BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Kejahatan yang terjadi di muka bumi ini sama tuanya dengan sejarah manusia manusia itu sendir sendiri. i. Sejak Sejak dahulu dahulu orang orang sudah sudah mencur mencuri, i, menipu menipu,, menyaki menyakiti, ti, memperkosa dan bahkan membunuh. Perbuatan jahat yang dapat menimbulkan kerugian, kerugian, penderitaan penderitaan serta kematian itu juga dirasakan oleh masyarakat masyarakat sebagai perbuatan yang dapat merusak keamanan dan kedamaian di dalam masyarakat. Oleh sebab itu harus diberantas melalui upaya yang bersifat represif maupun preventif.1 Dalam rangka melakukan upaya represif itulah mereka membentuk badan badan yang ditugasi untuk menangkap, mengadili serta menghukum orangorang yang bersalah. K!"#P $Kitab !ndang % undang "ukum #cara Pidana& yang merupakan pembangunan dibidang hukum nasional secara nyata. !ntuk hal yang seperti ini maka perlu kalangan kedokteran untuk memahami beberapa ketentuan hukum dan beberapa pengertian hukum sesuai dengan yang diatur oleh K!"#P.' (empat empat Kejadi Kejadian an Perkara Perkara $(KP& $(KP& adalah adalah (empat empat dimana dimana suatu suatu tindak tindak pidana dilakukan)terjadi, atau tempat dimana barang bukti)korban berhubungan dengan tindak pidana. (KP merupakan sumber dari bahanbahan penyidik perkara karena didapati bekasbekas dari peristi*a itu berupa bekas kaki, tangan, darah, muntahan dan alat)benda sebagai alat bukti di pengadilan, selain itu digunakan bahan penyidik perkara. tindakan yang dilaksanakan di (KP dalam bentuk kegiatan dan tindakan kepolisian yang terdiri dari tindakan pertama di tempat kejadi kejadian an perkara perkara $(P(K $(P(KP& P& dan pengol pengolaha ahan n tempat tempat kejadi kejadian an perkar perkaraa $O+#" $O+#" (KP&. (KP&. Dalam Dalam (KP (KP perana peranan n ilmu ilmu kedokt kedokteran eran forensi forensik k sangat sangat pentin penting g untuk untuk mengungkap kejadian tersebut. '
1.2 Permasala Permasalahan han
agaimanakah peranan kedokteran forensik dalam olah tempat kejadian perkara $(KP&-
1.3 Tu Tujuan juan •
•
(ujuan !mum engetahui dan menjelaskan peranan kedokteran forensik dalam olah tempat kejadian perkara (ujuan Khusus o enget engetahu ahuii dan menjela menjelaska skan n prosed prosedur ur mediko medikoleg legal al dan o
o o
#spek hukum en engeta getah hui dan dan
menje enjela lask skan an
sist sistem em
medikolegal engetahui dan menjelaskan olah (KP eng enget etah ahui ui dan dan menj menjel elas aska kan n pera perana nan n
pemer emerik iksa saan an
dokt dokter er dala dalam m
o
pemeriksaan di (KP engetahui engetahui dan menjelaskan menjelaskan penentuan *aktu kematian kematian
o
berdasarkan tanda pasti kematian engetahui engetahui dan menjelaskan menjelaskan penentuan *aktu kematian kematian berdasarkan scene marker
1.3
Manfaat
Penu Penuli lisa san n refera referatt ini ini diha diharap rapka kan n dapa dapatt memb membant antu u maha mahasis sis*a *a dalam dalam mengetahui mengetahui prosedur prosedur medikolegal medikolegal dalam (KP, (KP, olah (KP, (KP, peran dokter dokter dalam (KP dan pencarian bukti dalam (KP.
BAB II TINAUAN PU!TA"A
2.1 Pr#se$ur Me$%k#legal $an As&ek As&ek Hukum 2
'
2.1.1
Penemuan $an Pelaran Penemuan dan pelaporan dilakukan oleh *arga masyarakat yang terdekat
atau mengalami suatu kejadian yang diduga merupakan kejahatan. Pelaporan dilakukan ke pihak yang ber*ajib dan hal ini penyidik. "ak dan ke*ajiban pelaporan ini diatur dalam pasal 1/0 K!"#P.'
Pasal 1'( "UHAP
1& Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristi*a yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis. '& Setiap orang yang mengetahui permuafakatan jahat untuk melakukan tindak pidana terhadap ketenteraman dan keamanan umum atau terhadap ji*a atau terhadap hak milik *ajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik. & Setiap pega*ai negeri dalam rangka melaksanankan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristi*a yang merupakan tindak pidanan *ajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik. 2& +aporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor atau pengadu. 3& +aporan atau pengaduan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan ditandatangani oleh pelapor atau pengadu dan penyidik. 4& Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yag bersangkutan.
2.1.2
Pen)el%$%kan2 Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
mendapat bukti yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur oleh undang % undang. Penyidik adalah setiap pejabat polisi 5egara 6epublik 7ndonesia yang disebut
dalam K!"#P. Didalam Pasal 3 K!"#P disebutkan *e*enang tindakan yang dilakukan oleh penyelidik.
Pasal * "UHAP
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi 5egara 6epublik 7ndonesia.
Pasal + "UHAP
1& Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 a. karena ke*ajibannya mempunyai *e*enang8 i. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya ii. iii.
tindak pidana9 mencari keterangan dan barang bukti9 menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan
iv.
serta memeriksa tanda pengenal diri9 mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
ja*ab. b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa9 i. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan9 ii. pemeriksaan dan penyitaan surat9 iii. mengambil sidik jari dan memotret seseorang9 iv. memba*a dan menghadapkan seorang pada penyidik. '& Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan sebagaimana tersebut pada ayat $1& huruf a dan huruf b kepada penyidik.
