ANALISIS PENGUKURAN KERJA
KELOMPOK 15
PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE JAM HENTI Khairunnisa Dyandra M.1, Brian Sabayu2, Irvan Khairul Ananda3, Nafroh Bifadhlih4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang Email:
[email protected] Abstract Time is an element to be considered in designing and improving a working system. Increasing the efficiency of a system of absolute work related to working time is shown to obtain the standard time. The usefulness of the measurement time work is to obtain the standard time used for production scheduling, planning, financing and evaluation of productivity. Time measurement is an attempt to find out how long it takes the operator to complete a job with reasonable and in the best work system design. Measurement of working time is intended to apply measurement methods meode-time work in particular by using the clock stopping by utilizing the information so obtained perfomansi rating and the learning curve of the operator. The learning curve indicates the level of mastery of the work of the operator (condition and working methods are standardized). The learning curve is very important in measuring the working time. Measurement time employment was in a state yuang trained operator and master the execution of both methods work. Level of mastery can be seen from the learning curve. The purpose of the time measurement is to evaluate and optimize the work to be more productive. To better understand the time measurement, conducted research in the form of the same lego assembly 30 times and then calculated the standard time of these jobs. Derived from research conducted the form of a learning curve time needed to complete a job increasingly shorter. It can be said that the more often a person doing the same job, the performance of that person will increase. Keywords: Time measurement, work system, standard time, learning curve 1. PENDAHULUAN Pengukuran waktu merupakan usaha untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan wajar dan dalam rancangan sistem kerja yang terbaik. Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk menerapkan meode-metode pengukuran waktu kerja khususnya dengan menggunakan jam henti dengan memanfaatkan informasi sehingga didapatkan rating perfomansi dan kurva belajar dari operator. Selain itu pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan suatu pekerjaan. Penelitian pengukuran waktu kerja dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Andalas Padang dengan melakulan pemasangan dan prakitan kembali sebuah lego yang dilakukan sebanyak 30 kali, dimana pada tiap pemasangan dilakukan pengukuran waktu kerja yang dihabiskan oleh operator. 1.1 Tujuan 1. 2. 3.
Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah : Untuk mendapatkan hasil keseragaman data Untuk mendapatkan hasil kecukupan data Untuk mendapatkan hasil waktu baku, waktu siklus, waktu normal dan kurva belajar.
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
1.2 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian kami adalah : 1. Data diambil dari salah seorang mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Andalas 2. Data yang diambil terdiri waktu operator dalam menrakit lego 3. Data yang diambil sebanyak 30 kali perakitan lego 4. Data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan nilai keseragaman data, kecukupan data, waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan kurva belajar. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja Teknik tata cara kerja pada awalnya merupakan hasil pengembangan ilmu yang dilakukan oleh F.W Taylor dan F.B Gilbert. Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari dari sistem kerja [2]. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponenkomponen sistem kerja yang terdiri manusia dengan sifat-sifat dan kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja. 1
KELOMPOK 15
Ruang lingkup Teknik tata cara kerja secara umum terbagi atas pengaturan kerja dan pengukuran kerja. Berikut penjelasan mengenai ruang lingkup dari TTCK yaitu mengenai pengaturan kerja dan pengukuran kerja : a. Pengaturan Kerja Kriteria pada pengarturan kerja ini membahas mengenai manusia saja. Pengaturan kerja ini berisi prinsip-prinsip yang mengatur komponenkomponen sistem kerja sehingga didapatkan alternatif-alternatif sistem kerja yang terbaik. Komponen-komponen sistem kerja diatur sehingga secara bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik yaitu dapat memberikan efisiensi dan produktifitas yang tinggi. b.
