JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
PENGARUH PENERAPAN Q UA UA N T U M
L E A R N I N G TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
FAISAL IMAM PRASETYO K4308035
Pembimbing 1 : Drs. Slamet Santosa, M.Si. Pembimbing 2 : Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012
0
THE INFLUENCE OF Q U A N TU M L E A R NI N G TOWARD BIOLOGY LEARNING th ACHIEVEMENT OF 10 GRADE STUDENTS AT SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012.
Faisal Imam Prasetyo, Slamet Santosa, Puguh Karyanto. Biology Study Program of Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, Central Java, Indonesia. The purpose of this research is to ascertain the influence of Quantum Learning approach toward biology learning achievement of 10th grade students at SMA Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012. The research was quasi experiment research using quantitative approach. The research was designed using posttest only control design. Experimental group applied Quantum Learning. Control group applied discussion, classical course and questionanswer method. The populations of this research were all of 10th degree students at SMA Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012. The samples of this research were the students of 10th K as experiment group and 10th J as control group. The sample of this research was established by cluster random sampling. The data was collected using questionnaire, multiple choice test, observation form, and document. The hypotheses analyzed by t-test. The research concluded that application of Quantum Learning had significant effect toward biology learning achievement in cognitive, affective, and psychomotor of th 10 grade students at SMA Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012. Keywords: Quantum Learning, Biology Learning Achievement.
PENDAHULUAN Manusia dan pendidikan tidak
besar membaginya menjadi 3 ranah
dapat dipisahkan satu dengan yang
psikomotorik
(Sudjana,
2010).
lainnya.
Tujuan pendidikan dapat
Pembelajaran
biologi
yang
tercapai
dengan
suasana
merupakan bagian dari sains tidak
belajar dan proses pembelajaran yang
hanya menekankan pada pencapaian
terencana dengan baik.
Salah satu
suatu produk, namun juga harus
ciri pembelajaran adalah harus dapat
mempelajari aspek proses, sikap, dan
membuat
teknologi
siswa
adanya
belajar
yaitu
sehingga
kognitif,
afektif,
agar
terdapat perubahan pada diri siswa
memahami
sains
tersebut yang disebut sebagai hasil
(Rustaman,
dkk .,
belajar (Siregar dan Nara, 2010).
2008).
Hasil belajar dalam pendidikan nasional
menggunakan
siswa secara 2005;
dan
dapat utuh Wenno,
Pencapaian hasil belajar biologi
klasifikasi
maupun pembelajaran secara umum
hasil belajar Bloom yang secara garis
dapat dipengaruhi oleh dua faktor 1
yaitu
faktor
eksternal
internal
(Syah,
dan
2010;
2010).
Kesulitan
faktor
internal
faktor
adalah
Slameto,
pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi
mengakomodasi
khususnya
kebanyakan
hanya mengedepankan hasil kognitif
faktor
dibandingkan
psikomotorik
dan
psikologis berupa karakter, minat
afektif.
belajar dan gaya belajar siswa yang
memiliki paradigma bahwa biologi
beragam menjadi salah satu masalah
merupakan
umum dalam pembelajaran.
banyak menghafal.
Faktor
eksternal
khususnya
Kebanyakan siswa mulai
mata
Proses
pelajaran
pembelajaran
yang
yang
faktor sekolah tentunya berpengaruh
terjadi di kelas X SMA Negeri 4
secara langsung pada pembelajaran
Surakarta juga mengalami beberapa
siswa. Salah satu permasalahan yang
permasalahan
ditemui berkaitan faktor eksternal
dipaparkan
tersebut adalah pembelajaran di kelas
hasil belajar yang dicapai siswa
yang
mengelola
belum maksimal. Berbagai macam
lingkungan kelas agar lebih nyaman
pendekatan pembelajaran ditawarkan
dan menyenangkan bagi siswa.
untuk mengatasi permasalahan yang
kurang
mampu
Faktor eksternal berupa metode mengajar
guru
pembelajaran
atau
juga
yang
sebelumnya,
telah
sehingga
terjadi dalam proses pembelajaran,
pendekatan
misalnya
mempengaruhi
Active
Learning,
belajar siswa (Syah, 2010; Slameto, 2010).
seperti
Learning,
Contextual
E-
Teaching
Learning, dan Quantum Learning.
