KATARAK SEKUNDER Ajeng Tri Septiani 2008730048
Katarak •
•
Katarak berasal dari bahasa Yunani “Katarrhakies”, Inggris “Cataract”, dan Latin “Cataracta” yang berarti air terjun Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh
Katarak merupakan setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat : –
–
Hidrasi lensa, yaitu penimbunan air diantara serabut-serabut lensa atau absorbsi intraseluler yang biasanya ditemukan oleh tekanan osmotik Denaturasi protein lensa, yaitu perubahan kimiawi dari kandungan protein lensa, dimana protein yang semula larut dalam air menjadi tidak larut dalam air
•
•
•
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif Umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit mata lokal menahun.1 Katarak juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari suatu tindakan operasi katarak itu sendiri, yang disebut sebagai katarak sekunder
KATARAK SEKUNDER
Definisi •
katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah dua hari operasi EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler), dan penanaman lensa di segmen posterior. Atau, katarak yang terjadi sesudah suatu trauma yang memecah lensa.1
Patofisiologi •
Katarak sekunder biasanya disebut juga dengan Posterior Capsular Opacity (PCO),3 atau juga katarak ikutan (membran sekunder), yang menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya EKEK.4
•
•
Dokter mata biasanya pada saat operasi katarak lebih senang untuk meletakkan lensa tanam intraokuler pada tempat anatomi yang sama dengan tempat lensa asli, yakni di kapsul posterior lensa Bagian kapsul anterior dibuka untuk mengeluarkan katarak, dan kapsul posterior ditinggalkan untuk menahan lensa yang akan ditanam, dan juga untuk mencegah vitreous humor masuk ke segmen anterior mata
•
•
Setelah operasi, ± 20% pasien akan timbul gambaran berkabut pada kapsul, yang dikenal dengan Posterior Capsule Opacity (PCO), yang menimbulkan gejala penglihatan kabur. Hal ini karena pertumbuhan epitelial sel dari kapsul. Bila proses ini berkembang secara signifikan, penglihatan mungkin dapat menjadi lebih buruk daripada sebelum dilakukan operasi katarak. 3
Etiologi Epitel lensa subkapsuler yang tersisa melakukan regenerasi serat-serat lensa
epitel berproliferasi dan membesar
memberikan gambaran “Busa Sabun atau Telur Kodok” disebut juga dengan Mutiara Elsching atau Elsching Pearl
Kontraksi serat-serat ini menimbulkan banyak kerutan-kerutan kecil di kapsul posterior, yang menimbulkan distorsi penglihatan.4
Sel-sel ini juga mengalami diferensiasi miofibroblastik
kekeruhan
•
•
Cincin Soemmering juga dapat timbul sebagai akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggirpinggir melekat pada kapsul posterior, meninggalkan daerah yang jernih ditengah, dan membentuk gambaran cincin Pada cincin ini tertimbun serabut lensa epitel yang berproliferasi. Semua faktor ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan setelah EKEK.1
Gejala klinis Penglihatan kabur (seperti berkabut atau berasap), mungkin dapat lebih buruk daripada sebelum di operasi
Fotofobia, yaitu rasa silau bila melihat cahaya
Tajam penglihatan menurun
Pemeriksaan klinis •
•
•
Pada awal gejala akan tampak gelembunggelembung kecil dan debris pada kapsul posterior 2 Pada tahap selanjutnya akan ditemukan gambaran Mutiara Elsching pada kapsul posterior lensa. Mutiara Elsching ini mungkin akan menghilang dalam beberapa tahun oleh kerena dindingnya pecah Dapat juga ditemukan cincin Soemmering pada daerah tepi kapsul posterior lensa 1
Diagnosis •
•
•
Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi EKEK ataupun setelah suatu trauma pada mata, yang mengakibatkan penglihatan menjadi semakin kabur, juga rasa silau bila melihat cahaya Dan jika dilakukan pemeriksaan, melalui pupil yang didilatasikan dengan menggunakan oftalmoskop, kaca pembesar, atau slit lamp, akan tampak gelembung-gelembung kecil pada daerah belakang lensa, ataupun dapat ditemukan gambaran mutiara Elsching maupun cincin Soemmering pada kapsul posterior lensa Pada tes tajam penglihatan didapatkan visus yang menurun. 2
Terapi •
laser Neodymium YAG telah populer sebagai metoda non-invasif untuk melakukan disisi kapsul posterior. Denyut-denyut energi laser menyebabkan “ledakanledakan” kecil di jaringan target, sehingga menimbulkan lubang kecil di kapsul posterior di sumbu pupil sebagai prosedur klinis rawat jalan
•
Komplikasi teknik ini antara lain adalah : –
Naiknya tekanan intraokuler sementara
–
Kerusakan lensa intraokuler
–
–
Ruptur muka hialoid anterior dengan penggeseran depan vitreous menuju kamera anterior Pada mata afakia, ruptur muka vitreous dengan pergeseran vitreous ke anterior cenderung menimbulkan abrasi retina regmatogen atau edema makula sistoid
Prognosis •
Prognosis pasien dengan katarak sekunder biasanya baik dengan laser nd YAG 4