IV-18
BAB IV PEMBAHASAN
IV-21
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Gambar 4.2
Penyulang Murai Saat Ditempatkan Calon Sectionalizer
Sumber : PT PLN (Persero) Rayon A. Rivai Palembang
BAB IV
STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG MURAI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN
Umum
Pada bagian ini dilakukan analisa tingkat keandalan dari jaringan distribusi 20 kV penyulang Murai pada kondisi existing dan sesudah dilakukan perhitungan untuk menempatkan sectionalizer.
Dalam menganalisa tingkat keandalan penyulang Murai, dilakukan terlebih dahulu perhitungan tingkat keandalan pada penyulang Murai pada kondisi existing dan selanjutnya dilakukan perhitungan menggunakan metode FMEA untuk menentukan lokasi yang tepat untuk menempatkan sectionalizer. Setelah itu, dilakukan perhitungan kembali setelah ditempatkan sectionalizer dan kemudian membandingkan tingkat keandalan antara kedua kondisi tersebut.
Jaringan Distribusi Yang Akan Diamati
Untuk menghitung indeks keandalan sistem dari penyulang Murai, kita harus terlebih dahulu meninjau diagram satu garis dari penyulang tersebut dan mengetahui laju kegagalan dan waktu perbaikan masing- masing komponen. Untuk diagram satu garis dari penyulang Murai kondisi existing dapat dilihat pada gambar 4.1 . Laju kegagalan dan waktu perbaikan dari masing-masing peralatan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Data Keandalan Peralatan
Peralatan
Laju Kegagalan ( λ )
( Kegagalan/ Tahun )
Waktu Perbaikan ( r )
( Jam )
Circuit Breaker ( CB )
0,004
10
Transformator
0,005
10
Sectionalizer
0,003
10
Saluran
SUTM
SKTM
0,2
0,07
3
10
Sumber : SPLN 59 : 1985, Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV
Penyulang Murai Kondisi Existing
Gambar 4.1
Diagram Satu Garis Penyulang Murai
Keterangan : Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM )
Saluran Kabel Tegangan Menengah ( SKTM )
Data jumlah pelanggan dan beban total pada penyulang Murai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2
Data Jumlah Pelanggan dan Beban Total Penyulang Murai
Section
Titik
Kode
Pelanggan
Beban Total
Beban
Gardu
( kW )
A
1
538
203
120,5028
2
729
1
115,8091
3
651
1
106,0188
B
4
29
233
143,62025
C
5
59
109
65,5724
6
476
99
48,4551
7
442
246
140,14375
8
1510
1
71,75275
9
895
146
77,639
D
10
1226
1
106,1718
E
11
60
60
122,89895
F
12
1525
1
9,2752
13
1335
1
9,6475
14
151
264
167,43385
G
15
1524
1
208,71495
H
16
61
341
193,5144
I
17
1643
118
57,36395
18
87
179
102,4964
Lanjutan Tabel 4.2
J
19
768
106
47,77935
20
299
186
107,5131
21
1663
91
35,8445
22
359
231
140,9963
23
198
252
158,3771
24
148
119
57,22625
Sumber : PT PLN ( Persero ) Rayon A. Rivai Palembang
Asumsi- Asumsi Yang Digunakan
Ada ketentuan dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan keandalan antara lain :
Perhitungan dilakukan pada sistem distribusi tegangan menengah dengan konfigurasi radial.
Nilai keandalan pada sistem akan dibagi pada tiap-tiap section yang didasari pada switch yang ada. Keandalan pada setiap titik beban pada section tersebut adalah sama.
Data-data keandalan peralatan yang digunakan pada sistem berdasarkan SPLN 59 : 1985, Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV.
Perhitungan Keandalan Jaringan Distribusi Konfigurasi Radial
Perhitungan keandalan dengan konfigurasi radial yang dihitung secara seri dimulai dari circuit breaker sampai ke trafo distribusi pada titik bebannya. Perhitungan juga dilakukan dengan memperhatikan diagram satu garis dari sistem yang akan dihitung sehingga laju kegagalan dan waktu perbaikan untuk setiap titik beban dapat diketahui.
