibbetts, Arabic Texts, hal. 30 Ibid, hal. 37-38 Ibid, hal. 44-45 1
Lambri dalam karya para ahli geografi Arab tidak dijelaskan lebih lanjut. Ramni juga disebutkan oleh Biruni pada tahun 1030. Nama tersebut juga ditulis dalam teks Dimashqi di tahun 1325 dalam buku Cowan,"Lamuri," hal. 421. Satu-satunya sumber India menyebutkan Lambri dalam transkrip Tanjore dari Bangsa Tamil dalam pemerintahan Rajendra Cola, dimana nama "Ilamuridesam yang sangat murka terli terliba batt dala dalam m pera perang" ng" dise disebu butk tkan an bers bersam amaa toponi toponim m lain lain seba sebaga gaii daer daerah ah targ target et-ta -targe rgett penggempuran mereka pada tahun 1025. 27 Ahli geografi Cina Chou Ch'u-fei menulis, pada tahun 1178, nama Lan-li dimana kapalkapal dari Canton atau Guangdong sering merapat sambil menunggu bulan purnama untuk memudahkan mereka berlayar menuju Lautan India tepatnya Sri Lanka dan India. 28 Hamp Ha mpir ir lima lima pulu puluh h tahu tahun n kemu kemudi dian an,, Ch Chau au Ju-k Ju-kua ua meny menyeb ebut ut LanLan-wu wu-l -li, i, dan dan melaporkan bahwa; "Hasil-hasil produksi kerajaan Lan-wu-li adalah kayu sapan (Brazilwood (Caesalpinia sappan, Linn.), gading gajah dan rotan putih. Penduduknya menyukai perang dan sering menggunakan panah beracun. Dengan angin utara, pelaut dapat berlayar selama dua puluh hari ke Silan…." 29 Dia Dia
sela selanj njut utny nyaa
mend menduk ukun ung g
info inform rmas asii
yang yang dibe diberi rika kan n
oleh oleh Ch Chou ou Ch Ch'u 'u-f -fei ei::
”Ta-shi terletak di Timur Laut dari Ts'uan-chou dengan jarak yang sangat jauh, jadi kapal-kapal asin asing g kesul kesulit itan an untu untuk k mela melaku kuka kan n pela pelaya yara ran n lang langsu sung ng.. Setel Setelah ah kapa kapall-ka kapa pall ters terseb ebut ut meninggalkan Ts'uan-chou mereka akan berlayar terlebih dahulu selama empat puluh hari ke Lan'li, dimana mereka akan menyempatkan diri untuk berdagang. Tahun berikutnya akan kembali ke laut, dengan dukungan angin mereka akan menghabiskan enam puluh hari untuk melanjutkan perjalanan. 30 Marco Polo, sekembalin sekembalinya ya dari Cina ke Eropa tahun 1292, menyebutkan, menyebutkan, selain selain Perlak Perlak yang sudah memeluk Islam, nama Lambri bersama lima kerajaan kafir lainnya. Dia menulis bahwa; "Penduduknya penyembah berhala, dan menyebut dirinya hamba Kaan yang agung. Mereka memiliki kapur dalam jumlah yang besar dan sejumlah spesis lainnya. Mereka juga memiliki kayu brazil dalam jumlah yang besar…" Di tahun 1284 dan juga tahun 1286, Lambri dilaporkan mengirimkan upeti kepada Dinasti Yuan di China. 31
27 28 29
30 31
K. A. Nilakanta Sastri, History of Srivijaya (Madras: University of Madras, 1949), hal. 80, 81. Almut Netolitzky, Das Ling-wai Tai-ta von Chou-chu-fei,( Weisbaden: Heiner Verlag, 1977), hal. 40-41) Friedrich Hirth and W. W. Rockhill, Chau Ju-kua: His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteenth Centuries , Entitled Chu-fan-chi (St. Petersburg: Imperial Academy of Sciences, 1911), hal. 72). Ibid, hal.114 Henry Yule and Henri Cordier, The Book of Ser Marco Polo , 2 vols. (Reprint, Amsterdam: Philo Press, 1975), 2:299) 1
Seorang musafir Persia, Rashiduddin, pada tahun 1310 menulis bahwa para saudagar dari dari berbag berbagai ai negara negara sering sering datang datang ke Lamori Lamori,, dan pada tahun tahun 132 1323, 3, Friar Friar Odoric Odoric dari dari Pordenone menjelaskan bahwa Lambri merupakan pusat perdagangan di mana para saudagar dari negara-negara yang sangat jauh, dan kapur, emas dan pohon gaharu juga tersedia. Di sini dia kehilangan pandangan terhadap bintang utara. 32 Wang Ta-yuan pada tahun 1349, menulis tentang Nan-wu-li, yang katanya: ”Tempat ini merupakan pusat perdagangan yang sangat penting di Nan-wu-li. Pegunungan raksasa bak gelombang gelombang terdapat terdapat dibelakangnya, dibelakangnya, terletak di pinggiran pinggiran laut Jih-yueh Jih-yueh wang yang sangat sangat diragukan di sana ada tanah. Penduduk setempat hidup di sepanjang bukit, setiap keluarga tinggal tinggal di rumah rumah ma masin sing-m g-masi asing. ng. Masing Masing-ma -masin sing g lelaki lelaki dan wanita wanita menggu menggulun lung g rambut rambut mereka dalam sanggul di atas namun membiarkan bagian atas tubuh mereka terbuka, dan bagian bagian bawah bawah dibungk dibungkus us sarung sarung.. Buminy Buminyaa sangat sangat tandus, tandus, panenn panennya ya sangat sangat jarang jarang,, dan iklimnya sangat panas. Sebagai kebiasaan, mereka tunduk kepada bajak laut seperti orangorang di Niu-tan-his (Tumasek). Komoditas lokal adalah sarang burug, cangkang kura-kura, cangkang penyu dan kayu laka, yang sangat bermutu dalam hal aroma. Komoditas yang biasanya diperdagangkan di sini adalah emas, perak, aksesoris besi, bunga mawar, muslin merah, kapur , porcelin dengan desain biru dan putih dan lain-lain.” 33 Pada Pada tahun tahun 136 1365, 5, Kronik Kronik Jaw Jawa, a, Negara Negarakrta krtagam gama, a, mengga menggamba mbarka rkan n Lamuri Lamuri sebaga sebagaii negara yang tergantung kepada Majapahit. 34 Ma Huan Huan yang yang menu menuli liss pada pada aw awal al tahu tahun n 15 M, menye menyebu butka tkan n Na Nan-p n-poo-li li,, yang yang dikunjungi oleh kapal induk dinasti Ming, dengan nakhoda Cheng Ho: ”Kerajaan ini terletak di samping laut, dan penduduknya terdiri dari hanya seribu keluarga. Semuanya Muslim, dan mereka sangat sangat jujur dan tulus. Di bagian bagian timur teritori itu, terletak sebuah negeri bersama Litai, dan di bagian barat dan utara terletak lautan luas; jika anda pergi ke selatan, terdapat pegunungan; dan di bagian selatan pegunungan tersebut terletak lagi lautan. Ma Huan juga menyebutkan nama Pulau Wei, sebuah pulau sekitar sembilan mil lauty di lepas pantai Timur Laut Aceh yang juga terdapat pelabuhan alami yang bagus, sekarang terdapat pelabuhan Sabang. Pulau Wei sering disebutkan dalam sumber-sumber sejarah dan dalam terjemahan bahasa Cina bernama "pulau Hat". Ch'ieh-nan-mao, sebuah daerah penghasil kayu gaharu. 35 Ma Huan Huan mengga menggamba mbarka rkan n Pulau Pulau Wei: Wei: ”Terle ”Terletak tak di arah arah laut laut Timur Timur Laut Laut Lambri Lambri,, dimana terdapat pegunungan raksasa yang sangat curam, yang dapat dicapai dengan setengah 32 33 34 35
Ibid, hal. 300 ibid Th. C. Th. Pigeaud, Jam in the Fourteenth Century , 5 vols. (The Hague: Nyhoff, I960), 1:11 Mills, Ma Huan , hal 122-123.
1
hari perjalanan; namanya pegunungan Mao. Di bagian barat pegunungan ini, juga, terdapat lautan luas; ini namanya Samudra Barat yang disebut Samudra Nan-mo-li, kapal-kapal yang datang dari Samudra dari arah barat berlabuh di sini, dan mereka melihat pegunungan ini seba sebaga gaii petu petunj njuk uk arah arah.. Di laut laut yang yang dang dangka kal, l, seki sekita tarr dua dua cang cang dala dalamn mnya ya,, di ping pinggi girr pegu pegunu nunga ngan, n, tumbu tumbuh h poho pohonn-po pohon hon laut laut;; pend pendud uduk uk di sana sana mengu mengump mpul ulka kann nnya ya dan dan menjua menjualny lnyaa sebaga sebagaii komodi komoditas tas yang yang berhar berharga. ga. Ini nam namany anyaa karang karang.. Keraja Kerajaan an ini tunduk tunduk kepada jurisdiksi kerajaan Nan-po-li. Nan-po-li .36 Awal abad ke-16 M, Tome Pires memberikan gambaran yang lebih tepat mengenai lokasi Lambri. Dia mengatakan bahwa; "Aceh merupakan negara pertama di bagian pulau Sumatera, dan Lambri benar-benar di bagian kanannya, yang terletak menjorok ke darat dan tanah Biar terletak antara Aceh dan Pidie, dan sekarang negeri-negeri ini tunduk kepada Aceh dan memerintah di kedua wilayah tersebut dan dialah raja satu-satunya di sana. Raja
ini adalah Moo…". Moo…".37 Istilah Lambri dan beberapa versi lainnya biasanya ditujukan kepada seluruh pantai utara Aceh, nampaknya hal tersebut di atas menunjukkan pada titik tertentu yang menjadi informasi kepada pelayaran yang aman dari ombak Teluk Bengal, sebuah sumber air segar. Buku Hikayat Atjeh juga memberikan petunjuk. Pada halaman 17 dari manuskrip tersebut, diterbitkan oleh Teuku Iskandar, terdapat sebuah petunjuk mengenai Lambri, "teluk Lambri". Lambri" .38 Chau Ju-kua tidak menyebutkan kapur diperdagangkan di Lambri, tapi diduga bahwa Ujung Pancu dan Kuala Pancu di Lhok Lambro dekat banda Aceh kemungkinan besar sangat berhubungan dengan Fansur. Kapal-kapal yang harus memutar di Ujung Pancu, harus melalui Lambri ke Barus. Barus. Nama Lambri dan Barus, makanya, sering dibingungkan dalam pelayaran kuno karena eratnya kedua kota ini. Sementara Chia Tan yang menulis buku pada era awal abad abad ke-8, ke-8, menyeb menyebutka utkan n pelabu pelabuhan han P'o-lu P'o-lu,, merupa merupakan kan daerah daerah yang yang kaya kaya dengan dengan emas, emas, mercury dan kapur . Pelabuhan tersebut merupakan titip kepergian bagi kapal-kapal yang datang dari Sriwijaya barat melalui Samudera India ke Sri Langka. Langka.39 Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang ahli Georafi dan Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera yang menjadi jalan ke Tiongkok terdapat 36 37 38 39
Ibid, hal. 123-124 ibid T. Iskandar, Hikayat Atjeh, op.cit. hal. 17 Friedrich Hirth and W. W. Rockhill, Chau Ju-kua: His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteenth Centuries , Entitled Chu-fan-chi (St. Petersburg: Imperial Academy of Sciences, 1911), hal. 72). W.P. Groeneveldt, Historical Notes on Indonesia & Malaya Compiled from Chinese Source, Jakarta: Bharata, 1960, hlm. 280.
