Di dalam dunia bisnis selalu terdapat paradigma : value vs price, nilai jasa atau produk versus harga. Di dalam terminologi bisnis terdapat dua pilihan : best value atau best price. Best value (nilai terbaik) berarti Klien memilih kualitas desain dengan mengutamakan kekuatan kenyamanan, nuansa dan estetika setelah segala hal yang berkaitan dengan yang fungsional dan teknikal terselesaikan. Best price (harga terbaik biasanya diasumsikan : yang termurah) berarti Klien memilih kualitas desain dengan mengutamakan kepedulian terhadap harga. Sering hal-hal yang fungsional dan teknikal dikorbankan demi mencapai pembiayaan yang dapat ditekan.
[ LINGKUP KERJA ARSITEK ]
Dengan alasan cukup banyak permintaan terhad ap best price ini, kemudian banyak Arsitek membuat paket-paket gambar kerja untuk mensiasatinya. mensiasatinya. Biasanya paket-paket ini diklasifikasikan sebagai berikut : 1.
Gambar Ke Kerja Le Lengkap a. Rencan Rencana a Tapak apak b. Denah c. Tampak d. Poto Potong ngan an e. Potonga Potongan n Prinsip Prinsip (Wall (Wall Secti Section) on) f. Renc Rencan ana a Pola Pola Lan Lanta taii g. Renc Rencan ana a Plaf Plafon on h. Renc Rencan ana a Ata Atap p i. Rencana Rencana dan dan Dafta Daftarr Kosen Kosen Pintu Pintu dan dan Jendel Jendela a j. Detail Ruang Parsial k. Deta Detail il Arsi Arsitek tektu tural ral l. Renc Rencan ana a Tit Titik ik Lamp Lampu u m. Rencana Mekanikal Mekanikal dan Elektrikal Elektrikal
C-02
n. o. p. q. r. s. t. u. v. w. x. y. z.
Potongan Mekanikal dan Elektrikal Detail Mekanikal dan Elektrikal Rencana Plumbing Rencana Landscape Potongan landscape Detail Landscape Daftar Finishing dan Hardware (bahan dan warna) Gambar Struktur Perhitungan Struktur Pencitraan Tiga Dimensi atau Animasi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Daftar Bill of Quantity (BQ) Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
menangani : a. Jadwal kerja projek b. Rencana Anggaran Biaya (RAB) c. Bill of Quantity (BQ) d. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) 2.
Gambar Kerja Standar a. Denah b. Tampak c. Poto ng an d. Potongan Prinsip (Wall Section) e. Rencana Pola Lantai f. Rencana Plafon g. Rencana Atap h. Rencana dan Daftar Kosen Pintu dan Jendela i. Detail Ruang Parsial j. Detail Arsitektural k. Rencana Titik Lampu l. Rencana Mekanikal dan Elektrikal m. Potongan Mekanikal dan Elektrikal n. Detail Mekanikal dan Elektrikal o. Rencana Plumbing p. Gambar Struktur q. Perhitungan Struktur r. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) s. Daftar Bill of Quantity (BQ)
3.
Gambar Kerja Arsitektur a. Denah b . Tampak c . Poto ng an d. Potongan Prinsip (Wall Section) e. Rencana Pola Lantai f. Rencana Plafon
Semakin rumit pekerjaan desain suatu projek, maka tidak menutup kemungkinan pihak Arsitek menggandeng konsultan lain untuk bekerja sama dengannya. Konsultan-konsultan yang mungkin bekerja sama dengan Arsitek, antara lain : 1. Konsultan Struktur, menangani : a. Gambar Struktur b. Perhitungan Struktur 2. Konsultan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing, menangani : a. Gambar Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (ME&P) b. Perhitungan ME&P 3. Konsultan Landscape, menangani : a. Gambar landscape (tata ruang luar) 4. Konsultan Manajemen Proyek dan Estimator,
C 03
C 04
g. h. i. j. k. l. m. n. 4.
5.
6.
