komplikasi post operatif katarak EKEK cara EKEKFull description
InfoFull description
Deskripsi lengkap
komplikasi post operatif katarak EKEK cara EKEKDeskripsi lengkap
MATAFull description
laporan operasi katarak FECODeskripsi lengkap
Full description
satuan acara prnyuluhan post op katarakDeskripsi lengkap
akredFull description
Deskripsi lengkap
SPO Persiapan Pre Operasi
sop persiapan pre operasiDeskripsi lengkap
All about cataract surgery Powerpoint mengenai operasi katarak. Mulai tekhnik biasa sampai phacoemulsificationFull description
KERANGKA ACUAN KERJA PERSIAPAN OPERASI KATARAK PUSKESMAS TERARA TAHUN 2016
A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang telah mencanangkan diri untuk memusatkan perhatian pada masalah kebutaan melalui komitmennya komitmennya terhadap VISION 2020 ‘The Global Initiative for The Elimination of Avoidable Blindness’. Prevalensi kebutaan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yaitu 1,5% dengan 52% dari jumlah tersebut (0,78%) disebabkan oleh katarak. Dalam kaitan dengan kelompok usia, yaitu 20/1000 pada kelompok usia 45 – 45 – 59 59 tahun, dan tertinggi (50/1000) pada kelompok usia >60 tahun. Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 melaporkan bahwa pada tahun 2025, jumlah penduduk lelompok usia >55 tahun diperkirakan akan meningkat menjadi 61 juta, yaitu sekitar seperempat keseluruhan penduduk Indonesia. Dengan adanya kasusu – kasus lama yang belum tertangani akibat rendahnya tingkat operasi katarak di Indonesia, ditambah dengan peningkatan kasus baru sebanyak 0,1% (240.000 kasus baru) setiap tahun, akan terus terjadi penumpukan kasus katarak antara kasus – kasus lama dan penambahan kasus – kasus baru sehingga terjadi apa yang dikenal sebagai backlog katarak. Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya keluarganya menunjukkan menunjukkan sikap ya g agak berlebihan dengan kecemasan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Tingkat keberhasilan pembedahan pembedahan sangat tergantungpada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait di samping peranan pasien
yang
kooperatif
selama
proses
perioperatif.
Tindakan
perioperatif
yang
berkesinambungan berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan pembedahan dan kesembuhan pasien. B. Latar Belakang
Hal yang patut disadari adalah bahwa kebutaan bukan hanya merupakan beban pribadi penderita tetapi juga beban bagi orang – orang – orang orang di sekeliling penderita yang menjadi caregiver penderita. Kondisi ini memberi memberi dampak buruk terhadap produktivitas, kualitas hidup serta kesejahteraan baik individu maupun keluarga dan dalam lingkup lebih besar, komunitas dan negara. Oleh karena itu, selain sebagai masalah kesehatan masyarakat (public health),
kebutaan dan gangguan penglihatan juga sudah menjadi masalah sosial ekonomi yang harus diatasi secara sungguh – sungguh guna memutus rantai kebutaan kemiskinan, dan memperoleh kembali sumber daya manusia yang hilang. C. Tujuan 1. Tujuan Umum
Agar diketahui secara dini kelainan mata khususnya vis 2. Tujuan Khusus
a.
Agar masyarakat tidak terganggu karena belum paham akan kekurangannya.
b. Untuk mengetahui tingkat prevalensi kecendrungan myopia (rabun jauh). D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan. E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Pemeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu cincin Landolt, kartu uji E dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype Snellen terdiri atas sederetan hurup dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris mendatar, huruf teratas adalah huruf yang besar, makin kebawah makin kecil. Penderita membaca Optotype Snellen dengan jarak 6 meter, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi. Pembilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang penglihatannya masih normal bisa membaca baris yang sama pada kartu. F. Sasaran
Semua orang (dewasa & anak – anak) yang datang posyandu. G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Hasil dari pelaksanaan skrining mata dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Bagian YANKES dengan format yang sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan.
I.
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan skrining mata dilakukan setiap satu tahun sekali dan hasil pelaksanaan dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Evaluasi dilaksanakan satu tahun sekali untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pada periode berikutnya.