1
sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. barus. Disebutkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar s ekitar 5000 tahun lalu. lalu .40
3. Teori Kaafuro Dalam al-Qur’an
Hubungan erat Aceh-Melayu dengan dunia Arab juga dapat ditelusuri dari beberapa kata di dalam al-Qur’an. Sebagaimana diketahui al-Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril as sejak pertama diangkat menjadi Nabi di Gua Hira’ sampai beliau wafat di Madinah pada tahun 10 Hijriah. Sampai saat ini tidak ada satupun manusia yang dapat menyanggah bahwa al-Qur’an dengan dengan segala segala kemukj kemukjiza izatan tannya nya bukan bukan berasa berasall dari dari Allah Allah Sang Sang Pencip Pencipta. ta. Karena Karena man manaa mungkin seorang yang buta huruf seperti Nabi Muhammad dapat menbuat sebuah kitab agung yang memiliki gaya bahasa Arab tertinggi dan tidak mampu dijangkau oleh seorang pujangga teragung sekalipun. Karena al-Qur’an bukan hanya kitab sastra, tapi kitab hukum, undangundang, pengetahuan, politik dan seterusnya yang disampaikan dengan untaian indah. Terlalu banyak makhluk yang tertegun dengan keindahan al-Qur’an. 41 Telah Telah disepa disepakat katii para para Ulama, Ulama, bahwa bahwa al-Qur al-Qur’an ’an dituru diturunka nkan n dalam dalam bahasa bahasa Arab, Arab, sebagaimana dinyatakan al-Qur’an sendiri. Namun bahasa Arab al-Qur’an adalah bahasa Arab terting tertinggi gi yang yang telah telah melahi melahirka rkan n gramat gramatika ika bahasa bahasa Arab Arab kontem kontempor porer. er. Para Para ulama ulama juga juga berpendapat ada beberapa kata al-Qur’an yang bukan berasal dari bahasa Arab asli, namun bahasa non Arab yang sudah banyak digunakan dan dimengerti oleh masyarakat Arab. Arab .42 Salah satu bahasa Aceh-Melayu yang sudah tersebar di dunia Arab, termasuk Mesir sejak zaman kekuasaan Ramses (Fir’aun) adalah kafur. Sebagaimana dijelaskan terdahulu dalam teori kafur Barus, bahwa kafur min barus adalah sebuah komuditas mewah wangi-wangian yang berasal dari inti kayu kamfer yang dalam bahasa latin dikenal dengan champora. Tidak diragukan bahwa penghasil terbesar kapur zaman itu adalah wilayah yang terletak di ujung barat pulau Sumatera, yang sekarang berada di wilayah Aceh. Bahkan dalam teori terdahulu telah disebutkan banyak dalil tentang Barus-Fansur awal, yang berada di sekitar Lamuri-Aceh.
40
41 42
N.J. Krom, Zaman Hindu, terjemahan Arief Effendi, Jakarta: Pembangunan, 1956, hal. 10-12. D.G.E. Hall, A History of South East Asia, London: Macmillan Macmillan & Co. Ltd., 1960, hlm. 1-5. D.H. Burger dan Prajudi, Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1960, hlm. 15. Lihat misalnya, al-Wahyu al-Muhammady, oleh M. Rasyid Ridha Lihat misalnya, Mafhum fie Ulum al-Qur’an, Ash-Shabuni 1
Pada al-Qur’an surat al-Insan (76) ayat ke 5 menyebutkan: Sesungguhnya orang-orang yang yang berbua berbuatt kebaji kebajikan kan akan akan meminu meminum m dari dari gelas, gelas, minuma minuman n yang yang dicamp dicampur ur kafur . Kebanyakan Kebanyakan mufassirin dalam tafsirnya masing-masing seperti Ibn. Abbas, Jalalain, al-Qurthubi, Ibn Katsir dan lain-lainn lain-lainnya, ya, mengartikan mengartikan kafur sebaga sebagaii campur campuran an dari dari min minuma uman n yang yang mereha merehatka tkan, n, nikmat nikmat,, yang yang dapat dapat membua membuatt tenang tenang dan biasan biasanya ya dijadi dijadikan kan obat. obat. Walaup Walaupun un ada yang yang menyeb menyebutk utkan an sebaga sebagaii nam namaa mat mataa air di syurga syurga.. Pendap Pendapat at pertam pertamaa lebih lebih banyak banyak diruju dirujuk k mengingat penggunaan kafur yang sudah umum sebagai bahan obat-obatan, wangi-wangian dan bahan perisa di dunia Arab pra-Islam seperti di Alexenderia Mesir dan lainnya. Namun hampir semuanya sepakat bahwa kata ini bukan asli bahasa Arab, sebagaimana disebutkan Ibn Manzhur dalam Lisan al-Arab karena tidak ditemukan dalam bahasa Arab Jahiliyah atau bahasa Arab purba. Maka dengan demikian, tidak diragukan bahwa kata kafur yang dimaksudkan alQur’an adalah kapur dari Barus sebagai lambang kemewahan pada zaman itu . Kata "kafur", menurut Karel Steenbrink, secara pasti bukan istilah Arab. Akar kata "kafara" bisa berarti menghindari atau tidak berterima kasih. Sedangkan kata "kafur", yang berart berartii kapur kapur barus barus atau atau kamper kamper,, berasa berasall dari dari bahasa bahasa Melayu Melayu.. Steenb Steenbrin rink k menyim menyimpul pulkan kan bahw bahwaa kata kata "kaf "kafur ur"" buka bukan n hany hanyaa pengh penghub ubun ung g seca secara ra etim etimol olog ogis is anta antara ra al-Qu al-Qur' r'an an dan dan Nusantara, tetapi juga komoditi yang sejak abad ke-7 telah dibawa oleh pedagang Muslim dari Nusantara.43
4. Teori Champa (Jeumpa) Versi Raffles
Gubernur Jendral Hindia Belanda dari Kerajaan Inggris yang juga seorang peneliti sosial, Sir TS. Raffles dalam bukunya The History of Java, menyebutkan bahwa Champa yang terkenal di Nusantara, bukan terletak di Kambodia sekarang sebagaimana dinyatakan oleh para peneliti Belanda. Tapi Champa adalah nama daerah di sebuah wilayah di Aceh, yang terkenal dengan nama ”Jeumpa”. Champa adalah ucapan atau logat Jeumpa dengan dialek ”Jawa”, karena karena penyeb penyebuta utannya nnya ini inilah lah banyak banyak ahl ahlii yang yang keliru keliru dan mengas mengasosi osiasi asikan kannya nya dengan dengan Keraja Kerajaan an Champa Champa di wil wilaya ayah h Kambod Kambodia ia dan Vietna Vietnam m sekara sekarang. ng. Jeumpa Jeumpa yang yang dinyat dinyataka akan n Raffles sekarang berada di sekitar daerah Kabupaten Bireuen Aceh. 44 ”Champ ”Champa” a” biasan biasanya ya dihubu dihubungk ngkan an dengan dengan sebuah sebuah perist peristiwa iwa pada pada zam zaman an keraja kerajaan an Majapahit, terutama pada masa masa pemerintahan Prabu Brawijaya Brawijaya V yang memiliki seorang istri yang dikenal dengan ”Puteri Champa” sebagaimana disebutkan dalam Babad Tanah Jawi, 43 44
Karel Steenbrink, Pondok Pesantren, Jakarta: LP3ES, Sir Thomas Stamford Raffles, The History of Java, from the earliest Traditions till the establisment of Mahomedanism. Mahomedanism. Published by John Murray, Albemarle-Street. Albemarle- Street. 1830. Vol Vol II, 2nd Ed, Chap X, hal. 74. 122 1
yang yang nama nama lain lainnya nya Anar Anaraw awat atii (Dwa (Dwara rawa wati ti)) yang yang bera beraga gama ma Isla Islam. m. Pute Puteri ri inil inilah ah yang yang melahirkan Raden Fatah, yang kemudian k emudian menyerahkan pendididikan putranya kepada seorang keponakannya yang dikenal dengan Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Ampeldenta Surabaya. Sejarah mencatat, Raden Fatah menjadi Sultan pertama dari Kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa yang mengakhiri sejarah Kerajaan Hindu-Jawa Majapahit. 45 Banyak ahli sejarah yang konfius dengan ”Champa”, yang pada akhirnya menimbulkan kegelapan dan kerancuan luar biasa pada sejarah Islam Nusantara. Kekaburan ini umumnya disebabkan para ahli hanya mengutip mendapat-pendapat yang sudah ada tanpa mengadakan pengkajian pengkajian lebih dalam dalam dan lebih mendetil mendetil dari berbagai berbagai aspek. Kemalasan Kemalasan intelektual intelektual ini hanya memahami Champa sebagai sebuah kata yang sudah bercampur dengan berbagai mitos, legenda legenda dan cerita masyarakat masyarakat yang tidak berdasarkan berdasarkan fakta ilmi ilmiyah. yah. Bukan Champa sebagai sebu sebuah ah real realit itas as seja sejara rah h berd berdas asar arka kan n pene peneli liti tian an seja sejara rah h berb berbag agai ai aspe aspek k yang yang berka berkait itan an dengannya. Mari kita peras sedikit sedikit logika logika kita untuk mengungkap mengungkap kegelapan kegelapan Champa yang sudah berabad-abad dipercayai sebagai kebenaran sejarah. Para ahli sejarah memperkirakan Maulana Malik Ibrahim berada Champa sekitar 13 tahun, antara tahun 1379 sampai dengan 1392. 46 Untuk memastikan dimanakah Champa yang telah ditinggali Maulana Malik dan saudara iparnya ”Putri Champa”, maka perlu diselidiki bagaimanakah keadaan Champa waktu itu, baik yang berada di Aceh maupun Kambodia. Menurut beberapa catatan, Champa di Kambodia masa itu sedang di perintah oleh Chế Bồng Nga antara tahun 1360-1390 Masehi, dikenal dengan The Red King (Raja Merah) seorang
Raja Raja terkua terkuatt dan terakh terakhir ir Champa. Champa. Tidak Tidak diketa diketahui hui apakah apakah Raja Raja ini Muslim Muslim atau atau Budha Budha sebaga sebagaima imana na mayori mayoritas tas pendud penduduk uk Kambod Kambodia ia masa masa ini dengan dengan banyak banyak penin peningga ggalan lan kuilkuilkuilnya. Beliau berhasil menyatukan dan mengkordinasikan seluruh kekuatan Champa pada kekuasaannya kekuasaannya,, dan pada tahun 1372 menyerang menyerang Vietnam Vietnam melalui melalui jalur jalur laut. Champa berhasil berhasil memasuki kota besar Hanoi pada 1372 dan 1377. Pada penyerangan terakhir tahun 1388, dia dikalahkan oleh Jenderal Vietnam Ho Quy Ly, pendiri Dinasti Ho . Che Bong Nga meninggal dua tahun kemudian pada 1390. Tidak banyak catatan hubungan Penguasa Champa ini dengan Islam, apalagi tidak didapat bekas-bekas kegemilangan Islam, sebagaimana yang ditinggalkan para pendakwah di Perlak, Pasai ataupun Malaka. 47 45 46 47
JJ. Meinsma,. Serat Babad Tanah Jawi, Wiwit Saking Nabi Adam Dumugi ing Tahun 1647 . S'Gravenhage, 1903 Lihat :Umar Hasyim, Riwayat Maulana Malik Ibrahim . Semarang:Menara Kudus. 1980. (Lihat misalnya: D.R. SarDesai, Vietnam, Trials and Tribulations of a Nation. 1988. ppg 33-34,. David P. Chandler, A History of Cambodia (Boulder: Westview Press, 1992.) George F. Hourani " Arab Seafaring " Princeton University Press, New Jersey, 1979. Nicholas Tarling, "The Cambridge History of Southeast Asia" vol.1 Cambridge 2
Sementara menurut catatan sejarah, yang terkenal dengan Sultan Cam atau Champa adalah Wan Abdullah atau Sultan Umdatuddin atau Wan Abu atau Wan Bo Teri Teri atau Wan Bo saja, memerintah pada tahun 1471 M - 1478 M. Menurut silsilah Kerajaan Kelantan
Malaysia, silsilah beliau adalah : Sultan Abu Abdullah (Wan Bo) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam) ibni Jamaluddin Jamaluddin Al-Husain (Sayyid Hussein Jamadil Kubra ) ibni Ahmad Syah Jalal ibni Abdullah ibni Abdul Malik ibni Alawi Alawi Amal Al-Faqih ibni Muhammas Muhammas Syahib Mirbath ibni ‘Ali Khali’ Qasam ibni Alawi ibni Muhammad ibni Alawi ibni Al-Syeikh Ubaidillah ibni Ahmad Muhajirullah ibni ‘Isa AlRumi ibni Muhammad Naqib ibni ‘Ali Al-Uraidhi ibni Jaafar As-Sadiq ibni Muhammad Al-Baqir ibni ‘Ali Zainal Abidin ibni Al-Hussein ibni Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah SAW. Jadi beliau adalah anak saudara dari Maulana Malik Ibrahim, yaitu anak dari adik beliau bernama Ali Nurul atau Wan Abdull Abdullah ah ini juga juga adalah adalah bapak bapak kepada kepada Syarief Syarief Hidaya Hidayatul tullah lah,, Alam. Wan Bo atau pengasas Sultan Banten sebagaimana silsilah yang dikeluarkan Kesultanan Banten Jawa Barat: Syarif Syarif Hidaya Hidayatul tullah lah ibni ibni Abdull Abdullah ah (Umdat (Umdatudd uddin) in) ibni ibni Ali Alam Alam (Ali (Ali Nurul Nurul Alam) Alam) ibni Jamal Jamaludd uddin in Al-Hus Al-Hussei sein n (Sayyi (Sayyid d Hussei Hussein n Jamad Jamadil il Kubra) Kubra) ibni ibni Ahmad Ahmad Syah Syah Jalal Jalal