Pengukuran Kerja Kriteria pada pengukuran sistem kerja terdiri dari manusia dan lingkungannya yang meliputi beberapa faktor seperti pengaturan waktu, pengaturan tenaga, fisioligi, san sosiologi. Yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Pengukuran waktu merupakan pekerjaan mengamati dan mencatat waktu kerja baik untuk setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk memperoleh waktu baku. Dalam sistem manufaktur, waktu baku ini digunakan sebagai dasar antara lain untuk penjadwalan produksi, perencanaan, pembiayaan, dan evaluasi produktivitas. Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya secara wajar dalam sistem kerja terbaik (dan baku) pada saat itu [1]. Teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan atas dua macam, yaitu: 1. Pengukuran Waktu Kerja Secara langsung Cara pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti bisa dilaksanakan secara kontinu dan secara terputus-putus. Cara kontinu dilakukan tanpa menghentikan jam henti selama pengukuran berlangsung, sedangkan cara terputus-putus, jam henti dihentikan setiap pengukuran satu siklus elemen kegiatan. Pengukuran waktu dengan jam henti ini dapat menggunakan stop watch yang memiliki jenis berbeda beda seperti: 1) Jam henti biasa 2) Jam henti berjarum dua 3) Tiga jarum hemti pada papan pemantau Langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan waktu kerja dengan menggunakan jam henti adalah sebagai berikut ini : A. Langkah Pendahuluan Langkah pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut : a. Menetapkan tujuan pengukuran
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
Sebagaimana halnya dengan kegiatan yang lain, perlu ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam pengukuran waktu. Hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan pada tujuan pengukuran waktu adalah pekerjaan apa yang akan diteliti atau diukur, bila ada beberapa pekerjaan yang dikerjakan dengan metode yang sama akan lebih baik bila diadakan pemilihan terhadap operator. b. Melakukan Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk melihat apakah suatu sistem kerja telah baik atau belum. Apabila sistem kerja yang ada belum baik maka sebaiknya dilakukan perbaikan dulu agar waktu baku yang diperoleh tidak jauh menyimpang pada waktu penerapannya. Catatan atau pedoman tentang sistem kerja dan kondisi kerja yang telah baik perlu dipelihara, walaupun pengukuran telah selesai [2]. c. Memilih operator hal yang sangat penting dalam melakukan pengukuran waktu yaitu pemilihan operator yang memenuhi syarat. Operator yang akan diukur bukanlah orang yang diambil dari pabrik secara acak, tetapi operator yang berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. d. Melatih operator setelah mendapatkan operator yang baik, terkadang masih diperlukan pelatihan terhadap operator, terutama jika kondisi dan cara kerja yang dijalankan tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika saat penelitian pendahuluan dilakukan perubahan terhadap cara kerja dan kondisi kerja. e. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan Penguraian elemen-elemen dilakukan agar mudah dalam mengukur waktunya, dimana jumlah dari waktu setiap elemen ini merupakan waktu siklus dari suatu pekerjaan. Langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran adalah menyiapkan alat-alat yang diperlukan, antara lain: jam henti (stopwacth), lembaran-lembaran pengamatan, pena atau pensil serta papan pengamatan. B. a.
b.
Langkah Pelaksanaan Langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut : Mengukur dan mencatat waktu pengamatan setiap elemen kegiatan dengan cara kontinu atau terputus-putus, dengan jumlah pengulangan tertentu (sembarang sebagai pendahuluan). Melakukan pengujian keseragaman data Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui : 1. Homogenitas data 2. Sumber data dari populasi yang sama Langkah – Langkah Pembuatan Diagram Keseragaman :
2
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
KELOMPOK 15
1. Hitung Batas Kontrol Atas Kontrol Bawah BKA x 3 X
c.
