BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah besar di bidang ginekologi di dunia, menimbulkan morbiditas dan mortalitas maternal yang tinggi. Kehamilan ektopik tergan tergangg ggu u yang yang umumny umumnyaa merupa merupakan kan keadaa keadaan n gawat gawat darurat darurat,, bertan bertanggu ggung ng jawab jawab terhadap 10% kematian maternal akibat penyebab obstetrik. Angka kejadian kehamilan ektopik terganggu di Indonesia. 1 Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia !"#$, pada tahun 00& terdapat satu dari '0 0,0(%$ kelahiran di dunia mende)rita kehamilan ektopik, dengan jenis ke)hamilan ektopik adalah kehamilan tuba *allopi, yang yang seba sebagi gian an besar besar +0% +0%$$ dial dialam amii oleh oleh wani wanita ta pada pada usia usia &' tahu tahun n keata keatass serta serta dilaporkan bahwa 0 % dialami oleh wanita dengan paritas pertama dan kedua. Kejadian di Amerika -erikat meningkat pesat dalam lima dekade terakhir, dari (,' per 1000 kehamilan pada tahun 1/0 menjadi sekitar 1,/ per 1000 kehamilan pada tahun 1. eskipun ruptur spontan dapat terjadi, pasien memiliki risiko terhadap ruptur ruptur tuba dan perdarahan perdarahan katastro*ik. katastro*ik. Kehamilan Kehamilan ektopik ektopik masih merupakan merupakan suatu penyebab utama dari kematian ibu, yang meliputi sekitar (% dari 0 kematian yang berkaitan dengan kehamilan setiap tahunnya di Kanada.& -ebagian -ebagian wanita yang mengalami mengalami kehamilan ektopik ektopik terganggu terganggu berumur berumur antara 0)(0 0)(0 tahun tahun dengan dengan umur umur rata)rat rata)rataa &0 tahun. tahun. Di negara) negara)neg negara ara maju maju inside insidenny nnyaa kelihatan meningkat sampai kali lipat dalam 0 tahun terakhir, dan terdapat pada % dari total kelahiran. rekwensi kelahiran ektopik di indonesia dilaporkan 1 diantara &00 kehamilan. kehamilan. rekwensi kehamilan ektopik ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 1(,%.( eskipun terdapat *rekuensi yang relati* tinggi dari kondisi serius ini, deteksi dini masi masih h menj menjad adii tanta tantang ngan an.. "ing "ingga ga pada pada separu separuh h dari dari semu semuaa perem perempu puan an deng dengan an keha kehami mila lan n ekto ektopi pik k yang yang data datang ng ke inst instal alas asii gawa gawatt daru darura rat, t, kond kondis isin iny ya tida tidak k teridenti*ikasi pada penilaian awal. eskipun insidens dari kehamilan ektopik pada populasi umum sekitar %, pre2alensinya di antara pasien)pasien hamil yang datang ke instalasi gawat darurat dengan perdarahan atau nyeri trimester pertama, atau keduanya, adalah % hingga 1%. &
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium ka2um uteri. 3ebih dari '% kehamilan ektopik berada di saluran telur.' #2um yang telah di buahi se4ara normal akan melakukan implantasi pada lapisan endometrium di dalam ka2um uteri. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar ka2um uteri, bentuk lain dari kehamilan ektopik yaitu kehamilan ser2ikal. Kehamilan o2arial, dan kehamilan abdominal. 2.2 Etiologi
Kehamilan ektopik sudah banyak disebutkan karena e4ara pato*isiologi mudah dimengerti sesuai dengan proses awal kehamilan sejak pembuahan sampai nidasi, bila nidasi terjadi di luar endometrium maka terjadilah kehamilan ektopik. aktor *aktor yang disebukan adalah5 ' a. *aktor tuba, adanya peradangan atau in*eksi pada tuba menyebabkan lumen tuba menyempit atau buntu b. *aktor abnormalitas dari 6igot, apabila 6igot tumbuh terlalu 4epat atau tumbuh dengan ukuran besar 4. *aktor o2arium, bila o2arium memproduksi o2um dan di tangkap oleh tuba yang kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih panjang sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik lebih besa r. d. *aktor hormonal, pil KB yang hanya mengandung progesteron
dapat
mengakibatkan gerakan tuba melambat. e. *aktor lain, pemakai I7D dimana proses peradangan yang dapat timbul pada endometrium dan endosalping dapat menyebabkan terjadi lehamilan ektopik. 2.3 Ei!e"iologi