dan
seterusnya seperti di atas. atas.48 Pertanyaannya, kapan dan dimana sebenarnya Kerajaan Champa yang dipimpin oleh Raja Champa yang menjadi mertua Maulana Malik Ibrahim, yang menjadi ayah kandung ”Puteri Champa”. Padahal jika dikaitkan dengan fakta di atas, mustahil mertua Maulana Malik atau ayah ”Puteri Champa” itu adalah Wan Bo (Wan Abdullah) karena menurut silsilah dan tahun kelahirannya, kelahirannya, beliau adalah adalah pantaran pantaran anak saudara Maulana Malik yang keduanya terpaut usia 50 tahun lebih. Raden Rahmat (Sunan Ampel) sendiri lahir pada tahun 1401 di ”Champa” yang masih misterius itu. Boleh jadi yang dimaksud dengan Kerajaan Champa ters terseb ebut ut buka bukan n Kera Keraja jaan an Ch Cham ampa pa yang yang diku dikuas asai ai Dina Dinast stii Ho Viet Vietna nam, m, tapi tapi sebu sebuah ah perkampungan kecil yang berdekatan dengan Kelantan?. Inipun masih menimbulkan tanda tanya, dimanakah peninggalannya?. Bahkan ada pula yang mengatakan Champa berdekatan dengan daerah Fatani, Selatan Thailand berdekatan dengan Songkla, yang merujuk daerah Senggora zaman dahulu. dahulu.49 Untuk mendukung Teori Raffles bahwa Champa yang dimaksud bukan di Vietnam sekarang, tetapi di wilayah Jeumpa Bireuen Aceh, ada beberapa dalil yang dapat dikemukakan, antara lain; (i) Sebuah Sebuah Martin Van Bruinessen Bruinessen telah memetik memetik tulisan tulisan Saiyid Saiyid ‘Al-wi Thahir al-
48 49
University Press, Cambridge, 1992. Lafont, P. B., "Aperçu sur les relations entre le Campa et l'Asie du Sud-Est, " Actes du Séminaire sur le Campa organisé à l'Université de Copenhague, le 23 mai 1978 (Paris: 1988b) hal. 71-82. Manguin Pierre Yves, "Etudes cam II; l'introduction de l'Islam au Campa, " Bulletin de l'Ecole Française d'ExtrêmeOrient, Vol. LXVI (1979) hal.. 255-287. Lihat : Tun Suzanna Tun Hj.Othman dkk. Dinast-Dinast dkk. Dinast-Dinastii ii Quraysh (Hasyimy) di Alam Melayu, Johor:tt. Lihat : Wan Muhammad Shagir Abdullah, Syekh Muhammad Arifin Syah, Utusan Melayu, 24 Juli 2006 2
Haddad, Haddad, dalam dalam bukunya bukunya Kitab Kuning, Kuning, Pesantren Pesantren ..“Put ..“Putra ra Syah Syah Ahmad, Ahmad, Jam Jamalu aluddi ddin n dan saudar saudara-s a-saud audara aranya nya konon konon telah telah mengem mengembar baraa ke Asia Asia Tengga Tenggara. ra.... ..... Jam Jamalu aluddi ddin n sendir sendirii pertamanya pertamanya menjejakkan menjejakkan kakinya kakinya ke Kemboja Kemboja dan Aceh, kemudian kemudian belayar belayar ke Semarang Semarang dan menghabiskan waktu bertahun-tahun di Jawa, hingga akhirnya melanjutkan pengembaraannya ke Pulau Bugis, di mana dia meninggal.” (al-Haddad 1403 :8-11). Diriwayatkan pula beliau menyebarkan Islam ke Indonesia bersama rombongan kaum kerabatnya. Anaknya, Saiyid Ibra Ibrahi him m diti diting ngga galk lkan an di Aceh Aceh untu untuk k mend mendid idik ik masy masyar arak akat at dala dalam m ilmu ilmu keis keisla lama man. n.
Kemudian, Saiyid Jamaluddin ke Majapahit, selanjutnya ke negeri Bugis, lalu meninggal dunia di Wajok Wajok (Sulaw (Sulawesi esi Selata Selatan). n). Tahun Tahun kedata kedatanga nganny nnyaa di Sulawe Sulawesi si adalah adalah 145 1452M 2M dan dan tahun tahun wafatnya 1453M”. Jadi tidak diragukan bahwa yang ke Kamboja itu adalah ayah Maulana Malik Ibrahim, Saiyid Jamaluddin yang menikah di sana dan menurunkan Ali Nurul Alam. Sedangkan mayoritas ahli sejarah menyatakan Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkand atau Persia, sehingga di gelar Syekh Maghribi. Beliau sendiri dibesarkan di Aceh dan tentu menikah dengan puteri Aceh yang dikenal sebagai ”Puteri Raja Champa”. (ii) Keadaan Champa Kambodia ketika zaman Maulana Malik Ibrahim sedang huru hara dan terjadi pembantaian terhadap kaum Muslim yang dilakukan oleh Dinasti Ho yang membal membalas as denda dendam m atas atas kekala kekalahan hannya nya pada pada pasuka pasukan n Khulub Khulubay ay Khan, Khan, Raja Raja Mongol Mongol yang yang Muslim sebagaimana disebutkan disebutkan terdahulu. Keadaan ini sangat jauh jauh berbeda dengan keadaan keadaan Jeumpa yang menjadi mitra Kerajaan Pasai pada waktu itu yang menjadi jalur laluan dan peristirahatan menuju kota besar seperti Barus, Fansur dan Lamuri dari Pasai ataupun Perlak. Kerajaan Pasai adalah pusat pengembangan dan dakwah Islam yang memiliki banyak ulama dan maulana dari seluruh seluruh penjuru penjuru dunia. dunia. Sementara Sementara para sultan adalah diantara diantara yang sangat gemar berbahas tentang masalah-m masalah-masala asalah h agama, agama, di istananya istananya berkumpul berkumpul sejumlah sejumlah ulama ulama besar dari Persia, India, Arab dan lain-lain, sementara mereka mendapat penghormatan mulia dan tinggi.50 Dan Sejarah Melayu menyebutkan bahwa ”segala orang Samudra (Pasai) pada zaman itu semuanya tahu bahasa Arab. Arab .51. (iii) Populeritas Jeumpa di Nusantara, yang dihubungkan dengan puteri-puterinya yang cerdas dan cantik jelita, buah persilangan antara Arab-Parsi-India dan Melayu, yang di Aceh terkena terkenall dengan dengan Buengo gadiss cant cantik ik puti putih h keme kemera rahh-me mera raha han, n, tida tidak k lain lain Buengong ng Jeumpa Jeumpa,, gadi menu menunj njuk ukka kan n keis keisti time mewa waan an Jeum Jeumpa pa di Aceh Aceh yang yang samp sampai ai saat saat ini ini ma masi sih h meny menyis isak akan an kecantikan kecantikan puteri-puter puteri-puterinya, inya, gadis Bireuen. Bireuen. Pada masa kegemilang kegemilangan an Pasai, Pasai, istilah istilah puteri 50
51
A.H. Johns, “Islam in Southeast Asia: Reflections and New Directions”, Indonesia, Cornell Modern Indonesia Project, 1975, no.19 (April). Hal. 8 TD. Situmorang dan A. Teeuw, Sejarah Melayu, op.cit. hal. 168-173 2
Jeump Jeumpaa (lidah (lidah Jaw Jawaa menyeb menyebut ut ”Champ ”Champa”) a”) sangat sangat popule populer, r, mengin mengingat gat sebelu sebelumny mnyaa ada beberapa Puteri Jeumpa yang sudah terkenal kecantikan dan kecerdasannya, seperti Puteri Manyang Seuludong, Permaisuri Raja Jeumpa Salman al-Parisi, Ibunda kepada Syahri Nuwi pendiri pendiri kota Perlak. Puteri Jeumpa Jeumpa lainnya,Makhd lainnya,Makhdum um Tansyuri (Puteri (Puteri
Pengeran Pengeran SalmanSalman-
Manyang Seuludong/Adik Syahri Nuwi) yang menikah dengan kepala rombongan Khalifah yang yang dibawa dibawa Nakhod Nakhoda, a, Maulan Maulanaa Ali bin Muhamm Muhammad ad din Ja’far Ja’far Shadik Shadik,, yang yang melahi melahirka rkan n Maul Maulan anaa Abdu Abdull Aziz Aziz Syah Syah,, Raja Raja perta pertama ma Kera Keraja jaan an Isla Islam m Perl Perlak ak.. Mere Mereka ka sete seterus rusnya nya menurunkan menurunkan Raja dan bangsawan Perlak, Pasai sampai sampai Aceh Darussalam Darussalam.. Kecantikan Kecantikan dan kecerdasan puteri-puteri Jeumpa Jeumpa sudah menjadi legenda di antara pembesar-pembesar pembesar-pembesar istana Perlak, Pasai, Malaka, bahkan sampai ke Jawa. Itulah sebabnya kenapa Maharaja Majapahit, Barawijaya V sangat mengidam-idamkan seorang permaisuri dari Jeumpa. Bahkan dalam Babat Tanah Jawi, disebutkan bagaimana mabok kepayangnya sang Prabu ketika bertemu dengan Puteri Jeumpa yang datang bersama dengan rombongan Maulana Malik Ibrahim dan para peting petinggi gi Pasai. Pasai. Dikisa Dikisahka hkan n Sang Sang Prabu Prabu memint memintaa agar agar Puteri Puteri Jeumpa Jeumpa bersed bersedia ia menjad menjadii Permaisurinya dan menikahlah mereka yang melahirkan Raden Fatah. (iv) Secara umum, wajah orang Champa Kambodia lebih mirip dengan Cina, kecil-kecil dan memiliki kulit seperti orang Kelantan sekarang, sementara bahasanya susah dimengerti karena dialeknya berbeda dengan rumpun bahasa Melayu yang menjadi bahasa pertuturan dan pengantar Nusantara saat itu. Muka-muka Arab, seperti wajah Maulana Malik Ibrahim, Raden Rahmat ataupun gelar mereka, Sayyid, Maulana, dan lainnya jarang adanya dan tidak seperti rata-rata orang Perlak, Pasai, Jeumpa ataupun umumnya orang Aceh yang lebih mirip ke wajah Arab, India atau Parsia. Sebagaimana diketahui, Maulana Malik Ibrahim dan Raden Rahmat memberikan pelajaran agama kepada orang Jawa menggunakan bahasa Melayu Sumatera yang banyak digunakan di sekitar Perlak, Pasai, Lamuri, Barus, Malaka, Riau-Lingga dan sekitarnya, sebagaimana dalam manuskrip agama yang dikarang para Ulama terkemudian seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, Nuruddin al-Raniri, Raja Ali Haji dan lainnya. (v) (v) Seja Sejara rah h perg perger erak akan an dakw dakwah ah Isla Islami miya yah h Nusa Nusanta ntara ra abad abad ke IX-XV IX-XV Mase Masehi hi,, sebagaimana sebagaimana yang disepakati disepakati para ahli sejarah Islam Nusantara, Nusantara, tidak pernah pernah menyebutkan menyebutkan berpus berpusat at di sekita sekitarr daera daerah h Vietna Vietnam m atau atau Indo-Ch Indo-China ina sekara sekarang, ng, nam namun un sebali sebalikny knyaa tercata tercatatt berpusat diantara Perlak, Pasai, Malaka, Lamuri, Barus, ataupun Fansur di wilayah Aceh, yang di tengah-tengahnya terdapat Jeumpa, yang menjadi laluan dan tempat persinggahan yang banyak banyak menyisakan menyisakan kegemilang kegemilang Islam. Islam. Sementara Sementara di Vietnam Vietnam telah dibuktikan dibuktikan tidak tidak banyak ditemukannya Sayyid, Syarief atau Maulana dan Makhdum serta Ulama-Ulama besar 2
