MAKALAH MAKALAH PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN GAYA KEPEMIMPINAN MELAYANI (SERVANT)
“
”
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembicaraan mengenai manajemen sumber daya manusia (MSDM) dewasa
ini semakin mendapat perhatian. Pada hakekatnya MSDM merupakan suatu upaya pengintegrasian kebutuhan personil dengan tujuan organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun bekerja untuk tujuan organisasi. Saat ini pengakuan terhadap manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun kita berada, atau sedang menuju dalam masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja sebagi suatu yang mulia tanpa mengabaikan manusia yang melakukan pekerjaan tersebut. Salah satu faktor krusial untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan adalah faktor kepemimpinan. Menurut Nutrayi (2004:43) Kepemimpinan yang dipakai dalam era spesialisasi dan pengejaran profit semata (seringnya dalam jangka waktu pendek), kini tidak layak
Kepemimpinan adalah sebuah proses yang berpengaruh kompleks dalam memainkan peran sentral dan memungkinkan individu untuk berkontribusi didalam kelompok (Hogg, 2006; Northouse, 2007). Dapat diartikan ada sebuah usaha yang dilakukan dari seorang pemimpin yang menggunakan servant leadership untuk memotivasi kinerja karyawannya melalui dimensi- dimensi yang dimunculkan. Namun pada kenyataanya gaya kepemimpinan ini belum terlalu mendapat perhatian khusus karena servant leadership belum terlalu umum dipakai pada perusahaan-perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang bergerak di bidang profit oriented. Hasil penelitian dari Myriam
Chiniara,
Kathleen
Bentein
(2017)
mendukung
landasan
teoritis
kepemimpinan servant bahwa inti dari nilai-nilai p emimpin servant adalah kepedulian dan melayani orang lain. Hasil peneliian ini juga melengkapi beberapa studi empiris yang mendukung signifikansi kepemimpinan servant untuk membangun kinerja tim yang efektif. Pemimpin bukanlah subjek yang bisa memimpin dan melakukan sesuatu semaunya karena ia dibatasi oleh kaidah serta aturan kepemimpinan. Pemimpin
Sehingga bisa menciptakan komunikasi dengan orang-orang yang di pimpinnya serta dapat menyerap aspirasi rakyat untuk bahan penentu kebijakannya.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok akan merumuskan masalah tentang kepemimpinan yang melayani dapat mengembangkan kinerja tim lebih efektif, serta melihat sisi positif dari kepemimpinan servant.
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat sisi positif atau keefektifan dalam kepemimpinan servant
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada kelompok dan pembaca mengenai pentingnya menerapkan nilai-nilai kepemimpinan servant
Pada bab ini membahsa kajian teori yang ada dalam permasalahan pemimpin yang efektif.
1.5.3 Bab 3 Metodelogi Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti seperti desain penelitian, metode pengambilan data, prosedur penelitian.
1.5.4 Bab IV Hasil Penelitian Bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian yang sudah dilakukan dan juga hasil uji pengolahan data.
1.5.5 Bab V Diskusi, Kesimpulan, Dan Saran Bab ini berisi tentang diskusi hasil penelitian, aplikasi dari hasil penelitian, kelemahan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya serta kesimpulankesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai
BAB 2 KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Servant Leadership Pemimpin merupakan penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan,
pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya.
Sedangkan
istilah
Memimpin
digunakan
dalam
konteks
hasil
penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama yaitu "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon atau peran dalam sistem tertentu, karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang, oleh
-
Discipline, memberikan memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Pemimpin adalah orang yang membantu diri sendiri dan orang lain melakukan hal yang benar (do the right things). Mereka menciptakan arah tujuan, membangun visi yang inspiratif serta menciptakan sesuatu. Sedangkan kepemimpinan adalah cara seseorang membuat peta perjalanan untuk menang sebagai tim dan organisasi. Dan dalam kepemimpinan yang baik akan terdapat keterampilan manajemen yang handal sehingga mampu membimbing orang-orang berlaku efektif efisien. Fungsi pemimpin adalah untuk menggerakkan para pengikut agar mereka mau mengikuti atau menjalankan apa yang diperintahkan atau dikehendaki oleh pemimpin. Hubungan antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya bersifat pembimbingan, pemberian arah, pemberian perintah / instruksi, pemberian motivasi (dorongan) dan pemberian teladan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa : pemimpin adalah pengaruh. Ada orang-orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat sebagai pemimpin
kepemimpinan demokratis dengan cara musyawarah (rembug desa) terhadap rakyatnya untuk membangun desa secara gotong royong. Seorang pemimpin agama menggunakan kepemimpinan paternalistik dalam membimbing umatnya. Seorang kepala kantor menggunakan kepemimpinan birokratis terhadap pada karyawannya. Apa pun tipe dan gaya kepemimpinan yang digunakan, semuanya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership) merupakan suatu tipe atau
model
kepemimpinan
yang
dikembangkan
untuk
mengatasi
krisis
kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa. Para pemimpinpelayan (Servant Leader) mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan beroperasi dengan standar moral spiritual.