Kehamilan
ektopik
belum
terganggu
sulit
diketahui,
karena
biasanya
penderitatidak menyampaikan keluhan yang khas, kehamilan ektopik baru memberikan gejala bila kehamilan tersebut terganggu.-ehingga insidens kehamilan ektopik yang sesungguhnya
sulit
ditetapkan. eskipun se4ara kuantitati*
mortalitas
akibat
K89berhasil ditekan, persentase insidens dan pre2alensi K89 4enderung meningkat dalam dua dekade ini. Dengan berkembangnya alat diagnostik 4anggih, semakin banyak kehamilan ektopik yang terdiagnosis sehingga semakin tinggi pula insidens dan:re2alensinya./ Keberhasilan kontrasepsi pula meningkatkan persentase kehamilan ektopik, karena keberhasilan kontrasepsi hanya menurunkan angka terjadinya kehamilan uterin, bukan kehamilan ektopik, terutama I7D dan mungkin juga progestagen dosis rendah. eningkatnya pre2alensi in*eksi tuba juga meningkatkan keterjadian kehamilan ektopik. -elain itu, perkembangan teknologi di bidang reproduksi, seperti *ertilisasi in 2itro, ikut berkontribusi terhadap peningkatan *rekuensi kehamilan ektopik. / Kehamilan ektopik lebih sering di temukan pada wanita kulit hitam dari pada wanita kulit putih. :erbedaan ini diperkirakan karena peradangan pel2is lebih banyak ditemukan pada golongan wanita kulit hitam.Kehamilan ektopik banyak terdapat bersama dengan keadaan gi6i buruk dan keadaan kesehatan yang rendah, maka insidennya lebih tinggi di ;egara sedang berkembang dan pada masyarakat yang berstatus sosio)ekonomi rendah daripada di negara maju dan pada masyarakat yang berstatus sosio)ekonomi tinggi./ Di Amerika -erikat, kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari ( hingga 1 dari (1 kehamilan, kejadian ini dipengaruhi oleh *aktor sosial, mungkin karena pada golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat gonorrhoe karena kemungkinan berobat kurang./ 2.#Klasifikasi
a. Kehamilan :ars Interstisialis 9uba Kehamilan ektopik ini terjadi bila o2um bernidasi pada pars interstisialis tuba. Keadaan ini jarang terjadi dan hanya satu persen dari semua kehamilan tuba.
b. Kehamilan ektopik ganda -angat jarang kehamilan ektopik berlangsung bersamaan dengan kehamilan intrauterine. Keadaan ini disebut kehamilan ektopik ganda combined ectopic pregnancy$. rekuensinya berkisar 1 di antara 1'.000 = (0.000 persalinan. Di Indonesia sudah dilaporkan beberapa kasus.' :ada umumnya diagnosis kehamilan dibuat pada waktu operasi kehamilan ektopik yang terganggu. :ada laparotomi ditemukan uterus yang membesar sesuai dengan tuanya kehamilan dan korpora lutea. ' 4. Kehamilan tuba ertilitas dapat terjadi dibagian mana saja di bagian tuba *allopi. -ekitar ''% terjadi di ampula, '% di ismus, 1/% terjadi di *imbria. #leh karena lapisan submukosa di tuba *allopi tipis, kemungkiana o2um yang telah dibuahi dapat segera menembus sampai ke epitel, 6igot akan segera tertanam di lapisan muskuler. 9ro*oblas berproli*erasi dengan 4epat dan mengin2asi daerah sekitarya. se4ara bersamaan, pembuluh darah ibu terbuka menyebabkan terjadi perdarahan di ruang antar tro*oblas, atau antara tro*oblas dan jaringan yang ada di bawanya. Dindiing tuba menjadi tempat implantasi 6igot mempunyai ketahanan yang rendah terhadap in2asi tro*oblas. 8mbrio atau janin pada kehamilan ektopik sering kali tidak di temukan atau tidak berkembang. d. Kehamilan o2arial. Kehamilan o2arial primer sangat jarang terjadi. Diagnosis kehamilan tersebut di tegakkan atas ( kriterium dari spiegelberg yakni 1$ tuba pada sisi kehamilan harus normal, $ kanong janin harus berlokasi pada o2arium, &$ kantong jannin di hubungkan dengan uterus oleh ligamentum o2ari propium, ($ jaringan o2arium yang nyata harus di temukan dalam dinding kantong janin. Kriteria tersebut sebenernya sukar dipenuhi karena kerusakan jaringan o2arium, prtumbuhan tro*oblas yyang luas dan perdarahan menyebabkan topogra*i kabur, sehingga pengenalan implantasi permukaan o2um sukar ditentukan dengan pasti. Diagnosis yang pasti diperoleh bila kantong janin ke4il, dikelilingi oleh jaringan o2arium dengan tro*oblas memasuki alat tersebut. '