yang umumnya menjadi penggerak Islamisi. Juga tidak didapati peninggalan-peninggalan situs yang berhubungan dengan kegemilangan Islam, apakah berupa istana, maqam, ataupun skrip keislaman yang menjadi ciri khas peninggalan jejak peradaban Islam. Di samping itu, tidak didapatkan dalam sejarah bahwa Islam pernah gemilang di sekitar sana dengan mendirikan sebuah kerajaan Islam yang berperan. Karena tradisi dari para pendakwah akan mendirikan sebuah kerajaan atau mengislamk mengislamkan an kerajaan kerajaan tersebut, tersebut, atau menaklukkann menaklukkannya ya sebagaima sebagaimana na sejarah Perlak, Pasai, Malaka, Aceh Darussalam, Demak dan lainnya. Ada kemungkinan di Champ Champaa pern pernah ah tumbu tumbuh h perk perkam ampu pung ngan an musl muslim im,, namu namun n hal hal ini ini tida tidak k dapa dapatt dija dijadi dika kan n pegangan, karena yang dikatakan ”Puteri Champa” tentulah anak Raja Champa, demikian pula disebu disebutka tkan n bahwa bahwa Maulan Maulanaa Malik Malik Ibrahi Ibrahim m menika menikah h dengan dengan salah salah seoran seorang g puteri puteri Raja Raja di Champa yang melahirkan Raden Rahmat (Sunan Ampel) (vi) Dari segi geografis geografis dan taktik-strategi taktik-strategi perjuangan, perjuangan, kelihatannya kelihatannya mustahil mustahil para pendakwah, khususnya gerakan Para Wali yang akan menaklukkan pulau pulau Jawa bermarkas di sebuah sebuah perkam perkampun pungan gan Muslim Muslim min minori oritas tas dekat dekat Vietnam Vietnam.. Apalag Apalagii pada pada masa masa itu Champa Champa sepeninggal Raja terakhirnya, Che Bong Nga (w.1390), sepenuhnya dikuasai Dinasti Ho yang Budha dan anti Islam berpusat di Hanoi. Maulana Malik Ibrahim adalah Grand Master para Wali Songo , jika sasaran dakwahnya adalah pulau Jawa, sebagai basis kerajaan Hindu-Budha yang tersisa, terlalu naif memilih Champa sebagai markas pusat pergerakan baik menyangkut dukungan logistik, politik maupun ketentaraan. Sebagaimana dicatat sejarah, pada masa itu para Sultan dan Ulama, baik yang ada di Arab, Persia, India termasuk Cina yang sudah dipegang penguasa Islam memfokuskan penaklukkan kerajaan besar Majapahit sebagai patron terbesar Hindu-Budha Nusantara. Kaisar Cina yang sudah Muslimpun mengirim Panglima Besar dan tangan kanan dan kepercayaannya, Laksamana Cheng-Ho untuk membantu gerakan Islamis Islamisasi asi Jaw Jawa. a. Sementa Sementara ra hubung hubungan an dakwah dakwah via laut laut pada pada saat saat itu sudah sudah terjal terjalin in jelas jelas menunjukkan hubungan antara Jawa-Pasai-Gujarat-Persia-Muscat-Aden sampai Mesir, yang diistilahkan Azra sebagai Jaringan Jaringan Ulama Nusantara. Yang artinya, wilayah wilayah Aceh Jeumpa lebih mungkin berada di sekitar pusat gerakan dan lintasan jaringan tersebut daripada Champa Kambodia. (vii) (vii) ”Puter ”Puterii Champa Champa”” ibunda ibunda Raden Raden Fatah Fatah adalah adalah bibi bibi dari dari Sunan Sunan Ampel Ampel (Ra (Raden den Rahmat) yang juga lahir di ”Champa”, sementara Raden Rahmat adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang anak dari Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husein atau juga disebut Sayyid Hussein Jamad al-Kubra, dan seterusnya hingga bersambung di Imam Ja’far Sadiq, cucu Nabi Muhammad saw. Dari analisis ini, artinya bahwa Puteri Champa adalah keluarga atau 2
bersaudara dengan istri Maulana Malik Ibrahim yang juga Puteri Raja Jeumpa, yang tidak diragukan adalah keturunan Ahlul Bayt dari Sasaniah Salman ataupun Maulana Abdul Aziz. Sebagai seorang Sayyid atau Maulana, yaitu keturunan Nabi saw yang alim dan fakih, serta pejuan pejuang g aktif, aktif, tentul tentulah ah Maulan Maulanaa Malik Malik Ibrahi Ibrahim m tetap tetap menjag menjagaa tradis tradisii dan kesuci kesucian an yang yang menjadi warisan Ahlul Bayt. Apalagi diketahui bahwa keluarga Ahlul Bayt sejak awal sudah menjad menjadii pengua penguasa sa di sekita sekitarr Jaumpa Jaumpa,, Perlak Perlak maupun maupun Pasai Pasai.. Bahkan Bahkan menuru menurutt silsil silsilahn ahnya, ya, Meurah Silu atau Malik al-Saleh adalah keturunan dari Imam Ja’far Shadiq juga yang berarti masih satu turunan turunan dengan dengan Maulana Maulana Malik Malik Ibrahim. Ibrahim. Adapun Adapun silsilah silsilah lengkap lengkap Maulana Maulana Malik Ibrahim adalah : Husain bin Ali , , Ali Zainal Abidin , Muhammad al-Baqir , Ja'far ash-Shadiq , Ali alUraidh Uraidhi, i, Muhamm Muhammad ad al-Naq al-Naqib, ib, Isa ar-Rum ar-Rummi, mi, Ahmad al-Mu , Ubaid Ubaidull ullah, ah, Alwi Alwi Awwal, Awwal, al-Muhajir hajir , Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath , Alwi Ammi Ammi al-Faq al-Faqih, ih, Abdul Abdul Malik Malik (Ahmad (Ahmad Khan), Khan), Abdull Abdullah ah (al-Az (al-Azham hamat) at) Khan, Khan, Ahmad Ahmad Syah Syah Jalal, Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim. Ibrahim.52 (viii) (viii) Adalah Adalah hal yang mustahil, mustahil, seorang Wali sekelas sekelas Maulana Malik Ibrahim, Ibrahim, bapak dan pemimpin para Wali di Jawa, yang telah berhasil membangun jaringan di Nusantara, setelah 13 tahun di Champa tidak dapat membangun sebuah kerajaan Islam atau meninggalkan jejak jejak-je -jejak jak kegemi kegemilan langan gan perada peradaban ban Islam, Islam, atau atau hanya hanya sebuah sebuah praras prarasti ti seperti seperti pesant pesantren ren,, maqam atau sejenisnya yang akan menjadi jejaknya. Bahkan Raffles menyebutnya sebagai orang besar, sementara sejarawan G.W.J. Drewes menegaskan, Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh yang pertama-ta pertama-tama ma dipandang dipandang sebagai sebagai wali di antara antara para wali. ''Ia seorang seorang mubalig mubalig paling awal,'' tulis Drewes dalam bukunya, New Light on the Coming of Islam in Indonesia. Gelar Syekh dan Maulana, yang melekat di depan nama Malik Ibrahim, menurut sejarawan Hoess Hoessei ein n Djaj Djajad adin inin ingr grat at,, memb membuk ukti tika kan n bahw bahwaa ia ulam ulamaa besa besar. r. Gela Gelarr terse tersebu butt hany hanyaa diperuntukkan bagi tokoh muslim yang punya derajat tinggi. (ix) Maulana Malik Ibrahim memiliki seorang saudara yang terkenal sebagai ulama besar di Pasai, bernama Maulana Saiyid Ishaq, sekaligus ayah dari Raden Paku atau Sunan Giri. Menurut cacatan sejarah, beliau adalah salah seorang ulama yang dihormati di kalangan istana Pasa Pasaii dan dan menj menjad adii pena penasi siha hatt Sult Sultan an Pasa Pasaii di zama zaman n Sult Sultan an Zain Zainal al Abid Abidin in dan dan Sult Sultan an Salahuddin. Sebelum bertolak ke tanah Jawa, ayahanda beliau, Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar), yang juga datang dari Persia atau Samarqan, tinggal dan menetap juga di 52
(Lihat :Umar Hasyim, Riwayat Maulana Malik Ibrahim. Ibrahim. Semarang:Menara Kudus. 1980. Al-Murtadho, H. Sayid Husein, dan KH Abdullah Zaky Al-Kaaf, Al-Kaaf, Drs. Maman Abd. Djaliel, 1999. Keteladanan 1999. Keteladanan Dan Perjuangan Wali Songo Dalam Menyiarkan Islam Di Tanah Jawa . CV Pustaka Setia, Bandung. Nasab-Alwi (Ammu alSitus Asyraaf Asyraaf Malay Malaysia sia (Situs (Situs Persa Persatua tuan n Alawiy Alawiyyi yin n Malays Malaysia) ia) Martin Martin van Bruine Bruinesse ssen, n, 1994. 1994. Faqih), Faqih), Situs Najmuddin al-Kubra, Jumadil Kubra and Jamaluddin al-Akbar: Traces of Kubrawiyya influence in early Indonesian Islam, Islam , Bijdragen tot de Taal- Land- en Volkenkunde 150. 305-329. 2
Pasai. Jadi menurut analisis, beliau bertiga datang dari Persia atau Samarqan ke Kerajaan Pasai sebaga sebagaii pusat pusat penyeb penyebara aran n dakwah dakwah Islam Islam di Nusanta Nusantara ra,, pada pada sekita sekitarr abad abad ke 13 Masehi Masehi,, bers bersam amaa aan n deng dengan an keja kejaya yaan an Kera Keraja jaan an Pasa Pasaii di bawa bawah h Sult Sultan an Mali Malik k al-S al-Sal alih ih,, yang yang juga juga keturunan Ahlul Bayt. Sementara Sunan Ampel atau Raden Rahmat yang dikatakan lahir di Champ Champa, a, kemu kemudi dian an hijr hijrah ah pada pada tahu tahun n 1443 1443 M ke Jawa Jawa dan dan mend mendir irik ikan an Pesa Pesant ntre ren n di Ampeldenta Surabaya, adalah seorang ulama besar, yang tentunya mendapatkan pendidikan yang yang memad memadai ai dalam dalam lin lingku gkunga ngan n Islami Islami pula. pula. Adalah Adalah mustah mustahil il bagi bagi Sang Sang Raden Raden untuk untuk mendapatkan pendidikannya di Champa Kambodia pada tahun-tahun itu, karena sejak tahun 1390 M atau sepuluh tahun sebelum kelahiran beliau, sampai dengan abad ke 16, Kambodia dibawah kekuasaan Dinasti Ho yang Budha dan anti Islam sebagaimana dijelaskan terdahulu. Apalagi sampai saat ini belum di dapat jejak lembaga pendidikan para ulama di Champa. Namun keadaannya berbeda dengan Jeumpa Aceh, yang dikelilingi oleh Bandar-Bandar besar tempat pesinggahan para Ulam dunia pada zaman itu. Perlu digarisbawahi, kegemilangan Islam di sekitar Pasai, Malaka, Lamuri, Fatani dan sekitarnya adalah antara abad 13 sampai abad 14 M. Kawasan ini menjadi pusat pendidikan dan pengembangan pengetahuan Islam sebagaimana digambarkan terdahulu. (x) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah saw bersabda agar pengikutnya berpegang teguh kepada dua perkara supaya tidak sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah (al-Qur’an dan Sunnah) dan Itrah (keturunannya). Dua perkara inilah yang menjadi penghu penghubun bung g antara antara Rasulu Rasululla llah h dengan dengan umatnya umatnya,, sehing sehingga ga mereka mereka diwaj diwajibk ibkan an membac membacaa shalawat untuk beliau dan keluarga keturunannya. Karena Ahlul Bayt diamanahkan sebagai benteng utama Islam oleh Allah dan Rasul-Nya dan ummat diperintahkan untuk mencintai, menghormati dan berpegang teguh kepadanya, maka sejak awal kebangkitan Islam para Itrah Rasul mendapat kehormatan dan kedudukan, termasuk di alam Nusantara. Itulah sebabnya ahli sejarah telah mencatat beberapa dinasti Kerajaan Ahlul Bayt Nusantara, baik di wilayah Sumatera, Semenanjung Melayu, Borneo-Kalimantan, Jawa, Sulawesi sampai ke Maluku dan Papua Papua sekaran sekarang. g. Diteng Ditengara arai, i, genera generasi si awal awal datang datang dari dari Persia Persia sekita sekitarr akhir akhir abad abad pertam pertamaa Hijriah atau sekitar abad VII Masehi, yang mendirikan kerajaan di sekitar Aceh-Sumatra, yang menjadi cikal bakal Kerajaan Perlak dan Pasai. Jika dirut silsilah para Sultan di Nusantara, sebagian besar akan bertemu pada jalur Imam Ja’far Sadiq yang sampai kepada Sayyidina Husein bin Sayyidah Fatimah binti Rasulullah saw, baik Maulana Abdul Aziz Syah (Perlak), Sultan Malik al-Shalih (Pasai), Mughayat Syah (Aceh), Syarif Hidayatullah (Banten), Sultan Wan Abdullah (Kelantan) dan lain-lainnya. Dan tidak diragukan, sebagaimana diperintahkan 2
Allah dan Rasul-Nya, diantara mereka senantiasa memelihara kekerabatan dan saling topang menopang dalam menegakkan Islam dalam sebuah jaringan Ahlul Bayt. Tokoh-tokoh Ahlul Bayt yang sudah memegang kekuasaan segai akan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Nah pada zaman Maulana Malik Ibrahim masih muda, yang tengah berkuasa dan berkibar adalah Dinasti Ahlul Bayt Pasai di Aceh. Itulah sebabnya ayahanda beliau, Saiyid Jamaluddin menitipkan dan mempersiapkan anaknya pada patron yang kuat, Kerajaan Pasai, yang para Rajanya adalah persilangan antara turunan Ahlul Bayt dari Kerajaan Perlak dengan Kerajaan Jeu Jeump mpa. a. Seba Sebaga gaii seor seoran ang g pend pendid idik ik peju pejuan ang, g, musta mustahi hill seor seoran ang g Ulam Ulamaa seti seting ngka katt Saiy Saiyid id Jamaluddin akan meninggalkan anaknya di Champa yang tengah dikuasai Kerajaan Hindu Budha. Dengan Dengan demiki demikian, an, maka maka jelasl jelaslah ah bahwa bahwa Champa Champa yang yang dimaks dimaksud ud dalam dalam sejara sejarah h peng pengem emba bang ngan an Islam Islam Nusan Nusanta tara ra sela selama ma ini, ini, yang yang menja menjadi di temp tempat at pers persin ingg ggah ahan an dan dan perjuangan awal Maulana Malik Ibrahim, asal ”Puteri Champa” atau asal kelahiran Raden Rahmat (Sunan Ampel), bukanlah Champa yang ada di Kambodia-Vietnam saat ini. Tapi tidak diragu diragukan kan,, sebaga sebagaima imana na dinyat dinyataka akan n Raf Raffle fles, s, ”Champ ”Champa” a” berada berada di Jeumpa Jeumpa dengan dengan kota perdaganga perdagangan n Bireuen, Bireuen, yang menjadi menjadi bandar bandar pelabuhan pelabuhan persinggahan persinggahan dan laluan laluan kota-kota kota-kota metropolis zaman itu seperti Fansur, Barus dan Lamuri Lamuri di ujung barat pulau Sumatra dengan wilayah Samudra Pasai ataupun Perlak di daerah sebelah timur yang tumbuh makmur dan maju...... Wallahu a’lam.
