5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kacang Panjang (V i gna si si nensi nensi s L. )
Gambar 2.1. Tanaman Kacang panjang (Vigna sinensis L. ) ) (Sumber Anonim, 2012a) Menurut Haryanto (2007), tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae Angiospermae
Sub kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Vigna
Spesies
: Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk ex Hassk Vigna sinensis ssp. Sesquipedalis
6
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Tanaman ini berbentuk perdu yang tumbuhnya menjalar atau merambat. Daunnya berupa daun majemuk, terdiri dari tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) bebas dari udara. Hal ini dapat menyuburkan tanah. Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangka bunga keluar daro ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunya mempunyai 3-5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10%. Tidak setiap bunga dapat menjadi buah, hanya 1-4 bunga yang dapat menjadi buah. Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan. Polong
biasanya
dapat
dipungut
apertama
kali
umur
2-2,5
bulan.Pemungutan selanjutnya seminggu sekali dan dapat berlangsung selama 3,5-4 bulan (Haryanto, 2007).
2.1.1 Jenis – Jenis Kacang Panjang
Terdapat dua golongan kacang panjang yang mempunyai perbedaan menyolok, yaitu: 1. Kacang Panjang Tipe Merambat (Lanjaran)
Golongan kacang panjang ( Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk) terdiri dari tiga tipe yaitu : a. Kacang lanjaran biasa (Vigna sinensis var. Sesquipedalis (Stickin) Savi ex Hassk ), batangnya panjang sekali dan membelit. Panjang polongnya mencapai 40 cm dan warnanya saat masih muda hijau tetapi setelah tua menjadi putih. Biji polongnya ada yang berwarna kuning, coklat, hitam, put ih dan kuning kemerahmerahan. Besar bijinya antara (5-6) mm x 8-9) mm.
7
b. Kacang usus, panjang batangnya seperti pada kacang lanjaran biasa, hanya polongnya sangat panjang hingga mencapai lebih dari 80 cm. Saat masih muda, polong berwarna keputih-putihan, setelah tua menjadi putih kekuning-kuningan. Biji polongnya bulat panjang, kadang sedikit melengkung agak pipih dan warnanya putih atau blorok (putih bernoda merah). Besar bijinya antara 5-6 mm x 8-9 mm. 2. Kacang Panjang Tipe Tegak (Tidak Merambat)
Kacang panjang yang tidak membelit tidak membutuhkan lanjaran karena buahnya terkumpul di bawah dekat tanah. Jenis kacang panjang tanpa lanjaran ini merupakan bastar (hibrida). Kacang panjang ini dic irikan dengan daunnya berbulu halus dan polongnya halus lemas karena tidak begitu berserat. Tipe yang termasuk dalam kacang tolo sebagai berikut : a. Kacang tolo/kacang tunggak/kacang dadap/kacang sapu (V. Unguiculata (L.) Walp ), berbatang tidak begitu panjang dan tidak membelit. Jika membelit, hanya ujung yang sangat pendek saja yang membelit. Oleh karena itu, tanaman ini tidak pernah diberi lanjaran. Polong kacang tolo pendek, panjangnya berkisar 10 cm, berwarna hijau, kaku, serta tidak mudah dipatahkan. Polong yang kering berwarna kuning, keras, dan mudah pecah. Daunnya pun kaku dan agak kasar. Biji kacang ini bulat panjang, agak pipih dan ujungnya agak jorong. Bijinya berwarna kuning coklat dan besarnya antara 4-6 mm x 7-8 mm; b. Kacang uci/kacang ondel (V. Umbellata (Thumb) Ohwi dan Ohashi ) disebut kacang beras karena digunakan sebagai campuran nasi atau lepet, Kacang ini sebetulnya tidak termasuk suku Vigna sp., tetapi termasuk jenis Phaseolus calcaratus Roxb. Kacang uci bersifat setengah membelit, tetapi tidak pernah diberi lanjaran. Biji kacang ini kecil sekali, berbentuk bulat panjang, ada yang berwarna merah, hijau dan hitam. Besar bijinya antara 1,5 -2 mm x 5-6 mm. Daun kacang ini agak kasar dan kaku seperti kacang dadap hingga tidak pernah disayur. c. Kacang busito/kacang hibrida/kacang harapan (V. Sinensis ssp. Hybridus L. ). Kacang busito mirip kacang panjang lanjaran biasa, hanya batangnya pendek dan biasanya sedikit membelit, dengan polong kacang busito pendek antara 25 35 cm. (Rukmana 2002).
