KERATOSIS PILARIS PILARIS DAN SINDROM INFLAMASI FOLIKULAR FOLIKULAR KERATOTIK LAINNYA Folikular keratosis mengacu pada ortokeratosis yang melibatkan ostium folikuler dan infudibulum. Horny plug menonjol dari lubang, menghasilkan sensasi yang kasar pada palpasi kulit, mungkin dapat terisolasi [seperti dalam standar keratosis pilaris (KP)] atau yang berhubungan dengan proses pathologis lainnya, termasuk peradangan folikel, atropi, jaringan parut, dan alopecia [keratosis [keratosi s piliaris atrophicans (KPA)]. Ini adalah suatu rekasi yang terjadi sendiri atau bagian dari macam-macam kelainan.
Keratosis Pilaris Ciri khas KP adalah kondisi umum dari penyumbatan folikel keratotik dengan berbagai tingkat eritema pada daerah sekitarnya. Kadang-kadang, eritema yang mencolok adalah suatu keluhan utama. Tanda klinis dari KP bervariasi dari yang sangat halus sampai yang sangat mencolok, yang mana, bersamaan dengan perbedaan rasial, mungkin sebagian besar dapat dijelaskan dari prevalensi yang dilaporkan, dari 1%-42%. Hal ini melibatkan, khususnya, aspek ekstensor dari lengan atas (lihat gambar 85-1) dan paha serta wajah tapi mungkin jarang menjadi lebih luas, memluas ke anggota tubuh bagian distal dan bahkan ke tubuh. Tampaknya terdapat dua pola. Yang lebih umum adalah dimulainya pada anak usia dini, dalam banyak kasus sebelum berusia 2 tahun, dengan wajah dan lengan yang terutama
terkena dampak dan secara bertahap, kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak atau remaja. Pada pola yang lain, onset terjadi pada usia remaja, dan yang terlibat lebih sering pada lengan bagian ekstensor dan kaki. Ini biasanya membaik pada pertengahan usia 20-an. Pada pola kedua, bagaimanapun, kondisi ini mungkin menjadi persistent pada usia dewasa. Hasil spesimen histopathologi kulit saat dewasa menjadi tidak spesifik, hanya menunjukan lubang folikular yang mengembung oleh plug keratin.
Pengobatan biasanya dengan berbagai keratolitik, dari simple urea, asam laktat, atau preparat asam salisilat untuk retinoid topikal dan tazarotene. Preparat ini mungkin dapat memperburuk eritema yang terkait.
Erythromelanosis Follicularis Faciei et Colli Erythromelanosis Follicularis Faciei et Colli adalah suatu kondisi yang mungkin berkaitan dengan KP. Hal ini terlihat terutama pada remaja dan dewasa muda, paling sering terjadi pada laki-laki. Eritema berbatas tegas, hiperpigmentasi dan papula folikuler melibatkan daerah preaurikular dan rahang atas, biasanya penyebarannya secara simetris, pada beberapa kasus penyebaran sampai ke sisi leher. Atrofi bukan merupakan suatu ciri.
Gambaran
Histopathologi yang tidak spesifik, menunjukkan suatu variabel dari hiperkeratosis folikel, pelebaran pembuluh darah kulit, beberapa infiltrat imflamasi perivaskular (Perivascular Inflammatory infiltrate), dan hiperpigmentasi dari lapisan basal. Frekuensi hubungan dengan standar KP dari lengan mendukung bahwa 2 kondisi init berhubungan.
Hubungan dari Keratosis Piliaris Pasien dengan ichthyosis vulgaris (lihat BAB 47) sering meunujukan bahwa KP ditemukan pada 74,3% pasien (lihat gambar. 85-1). Bertentangan dengan kebijaksanaan konvensional, bagaimanapun, kasus yang sama menemukan bahwa KP bukanlah ciri dari pasien dengan Dermatitis Atopik yang kekurangan Ichthyosis Vulgaris Phenotype. Kondisi lain dimana pada KP yang lebih menonjol adalah Hipotyroidisme, Sindrom Cushing, Diabetes, Obesitas, dan Sindrom Down. Keratosis Folikular, yang dapat menstimulasi KP, dapat terjadi dalam beberapa keadaan defisiensi nutrisi, meskipun defisiensi Vit A yang paling sering dikutip (lihat BAB. 130).