E. Data Awal Mengenai Kerajaan Jeumpa Aceh
Kerajaan Jeumpa Aceh, berdasarkan Ikhtisar Radja Jeumpa yang di tulis Ibrahim Abduh, yang yang disa disadu durn rnya ya dari dari hika hikaya yatt Ra Radj djaa Jeum Jeumpa pa adal adalah ah sebu sebuah ah Kera Keraja jaan an yang yang bena benarr keberadaannya pada sekitar abad ke VIII Masehi yang berada di sekitar daerah perbukitan mulai dari pinggir sungai Peudada di sebelah barat sampai Pante Krueng Peusangan di sebelah timur. Istana Raja Jeumpa terletak di desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara, sekaran sekarang g disebu disebutt Cot Cibrek Cibrek Pintoe Pintoe Ubeuet Ubeuet.. Masa Masa itu Desa Desa Blang Blang Seupeu Seupeueng eng merup merupaka akan n permukiman yang padat penduduknya dan juga merupakan kota bandar pelabuhan besar, yang terletak di Kuala Jeumpa. Dari Kuala Jeumpa sampai Blang Seupeueng ada sebuah alur yang besar, biasanya dilalui oleh kapal-kapal dan perahu-perahu kecil. Alur dari Kuala Jeumpa tersebut membelah Desa Cot Bada langsung ke Cot Cut Abeuk Usong atau ke ”Pintou Rayeuk” (pintu besar).53 53
Lihat: Modus, No.15/Th.V/23-29 Juli 2007 2
Menurut Menurut hasil hasil observ observasi asi terkini terkini di sekita sekitarr daerah daerah yang yang diperki diperkirak rakan an sebaga sebagaii tapak tapak Maligai Kerajaan Jeumpa sekitar 80 meter ke selatan yang dikenal dengan Buket Teungku Keujereun, ditemukan beberapa barang peninggalan kerajaan, seperti kolam mandi kerajaan seluas 20 x 20 m, kaca jendela, porselin dan juga ditemukan semacam cincin dan kalung rantai yang panjangnya sampai ke lutut dan anting sebesar gelang tangan. Di sekitar daerah ini pula ditemukan sebuah bukit yang diyakini sebagai pemakaman Raja Jeumpa dan kerabatnya yang hanya ditandai dengan batu-batu besar yang ditumbuhi pepohonan rindang di sekitarnya. Sebelum kedatangan Islam, di daerah Jeumpa sudah berdiri salah satu Kerajaan Hindu Purba Aceh yang dipimpin turun temurun oleh seorang Meurah. Meurah. Datang Datang pemuda pemuda tampan tampan bernama Abdullah yang memasuki pusat Kerajaan di kawasan Blang Seupeueng dengan kapal niaga yang datang dari India belakang (Parsi ?) untuk berdagang. Dia memasuki negeri Blang Seupeueng melalui laut lewat Kuala Jeumpa, sekitar awal abad ke VIII Masehi dan negeri ini sudah dikenal di seluruh penjuru dan mempunyai hubungan perdagangan dengan Cina, India, Arab dan lainnya. Selanjutnya Abdullah tinggal bersama penduduk dan menyiarkan agama Islam. Rakyat di negeri tersebut dengan mudah menerima Islam karena tingkah laku, sifat dan karakternya yang sopan dan sangat ramah. Dia dinikahkan dengan puteri Raja bernama Ratna Kumala. Akhirnya Abdullah dinobatkan menjadi Raja menggantikan bapak mertuanya, yang kemudian wilayah kekuasaannya dia berikan nama dengan Kerajaan Jeumpa, sesuai dengan nama negeri asalnya di India Belakang (Persia) yang bernama ”Champia”, yang artinya harum, wangi dan semerbak. Sementara Bireuen sebagai ibukotanya, berarti kemenangan, sama dengan Jayakarta (Jakarta) dalam bahasa Jawa. 54 Berdasarkan silsilah keturunan Sultan-Sultan Melayu, yang dikeluarkan oleh Kerajaan Brunei Darussalam dan Kesultanan Sulu-Mindanao, Kerajaan Islam Jeumpa pada 154 Hijriah atau tahun 777 Masehi dipimpin oleh seorang Pangeran dari Parsia (India Belakang ?) yang bernam bernamaa Syahri Syahrians ansyah yah Salman Salman atau atau Sasani Sasaniah ah Salman Salman yang yang kawin kawin dengan dengan Puteri Puteri Mayang Mayang Seulodong dan memiliki beberapa anak, antara lain Shahri Duli, Shahri Tanti, Shahri Nawi, Shahri Dito dan Puteri Makhdum Tansyuri yang menjadi ibu dari Sultan pertama Kerajaan Islam Perlak. Menurut penelitian pakar sejarah Aceh, Sayed Dahlan al-Habsyi, Shahri adalah gela gelarr pert pertam amaa yang yang digu diguna naka kan n ketu keturu runa nan n Na Nabi bi Muha Muhamm mmad ad di Nusa Nusant ntar araa sebe sebelu lum m menggunakan gelar Meurah, Habib, Sayid, Syarief, Sunan, Teuku dan lainnya. Syahri diambil dari nama istri Sayyidina Husein bin Ali, Puteri Shahri Banun , anak Maha Raja Parsia terakhir.
54
Ibid 2
Mengenai keberadaan Shahri Nawi ini, disebutkan oleh Syekh Hamzah Fansuri. Syekh ini ini adal adalah ah Ulam Ulamaa Sufi Sufi dan dan sast sastra rawa wan n terk terken enal al Nusa Nusant ntar araa yang yang berp berpen enga garu ruh h dala dalam m pemban pembangun gunan an Keraja Kerajaan an Aceh Aceh Darussa Darussalam lam,, yang yang juga juga merupa merupakan kan guru guru Syamsu Syamsuddi ddin n alSumatrani yang dikenal sebagai Syekh Islam Kerajaan Aceh Darussalam pada masa Iskandar Muda. A. Hasymi menyebutkan beliau juga adalah paman dari Maulana Syiah Kuala (Syekh Abdul Rauf al-Fansuri al-Singkili). Syekh Fansuri dalam beberapa kesempatan menyatakan asal muasalnya dan hubungannya dengan Shahri Nawi. Diantaranya syair : Hamzah ini asalnya Fansuri Mendapat wujud di tanah Shahrnawi Beroleh khilafat ilmu yang ’ali Daripada ’Abd al-Qadir Jilani Hamzah di negeri Melayu, Tempatnya kapur di dalam kayu Dari rangkaian syair ini, maka jelaslah bahwa ada hubungan antara bumi Shahrnawi (Shahr Nawi) dengan Fansur yang menjadi asal muasal kelahiran Syekh Hamzah Fansuri dan tempat yang terkenal kafur Barus . Sebagaimana disebutkan di atas, Shahrnawi atau Syahr Nawi adalah anak daripada Pangeran Salman (Sasaniah Salman) yang lahir di daerah Jeumpa, di Aceh Aceh Bire Bireue uen n saat saat ini. ini. Syah Syahrn rnaw awii adal adalah ah sala salah h satu satu tokoh tokoh yang yang berp berpen enga garu ruh h dala dalam m pengembangan Kerajaan Islam Perlak, bahkan beliau dianggap arsitek pendiri kota pelabuhan Perlak pada tahun 805 yang dipimpinnya langsung, dan diserahkan kepada anak saudaranya Maulana Abdul Aziz. Kerajaan Islam Perlak selanjutnya berkembang menjadi Kerajaan Islam Pasai dan mendapat kegemilangannya pada masa Kerajaan Aceh Darussalam. Maka tidak mengherankan jika Syekh Hamzah Fansuri, mengatakan kelahirannya di bumi Sharhnawi yang merupakan salah seorang generasi pertama pengasas Kerajaan-Kerajaan Islam Aceh yang dimulai dari Kerajaan Islam Jeumpa. Pernyataan Syekh Hamzah Fansuri ini juga menjadi hujjah yang menguatkan teori bahwa Jeumpa, asal kelahiran Shahrnawi adalah Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Keberadaan Kerajaan Islam Jeumpa ini dapat pula ditelusi dari pembentukan Kerajaan Perlak yang dianggap sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Perlak pada tahun 805 Masehi adalah bandar pelabuhan yang dikuasai pedagang keturunan Parsi yang dipimpin seorang seorang keturu keturunan nan Raja Raja Islam Islam Jeumpa Jeumpa Panger Pangeran an Salma Salman n al-Par al-Parsi si dengan dengan Putri Putri Manyan Manyang g Seuludong bernama Meurah Shahr Nuwi . Sebagai sebuah pelabuhan dagang yang maju dan aman menjadi tempat persinggahan kapal dagang Muslim Arab dan Persia. Akibatnya masyarakat Muslim di daerah ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama sekali 2
lantaran lantaran banyak terjadinya terjadinya perkawinan perkawinan di antara saudagar Muslim dengan dengan wanita-wa wanita-wanita nita setempat, setempat, sehingga melahirkan melahirkan keturunan keturunan dari percampuran percampuran darah Arab dan Persia dengan dengan putri-putri Perlak. Keadaan ini membawa pada pada berdirinya kerajaan Islam Perlak pertama, pertama, pada hari selasa selasa bulan Muharram, 840 M. Sultan pertama kerajaan ini merupakan keturunan Arab Quraisy Quraisy bernama bernama Maulana Maulana Abdul Azis Syah, bergelar bergelar Sultan Sultan Alaiddin Alaiddin Sayyid Sayyid Maulana Maulana Abdul Azis Syah. Menurut Menurut Wan Hussein Azmi, pedagang pedagang Arab dan Persia tersebut termasuk dalam golongan Syi'ah. 55 Wan Hussei Hussein n Azmi Azmi dalam dalam Isla Islam m di Aceh Aceh mengaitkan mengaitkan kedatangan kedatangan mereka mereka dengan dengan Revolusi Syi'ah yang terjadi di Persia tahun 744-747. Revolusi ini di pimpin Abdullah bin Mu'awiyah Mu'awiyah yang masih keturuna keturunan n Ja'far Ja'far bin Abi Thalib Thalib.. Bin Mu'awiyah Mu'awiyah telah telah menguasa menguasaii kawasa kawasan n luas luas selama selama dua tahun tahun (74 (744-7 4-746) 46) dan mendir mendirika ikan n istana istana di Istakhra Istakhrah h sekali sekaligus gus memproklamirkan dirinya sebagai raja Madian, Hilwan, Qamis, Isfahan, Rai, dan bandar besar lainnya. Akan tetapi ia kemudian kemudian dihancurkan pasukan Muruan di bawah pimpinan pimpinan Amir bin Dabbarah Dabbarah tahun 746 dalam dalam pertempuran pertempuran Maru Sydhan. Sydhan. Kemudian Kemudian banyak banyak pengikutnya pengikutnya yang melarikan melarikan diri ke Timur Jauh. Para ahli sejarah sejarah berpend berpendapat, apat, mereka mereka terpenca terpencarr di semenanjung Malaysia, Cina, Vietnam, dan Sumatera, termasuk ke Perlak. Pendapat Wan Hussein Azmi Azmi itu diperkaya dan diperkuat sebuah naskah tua berjudul Idharul Idharul Haqq fi Mamlakatil Mamlakatil Ferlah Ferlah
w'l-Fasi, w'l-Fasi, karangan Abu Ishak Makarni al-Fasy, yang
dikemukaka dikemukakan n Prof. A. Hasjmi. Hasjmi. Dalam Dalam naskah naskah itu diceritaka diceritakan n tentang tentang pergolakan pergolakan sosialsosialpolitik di lingkungan Daulah Umayah dan Abbasiyah Abbasiyah yang kerap menindas pengikut Syi'ah. Pada masa pemerintahan Khalifah Makmun bin Harun al-Rasyid (813-833), seorang keturunan Ali bin Abi Thalib, bernama bernama Muhammad Muhammad bin Ja'far Shadiq Shadiq bin Muhammad Muhammad Baqr bin Zaenal Abidin Abidin bin Husein Husein bin Ali Ali bin Abi Abi Thalib, Thalib, membero memberontak ntak terhadap terhadap Khalifah Khalifah berk berked edud uduk ukan an
di
Baghd Baghdad ad
yang
dan dan memp mempro rokl klam amir irka kan n diri diriny nyaa seba sebaga gaii khal khalif ifah ah yan yang g
berkedudukan di Makkah. Khalifah Makmun berhasil menumpasnya. Tapi Muhammad bin Ja'far Shadiq dan para tokoh tokoh pemb pember eront ontak ak lain lainny nyaa tida tidak k dibu dibunu nuh, h, mela melain inka kan n dibe diberi ri am ampu puna nan. n.