B.
Keutamaan Kepemimpinan yang Melayani Kepemimpinan yang melayani memiliki kelebihan karena hubungan antara
-
Peran Pembuat keputusan, berfungsi berfungsi sebagai sebagai pengusaha, pengusaha, penanganan penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
Kriteria Seorang Pemimpin Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
-
Pengaruh Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin (John C. Maxwell), penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
-
Pengikut Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan atau power, dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
C.
Dimensi Servant Leadership Menurut Barbuto & Wheeler (2006) terdapat 5 dimensi servan leadership,
yaitu; 1. Altruistic Calling
kesembuhan bagi orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Kesempatan ini tidak akan disia-siakan.
3. Wisdom Pemimpin yang melayani berusaha untuk terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam melihat suatu masalah dari perspektif yang melampaui realitas masa lalu dan sat ini. Banyak orang yang telah disibukkan oleh kebutuhan untuk meraih tujuan operasional jangka pendek. Pemimpin yang melayani tidak seperti itu, ia terus membuka dan mengembangkan wawasan serta pemikirannya hingga dapat mencangkup pemikiran konseptual yang mempunyai landasan yang lebih luas. Hal ini berarti pemimpin harus mengusahakan keseimbangan yang rumit dan kompleks antara konseptualisasi dan fokus operasional sehari-hari
4. Persuasive Mapping Ciri khas seorang pemimpin yang melayani adalah kemampuan diri untuk mempengaruhi orang lain dengan tidak menggunakan wewenang dan kekuasaan
D.
Ciri-ciri Servant Leadership
Salah Satu Ciri Pemimpin yang melayani adalah mau mendengarkan dengan empati, mendengarkan bukan untuk menjawab melainkan mendengarkan untuk mengerti dan memahami lalu meresponnya dengan hati. Ciri lain dari pemimpin yang melayani adalah Ia mampu menciptakan system
Pemimpin yang Melayani tidak lupa pula mengembangkan Pola Komunikasi dengan Menggunakan Berbagai Alat, Mulai dari Rapat, Apel dan Briefing, Meeting kerja, Kontak pribadi seperti Telepon, Sms maupun BBM, bahkan sekarang Twitter menjadi salah Satu Alat Komunikasi yang cukup ampuh di gunakan oleh para pemimpin contohnya oleh kang Ridwan kamil. Sehingga bisa menciptakan komunikasi dengan orang-orang yang di pimpinnya serta dapat menyerap aspirasi rakyat untuk bahan penentu kebijakannya. Sejauh kita melayani rakyat, sejauh kita mau berkorban bagi rakyat, sejauh itu pula rakyat akan menganggap anda sebagai pemimpin, tidak ada kata kunci yang lain.
Beberapa ciri dan keutamaan kepemimpinan yang melayani yang harus melekat pada diri seorang pemimpin yang melayani, yaitu sebagai berikut; 1. Memiliki Visi Pemimpin Visi adalah arah kemana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus
keberhasilan masa depan, kecuali visi yang menarik, berpengaruh, dan dapat diwujudkan, serta mendapat dukungan luas.