Keratosis Pilaris Atrophicans Istilah umum Keratosis Pilaris Atrophicans digunakan untuk menggambarkan beberapa kondisi langka dari keratosis folikular genetik dimana atropi folikel dan/atau alopecia terjadi. Ini termasuk ophryogenes ulerytema [UO atau Keratosis Piliaris Atrophicans Faciei (KPAF)], Atrophoderma Vermiculatum, dan Keratosis Follicularis Spinosa Decalvans (KFSD). Meskipun kondisi ini menunjukan gambaran klinis yang tumpang tindih dan temuan histologis non-diagnostik, sebagian penulis sekarang menganggap kondisi tersebut sebagai entitas diskrit (Discrete Entities).
Ulerythema Ophryogenes UO merupakan bentuk dari KPA yang terutama mempengaruhi dan awalnya area alis; dalam beberapa kasus yang kemudian melebar ke daerah pipi dan dahi. Kulit kepala dan bulu mata adalah normal. Onsetnnya pada sebulan setelah lahir, dengan eritema dan papula folikuler keratotik kecil yang melibatkan sepertiga lateral dari alis. Mungkin perlahan progres melalui masa kanak-kanak untuk melibatkan lebih dari alis dan kadang-kadang meluas, menyebabkan alopecia (gambar. 85-2). Perkembangan biasanya berhenti setelah pubertas namun bekas gejala permanen. Kondisi ini dikaitkan dengan standar KP yang melibatkan lengan dan kaki.
Sebagian besar kasus telah mengikuti autosomal idiopatik dominan, dengan penetrasi yang tidak lengkap. Respon untuk kortikosteroid topikal, retinoid topikal, dan keratolitik adalah buruk. Ada satu laporan dari respon yang baik terhadap beberapa bulan terapi dengan isotretinoin oral, dengan mengurangi dari sumbatan horny dan eritema. Peningkatan ini dipertahankan selama beberapa bulan setelah terapi telah dihentikan. Beberapa perbaikan pada eritema telah dilaporkan dengan laser tunable dye di 585 nm, terapi polikel yang tersumbat tidak berubah.
KERATOSIS PILARIS RUBRA ATROPHICANS FACIEI Kadang-kadang, Keratosis Pilaris Rubra Atrophicans Faciei digunakan sebagai sinonim dari UO. Di lain waktu, diterapkan suatu kondisi yang hampir identik dengan UO yang awalnya melibatkan pipi, pada alis, seperti karateristik UO, dimulai pada anak usia dini, yang merupakan inflamasi, menimbulkan jaringan parut, dan secara khas KP berhubungan dengan anggota tubuh.
KETERKAITAN DARI ULERYTHEMA OPHYROGENES UO
telah
dilaporkan
berkaitan
dengan
rambut
halus,
Noonan
Syndrom,
Cardiofaciocutaneus (CFC) syndrome, Rubenstein-Taybi Syndrome, 18p Deletion, dan satu kasus dari Multiple Congenital Abnormalities yang tidak khas dari gangguan yang diakui. CFC Syndrome dan Noonan Syndrome memiliki ciri klinis yang tumpang tindih, dan, sebelum pemahaman tentang mekanisme molekular yang mendasari, terdapat dugaan bahwa pada CFC Syndrome muncul varian yang berat dari Noonan Syndrom. Mutasi pada gen dari jalur ras telah dibuktikan pada pasien pada kedua diagnosis. Pada CFC, mutasi yang telah digambarkan dalam gen BRAF, KRAS, MEK1, dan MEK2. Terutama PTPN11, tetapi juga gen KRAS dan SOS1, telah mutasi pada pasien dengan Noonan Syndrome. Keratosis folikular pada Noonan Syndrom, jika muncul, biasanya terbatas pada wajah (lihat Gambar. 85-2B) dan menyerupai UO/KPAF dengan hilangnya rambut alis. Pada CFC Syndrome, keratis folikular seringkali lebih luas, dan mungkin gejala yang mencolok adalah alopecia yang melibatkan kulit kepala. Rambut kepala yang tersisa pada CFC Syndrome adalah rambut yang rapuh dan keriting. Pasien dengan CFC Syndrome juga menunjukan penebalan secara umum dan Psoriasiform scaling dari kulit. Ciri kulit lain mungkin dapat dilihat dalam Noonan Syndrom termasuk short stature, Hypertelorism, down-slanting palpebra fissures, low-set ears with tick helices, high nasal bridge, leher berselaput pendek,
sternum abnormalitis, kongenital heart defect (terutama anomali katup pulmonal), kelemahan sendi, hipotonia. Ciri non kutaneus dari CFC Syndrome tumpang tindih sampai batas tertentu dan termasuk short stature, makrosepali, dahi menonjol, hidung pesek dengan jembatan hidung lebih rendah, large posteriorlye rotated ears, downward slanting palpebral fissures, mal formasi jantung (terutama stenosis pulmonal), dan menunda perkembangan.