Makm Makmun un
menganjurka menganjurkan n pengiku pengikutt Syi'ah Syi'ah itu meninggalka meninggalkan n negeri negeri Arab untuk meluaskan meluaskan dakwah dakwah Islamiyah Islamiyah ke negeri Hindi, Hindi, Asia Tenggara, Tenggara, dan Cina. Anjuran Anjuran itu pun lantas dipenuhi. dipenuhi. Sebuah Sebuah Angkatan Angkatan Dakwah Dakwah berangg beranggotakan otakan 100 orang orang pimpin pimpinan an Nakhoda Nakhoda
Khalifah Khalifah
yang
kebanyakan tokoh Syi'ah Arab, Arab, Persia, dan Hindi ---termasuk Muhammad Muhammad bin Ja'far Shadiq--Shadiq--segera bertolak ke timur dan tiba di Bandar Perlak pada waktu Syahir Nuwi menjadi Meurah 55
Wan Huseein Azmi, Islam di Acheh, Kuala Lumpur: 3
(Raja) (Raja) Negeri Perlak. Perlak. Syahir Syahir Nuwi Nuwi kemudian kemudian menika menikahkan hkan Ali bin bin Muhammad Muhammad bin bin Ja'far Ja'far Shadiq dengan adik kandungnya, Makhdum Tansyuri . Dari perkaw perkawinan inan iini ni lahir lahir seorang seorang putra bernama Sayyid Abdul Aziz, dan pada 1 Muharram 225 H dilantik menjadi Raja dari kerajaan Islam Perlak dengan gelar Sultan Alaiddin Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Azis Syah. 56 Jadi jelaslah bahwa keberadaan Kerajaan Perlak, tidak terlepas dari peranan 2 orang tokoh sentralnya pendirinya, yaitu Meurah Syahri Nuwi dan saudarinya Makhdum Tansyuri yang keduanya berasal dan dilahirkan di Kerajaan Jeumpa yang dipimpin dan didirikan oleh ayahnya, Pangeran Salman al-Farsi. Sebelum Kerajaan Perlak ada, maka lebih dahulu telah muncul Kerajaan Jeumpa, yang menjadi sebab musabab keberadaan Kerajaan Perlak. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Islam pertama di Nusantara bukanlah Kerajaan Perlak sebagaimana dinyatakan A. Hasymi dengan para pendukungnya. Namun dari fakta dan data yang dikemukakan tersebut, sudah ada kerajaan yang lebih awal, yaitu Kerajaan Jeumpa yang terletak di sekitar Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen NAD saat ini.
F. Sebuah Hipotesa Dan Kesimpulan Awal
Dari beberapa teori dan data awal yang dikemukakan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa proses Islamisasi ke Aceh sudah terjadi sejak awal perkembangannya, ketika Nabi Muhammad Muhammad saw masih hidup yang dilakukan dilakukan oleh para saudagar saudagar Arab yang memang memang sudah hilir mudik berdagang dari Mesir, Aden, Muscat, Parsia, Gujarat ke Cina melalui Barus-Fansur yang yang dipast dipastika ikan n terlet terletak ak di ujung ujung barat barat pulau pulau Sumate Sumatera. ra. Para Para saudag saudagar ar Arab Arab pra-Is pra-Islam lam diketahui sudah memiliki perkampungan di sekitar pesisir pulau Sumatera, terbentang dari Barus-Fansur, Jeumpa, Perlak sampai di Palembang pada zaman Kerajaan Hindu Sriwijaya. Islamisasi Aceh mengalami puncaknya pada zaman Khalifah al-Rasyidin, terutama di zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab yang gencar mengirimkan para duta yang merangkap sebagai pendakwah Islam sampai ke negeri Cina, pada sekitar awal abad ke VII Masehi. Cina menjadi tujuan dakwah para Khalifah berkaitan dengan sebuah hadits Nabi yang populer: tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina. Karena Cina pada zaman itu telah mencapai keemasaanya, sebagaimana Rumawi, Yunani ataupun Mesir dan Parsia sebagai pusat-pusat perdagangan, peradaban dan kemakmuran dunia yang jejaknya masih terekam jelas pada peta jalur jalur sutera sutera (silk (silk road). road). Jalur Jalur ini kemudi kemudian an dipind dipindahk ahkan an ke jalur jalur laut laut karena karena berkem berkemban bang g pesatnya teknologi kelautan dengan kapal-kapalnya yang mampu berlayar lama.
56
ibid
3
Para Para pembaw pembawaa Islam Islam datang datang lan langsu gsung ng dari dari Semena Semenanju njung ng Arabia Arabia yang yang merupa merupakan kan utusan resmi Khalifah atau para pedangan profesional Islam yang memang telah memiliki hubungan perdagangan dengan Aceh, sebagai daerah persinggahan dalam perjalanan menuju Cina. Hubungan yang sudah terbina sejak lama, yang melahirkan asimiliasi keturunan ArabAceh di sekitar sekitar pesisir pesisir ujung pulau Sumatra, telah memudahka memudahkan n penyiaran penyiaran Islam dengan dengan bahasa asal mereka, yaitu bahasa Arab yang dengan al-Qur’an diturunkan. Pengaruh bahasa Aceh-Melayu dalam al-Qur’an dapat dijumpai pada kata kafuro, kafuro, yang tidak pernah ada dalam bahasa Arab pra-Islam. Hubungan baik antara masyarakat Aceh dengan pendatang dari Arab telah mendorong tumbuh tumbuhnya nya perkam perkampun pungan gan yang yang membes membesar ar menja menjadi di Keraja Kerajaanan-Ker Keraja ajaan an Islam Islam sebaga sebagaii pengga pengganti nti Keraja Kerajaanan-Ker Keraja ajaan an HinduHindu-Bud Budha. ha. Keraja Kerajaan an Islam Islam pertam pertamaa di Aceh, Aceh, yang yang juga juga merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara adalah Kerajaan Islam Jeumpa yang didirikan oleh salah satu keturunan Nabi Muhammad yang melarikan diri dari Persia bernama Sasaniah Salman Salman al-Par al-Parsi si pada pada tahun tahun 154 Hijria Hijriah h atau atau sekita sekitarr tahun tahun 777 Masehi Masehi.. Keraja Kerajaan an Jeumpa Jeumpa menjadi salah satu pusat Islamisasi di Nusantara, khususnya Aceh. Salah seorang Pangeran Jeumpa, Jeumpa, Shahrnawi, Shahrnawi, yang namanya namanya disebut disebut oleh Syekh Hamzah Hamzah Fansuri, Fansuri, menjadi menjadi pelopor pelopor pedirian Kerajaan Islam Perlak pada tahun 805 Masehi, dan mengangkat anak saudaranya, Maulana Abdul Aziz cicit dari Imam Ja’far Sidiq sebagai Sultan pertama Kerajaan Perlak pada tahun 840 M.