dan
Batas
BKB x 3 X 2. Hasil pengukuran diplot dalam grafik untuk memudahkan pengamatan. Melakukan pengujian kecukupan data Jika data yang diperoleh tidak cukup maka dapat dilakukan pengambilan data kembali hingga data tersebut cukup. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menghitung uji kecukupan data, yaitu : 1. Metode Analitik Metode yang digunakan untuk mencari uji kecukupan data dengan cara ini adalah yang paling sering di gunakan. Metode ini menggunakan rumus : [
√ (∑
) (∑ ∑
)
(1)
]
2. Metode Maytag Untuk membuat estimasi mengenai jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan, maka The Maytag Company telah mencoba memperkenalkan prosedur berikut [3] : a. Laksanakan pengamatan awal dari elemen kegiatan yang ingin diukur waktunya dengan ketentuan; 10 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus sekitar 2 menit tau kurang, dan 5 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus waktu yang lebih besar dari 2 menit. b. Tentukan nilai range, yaitu perbedaan nilai terbesar (H) dan nilai terkecil (L) dari hasil pengamatan yang diperoleh R=H–L
(2)
c. Tentukan harga rata-rata yang merupakan jumlah hasil waktu pengamatan yang diperoleh dibagi dengan banyaknya pengamatan (N) yang telah dilaksanakan. Harga rata-rata tersebut secara kasar bisa didekati dengan cara menjumlahkan nilai data yang tertinggi dan data yang terendah dan dibagi dengan dua atau dengan formulasi (H+L)/2. d. Tentukan nilai harga rata-rata.
range
dibagi
dengan
e. Tentukan jumlah pengamatan yang diperlukan. Cari nilai range dibagi dengan harga rata-rata yang sesuai dan kemudian dari kolom untuk sample size yang diambil ( 5 atau 10 ) akan diketahui berapa jumlah pengamatan yang diperlukan. f. Apabila harga range dibagi dengan harga rata-rata tidak ditemui pada tabel yang ada, maka dalam hal ini bisa diambil harga yang paling mendekati.
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
3. Metode Alignment Chart Alignment chart untuk menentukan jumlah observasi yang dibutuhkan untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%, dan juga untuk menentukan limit kontrol untuk control chart. C.
Langkah Pengolahan Data Jika pengukuran-pengukuran telah selesai yaitu semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki dan jumlahnya telah memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan maka selesailah pengukuran waktu. Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul adalah: a. Perhitungan waktu siklus Hitung waktu siklus rata-rata dengan: i
Ws
xi n 1
N
(3)
Dimana: Ws = Waktu siklus Xi = Waktu pengamatan ke i N = Jumlah pengamatan b. Penentuan faktor penyesuaian Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Pemberian faktor penyesuaian ini dilatarbelakangi karena setiap orang mempunyai tingkat konsistensi yang berbeda-beda dalam bekerja. Berikut metode yang digunakan dari faktor penyesuaian, yaitu: 1. Metode Westinghouse Performance rating dibagi 4 faktor, yaitu : a. Keterampilan (Skill) Keterampilah adalah kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Keterampilan ini dibagi atas enam kelas yaitu: Super skill, Excellent skill, Good skill, Average skill, Fair skill, dan Poor skill. b. Usaha (Effort) Merupakan kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya yang juga terdiri dari enam kelas yaitu: Excessive Effort, Excellent Effort, Good Effort, Average Effort, Fair Effort, dan Poor Effor. c. Kondisi Kerja (Condition) Merupakan kondisi fisik dari lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja ini terbagi atas enam kelas yaitu: Ideal, excellent, Good, Average, Fair, dan Poor. d. Konsistensi (Consistency) Hal ini perlu diperhatikan karena pada kenyataannya setiap pengukuran waktu,
3
KELOMPOK 15
angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama. Konsistensi ini juga terbagi atas enam kelas yaitu: Perfect, Excellent, Good, Average, Fair, dan Poor. Setiap kelas dari keempat faktor tersebut memiliki nilai-nilai. Pada penghitungan faktor penyesuaian, bagi keadaan yang dianggap wajar diberi harga P = 1, sedangkan terhadap penyimpangan dari keadaan ini harganya ditambah dengan angka-angka yang sesuai dengan keempat faktor diatas. 2. Metode Shumard Metode ini memberikan patokanpatokan penilaian melalui kelas-kelas performansi kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Kelaskelas performansi kerja operator dipatok menurut kelas-kelas Superfast, Fast+, Fast, Fast-, dan seterusnya. 3. Metode Persentase Pada metode ini faktor penyesuaian ditentukan sendiri oleh pengukur berdasarkan hasil pengamatannya selama melakukan pengukuran. 4. Metode Sintesa Pada metode ini setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga-harga yang diperoleh dari tabel-tabel data waktu gerakan untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya. 5. Metode Objektif Penyesuaian pada metode ini dilakukan menurut tingkat kesulitan dan kecepatan kerja. 6. Metode Bedaux Cara ini tidak jauh berbeda dengan cara shumard dimana pada cara ini nilainilainya dinyatakan dengan huruf pertama Bedaux yaitu “ B “. c. Perhitungan waktu normal (Wn) Waktu normal merupakan waktu kerja dengan telah mempertimbangkan faktor penyesuaian. (4) Wn Ws. p Dimana: Wn = Waktu normal P = penyesuaian a.