Dibawah ini akan dilakukan perhitungan pada 3 section pertama pada penyulang Murai sebagai contoh perhitungan dan perhitungan seluruhnya pada tiap-tiap section akan ditampilkan dalam tabel.
Perhitungan Keandalan Jaringan Distribusi Radial Pada Penyulang Murai Kondisi Existing
Section A
λA = λCB1 + λCB2 +λlp + λTA
= (0,004) + (0,004) + {( 0,07. 0,371 + 0,2 . 0,761 )} + (0,005)
= ( 0,004 ) + (0,004) + (0,02597) + ( 0,1522 ) + ( 0,005 )
= 0,19117 Kegagalan / Tahun
rA = (λCB1.rCB1 + λCB2.rCB2 +λlp.rlp + λTA.rTA) / λA
= [(0,004)(10) + (0,004)(10) + {(0,02597)(10) + (0,1522)(3)} + (0,005)(10)] / 0,19117
= (0,04 + 0,04 + ( 0,2597 + 0,4566 ) + 0,05) / 0,19117
= 4.426949835 Jam
Section B
λB= λCB1+3λCB2+λlp+λTBλB = λCB1 +2 λCB2 +λlp + λTB
= (0,004) + 2(0,004) + {( 0,07. 0,371 + 0,2 . 0,761 )} + (0,005)
= ( 0,004 ) + (0,008) + (0,02597) + ( 0,1522 ) + ( 0,005 )
= 0,19517 Kegagalan / Tahun
rB = (λCB1.rCB1 + 2λCB2.rCB2 +λlp.rlp + λTB.rTB) / λB
= [(0,004)(10) + 2(0,004)(10) + {(0,02597)(10) + (0,1522)(3)} + (0,005)(10)] / 0,19517
= (0,04 + 0,08 + ( 0,2597 + 0,4566 ) + 0,05) / 0,19517
= 4,54116924 Jam
Section C
λB= λCB1+3λCB2+λlp+λTBλC = λCB1 +2 λCB2 +λlp + λTC + λSec
= (0,004) + 2(0,004) + {( 0,07. 0,521 + 0,2 . 2,296 )} + (0,005) + (0,003)
= ( 0,004 ) + (0,008) + (0,03647) + ( 0,4592 ) + ( 0,005 ) + (0,003)
= 0,51567 Kegagalan / Tahun
RC = (λCB1.rCB1 + 2λCB2.rCB2 +λlp.rlp + λTC.rTC + λSec.rSec ) / λC
= [(0,004)(10) + 2(0,004)(10) + {(0,03647)(10) + (0,4592)(3)} + (0,005)(10) + (0,003)(10)] / 0,51567
= (0,04 + 0,08 + ( 0,3647 + 1,3776 ) + 0,05 + 0,03) / 0,51567
= 3,76655613 Jam
Untuk selanjutnya, perhitungan keandalan pada penyulang Murai kondisi existing dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Data Laju Kegagalan, Waktu Perbaikan, dan Ketaktersediaan Titik Beban Pada Penyulang Murai Kondisi Existing
Titik Beban
Jumlah Pelanggan
Indeks Keandalan Dasar
λ (Kegagalan / Tahun)
r (Jam)
U (Kegagalan.Jam / Tahun
LP1
203
0.19117
4.426949835
0.8463
LP2
1
0.19117
4.426949835
0.8463
LP3
1
0.19117
4.426949835
0.8463
LP4
233
0.19517
4.541169237
0.8863
LP5
109
0.51567
3.766556131
1.9423
LP6
99
0.51567
3.766556131
1.9423
LP7
246
0.51567
3.766556131
1.9423
LP8
1
0.51567
3.766556131
1.9423
LP9
146
0.51567
3.766556131
1.9423
LP10
1
0.67427
3.775193913
2.5455
LP11
60
0.67827
3.811903814
2.5855
LP12
1
1.0841
3.566276174
3.8662
LP13
1
1.0841
3.566276174
3.8662
LP14
264
1.0841
3.566276174
3.8662
LP15
1
1.08879
3.593989658
3.9131
LP16
341
1.09279
3.617437934
3.9531
LP17
118
1.29422
3.548546615
4.5926
Lanjutan Tabel 4.3
Titik Beban