G. Tesis : Kerajaan Jeumpa Aceh Adalah Kerajaan Islam Pertama Di Nusantara
Seba Sebaga gaim iman anaa dike dikemu muka kaka kan n terd terdah ahul ulu, u, bahw bahwaa sebe sebelu lum m Na Nabi bi Muha Muhamm mmad ad saw saw membawa Islam, Dunia Arab dengan Dunia Melayu sudah menjalin hubungan dagang yang erat sebagai dampak hubungan dagang Arab-Cina melalui jalur laut yang telah menumbuhkan perkampungan-perkampungan Arab, Parsia, Hindia dan lainnya di sepanjang pesisir pulau Sumate Sumatera. ra. Karena Karena letak letak gegraf gegrafisn isnya ya yang yang sangat sangat strate strategis gis di ujung ujung barat barat pulau pulau Sumatr Sumatra, a, menjadikan wilayah Aceh sebagai kota pelabuhan transit yang berkembang pesat, terutama untuk untuk mempe mempersi rsiapk apkan an logist logistik ik dalam dalam pelaya pelayaran ran yang akan akan
menemp menempuh uh samudr samudraa luas luas
perjalanan dari Cina menuju Persia ataupun Arab. Hadirnya pelabuhan transito sekaligus kota perdagangan seperti Barus, Fansur, Lamri, Jeumpa dan lainnya dengan komuditas unggulan seperti seperti kafur, kafur, yang memiliki memiliki banyak banyak manf manfaat aat dan kegunaan telah melambungk melambungkan an wilayah wilayah asalnya asalnya dalam dalam jejaran jejaran kota pertumbuhan pertumbuhan peradaban peradaban dunia. dunia. ”Kafur ”Kafur Barus”, Barus”, ”Kafur ”Kafur Fansur”, Fansur”, ”Kafur Barus min Fansur” yang telah menjadi idiom kemewahan para Raja dan bangsawan di 3
Yunani, Romawi, Mesir, Persia dan lainnya. Kedudukan Barus-Fansur lebih kurang seperti kedudukan Paris saat ini yang terkenal dengan inovasi minyak wangi mewahnya. Hadirnya Hadirnya komuditas komuditas unggulan unggulan ini telah telah melahirkan melahirkan berbagai teknologi pengolahan pengolahan dalam penangannya. Karena sangat dibutuhkan sebagai bahan obat-obatan, wangi-wangian ataupun sebagai barang sakral dalam ritual keagamaan pagan, menjadikan asal kafur dan wilayah sekitarnya berkembang pesat. Tentu dari para petani, pedagang sampai para pengolah, peneliti, tabib sampai tukang sihir terlibat dalam proses pembuatan kafur yang bermutu. Tentu hal ini mengakibat mengakibatkan kan hadirnya para pakar ke kota penghasil kafur dan membuat membuat komunitas komunitas baru sesuai dengan peran masing-masing. Itulah sebabnya wajah orang Aceh berbeda dengan waja wa jah h oran orang g Jawa Jawa,, Maka Makass ssar ar atau ataupu pun n Mela Melayu yu.. Wa Waja jah h mere mereka ka lebi lebih h kosmo kosmopo poli litt yang yang merupa merupakan kan perpa perpadua duan n dari dari keturun keturunan an Arab, Arab, Cin Cina, a, India, India, Parsi Parsi dan tentun tentunya ya Eropa. Eropa. Dan perpaduan ini telah berjalan berabad-abad sebelum kedatangan Islam di wilayah ini. Sehubungan dengan penyebaran Islam, tentu perkampungan para keturunan ket urunan Arab lebih dominan mudah menerima kedatangan Islam, dengan beberapa alasan (i) sumber utama alQur’an dan pengajarannya menggunakan bahasa Arab, yang tentu lebih mudah difahami oleh mereka yang sudah terbiasa dengan bahasa Arab seperti keturunan Arab yang sudah menyebar di sepanj sepanjang ang BarusBarus-Fan Fansur sur-La -Lamur muri, i, (ii) (ii) hukum, hukum, budaya budaya,, pola pola hidup hidup ataupu ataupun n tradis tradisii yang yang dibawa Islam lebih dekat dengan kebiasaan orang Arab yang memang sudah dilaksanakan sejak zaman Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as yang merupakan bapak kaum Arab, sehingga keturunan Arab pra-Islam ini mudah langsung mengikutinya karena sudah menjadi kebiasaan hidupnya, (iii) semangat kekeluargaan dan kesukuan sangat tinggi di kalangan bangsa Arab, termasu termasuk k Arab Arab pra-Is pra-Islam lam yang yang sangat sangat menghor menghormat matii dan mengha mengharga rgaii sesama sesamanya nya,, itulah itulah sebabnya banyak orang Arab yang membela Rasul walaupun tidak masuk Islam, inilah yang terjadi pada keturunan perantauan Arab ini, ada kebanggaan kesukuan memeluk agama Islam yang dibawa dari tanah leluhurnya daripada mengikuti ajaran lain, (iv) tentu ajaran Islam yang rasion rasional, al, adil, adil, menawa menawarka rkan n persam persamaan aan kedudu kedudukan kan dan status status menjad menjadii daya daya tarik tarik bagi bagi masyarakat masyarakat kosmopolit yang telah berbaur dengan dengan berbagai berbagai peradaba peradaban n besar sebagaimana sebagaimana yang dialami keturunan Arab (v) disamping kepandaian dan ketampanan para pembawa Islam keturunan Arab telah membuat jatuh hati para Raja dan Meurah, mengangkat mereka jadi mena menant ntu, u, pena penasi siha hatt atau atau pang pangli lima ma dan dan ada ada yang yang mengg menggan anti tika kan n kedu kedudu duka kan n Raja Raja atas atas dukungan komunitas Arab yang memang sudah mapan dan memiliki kedudukan terhormat. Jadi dengan demikian, tidak diragukan bahwa Islam telah tumbuh berkembang di Aceh, terutama terutama di pesisirnya pesisirnya bersamaan bersamaan dengan dengan perkembang perkembangannya annya di semenanjung semenanjung Arabia Arabia dan 3
Parsia. Penyiaran ini utamanya dilakukan para pedagang Muslim asal Aceh yang bergagang ke Arab, ataupun pedagang Arab, Persia, India, Cina atau lainnya yang memang telah hilir mudik antara Dunia Arab Mesir sampai sampai ke Tiongkok Cina melalui melalui sebuah daerah yang oleh Claudius Ptolemaeus, Ptolemaeus, disebut bernama bernama ”Barousai”, Barousai”, yang tidak diragukan maksudnya adalah Barus di dekat Lamuri wilayah Aceh. Aceh .57 Penyebaran Islam juga dilakukan oleh para diplomat yang di utus para Khalifah yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad, terutama di zaman Khalifah Umar bin Khattab yang terbukti telah mengutus beberapa orang shahabat ke Cina yang meninggal di sana. Di samping untuk berdakwah tentu untuk memberikan sebuah tawaran umum para Khalifah kepada semua Raja: ”Engkau memeluk Islam, artinya bersaudara dengan kami, jika tidak engka engkau u memb membay ayar ar jizy jizyah ah seba sebaga gaii tand tandaa ketu ketund nduk ukan an pada pada Isla Islam, m, jika jika engk engkau au meno menola lak k keduanya, berarti akan terjadi peperangan, karena sabda Nabi saw : ” Aku ” Aku diperintah memerangi manusia pembangkang sehingga mereka mengakui tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya”. Cina menjadi salah satu tujuan dakwah Islam, karena pada masa itu Cina sudah menjadi salah satu Kerajaan besar. Tentu sebelum sampai ke Cina, para diplomat itu akan singg singgah ah di seki sekita tarr pesi pesisi sirr panta pantaii Suma Sumatr traa dan dan menc mencar arii perk perkam ampu pung ngan an Arab Arab deng dengan an komunitasnya. Sejak Sejak dahulu dahulu perdagangan perdagangan antara negara-negara negara-negara Timur dengan dengan Timur Tengah dan Eropa berlangsung lewat dua jalur: jalur darat dan jalur laut. Jalur darat, yang juga disebut ”jalur sutra” (silk ( silk road), road), dimulai dari Cina Utara lewat Asia Tengah dan Turkistan terus ke Laut Teng Tengah ah.. Jalu Jalurr perd perdag agan anga gan n ini, ini, yang yang mengh menghub ubun ungk gkan an Cina Cina dan dan Indi Indiaa denga dengan n Erop Eropa, a, merupakan jalur tertua yang sudah di kenal sejak 500 tahun sebelum Masehi. Sedangkan jalan laut dimulai dari Cina (Semenanjung Shantung) dan Indonesia, melalui Selat Malaka ke India; dari sini ke Laut Tengah dan Eropa, ada yang melalui Teluk Persia dan Suriah, dan ada juga yang melalui Laut Merah dan Mesir. Diduga perdagangan lewat laut antara Laut Merah, Cina dan Indonesia sudah berjalan sejak abad pertama sesudah Masehi. 58 Akan tetapi, karena sering terjadi gangguan keamanan pada jalur perdagangan darat di Asia Asia Tengah Tengah,, maka maka sejak sejak tahun tahun 500 Masehi Masehi perdag perdagang angan an TimurTimur-Bar Barat at melalu melaluii laut laut (Selat (Selat Malaka Malaka)) menja menjadi di semaki semakin n ramai. ramai. Lewat Lewat jalan jalan ini kapalkapal-kap kapal al Arab, Arab, Persia Persia dan India India telah telah mondar mandir dari Barat ke Timur dan terus ke Negeri Cina dengan menggunakan angin 57
58
D.G.E. Hall, A History of South East Asia, London: Macmillan & Co. Ltd., 1960, hlm. 1-5. D.H. Burger dan Prajudi, Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, Paramita, 1960, hlm. 15. Ma Huan, Ying-yai Shenglan, terjemahan dan edisi J.V.G. Mills, Hakluyt Society, 1970, hlm. 120. W.P. Groeneveldt, Historical Notes on Jakarta: Bharata, Bharata, 196 1960, 0, hlm. 209. B. Schrieke, Schrieke, Indonesian Indonesia Indonesia & Malaya Malaya Compiled Compiled from Chinese Chinese Source, Source, Jakarta: Sociological Studies, Part Two, The Hauge-Bandung: W. Van Hoeve Ltd, 1957, hlm. 17. D.H.Burger dan Prajudi, Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1960, hlm. 15. 3
musim, musim, untuk pelayaran pelayaran pulang pulang pergi. pergi. Juga kapal-kapal kapal-kapal Sumatra telah mengambil mengambil bagian dala dalam m
perd perdag agan anga gan n
ters terseb ebut ut..
Pada Pada
zama zaman n
Sriw Sriwij ijay aya, a,
peda pedaga gang ng-p -ped edag agan angn gnya ya
tela telah h
mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Cina dan pantai timur Afrika. 59 Ramain Ram ainya ya lalu lalu lin lintas tas pelaya pelayaran ran di Selat Selat Malaka Malaka,, telah telah menumb menumbuhk uhkan an kota-ko kota-kota ta pelabuhan yang terletak di bagian ujung utara Pulau Sumatra. Perkembangan perdagangan yang semakin banyak di antara Arab, Cina dan Eropa melalui jalur laut telah menjadikan kota pelabuhan semakin ramai, termasuk di wilayah Aceh yang diketahui telah memiliki beberapa kota pelabuhan yang umumnya terdapat di beberapa delta sungai. Kota-kota pelabuhan ini dijadikan sebagai kota transit atau kota perdagangan. 60 Maka berdasarkan fakta sejarah ini pulalah, pulalah, keberadaan Kerajaan Islam Islam Jeumpa Aceh yang diperkirakan berdiri pada abad ke 7 Masehi dan berada disekitar Kabupaten Bireuen sekarang menjadi sangat logis. Sebagaimana kerajaan-kerajaan purba pra-Islam yang banyak terdapat di sekitar pulau Sumatra, Kerajaan Jeumpa juga tumbuh dari pemukiman-pemukiman penduduk yang semakin banyak akibat ramainya perdagangan dan memiliki daya tarik bagi kota persinggaha persinggahan. n. Melihat Melihat topografinya topografinya,, Kuala Jeumpa sebagai kota pelabuhan memang tempat yang indah dan sesuai untuk peristirahatan setelah melalui perjalanan panjang. Kerajaan Jeumpa Aceh, berdasarkan Ikhtisar Radja Jeumpa yang di tulis Ibrahim Abduh, yang yang disa disadu durn rnya ya dari dari hika hikaya yatt Ra Radj djaa Jeum Jeumpa pa adal adalah ah sebu sebuah ah Kera Keraja jaan an yang yang bena benarr keberadaannya pada sekitar abad ke 7 Masehi yang berada di sekitar daerah perbukitan mulai dari pinggir sungai Peudada di sebelah barat sampai Pante Krueng Peusangan di sebelah timur. Istana Raja Jeumpa terletak di desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara, sekarang disebut Cot Cibrek Pintoe Ubeuet. Masa itu Desa Blang Seupeueng merupakan permukiman yang padat penduduknya dan juga merupakan kota bandar pelabuhan besar, yang terletak di Kuala Kuala Jeumpa Jeumpa.. Dari Dari Kuala Kuala Jeumpa Jeumpa sampai sampai Blang Blang Seupeu Seupeueng eng ada sebuah sebuah alur alur yang yang besar, besar, biasanya dilalui oleh kapal-kapal dan perahu-perahu kecil. Alur dari Kuala Jeumpa tersebut membelah Desa Cot Bada langsung ke Cot Cut Abeuk Usong atau ke ”Pintou Rayeuk” (pintu besar). Menurut Menurut silsilah silsilah keturunan keturunan Sultan-Sult Sultan-Sultan an Melayu, Melayu, yang dikeluarka dikeluarkan n oleh Kerajaan Kerajaan Brunei Darussalam Darussalam dan Kesultanan Kesultanan Sulu-Mindanao Sulu-Mindanao,, Kerajaan Kerajaan Islam Jeumpa dipimpin dipimpin oleh seorang Pangeran dari Parsia (India Belakang ?) yang bernama Syahriansyah Salman atau Sasaniah Salman yang kawin dengan Puteri Mayang Seulodong dan memiliki beberapa anak, 59