Penentuan faktor kelonggaran (fk) Waktu kelonggaran ini bisa diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatique allowance, dan delay allowance. (Sutalaksana, 1979). 1. Kelonggaran untuk keperluan pribadi (personal allowance). Meliputi kebutuhan pribadi seperti makan, minum dan ke toilet. 2. Kelonggaran untuk melepaskan lelah
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
Setelah lama bekerja, operator membutuhkan istirahat yang cukup. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan. Keterlambatan yang tidak dapat dihindari ini banyak terjadi karena masalah yang datangnya dari mesin, manusia atau faktor lainnya. b. Perhitungan waktu baku (Wb) Waktu baku merupakan waktu kerja dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran (allowance). Perhitungan waktu baku adala
Wb Wn(1 l )
(5)
Dimana: Wb = Waktu baku L = kelonggaran. 2.
Pengukuran Langsung
Waktu
Kerja
Secara
Tidak
Pengukuran waktu kerja dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan data waktu gerakan. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pengukuran waktu tidak langsung yaitu: 1) Untuk pekerjaan yang besar , waktu yang diperoleh dengan cepat. 2) Karena setiap elemen gerakan diketahui waktunya, maka waktu penyelesaiannya suatu operasinya dapat ditentukan sebelum operasinya dilaksanakan. 3) Biaya untuk menentukan waktu baku dengan cara yang relatif lebih murah 4) Untuk mengembangkan metode yang ada, dari metode lama dikembangkan menjadi metode baru. 5) Membantu perancangan produk (product design), bila ternyata kondisi fisik suatu puduk memberi pengaruh buruk terhadap waktu kerja maka dapat diusahakan perbaikan. Berbagai cara pembagian suatu pekerjaan atas elemen–elemen gerakan telah melahirkan beberapa metode penentuan waktu baku secara sintesa. Terdapat diantaranya: a. Pengukuran Waktu Gerakan (Motion Time Measureament) …(2.8) MTM adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku (predetermine time standard) yang dikembangkan berdasarkan gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. MTM lebih sesuai diterapkan untuk kerja setempat dan repetitif. b. Pengukuran Waktu Gerakan Dasar (Maynard Operation Sequence Technique) MOST merupakan salah satu metode pengukuran waktu tidak langsung dengan memanfaatkan data waktu gerakan. MOST ini lebih sesuai untuk pengukuran di mana
4
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
KELOMPOK 15
terdapat perpindahan objek atau orang dan bahan pekerjaan yang repetitive setempat (per-gerakan tangan saja). Konsep MOST berdasarkan pada perpindahan objek. Seperti misalnya mengangkat besi, menggeser panel kendali, dll kecuali berfikir. c. Faktor-Faktor Kerja (Work Factors) Faktor kerja suatu pekerjaan dibagi atas beberapa elemen- elemen gerak menjangkau, membawa, memegang, mengarahkan sementara, merakit lepas rakit, memakai, melepaskan, dan proses mental. Sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined Time System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan. Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Gambar 2. Kurva belajar II 3. METODOLOGI PENELITIAN
2.2 Kurva Belajar Kurva belajar menunjukkan tingkat penguasaan operator terhadap pekerjaan yang dilakukan (kondisi dan metode kerja sudah distandarkan). Kurva belajar ini sangat penting dalam melakukan pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu kerja dilakukan dalam keadaan operator yuang sudah terlatih dan menguasai dengan baik metode pekerjaan yang dilakukanya. Tingkat penguasaan ini dapat dilihat dari kurva belajar. Perumusan matematis dari kurva belajar adalah sebagai berikut: Y = K.X-A
(6)
Dimana : Y = Waktu siklus X = Siklus ke n ( n = 1,2,3….. ) K = antilog ( log YI + A log XI ) i i n (log Xi . log Yi ) (log Xi . log Yi ) n 1 n 1 Ws i i n (log Xi )2 ( log Xi )2 n 1 n 1
(7)
Berikut ini contoh gambar kurva belajar :
Gambar 3. Flowchart Metodologi Penelitian 3.1 Studi Literatur Studi literatur ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang berhubungan dengan Pengukuran waktu kerja. Teori-teori mengenai pengukuran waktu kerja ini diperoleh dari berbagai referensi seperti buku, artikel dan jurnal yang berkaitan dengan analisis pengukuran kerja.