2.1.3
Pen)%$%kan2,3
Penyidik, menurut Peraturan Pemerintah 5omor 30 (ahun '/1/, adalah pejabat Kepolisian 5egara 6epublik 7ndonesia dan pejabat pega*ai negeri sipil $PP5S&. Pejabat penyidik Kepolisian 5egara 6epublik 7ndonesia diangkat oleh Kepala Kepolisian 5egara 6epublik 7ndonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai pejabat penyidik Kepolisian 5egara 6epublik 7ndonesia antara lain8 a. berpangkat paling rendah 7nspektur Dua Polisi dan berpendidikan paling rendah sarjana strata satu atau yang setara9 2
b. bertugas di bidang fungsi penyidikan paling singkat ' $dua& tahun9 c. mengikuti dan lulus pendidikan pengembangan spesialisasi fungsi reserse kriminal9 d. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter9 e. memiliki kemampuan dan integritas moral yang tinggi. :ika pada suatu satuan kerja tidak ada 7nspektur Dua Polisi yang berpendidikan paling rendah sarjana strata satu atau yang setara, Kepala Kepolisian 5egara 6epublik 7ndonesia atau pejabat Kepolisian 5egara 6epublik 7ndonesia yang ditunjuk dapat menunjuk 7nspektur Dua Polisi lain sebagai penyidik. :ika tidak ada penyidik yang dapat memenuhi persyaratan seperti disebut di atas, maka Kepala Sektor Kepolisian yang berpangkat intara di ba*ah 7nspektur Dua Polisi karena jabatannya adalah penyidik. Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai PP5S antara lain8 a. masa kerja sebagai pega*ai negeri sipil paling singkat ' $dua& tahun9 b. berpangkat paling rendah Penata uda)golongan 777)a9 c. berpendidikan paling rendah sarjana hukum atau sarjana lain yang setara9 d. bertugas di bidang teknis operasional penegakan hukum9 e. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pada rumah sakit pemerintah9 f. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan pega*ai negeri sipil paling sedikit bernilai baik dalam ' $dua& tahun terakhir9 dan g. mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan di bidang penyidikan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dan undang % undang ini untuk mencari serta mengumpul bukti % bukti sehingga dengan bukti % bukti tersebut perkaranya menjadi lebih jelas dan pelakunya ditangkap. Penyidikan yang melakukan penyidikan sebagaimana diatur di dalam pasal 4 K!"#P.'
Pasal - "UHAP2
3
1& Penyidik adalah8 a. Pejabat polisi 5egara 6epublik 7ndonesia b. Pejabat pega*ai negeri sipil tertentu yang diberi *e*enang khusus undang % undang. '& Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat $1& akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli dan didalam hal kejadian mengenai tubuh manusia, maka penyidik dapat meminta bantuan dokter untuk dilakukan
penanganan
secara kedokteran
forensik.
Ke*ajiban
untuk
membantu peradilan sebagai dokter forensik diatur dalam pasal 1 K!"#P.
Pasal 133 "UHAP2
1& Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristi*a yang merupakan tindak pidana, ia ber*enang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahlikedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. '& Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat $1& dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaanluka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. & ayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayattersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat. 2.1.*
Pers%$angan2
Pasal 1/ "UHAP
1& Setiap dokter yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya *ajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. 4
'& Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bah*a mereka mengucapkansumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik baiknya
dansebenarbenarnya
menurut
pengetahuan
dalam
bidang
keahliannya.
2.2 !%stem Pemer%ksaan Me$%k#legal.2
Sistem pemeriksaan medikolegal dibagi menjadi tiga8
2.2.1
!%stem 0#r#ner
Suatu sistem dimana keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya bedah mayat dibuat oleh seorang coroner. ;oroner biasanya adalah seorang ahli dalam hukum dan)atau kedokteran. Sistem ini dipakai di 7nggris, negara bekas jajahan 7nggris dan beberapa negara bagian di #merika.
2.2.2
!%stem me$%0al eam%ner
Perlu tidaknya bedah mayat ditentukan oleh medical e
2.2.3
!%stem 0#nt%nental
Pada sistem continental, keperluan bedah mayat ditentukan oleh penyidik, dimana bila terdapat kasus yang mencurigakan akan dikirim ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter. "anya bila sangat diperlukan saja dokter diminta untuk datang ke tempat kejadian perkara sebagai seorang ahli yang diharapkan dapat memberikan pemeriksaan dan pendapatnya secara medis. Sistem ini dipakai di =ropa dan 7ndonesia sebagai peninggalan elanda.
>
Pada sistem perundangan di 7ndonesia untuk pemeriksaan forensik, sistem yang dipakai adalah sistem continental, dimana disini dokter selaku pemeriksa forensik korban hanya menunggu dipanggil oleh penyidik.