e. Kehamilan ser2ikal
Kehamilan ser2ikal juga sangat jarang terjadi. Bila o2um berimplantasi dalam ka2um ser2ikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa nyeri pada kehamilan muda. >ika kehamilan berlangsung terus, ser2iks membesar dengan ostium uteri eksternum terbuka sebagian. Kehamilan ser2ikal jarang melampaui 1 minggu dan biasanya diakhiri se4ara operati* oleh karena perdarahan. :engeluaran hasil konsepsi per2aginam dapat menyebabkan banyak perdarahan, sehingga untuk menghentikan perdarahan diperlukan histerektomi totalis.+ :aalman dan 4 ellin 1'$ membuat kriteria klinik sebagai berikut5 a. #stium uteri internum tertutup b. #stium uteri eksternum terbuka sebagian 4. -eluruh hasil konsepsi terletak dalam endoser2ik d. :erdarahan uterus setelah *ase amenore tanpa disertai rasa nyeri e. -er2iks lunak, membesar, dapat lebih besar dari *undus uteri, sehingga terbentuk hour)glass uterus *. Kehamilan abdominal kehamilan abdominal dapat terjadi akibat implantasi langsung hasil konsepsi di dalam ka2um abdomen yang disebut sebagai kehamilan abdominal primer, atau awalnya dari kehamilan tuba yang ruptur dan hasil konsepsi yang terlepas selanjutnya melakukan implantasi di ka2um abdomen yang disebut sebagai kehamilan abdominal sekunder. -ebagian besar plasenta tertahan d tempat perlekatan di tuba, perkembangan lanjut bisa terjadi. -elain itu plasenta dapat pula terlepas dari tuba dan mengaakan implantasi pada struktur panggul, termasuk uterus, ataupun dinding panggul. g. Kehamilan ektopik lanjut erupakan kehamilan ektopik dimana janin dapat tumbuh terus karena mendapat 4ukup 6at)6at makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan sekitar misalnya ligamentum latum, uterus, dasar panggul, usus dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, anatomi sudah kabur. Kehamilan ektopik lanjut biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba yang mengalami abortus atau ruptur dan janin dikeluarkan dari tuba dalam keadaan masih diselubungi oleh kantung ketuban dengan plasenta yang masih utuh yang akan terus tumbuh terus di tempat implantasinya yang baru.
2.$ %aktor &esiko
Ada berbagai ma4am *aktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. ;amun kehamilan ektopik juga dapat terjadi pada wanita tanpa *aktor risiko.3ebih dari setengah kehamilan ektopik yang berhasil diidenti*ikasi ditemukan pada wanita tanpa ada *aktor resiko.10 aktor risiko kehamilan ektopik adalah5 + 1.
spiral
&)(%$.
:il
yang
mengandung hormon
progesteron
juga
meningkatkan kehamilan ektopik karena dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim. &. Kerusakan dari saluran tuba a$. aktor dalam lumen tuba 1. 8ndosalpingitis dapat menyebabkan lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu akibat perlekatan endosalping. . :ada "ipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk)keluk dan hal ini disertai gangguan *ungsi silia endosalping. &. #perasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit. b$. aktor pada dinding tuba 1. 8ndometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba. . Di2ertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu.
4$. aktor di luar dinding tuba
1. :erlekatan peritubal dengan ditorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur. . 9umor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba d$. aktor lain 1. igrasi luar o2um yaitu perjalanan dari o2arium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya. "al ini dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus, pertumbuhan telur yang terlalu 4epat dapat menyebabkan implantasi prematur. . ertilisasi in 2itro. 2.' Patofisiologi
:roses implantasi o2um yang dibuahi yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan halnya di ka2um uteri. 9elur di tuba bernidasi se4ara kolumner atau interkolumner. Implantasi se4ara kolumner yaitu telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot
endosalping.