Gambar 1. Kurva Belajar I
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
3.2 Pendahuluan Berisikan Tujuan dan batasan masalah yang sudah ditentukan dalam pembuatan jurnal pengukuran waktu kerja.
5
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
KELOMPOK 15
3.3 Pengumpulan Data Berisikan data yang sudah dikumpulkan saat melakukan praktikum pengukuran waktu kerja. Data yang didapat yaitu data berupa waktu siklus perakitan lego sebanyak 9 komponen yang dilakukan 30 kali. 3.4 Hasil dan Pembahasan Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibahas dan didapatkan waktu normalnya dengan mengetahui faktor penyesuaian terlebih dahulu, kemudian dicari nilai kelonggarannya untuk mendapatkan waktu baku. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui kurva belajar dari operator. Sehingga dapat diketahui waktu kerja yang optimal dari operator dengan melakukan evaluasi. 3.5 Penutup Berisikan kesimpulan dan saran dari praktikum. Kesimpulan yang ditarik berdasarkan tujuan pembuatan jurnal, sedangkan saran yang diberikan berdasarkan batasan masalah yang sudah ditentukan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Keseragaman Data Data yang didapatkan dari hasil praktikum sebanyak 30 buah dilakukan pengujian seragam dengan menggunakan minitab 16. Dapat ditampilkan sebagai berikut :
Uji keseragaman data 18
UCL=17,871
17
Sample Mean
16 15
_ _ X=14,123
14 13 12
R = 9,76 N’ = 0,74 Dengan melihat tabel maytag maka dapat dikatakan data cukup karena nilai N’
Wsiklus Dimana :
x
i
N
(8)
Xi = Waktu Operasi N = Jumlah komponen
Tabel 1. Tabel Waktu Siklus Lego Xi 1 17,68 2 14,62 3 15,21 4 12,37 5 13,09 6 14,04 7 16,87 8 15,79 9 14,58 10 15,12 11 13,45 12 15,03 13 20,92 14 14,76 15 16,2 16 13,41 17 17,23 18 13,72 19 12,87 20 13,59 21 11,92 22 13,59 23 12,37 24 11,61 25 11,16 26 11,2 27 11,34 28 11,7 ∑Xi 395,44 Waktu Siklus 13,18133
11 LCL=10,375
10 1
2
3
4
5
6
7
8 9 Sample
10 11 12 13
14 15
Gambar 4. Uji Keseragaman Data 4.2 Uji Kecukupan Data Kecukupan data menunjukkan kemampuan data untuk mewakili dari sampel yang ada. Adapun variabel-variabel terkait yang berhubungan dengan hal ini yaitu : H = 20,92 L = 11,16
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
Pembahasan : waktu siklus merupakan waktu rata-rata pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, dengan mendapatkan waktu siklus kita dapat melihat rata-rata kecepatan. Dari 30 kali pengerjaan perakitan lego terdapat 2 data yang ekstrim sehingga jumlah data menjadi berkurang menjadi 28 dan didapatkan rata-rata atau waktu siklus sebesar 13,18133. 4.4 Waktu Normal Waktu normal adalah Waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam
6
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
KELOMPOK 15
kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. Dengan menggunakan rumus : WN = WS x p (9) Dengan : P = faktorpenyesuaian jika: P=1 bekerja wajar P<1 bekerja terlalu lambat P>1 bekerja terlalu cepat Faktor penyesuaian merupakan faktor yang digunakan untuk membuat waktu kerja dari pekerja menjadi normal, karena dalam faktanya terkadang pekerja ada yang bisa bekerja terlalu cepat ataupun yang terlalu lambat. Dalam perhitungan kali ini digunakan faktor penyesuaian dengan cara westinghouse. Berikut merupakan faktor penyesuaian yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum : Tabel 2. Tabel Penyesuaian