2.3 lah T"P.*
(empat Kejadian Perkara $(KP& adalah (empat dimana suatu tindak pidana dilakukan)terjadi, atau tempat dimana barang bukti)korban berhubungan dengan tindak pidana. (KP merupakan sumber dari bahanbahan penyidik perkara karena didapati bekasbekas dari peristi*a itu berupa bekas kaki, tangan, darah, muntahan dan alat)benda sebagai alat bukti di pengadilan, selain itu digunakan bahan penyidik perkara. (indakan yang dilaksanakan di (KP dalam bentuk kegiatan dan tindakan kepolisian yang terdiri8 a& (indakan pertama di tempat kejadian perkara $ (P(KP & b& Pengolahan tempat kejadian perkara $ O+#" (KP &
2.*
Peranan D#kter Dalam Pemer%ksaan $% T"P.2,*,+
antuan dokter dalam menangani korban di (KP memang sangat dibutuhkan, bantuan tersebut tidak hanya ditujukan untuk korban mati saja tetapi korban hidup. Dasar hukum yang berkaitan dengan hal ini adalah 8 Penyidik mempunyai *e*enang untuk mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara $K!"#P Pasal > ayat 1 sub h&. Pasal ini perlu dikaitkan dengan K!"#P pasal 1'/ ayat 1 8 dalam hal penyidik menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. ila dokter menolak maka ia dikenakan hukuman berdasarkan pada Kitab !ndang!ndang "ukum Pidana $K!"P& pasal ''2. antuan yang diminta dapat berupa pemeriksaan (KP atau di rumah sakit, pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaikbaiknya, hasil pemeriksaan di (KP disebut dengan visum et repertum (KP. antuan dokter dapat berupa8 0
1. Persiapan 8 permintaan tertulis atau tidak, catat tanggal permintaan, siapa peminta, lokasi dimana, dan alat pemeriksa (KP. '. iaya 8 ditanggung yang meminta. . :ika korban masih hidup 8 7dentifikasi secara visual 8 pakaian, perhiasan, dokumen dan kartu • •
pengenal lainnya. 7dentifikasi medik 8 dari ujung rambut sampai kaki, termasuk gigi
dan sidik jari. 2. :ika korban mati8 buat sketsa foto, situasi ruangan, lihat (KP
• •
•
7dentifikasi Suhu mayat, penurunan suhu, lebam mayat, kaku mayat, pembusukan. +uka 8 lokasi luka, garis tengah luka, banyak luka, ukuran luka, sifat luka.
?
•
Darah8 *arna merah atau tidak, tetesan, genangan atau garis, melihat bentuk dan sifat darah dapat diperkirakan sumber darah, distribusi darah dan sumber perdarahan $gambar&.
3. 7dentifikasi lanjutan #da sperma atau tidak • Pengambilan darah 8 jika di dinding kering,dikerok, jika pada • •
pakaian, digunting Darah basah)segar, masukkan ke termos es, kirim ke la
kriminologi. 4. 7dentifikasi lanjutan #da sperma atau tidak • 6ambut • #ir ludah, bekas gigitan. • >. embuat kesimpulan di (KP ati *ajar atau tidak • unuh diri 8 genangan darah, (KP tenang tidak moratmarit, ada • luka percobaan, luka mudah dicapai oleh korban, tidak ada luka tangkisan, pakaian masih baik.
1/
•
Pembunuhan8 (KP moratmarit, luka multipel, ada luka yang mudah dicapai, ada yang tidak, luka disembarang tempat, pakaian
• •
robek ada luka tangkisan. Kecelakaan ati *ajar karena penyakit
Dokter bila menerima permintaan harus mencatat 8 1. '. . 2. 3. 4.
(anggal dan jam dokter menerima permintaan bantuan ;ara permintaan bantuan tersebut $telpon atau lisan& 5ama penyidik yang meminta bantuan :am saat dokter tiba di (KP #lamat (KP dan macam tempatnya $misalnya sa*ah, gudang, rumah, dsb& "asil pemeriksaan
@ang dikerjakan dokter di (KP8 1. '. . 2. 3. 4.
Pemeriksaan dokter harus berkoordinasi dengan penyidik enentukan korban masih hidup atau sudah mati ila hidup diselamatkan dulu ila meninggal dibiarkan asal tidak mengganggu lalu lintas :angan memindahkan jenAah sebelum seluruh pemeriksaan (KP selesai (KP diamankan oleh penyidik agar dokter dapat memeriksa dengan
tenang. >. @ang tidak berkepentingan dikeluarkan dari (KP 0. Dicatat identitas orang tersebut ?. Dokter memeriksa mayat dan sekitarnya dan mencatat8 lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh korban, lukaluka, membuat sketsa atau foto.
encari dan mengumpulkan barang bukti8 • • • • • •
Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik terutama bila ada team labfor Dokter membantu mencari barang bukti Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik Dokter dapat meminjam barang bukti tersebutl Selesai pemeriksaan (KP ditutup missal selam <'2 jam Korban diba*a ke rumah sakit dengan disertai permohonan visum et repertum
11
Kesalahan umum selama pemeriksaan (KP8 a. Persiapan yang baik untuk persiapan b. engabaikan sebuah benda c. engejar pengakuan tersangka d. enambah halhal yang sebenarnya tidak ada e. engganti) memalsu f. elompatlompat atau tidak sistematis
"alhal yang diperhatikan sebelum meninggalkan (KP8 a. ;ukup) belum pemeriksaan b. arang bukti sudah terkumpul) belum c. :umlah barang bukti d. ;ara pembungkusan e. Konsepkonsep lengkap
#pa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan Dokter di (KP •
Seorang dokter sebaiknya tidak menyentuh atau mengubah posisi benda apapun sampai benda tersebut telah diidentifikasi, didokumentasikan, dan difoto. Dokter tersebut harus menginformasikan kepada polisi sebelum memindahkan apapun. Dokter bukan sebagai pemimpin, tetapi tetap mengikuti alur Polisi.