2. Orientasi pada Pelayanan Pemimpin yang melayani berorientasi pada pelayanan, bukan untuk mencari pujian atau penghormatan diri. Sikap melayani terutama ditujukan untuk mereka yang paling membutuhkan pelayanan. Ia harus berpihak kepada mereka yang secara sosial ekonomi, pendidikan dan sosial budaya membutuhkan pelayanan lebih besar. Pelayanan sejati didorong oleh rasa cinta kasih, bukan untuk mencari popularitas atau mendapatkan pamrih tertentu. Pelayanan Pelayanan sejati adalah buah dari cinta kasih. Pada era otonomi daerah, setiap daerah berusaha memperjuangkan kenaikan anggaran belanja daerahnya. Namun sering timbul pertanyaan di kalangan masyarakat : Apakah dengan kenaikan anggaran belanja negara atau daerah terjadi juga perbaikan pada pelayanan masyarakat ? Pemimpin-pelayan berorientasi pada pelayanan masyarakat yang paling bawah karena ia memegang mandat mayoritas rakyat yang memerlukan pelayanan. Peningkatan pada anggaran belanja harus
Sebaliknya apabila terjadi kegagalan, merupakan kegagalan “saya” dan pemimpin bersedia memikul tanggungjaw t anggungjawab. ab.
4. Membentuk Tim dan Bekerja dengan dengan Tim Pemimpin-pelayan harus membentuk tim (team work) dan bekerja dengan tim tersebut. Ia meminta tim untuk mengikutinya, menjelaskan visi dan misi, serta mempercayakan timnya untuk bekerja. Pemilihan anggota tim atau staf/pembantu sangat penting agar ia dapat berhasil mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Ia harus pandai-pandai memilih orang-orang kaya arti yang mau bekerja keras untuk organisasi, bukan orang yang miskin arti yang tidak berbuat apa-apa, atau orang berlawanan
arti
yang
cenderung
menimbulkan
masalah
bagi
organisasi.
Diilustrasikan seperti sekelompok orang yang memikul beban (beban tugas organisasi), ada yang benar-benar memikul beban, ada yang pura -pura memikul dan ada yang bergelantungan pada beban yang dipikul. Pemimpin harus memiliki kejelian memilih anggota tim, antara lain melalui rekam jejak (track record), bakat (talenta), pekerja keras, kapabiltas, mentalitas dan moralitas anggota tim.
tergoda ingin memiliki materi lebih (having) ketimbang menjadi manusia yang lebih bermartabat (being).
6. Menjaga Kepercayaan Menjadi pemimpin adalah menerima kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa melalui organisasi atau pemerintah untuk memimpin rakyat. Pemimpin adalah orang-orang pilihan di antara sejumlah orang-orang lain dan pilihan itu didasarkan pada beberapa kelebihan tertentu yang menyebabkan ia dipercaya untuk menjadi pemimpin. Maka kepercayaan yang diterimanya harus dijaga dan dipelihara dengan membuktikan melalui tindakan-tindakan nyata melayani rakyat dan menghindari halhal yang membuat orang kehilangan kepercayaan kepadanya. Bila seorang pemimpin mengkhianati dan kehilangan kepercayaan dari organisasi dan rakyat yang dipimpinnya maka sebenarnya ia sudah kehilangan roh kepemimpinannya, walaupun jabatan formal sebagai pemimpin masih melekat padanya.
7. Mengambil Keputusan
seorang pemimpin mengakibatkan kemampuan fisik dan daya pikirnya berkurang dan proses regenerasi tidak dapat dihindari. Namun dalam kenyataannya, sifat legawa makin sulit ditemukan pada diri para pemimpin. Pemimpin cenderung berkeinginan selama mungkin berkuasa, sementara kader-kader potensial tersingkir karena faktor usia atau faktor-faktor lain (politik, ekonomi, egosime kelompok dll). Pemimpin-pelayan mendidik dan melatih pengganti karena ia tidak berorientasi pada kekuasaan tetapi pada pelayanan. Baginya purnatugas identik dengan alih tugas karena masih banyak tugas-tugas pelayanan lain yang bisa dilakukannya di tengah masyarakat.
9. Memberdayakan kaum Perempuan Pemimpin-pelayan Pemimpin-pelayan
menggunakan
manajemen
“Omega”
yaitu
gaya
kepemimpinan Alpha yang maskulin dan Beta yang feminin, sebab dengan mengendalikan energi spiritual, baik laki-laki maupun perempuan bisa diberdayakan menjadi pemimpin-pemimpin pemimpin-pemimpin yang dibutuhkan pada pada masa mendatang. SDM kaum perempuan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang tidak dimiliki kaum laki-
karet” dapat diatasi apabila pemimpin datang tepat waktu dan acara segera dimulai, walaupun belum semua undangan hadir. Sebaliknya bila semua orang berpikir belum banyak orang datang pada waktu yang ditentukan maka kebiasaan “jam karet” akan terus berlanjut seperti lingkaran setan yang tidak berujung.