ATRHOPODERMA
VERMICULATUM
(FOLLICULITIS
ULERYTHEMATOSA RETICULATA) Atrhopoderma Vermiculatum (Folliculitis Ulerythematosa Reticulata) merupakan bentuk KPA yang mana pipi lebih mendominasi, dengan sumbatan folikel dan pit-like depression sampai berdiameter 1,5 mm dan merupakan dasar dari eritema. Alopecia dan follicular papules bukan merupakan ciri dari suatu kondisi, akan tetapi komedo dan miliar yang terbuka dan tertutup mungkin ditemukan. Depresi yang menggabungkan satu sama lain akan menghasilkan “worm-eaten” atau “honeycombed” (Gambar. 85-3). Keterlibatan dari dahi, lengan, dan kaki, serta area pipi, telah dijelaskan. Secara umum, bagaimanapun, dalam kondisi ini sangat jarang melibatkan anggota tubuh, dan keterlibatan alis tidak terjadi. Standar KP dari bagian ekstensor lengan dan kaki secara umum ditemukan berhubungan. Onset biasanya terjadi pada anak-anak, antara umur 5 sampai 12 tahun, meskipun onset kemudian telah dijelaskan; perjalanan yang biasanya satu dari kejadian buruk yang tidak bisa terhindari. Kodisi ini bersifat sporadik akantetapi, pada salah satu kasus, muncul menjadi inhirated sebagai ciri autosomal dominant. Beberapa lebih atau kurang dari beberapa kasus linear unilateral telah dijelaskan, mendukung bentuk mozaik dari kondisi ini. Meskipun, kemungkinan bahwa pada beberapa dari kasus ini muncul sebagai contoh dari Nevus Comedonicus.
Evaluasi
histopathologis
menunjukan
AtrophicPilosebaceous
Units
dengan
perifolikular ringan dan peradangan perivaskular. Orifisium folikel yang melebar dan penuh dengan sumbatan keratin. Numerous Dermal Horn Cysts mungkin ditemukan. Terdapat perifollikular fibrosis dan penurunan serat elastis pada kulit. Terapi secara bersamaan tidak berhasil, termasuk steroid topikal, reinoid topikal, cryoterapi, dan dermabrasi. Terdapat laporan dari respon parsial terhadap chemical peeling dengan trichloreacetic acid 35% dikombinasikan dengan pemakaian 0,05% krim tretinoin. Hasil yang kondusif juga telah dideskripsikan dengan laser karbon dioksidase dalam kasus dimana atropi yang menonjol, dan pulsed dye laser pada kasus dengan komponen eritematosa. Isotretinoin oral menekan peradangan pada salah s atu pasien.
KERATOSIS FOLLICULARIS SPINULOSA DECALVANS Istilah Keratosis Follicularis Spinulosa Decalvans pertama kali digunakan oleh Siemenens pada tahun 1926 yang menggambarkan kondisi folikel jaringan parut dalam 20 anggota pada satu keluarga. Sebagian besar kondisi ini dimulai pada masa bayi dengan noninflamatory, flesh-colored, lesi spiny yang mempengaruhi area hair-bearing, terutama kulit kepala (gambar 85-4) dan kemudian alis, bulu mata, dan punggung tangan serta jari-jari tangan. Kadang-kadang, anggota tubuh bagian proximal dan bahkan batang tubuh.
keterkaitan keratoderma plantar dapat terjadi, terutama pada tumit. Pada masa pubertas kebanyakan dari folikel spine hilang dan digantikan oleh atropi. Jaringan parut alopecia pada kulit kepala (lihat Gambar. 85-4), alis, dan bulu mata terlihat jelas di masa kecil dan berlangsung sampai pubertas. Tidak terdapat lanugo pada wajah, serta rambut ketiak dan kemaluan menipis.