:erkembangan
telur
selanjutnya
dibatasi
oleh
kurangnya
2askularisasi dan biasanya telur mati se4ara dini dan kemudian diresorpsi. :ada nidasi se4ara interkolumner telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. -etelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna, dengan mudah 2ili korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan otot)otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. :erkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa *aktor, seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh in2asi tro*oblas.' Di bawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari korpus luteum gra2iditas dan tro*oblas, uterus menjadi besar dan lembek. 8ndometrium dapat pula berubah menjadi desidua. -etelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian dikeluarkan berkeping)keping atau dilepaskan se4ara utuh. :erdarahan per2aginam yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh pelepasan desidua yang degenerati*. ' 9uba bukanlah tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, sehingga tidak mungkin janin tumbuh se4ara utuh seperti dalam uterus. -ebagian besar kehamilan tuba
terganggu pada umur kehamilan antara sampai 10 minggu. 9erdapat beberapa kemungkinan mengenai nasib kehamilan dalam tuba yaitu5 1. "asil konsepsi mati dini dan diresorpsi :ada implantasi se4ara kolumner, o2um yang dibuahi 4epat mati karena 2askularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorpsi total. Dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa)apa dan haidnya terlambat untuk beberapa hari. . Abortus ke dalam lumen tuba :erdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh)pembuluh darah oleh 2illi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama)sama dengan robeknya pseudokapsularis. :elepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya. Bila pelepasan menyeluruh, mudigah dan selaputnya dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba abdominale. :erdarahan yang berlangsung terus menyebabkan tuba membesar dan kebiru)biruan "ematosalping$ dan selanjutnya darah mengalir ke rongga perut melalui ostium tuba, berkumpul di ka2um douglas dan akan membentuk hematokel retrouterina. &.
ika janin hidup terus, dapat terjadi kehamilan intraligamenter. :ada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi bila robekan tuba ke4il, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari tuba. ;asib janin bergantung pada tuanya kehamilan dan kerusakan yang diderita. Bila janin mati dan masih ke4il, dapat diresorpsi seluruhnya, dan bila besar dapat diubah menjadi litopedion.
>anin yang dikeluarkan dari tuba
dengan masih diselubungi oleh kantong amnion dan dengan plasenta masih utuh
kemungkinan tumbuh terus dalam rongga perut, sehingga terjadi kehamilan ektpik lanjut atau kehamilan abdominal sekunder. 7ntuk men4ukupi kebutuhan makanan bagi janin, plasenta dari tuba akan meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya misalnya ke sebagian uterus, ligamentum latum, dasar panggul dan usus. ' 2.( )e*ala klinis
1. Kehamilan ektopik belum terganggu Kehamilan ektopik yang belum terganggu atau belum mengalami ruptur sulit untuk diketahui, karena penderita tidak menyampaikan keluhan yang khas. Amenorea atau gangguan haid dilaporkan oleh /') '% penderita. 3amanya amenore tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat ber2ariasi. -ebagian penderita tidak mengalami amenore karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. 9anda)tanda kehamilan muda seperti nausea dilaporkan oleh 10)'% kasus. Di samping gangguan haid, keluhan yang paling sering disampaikan ialah nyeri di perut bawah yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum mengalami ruptur. Kadang)kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Keadaan ini juga masih harus dipastikan dengan alat bantu diagnostik yang lain seperti ultrasonogra*i 7-?$ dan laparoskopi. ' engingat bahwa setiap kehamilan ektopik akan berakhir dengan abortus atau ruptur yang disertai perdarahan dalam rongga perut, maka pada setiap wanita dengan gangguan haid dan setelah diperiksa di4urigai adanya kehamilan ektopik harus ditangani dengan sungguh)sungguh menggunakan alat diagnostik yang ada sampai diperoleh kepastian
diagnostik kehamilan
ektopik
karena jika terlambat
diatasi
dapat
membahayakan jiwa penderita. . Kehamilan ektopik terganggu ?ejala dan tanda kehamilan tuba tergangu sangat berbeda)beda dari perdarahan banyak yang tiba)tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas. ?ejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.' Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis yang mendadak atau akut biasanya tidak sulit. ;yeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu
K89$. :ada ruptur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi se4ara tiba)tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan, tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat serta perdarahan yang lebih banyak dapat menimbulkan syok, ujung ekstremitas pu4at, basah dan dingin.
