BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dewasa ini,
kebutuhan energi adalah adalah masalah utama yang yang dihadapi dihadapi oleh
beberapa negara. Semua kebutuhan hidup manusia dipasok oleh energi khususnya listrik, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga industri-industri utama negara yang menentukan kekuatan ekonomi negara. Negara indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk besar. Secara tidak langsung kebutuhan energi listrik semakin hari semakin bertambah hanya dari kebuthan rumah tangga. Belum lagi jika ji ka indonesia ingin menjadi negara industri, maka harga listrik harus murah dan dalam jumlah yang besar. Semakin besar jumlah energi dan semakin murahnya harga energi maka secara tidak langsung industri-industri di indonesia akan cepat berkembang, dan mampu bersaing secara regional. Semakin banyaknya kebutuhan energi yang dibutuhkan negara, sedikitnya energi alternatif ramah lingkungan dan hemat, menipisnya persediaan sumber energi tidak dapat diperbaharui, serta naiknya harga bahan bakar fosil, maka energi yang murah dan hemat seperti energi nuklir akan menjadi sal ah satu solusi. Menurut badan energi atom internasional nuklir dan sumber sumber tenaga air memiliki 50-100 kali emisi rumah kaca lebih rendah dari pada batubara. Namun analisis menunjukkan
ramah
lingkungan
energi
nuklir
tidak
memperhitungkan
emisi
pertambangan dan pengangkutan bahan bakar bakar nuklir. Kombinasi energi alternatif seperti angin, energi matahari dan energi pasang surut sangat aman tapi sulit menghasilkan energi yang berkelanjutan. Energi matahari dan energi angin sangat bergantung pada alam, tidak sepanjang hari angin berhembus dan matahari bersinar, sehingga sulit untuk mendapatkan energi yang berkelanjutan. Bisa menjadi daya yang berkelanjutan namun membutuhkan tempat penyimpanan daya seperti batrai yang harganya juga tidak murah. Tapi pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki keunggulan dapat menghasilkan tenaga besar dan dalam waktu yang cukup lama. Untuk membangun sebuah PLTN maka harus belajar dari peristiwa Fukushima daichi, chernobyl, dan three mile island. Semuanya memiliki dampak radiasi tidak baik terhadap mausia juga terhadap lingkungan. Walaupun begitu dalam kehidupan seharihari sebenarnya manusia menerima radiasi mulai dari sinar matahari sampai naik
1
pesawat terbang namun dalam radiasi yang wajar, sehingga mungkin nuklir bisa aman jika digunakan secara bijak. 1.2
Rumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut 1.
Apa itu reaktor nuklir dan apa saja jenis-jenisnya?
2.
Apa penyebab meledaknya reaktor nuklir di fukhusima ?
3.
Bagaimana kronologi terjadinya ledakan reaktor di fukhusima ?
4.
Bagaimana efek kebocoran reaktor nuklir bagi manusia dan lingkungan?
5.
Bagaimana cara menanggulangi permasalahan reaktor nuklir di fukushima ?
1.3
Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sendiri adalah 1.
mengetahui peristiwa ledakan rektor nuklir di fukushima.
2.
Mengetahui apa itu reaktor nuklir dan berbagai jenis reaktor nuklir.
3.
Mengetahui penyebab reaktor fukhusima
4.
Mengetahui cara penanggulangan setelah terjadinya ledakan.
5.