60
M.A.P. Meilink-Roelofsz, Asian Trade and European Influence in the Indonesia Archipelago. The Hague: Martinus Nijhoff, 1962, hlm. 345 (catatan 122) Ibid 3
antara lain Syahri Poli, Syahri Tanti, Syahri Nuwi, Syahri Dito dan Makhdum Tansyuri yang menjad menjadii ibu daripa daripada da Sultan Sultan pertam pertamaa Keraja Kerajaan an Islam Islam Perlak Perlak yang yang berdir berdirii pada pada tahun tahun 805 Masehi Masehi.. Menuru Menurutt peneli penelitia tian n Sayed Sayed Dahlan Dahlan al-Hab al-Habsyi syi,, Syahri Syahri adalah adalah gelar gelar pertam pertamaa yang yang digunakan keturunan Nabi Muhammad di Nusantara sebelum menggunakan gelar Meurah, Habib, Sayid, Syarief, Sunan, Teuku dan lainnya. Syahri diambil dari nama istri Sayyidina Husein bin Ali, Puteri Syahribanun, anak Maha Raja Parsia terakhir yang ditaklukkan Islam. Sampai saat ini, penulis belum menemukan silsilah keturunan Pengeran Salman ke atas, apakah beliau termasuk dari keturunan Nabi Muhammad saw atau keturunan raja-raja Parsia. Karena di silsilah yang dikeluarkan Kesultanan Brunei dan Kesultanan Sulu tidak disebutkan. Namun menurut pengamatan pengamatan pakar sejarah Aceh, Sayed Hahlan al-Habsyi, al-Habsyi, beliau beliau adalah adalah termasuk keturunan Sayyidina Husein ra. Karena (i) beliau memberikan gelar Syahri kepada anak-a ana k-anak naknya nya,, yang yang jelas jelas menunj menunjuk uk kepada kepada moyang moyangnya nya (ii) (ii) beliau beliau mengaw mengawink inkan an ana anak k perempuannya dengan cucu Imam Ja’far Sadiq, yang menjadi tradisi para Sayid sampai saat ini (iii) anak beliau, Syahri Nuwi adalah patron dari rombongan Nakhoda Khalifah, bahkan ada yang yang meng mengan angg ggap ap keda kedata tang ngan an romb rombon onga gan n ini ini atas atas perm permin inta taan an Syah Syahri ri Nuwi Nuwi untu untuk k meng mengem emba bang ngka kan n keku kekuat atan an Ahlu Ahlull Bayt Bayt atau atau ketur keturun unan an Na Nabi bi saw saw di Nusa Nusanta ntara ra sete setela lah h mendap mendapat at pukula pukulan n di Arab Arab dan Parsia Parsia.. Itulah Itulah sebabn sebabnya, ya, hubung hubungan an Syahri Syahri Nuwi Nuwi denga dengan n rombongan Nakhoda Khalifah yang bermazhab Syi’ah sangat dekat dan menganggap mereka sebagai bagian keluarga. Yang perlu dicermati, kenapa Pangeran Salman al-Parsi memilih kota kecil di wilayah Jeumpa sebagai tempat mukimnya, dan tidak memilih kota metropolitan seperti Barus, Fansur, Lamuri Lamuri dan dan sekita sekitarny rnyaa yang yang sudah sudah berkem berkemban bang g pesat pesat dan menjad menjadii persin persingga ggahan han para para pedagang manca negara? Ada beberapa kemungkinan, (i) beliau diterima dengan baik oleh masyarakat Jeumpa dan memutuskan tinggal di sana, (ii) beliau merasa nyaman dan sesuai dengan penguasa (meurah), (iii) keinginan untuk mengembangkan wilayah ini setingkat Barus, Lamuri dan lainnya dan (iv) menghindar dari pandangan penguasa. Alasan terakhir ini, mungkin dapat diterima sebagai alasan utama. Mengingat Pangeran Salman Salman adalah adalah salah salah seoran seorang g pelari pelarian an politi politik k dari dari Parsia Parsia yang yang tengah tengah bergej bergejola olak k akibat akibat peperangan antara Keturunan Nabi saw yang didukung pengikut Syiah dengan Penguasa Bani Abbasiah masa itu (tahun 150an Hijriah). Beliau bersama para pengikut setianya memilih ujung utara utara pulau pulau Sumate Sumatera ra sebaga sebagaii tujuan tujuan karena karena meman memang g daerah daerah sudah sudah terken terkenal al dan dan sudah sudah terdapat terdapat banyak banyak pemeluk pemeluk Islam yang mendiami mendiami perkampungan-pe perkampungan-perkamp rkampungan ungan Arab atau Persia. Kemungkinan Jeumpa adalah salah satu pemukiman baru tersebut. Untuk menghindari 3
pengej pengejara aran n itulah itulah,, beliau beliau memil memilih ih daerah daerah pinggi pinggirir riran an agar agar tidak tidak terlal terlalu u menyol menyolok. ok. Itulah Itulah sebabnya, Pangeran Salman juga dikenal dengan nama-nama lainnya, seperti Meurah Jeumpa, atau ada yang mengatakan beliau sebagai Abdullah. Di bawah pemerintahan Pangeran Salman, Kerajaan Islam Jeumpa berkembang pesat menjadi menjadi sebuah sebuah kota baru yang memiliki memiliki hubungan luas dengan dengan Kerajaan-K Kerajaan-Keraja erajaan an besar lainnya. Potensi, karakter, pengetahuan dan pengalaman Pangeran Salman sebagai seorang bangsawan calon pemimpin di Kerajaan maju dan besar seperti Persia yang telah mendapat pend pendid idik ikan an khusu khususs seba sebaga gaim iman anaa lazi lazimn mnya ya Pang Panger eran an Islam Islam,, tentu tentu tela telah h mend mendoro orong ng pertumbuhan Kerajaan Jeumpa menjadi salah satu pusat pemerintahan dan perdagangan yang berpengaruh di sekitar pesisir utara pulau Sumatra. Jeumpa sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara memperluas hubungan diplomatik dan perdagangannya dengan Kerajaan-Kerajaan lainnya, baik di sekitar Pulau Sumatera atau negeri-negeri lainnya, terutama Arab dan Cina. Banyak tempat di sekitar Jeumpa berasal dari bahasa Parsi, yang paling jelas adalah Bireuen, yang artinya kemenangan, sama dengan makna Jayakarta, asal nama Jakarta yang didirikan Fatahillah, yang dalam bahasa Arab semakna, Fath mubin, kemenangan yang nyata. Untuk Untuk mengem mengemban bangka gkan n Keraja Kerajaann annya, ya, Panger Pangeran an Salman Salman telah telah mengan mengangka gkatt ana anakkanaknya menjadi Meurah-Meurah baru. Ke wilayah barat, berhampiran dengan Barus-FansurLamuri Lamuri yang sudah berkembang berkembang terlebih dahulu, beliau mengangkat mengangkat anaknya, anaknya, Syahri Syahri Poli menjadi Meurah mendirikan Kerajaan Poli yang selanjutnya berkembang menjadi Kerajaan Pidie. Ke sebelah timur, beliau mengangkat anaknya Syahr Nawi sebagai Meurah di sebuah kota baru bernama Perlak pada tahun 804. Namun dalam perkembangannya, Kerajaan Perlak tumbu tumbuh h pesa pesatt menj menjad adii kota kota pela pelabu buha han n baru baru teru teruta tama ma setel setelah ah keda kedata tanga ngan n romb rombong ongan an ketur keturun unan an Na Nabi bi yang yang dipi dipimp mpin in Na Nakh khod odaa Khal Khalif ifah ah berj berjum umla lah h 100 100 oran orang. g. Syah Syahrr Nuwi Nuwi mengawinkan adiknya Makhdum Tansyuri dengan salah seorang tokoh rombongan tersebut bernam bernamaa Ali bin Muhammad Muhammad bin Jaf Jafar ar Sadik, Sadik, cicit cicit kepada kepada Nabi Muhamm Muhammad ad saw. saw. Dari Dari perkawinan ini lahir seorang putra bernama Sayyid Abdul Aziz, dan pada 1 Muharram 225 H atau tahun 840 M dilantik dilantik menjadi menjadi Raja dari Kerajaan Kerajaan Islam Perlak Perlak dengan dengan gelar gelar Sultan Sultan Alaiddin Alaiddin Sayyid Sayyid Maulana Abdul Abdul Azis Syah. Melalui Melalui jalur perkawinan perkawinan ini, hubungan hubungan erat terbina antara Kerajaan Islam Jeumpa dengan Kerajaan Islam Perlak. Karena wilayahnya yang strategis Kerajaan Islam Perlak akhirnya berkembang menjadi sebuah Kerajaan yang maju menggantikan peran dari Kerajaan Islam Jeumpa. Setelah tampilnya Kerajaan Islam Perlak sebagai pusat pertumbuhan perdagangan dan kota pelabuhan yang baru, peran Kerajaan Islam Jeumpa menjadi kurang menonjol. Namun 3
demiki demikian, an, Keraja Kerajaan an ini tetap tetap eksis, eksis, yang yang mungki mungkin n beruba berubah h fungsi fungsi sebaga sebagaii sebuah sebuah kota pendidikan bagi kader-kader ulama dan pendakwah Islam. Karena diketahui bahwa Puteri Jeumpa Jeumpa yang menjadi ibunda Raden Fatah adalah adalah keponakan keponakan dari Sunan Ampel. Berarti Raja Jeumpa masa itu bersaudara dengan Sunan Ampel. Sementara Sunan Ampel adalah keponakan dari Maulana Malik Ibrahim, yang artinya kakek, mungkin kakek saudara dari Puteri Jeumpa. Maka dari hubungan ini dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa, para wali memiliki hubungan dengan Kerajaan Jeumpa yang boleh jadi Jeumpa masa itu menjadi pusat pendidikan bagi para ulama dan pendakwah Islam Nusantara. Namun belum ditemukan data tentang masalah ini. Setelah berdirinya beberapa Kerajaan Islam baru sebagai pusat Islamisasi Nusantara sepert sepertii
Keraja Kerajaan an Islam Islam Perlak Perlak (840an) (840an) dan Kerajaan Kerajaan Islam Pasai (12 (1200a 00an), n), Kerajaan Kerajaan Islam
Jeumpa Jeumpa yang menjalin kerjasama diplomatik diplomatik tetap memiliki memiliki peran besar dalam dalam Islamisasi Islamisasi Nusanta Nusantara, ra, khusus khususnya nya dalam dalam penakl penaklukk ukkan an bebera beberapa pa keraja kerajaan an besar besar Jaw Jawa-H a-Hind indu u sepert sepertii Majapahit misalnya. Di kisahkan bahwa Raja terakhir Majapahit, Brawijaya V memiliki seorang istri yang berasal dari Jeumpa (Champa), yang menurut pendapat Raffless berada di wilayah Aceh dan bukan di Kamboja sebagaimana difahami selama ini. Puteri cantik jelita yang terkenal dengan nama Puteri Jeumpa (Puteri Champa) ini adalah anak dari salah seorang Raja Muslim Jeumpa yang juga keponakan dari pemimpin para Wali di Jawa, Sunan Ampel dan Maulana Malik Malik Ibrahi Ibrahim. m. Mereka Mereka adalah adalah para para Wali Wali keturun keturunan an Nabi Nabi Muhamm Muhammad ad yang yang dilahi dilahirka rkan, n, dibesa dibesarka rkan n dan dididi dididik k di wil wilaya ayah h Aceh, Aceh, baik baik Jeumpa Jeumpa,, Perlak Perlak,, Pasai, Pasai, Kedah, Kedah, Pattan Pattanii dan sekitarnya. sekitarnya. Dan merekalah merekalah konseptor penaklukan penaklukan Kerajaan Jawa-Hindu Jawa-Hindu Majapahit Majapahit dengan dengan gerakannya yang terkenal dengan sebutan Wali Songo atau Wali Sembilan. Perkawinan Puteri Muslim Jeumpa Aceh dengan Raja terakhir Majapahit melahirkan Raden Fatah, yang dididik dan dibesarkan oleh para Wali, yang selanjutnya dinobatkan sebagai Sultan pada Kerajaan Islam Demak, yang ketahui sebagai Kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Kehadiran Kerajaan Islam Islam Demak Demak ini inilah lah yang yang telah telah mengak mengakhir hirii riwaya riwayatt kegemi kegemilan langan gan Keraja Kerajaan an Jaw Jawa-H a-Hind indu u Majapahit. Sejarah ini dapat diartikan sebagai keberhasilan strategi Kerajaan Islam Jeumpa Aceh yang kala itu sudah berafiliasi dengan Kerajaan Islam Pasai yang telah menggantikan peranan Kerajaan Islam Perlak dalam menaklukkan dan mengalahkan sebuah kerajaan besar JawaHindu Majapahit dan mengakhiri sejarahnya dan menjadikan pulau Jawa sebagai wilayah kekuasaan Islam di bawah Kerajaan Islam Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah, yang ibunya berasal dari Kerajaan Jeumpa di Aceh. Jadi dapat dikatakan bahwa, Kerajaan Jeumpa Acehlah yang telah mengalahkan dominasi Kerajaan Jawa-Hindu Majapahit dengan strategi 3
penaklukan lewat perkawinan yang dilakukan oleh para Wali Sembilan, yang memiliki garis hubungan dengan Jeumpa, Perlak, Pasai ataupun Kerajaan Aceh Darussalam. Setela Setelah h Keraja Kerajaan an Islam Islam Perlak Perlak yang yang berdir berdirii pada pada tahun tahun 805 Maseh Masehii tumbuh tumbuh dan berkembang, maka pusat aktivitas Islamisasi nusantarapun berpindah ke wilayah ini. Dapat dikata dikatakan kan bahwa bahwa Keraja Kerajaan an Islam Islam Perlak Perlak adalah adalah kelanj kelanjuta utan n atau atau pengem pengemban bangan gan daripa daripada da Kerajaan Islam Jeumpa yang sudah mulai menurun peranannya. Namun secara diplomatik kedua kedua Keraja Kerajaan an ini merupa merupakan kan sebuah sebuah keluar keluarga ga yang yang terikat terikat denga dengan n aturan aturan Islam Islam yang yang mengutamakan persaudaraan. Apalagi para Sultan adalah keturunan dari Nabi Muhammad yang senantiasa mengutamakan kepentingan agama Islam di atas segala kepentingan duniawi dan diri mereka. Bahkan dalam silsilahnya, Sultan Perlak yang ke V berasal dari keturunan Kerajaan Islam Jeumpa.
3