8
2.1.2 Varietas Kacang Panjang
Beberapa varietas kacang panjang adalah sebagai berikut : 1. Varietas 777, dengan ciri-ciri vigor tanaman kuat dengan cabang samping yang produktif. Warna polong hijau tua dan berbentuk silindris. Polongnya berukuran panjang 60 - 70 cm dengan diameter 0,85 cm dengan bobot per polong 30 - 35 gram. Bisa mulai dipanen ketika tanaman berumur 50 - 55 HST, Potensi produksi sekitar 25 - 30 ton/ha; 2. Super Sainan, keadaan tanaman tergolong kurus, tetapi produktif, cocok ditanam di segala musim. Warna polong hijau keputihan dan berbentuk silindris, rasanya renyah dan manis, serta tahan disimpan pada suhu kamar selama 3 - 4 hari. Polongnya berukuran panjang 65 - 70 cm dengan diameter 0,6 - 0,7 cm, bobot per polong 30 -35 gram. Bisa mulai panen ketika tanaman berumur 55 - 60 HST. Potensi produksi 25 - 30 ton/ha; 3. Sentosa , keadaan tanaman rimbun, cocok ditanam pada musim kemarau. Polong yang sudah tua berwarna hijau tua berujung ungu dan berbentuk silindris. Daging polong tebal, renyah dan manis. Polong berukuran panjang 35 - 39 cn dengan diameter 0,6 - 0,8 cm, dengan bobot per polong sekitar 20 - 25 gram. Polong sudah bisa dipanen setelah tanaman berumur 60 - 65 HST. Potensi produksi 22 - 25 ton/ha (Anonim, 2012 a).
2.1.3 Syarat Tumbuh Kacang Panjang 2.1.3.1 Iklim
Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 0-1500 m dari permukaan laut, tetapi yang paling baik di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 m dpl. Penanaman di dataran tinggi, umur panen relatif lama, tingkat produksi maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu, yang merupakan faktor penting bagi tanaman. Suhu idealnya antara 18°C - 32°C, dengan suhu optimum 25°C.
9
2.1.3.2 Tanah
Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, namun yang paling baik adalah tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik. Untuk pertumbuhan yang optimum, diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5-6,5. Bila pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah (Haryanto, 2007). Dan bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar (Anonim, 2012a).
2.1.4 Kandungan Kacang Panjang
Menurut Haryanto (2007), kacang panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayur ini banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C terutama pada polong muda. Bijinya banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Denngan demikian, komoditi ini merupakan sumber protein nabati yang cukup potensial. Pada tabel 2.1. berikut diuraikan kandungan gizi pada polong, biji, dan daun kacang panjang. Tabel.2.1. Komposisi Zat Gizi Kacang Panjang Per 100 gr Bahan Jenis Zat Gizi
Polong
Biji
Daun
Kalori (kal)
44,00
357,00
34,00
Karbohidrat (g)
7,80
70,00
5,80
Lemak (g)
0,30
1,50
0,40
Protein (g)
2,70
17,30
4,10
Kalsium (mg)
49,00
163,00
134,00
Fosfor (mg)
347,00
437,00
145,00
0,70
6,90
6,20
Vitamin A (SI)
335,00
0
5240,00
Vitamin B (mg)
0,13
0,57
0,28
Vitamin C (mg)
21,00
2,00
29,00
Air (g)
88,50
12,20
88,30
Bagian dapat dimakan (%)
75,00
100,00
65,00
Besi (mg)
Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, Depkes 1990 dalam Haryanto 2007
10
2.1.5 Kegunaan Kacang Panjang
Kacang panjang adalah sayuran multiguna. Bagian utama yang berguna untuk bahan pangan yaitu buahnya. Adapun kegunaan kacang panjang adalah sebagai berikut: 1. Sebagai Bahan Pangan Bagian yang dapat dikonsumsi dari tanaman ini yaitu buah dan daun mudanya. Baik buah maupun daunnya banyak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh. Kacang-kacangan berperan penting dalam penyediaan sumber protein nabati bagi manusia (Haryanto, 2007). Selain itu kacang panjang yang masih muda dapat disayur atau dibuat lalapan. Daun kacang panjang juga dapat di buat sayur. Daun kacang panjang sangat baik bagi wanita yang menyusui karena dapat memperbanyak air susu ibu (ASI) (Budi, 2003). 2. Sebagai Bahan Pengobatan Kacang
