Kas, Rekonsiliasi Bank dan Laporan Arus Kas
Nama Anggota Kelompok :
1. Intan Dwi M.
(2010310182)
2. Ratna Tri Maharani
(2012310018)
3. Nurlanda Aprilianti
(2012310179)
4. Erika Permata Yastynda
(2012310197)
5. Chrisnanda Wisnu P.
(2012310329)
6. Antonius Mahesa Nugraha
(2012310413)
Kelas F
Dosen Pembimbing : Dr. Luciana Spica Almilia S.E., M.Si.
S1 Akuntansi STIE Perbanas Surabaya 2013-2014
Kas, Rekonsiliasi Bank dan Laporan Arus Kas 1. Kas
Kas merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Kas termasuk dalam akiva lancar. Beberapa yang pelu diperhatikan dalam pelaporannya adalah: a. Ekuivalen Kas Ekuivalen Kas merupakan investasi jangka pendek (biasanya < 3 bulan) yang sangat likuid, karena: 1
Segera bisa dikonversi menjadi kas yang telah diketahui
2
Perubahan bunga tidak signifikan karena dekat dengan jatuh temponya
b. Kas yang Dibatasi Kas ini dklasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka poanjang tergantung padqa tanggal ketersediaan atau pengeluaran. Kas yang Dibatasi termasuk dalam aktiva lancar jika digunakan untuk membayar kewajiban yang ada atau jatuh tempo. Jika digunakan untuk perluasan pabrk dan pelunasan hutang jangka panjang maka kas ini dikklasifikasikan dalam aktiva jangka panjang. c. Bank Overdraft Bank ini terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi rekening kas. Bank Overdraft dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar yaitu sebagai utang usaha. Kas kecil adalah kas yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran yang jumlahnya kecil dan tidak ekonomis jika menggunakan cek. Pemegang dananya adalah kasir kas kecil. Terdapat 2 metode yang bisa digunakan yaitu: 1) Sistem Dana Imprest Pada sistem ini jumlah Dana kas kecil selalu tetap. Jika terjadi pengeluaran maka akan dicatat pada buku pengeluaran tanpa melakukan jurnal. Apabila dana kas kecil tinggal sedikit,pemegang dana akan meminta pemegang dana kas besar untuk mengisi kembali sebesar dana yang dikeluarkan. 2) Sistem Metode Fluktuasi Pada metode ini saldo rekening kas kecil berfluktuasi(tidak tetap), sesuai jumlah pengeluaran yang sudah dibayarkan. Pencatatan dilakukan setiap kali terjadi pengeluaran.
Contoh perbedaan penjurnalan dalam kedua metode ini: Soal 1 Jan PT ABC membentuk dana kas kecil Rp 500.000 7 Jan Pengeluaran untuk membeli ATK Rp 150.000 15 Jan membayar ongkos taksi Rp. 50.000 25 Jan membeli konsumsi untuk lembur karyawan Rp 100.000 1 Feb pengisian kembali dana kas kecil
Imprest System /1 Kas Kecil 500.000 Kas 500.000
Fluktuatif System /1 Kas Kecil 500.000 Kas 500.000 /1 Biaya ATK 150.000 Kas 150.000 /1 Biaya Taksi 50.000 Kas 50.000 /1 Biaya Konsumsi 100.000 Kas 100.000
/2 Biaya ATK 150.000 Biaya Taksi 50.000 Biaya Konsumsi 100.000 Kas 300.000
/2 Kas Kecil Kas
-
300.000 300.000
2. Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi bank yaitu membuat suatu analisa hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara catatan perusahaan mengenai simpanannya di bank dengan catatan yang ada di bank. Pos-pos rekonsiliasi terdiri dari: 1
Deposito dalam perjalanan Merupakan deposito kas selama 1 bulan yang telah dicatat oleh depositor pada akhir bulan dan baru diterima dan di catat oleh bank pada bulan berikutnya.
2
Cek-cek yang beredar Cek yang dicatat oleh depositor ketika dituliskan tetapi belum dicatat atau di kliring oleh bank sampai bulan berikutnya.
3
Beban bank Beban telah dicatat oleh bank untuk pos-pos seperti jasa bank, cek, cek kosong, dan sewa safe deposit box tetapi depositor belum mengetahui beban tersebut sampai menerima laporan bank atau rekening koran.
4
Kredit bank Penagihan atau deposito yang belum diketahui oleh depositor sampai diterimanya laporan bank.
Rekonsiliasi bank dibuat dalam 2 bentuk yaitu: 1
Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku atau sebaliknya
2
Merekonsiliasi baik saldo bank maupun saldo buku dengan saldo kas yang benar.