Jumlah Pelanggan
Indeks Keandalan Dasar
λ (Kegagalan / Tahun)
r (Jam)
U (Kegagalan.Jam / Tahun
LP18
179
1.29422
3.548546615
4.5926
LP19
106
1.70668
3.432629433
5.8584
LP20
186
1.70668
3.432629433
5.8584
LP21
91
1.70668
3.432629433
5.8584
LP22
231
1.70668
3.432629433
5.8584
LP23
252
1.70668
3.432629433
5.8584
LP24
119
1.70668
3.432629433
5.8584
Adapun data total gangguan dan lama gangguan pada pelanggan dalam kondisi existing dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Data Total Gangguan Dan Lama Gangguan Pada Pelanggan Kondisi Existing
Section
Titik Beban
Jumlah
Jumlah Pelanggan
NLP.λlp
NLP.ULP
NLP.λlp
NLP.ULP
Pelanggan
A
LP1
203
205
38.8075
171.799
39.18985
173.4915
LP2
1
0.19117
0.8463
LP3
1
0.19117
0.8463
B
LP4
233
438
44.5426
197.188
84.66446
379.9994
C
LP5
109
1039
55.881
208.441
394.5821
1547.322
LP6
99
50.7543
189.318
LP7
246
126.117
470.426
LP8
1
0.51267
1.9123
LP9
146
74.8498
279.196
D
LP10
1
1040
0.66827
2.4855
395.2564
1549.867
E
LP11
60
1100
40.0962
149.13
435.9526
1704.997
F
LP12
1
1366
0.78627
2.80429
724.3232
2733.406
LP13
1
0.78627
2.80429
LP14
264
207.575
740.333
Lanjutan Tabel 4.4
Section
Titik Beban
Jumlah
Jumlah Pelanggan
NLP.λlp
NLP.ULP
NLP.λlp
NLP.ULP
G
LP15
1
1367
0.79096
2.85119
725.412
2737.32
H
LP16
341
1708
268.118
956.263
1098.053
4085.327
I
LP17
118
2005
134.9
475.257
1482.437
5449.329
LP18
179
204.636
720.94
J
LP19
106
2990
179.212
604.03
3163.517
11219.85
LP20
186
314.466
1059.9
LP21
91
153.852
518.554
LP22
231
390.547
1316.33
LP23
252
426.051
1436
LP24
119
201.191
678.11
Adapun data perhitungan indeks keandalan sistem pada penyulang Murai dalam kondisi existing dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Perhitungan Indeks Keandalan Sistem Pada Penyulang Murai Kondisi Existing
Section
Total
SAIFI
SAIDI
CAIDI
A
0.19117
0.8463
4.42695
B
0.132979
0.867579
4.488299
C
0.3797711
1.489241
3.921419
D
0.3800542
1.490257
3.921169
E
0.3963205
1.549997
3.910969
F
0.5302512
2.0013
3.773739
G
0.5306598
2.002428
3.773469
H
0.6428884
2.391877
3.720517
I
0.7393699
2.71787
3.675927
J
1.0580323
3.752459
3.54664
Penentuan Lokasi Sectionalizer
Tugas akhir ini menggunakan metode Failure Modes And Effects Analysis (FMEA) dengan mengasumsikan sebuah kegagalan, lalu mengidentifikasi kegagalan tersebut, dan menganalisa bagaimana pengaruh kegagalan tersebut. Pada metode ini dilakukan analisa mode kegagalan yang dilihat pengaruhnya terhadap keseluruhan sistem. Dengan menggunakan metode ini maka dapat diketahui daerah-daerah mana pada jaringan yang perlu diperbaiki keandalannya.