Mengetahui efek kebocoran reaktor nuklir bagi manusia dan lingkungan.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (fisi) ataupun penggabungan inti (fusi). Reaksi yang terjadi pada reaktor nuklir baik untuk reaktor penelitian maupun reaktor daya konvensional, masih didasarkan pada terjadinya reaksi pembelahan inti fissil (inti dapat belah) oleh tembakan partikel neutron. Inti fissil yang ada di alam adalah Uranium dan Thorium, sedangkan neutron bisa dihasilkan dari sumber neutron. Reaksi nuklir ini akan menghasilkan energi panas dalam jumlah cukup besar. Pada reaktor daya, energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghasilkan uap panas, dan selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin-generator yang bisa menghasilkan listrik. Sedangkan pada reaktor penelitian, panas yang dihasilkan tidak dimanfaatkan dan dapat dibuang ke lingkungan. Selain energi panas, ada dua sampai tiga partikel neutron yang dihasilkan setiap kali terjadi reaksi. Partikel ini bisa dimanfaatkan untuk proses reaksi berikutnya dengan sasaran inti fissil yang belum terbelah. Reaksi ini bisa berlangsung secara terusmenerus pada kondisi neutron dan inti fissil masih memungkinkan. 2.1.1
Komponen utama reaktor nuklir
a. Tangki reaktor Tangki ini bisa berupa tabung (silinder) atau bola yang dibuat dari logam campuran dengan ketebalan sekitar 25 cm. fungsi dari tangki adalah sebagai wadah untuk menempatkan komponen-komponen reaktor lainnya dan sebagai tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Tangki yang berdinding tebal ini juga berfungsi sebagai penahan radiasi agar tidak keluar dari sistem reaktor. b. Teras reaktor Komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat untuk bahan bakar. Teras reaktor dibuat berlubang (kolom) untuk menempatkan bahan bakar reaktor yang berbentuk batang. Teras reaktor dibuat dari logam yang tahan panas dan tahan korosi.
3
c. Bahan bakar nuklir Bahan bakar adalah komponen utama yang memegang peranan penting untuk berlangsungnya reaksi nuklir. Bahan bakar dibuat dari isotop alam seperti Uranium, Thorium yang mempunyai sifat dapat membelah apabila bereaksi dengan neutron. d. Bahan pendingin Untuk mencegah agar tidak terjadi akumulasi panas yang berlebihan pada teras reaktor, maka dapat dipergunakan bahan pendingin untuk pertukaran panasnya. Bahan pendingin ini bisa digunakan air atau gas. e. Elemen kendali Reaksi nuklir bisa tidak terkendali apabila partikel-partikel neutron yang dihasilkan dari reaksi sebelumnya sebagian tidak ditangkap atau diserap. Untuk mengendalikan reaksi ini, reaktor dilengkapi dengan elemen kendali yang dibuat dari bahan yang dapat menangkap atau menyerap neutron. Elemen kendali juga berfungsi untuk menghentikan operasi reaktor (shut down) sewaktu-waktu apabila terjadi kecelakaan. f. Moderator Fungsi dari moderator adalah untuk memperlambat laju neutron cepat (moderasi) yang dihasilkan dari reaksi inti hingga mencapai kecepatan neutron thermal untuk memperbesar kemungkinan terjadinya reaksi nuklir selanjutnya (reaksi berantai). Bahan yang digunakan untuk moderator adalah air atau grafit.
2.1.2
Jenis-jenis reaktor nuklir
1) Berdasarkan fungsinya a. Reaktor penelitian / riset, yaitu reaktor nuklir yang digunakan untuk tujuan penelitian, pengujian bahan, pendidikan / pelatihan dan bisa digunakan juga untuk memproduksi radioisotop. b. Reaktor daya, yaitu reaktor nuklir yang digunakan untuk menghasilkan daya listrik / pembangkit tenaga listrik. Ada perbedaan antara kedua reaktor ini, yaitu pada reaktor penelitian yang diutamakan adalah pemanfaatan yang dihasilkan dari reaksi nuklir untuk keperluan berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Sedangkan panas yang dihasilkan dirancang sekecil mungkin, sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Pada reaktor daya
4
yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin, sedangkan neutron yang dihasilkan sebagian diserap dengan elemen kendali, dan sebagian diubah menjadi neutron untuk berlangsungnya reaksi berantai. 2) Berdasarkan bahan pendingin yang digunakan a. Reaktor berpendingin air, meliputi reaktor jenis PWR (Pressurized Water Reactor atau reaktor air tekan), BWR (Boiling Water Reactor atau reaktor air didih), GMBWR (Graphite Moderated Boiling Water Reactor atau reaktor air didih moderasi grafit), PHWR (Pressurized Heavy Water Reactor atau reaktor air berat tekan). b. Reaktor berpendingin gas, gas yang biasa digunakan adalah CO 2 dan N2. Reaktor yang termasuk dalam jenis ini adalah MR (Magnox Reactor atau reaktor magnox) dan AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor atau reaktor maju berpendingin gas). 3) Berdasarkan bahan moderator (pemerlambat) yang digunakan a. Reaktor air ringan : bahan moderasi yang digunakan adalah air ringan. Reaktor dalam kelompok ini adalah : PWR, BWR, BMBWR. b. Reaktor air berat : bahan moderasi yang digunakan adalah air berat (air yang mempunyai kandungan Deuterium lebih besar daripada air ringan). Reaktor dalam kelompok ini adalah : PHWR dan Reaktor Candu (Canadium-DeuteriumUranium). c. Reaktor grafit : bahan moderasi yang digunakan adalah grafit. Reaktor dalam kelompok ini adalah : MR, AGR, dan RBMR (reaktor yang digunakan oleh Rusia).
