JURNAL TUGAS UNIVERSITAS TELKOM Aldhi Pratama Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
[email protected]
Abstrak Di zaman yang semakin modern ini, semakin banyak aktivitas yang sering kita lakukan di luar rumah. Seperti saat hari libur ada banyak tempat umum yang bisa dikunjungi bersama keluarga, rekan kerja, pasangan, ataupun sahabat. contohnya, restoran, shopping ke mall, pantai, hotel dll. Namun tanpa kita sadari saat berada di tempat umum seperti itu, tentunya kita sebagai manusia biasa tidak bisa terlepas akan kebutuhan buang air. Oleh karena itu sudah seharusnya tempat umum menyediakan toilet umum yang bisa digunakan dari kalangan mana saja, namun meskipun toiletnya bersifat umum tapi tetap saja orang orang yang menggunakannya harus tetap menjaga kebersihan, dan membatasi privasi mereka masing masing untuk tetap merasa aman dan nyaman. Kata kunci : aktivitas, tempat umum, kebutuhan, buang air, toilet, kebersihan 1. Pendahuluan Toilet di berbagai negara berbeda sesuai budaya masing-masing negara tersebut. Negara Barat cenderung menggunakan kloset duduk dan otomatis. Segi otomatisnya terletak pada guyuran air untuk membersihkan kotoran. Biasanya toilet ini memiliki tungkai atau tuas untuk mengalirkan air yang tempat berasal air tersebut terletak tepat di belakang toilet tersebut. Biasanya tempat tersebut berbentuk bak berbentuk persegi yang dapat mengairkan air secara otomatis dengan prinsip katrol. Apabila bak sudah terisi penuh maka airnya akan berhenti secara otomatis. Apabila air sudah kosong atau dipakai untuk mengguyurkan air untuk mendorong kotoran ke septic tank, air tersebut akan terisi kembali. Berbeda halnya dengan kloset yang ada di negara Timur, khususnya Indonesia sebagai bahan perbandingan saya di sini. Budaya tolilet Indonesia kental dengan budaya toilet jongkok. Masyarakat Indonesia mayoritas menggunakan toilet jongkok. Hal ini bermula dari kebiasaan orang Indonesia membuang kotoran dengan cara jongkok. Masyarakat tradisional Indonesia bahkan membuang kotoran di sungai atau empang(kolam rakyat). Hal ini memang lazim terjadi di Indonesia karena masyarakatnya berlatar belakang agraris dan bentuk demografi daerahnya kepulauan. Hal ini mendorong masyarakat untuk membuang air ke tempat yang memang banyak air, seperti sungai, empang, bahkan laut. Dan masyarakat Indonesia cenderung menggunakan gayung untuk membersihkan kotorannya. Ergonomis sebuah benda dilihat dari berbagai kriteria yaitu apakah benda tersebut dapat menjaga kenyamanan seorang konsumen ketika memakai benda tersebut. Tujuan sebuah benda harus ergonomis agar kekurangan atau keterbatasan fisik manusia yang bervariasi dapat teratasi. Masing-masing manusia berbeda tingkat kenyamanannya. Dalam hal ini kami melihat ergonomisnya suatu benda dari standar yang sudah ditetapkan berdasarkan latar belakang budaya negara. Ergonomisnya benda di negara Asia tentu berbeda dibandandingkan dengan ergonomis negara Amerika. Peranan budaya dalam hal ini menjadi hal yang penting dalam pengobservasian dan analisis ergonomis ini. Saya ingin melihat apakah standar di suatu negara bisa dipakai atau tidak di negara yang lain. Saya ingin melihat apakah negara berlatar belakang budaya yang berbeda, dapat diaplikasikan prinsip ergonomisnya di negara lain yang berbeda kriteria ergonomisnya
2. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari individu dalam kaitannya dengan kegiatan mereka. Sasaran ergonomi ialah individu pada saat berkegiatan dalam sebuah sistem. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kapasitas individu. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi : • Teknik atau rekayasa/engineering. • Fisik. • Psikis. • Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian. • Antropometri. • SosiologI. • Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh dan aktivitas otot. • Desain, dll. Penerapan ergonomi di tempat berkegiatan dimaksudkan agar individu saat bekerja selalu atau sebisa mungkin dalam keadaan selamat, sehat, produktif dan menghasilkan output berkualitas. Ergonomi sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan dari individu dan interaksi antara individu yang lain dengan unsur-unsur kerja misalnya alat atau mesin yang berhubungan dengan apa yang tengah di lakukan atau dikerjakan. Ergonomi juga berperan dalam pengembangan produk atau alat-alat kerja sehingga berbagai produk atau alat-alat kerja yang canggih dan sangat membantu dapat ditemukan, hal ini pun akan banyak membawa peningkatan kesejahteraan individu. Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini dirancang sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kapasitas atau kemampuan atau keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan Human-Centered Design (HCD). Dengan ergonomi diperoleh rancangan sistem kerja yang aman dan sehat bagi pekerja serta produktif dan berkualitas bagi perusahaan. Sasaran dari ergonomi adalah menunjang atau menggalakkan efektifitas penggunaan dari objek-objek fisik atau non fisik dan fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh orang dan untuk memelihara atau menunjang nilai-nilai individu tertentu yang baik dalam proses ini (misalnya : kesehatan, keselamatan, kepuasan). Tujuan dari ergonomi adalah penerapan sistematis dari informasi yang relevan tentang ciri-ciri atau kapasitas atau perilaku individu pada rancangan atau desain dari sistem kerja yang biasanya terdiri dari alat-alat atau mesin-mesin kerja, lingkungan kerja dan unsur-unsur lainnya yang terdapat dalam sistem kerja dan bahkan kehidupan. Ergonomi sangat mementingkan sisi kenyamanan (atau lebih tepatnya keselamatan dan kesehatan) individu dalam berinteraksi dengan kerjanya. Fokus ergonomi yaitu memaksimalkan kinerja atau unjuk kerja dan sumber daya individu dengan memperhatikan kapasitas atau keterbatasan individu itu sendiri. Aplikasi ergonomi sangat mementingkan keefektifan dan efisiensi dari kemampuankemampuan yang dimiliki individu namun tetap memikirkan dan berfokus untuk meminimalisir tingkat stress atau resiko psikis lainnya yang mungkin dialami oleh individu dan resiko fisik atau fisiologis yang mungkin ditimbulkan dari pekerjaannya, yaitu dengan membuat sejumlah rancangan objek-objek fisik dan non fisik yang dapat menciptakan keefektifan dan efisiensi.
Manfaat Ilmu Ergonomi (Wesley E Woodson) : • Meningkatkan unjuk kerja, seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan. • Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan.
• Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya individu melalui peningkatan ketrampilan yang diperlukan. • Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan individu. • Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot individu. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat. Peran/fungsi ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : • Perancangan produk. • Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja. • Meningkatkan produktivitas kerja. Sasaran dari ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu : • Penyelidikan Tentang Tampilan (display) Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaaan lingkungan dan kemudian mengkomunikasikannya pada individu dalam bentuk tanda-tanda, angka-angka, lambang dan sebagainya. Informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan menurut waktu sesuai dengan variabelnya, misalnya speedometer. • Penyelidikan Tentang Kekuatan Fisik Individu Penyelidikan tentang kekuatan fisik individu dilakukan ketika individu mulai melakukan aktivitas kerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan objek serta peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik individu pada saat melakukan aktivitasnya. • Penyelidikan Tentang Ukuran Tempat Berkegiatan Penyelidikan tentang ukuran tempat berkegiatan bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat berkegiatan yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh individu, agar diperoleh tempat berkegiatan yang baik yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan individu. • Penyelidikan Tentang Lingkungan Kerja Penyelidikan tentang lingkungan kerja meliputi kondisi fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, seperti pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur, getaran, dan lain-lain yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku individu.