Permasalahan yang sering
Quantum Learning merupakan
muncul adalah penerapan pendekatan
suatu pendekatan pembelajaran yang
pembelajaran di ruang kelas yang
memanfaatkan
kurang menumbuhkan peran aktif
dalam pembelajaran sehingga situasi
serta
dalam pembelajaran menjadi lebih
kesempatan
siswa
untuk
proses
orkestrasi
menunjukan hasil kerjanya sehingga
menyenangkan. Quantum Learning
hasil belajar yang dicapai kurang
berusaha menyingkirkan hambatan
maksimal.
dalam
Permasalahan diungkapkan oleh
lain
proses
belajar
melalui
yang
penyajian musik dan pemanfaatan
Reeves (2006)
suasana lingkungan dengan baik.
2
Quantum Learning mencakup unsur
penelitian
belajar
mampu
tujuan untuk mengetahui pengaruh
mengubah kemampuan dan bakat
Quantum Learning terhadap hasil
alamiah siswa menjadi kesuksesan
belajar biologi siswa kelas X SMA
dalam hasil belajar yang bermanfaat
Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran
bagi
2011/2012.
efektif
yang
dirinya
sendiri
maupun
lingkungan (DePorter, et al ., 2002) Quantum
Learning
tidak
Penelitian SMA
yang biasa dilakukan di kelas namun
peran
potensi
sehingga
siswa
dan
penelitian
pengaruh
sampel telah
Learning
pelajaran,
pengaruh
Learning terhadap
random
kelas X-J sebagai kelompok kontrol
namun
yang menerapkan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. Setiap
Quantum hasil
cluster
menerapkan Quantum Learning dan
belum ditemukan penelitian yang meneliti
dengan
sebagai kelompok eksperimen yang
pembelajaran, dan hasil belajar pada mata
Only
secara acak menetapkan kelas X-K
terhadap prestasi belajar, kualitas
beberapa
adalah Posttest
sampling. Hasil pemilihan sampel
mengatahui
Quantum
pelajaran
Control Design. Teknik pengambilan
ditingkatkan.
untuk
tahun
pada
SMA Negeri 4 Surakarta. Desain
dikurangi dan hasil belajar dapat
dilakukan
genap
Surakarta
ini adalah seluruh siswa kelas X
masalah
penelitian
4
di
kuantitatif. Populasi dalam penelitian
internal dan eksternal siswa dapat
Beberapa
dilaksanakan
kuasi eksperimen dengan pendekatan
langkah
aktif
dengan
2011/2012. Penelitian ini termasuk
dengan baik dan menyenangkan serta
pengembangan
Negeri
semester
mengkondisikan suasana lingkungan
beberapa
dilakukan
METODOLOGI PENELITIAN
menghilangkan pola pembelajaran
menambahkan
ini
kelompok masing-masing memiliki
belajar
32 orang siswa.
biologi pada ranah kognitif, afektif
Variabel
dan psikomotorik.
penelitian
Berdasar pada pemaparan yang
ini
bebas
dalam
adalah
Quantum
Learning . Variabel terikat dalam
telah dijelaskan sebelumnya maka
penelitian ini adalah hasil belajar 3
biologi siswa pada ranah kognitif,
Uji hipotesis menggunakan uji-
afektif, dan psikomotorik. Teknik
t yang didahului uji Lilliefors untuk
pengumpulan data yang digunakan
menguji normalitas dan uji Levene’s
dalam
untuk menguji homogenitas.
penelitian
dokumentasi,
ini
angket,
observasi.
Metode
adalah tes
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumentasi
Hasil analisis data pengaruh
berupa penggunaan dokumen hasil belajar yang diolah selama
penerapan
satu
acuan
kemampuan populasi
untuk awal
penelitian.
biologi disajikan pada Tabel 1.
mengetahui siswa
Tabel 1. Hasil Analisis Pengaruh Pendekatan Quantum Learning terhadap Hasil Belajar Biologi.
pada
Metode
Quantum
Learning (QL) terhadap hasil belajar
semester dengan nilai asli sebagai bahan
pendekatan
tes
digunakan untuk mengambil data
ognitif
t 2,299
df 62
Sig t(0.025,62) 0,025 1,999
hasil belajar biologi pada ranah
fektif 4,935 sikomotorik 2,.804
62 62
0,000 0,000
kognitif.