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Nuklir
Fukushima
I (Fukushima
dai-ichi
genshiryoku hatsudensho Fukushima I NPP, 1F), sering disebut sebagai Fukushima Dai-ichi,
adalah
sebuah pembangkit
listrik
tenaga
nuklir yang
terletak
di
kota Okuma di Distrik Futaba, Prefektur Fukushima, Jepang. Dengan 6 unit terpisah yang terletak di situs dengan jumlah tenaga 4,7 GW, Fukushima I adalah satu dari 25 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia. Fukushima I adalah pembangkit
5
listrik tenaga nuklir pertama yang dibangun dan dijalankan seluruhnya oleh Tokyo Electric Power Company(TEPCO). Pada Maret 2011, karena gempa bumi dan tsunami Sendai, pemerintah Jepang mendeklarasikan sebuah "keadaan darurat tenaga nuklir" dan mengevakuasi ribuan penduduk yang tinggal dekat Fukushima I. 2.2.1
Penyebab Meledaknya Reaktor Nuklir di Fukushima Secara Umum
Kecelakaan nuklir di Fukushima memang disebabkan oleh gempa dan tsunami, namun, menurut Takehiko Mukaiyama, seorang peneliti JICC (Japan Atomic Industrial ForumsInternational Cooperation Center), kecelakaan ini bukan disebabkan karena bencana alam yang terjadi ketika itu saja. “Kecelakaan ini disebabkan karena kelalaian dari pengelola reaktor tersebut, TEPCo (Tokyo Electric Power Company) yang lalai dalam mengantisipasi kejadian seperti ini. Mereka tidak mempelajari kasus-kasus yang terjadi sebelumnya seperti di Three-Mile Island, dan Chernobyl”, ujarnya saat ditemui di gedung BATAN, Mampang, Jakarta Selatan (7/2). Menurutnya, kecelakaan itu terjadi karena adanya Station Black-out , atau hilangnya tenaga pada stasiun listrik yang digunakan, yang disebabkan karena kerusakan pada bagian turbin karena tsunami. Kehilangan tenaga ini menyebabkan proses sistem keamanan nuklir pasif, terutama pada proses pendinginan dan penampungan. “Kegagalan di proses pendinginan ini menyebabkan suhu meningkat pada inti dan akhirnya terjadi eksplosi hidrogen, dan meledaknya reaktor. Karena meledaknya reaktor ini, akhirnya proses penampungan gagal dan materi radioaktif pun menyebar keluar.”
Tidak hanya antisipasinya saja yang salah. Mukaiyama menambahkan bahwa membangun reaktor nuk lir di daerah dekat lautan adalah sebuah “kesalahan besar”. “Jepang seperti yang kita ketahui adalah negara yang rawan akan tsunami karena Jepang berada di tengah-tengah Samudra Pasifik yang tidak stabil. Membangun reaktor di situ tentunya akan sangat berbahaya.”
6
Bagaimana sampai terjadi kebocoran bahan radioaktif dari reaktor PLTN Fukushima Dai-ichi? Berikut penjelasannya: Gambar 1: Ketika terjadi gempa bumi, batang kontrol secara otomatis bekerja untuk
menghentikan reaktor
Gambar 2: Meski reaktor telah mati, bahan bakar nuklir tetap menghasilkan panas.
Sementara sistem pendingin, yang memompa air pendingin ke dalam reaktor, gagal bekerja akibat gempa.
7
Gambar 3: Dengan berhentinya sirkulasi air pendingin, air di dalam reaktor mendidih
dan menciptakan uap. Sementara menurunnya volume air di dalam reaktor menyebabkan bahan bakar nuklir perpapar dengan gas, yang membuatnya semakin panas sehingga melelehkan wadah reaktor yang terbuat dari zirkonium.