1'
"al pertama yang sebaiknya dilakukan oleh dokter adalah memeriksa
•
adanya tandatanda kehidupan. ilda didapatkan tandatanda kehidupan, langsung memanggil ambulans sambil melakukan upaya resusitasi di tempat. Dokter harus menyelidiki cerita singkat tentang insiden, penanganan atau
•
manipulasi sebelum dokter datang, posisi tubuh a*al, kondisi pakaian dan juga keadaan lingkungan korban. enyelidiki fotofoto yang diambil sebelum kedatangan dokter dan
•
memastikan bagian yang relevan dalam sudut pandang medikolegal. embuat sketsa posisi dan kondisi tubuh serta lingkungan korban dan
•
menggambarkan secara rinci luka yang terdapat pada tubuh korban, baik kasus penyerangan, jeratan simpul, pencekikan, dan lainlain dalam diagram tubuh. •
engidentifikasi tubuh korban yang tidak jelas asalusulnya
•
endeskripsikan pakaian dan tanda tanda penyerangan, noda, serat atau rambut dan benda asing lainnya yang ditemukan di dalamnya. engamati tempat kejadian perkara secara keseluruhan dan mencari
•
tandatanda perla*anan. endeskripsikan kaku mayat, hipostasi, tandatanda pembusukan untuk
•
estimasi *aktu kematian korban. •
engamati ada atau tidaknya lukaluka pada kasus kekerasan
•
enandai senjata tajam, peluru, atau selongsong untuk identifikasi ada atau tidaknya barang bukti berupa rambut, serat, noda, atau sidik jari
•
Pola, motif, posisi darah pada bagian tubuh atau senjata harus dijelaskan.
•
arang bukti yang dapat hilang selama proses pemindahan tubuh korban sebaiknya diamankan, misalnya serat atau rambut menggunakan pita perekat, menyisir rambut pubis dan swabbing daerah perianal atau vagina pada kasus kekerasan seksual, bahan penjerat, dan lainlain. •
Semua bahan yang melekat pada korban seperti pakaian dan lainlain harus tetap dipertahankan sampai dilakukan otopsi 1
•
(andatanda pergeseran atau pemindahan dari tempat lain perlu diperhatikan
•
Otopsi sebaiknya tidak dilakukan di (KP. (ubuh korban sebaiknya dikirim ke tempat otopsi menggunakan kantung plastik.
Kekurangan @ang Didapat ila (KP (idak Dikunjungi •
Dapat terjadi luka tambahan pada tubuh korban yang terjadi selama pemindahan ke kamar mayat
•
+uka pada korban dapat tertutupi olehlamanya proses pembusukan
•
Kaku mayat dapat rusak selama proses perpindahan
•
(erdapatnya elemen baru pada barang bukti, dapat berupa noda, debu, dan lain lain
en%sen%s Barang Bukt%.+,-,
arang bukti langsung $direct evidence) termasuk observasi tingkat pertama, seperti saksi mata atau kamera dari dashboard polisi arang bukti tidak langsung (circumstantial evidence) termasuk barang bukti yang dapat menunjukan fakta, tetapi tidak langsung membuktikannya. (erbagi lagi menjadi dua bagian yaitu barang bukti fisik (physical evidence) yang terdiri dari sidik jari, jejak kaki, jejak ban, dan lainlain atau barang bukti biologis (biologic evidence) seperti cairan tubuh, rambut, serat alami, ataupun bagian dari tumbuhan. :ejak bukti juga merupakan bagian dari barang bukti tidak langsung, contohnya rambut yang ada pada sisir, sidik jari yang terdapat pada gelas, tetesan darah pada pakaian, lumpur yang terseret masuk ruangan le*at sepatu, dan lainlain. Class evidence mempersempit identitas menjadi grup berisi orang orang atau benda. isalnya penggunaan golongan darah #O. Independence evidence mempersempit identitas menjadi orang tunggal atau sebuah benda. iasanya memiliki kombinasi yang unik yang memiliki pola khusus pada tiaptiap orang, misalnya sidik jari.
T%m In4est%gas% T"P.-
12
(erdiri dari8 •
Polisi, biasanya yang pertama sampai di tempat kejadian perkara dan mengamankannya
•
:aksa *ilayah, menentukan perlu atau tidaknya surat iAin penggeledahan untuk penyidik (KP.
•
Penyidik (KP, mendokumentasikan (KP secara detail dan mengumpulkan barang bukti.
•
Pemeriksa medis $disebut juga coroners& mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab kematian ketika terjadi pembunuhan.
•
Detektif mencari petunjuk dengan cara me*a*ancara saksi mata dan bicara pada penyidik (KP tentang barang buktinya.
•
Spesialis seperti entomologis, ahli forensik bila dibutuhkan.
5!6 $alam Pen)%$%kan T"P.-,1',11
Securing the Scene $engamankan (KP& engamankan (KP merupakan tugas dari polisi. Keamanan semua individu pada area prioritas pertama. enjaga barang bukti merupakan prioritas kedua. "al ini berarti petugas kepolisian harus melindungi area dimana kejahatan telah terjadi, membatasi semua orang yang tidak mempunyai *e*enang untuk masuk ke area tersebut.