12. Menyadari Pentingnya Hubungan / Komunikasi Begitu pentingnya komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah urat nadinya kepemimpinan. Komunikasi sangat
menentukan
tingkat
keefektifan
kepemimpinan
seorang
pemimpin.
Kegagalan dalam berkomunikasi atau miskomunikasi dalam kepemimpinan ibarat urat nadi darah yang tersumbat sehingga orang menjadi sakit. Lembaga atau organisasi bisa mengalami stagnasi bila kontak atau komunikasi pemimpin dan bawahan macet. Pemimpin menginginkan A tetapi pengikut mengerjakan B, pengikut tidak pernah melaporkan pelaksanaan tugasnya dan pemimpin tidak tahu apa yang dikerjakan pengikutnya. Miskomunikasi bisa membuat misi organisasi gagal. Hubungan antara pemimpin dan pengikut dapat dilakukan melalui berbagai
Lampiran Hasil Observasi
Verbatim Wawancara Nama Narasumber Narasumber : Rizky Amelia Peran
: Salah Satu Warga Bandung
Tujuan Wawancara : Mengkonfirmasi Gaya Kepemimpinan yang Melayani Melayani dan Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil Durasi Wawancara : 4 Menit 9 Detik
No.
Interviewer
Interviewee
Selamat siang teh,, 1
Apakabar..?
boleh
minta
sebentar..? 2
Teteh tahu Pak Ridwan kamil..?
waktunya
Siang.. Alhamdulillah baik, boleh silahkan.. silahkan.. Pak Emil ya.. yataulah… beliau kan kan wali
membimbing
dan
mengarahkan
bawahannya atau masyarakatnya itu biar program
kerjanya
itu
berjalan
sesuai
rencananya dia Eee kalo fasilitas yang udah diberikan sih banyak yah, dari mulai pendidikan, eee kesehatan, terus transportasi juga ada. Eee untuk yang baru-baru ini saya rasain sih ada namanya mobil kekasih. Mobil kekasih ini eee adanya itu memang baru hari minggu aja. Jadi, ee mobil kekasih ini, misalnya Nah kan sekarang teteh tinggal di sebuah kota
yang
pemimpin 4
dipimpin yang
sama
sifatnya
seorang penyakit, soal ee pendidikan, atau soal melayani, kesehatan. Nah atau apapun, ee soal
fasilitas apa sih yang udah diadain yang sebagai
wujud
dia
itu
masyarakat punya keluhan apa soal ee
kejiwaan
melayani banyak
itu
bisa
di
kosultasi.
konselor-konselornya,
Disana
jadi
eee
bisa dipandang orang lain atau masyarakat itu sebagai pemimpin yang ee melayani.
6
Ohh gitu teh
Heem
Eee saya akan sangat senang sekali yah, punya pemimpin yang bisa melayani, kalo saya menjadi bawahannya ee bawahan Nah sekarang kalo posisinya dibalik nih teh, misalkan teteh yang jadi bawahan 7
seorang pemimpin yang melayani itu, gimana cara teteh menyikapi kembali seorang pemimpin itu?
yang
pemimpin
yang
dap
yang
dapat
melayani. Saya akan terus support ee apa yang menjadi program kerja dia, saya akan terus menjalani ee dengan baik ee tugastugas
yang
diberikan
dan
kewajiban-
kewajiban yang diberikan sama sayaa,
Kesimpulan
Menurut Greenleaf (1998; Liden, Wayne, Zhao, & Henderson, 2008) mengatakan kepemimpinan yang besar adalah pemimpin yang melayani, yang dapat mendorong atau memotivasi orang lain untuk terus dapat bekerja yang difokuskan pada pertumbuhan dan pemberdayaan bawahannya dengan sikap altruisme atau sikap menolong, empati, beretika dan peduli. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya. Seorang
pemimpin
memiliki
kerinduan
untuk
membangun
dan
mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau
REVIEW JURNAL SERVANT LEADERSHIP
N o
Informasi Umum
Myriam Chiniara, Kathleen Bentein. (2017). The servant leadership advantage: When perceiving low differentiation in leader-member relationship quality 1. influences team cohesion, team task performance and service OCB. OCB. Journal. Department of Psychology, University of Quebec at Montreal (UQAM).