Gambar 4: Zirkonium bereaksi dengan uap, menciptakan gas hidrogen yang sangat
labil. Para insinyur berupaya memompa keluar gas hidrogen ini, namun meledak dan menghancurkan atap bangunan reaktor. Bahan radioaktif kini terlepas ke udara.
Gambar 5: Para insinyur kini menempuh langkah tak biasa dengan memompa air laut
ke dalam reaktor sebagai bahan pendingin darurat. Mereka juga menggunakan asam boronik yang bisa merusak reaktor.
8
2.2.2
Kronologi Meledaknya Reaktor Nuklir Fukhusima
2.2.2.1 Ledakan Pada Reaktor Unit 1
Ledakan pada reaktor nuklir di Fukushima telah terjadi tiga kali sejak gempa dengan kekuatan 9 SR mengguncang Jepang, Jumat (11/3/2011) lalu. Ledakan pertama terjadi di reaktor nomor 1 hari Sabtu. Pada reaktor nuklir, energi dihasilkan dari reaksi fisi atau pembelahan inti atom. Reaksi fisi juga menghasilkan energi radioaktf yang akan meluruh. Jumlah energi yang dihasilkan dari suatu reaksi fisi adalah total dari energi fisi dan energi peluruhan radioaktif. Besar kecilnya energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi tergantung dari banyak sedikitnya proses fisi. Reaksi fisi bisa dikendalikan dengan batang kendali atau control rods. Jika seluruh batang kendali dimasukkan, maka reaktor akan padam, dikenal dengan istilah shut down.Pengamanan reaktor nuklir mengenal jargon 3C, yakni Control, Cool dan Contain. Control terkait upaya mencegah peningkatan tajam energi, Cool terkait dengan upaya mendinginkan bahan bakar, dan Contain berkaitan dengan upaya menjaga bahan radioaktif agar tetap dalam reakto r. Perlu diingat bahwa ketiganya bisa berfungsi sebagai aspek pertahanan. Jika kontrol tak berfungsi, maka masih ada sistem pendingin. Kemudian, jika sistem pendingin tak juga berfungsi, maka masih terdapat pengungkung reaktor yang akan mencegah lepasnya materail radioaktif, ledakan di reaktor Fukushima 1 berhubungan dengan kegagalan pada sistem proteksi dan faktor yang berkaitan dengannya. Ketika gempa terjadi, sistem kontrol sebenarnya berhasil berfungsi dengan memadamkan reaktor sehingga reaksi fisi di dalam reaktor tak terjadi lagi. Akan tetapi, masih ada energi dari peluruhan radioaktif. Pada saat reaktor padam, masih ada 7 persen dari 1.553 MW, atau sebesar 107 MW. Dalam kondisi tersebut, sistem pendingin seharusnya bekerja untuk mengalirkan air saat awal sistem tersebut berfungsi.Sayangnya, sistem pendingin akhirnya ngadat setelah satu jam sebab generator listrik mati akibat tsunami. Situasi tersebut dikenal dengan istilah LOFA (loss of flow accident), yakni pendingin tetap ada, namun tidak mengalir. Akibatnya panas tak bisa ditransfer. Ada dua fenomena yang bisa terjadi. Pertama, naiknya suhu pendingin memicu pendidihan sehingga bagian atas reaktor tertutup uap air. Jika ini terjadi, kemungkinan pelelehan bahan bakar besar. Jika bahan bakar meleleh, bahan radioaktif akan terlepas ke sistem pendingin.