Separating the Witness $emisahkan saksi mata7 emisahkan para saksi mata merupakan prioritas berikutnya. Saksi mata tidak diperbolehkan untuk saling bicara satu sama lain. Kejadian yang diutarakan oleh para saksi akan dibandingkan satu sama lain. Pemisahan ini dilakukan untuk mencegah terbentuknya kerja sama antara saksi mata untuk membuat sebuah cerita. Pertanyaan berikut merupakan pertanyaan yang sering ditanyakan8
Kapan kejadiannya terjadi-
Siapa korbannya-
#pakah bisa pelaku kejahatannya diidentifikasi-
13
#pa yang anda lihat terjadi-
Dimana anda ketika anda melihat tempat kejadian-
Scanning the Scene Dilakukan untuk menentukan daerah mana yang harus difoto. Dapat juga ditentukan (KP primer dan (KP sekunder tergantung dari hasil pemerintahan. Sebagai contoh8 perampokan pada sebuah toko dapat menjadi (KP primer dan rumah tersangka dapat menjadi (KP sekunder. Pembunuhan dapat terjadi pada satu (KP $(KP primer& sementara mayat dapat ditemukan pada (KP yang lain $(KP sekunder&
Seeing the Scene $elihat (KP& Penyidik (KP perlu untuk melihat (KP secaara langsung. Boto keseluruhan area dan foto dari jarak dekat dengan atau tanpa skala harus diambil. enda mati juga harus dimasukan ke dalam foto sebagai titik referensi. Pemandangan harus diambil dari beberapa sudut dan jarak. Boto jarak dekat terhadap barang bukti dan tubuh korban sebaiknya diambil.
Sketching the Scene $embuat sketsa (KP& uat sketsa kasar terhadap (KP, tandai posisi tubuh korban $jika ada& dan barang bukti yang lain. Semua barang bukti sebaiknya diukur dari ' tanda yang tidak bisa digerakkan. Pada sketsa, arah utara harus ditandai dan pada gambar diberikan skala perbandingan. Objek yang terdapat pada (KP harus tergambar pada sketsa. 7ni termasuk pintu, jendela, dan furniture.
Searching for Evidence $mencari barang bukti& (ergantung dari jumlah penyidik, (KP dapat diperiksa secara spiral, grid, linear, atau uadrant dalam pola berjalan dan memotret (KP. ila penyidik hanya sendiri, biasanya digunakan pola grid, linear, atau spiral! ila terdapat satu grup penyelidik, dapat digunakan pola linear atau uadrant . Polapola tersebut tersusun secara sistematis, memastikan tidak ada area yang tidak tersisir. Sumber
14
cahaya tambahan mungkin diperlukan untuk mencari rambut dan serat. ;ara pengambilan barang bukti lebih dianjurkan menggunakan pinset karena cara tersebut menghindari terambilnya bahan tambahan.
Cambar 1. =mpat pola pencarian pada (KP Securing and Collecting Evidence $engamankan dan mengumpulkan barang bukti& Semua barang bukti perlu dikemas, disegel, dan diberikan identitas. (erdapat tekhnik penyimpanan khusus untuk barang bukti, seperti berikut8 cairan disimpan dalam *adah kedap udara dan tidak mudah hancur. arang bukti biologis yang lembap disimpan dalam *adah yang berpori supaya barang bukti bisa kering, mengurangi resiko munculnya jamur. Setelah barang bukti kering, dapat dibungkus dengan menggunakan kertas yang kemudian akan diletakkan dalam *adah kertas atau plastik lainnya. Kemudian disegel menggunakan pita perekat dan diberikan label dengan tanda tangan dari pengumpulnya. Pembungkus barang bukti harus mencakup halhal berikut8
5omor kasus
5omor barang bukti
Deskripsi barang bukti
5ama tersangka
5ama korban
aktu dan tanggal pengambilan
(anda tangan orang yang menerima bukti
(anda tangan dari saksi yang melihat proses pengambilan
1>
Barang Bukt% 8Tra0e E4%$en0e7 12
=dmond +ocard, pendiri 7nstitut ilmu hukum pidana di !niversitas +yon, Prancis, mengembangkan apa yang telah menjadi dikenal sebagai EPrinsip Pertukaran +ocardF. 7ni menyatakan bah*a Gsetiap kontak meninggalkan jejakG, menyiratkan bah*a seorang penjahat akan meninggalkan jejak dan meninggalkan barang bukti seketika di (KP. :ejak bukti sering merujuk pada substansi sampel yang terpernci, terutama serat, rambut, pecahan kaca dan kepingan cat. (KP umumnya akan berisi jejak bukti, sering disebabkan oleh pelaku secara tidak sadar yang kontak dengan permukaan dan meninggalkan atau mengambil part ikulat. Kehadiran jejak bukti sangat tergantung pada kegigihan, karena beberapa partikel dan Aat akan lebih mudah tetap di permukaan dan untuk jangka *aktu yang lebih lama daripada yang lain. asa *aktu dari jejak bukti akan bertahan selama tergantung pada ukuran dan bentuk partikel, jumlah yang terendap, aktivitas antara endapan dan pemulihan, sifat lingkungan, dan lamanya *aktu berlalu. Partikel kecil akan bertahan lebih lama dari partikel yang lebih besar, karena mereka lebih cenderung menjadi bersarang di permukaan material. Permukaan tidak teratur, seperti kain tertentu dan kayu, akan mengumpulkan partikulat lebih mudah daripada permukaan yang halus, karena mungkin ada celahcelah kecil partikel untuk melekat. Ketika jejak bukti ditemukan, berbagai faktor harus dipertimbangkan. Keteraturan material adalah sangat penting, seperti barang yang sangat umum mungkin tidak sangat berguna. bentuk dari jejak bukti yang tidak biasa atau unik untuk suatu lingkungan tertentu atau (KP yang akan menjadi yang paling penting bagi penyelidikan. eberapa bentuk jejak mungkin sangat biasa pada sebuah (KP, memberi mereka makna khusus. 7ni harus dipertimbangkan bah*a kurangnya jejak bukti baik dapat menunjukkan pembersihan luas oleh pelaku atau, mungkin lebih mungkin, fakta bah*a peristi*a itu tidak terjadi di lokasi itu. erbagai metode digunakan dalam pengumpulan jejak bukti, metode yang digunakan tergantung pada jenis dan sifat barang bukti. arang yang lebih besar, seperti serat panjang, dapat dikumpulkan dengan tangan atau pinset. Salah satu metode yang paling sederhana dari pemulihan adalah untuk mengguncang item di