Variabel
IV : The Servant Leadership (Kepemimpinan yang Melayani)
DV : Differentiation in leadermember relationship quality influences team cohesion (Diferensi kualitas
Sampel
Sampel terdiri dari 229 orang karyawan didalam 67 tim kerja LMX.
Hipotesa Penelitian
Kepemimpinan yang melayani mempengaruhi kohesifitas kelompok/ tim kerja LMX.
Teori yang digunakan
- Kepemimpinan adalah sebuah proses yang berpengaruh kompleks dalam memainkan peran sentral dan memungkinkan individu untuk berkontribusi didalam kelompok (Hogg, 2006; Northouse, 2007). - Menurut (Greenleaf, 1977, 1998;
Desain Penelitian & Teknik Analisis Data
Hasil/ Kesimpulan
- Model - Hasil penelitian pengukuran menunjukkan data dengan bahwa kohesifitas teknik populasi tim berhubungan - Teknik secara signifikan pengumpulan dengan data kepemimpinan - Teknik analisa servant data - Hasil peneliian - Statistik melengkapi deskriptif beberapa studi - Alfa empiris yang Cronbach’s mendukung signifikansi kepemimpinan servant untuk membangun kinerja tim - Hasil penelitian
Canada. Diakses kelompok tim pada 11 LMX) September 2017. Dari http://www.scienc edirect.com/scienc e/article/pii/S0278 431915001309
-
Liden, Wayne, Zhao, & Henderson, 2008) Kepemimpinan Servant adalah pelayanan yang difokuskan pada pertumbuhan dan pemberdayaan bawahannya dengan sikap altruisme atau sikap menolong, empati, beretika dan peduli. Menurut (Van Dierendonck, 2011) Kepemimpinan Servant adalah pemimpin yang melayani dan memenuhi kebutuhan bawahannya dari pada diri
menunjukkan bahwa kepemimpinan servant tidak hanya memprediksi kinerja tugas tim, tetapi juga layanan OCB - Hasil penelitian mendukung landasan teoritis kepemimpinan servant bahwa inti dari nilai-nilai pemimpin servant adalah kepedulian dan melayani orang lain
sendiri. Menurut (Liden et al., 2008; Mayer, 210) Kepemimpinan Servant adalah pemimpin yang mempengaruhi hasil organisasi dengan mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan bawahannya dengan proses memuaskan kebutuhan bawahan. - Menurut H1a: ada (Koyuncu et al., hubungan 2014; Kusluvan positif antara dkk., 2010) kepemimpina Kepemimpinan n servant yang efektif dan LMX adalah H2a : ada kepemimpinan hubungan yang dapat -
2.
Wen-Chi Zou, Qing Tian, Jia Liu. (2015). Servant leadership, social exchange relationships, and follower’s helping behavior: Positive
IV : Servant Leadership (kepemimpinan yang melayani)
DV : Helping
Sampel terdiri dari 300 karyawan hotel berbintang lima dan 80
-
-
- Model - Hasil penelitian pengukuran menunjukkan dengan dyadic kepemimpinan data servant memiliki - Peneliti hubungan positif melakukan yang signifikan wawancara secara statistik tatap muka dengan LMX, TMX dengan atasan dan perilaku
reciprocity belief matters. matters. Journal. Macau University of Science and Technology, City University of Macau, Macau, China. Diakses pada 11 September 2017. Dari http://www.scienc edirect.com/scienc e/article/pii/S0278 431915001309?vi a%3Dihub.