Fotophobia terlihat pada kebanyakan pasien, dan punctate corneal epithelial defect dapat terlihat pada beberapa pasien. Tidak jelas apakah terdapat kecacatan epitel atau apakah perubahan kornea terjadi sebagai akibat iritasi dari perubahan bulu mata dan penyumbatan keratotik pada folikel bulu mata. Terdapat sebuah laporan yang langka pada kelainan oftalmologi lainnya, termasuk katarak dan ablasi retina. Spesimen biopsi menunjukan bahwa berdasarkan folikel hiperkeratosis, peradangan perifolikuler dan dermal, fibrosis dan folikel yang terdistorsi pada tahap yang berbeda dari kondisi ini. Pada suatu studi keluarga menunjukkan X-link dominant inharetance pattern. Dan gen yang telah dibatasi pada Xp22.13-p22.2. Dalam kebanyakan kejadian, pria lebih terpengaruh dari pada wanita. Hingga saat ini, Tidak terdapatnya lesi telah dijelaskan pada penyebaran blaschkoid pada wanita untuk mendukung lyonization secara acak.
Eramo et al. telah menemukan persamaan kondisi Ichtyosis Follicularis dengan Alopecia serta fotopobhia (IFAP) [lihat Ichtyosis Folicullaris, Alopecia (Atrichia), dan fotopobhia Syndrome]. Ciri di KFSD yang tidak dimiliki oleh IFAF, bagaimanapun, terdapat keterlibatan jari-jari, atrofi dan jaringan parut dari folikel, dan pengembangan pada beberapa pasien dari pigmentasi telangiektasis merah-coklat pipi dan alis. Secara umum, pengobatan KFSD tidak memuaskan; namun, terdapat laporan dari peningkatan fotophobia dengan vitamin A oral dan pengurangan dari imflamasi kulit dan menghentikan penyebaran alopecia dengan menggunakan retinoid oral.
Foliculitis Spinulosa Decalvans Variasi dari KFSD disebut folliculitis spinulosa decalvans (telah mengakui bahwa nama ini dapat menyebabkan kebingungan dengan entitas yang terpisah dari folikulitis dekalvans). Variasi ini ditandai dengan pembentukan jerawat yang bersifat persisten terutama pada kulit kepala. Berbeda dengan varian khas
KFSD, terdapat perbedaan yang lebih
mencolok dan menetap hingga setelah pubertas. Selain itu, muncul heritance yang menjadi autosomal dominan ketimbang X-linked resesif.
SINDROM LAIN DENGAN FOLLICULAR KERATOSIS SEBAGAI SUATU CIRI YANG SIGNIFIKAN Bagian dari kondisi ini dijelaskan pada bagian sebelumnya dalam hubungan dengan UO, terdapat kondisi lain bahwa Keratosis Folikular sebagai suatu cir i yang signifikan. Monilethrix (lihat BAB. 86)
Monilethrix adalah suatu kondisi outosomal dominan yang menimbulkan tampilan beaded dari rambut. Baru-baru ini, perubahan pada dasar keratin rambut trichocyt hHb1, hHb3, and hHb6 telah dilaporkan. Namun, kegagalan untuk menunjukan berubahan ini dalam
satu keluarga mendukung kemungkinan heterogenitas genetik. Keratosis follikular yang mencolok berhubungan dengan beberapa sebab dan mungkin melibatkan kepala, (Gambar. 85-5), wajah, dan tungkai. Korelasi Genotype/phenotype mungkin tidak jelas dalam kasus yang dilaporkan dimana perubahan telah diidentifikasi. Sorang anak tidak dipengaruhi oleh keturunan darah dari orang tua telah dijelaskan dengan Monilethrix yang berat, KP yang luas, katarak, dan Dysmorphism dengan Brachiocephaly.
Keratosis Pilaris dan Koilonychia Herediter Suatu keluarga telah dijelaskan dengan Koilinochia dan KP yang luas, yang melibatkan semua bagian dari badan dan tungkai. Anggota keluarga yang terkena juga menunjukan keterlibatan alis pada alopecia, simulasi UO/KPAF. Pola inheritan adalah autosomal dominan. Tidak terdapat molinethrix pada kasus ini; sebelumnya KP dan koilonochia telah dilaporkan bersama sama hanya dalam kasus molinethrix.
Keratitis, Ichthyosis, dan Deafness Syndrome (lihat BAB. 47) Keratosis Folikular yang luas adalah suata ciri yang mencolok dari Keratitis, Ichthyosis, dan Deafness Syndrome, connexin/gap Junction disorder, yang juga ditandai dengan alopecia dari kulit kepala, badan, alis, dan rambut bulu mata, Vascularizing Keratitis, dan kehilangan pendengaran sensorineural.