3. Macam-macam Toilet Terdapat berbagai jenis toilet di seluruh dunia, di antaranya: 1. One piece closet (monoblok) Disebut one piece karena tiga bagian kloset (bowl, dudukan, dan tanki air) menyambung dan dibuat dalam satu cetakan. 2. Close coupled (duoblok) Terdiri dari dua bagian. Dudukan kloset dan bagian kakinya dibangun dalam satu konstruksi yang tersambung, sementara bagian tangki airnya terpisah dan harus disambung dengan brass bolt (baut dari kuningan yang memang berfunsi menyambung bolt dengan tangki). 3. Institutional wall-hung (menggantung di dinding) Bentuk kloset ini menggantung di batas lantai dan instalasi pemipaannya disimpan dalam dinding. Karena menggantung, area di bawah lantainya menjadi kosong. Di Indonesia, model kloset ini kurang diminati karena instalasi pemipaannya mensyaratkan konstruksi dinding double wall atau ber-shaft, padahal sebagian besar konstruksi dinding di Indonesia menerapkan sistem one-wall, kecuali pada bangunan tinggi dan perkantoran. 4. Institutional top-spud Bentuk kloset yang satu ini hanya terdiri atas bagian bowl saja tanpa tank trim (tangki penampung air). Tangki penampung air digantikan dengan pipa yang dilengkapi flush valve (keran tekan) sebagai pengendali keluarnya air. Kloset ini sering dipasang di area publik atau toilet umum di taman dan mal. 5. Institutional back-spud Serupa dengan model institutional top-spud. Perbedaan mencolok terletak pada bagian sambungan pipa dengan bowl. Pada model institutional top-spud sambungan pipa dengan bowl terdapat pada bagian atas bowl sehingga pipanya hanya berbentuk pipa lurus. Kloset institutional back-spud harus memakai pipa berbentuk “L”, sebab sambungan antara bowl dengan pipanya berada di samping bowl. 6. Squat (kloset jongkok) Inilah model kloset yang awalnya banyak didunakan di Indonesia. Mungkin karena penggunaannya mirip dengan buang air besar di sungai atau kali. Namun, lambat laun kloset ini lebih banyak dipakai untuk area servis. Meskipun demikian, untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang masih tak terbiasa dengan model kloset duduk, kini produsen saniter juga melengkapi kloset jongkok dengan flush valve dan jet washer agar lebih higienis dan efisien. Perangkat ini membuat kita tidak perlu menyiram air lagi setelah buang air. 7. Bidet Bidet adalah sejenis bak pencuci yang dipakai untuk membersihkan bagian paling personal. Bidet juga banyak digunakan untuk tempat buang air kecil wanita. Sebagian besar bidet terbuat dari vitreous china, agar tampilannya seragam dengan WC dan wastafel 8. Urinoar Urinoar merupakan salah satu perangkat saniter yang berfungsi mengakomodasi kebutuhan buang air laki-laki. Secara sepintas bentuknya mirip kantong kanguru yang digantung di dinding. Biasanya urinoar dipakai di kamar mandi area publik. Alasannya adalah toilet umum cenderung lebih membutuhkan kepraktisan dan kehigienisan. Urinoar dianggap dapt menjawab kebutuhan tersebut. Bentuknya yang memiliki banyak bukaan lebih mudah dibersihkan daripada toilet biasa. Lazimnya urinoar ditempel di dinding dengan ketinggian sekitar 30-40 cmdari lantai. Dimensi urinoar sendiri berkisar antara 52-69 cm. cara
kerjanya mirip kloset. Kontrol air terdapat pada keran tekan atau flush valve. Ruangan toilet kadang dirancang khusus untuk memudahkan orang cacat. Biasanya toilet semacam itu cukup luas untuk dapat dimasuki dengan berkursi roda dan pada dindingnya sering terdapat pegangan yang dapat membantu pengguna toilet menempatkan dirinya.
4. Keterkaitan Ergonomi dengan toilet
Gambar diatas merupakan salah satu desain toilet yang cukup memenuhi sisi ergonomi yang dibutuhkan manusia berdasarkan anatomi tubuh manusia. Design by, TOTO.
5. Kesimpulan Toilet merupakan hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan bagi setiap orang, karena pada dasarnya manusia tidak terlepas dari kebutuhan alaminya yaitu buang air, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua laki-laki maupun perempuan. Kebutuhan alami kita tersebut pun harus didukung oleh sarana toilet yang baik, karena pada dasarnya selama kita memenuhi kebutuhan alami tersebut secara tidak sadar kita melakukannya dalam posisi duduk. Selama kita duduk tersebut sisi ergonomi dari sarana toilet diperlukan, desain toilet yang kita gunakan harus mengikuti struktur anatomi tubuh kita. Bayangkan jika desain toilet yang tidak ergonomis yang selalu kita gunakan! Dalam jangka waktu yang lama toilet tersebut pun akan merusak struktur anatomi tubuh kita karena setiap kita gunakan tidak ada rasa nyaman sedikitpun. Oleh karena itu harus ada pertimbangan ergonomi pula pada sarana toilet.
Daftar Pustaka http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2008200128DSbab2/page6.html Nurmianto, Eko. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Guna Widya : Surabaya. 1996. http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/08/fungsi-ergonomi-dalam-kehidupan-dan.html http://ajiopa.blogspot.co.id/2012/04/disain-alat-dan-kondisi-kerja-desain.html