Ade Alfiah Muh. Al Azhar Afiah S Ammi Shaumy F D Azizah Haq A. Muh. Ghiffari M M Anis Ammar Mihda Edwin Putra Pomada Gia Purnama M
Indah Kurniati R Luthfi Thufail A Mukti Mukhtar Nirwana Mustafa Nurul Adha Priska Fistia Sesilia Hongdyanto Widarsi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Seorang laki-laki umur 15 tahun datang Seorang ke puskesmas dengan riwayat menderita pilek selama kira-kira 1 tahun. Kadangkadang pilek ini disertai lendir pada tenggorokan yang dirasakan berasal dari belakang hidung. Pada waktu kecil ia sering menderita sesak napas
Laki-laki 15 tahun Pilek selama1 tahun Lendir pada tenggorokan, post nasal drip Riwayat sesak napas saat kecil
Pilek dalam istilah kedokteran dikenal sebagai rhinorea. Rhinorea adalah pengeluaran bebar berupa cairan dari hidung
Jurnal Penelitian Universitas Nusa Cendana
•
Moore K L et all. 2013. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates
•
Eroschenko V P. 2010. Atlas Histologi diFiore Edisi 11. Jakarta: EGC.
•
Jalan Napas
Alat Pengatur Kondisi Udara
Penyaring Udara
Sebagai Indra Penghidu
Resonansi Suara
Sebagai Indra Penghidu
Untuk Resonansi Suara
Turut Membantu Proses Bicara
Refleksi Nasal
Tortora, G.J. and Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. USA: John Wiley & Sons, Inc. Jurnal Penelitian Universitas Nusa Cendana.
•
•
Etiologi •
Reaksi alergi karena telah tersensitisasi oleh alergen yang sama
Gejala • • • •
mediator kimia keluar
•
Bersin Rhinore Gatal Hidung tersumbat Post nasal drip
Diperankan oleh IgE
•
Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: IDI Boies, Adams. 1997. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Jakarta: EGC Probst-Grevers-Iro, Basic Otorhinolaryngology, 2006.
•
• •
Gejala
Etiologi • •
•
Alergi Ketidakseimbangan vasomotor Infeksi
•
• • • •
Hidung tersumbat (tidak hilang timbul) Post-nasal drip Gangguan penghidu Rasa nyeri pada hidung Sakit kepala
Mangunkusumo, E dan Wardani, RS. 2007. Polip hidung dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Teling, Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, edisi keenam Kirtreesakul, V. 2005. “Update on Nasal Polyps: Etiopatogenesis.” Journal Medical Assosiation Thailand 88
•
•
Gejala
Etiologi • •
Infeksi Non-infeksi(Mis. Kelainan anatomi hidung, trauma, dll)
• • • • • • • •
Post nasal drip Nyeri kepala dan wajah Ingus purulen Batuk dan demam Bersin-bersin Nyeri gigi Demam Malaise
Boies, Adams. 1997. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Jakarta: EGC. HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE, 19th edition
•
•
Gejala
Etiologi •
Karena penggunaan obat tetes hidung yang berlangsung lama
•
•
•
•
Hidung tersumbat terus menerus Tidak berubah berdasarkan musim Mendengkur/ Sleep apnea Bernapas lewat mulut
Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: IDI.
•
Etiologi •
Bertambahnya aktivitas parasimpatis
Gejala • • • • •
Rinore Hidung tersumbat Bersin Memburuk di pagi hari Post nasal drip
Elise kasakeyan. Rinitis Vasomotor. Dalam : Soepardi EA, Nurbaiti Iskandar, Ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi ke -3.Jakarta: Balai Penerbit FK UI,1997.p.107-8 Segal S,dkk. Vasomotor Rhinitis Following Trauma To The Nose. Ann Otorhinolaryng.1999.p.108,208-10 •
•
Reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu sensitifnya respon imun → merusak, menghasilkan ketidaknyamanan dan terkadang berakibat fatal → sistem kekebalan normal Menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell, dibagi 4: Tipe I : Reaksi IgE atau reaksi Anafilatik Tipe II : Reaksi Sitotoksik : Reaksi Kompleks Antigen Tipe III Antibodi : Reaksi Hipersensitivitas Tipe IV tertunda
Imunologi Dasar. Ed 9. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2010
•
Respon jaringan yang terjadi secara cepat setelah terjadi interaksi antara alergen dengan antibodi IgE →permukaan sel mast dan basofil. Fase-fase : Fase Sensitasi → Waktu pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor spesifik pada permukaan sel mast dan basofil
Fase Aktivasi → Waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik dan sel mast melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi Fase Efektor → Waktu terjadi respons yang kompleks sebagai efek mediator yang dilepas sel mast.
Imunologi Dasar. Ed 6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2004 Kumar et all. Buku Ajar Patologi.Ed 7. Jakarta: EGC. 2007
•
•
Mediator Primer Di lepaskan oleh Sel Mast→memulai tahapan awal reaksi hipersensitivitas tipe 1. Histamin→meningkatkan permeabilitas vascular, vasodilatasi, bronkokonstriksi, sekresi mukus↑ Mediator Sekunder Mediator Lipid dan Sitokin. Lipid dihasilkan melalui aktivasi Fosfolipase A2→memcah fosfolipid membran sel mast→hasilkan asam arakhidonat. Asam Arakhidonat senyawa induk→sintesa leukotrien & prostaglandin. Leukotrien→meningkatkan permeabilitas kapiler vaskular, menyebabkan kontraksi otot polos bronkus (C4 dan D4). Prostaglandin →Bronkospasme hebat & ↑sekresi mukus
Imunologi Dasar. Ed 6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2004 Kumar et all. Buku Ajar Patologi.Ed 7.Jakarta: EGC. 2007
•
•
1.
2. 3. 4.
Hitung eosinofil dalam darah tepi dan sekret hidung Pemeriksaan IgE total serum Prick test Pemeriksaan radiologi foto sinus para nasal
Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: IDI
•
Pajangan alergen (sensitasi) Produksi IgE spesifik Degranulasi sel mast Pengeluaran mediator inflamasi Interaksi mediator inflamasi Inflamasi membran mukosa Sudoyo A W et all. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta: Internal Publshing
•
Asma hipersensitivitas mukosa perubahan struktur sel di hidung & saluran napas (reseptor histamine keduanya sama) reseptor tidak hilang Asma sembuh rhintis alergi Terpapar alergen
Sudoyo A W et all. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta: Internal Publshing
•
Rhinitis Alergi
Polip Nasi
Sinusitis
Rhinitis Rhnitis Medikamentosa Vasomotor
Laki-laki 15 tahun
+
+
+
+/-
-
Pilek selama 1 tahun
+
+
+
-
-
Lendir pada tengoroka n (PND)
+
+
+
+
+
Riwayat sesak napas saat kecil
+
+/-
+/-
-
+/-
TERIMA KASIH