Metode
Ranah
observasi
Tabel 1 menunjukan bahwa
digunakan untuk mengukur hasil belajar
biologi
psikomotorik rancangan
pada
dan
semua thitung > t (α,df) dan sig. < 0,050
ranah
sehingga H0 ditolak pada semua
keterlaksanaan
pembelajaran.
ranah hasil belajar. Hal tersebut
Metode
menginformasikan bahwa penerapan
angket digunakan untuk mengambil
QL berpengaruh nyata terhadap hasil
data hasil belajar biologi pada ranah afektif terhadap
siswa
dan
respon
penerapan
belajar biologi pada ranah kognitif,
siswa
afektif dan psikomotorik. Pengaruh
Quantum
QL bersifat positif karena nilai rata-
Learning dalam pembelajaran.
rata hasil belajar siswa di kelompok
Tes uji coba (try out ) pada
eksperimen yang menggunakan QL
instrumen penelitian dilakukan untuk
lebih tinggi dibandingkan kelompok
mengetahui validitas produkmoment,
kontrol yang menerapkan metode
reliabilitas, daya beda, dan taraf
ceramah, diskusi dan tanya jawab.
kesukaran butir soal. Selain validasi produkmoment,
instrumen
1,999 1,999
Pengaruh
juga
positif
ini
disebabkan
karena kelompok eksperimen yang
divalidasi isi dan konstruk oleh ahli.
4
menerapkan Ekosistem aspek
QL
memberikan
yang
tidak
kelompok kontrol. tersebut
pada
materi
ketiga diawali dengan pemutaran
beberapa
video musikal siklus air agar siswa
terdapat
pada
merasakan suasana yang lain dari
Aspek – aspek
diimplementasikan
pertemuan
dalam
sebelumnya
sehingga
minat belajar dapat ditumbuhkan
rangcangan pembelajaran TANDUR
secara
sebagai salah satu ciri khas QL pada
Hernacki (2011) menyatakan bahwa
pembelajaran biologi.
penciptaan
Aspek
penciptaan
maksimal.
DePorter
minat
secara
tidak
minat
langsung
merupakan salah satu aspek yang
motivasi
cukup
keberhasilan
sehingga pembelajaran lebih mudah
pembelajaran biologi. Pembelajaran
diterima dan informasi lebih cepat
biologi yang baik, harus mampu
diserap oleh siswa sehingga hasil
menyajikan konsep yang dipelajari
belajarpun dapat ditingkatkan
menentukan
sebagai contoh yang nyata tentang
dapat
dan
siswa
untuk
belajar
Aspek kedua dalam QL adalah
keadaan dan fenomena di lingkungan
pengelolaan
sekitar (Chamany, et al ., 2008).
Penelitian
Siswa
memperbaiki
kelompok
menumbuhkan
eksperimen
lingkungan
belajar.
menfokuskan
untuk
lingkungan
mikro
diarahkan untuk membangun konsep
dengan
satuan mahluk hidup, tipe ekosistem,
lingkungan kelas dan menempatkan
interaksi mahluk hidup dan aliran
sistem musik dengan instrumental
energi
memberiakan
suara alam (natural sound ) sebagai
pertanyaan-pertanyaan singkat dari
musik latar selama pembelajaran.
guru serta dibantu dengan tayangan
Pemilihan
PowerPoint yang menyajikan contoh-
tersebut disesuaikan dengan materi
contoh
ekosistem,
proses
aliran
ekosistem yang berkaitan erat dengan
energi,
piramida
ekologi
dan
suasana alam. Instrumental tersebut
dengan
cara
menjaga
musik
kebersihan
instrumental
berbagai gambaran interaksi mahluk
juga membuat suasana menjadi lebih
hidup dalam kehidupan nyata. Selain
santai
itu, pembahasan sub pokok bahasan
tersebut dibuktikan oleh hasil angket
daur biogeokimia pada pertemuan
respon
5
dan
siswa
kondusif.
yang
Keadaan
menunjukan
bahwa
96,9%
siswa
kelompok
tangan, hadiah bagi kelompok terbaik
eksperimen merasa lebih lebih santai
atau acungan jempol bagi jawaban
selama pembelajaran sehingga siswa
yang
bisa lebih menikmati pembelajaran.
menyatakan bahwa semakin intensif
tepat.