Bentuk rekonsiliasi bank terdiri dari dua bagian: saldo per laporan bank dan saldo per buku perusahaan. Kedua ini berakhir dengan saldo kas yang benar yaitu sama antar kedua bagian tersebut dimana pembukuan harus disesuaikan dengan laporan neraca. Ayat jurnal penyesuaian harus dibuat untuk seluruh jenis pos penambahan dan pengurangan dalam saldo buku perusahaan, sedangkan kesalahan dari bank harus dilaporkan kepada bank yang bersangkutan. Contoh: Saldo kas perusahaan PT. ATMAJA per 31 Oktober 2011 sebesar Rp. 20.502.000,sedangkan saldo akhir laporan bank yang mencakup bulan Oktober 2011 sebesar 22.190.000,Pemeriksaan atas catatan akuntansi bulan Oktober menemukan pos-pos rekonsiliasi sebagai berikut: 1) Telah dikirim deposito senilai Rp. 3.680.000,- tanggal 31 Oktober tetapi belum muncul pada laporan bank. 2) Cek yang ditulis selama bulan Oktober tetapi belum tercantum pada laporan bank adalah cek No. 7327 sebesar Rp. 5.001.000,3) PT. ATMAJA belum mencatat bunga sebesar Rp. 600.000,- atas obligasi ANA Company tanggal 19 Oktober yang dikelola bank atas nama PT. ATMAJA. 4) Beban jasa bank sebesar Rp. 18.000,- belum dicatat di pembukuan PT. ATMAJA. 5) Cek pelanggan PT. ATMAJA Rp. 220.000,- telah dikembalikan bersama laporan bank dan ditandai “NSF”.Bank memperlakukan cek kosong ini sebagai pengeluaran. 6) PT. ATMAJA menemukan cek No. 7322 sebesar Rp. 131.000,- pada bulan Oktober untuk membayar utang usaha telah dicatat Rp. 311.000,- dalam pembukuan. 7) Sebuah cek untuk PT. ATMALA sejumlah Rp. 175.000,- telah salah dibebankan kepada PT. ATMAJA oleh bank. Rekonsiliasi antara sakdo bank dan pembukuan dengan saldo kas yang benar sebesar Rp. 21.044.000,Bank Saldo per laporan bank (akhir periode) 22.190.000 Ditambah: Deposito dalam perjalanan 3.680.000 Kesalahan bank 175.000 3.855.000 26.045.000 Dikurangi: Cek-cek yang beredar (5.001.000) Saldo kas yang tepat 21.044.000 Perusahaan Saldo per pembukuan Ditambah: Bunga yang ditagih oleh bank Kesalahan pencatatan
20.502.000 600.000 180.000 780.000 21.282.000
Dikurangi: Beban jasa bank
18.000
Cek kosong yang dikembalikan
220.000 (238.000) 21.044.000
Saldo kas yang tepat
Ayat jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan dan mengkoreksi pembukuan PT ATMAJA pada awal November 2011 adalah sebagai berikut: 1 Mencatat bunga atas obligasi ANA Company Kas Rp. 600.000,Pendapatan bunga Rp. 600.000,2 Mencatat kesalahan dalam pencatatan jumlah Kas Rp. 180.000,Utang usaha Rp. 180.000,3 Mencatat beban jasa bank bulan Oktober 2011] Beban kantor – beban bank Rp. 18.000,Kas Rp. 18.000,4 Mencatat cek pelanggan (cek kosong) yang dikembalikan Piutang usaha Rp.220.000,Kas Rp. 220.000,3. Laporan Arus Kas Format pelaporan arus kas disajikan berdasarkan dua standar akuntansi yang berlaku di indonesia yaitu: a) PSAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) Informasi-informasi yang harus disajikan dalam laporan arus kas diatur dalam PSAK ETAP bab 7, yakni meliputi: a) Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Transaksi-transaksi dari aktivitas ini mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas operasi adalah:
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
Pembayaran kas kepada atau atas nama karyawan;
Pembayaran
kas
atau
restitusi
pajak
penghasilan
kecuali
dapat
diidentifikasikan sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
Penerimaan dan pembiayaan kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya untuk tujuan perdagangan.
b) Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas ini adalah: Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tak berwujud, dan aset
jangka panjang lainnya.
Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tak berwujud, dan aset jangka
panjang lainnya. Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan
bunga dalam join venture. Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain
dan bunga dari joint venture. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lai n. Penerimaan kas dari pembayarang kembali uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain. c) Arus kas dari aktiva pendanaan. Contoh arus kas ini yaitu: Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain; Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
entitas; Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek
ata panjang lainnya; Pelunasan pinjaman; Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan. b) Aktiva Operasi, Investasi, dan Pendanaan berdasarkan PSAK ETAP Entitas melaporkan arus kas dari aktiva operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Arus kas neto dari altivitas operasi ini ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi dari dampak: 1
Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjala n
2
Pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan serta kerugian valuta asing yang belum direalisasi;dan
3
Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
c) PSAK No. 2 (revisi 2009) Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait laporan arus kas berdasarkan PSAK No.2 adalah sebagai berikut: Arus kas dari pos luar biasa dihilangkan. Arus kas dari aktiva disusun dengan metode langsung (penerimaan/pengeluaran
kas bruto) atau tidak langsung (laba/rugi neto yang disesuaikan). Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dilaporkan
dengan arus kas neto.
Arus kas dalam mata uang asing dibukukan dalam mata uang fungsional. Arus kas dari bunga dan deviden yang diterima dan dibayar disajikan terpisah. Arus kas PPh dingkaopkan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas
dari aktivitas operasi. Perubahan kepemilikan entitas anak dan unit bisnis lainnya disajikan terpisah dan
masuk dalam aktivitas investasi. Transaksi bukan kas untuk investasi dan pendanaan diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan. Komponen kas dan setara kas diungkap dan direkonsiliasi antara laporan arus kas
dan posisi keuangan. Disclosure kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya oleh grup atau entitas
luar negeri beserta pendapan manajemen. Berikut adalah kriteria catatan atas laporan keuangan dalam pengungkapan arus kas: Paragraf 37 → diungkap perubahan kepemilikan dalam entitas dan bisnis lain
secara keseluruhan Paragraf 42 → transaksi non kas dari aktivitas investasi dan pendanaan
diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan Paragraf 44 → diungkap unsur kas dan setara kas serta rekonsiliasi laporan arus
kas dengan laporan posisi keuangan Paragraf 47 → diungkap informasi jumlah saldo kas dan setara kas yang tidak
dapat digunakan dan opini manajemen Paragraf 49 → pengungkapan lain, antara lain: jumlah fasilitas pinjaman yang
belum dipakai, informasi segmen.