10
atas selembar kertas atau *adah. 5amun hal ini tidak memungkinkan untuk lokasi yang tepat dari buktibukti pada item yang akan didokumentasikan. eberapa partikel tidak akan lepas dengan menggetarkan item, sehingga menyikat item mungkin diperlukan. Sebuah metode umum untuk mengumpulkan jejak bukti adalah teknik taping , terutama bermanfaat dalam kasus serat dan rambut. Sebuah strip pita perekat transparan diterapkan ke permukaan, dikelupaskan, dan ditempatkan di belakang kartu. "al ini memungkinkan sebuah catatan harus dibuat dari lokasi yang tepat dari jejak bukti. Penggunaan vakum adalah metode yang sangat berguna dari pengumpulan jejak. (KP ini dibagi menjadi grid yang lebih kecil untuk tujuan kemudahan dan dokumentasi. Hakum ini digunakan di setiap grid dengan filter yang berbeda setiap kali. Setiap individu penyaring kemudian dapat dikemas dan dianalisis secara terpisah, yang memungkinkan untuk lokasi jaringan yang tepat dari barang bukti yang akan dicatat. etode ini tidak setepat dengan teknik taping, tetapi sangat ideal untuk mengumpulkan partikulat. erikut adalah jenisjenis barang bukti yang mungkin ditemukan di tempat kejadian adalah8 • • • • • • • • • • •
bercak darah bercak mani 6ambut Serat dan benang Kaca ;at ;airan mudah terbakar Senjata #pi ukti alat penanda Substansisubstansi dan preparat medis atau obatobatan Ditanyai Dokumen Sidik jari laten
2.+ Penentuan 9aktu "emat%an Ber$asarkan Tan$a Past% "emat%an.
1?
Setelah terjadi kematian maka akan terdapat beberapa perubahan pada tubuh. Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau beberapa saat setelah meninggal atau beberapa menit kemudian, misalnya kerja jantung dan peredaran darah berhenti, pernafasan berhenti, refleks cahaya dan kornea mata hilang, kulit pucat dan relaksasi otot. Setelah beberapa *aktu timbul perubahan pasca mati yang jelas dan dapat digunakan untuk mendiagnosis kematian lebih pasti $termasuk lama *aktu kematian&. (andatanda tersebut antara lain 8
1. "ivor mortis $lebam mayat& +ebam mayat adalah perubahan *arna tubuh berupa *arna biru kemerahan setelah kematian akibat pengendapan darah yang tidak lagi dipompa melalui tubuh oleh jantung dan dipengaruhi oleh gaya gravitasi. +ebam mayat berkembang secara bertahap dan dimulai dengan timbulnya bercakbercak *arna keunguan dalam *aktu kurang dari setengah jam sesudah kematian dimana bercakbercak ini intensitasnya menjadi meningkat dan kemudian bergabung menjadi satu dalam beberapa jam kemudian yang pada akhirnya akan membuat *arna kulit menjadi gelap. Kadangkadang cabang pembuluh darah vena pecah sehingga terlihat bintikbintik perdarahan yang disebut tardieu spot , umumnya terjadi di ekstremitas distal pada korban gantung. +ebam mayat mulai terbentuk / menit sampai 1 jam setelah kematian somatis dan intensitas maksimal setelah 01' jam postmortem. Sebelum *aktu ini, lebam mayat masih dapat berpindahpindah jika posisi mayat diubah. Setelah 01' jam postmortem lebam mayat tidak akan menghilang dan dalam *aktu 2 hari lebam masih dapat berubah. Secara medikolegal yang terpenting dari lebam mayat ini adalah letak dari *arna lebam itu sendiri dan distribusinya. Perkembangan dari lebam mayat ini terlalu besar variasinya untuk digunakan sebagai indicator penentu saat kematian. sehingga lebih banyak digunakan untuk menentukan apakah sudah terjadi manipulasi pada posisi mayat. #! $igor mortis $kaku mayat& 6igor mortis merupakan tanda kematian yang disebabkan oleh perubahan
'/
kimia pada otot setelah terjadinya kematian, dimana tanda ini susah digerakkan dan dimanipulasi. Otototot tubuh a*alnya menjadi lembek setelah kematian. Dalam *aktu 1 jam setelah kematian, otototot dan sendi mulai terasa semakin kaku. Kelenturan otot dapat terjadi selama masih terdapat #(P yang menyebabkan serabut aktin dan miosin tetap lentur. ila cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku . Baktor yang mempengaruhi rigor mortis antara lain 8 • • • •
Suhu lingkungan Derajat aktifitas otot sebelum mati !mur Kelembapan
Semua otototot tubuh mulai kaku pada saat yang sama setelah kematian. 5amun, kaku lebih terlihat pada otototot kecil sebelum otototot besar. Kekakuan biasanya terlihat pertama di rahang, kemudian siku dan akhirnya lutut. (ubuh dikatakan dalam kekakuan lengkap atau penuh ketika rahang, siku dan lutut tidak dapat digerakkan. emperkirakan *aktu kematian dengan menggunakan rigor mortis akan memberikan petunjuk yang kasar, akan tetapi lebih baik daripada lebam mayat oleh karena progresifitasnya dapat ditentukan. 6igor mortis akan mulai muncul ' jam postmortem semakin bertambah hingga mencapai maksimal pada 1' jam postmortem. Kemudian secara bertahap akan menghilang sesuai dengan kemunculannya. Pada 1' jam setelah kekakuan maksimal $'2 jam postmortem& rigor mortis menghilang. %!