9
Kemungkinan kedua adalah kenaikan suhu selongsong bahan bakar. Selongsong merupakan pembungkus bahan bakar yang terbuat dari logam campuran Zirkonium. Jika suhu meningkat hingga 900 , maka zirkonium akan teroksidasi oleh air sehingga menghasilkan hidrogen. Diduga bahwa hidrogen yang terakumulasi bereaksi dengan oksigen sehingga terjadi ledakan hidrogen. Hal tersebut menyebabkan ledakan di Fukushima 1 Unit 1. Kekuatan ledakan cukup kuat untuk meruntuhkan bangunan di sekitarnya, namun tidak sampai merusak selongsong pelindung reaktor. Ledakan terjadi di reaktor-reaktor tersebut setelah TEPCO (Tokyo Power Electric Company) mengalirkan air laut untuk mendinginkan reaktor secara langsung. Terjadinya ledakan juga disebut bagian dari proses pendinginan reaktor yang tidak membahayakan reaktor tersebut. Radiasi dilaporkan telah mencapai Tokyo, tapi tidak membahayakan kesehatan manusia. Permbangkit listrik tenaga nuklir itu berada 250 kilometer timur laut Tokyo, tingkat radiasi di kota Maebashi, 100 kilometer utara Tokyo, naik 10 kali lipat di atas batas normal. Kebocoran radioaktif juga terjadi dalam jumlah terbatas sehingga membutuhkan tindakan penanganan. Beberapa orang tewas akibat radiasi. Beberapa kerusakan terjadi di reaktor inti. Kebocoran radiasi dalam jumlah besar terjadi dalam instalasi, hal itulah yang memungkinkan publik terpapar. Hal ini bisa timbul akibat kecelakaan besar atau kebakaran.Kecelaaan ini terjadi di Windscale Pile, Inggris, pada 1957. Kala itu material radioaktif bocor ke lingkungan sekitar sebagai akibat dari kebakaran di reaktor inti. PLTN Three Mile Island, AS, juga mengalaminya pada 1979, di mana beberapa reaktor inti rusak.Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986. Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian. Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti dikutip dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.
10
2.2.2.2 Ledakan Pada Reaktor Unit 3
Seperti reaktor sebelumnya, air langsung dipompakan ke reaktor nomor tiga setelah gempa bumi berkekuatan 9 pada Skala richter (SR) itu mengguncang Jepang. Dua hari kemudian (Minggu, 13/3/2011), sistem yang memompakan air berhenti beroperasi dan keadaan darurat diumumkan. Tekanan di penampang reaktor meningkat dan level air turun, menyebabkan batang bahan bakar ( fuel rods) terekspos. Hal ini kemungkinan besar merusak batang tersebut dan membuatnya melelah. Operator PLTN, Tokyo Electric Power Co. berusaha mencegah kerusakan lebih lanjut dengan memompakan air laut ke reaktor. Namun kegiatan ini dihentikan karena kekurangan air. Selepas pukul 11.00, Senin (14/3/2011), level hidrogen yang terakumulasi di dalam reaktor nomor tiga meledak dan menyebabkan langit-langit serta dinding reaktor terhempas. 2.2.2.3 Ledakan Pada Reaktor Unit 4
Reaktor nomor empat di PLTN Fukushima Daiichi, berbeda dengan dua reaktor sebelumnya yang mengalami ledakan. Reaktor ini sedang ditutup untuk inspeksi rutin, sejak November 2010. Tak ada bahan bakar di dalamnya dan 783 batang bahan bakar ( fuel rods) telah menjadi limbah. Namun, temperatur kolam mendadak meningkat pada Senin (14/3/2011) pukul 04.18, setelah sistem pendinginnya rusak. Ledakan terjadi sekitar pukul 06.00 waktu setempat, Selasa (15/3/2011) pagi ini, merusak atap reaktor. Sekitar pukul 09.00, terjadi kebakaran di gedung reaktor yang menyebabkan operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Co., mengeluarkan tanda darurat bahaya. Api kemudian dipadamkan, namun radiasi 100 millisieverts (mSv) per jam terdeteksi di sekitar gedung tersebut lebih dari sejam kemudian. Ledakan ini kemungkinan disebabkan letusan hidrogen karena proses penguapan air di kolam. Air yang menyusut menyebabkan batang bahan bakar terekspos. Operator PLTN berupaya keras memadamkan reaktor dengan menyuntikkan air, sebagaimana dilakukan terhadap reaktor nomor satu dan tiga.
11
2.3 Dampak Kebocoran Reaktor Ruklir 2.3.1
Dampak kebocoran reaktor nuklir bagi manusia
Kebocoran nuklir terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau kegagalan komponen menyebabkan inti reaktor tidak dapat dikontrol dan didinginkan sehingga bahan bakar nuklir yang dilindungi – yang berisi uranium atau plutonium dan produk fisi radioaktif – mulai memanas dan bocor. Sebuah kebocoran dianggap sangat serius karena kemungkinan bahwa kontainmen reaktor mulai gagal, melepaskan elemen radioaktif dan beracun ke atmosfer dan lingkungan. Dari sudut pandang pembangunan, sebuah kebocoran dapat menyebabkan kerusakan parah terhadap reaktor, dan kemungkinan kehancuran total. Beberapa kebocoran nuklir telah terjadi, dari kerusakan inti hingga kehancuran total terhadap inti reaktor. Dalam beberapa kasus hal ini membutuhkan perbaikan besar atau penutupan reaktor nuklir. Sebuah ledakan nuklir bukanlah hasil dari kebocoran nuklir karena, menurut desain, geometri dan komposisi inti reaktor tidak membolehkan kondisi
khusus
memungkinkan
untuk
ledakan
nuklir.