Sukirman
(2011)
Aspek ketiga dalam QL adalah
motivasi yang diberikan oleh guru
sikap positif terhadap kegagalan.
akan menyebabkan motivasi belajar
Aspek
dimplementasikn
siswa semakin tinggi, sehingga hasil
pada kelompok eksperimen dengan
belajarnya juga dapat ditingkatkan.
menempatkan poster-poster motivasi
Pernyataan tersebut didukung oleh
yang
Hamdu dan Agustina (2011) yang
tersebut
mensugesti
siswa
untuk
bersikap positif terhadap kegagalan,
menyatakan
selain itu motivasi juga diberikan
pengaruh posistif yang signifikan
oleh guru secara langsung disetiap
antara motivasi terhadap prestasi
akhir pembelajaran agar siswa lebih
belajar siswa.
bersemangat.
bahwa
terdapat
Pemberian motivasi
Aspek berfikir kreatif cukup
oleh guru maupun melalui poster
memegang peranan penting dalam
menyebabkan lebih dari 90% siswa
peningkatan
merasa lebih bersemangat dan mulai
kelompok eksperimen. QL menuntut
mampu
untuk
guru dan siswa untuk aktif berkreasi
menyikapi kegagalan. Nilsen (2009)
dalam proses pembelajaran. Hasil
menyatakan bahwa seorang siswa
pengamatan kelompok eksperimen
yang
bersikap
percaya
memiliki
positif
hasil
belajar
pada
bahwa
dirinya
yang menerapkan QL menunjukkan
kemampuan
untuk
bahwa siswa berpartisipasi aktif di
menyelesaikan tugas yang diberikan
dalam
kepadanya akan menunjukan potensi
tersebut dikarenakan siswa diberi
secara maksimal agar tugas tersebut
kesempatan untuk mengeksplorasi
terselesaikan dengan sukses.
dirinya. Tahap-tahap dalam QL pada
Pemberian
motivasi
proses
pembelajaran.
Hal
juga
pokok bahasan ekosistem menuntut
dilakukan intensif saat pembelajaran
siswa untuk lebih aktif membaca,
yang diimplementasikan pada fase
memahami, mendiskusikan masalah,
Rayakan dengan memberikan tepuk
mengembangkan pengetahuan yang
6
didapat, melakukan percobaan serta
eksperimen mengakomodasi siswa
mempresentasikan pengetahuan yang
dengan gaya belajar visual melalui
telah mereka peroleh di depan kelas,
tulisan dan tayangan PowerPoint
sehingga pembelajaran menjadi lebih
yang tersusun jelas serta dilengkapi
interaktif.
gambar-gambar yang menarik, LKS
Kreatifitas guru pada kelompok eksperimen
dengan
berwarna, serta dengan pembuatan
pembuatan media presentasi yang
mind map sebagai tugas rumah di
dilengkapi efek musik, pembuatan
akhir pertemuan.
LKS yang dipenuhi dengan gambar-
Siswa
gambar
ditunjukan
yang disertai gambar-gambar yang
tentang
tipe
ekosistem,
auditori
dengan
gaya
diakomodasi
belajar melalui
interaksi mahluk hidup, aliran energi,
penyampaian konsep dengan intonasi
piramida energi dan daur biogeo
yang jelas dan irama suara yang
kimia
penggunaan
diatur dengan lebih menarik. Guru
bahasa tubuh yang sesuai untuk
juga memberikan penekanan suara
mengendalikan kelas.
pada beberapa kalimat penting, serta
serta
dengan
Kolaborasi
dari kreatifitas siswa dan guru inilah
penggunaan
yang menyebabkan kondisi pada
untuk
kelompok eksperimen menjadi lebih
informasi dan memperkuat kesan
interaktif bila dibandingkan dengan
pada siswa tersebut.