?ejala gejala kehamilan ektopik terganggu berabeka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang kadang menimbulkan kesulitan, khususnya pada kasus kasus kehamilan ektopik yang belum mengalami atau ruptur pada dinding tuba sulit untuk di buat diagnosis.11Berikut ini merupakan pemeriksaan untuk membantu diagnosis kehamilan ektopik5
1. "?), pengukuran subunit beta dari "?)merupakan tes laboratorium terpenting dalam diagnosis. :emeriksaan ini dapat membedakan antar kehamilan intrauterin dengan kehamilan ektopik. . Kuldosintesis, atau disebut juga punksi douglas. Adanya darah yang di hisap berwarna hitam darah tua $ biarpun sedikit, membuktikan adanya darah di ka2um dauglas &. Dilatasi dan kuretase, biasanya dilakukan apabila sudah amenore terjadi perdarahan yang 4ukup lama tanpa menemukan kelainan yang nyata disamping uterus (. 3aparoskopi, hanya dilakukan sebagai alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil hasil penilaian prosedur diagnostik lain untuk kehamilan ektpik terganggu meragukan. ;amun beberapa dekade terakhir alat ini juga dipakai ntuk terapi '. 7ltrasonogra*i, 4ara pemeriksaan ini terhadap laparoskopi ialah tidak in2asi*, artinya tidak perlu memasukkan rongga kedalam rongga perut. Daapat dinilai ka2um uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah ka2um dauglas berisi 4airan. . 9es oksitosin, dalam dosis ke4il intra2ena dapat membuktikan adanya kehamilan ektopik lanjut. Dengan pemeriksaan bimanual, diluar kantong janin dapat diraba suatu tumor. /. oto rontgen, tampak kerangka janin lebih tinggi dari letaknya dan berada dalam letak paksa. :ada *oto lateral tampak bagian)bagian janin menutupi 2ertebtrata ibu.11 +. "isterosalpingogra*i, memberikan gambaran ka2um uteri kosong dan lebih besar dari pada biasanya, dengan janin di luar uterus. :emeriksaan ini dlakukan jika dagnosis kehamilan ektopik terganggu sudah dipastikan dengan 7-? dan
@ang perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding adalah5 1. In*eksi pel2is, gejala yang menyertai in*eksi pel2is biasanyan timbul waktu haid dan jarang setelah mengenai amenore. ;yeri perut bagian bawah dan tahanan yang dapat diraba pada pemeriksaan 2aginal pada umumyabilateral. :ada in*eksi pel2ik perbedaan suhu rektal dan ketiak melebihi 0.'o, selain itu leukositosis
lebih tinggi daripada kehamilan ektopik terganggu dan tes kehamilan menunjukkan hasil negati*. . Abortus imminenC abortus inkomplit, dibandingkan dengan kehamilan ektopik terganggu perdarahan lebih merah sesudah amenore, rasa nyeri yang sering berlokasi didaerah median adanya perasaan subjekti* penderita yang merasakan rasa tidak enak di perut lebih menujukkan ke arah abortus imminen atau permulaan abortus insipien. :ada abortus tidak dapat diraba tahanan di samping atau di belakang uterus, dan gerakan ser2ik uteri tidak menimbulkan nyeri &. 9umorCkista o2arium, gejala dan tanda kehamilan muda, amenore, dan perdarahan per2aginam biasanya tidak ada. 9imor pada kista o2arium lebih besar dan lebih bulat dibanding kehamilan ektopik terganggu. (. Apendisitis, pada apendisitis tidak ditemukan tumor dan nyeri pada gerakan ser2ik uteri seperti yang ditemukan pada kehamilan ektopik terganggu. ;yeri perut bagian bawah pada apendisitis terletak pada titik 4burney.11 2.1- Penatalaksanaan
:engelolaan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Delam tindakan demikian, beberapa hal harus diperhatikan dan di pertimbangka yaitu kondisi pemeriksa saat itu, keinginan penderita akan *ungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomik organ pe2ik, kemampuan teknik bedah mikro dokter opera tor, dan kemampuan teknologi *ertilisasi in2itro setempat. "asil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, atau dapat dilakukan pembedahan konser2ati* dalam artinya hanya dilakukan salpingostomi atau reanastomosis tuba. Apabila kondisi penderita buruk. isalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. ' :enatalaksanaan operati* dapat dengan laparotomiatau laparoskopi. 3aparoskopi operati* dianjurkan pada keadaan di mana penderita dalam keadaan stabil sebagai pengganti laparotomi. 3aparoskopi dilaporkan lebih e*ekti* untuk perempuan usia reproduksi di dalam rasio kembalinya kehamilan intra uterin yang akan datang, menghindari rekurensi kehamilan ektopik berikutnya dan masa penyembuhan yang lebih pendek. 9eknik #perasi 3aparoskopi5 praoperati* harus sudah dapat ditentukan lokasi dan besar lesi. #leh karena keberhasilan operasi laparoskopi ditentukan oleh banyaknya perdarahan maka penggunaan suktion trokar 10 mm sangat dianjurkan sehingga bekuan darah dapat dikeluarkan dengan 4epat dan akurat terlebih dahulu.