C 05
Rencana Atap Rencana dan Daftar Kosen Pintu dan Jendela Detail Ruang Parsial Detail Arsitektural Rencana Titik Lampu Rencana Plumbing Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Daftar Bill of Quantity (BQ)
Gambar Kerja Sederhana a. Denah b . Tampa k c. Po ton ga n d. Rencana Pola Lantai e. Rencana Plafon f. Renc ana A tap g. Rencana dan Daftar Kosen Pintu dan Jendela h. Detail Arsitektural i. Rencana Titik Lampu j. Rencana Plumbing Gambar Kerja Minimum a. Denah b . Tampa k c. Po ton ga n d. Rencana Atap e. Rencana dan Daftar Kosen Pintu dan Jendela f. DetailArsitektural g. Rencana Titik Lampu h. Rencana Plumbing
Gambar Kerja Seadanya a. Denah
b. Tampak c. Poto ng an d. Rencana Atap Adapun penjabaran istilah secara sederhana di dalam pekerjaan arsitektural (desain) adalah sebagai berikut : 1.
Konsep Merupakan hasil kerja pra gambar kerja, berisi gambargambar skematis tata letak ruang, muka bangunan dan sistem yang akan diterapkan di dalam bangunan. Idealnya konsep dibangun dari hasil diskusi yang matang antara Arsitek dan Klien.
2.
Rencana Tapak Merupakan proyeksi yang menggambarkan interaksi antara bangunan (lantai dasar), tapak, dan lingkungan.
3.
Denah Merupakan proyeksi tata letak dan konfigurasi ruang tiap tingkat lantai di dalam perancangan suatu bangunan.
4.
Tampak Merupakan proyeksi dari sisi badan bangunan.
5.
Potongan Merupakan proyeksi yang memotong badan bangunan (membujur atau melintang), biasanya sejajar dengan sisi badan bangunan.
6.
Potongan Prinsip (Wall Section) Merupakan detail dinding luar bangunan dari tingkat terendah sampai titik tertinggi dinding terluar. Biasanya gambar Potongan Prinsip memberikan informasi yang
C 06
terendah sampai titik tertinggi dinding terluar. Biasanya gambar Potongan Prinsip memberikan informasi yang berkaitan dengan fasade bangunan. 7.
Rencana Pola Lantai Merupakan gambar denah yang disertai dengan pola lantai dan keterangan jenis material lantai yang digunakan.
8.
Rencana Plafon Merupakan gambar denah yang disertai dengan proyeksi pencerminan (reflected) terhadap pola plafon dengan segala perlengkapannya, misalnya kornis (cornice).
9.
Rencana Atap Merupakan proyeksi bentuk, konfigurasi, dan bahan penutup atap dari atas.
10.
Rencana dan Daftar Kosen Pintu dan Jendela Merupakan gambar denah yang disertai dengan gambar dan penanda jenis pintu dan jendela, serta gambargambar pintu dan jendela spesifik yang sesuai dengan penanda yang ada pada gambar rencana (denah).
11.
12 .
C 07
Detail Rua ng Pa rsial Merupakan denah, tampak, dan potongan ruang tunggal tanpa melibatkan ruang-ruang lainnya. Biasanya detail ruang parsial digunakan untuk desain ruang yang spesifik dan membutuhkan penyelesaian desain yang presisi karena memiliki elemen pembentuk ruang yang cukup kompleks. Detail Ar site ktur al Merupakan pembesaran elemen-elemen gambar
(perbandingan skala menjadi lebih kecil) supaya informasi dan dimensi dapat tersaji lebih jelas. Untuk gambargambar berskala makro, elemen-elemen desain yang berdimensi kecil tidak dapat ditangkap dimensinya secara jela s, maka ele men- elem en yang ing in disa jika n informasinya secara lebih lengkap diberi penanda sebagai referensi gambar elemen yang ingin diperbesar (blowup). 1 3.
Re nca na Titik Lampu Merupakan gambar denah yang disertai lokasi penempatan lampu, saklar, stop-kontak, papan sirkuit, dan meter listrik. Titik lampu sederhana biasanya disatukan dengan rencana plafon, namun bila titik lampu tidak semata-mata hanya terletak di plafon, melainkan di banyak tempat (di dinding, di lantai, dan sebagainya), maka dibutuhkan gambar tersendiri yang terpisah dari rencana plafon.
14.
Rencana Mekanikal dan Elektrikal Merupakan gambar denah yang disertai dengan lokasi penempatan elemen-elemen elektrikal dan mekanikal, seperti elemen pengkondisi udara (AC), penangkal petir, sistem keamanan bangunan dan otomasi bangunan. Idealnya gambar-gambar yang berkaitan dengan mekanikal dan elektrikal (ME) ditangan i oleh ahli ME.