Behavior (Perilaku Membantu, Pertukaran Sosial, Hubungan Timbal Balik)
pengawas
-
-
-
-
positif antara memperbaiki LMX dan kekurangan di perilaku dalam membantu perusahaan, H1b : ada seperti pekerjaan hubungan musiman, jam positif antara kerja yang kepemimpina panjang, tingkat n servant turnover yg tinggi, dan TMX dan rutinitas H2b : ada dalam pekerjaan. hubungan - Menurut positif antara (Alexakis, 2011, TMX dan Brownell, 2010; perilaku Liden et al., membantu 2008) Gaya H3a : LMX Kepemimpinan mempunyai yang paling hubungan Efektif adalah positif antara pemimpin yang kepemimpina tidak hanya n servant memotivasi dan perilaku karyawan untuk membantu mencapai tujuan H3b : TMX organisasi mempunyai pelayanan secara hubungan efektif dan positif antara efisien, tetapi
-
-
departemen SDM Hotel berbintang lima Teknik pengumpulan data Teknik analisa data Alfa Cronbach’s Skala likert Statistik deskriptif
menolong - Hasil penelitian menunjukkan LMX dan TMX memiliki hubungan positif yang signifikan secara statistik antara kepemimpinan servant dan perilaku membantu - Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan timbale balik memiliki hubungan positif antara kepemimpinan servant dengan LMX dan TMX.
-
-
-
kepemimpina juga melayani n servant kebutuhan dan perilaku karyawan yang membantu lebih besar baik H4a : didalam maupun hubungan diluar organisasi. timbale balik - Menurut mempunyai (Alexakis, 2011; hubungan Brownell, 2010; positif antara Hunter et al., kepemimpina 2013; Koyuncu et n servant al., 2014; Parris dan LMX dan Peachey, H4b : 2013; Ruschman, hubungan 2002, Wu et al., timbale balik 2013) mempunyai kepemimpinan hubungan yang Ideal adalah positif antara pemimpin yang kepemimpina mampu n servant meningkatkan dan TMX kolaborasi dan H5a : LMX memotivasi mempunyai karyawan untuk hubungan mencapai positif antara pelayanan prima kepemimpina dengan memiliki n servant moral yang baik.
-
3.
Hakan Erkutlu, Jamel chafra, a. (2015). The effects of empowerment role identity and creative role identity on servant leadership and employees’ innovation implementation behavior . Journal. Nevsehir University, Nevsehir , 50300, Turkey and Bilkent
IV :
Sampel terdiri dari 6 -Role identity ( rumah sakit identitas peran ) swasta di turki, -Identity meliputi 393 creative karyawan (identitas termasuk kreatif) manager -Employee implimenatation (implementasi karyawan DV : Servant Leadership (kepemimpinan
-
-
dan perilaku membantu H5b : TMX mempunyai hubungan positif antara kepemimpina n servant dan perilaku membantu H1 : Kepemimpin an pelayan berhubungan positif dengan perilaku implementasi inovasi karyawan H2 : Identitas peran pemberdaya an memperkuat hubungan
- Implementasi inovasi mengacu pada proses dimana karyawan menjadi mampu dan berkomitmen untuk menggunakan inovasu tertentu. Ini menyerukan adopsi inovasi, sebuah keputusan, biasanya dibuat oleh manajer organisasi senior, bahwa karyawan didalam
- Teknik pengumpulan data dengan kuesioner - Teknik analisa data moderasi regresi dengan spss
- Hasil penelitian menunjukkan peran pemberdayaan dan identitas peran kreatif mempengaruhi hubungan antara kepemimpinan pelayan dan karyawan - Hasil Penelitian menunjukkan identitas peran pemberdayaan memoderatori kepemimpinan pelayan dan
University, Ankara, 06800, Turkey. Diakses pada 11 September 2017. Dari http://www.scienc edirect.com
4.