panjang
mengandung
unsur-unsur
yang
bermanfaat
bagi
kesehatan. Ada beberapa hal yang penting dari kacang panjang. Nutrisi pada kacang panjang berperan penting sebagai penguat jaringan tubuh, berfungsi pada proses visual, memelihara kesehatan kulit dan gigi, serta membantu aktivitas hormon. Serat pada bahan pangan tersebut dapat menekan kolesterol. Selain itu kacang panjang juga mengandung antioksidan yang berperan mencegah kanker. Vitamin A berperan untuk membantu reproduksi sel secara normal. Jika tidak melakukan reproduksi secara normal, sel akan mudah terserang kanker. Hal tersebut menjadi alasan mengapa kacang panjang layak menjadi bagian dari menu makanan. Secara umum, vitamin A juga berperan dalam kesehatan wanita, yakni sebagai berikut: a. Membantu mengatasi menoragia, yaitu menstruasi (haid) yang abnormal (berlebihan), yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi vitamin A. b. Membantu mengatasi abnormal pap smear . Umumnya, pada wanita yang abnormal pap smear , kandungan betakarotin dan vitamin A rendah, seperti halnya vitamin C dan Vitamin E.
11
c. Membantu mengatasi premenstruasi syndrome. Vitamin A meningkatkan tingkat progesteron, sementara progesteron diyakini dapat menghilangkan PMS symptom. d. Membantu mengatasi vaginitis. Betakarotin dan vitamin A mendorong kekebalan terhadap virus dan bermanfaat sebagai anti bakteri. e. Membantu menangkal infeksi saluran kencing karena vitamin A membantu mencegah terjadinya infeksi (Setijo P, 2006). 3. Sebagai Pelestarian Lingkungan Tanaman kacang-kacangan dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena akar-akarnya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mampu mengikat Nitrogen (N2) dari udara. Nitrogen tersebut berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah sehingga tanah yang sudah berkurang kesuburannya dapat diperbaiki dan ditanami kembali (Haryanto, 2007).
2.1.6 Hama dan Penyakit Kacang Panjang 2.1.6.1 Hama
Hama tanaman merupakan binatang pengganggu tanaman antara lain berupa tungau dan nematoda hama ini ada yang menyerang daun, akan dan polongnya. Beberapa hama yang sering menyerang tanaman kacang panjang antara lain: 1. Kutu kebul . Gejalanya adalah secara perlahan daun menguning hingga hampir ke seluruh helai dan warna hijau hanya ada di dekat tulang daun. Pada serangan hebat seluruh daun menguning dan mati. Penyebabnya adalah kutu kebul (lalat putih). Pemberantasan hama dengan menyemprotkan insektisida Azodrin 60 WSC (monokrotofos). 2. Ulat jengkal . Gejalanya adalah terdapat bekas gigitan pada tepi daun muda yang semakin lama semakin ke tengah sehingga hanya tersisa tulang daunnya. Penyebabnya Plusia chalcites Esper atau Chrydeixis chalcites Esper . Nama daerah ulat ini adalah ulat lompat, ulat jengkat semu, atau ulat keket.
12
Pemberantasan
dapat
dilakukan
dengan
penyemprotan
insektisida
Sumicidin 50 CE (fenvalerat). 3. Lalat kacang . Gejalanya daun tanaman muda (umur 14-30 hari) berbintik putih, kemudian menjadi kuning dengan t itik cokelat di tengahnya. Titik cokelat tersebut merupakan tempat atau bekas tusukan hama sewaktu menghisap cairan tanaman dan tempat meletakkan telur. Penyebabnya adalah lalat kacang Phiomya phaseoli Tr atau Agromyza phaseoli Cog . Pencegahan dapat dilakukan pada awal penanaman dengan insektisida Larvin (tiodikarb) sebanyak 10-20 g/kg benih. Insektisida ini dapat pula disemprotkan pada tanaman berumur 8-10 hari, Hama dapat pula dibasmi dengan insektisida Azodrin 60 WSC (monokrotofos). Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman berumur 8 hari. Selain menggunakan insektisida semprot, dapat pula digunakan insektisida yang dipendam dalam tanah, misalnya Furadan 3 G (karbofuran). 4. Tungau merah. Gejalanya adalah daun yang tua berbercak kuning. Kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning kemudian berubah lagi menjadi
merah
karat.