15.
Potongan Mekanikal dan Elektrikal Merupakan gambar potongan bangunan yang disertai dengan gambar skematis sistem mekanikal dan elektrikal (ME). Hal ini penting dilakukan supaya desain sistem ME tidak mengganggu desain arsitektur, seperti misalnya ada Klien yang menginginkan kabel koaksial penangkal petir berada di dalam bangunan, sementara yang lain
C 08
menginginkan kabel koaksial berada di luar bangunan (exposed) dan menjadi salah satu elemen estetika.
16.
17.
18 .
C 09
Detail Mekanikal dan Elektrikal Merupakan pembesaran elemen-elemen gambar ME yang membutuhkan penanganan instalasi secara khusus, seperti misalnya penanganan instalasi penangkal listrik advance di mana perlengkapannya lebih rumit (dan tentunya lebih mahal) dibandingkan dengan sistem penangkal petir biasa. Sistem transportasi mekanis (elevator, lift, travelator, conveyor, dan sebagainya) termasuk di dalam gambar detail ME ini. Rencana Plumbing Merupakan gambar denah yang disertai dengan gambar skematik sistem pemipaan bangunan dan segala perlengkapannya. Sistem pemipaan bangunan memiliki dua jenis, yaitu pemipaan air bersih dan pemipaan air kotor. Sistem pemipaan air bersih memiliki dua jenis, yaitu untuk air biasa (dingin) dan air panas. Sementara perlengkapan sistem pemipaan adalah sumur (atau titik meter PAM), tangki air, sistem pemanas, sumur resapan, septic tank, bak kontrol, dan jalur pembuangan lingkungan. Ren can a La nd scap e Merupakan gambar denah lahan yang disertai oleh elemen-elemen tata ruang luar. Elemen-elemen ini dapat berupa konfigurasi taman (hardscape dan softscape), kolam renang, gazebo, dan sebagainya. Titik-titik ME yang diperlukan juga tergambar di dalamnya. Idealnya gambar-gambar yang berkaitan dengan landscape ditangani oleh Ahli Landscape atau Arsitek Landscape.
1 9.
Pot on gan Lan dsc ape Merupakan proyeksi memotong (melintang atau membujur) dari tata ruang luar. Gambar potongan ini menunjukkan elevasi (tinggi rendahnya) kontur lahan dan elemen-elemen landscape yang terdapat di dalam gambar rencana landscape.
20.
Detail Landscape Merupakan pembesaran elemen-elemen gambar landscape (perbandingan skala menjadi lebih kecil) supaya informasi dan dimensi dapat tersaji lebih jelas.
21.
Daftar Finishing dan Hardware (bahan dan warna) Merupakan tabel daftar penyelesaian (finishing), tekstur, dan warna tiap elemen bangunan. Untuk daftar hardware berisi perlengkapan pintu, jendela, kamar mandi, keran, drainase (floor drain, roof drain, talang air), dan ME.
22.
Gambar Struktur Merupakan gambar-gambar yang berisi informasi mengenai elemen-elemen struktural (penunjang kekuatan) bangunan, seperti pondasi, pembetonan, rangka kayu, rangka baja, angkur antar elemen, dan sebagainya.
23.
Perhitungan Struktur Secara ideal, gambar struktur tidak begitu saja tersaji, ada logika sistem struktur yang melahirkan gambar-gambar struktur. Logika sistem struktur ini merupakan perhitungan struktur dengan rumus-rumus yang terus berkembang setara dengan kemajuan teknologi bahan bangunan. Semakin rumit suatu sistem struktur dibangun, maka semakin rumit pulalah model perhitungan struktur yang diterapkan. Idealnya perhitungan struktur
C 10
ini dilakukan oleh ahli struktur (teknik sipil). 24.
25.
26.