Untuk mengevaluasi keandalan sistem distribusi didasarkan pada bagaimana suatu kegagalan dari suatu peralatan yang mempengaruhi operasi sistem. Pengaruh dari gangguan individual peralatan secara sistematis diidentifikasi dengan penganalisaan apa yang terjadi jika gangguan terjadi. Selanjutnya setiap mode kegagalan didaftarkan pada FMEA worksheet. Kemudian masing-masing kegagalan peralatan dianalisa dari semua titik beban/ load point. FMEA worksheet penyulang Murai dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk menentukan lokasi sectionalizer yang tepat, maka perhitungan dilakukan dengan menempatkan calon lokasi sectionalizer disetiap titik beban seperti pada gambar 4.2 dibawah :
Penyulang Murai Setelah Ditempatkan Calon Lokasi Penempatan Sectionalizer
Gambar 4.2
Diagram Satu Garis Penyulang Murai
Keterangan : Calon Peletakkan Sectionalizer
Penempatan Sectionalizer Pada Penyulang Murai
Dengan menggunakan pehitungan metode FMEA pada penambahan sectionalizer, maka diperoleh nilai indeks keandalan sistem untuk tiap- tiap calon lokasi sectionalizer seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.6
Nilai Indeks Keandalan Berdasarkan Lokasi Sectionalizer
Titik Sectionalizer
Indeks Keandalan Sistem
SAIFI
SAIDI
CAIDI
TS1 + SSO1
1.51698
4.55612496
3.00341795
TS1 + SSO2
1.51698
4.834041979
3.18662209
TS1 + SSO3
1.51698
4.848255609
3.19599178
TS1 + SSO4
1.51698
4.848294498
3.19601742
TS1 + SSO5
1.51698
4.53191744
2.98746024
TS1 + SSO6
1.51698
4.388145196
2.89268494
TS1 + SSO7
1.51698
4.42677331
2.91814876
TS1 + SSO8
1.51698
4.329050567
2.85372949
TS1 + SSO9
1.51698
4.495005783
2.96312791
TS1 + SSO10
1.51698
4.332534294
2.85602598
TS1 + SSO11
1.51698
4.324168207
2.85051102
TS1 + SSO12
1.51698
4.400046067
2.90053004
TS1 + SSO13
1.51698
3.983305053
2.6258125
TS1 + SSO14
1.51698
4.353102702
2.86958477
TS1 + SSO15
1.51698
3.99337287
2.63244925
TS1 + SSO16
1.51698
4.29456798
2.83099842
TS1 + SSO17
1.51698
4.29853421
2.83361297
TS1 + SSO18
1.51698
4.275071618
2.81814633
TS1 + SSO19
1.51698
4.331451652
2.8553123
TS1 + SSO20
1.51698
4.23342571
2.79069316
TS1 + SSO21
1.51698
4.128103022
2.72126397
TS1 + SSO22
1.51698
4.119182986
2.71538385
TS1 + SSO23
1.51698
4.94671192
3.26089462
TS1 + SSO24
1.51698
4.327581433
2.85276103
TS1 + SSO25
1.51698
4.331704425
2.85547893
TS1 + SSO26
1.51698
4.364144868
2.87686381
TS1 + SSO27
1.51698
5.000969953
3.29666176
Lanjutan Tabel 4.6
Titik Sectionalizer
Indeks Keandalan Sistem
SAIFI
SAIDI
CAIDI
TS1 + SSO28
1.51698
5.02029283
3.309399484
TS1 + SSO29
1.51698
5.135101078
3.385081595
TS1 + SSO30
1.51698
5.06922823
3.341657919
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa lokasi yang paling baik untuk penempatan sectionalizer adalah pada lokasi SSO5, SSO13, SSO18, dan SSO22 seperti yang terlihat pada gambar 4.3. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada indeks keandalan CAIDI terkecil pada setiap percabangan, panjang saluran jaringan distribusi dan banyaknya pelanggan pada section yang dipilih. Efisiensi penempatan sectionalizer juga perlu diperhatikan agar pemasangan sectionalizer dapat berpengaruh besar pada keandalan sistem.