&lgor mortis $penurunan suhu& anusia memiliki panas badan yang tetap selama tubuhnya dalam keadaan
sehat dan tidak dipengaruhi oleh iklim sekitarnya. :ika seseorang mengalami kematian, maka produksi panas serta pengaturan panas di dalam tubuhnya berhenti. Dengan demikian sejak saat kematiannya manusia tidak lagi memiliki suhu tubuh tetap, oleh karena suhu badannya mengalami penurunan. Setelah korban mati, metabolisme yang memproduksi panas terhenti,
'1
sedangkan pengeluaran panas berlangsung terus sehingga suhu tubuh akan turun menuju suhu udara atau medium disekitarnya. Penurunan suhu pada saatsaat pertama kematian sangat lamban karena masih adanya proses glikogenolisis, tetapi beberapa saat kemudian suhu tubuh menurun dengan cepat. Setelah mendekati suhu lingkungan penurunan suhu tubuh lambat lagi. Penurunan ini disebabkan oleh adanya proses radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. etode ini tidak dianjurkan karena kesalahan sering terjadi apabila orang yang melakukan tidak ahli dalam bidangnya. Pemeriksaan suhu sering tidak akurat karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti suhu lingkungan. :ika suhu tubuh akan digunakan untuk membantu memperkirakan interval postmortem, suhu tubuh harus diambil sesegera mungkin setelah tubuh ditemukan dan suhu lingkungan harus dipertahankan dan juga diukur. Suhu tubuh harus diambil setidaknya dua kali, dengan jangka *aktu sekitar 1 jam antara pengukuran untuk lebih menentukan tingkat aktual dari pendinginan. Suhu rektal adalah pengukuran yang paling umum digunakan dari suhu inti tubuh. Pengukuran suhu oral atau aksila tidak valid.
2.
Pembusukan Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis
dan kerja bakteri. Proses autolisis terjadi sebagai akibat dari pengaruh enAim yang dilepaskan oleh selsel yang sudah mati. ulamula yang terkena ialah nucleoprotein yang terdapat pada kromatin dan sesudah itu sitoplasmanya. Seterusnya dinding sel akan mengalami kehancuran dan akibatnya jaringan akan menjadi lunak atau mencair. anyak variasi dari laju dan onset pembusukan. edia mayat memiliki peranan penting dalam kecepatan pembusukan mayat. enurut ;asper mayat yang dikubur ditanah umumnya membusuk 0< lebih lama dari pada mayat yang terdapat di udara terbuka. "al ini disebabkan suhu didalam tanah yang lebih rendah terutama dikubur ditempat yang lebih dalam, terlindung dari binatang dan insekta, dan rendahnya oksigen menghambat berkembang biaknya organisme aerobik.
''
2.- Penentuan 9aktu "emat%an Ber$asarkan !0ene Marker.
7nformasi dari kejadian yang tidak berhubungan dengan tubuh juga dapat berguna dalam memperkirakan *aktu kematian. isalnya, petunjuk dari sebuah rumah atau apartemen yang dapat menjelaskan kapan kematian terjadi. 1. '. . 2. 3. 4.
Seperti ketika surat atau koran yang tidak diambil. =mail atau sosial media terakhir yang dibuka +ampu, televisi dan atau alat elektronik lainnya yang menyala. akanan Pakaian yang dipakai (erakhir kali komputer diakses
BAB III ILU!T:A!I "A!U! ;#nt#h "asus./
Korban ditemukan dalam keadaan tergantung di Kusen jendela dengan posisi duduk di tempat tidur. Korban lakilaki, umur kurang lebih 1> tahun, panjang
'
badan 143 cm dalam keadaan telah meninggal. (idak ditemukan tandatanda kekerasan fisik lainnya selain jejas jerat akibat jeratan yang menjadi erat karena berat badan korban. Korban diperkirakan meninggal dunia antara pukul 1>.// sampai '/.// 7 tanggal 1 Bebuari '/12. Keadaan tersebut laAim terjadi pada peristi*a gantung diri. !ntuk mengetahui penyebab kematian pasti perlu dilakukan Otopsi. :enaAah diterima di 7nstalasi Borensik dan edikolegal 6S! Dr. Soetomo Surabaya tanggal 12 Bebuari '/12, pukul /?.23 7, dilakukan pemeriksaan luar pada tanggal 12 febuari '/12, pukul 1/.// 7 atas permintaan $SPH6& Polsekta (ambaksari.