Penyebabnya
adalah
tungau
merah
Tetranychus
cinnabaricus Boisd , T. Bimaculatus Harv, T. telatius dan T. cucurbitacearum. Pemberantasan
hama
dengan
penyemprotan
pestisida
morestan
25
WP
(oksikuinoks) atau Kelthane MF (dikofol).
2.1.6.2 Penyakit.
Penyakit dapat menyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya. Penyebab gangguan tersebut berupa bakteri, virus, cendawan maupun tanaman yang mengalami kelebihan atau kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman kacang panjang, yaitu: 1. Layu sklerotium. Gejalanya pada pangkal batang mula-mula terdapat benang-benang putih seperti bulu berubah bentuk menjadi butir-butir bulat atau jorong dan warnanya berubah menjadi cokelat.
13
Penyebabnya cendawan sclerotium rolfsii Sacc yang disebut juga Corticium rolfsii (Sacc) Curzi. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan mencabut tanaman yang terserang lalu dibakar. Pencegahan adalah dengan menjaga drainase agar tetap baik dan mengatur jarak tanam. Pengendalian secara kimia dengan pestisida belum dilakukan. 2. Karat daun. Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) Wint yang termasuk Uredinales atau cendawan karat. Pengendaliannya dengan pemilihan benih yang baik dan pengiliran tanaman. Pengendalian dengan cara penyemprotan fungisida, misalnya dithane M-45. 3. Layu fusarium. Gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Penyebabnya
adalah
cendawan Fusarium
oxysporum
f.
sp.
phaseoli.
Pengendaliannya dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen. Dapat pula dengan cara menyiramkan larutan fungisida, misalnya Benhate dengan dosis 2 g/l air ke tanah bekas tanaman yang sakit. 4. Bercak daun. Gejalanya berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah tampak berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan diameter 1-5 mm. Penyebabnya adalah cendawan Cercospora canescens. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan fungisida, seperti dalsense MX-200, Topsin M70 WP (Anonim, 2012a).
14
2.2 Tanaman Teh
Gambar 2.2. gambar tanaman teh (Camelia sinensis L. ) Menurut Tjitrosoepomo (1994), teh mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotiledoneae
Ordo
: Guttiferales
Famili
: Tehaceae
Genus
: Camelia
Spesies
: Camelia sinensis L. Tanaman teh merupakan tanaman perdu subtropis yang selalu berdaun
hijau. Secara umum,lingkungan fisik yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan teh adalah keadaan iklim dan tanah. Secara Botanis, terdapat 2 jenis teh yaitu Thea sinensis dan Thea asscamica. Thea sinensis ini disebut juga teh jawa yang ditandai dengan ciri-ciri tumbuhnya lambat, jarak cabang dengan tanah sangat dekat, daunnya kecil, pendek, ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau tua. Produksi tidak banyak,
15
namun kualitasnya baik. Thea assmica mempunyai ciri-ciri tumbuh cepat, cabang agak jauh dari permukaan tanah, daunnya lebar, panjang dan ujungnya runcing serta berwarna hijau mengkilat. Produksinya tinggi dan mempunyai kualitas baik. Batangnya agak tegak, keras dan bila dibiarkan tanpa dipangkas bisa mencapai 39 m (Anonim, 2012b).
2.2.1 Kandungan Daun Teh
Salah satu produk komoditas dunia yang dihasilkan Indonesia adalah teh. Teh menjadi produk minuman yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Jenis teh yang dikenal ada 2 macam, yaitu Camelia sinensis var. sinensis dari Cina dan C. sinensis var. assamica dari India. Zat aktif yang terdapat dalam teh antara lain katekin, epigalokatekin galat, tanin, teobromin dan teofilin. Daun teh yang baru dipetik mengandung air 75% dari berat daun dan sisanya berupa padatan dan terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang penting dalam pengolahan antara lain polifenol, karbohidrat dan turunannya, ikatan nitrogen, pigmen, enzim dan vitamin. Bahan-bahan kimia dalam daun teh dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu: a. Substansi fenol
: tanin/katekin, flavanol
b. Substansi bukan fenol : resin, vitamin, mineral c. Substansi aromatis
: fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, netral bebas
karbonil (sebagian besar terdiri atas alkohol) d. Enzim
: invertase, amilase, β-glukosidase, oximetilase,
protase, dan peroksidase (Setiamidjaya, 2000).