Jorge LinuesaLangreo, Pablo Ruiz-Palomino,
yang melayani)
IV : New Strategies in the New
Sampel terdiri dari 3 General Manager,
positif antara organisasi akan kepemimpina menggunakan n pelayan inovasi dalam dan perilaku pekerjaan implementasi mereka ( Klein inovasi dan sorra ) - H3 : Identitas - Kegagalan peran kreatif implementasi memoderasi terjadi ketika, hubungan terlepas dari antara keputusan ini, perilaku karyawan tidak kepemimpina terlibat dalam n pelayan inovasi sesering dan perilaku atau seaman implementasi yang diperlukan inovasi untuk mendapatkan manfaat potensial dari inovasi yang akan di realisasikan ( Klein dan sorra, 1996) H1: - Kepemimpinan Kepemimpinan yang melayani yang melayani menawarkan secara aspek yang unik
hubungan perilaku implementasi inovasi - Hasil penelitian menunjukkan identitas peran kreatif memoderasi kepemimpinan yang melayani hubungan perilaku implementasi inovasi
- Teknik Pengumpulan data : Survey - Instrumen
- Ada korelasi antara Servant Leadership dengan Service
and Dioni ElcheHortelano. (2017). New Strategies in the New Millennium: Servant Leadership As Enhancer of Service Climate and Customer Service Performance. Journal. Department of Business Administration Department, University of Castilla-La Mancha, Cuenca, Spain. Diakses pada 16 September 2017. Dari http://www.scienc edirect.com
Millennium (Strategi baru di milenium baru) DV : Servant Leadership As Enhancer of Service Climate and Customer Service Performance (Kepemimpinan yang melayani sebagai penyempurnaa n layanan iklim dan kinerja pelayanan pelanggan)
10 Supervisors, dan 25 pekerja di 3 hotel
langsung, berhubungan positif dengan kinerja pelayanan pelanggan H2: Kepemimpinan yang melayani secara langsung, berhubungan positif dengan pelayanan iklim. H3: Iklim pelayanan secara langsung, berhubungan positif dengan kinerja pelayanan terhadap pelanggan H4: Iklim
yang dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan Greenleaf (1977) - Kepemimpinan yang melayani memperluas pendekatan layanan mereka terhadap berbagai pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan masyarakat pada umumnya (Graham, 1991) - Pengembangan pemimpin yang menasehati pekerjanya dengan tuntunan dan akal sehat,
Penelitian : Questionnair - Teknik Sampling : Questionnair - Metode : Kuantitatif
Climate - Tidak ada korelasi antara Servant Leadership dengan Customer Service - Ada korelasi antara Service Climate dengan Customer Service - Ada korelasi antara efek secara tidak langsung dari Servant Leadership terhadap customer service
Bright Mahembe, Amos S. Engelbrecht. (2014). The relationship between servant leadership, organisational 5. citizenship behaviour and team effectiveness. Journal. Department of Industrial Psychology, Stellenbosch University, South
IV : Servant Leadership DV : Organisational citizenship behaviour and team effectiveness (Perilaku kewargaan organisasional dan efektivitas tim)
Sampel terdiri dari 205 guru perempuan dan 83 guru laki-laki dengan rentang umur 41-50 tahun.
pelayanan dengan menutupi memediasi semua kebutuhan hubungan pekerja, secara antara konsisten sangat kepemimpinan penting untuk yang melayani meningkatkan dan kinerja kinerja pekerja layanan (McGrath, 1962) pelanggan. H1 : Jika - Praktik hipotesis kepemimpinan penelitian yang melayani substantif oleh kepala menyeluruh sekolah ditafsirkan untuk memungkinkan menunjukkan guru bekerja bahwa model menuju visi struktural bersama dan memberikan menghormati perkiraankomitmen kolektif perkiraan terhadap diri tentang sendiri dan bagaimana berpotensi kepemimpinan memperbaiki pelayan dan keseluruhan OCB lingkungan mempengaruhi sekolah tempat
- Teknik Pengumpulan data : Survey - Instrumen Penelitian : Questionnair - Teknik Sampling : Questionnair - Metode : Kuantitatif
- Ada korelasi antara Servant Leadership dengan team effectiveness - Ada korelasi antara Servant Leadership dengan OCB - Tidak ada korelasi antara OCB dengan team effevtiveness
Africa. Diakses pada 16 September 2017. Dari http://www.scienc edirect.com
efektivitas tim. H2 : Kepemimpinan yang melayani secara positif mempengaruhi efektivitas tim H3 : Kepemimpinan yang melayani secara positif mempengaruhi OCB H4 : OCB secara positif mempengaruhi efektivitas tim
pendidik bekerja dan melayani. (Cerit, 2009) - Kepemimpinan yang melayani juga menekankan integritas pribadi dan berfokus pada pembentukan hubungan jangka panjang yang kuat dengan para guru dan pemangku kepentingan organisasi seperti masyarakat, orang tua, universitas, alumni dan mempekerjakan organisasi (Graham,1991 - Pemimpin tim perlu menjadi tujuan yang diarahkan,
menciptakan komitmen, memberi pengakuan, mampu menangani tipe kepribadian yang berbeda dalam tim dan meningkatkan kekompakan di antara anggota tim. Semua aspek ini tergabung dalam kepemimpinan yang melayani (VanDierendonck , 2011)