Hereditary Mucoepithelial Dysplasia Ciri karakteristik dari Hereditary Mucoepithelial Dysplasia (HMD) adalah Follicular Keratosis, Alopecia Non-scarring dengan beberapa rambut kasar yang tersisa, platal fiery-red dan mukosa gingival, potophobia dengan keratitis dan vaskularisasi kornea, dan lesi psoriasiform hiperkeratosis pada daerah perineum dan sering juga pada bagian tungkai ekstensor. Kondisi tersebut terjadi pada kedua jenis kelamin, dan studi keluarga menunjukan baik autosomal dominan atau autosomal resesif pada pola inheriten mungkin terjadi. Evaluasi mikroskop cahaya dari kulit dan mukosa menunjukan terdapat sel dyskeratotik, pada lapisan spinosus, vacuolisasi sel basal, dan kurangnya pematangan epitel. Mikroskop elektrik menunjukan kekurangan desmosome, Cytoplasmic Vacuolization, dan adanya collections dari multilminar bands dan wheat Seaf-like dari serat filamen dari sitoplasma, menyerupai bagian gap-junction, dan mengakibatkan gangguan desmosomal atau protein gap-junction, study terbaru dari beberapa kasus karakteristik pada sautu penyebab menemukan kerja normal dari protein gap-junctin (connexins 26,32, dan 43), protein desmosomal (desmogleins 1 dan 2, plakoglobin, desmoplakins I dan II dan plakophilin 1), protein adher ens junction (βcatenin dan E-cadherin), dan protein cytoskeleton (keratin, β-tubulin, vimentin, dan actin). Analisis genetik pada study family dikecualikan desmosomal cadherins pada kromosom 18q12 sebagai gen kandidat dikesampingkan perubahan connexin 26.
Ichtyosis Follicularis, Alopecia (Atrichia), dan Photopohobia Syndrome Hubungan antara Ichtyosis Follicularis, Alopecia (Atrichia), dan Photopohobia Syndrome pertama kali dilaporkan sebgai suatu sindrom oleh McLeod pada tahun 1909, dan selama bertahun-tahun telah terjadi pada beberapa kasus dengan IFAP Syndrome lebih sering terkena pada laiki-laki. Individu yang terkena menunjukan wide-spread, flesh-colored, spiny, follicular projection minimal, jika ada, peradangan, alopecia yang berat, sering terjadi total
atrichia yang melibatkan alis dan bulu mata serta rambut kulit kepala, dan potophobia yang berat, sering didukung dengan vaskularisasi kornea. Kondisi tersebut bisa jadi keturunan sebagai sifat resesif terkait x-linked, yang dilaporkan dari seorang ibu dengan seorang anak pada pasien wanita pada ciri klasik dari sindrom IFAP memiliki lesi linear dari hipoerkeratosis, hypohidrosis, dan atropi dan patchy scalpalopecia, disebarkan sepanjang garis blaschko’s. Kebanyakan pasien hanya memiliki ciri cutaneus, akan tetapi gangguan neurologis dan skletal anomalies dan infeksi berulang kadang-kadang dijelaskan. Kasus atipikal pada wanita dengan keterlibatan umum dan penularan dari ibu kepada anak. Psoriasiform Patch, khususnya yang melibatkan daerah perineum; dan hypotrichosis dari pada atrichia lengkap. Beberapa pasien denngan plak psoriasis kekurang proyeksi folikel berduri yang khas dan mungkin menimbulkan kembali suatu entiti yang berbeda, atau bahkan variasi dari HMD. Pendukung yang terakhir adalah temuan ultrastruktural dari suatu jumlah dari desmosom pada satu pasien dengan IFAP dan lesi psoriasi, dianalogikan dengan apa yang terlihat pada HMD. Pengobatan terhadap IFAP biasanya tidak memuaskan, akan tetapi terdapat sebuah laporan pada perataan sementara dari Folicular Keratotik Papules dengan acitretin oral.
Hubungan Kelainan dengan Folicular Athrophoderma Folicular Athrophoderma terjadi sebagai ciri dari beberapa sindrom langka dan pada nevus comedonius.(Tabel 85-2). Dengan demikian kondisi ini sebagai diagnosa banding dari Athropoderma Vermiculatrum.