airan ringerEs la4tat dapat membantu digunakan pulauntuk mengeluarkan bekuan darah dan sisa jaringan tro*oblas yang menempel pada lapisan serosa organ)organ di peritoneum.& :ada kasus kehamilan ektoopik di pars ampularis tuba yang belum pe4ah pernah di 4oba di tangani dengan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan, adapun kriteria kasus yang di obati dengan 4ara ini adalah 1$ kehamilan di pars ampularis tuba belum pe4ah $ diameter kantong gestasi F(4m &$ :erdarahan dalam rongga perut F 100 ml ($ 9anda 2ital baik dan stabil. #bat yang dipergunakan adalah metrotreksat 1 mgCkg i.2 dan *aktor sitro2orum 0.1 mgCkg i.m. berselang seling setiap hari selama + hari. Dari seluruh kasus yang di obati, satu kasus dilakukan salpingektomi pada hari ke 1 karena gejala abdomen akut, sedangkan ' kasus berhasil di obati dengan baik. ' 2.11 Prognosis
Angka kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan ektopik terganggu turun sejalan dengan ditegakkannya diagnosis dini dan persediaan darah yang 4ukup. Kehamilan ektopik terganggu yang berlokasi di tuba pada umumnya bersi*at bilateral. -ebagian ibu menjadi steril tidak dapat mempunyai keturunan$ setelah mengalami keadaan tersbut di atas. ;amun dapat juga mengalami kehamilan ektopik terganggu lagi pada tuba yang lain.' Ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu memiliki resiko 10% untuk terjadinya kehamila ektopik terganggu berulang. Ibu yang sudah mengalami kehamilan ektopik terganggu sebanyak dua kali terdapat kemungkinan '0% mengalami kehamilan ektopik terganggu berulang. 1
DA%TA& PUSTAKA
1.Aloysius -uryawan, anuari 00& sampai &1 Desember 00( di <- Immanuel Bandung. Bandung5 >K. Gol . ebruari 00/. . -ri ynthia D. 3ogorreddy !. !agey aria .9. 3oho. 9injauan Kasus Kehamilan 8ktopik di B37D <-7: pro*. Dr. <. D. Kandou anado :eriode 1 >anuari 010 = &1 Desember 011. >urnal 8 biomedik. Gol 1 maret 01&. & "adisaputra !. :enatalaksanaan Kehamilan 8ktopik dengan Kajian "asil 3aparoskopi #perati*. ajalah #bstetri Dan ?inekologi Indonesia. Gol & April 00+. (. !iknjosastro, ". 00/. Ilmu kebidanan. >akarta5 @B:-:. '. -arwono :rawiroharjo. 011.Ilmu kebidanan. etakan ke (. >akarta5 :9. Bina :ustaka. .-arwono :rawiroharjo. 011. Ilmu kandungan. >akarta5 :9 Bina :ustaka /.
Terganggu (KET) Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji dam !alik !edan Tahun "##$%"##&' !edan akultas Kesehatan !as*arakat Uni+ersitas Sumatera Utara' &' Ima Damayanti. 011. Kehamilan 8ktopik. :ontianak 5 KIK :rogram -tudi :endidikan Dokter 7ni2ersitas 9anjungpura <-7 Dokter -oedarso :ontianak. . :rawirohardjo, -. 00/, Kehamilan 8ktopik dalam Ilmu Bedah Kebidanan, >akarta :usat 5 @ayasan Bina :ustaka. 10. urray, "., Baakdah, "., Bardell, 9., 9ulandi, 9., Diagnosis and 9reatment o*
84topi4 :regnan4y, A ediaIn4.A>$,00'1/&+$ 11."arri :rawita 86eddin. 00+. ?ambaran Kasus Kehamilan 8ktopik 9erganggu Di
Bagian #bstetri Dan ?inekologi <-7D Ari*in A4hmd :ekanbaru. :ekanbaru5 Kakultas Kedokteran uni2ersitas riau. 1. s4hwart -I. -hires 9-. 000. Kehamilan ektopik. Dalam5 Intisari prinsip)prinsip ilmu bedah. 8disi GI. >akarta5 8?