C 11
Pencitraan Tiga Dimensi atau Animasi Merupakan penggambaran secara tiga dimensi, terkadang secara fotografik, untuk memberikan pandangan kepada Klien bagaimana wajah suatu bangunan kelak bila sudah dibangun. Pencitraan ini dapat berupa sketsa tangan maupun hasil dari komputer grafis dan animasi. Pencitraan bergerak (animasi) amat jarang dilakukan karena memerlukan biaya yang tinggi dibandingkan pencitraan statis (gambar diam). Biasanya animasi digunakan untuk proyek-proyek bisnis berskala besar yang memiliki prestis tersendiri, untuk menciptakan image yang berkelas. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Merupakan prediksi besaran anggaran yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu bangunan. Isi RAB biasanya terinci, yang kemudian pada bagian akhirnya terdapat ringkasan perhitungan dari perhitungan terinci sebelumnya. RAB berguna sebagai panduan jika Klien hendak melakukan tender projek untuk memilih Kontraktor yang akan dipercaya mengerjakan projek. Harga-harga bahan bangunan dan pekerja yang tercantum di dalam RAB adalah sesuai dengan harga di pasaran. Daftar Bill of Quantity (BQ) Pada prinsipnya daftar elemen bangunan yang ada di BQ adalah sama dengan yang ada di RAB, namun di dalam BQ tidak dicantumkan nilai harga (bahan bangunan dan pekerja) seperti yang ada di dalam RAB, dengan kata lain BQ merupakan RAB kosong. BQ nantinya akan diisi oleh para kontraktor yang mengikuti tender dan menjadi RAB
Kontraktor. RAB para Kontraktor inilah yang nantinya menjadi acuan pemilihan dan dibandingkan dari RAB Arsitek. Idealnya Kontraktor yang dipilih memiliki RAB yang mendekati RAB Arsitek. 27.
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Perupakan petunjuk cara pengerjaan (konstruksi dan instalasi) bahan bangunan, termasuk penanganannya. Klien berhak mengklaim pekerjaan Kontraktor yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang terdapat di dalam RKS.
Selain gambar kerja, masih ada pelayanan lain dari Arsitek, yaitu pengawasan lapangan. Pengawasan lapangan diperlukan agar terjadi kontrol antara gambar kerja dengan proses pembangunan (konstruksi). Kontrol ini diperlukan agar tidak terjadi salah persepsi antara para pekerja lapangan atau Kontraktor dengan gambar kerja yang tersedia. Sering pula terjadi Kontraktor atau Mandor memiliki inisiatif sendiri untuk mengubah gambar kerja, sehingga hasilnya akan berbeda dengan yang ada di dalam gambar kerja. Untuk projek-projek yang melibatkan aspek sosial dan ekologis, dibutuhkan adanya hasil analisa mengenai dampak lingkungan dan analisa mengenai dampak sosial. Hasil analisa ini, idealnya, harus disampaikan kepada masyarakat dan Pemerintah agar masyarakat dan Pemerintah dapat mengkaji pengaruh suatu projek bagi konstelasi sosial dan ekologis. Idealnya pengkajian ini melibatkan perwakilan masyarakat dari berbagai bidang profesi, umur, dan gender. Belum lagi berbagai survey pendahuluan dan pengumpulan data terkait yang harus dilakukan terhadap projek-projek yang harus ditangani secara khusus, seperti misalnya rumah bersalin, rumah
C 12
sakit, rumah pemotongan hewan, dan sebagainya yang diprediksi akan menimbulkan dampak bagi lingkung an sekitar. Biasanya jumlah item gambar kerja dan pelayanan tambahan yang dibutuhkan, sesuai dengan tingkat kerumitan dan kompleksitas desain. Tidak mungkin, misalnya, suatu desain bangunan klasik dengan ornamen lengkap sesuai aturan dapat diselesaikan gambar kerjanya dengan hanya mengambil paket Gambar Kerja Seadanya. Bila ini terjadi, akan ada banyak sekali interpretasi di lapangan, yang pasti akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan harapan, terlebih sudah dapat dipastikan bahwa Mandor atau Kontraktor tidak mendapatkan pendidikan yang memadai mengenai aturan-aturan arsitektur gaya klasik (celakanya lagi dari antara mereka ada yang mengaku bisa !!!). Tidak menutup kemungkinan jika Klien memberikan kepercayaan kepada Arsitek untuk mengurus perijinan yang diperlukan. Ada berbagai tingkat instansi Pemerintah yang berhubungan dengan perijinan ini, tergantung pada skala projek. Skala terkecil, seperti misalnya rumah tinggal konvensional, dapat ditangani pada tingkat Kecamatan pada Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B).
C-13