No 1 2 3 4
Faktor Kelas keterampilan excellent usaha good kondisi good konsistensi average Total Penyesuaian
Kode B1 C1 C D
Penyesuaian 0,11 0,05 0,02 0 0,18
Jadi p = (1+0,18) = 1,18 Pembahasan : faktor penyesuaian jika total penyesuaian bernilai + maka ditambahkan dengan 1 sehingga didapatkan faktor penyesuaian 1,18 dan dengan begitu didapatkan waktu normal 15,5539 s, didapatkan dari 13,1833 x 1,18. 4.5 Waktu Baku Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu. Terdapat faktor kelonggaran yang mempengaruhi yaitu : Tabel 3. Nilai Kelonggaran
No 1 2 3 4 5 6 7
Faktor Tenaga yang dikeluarkan Sikap kerja Gerakan kerja Kelelahan mata Keadaan temperatur tempat kerja Keadaan atmosfer Keadaan lingkungan Total kelonggaran
Waktu Baku Kelonggaran)
=
Waktu
Normal
x
% 6 0,5 0 3 3 0 3 15,5 (1
menggunkannya untuk menetapkan waktu kerja yang sesuai dengan pekerja. 4.6 Kurva Belajar Kurva belajar adalah kurva yang menunjukkan tingkat penguasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Dengan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4. Perhitungan Kurva Belajar X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Y
17,68 14,62 15,21 12,37 13,09 14,04 16,87 15,79 14,58 15,12 13,45 15,03 20,92 14,76 16,2 13,41 17,23 13,72 12,87 13,59 11,92 13,59 12,37 11,61 11,16 11,2 11,34 11,7 ∑ Rata-rata
Log X 0 0,30103 0,47712 0,60206 0,69897 0,77815 0,8451 0,90309 0,95424 1 1,04139 1,07918 1,11394 1,14613 1,17609 1,20412 1,23045 1,25527 1,27875 1,30103 1,32222 1,34242 1,36173 1,38021 1,39794 1,41497 1,43136 1,44716 1,4624 1,47712 32,4237 1,08079
Log Y (Log X)^2 0 0,0906191 1,24748 0,2276447 1,16495 0,3624762 1,18213 0,4885591 1,09237 0,6055194 1,11694 0,7141907 1,14737 0,8155715 1,22712 0,9105788 1,19838 1 1,16376 1,0844987 1,17955 1,1646322 1,12872 1,2408698 1,17696 1,3136095 1,32056 1,3831906 1,16909 1,4499049 1,20952 1,5140045 1,12743 1,5757091 1,23629 1,6352108 1,13735 1,692679 1,10958 1,7482639 1,13322 1,8020987 1,07628 1,8543027 1,13322 1,9049831 1,09237 1,9542363 1,06483 2,0021496 1,04766 2,0488022 1,04922 2,0942664 1,05461 2,1386079 1,06819 2,1818872 32,0551 38,999066 1,14483 1,2999689
(Log Y)^2 0 0 1,556212 1,3571024 1,3974295 1,1932716 1,2475542 1,3164513 1,5058114 1,4361197 1,3543316 1,3913424 1,274014 1,3852324 1,7438832 1,3667629 1,4629266 1,2710956 1,5284013 1,2935744 1,2311646 1,2841863 1,1583706 1,2841863 1,1932716 1,1338677 1,0976003 1,1008585 1,1122087 1,141021 36,818252 1,2272751
Log X*Log Y A a K 0 0 0,595200301 0,701368205 0,826272862 0,850028848 0,943923506 1,036175746 1,170965376 1,19838213 1,211928573 1,272950172 1,257332685 1,348945684 1,553101049 1,407720245 -0,161 0,97082 9,35012 1,488246445 1,415230346 1,58090425 1,479731815 1,467106164 1,521259501 1,465595336 1,564082234 1,527067307 1,506709211 1,499588565 1,518384288 1,54226402 1,57784004 36,5283049 1,217610163
Tabel 5. Kurva Belajar untuk 100 Siklus Pekerjaan Merakit Lego
+