Penyulang Murai Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Gambar 4.3
Diagram Satu Garis Penyulang Murai
Keterangan : Calon Peletakkan Sectionalizer
Penempatan Sectionalizer
Perhitungan Keandalan Jaringan Distribusi Radial Pada Penyulang Murai Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Section A
λA = λCB1 + λCB2 +λlp + λTA
= (0,004) + (0,004) + {( 0,07. 0,371 + 0,2 . 0,761 )} + (0,005)
= ( 0,004 ) + (0,004) + (0,02597) + ( 0,1522 ) + ( 0,005 )
= 0,19117 Kegagalan / Tahun
rA = (λCB1.rCB1 + λCB2.rCB2 +λlp.rlp + λTA.rTA) / λA
= [(0,004)(10) + (0,004)(10) + {(0,02597)(10) + (0,1522)(3)} + (0,005)(10)] / 0,19117
= (0,04 + 0,04 + ( 0,2597 + 0,4566 ) + 0,05) / 0,19117
= 4.426949835 Jam
Section B
λB= λCB1+3λCB2+λlp+λTBλB = λCB1 +2 λCB2 +λlp + λTB
= (0,004) + 2(0,004) + {( 0,07. 0,371 + 0,2 . 0,761 )} + (0,005)
= ( 0,004 ) + (0,008) + (0,02597) + ( 0,1522 ) + ( 0,005 )
= 0,19517 Kegagalan / Tahun
rB = (λCB1.rCB1 + 2λCB2.rCB2 +λlp.rlp + λTB.rTB) / λB
= [(0,004)(10) + 2(0,004)(10) + {(0,02597)(10) + (0,1522)(3)} + (0,005)(10)] / 0,19517
= (0,04 + 0,08 + ( 0,2597 + 0,4566 ) + 0,05) / 0,19517
= 4,54116924 Jam
Section C
λB= λCB1+3λCB2+λlp+λTBλC = λCB1 +2 λCB2 +λlp + λTC + λSec
= (0,004) + 2(0,004) + {( 0,07. 0,521 + 0,2 . 2,296 )} + (0,005) + (0,003)
= ( 0,004 ) + (0,008) + (0,03647) + ( 0,4592 ) + ( 0,005 ) + (0,003)
= 0,51567 Kegagalan / Tahun
RC = (λCB1.rCB1 + 2λCB2.rCB2 +λlp.rlp + λTC.rTC + λSec.rSec ) / λC
= [(0,004)(10) + 2(0,004)(10) + {(0,03647)(10) + (0,4592)(3)} + (0,005)(10) + (0,003)(10)] / 0,51567
= (0,04 + 0,08 + ( 0,3647 + 1,3776 ) + 0,05 + 0,03) / 0,51567
= 3,76655613 Jam
Untuk selanjutnya, perhitungan keandalan pada penyulang Murai setelah ditempatkan sectionalizer dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Data Laju Kegagalan, Waktu Perbaikan, dan Ketaktersediaan Titik Beban Pada Penyulang Murai Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Section
Titik Beban
Indeks Keandalan Dasar
Laju Kegagalan λ (Kegagalan / Tahun)
Waktu Perbaikan r (Jam)
Ketaktersediaan U (Kegagalan.Jam/Tahun)
A
LP1 – LP3
0.19117
4.426949835
0.8463
B
LP4
0.19517
4.541169237
0.8863
C
LP5 – LP9
0.51567
3.766556131
1.9423
D
LP 10 & LP12
0.73867
3.783421555
2.7947
E
LP11
0.67827
3.811903814
2.5855
F
LP13 – LP15
1.08676
3.58202363
3.8928
G
LP16
1.09076
3.605559426
3.9328
H
LP17 – LP18
1.22042
3.533620962
4.3125017
I
LP19 – LP24
1.70668
3.432629433
5.8584
Adapun tabel 4.8 perhitungan indeks keandalan sistem pada penyulang Murai setelah ditempatkan sectionalizer dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.8
Perhitungan Indeks Keandalan Sistem Pada Penyulang Murai Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Section
Titik Beban
Jumlah Pelanggan (Nlp)
Total Pelanggan (ΣNlp)
Nlp.λlp
Ulp.λlp
ΣNlp.λlp
ΣUlp.λlp
A
LP1
203
205
38.80751
171.7989
39.18985
173.4915
LP2
1
0.19117
0.8463
LP3
1
0.19117
0.8463
B
LP4
233
438
45.47461
206.5079
84.66446
379.9994
C
LP5
109
1039
56.20803
211.7107
394.58213
1547.3217
LP6
99
51.05133
192.2877
LP7
246
126.8548
477.8058
Lanjutan Tabel 4.8
Section
Titik Beban
Jumlah Pelanggan (Nlp)
Total Pelanggan (ΣNlp)
Nlp.λlp
Ulp.λlp
ΣNlp.λlp
ΣUlp.λlp
C
LP8
1
1039
0.51567
1.9423
394.58213
1547.3217
LP9
146
75.28782
283.5758
D
LP10
1
1041
0.73867
2.7947
436.017
1705.2464
LP11
60
40.6962
155.13
E
LP12
1
1101
0.73867
2.7947
436.75567
1708.0411
F
LP13
1
1367
1.08676
3.8928
725.83383
2743.5259
LP14
264
286.9046
1027.699
LP15
1
1.08676
3.8928
G
LP16
341
1708
371.9492
1341.085
1097.78299
4084.6107
H
LP17
118
2111
144.0096
508.8752
1641.15581
5986.414103
LP18
179
218.4552
771.9378
LP19
106
180.9081
620.9904
I
LP20
186
2990
317.4425
1089.662
3141.32753
11135.9477
LP21
91
155.3079
533.1144
LP22
231
394.2431
1353.29
LP23
252
430.0834
1476.317
LP24
119
203.0949
697.1496
Adapun tabel 4.9 perhitungan indeks keandalan sistem pada penyulang Murai setelah ditempatkan sectionalizer.