kondisi pada kelompok kontrol. Aspek mengenali
keempat gaya
belajar
beberapa
efek
mempermudah
suara
penyerapan
Siswa kinestetik diakomodasi
adalah
dengan
diskusi
siswa.
mereka
bisa
kelompok
selalu
agar
berinteraksi
Penelitian ini memang tidak menguji
dengan teman - temannya. Siswa
gaya belajar satu persatu, namun
kinestetik juga diakomodasi dengan
mengatur proses pembelajaran agar
melakukan
mampu mengakomodasi gaya belajar
kompetisi mahluk hidup agar siswa
secara
maksimal
tersebut mampu melakukan suatu
(2010)
menyatakan
karena bahwa
Tanta, gaya
kerja
belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
nyata
percobaan
yang
tentang
berhubungan
dengan konsep yang dimilikinya.
QL pada kelompok
7
Keadaan dan suasana belajar yang
berbeda
ditunjukan
ekosistem, selain itu pembelajaran
pada
pada kelompok kontrol juga kurang
kelompok kontrol yang menerapkan
menumbuhkan
ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
untuk
Pembelajaran pada kelompok kontrol
diskusinya.
lebih didominasi oleh guru sebagai sentra
informasi
mengkomunikasikan
siswa hasil
Pembelajaran yang dilakukan
siswa
pada kelompok kontrol menyebabkan
kurang aktif untuk mencari informasi
50% siswa tidak menyukai proses
dari sumber lain dalam pembelajaran.
pembelajaran.
Diskusi
menyatakan
pada
sehingga
keberanian
kelompok
mengkondisikan
kontrol
siswa
Kertamuda (2008) bahwa
pembelajaran
untuk
yang tidak disukai membuat siswa
mengerjakan LKS bersama dengan
merasa stress dan kurang menikmati
kelompoknya dan mempresentasikan
pembelajaran yang mereka ikuti, dan
hasil diskusi tersebut.
mengakibatkan hasil belajar yang
Masalah yang dihadapi dalam
didapatkan mengalami penurunan.
pembelajaran adalah siswa sedikit kesulitan kurang
dalam
diskusi
diberikan
1. Hasil Belajar Biologi pada Ranah Kognitif Hasil belajar biologi pada ranah
karena
gambar-gambar
kognitif diperoleh melalui tes pilihan
sebagai petunjuk menjawab LKS
ganda
tersebut. Masalah lain yang timbul adalah
siswa
enggan
mengkomunikasikan
yang
berani
pendapatnya
kognitif
diskusi
yang telah mereka peroleh.
Siswa
sama
lebih
pada
bahwa
kelompok
pada
memberikan
kurang
kemudahan
kepada
pada
pokok
tinggi
ingatan
pada
tes
kelompok
bila
dibandingkan
melatih
yang
kekuatan
diimplementasikan
dengan memberikan trik mengingat bagi
siswa
eksperimen
siswa untuk belajar dan membangun konsep
hasil
siswa
Aspek
pembelajaran
kontrol
Rerata
akhir
dengan kelompok kontrol.
setiap pertemuan. Keadaan tersebut menunjukan
di
eksperimen menunjukan hasil yang
mengkomunikasikan hampir
diberikan
pembelajaran.
untuk
hasil
yang
pada
kelompok
memungkinkan
untuk
meningkatkan hasil belajar biologi
bahasan
siswa pada ranah kognitif. Hasil 8
perhitungan angket
respon
siswa
terbiasa
untuk
menemukan
kata
menyatakan bahwa 96,88% siswa
kunci yang mengingatkan mereka
kelompok eksperimen merasa lebih
pada materi yang mereka pelajari.
mudah
Langkah lain yang digunakan untuk
untuk
belajar
setelah
mendapatkan trik mengingat dari
melatih
kekuatan
guru. Pemberian trik mengingat tidak
dengan
memberikan
hanya dilakukan dengan menuliskan
pertanyaan pada saat fase Ulangi
kata-kata penting pada papan tulis
sebagai bentuk pengulangan materi.