Tetapi,
kondisi
yang
menyebabkan kebocoran dapat menyebabkan ledakan non-nuklir. Contohnya, beberapa kecelakaan tenaga listrik dapat menyebabkan pendinginan bertekanan tinggi, menyebabkan ledakan uap. Kebocoran nuklir adalah dampak yang paling ditakutkan di balik manfaaat energi nuklir bagi manusia. Dalam catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir terbesar di dunia di antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika dan mungkin di Fukushima Jepang. 2.3.2
Dibidang Ekonomi
Setelah kejadian meledaknya reaktor nuklir, khususnya di daerah yang ada di dekat lautan. Hal ini menyebabkan krisis energi di Jepang, terutama bagi perusahaan yang membutuhkan energi nuklir untuk tenaga yang lebih besar, dan pada akhirnya menyebabkan ekonomi Jepang jatuh karena impor minyak bumi dan batu bara untuk suplai energi. Ditambah, karena tenaga berkurang, produksi yang semula memiliki tingkat pertumbuhan 35%, menurun menjadi 17%.
12
2.3.3
Dibidang Kesehatan
Beberapa dampak kesehatan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain Kanker terutama kanker kelenjar gondok, mutasi genetik, penuaan dini dan gangguan sistem saraf dan reproduksi. Dampak kebocoran reaktor nuklir secara spesifik terhadap manusia : 1. RAMBUT – Rambut akan menghilang dengan cepat, bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif. 2. OTAK – sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh selsel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak. 3. KELENJAR GONDOK – Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid. 4. SISTIM PEREDARAN DARAH – Ketika terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. 5. JANTUNG – Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems mengakibatkan kerusakan langsung pembuluh darah dan menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak. 6. SALURAN PENCERNAAN – Radiasi dengan kekuatan 200 rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah. 7. SALURAN REPRODUKSI – Saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan. 2.5.4 Lingkungan
Tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, dampak lainnya terhadap lingkungan diantaranya akan terjadi hujan asam dimana melalui ini akan menyebarkan
13
radiasinya, disamping itu tumbuhan dan hewan juga akan mati khususnya di daerah yang radius terkena pencemarannya..
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 1. Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (fisi) ataupun penggabungan inti (fusi). 2. Kebocoran nuklir terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau kegagalan komponen menyebabkan inti reaktor tidak dapat dikontrol dan didinginkan sehingga bahan bakar nuklir yang dilindungi – yang berisi uranium atau plutonium dan produk fisi radioaktif – mulai memanas dan bocor. Kebocoran reaktor nuklir dapat memberikan dampak yang serius baik terhadap (kesehatan) manusia maupun lingkungan. 3.2 Saran
Dikarenakan kebocoran reaktor nuklir memberikan dampak yang cukup serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan, maka prosedur pencegahan sangat diperlukan untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Diperlukan juga prosedur penanganan yang tepat apabila peristiwa kebocoran telah terjadi.
15
DAFTAR PUSTAKA Adiwardojo, dkk. 2009. Mengenal Reaktor Nuklir dan Manfaatnya. Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Diseminasi Iptek Nuklir. Ikawati, Yuni, dkk. 2008. 50 Tahun BATAN Berkarya. Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional. Sagala, F.P., dkk. 2003. Model Atom, Uranium dan Prospeknya sebagai Energi Masa Depan. Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Diseminasi Iptek Nuklir. http://www.suaramedia.com/berita-dunia/asia/40822-drama-tragedi-nuklir-jepanghancurkan-citra-as.html diakses tanggal 12 april jam 08.00 WITA http://selvibinambuni.blogspot.com/2012/04/makalah-reaktor-nuklir-fukhusima.html
16