Tabel 4.9
Perhitungan Indeks Keandalan Sistem Pada Penyulang Murai Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Section
SAIFI
SAIDI
CAIDI
A
0.19117
0.8463
4.42695
B
0.193298
0.867579
4.488299
C
0.379771
1.489241
3.921419
D
0.418844
1.638085
3.910963
E
0.39669
1.551354
3.910747
F
0.530968
2.006968
3.779826
G
0.64273
2.391458
3.720782
H
0.777431
2.835819
3.647682
I
1.050611
3.724397
3.544981
Perbandingan Indeks Keandalan Sistem Pada Penyulang Murai Kondisi Existing Dan Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Tabel 4.10
Perbandingan Indeks Keandalan Penyulang Murai Pada Kondisi Existing, Dan Setelah Ditempatkan Sectionalizer
Kondisi Existing
Kondisi Setelah dipasang Sectionalizer
Section
SAIFI
SAIDI
CAIDI
Section
SAIFI
SAIDI
CAIDI
A
0.19117
0.8463
4.42695
A
0.19117
0.8463
4.42695
B
0.19330
0.86758
4.48829
B
0.19330
0.86758
4.48830
C
0.37977
1.48924
3.92141
C
0.37977
1.48924
3.92142
D1
0.38005
1.49026
3.92117
D
0.41884
1.63808
3.91096
D2
0.39632
1.55000
3.91097
E
0.53025
2.00103
3.77374
E
0.39669
1.55135
3.91075
F
0.53066
2.00243
3.77335
F
0.53097
2.00697
3.77983
G
0.64289
2.39188
3.72052
G
0.64273
2.39146
3.72078
H
0.73937
2.71787
3.67593
H
0.77743
2.83582
3.64768
I
1.05803
3.75246
3.54664
I
1.05061
3.72440
3.54498
Analisa Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, telihat bahwa penyulang Murai pada kondisi existing ( sudah terpasang 4 sectionalizer sebelumnya ) memiliki frekuensi gangguan rata-ratanya (SAIFI) sebesar 1,05803 kali/tahun dan lama gangguan rata-ratanya (SAIDI) sebesar 3,75246 jam/tahun.
Setelah melakukan perhitungan untuk menentukan lokasi sectionalizer yang tepat pada penyulang Murai dengan menggunakan metode FMEA, didapatkan 4 lokasi yang lebih efissien dipasang sectionalizer. Setelah melakukan perhitungan dengan peletakkan yang telah dihitung pada jaringan distribusi, maka nilai frekuensi gangguan rata-ratanya (SAIFI) sebesar 1,05061 kali/tahun dan lama gangguan rata-ratanya (SAIDI) sebesar 3,72440 jam/tahun. Jika hasil ini dibandingkan dengan kondisi existing, nilai frekuensi gangguan rata-ratanya (SAIFI) mengalami penurunan sebesar 6,504631% ( dari 1,05803 kali/tahun menjadi 1,05061 kali/tahun). Dari hasil tersebut terbukti bahwa dengan adanya sectionalizer dan penempatan yang efisien pada jaringan distribusi dapat meningkatkan keandalan sistem.