Pembahasan : waktu baku didapatkan yaitu 15,5539 s x 0,155 adalah 17,9648392 s. Dengan mendapatkan waktu baku kita dapat
Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
7
ANALISIS PENGUKURAN KERJA
KELOMPOK 15
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Y 9,350 10,454 11,159 11,688 12,116 12,477 12,790 13,068 13,318 13,546 13,756 13,950 14,131 14,300 14,460 14,611 14,754 14,891 15,021 15,146 15,265 15,380 15,490 15,597 15,700
X 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Y 15,799 15,8953 15,9887 16,0793 16,1673 16,2528 16,3361 16,4173 16,4964 16,5735 16,6489 16,7225 16,7944 16,8648 16,9337 17,0012 17,0672 17,132 17,1956 17,2579 17,3191 17,3791 17,4381 17,4961 17,5531
X 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Y 17,609 17,664 17,719 17,772 17,825 17,876 17,927 17,978 18,027 18,076 18,124 18,172 18,219 18,265 18,310 18,356 18,400 18,444 18,487 18,530 18,573 18,614 18,656 18,697 18,737
X 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Y 18,777 18,817 18,856 18,895 18,933 18,971 19,008 19,045 19,082 19,119 19,155 19,190 19,226 19,261 19,295 19,330 19,364 19,398 19,431 19,464 19,497 19,530 19,562 19,594 19,626
Kurva Belajar waktu siklus
25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0.000 1 7 1319253137434955616773
Adapun untuk kedepannya dala pengukuran waktu kerja lebih baik mengukur pekerjaan yang tingkat kesulitannya moderate (medium) sehingga lebih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pekerja. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat nikmat darinya-Nya kami dapat menyelesaikan jurnal kami dengan baik. Kepada kedua orang tua kami yang telah mendukung secara moril dan materil serta cinta juga kasih sayang yang tak henti-hentinya kepada kami. Kepada jajaran dosen dan asisten yang telah membantu dan membimbing kami sehingga sempurnalah jurnal kami. Kepada teman-teman seangkatan serta berbagai pihak yang membantu dalam proses pembuatan jurnal kami. Tidaklah bingkisan dapat kami hantarkan, tidak pula bunga dapat kami berikan, maka tidak berlebihkan jika kami ucapkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan selama ini.
DAFTAR PUSTAKA [1] Barnes, R. M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of work. Sevent Edition. New York: Jhon Willey & Sons. [2] Sutalaksana. 1979. Teknik Tata Cara Kerja.Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. [3] Wingjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya : Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Surabaya.
Siklus ke Gambar 5. Kurva Belajar Operator Pembahasan : Berdasarkan perhitungan kurva belajar yang dilakukan dengan membuang data esktrim didapatkan bentuk kurva yang menaik menunjukkan tingkat penguasaan operator dalam perakitan lego. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang dilakukan maka dapat dikatakan bahwa waktu rata-rata pengerjaan perakitan lego adalah 13,18 s. Waktu normal sebesar 15,554 s, serta waktu baku didapatkan sebesar 17,964 s. Waktu baku yang didapatkan nantinya bisa digunakan untuk memperbaiki sistem kerja sehingga nantinya pengerjaan perakitan bisa lebih dioptimalkan. Jurnal Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 15)
8