16
Untuk lebih jelasnya komposisi kimia daun teh dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2. Komposisi Kimia Daun Teh Segar dan daun teh Kering Komponen
Teh segar (%)
Teh kering (%)
Air
9,51
3
Asam amino
25,5
25,5
Kafein
3,58
3,58
Minyak atsiri
0,58
0,68
Lemak, hijau daun, lilin
6,39
6,39
Dekstrin
6,44
6,44
Tanin
15,65
8,65
0
10,51
Pektin dan lain-lain
16,02
16,02
Serat
11,58
11,58
Abu
5,65
5,65
Tanin teroksidasi
(Ita Setiawati dan Nasikum, 1991)
2.3 Ampas Teh
Menurut Stephen (2004) dalam Nurmayanti (2008), teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin, flavonoid, tanin, vitamin C dan vitamin E serta sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Ge dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur-unsur essensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman apabila kekurangan salah satu dari unsur-unsur tersebut maka pertumbuhan akan terganggu atau mengalami defisiensi (Ningrum, 2010). Komposisi kandungan unsur hara teh setiap 5 kg adalah : Nitrogen (N) 55, 5 g dalam 5 kg kompos, fosfat (P2O5) 32 g dalam 5 kg kompos, Kalium (K 2O) 78 g dalam 5 kg kompos, C/ N ratio 11,49%, Karbon Organik 12,64%, Besi (Fe) 0,13%, Timbal (Pb) 0,03%, Tembaga (Cu) 14,16 ppm, Seng (Zn) 44,85 ppm, Magnesium (Mg) 0,03%, Kalsium (Ca) 0,16% (Anonim, 2012c).
17
Menurut Anonim (2005) dalam Nurmayanti (2008), bahwa tanin juga merupakan kandungan yang terdapat dalam ampas teh, yang berfungsi mengusir kehadiran semut pada tanaman dan juga untuk menumbuhkan tunas yang masih muda. Sisa teh atau ampas teh ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Ampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos. Kandungan yang terdapat di ampas teh selain po lypenol juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Manfaat ampas teh antara lain: 1) Memperbaiki kesuburan tanah; 2) Merangsang pertumbuhan bunga dan buah; 3) Merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun; 4) Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Anonim,2012d). Kandungan yang terdapat diampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos. Kandungan yang terdapat di ampas teh selain polyphonel juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Ampas teh ini biasanya diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obatobatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman. Ampas teh tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk, ternyata dapat dijadikan sebagai pestisida yang bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika ampas teh ini dijadikan sebagai kompos. Ampas teh banyak mengandung unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh ampas teh ini hanya bersifat toksik pada serangga, tidak pada tanaman. Sehingga tidak perlu khawatir tanaman berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia (Rodiana, 2007 dalam Yuniebio, 2009).
18
Dalam penggunaan bekas teh celup sebagai pupuk, maka bungkus teh harus dibuka dan disebar atau ditimbun ke dalam pot. Ampas teh tersebut akan menjadi penyedia hara melalui proses dekomposisi. Teh cukup banyak mengandung mineral, baik makro maupun mikro (Setiamidjaya, 2000). Menurut Lunardi (2011) penggunaan teh yang sudah diseduh untuk menyirami tanaman rumah dapat menyuburkan tanaman hias . Caranya dengan menyebarkan daun teh yang sudah tak terpakai di sekitar semak bunga mawar, lalu menambahkan pupuk dan air. Asam tannic dan nutrisi lainnya pada teh akan menyehatkan tanaman. Meletakkan beberapa kantong teh yang sudah tak terpakai di dasar pot juga dapat membantu mempertahankan air pada tanah, dan menambahkan nutrisi.
2.4 Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian adalah: a. Hipotesis Nihil (Ho). Tidak ada pengaruh pemberian ampas teh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L. ). b. Hipotesis Alternatif (Ha). Terdapat pengaruh pemberian ampas teh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L. ).
2. Hipotesis Statistik a. Hipotesis Nihil (Ho) So = S1 b.Hipotesis Alternatif (Ha) So ≠ S1