Has%l Pemer%ksaan Luar
:enaAah lakilaki, umur 1> tahun, panjang badan 143 cm, berat badan 42 kg, kulit sa*o matang, dan keadaan giAi baik. :enaAah berlabel tetapi tidak bersegel. +ebam mayat pada ujung tangan, punggung dan jari % jari serta telapak kaki, tidak hilang derngan penekanan. Kaku mayat pada seluruh persendian, dan tidak didapatkan tanda % tanda pembusukan. Kepala8 ajah ber*arna kebiruan. ata
kanan
dan
kiri8
Perdarahan
bintikbintik
pada
selaput
lendir mata kiri. ulut 8 bibir atas dan ba*ah ber*arna kebiruan. +eher 8 ditemukan tali kabel di leher ber*arna biru muda dengan diameter nol koma empat sentimeter dengan simpul hidup sebanyak satu buah yang terletak sembilan sentimeter di ba*ah lubang telinga kiri. Pada kulit leher terdapat luka lecet ber*arna merah kecoklatan yang melingkari leher sepanjang tiga puluh tujuh sentimeter, lebar nol koma tujuh sentimeter, kedalaman nol koma lima sentimeter. Pada bagian depan jejas terletak di ba*ah jakun melingkar ke arah kanan sampai delapan sentimeter diba*ah telinga kanan dan menyerong kearah atas sampai lima koma lima sentimeter di ba*ah lubang telinga kiri.
'2
#nggota gerak atas 8 Kuku jari % jari ber*arna keunguan, telapak tangan pucat.
Pemer%ksaan T"P
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan (empat Kejadian perkara pada tanggal 12 Bebruari '/12 pukul /4.// 7, dengan hasil Korban lakilaki, umur lebih kurang 1> th, panjang badan 143 cm dalam keadaan telah meninggal. (idak ditemukan tandatanda kekerasan fisik lainnya selain jejas jerat akibat jeratan yang menjadi erat karena berat badan korban. Korban ditemukan dalam keadaan tergantung dalam posisi duduk di tempat tidur dengan tali terikat di kusen jendela Keadaan (KP tenang, dan ditemukan kabel "D7 yang sudah tidak digunakan menempel di dinding. (ali gantung terbuat dari kabel "D7 yang disimpul pada leher berupa simpul hidup terletak di ba*ah telinga kiri, sedangkan pada kusen jendela adalah simpul mati dengan satu buah lilitan. :arak antara simpul di kusen dan leher 4/ ;m sedangkan jarak antara kusen dan lantai 1// ;m. Korban terakhir terlihat pukul 14.// 7. Korban diperkirakan meninggal dunia antara pukul 1>.// 7 sampai '/.// 7 tanggal 1 Bebuari '/12. Pada (KP ditemukan komputer korban bermerk S#S!5C menyala dan terbuka beranda facebook korban yang terlihat update terakhir pukul 14./. Ditemukan handphone bermerk I7#O7
berisi panggilan tak terja*ab dari pukul 1>.// sampai
seterusnya. Ketika ditemukan korban masih mengenakan seragam S#. +ampu kamar dan pendingin ruangan korban masih menyala.
BAB I<
"E!IMPULAN
'3
Peranan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal dalam olah tempat kejadian perkara antara lain8 1. '. . 2. 3. 4.
elaksanakan prosedur medikolegal dan #spek hukum, elaksanakan Sistem pemeriksaan medikolegal yang sesuai elaksanakan olah (KP
embantu dalam pemeriksaan di (KP enentukan *aktu kematian berdasarkan tanda pasti kematian enentukan *aktu kematian berdasarkan scene marker
DA=TA: PU!TA"A
1. Surjit, S. Sejarah 7lmu Kedokteran Borensik. edan 8 alai Penerbit BK !niversitas Sumatera !tara. '///9 '8 2
'4
'. K!"#P. #vailable from8
http8))agribisnis.deptan.go.id)do*nload
)regulasi)undangundang)uuJ0J1?01.pdf . PP
5omor
30
(ahun
'/1/
#vailable
from
8
http8))***.scribd.com)doc) 002'113)akalah77Bor 2. Surjit, S. Perundanganundangan mengenai Prosedure Pemeriksaan Kehakiman
Proses Peradilan. edan8 7lmu Kedokteran
Borensik.'///9'8111? 3. #mir, #. Ketentuan hukum dalam 7lmu Kedokteran forensik. 6angkaian
7lmu
Kedokteran
Borensik.
edan8
Bakultas
Kedokteran !niversitas Sumatera !tara. '//>8 '8 '22 4. S. P. Carg, Karuna :ind*ani, Keshav Singh, Hidya Carg. 6ole of edical Doctor at Scene of ;rime. : 7ndian #cad Borensik ed. :anarch. '/18 38 '2'0 >. Di<
:,
Craham
.
(ime
of
Death,
Decomposition
and
7dentification an #tlas. ;6; press. '///. 311> 0. udiyanto #, idiatmaka , Sudiono S et all. 7lmu Kedokteran Borensik. :akarta 8 agian Kedokteran Borensik !niversitas 7ndonesia.1??>8 '8 '3/ ?. Pur*anti (, #puranto ". Kasus "anging Dengan Posisi Duduk ersandar
di
Kursi
Kedokteran
Sofa.
Forensik
:akarta8
dan
Departemen Medikolegal.
Ilmu Jurnal
Kedokteran Forensik Indonesia; 2014: 6 : 1-10 1/. Demirci S, Dogan K". Death Science 7nvestigation from the Hie*point
of
Borensic
edicine
=
Selcuk
!niversity9'/1'8481'/ 11. 6eno :, arcus D, 6obinson +. ;rime Scene 7nvestigation. !.S Departement of :ustice. '///81/ 1'. oldovan =. (he edicolegal Death 7nvestigator. #n =volution in ;rime Scene 7nvestigations 6elating to !ne
'>
1. Kirk, Paul. ;rime Scene and Physical =vidence #*areness. !5OD;.'//?8 14
'0