atau pada tayangan Power Point,
Pengulangan materi perlu dilakukan
namun
dengan
sebagai evaluasi singkat sejauhmana
memberikan penekanan pada kata
siswa mendapat pengetahuan, selain
kunci atau hal-hal penting dalam
itu Kusno dan Purwanto (2011)
pembelajaran yang disertai dengan
menyatakan
bahasa
pengubahan
mampu memperkuat koneksi saraf
intonasi suara agar menimbulkan
dan memperkuat retensi, sehingga
asosiasi indrawi pada diri siswa
daya ingat siswa menjadi lebih baik.
juga
dilakukan
tubuh
sehingga
atau
informasi
benar-benar
ingatan
bahwa
adalah
pertanyaan-
pengulangan
Aspek membiasakan mencatat
mampu diingat oleh siswa. DePorter
diimplementasikan
dan Hernacki (2011) menyatakan
eksperimen
bahwa pada ummnya informasi yang
metode mencatat baru bagi siswa
paling
yaitu
mudah
informasi
diingat
yang
mengandung
adalah
didalamnya
asosiasi
mind
dengan
map.
pada
kelas
memberikan
Metode
ini
mendukung penguasaan kognitif bagi
inderawi
siswa
yang
ditunjukan
dengan
terutama visual, memiliki konteks
96,91% siswa merasa lebih cepat
emosinal, dan adanya asosiasi yang
memahami
intens,
bahasan ekosistem dengan membuat
sehingga
lebih
memberi
makna bagi siswa. Siswa
juga
konsep
pada
pokok
mind map. Hal tersebut disebabkan untuk
mind map membantu mendeterminasi
membuat kata kunci selama proses
pengetahuan siswa serta mengingat
diskusi pada fase Namai. Aktivitas
kembali
tersebut
awal yang telah dimiliki dengan
dilakukan
dilatih
agar
siswa
9
(recalling )
pengetahuan
konsep baru yang didapatkan pada
otak
pembelajaran (Evrekli, et al ., 2009).
visual
Kecepatan recalling dapat dilakukan
Pembelajaran pada kelompok kontrol
karena
juga
mind
map
menggunakan
yang
cenderung
kurang
mengenal
terakomodasi.
kurang
memberikan
kemampuan otak yang cenderung
pengulangan materi kepada siswa
mengenal visual untuk mendapat
sehingga informasi dan pemahaman
hasil yang maksimal (Buzan, 2005).
yang
Kecepatan untuk memahami konsep
maksimal.
sebagai produk dari mind map pada
membuat hasil belajar kognitif pada
kelompok
kelompok kontrol kurang mampu
eksperimen
mampu
didapatkan
siswa
kurang
Keadaan
tersebut
meningkatkan hasil belajar biologi
dicapai secara maksimal.
siswa pada ranah kognitif, keadaan
2. Hasil Belajar Biologi pada Ranah Afektif Hasil belajar ranah afektif
tersebut sejalan dengan penelitian Indriani (2008) yang menyatakan bahwa
mind
mapping
diukur menggunakan angket yang
dapat
menunjukan
meningkatkan hasil belajar siswa.
lebih
siswa, sehingga siswa tidak hanya
pengetahuan
juga
dengan
berkomunikasi
lain.
bernalar,
serta
memperluas
dapat
pembelajaran belajar
dan
menggunakan tradisional
kontrol
metode
sehingga
motivatif
suasana dan
guru untuk membangun hubungan baik dengan siswa sehingga guru
Pembelajaran yang dilakukan kelompok
lebih
sehingga
menyenangkan. QL mengharuskan
menanggapi permasalahan.
pada
kelompok
penghargaan dari awal sampai akhir
kemampuan
wawasan
pada
yang penuh dengan motivasi dan
meningkatkan kemampuan berpikir dan
dari
karena QL menyajikan pembelajaran
Siswandi (2006) menyatakan bahwa kemampuan
baik
kontrol. Hasil tersebut dimungkinkan
berbagi
siswa
hasil
afektif pada kelompok eksperimen
mampu meningkatkan komunikasi
namun
rata-rata
belajar biologi siswa pada ranah
Diskusi dan presentasi pada QL
mencatat
nilai
mendapatkan ijin untuk melakukan
masih
pembelajaran bersama dengan siswa
mencatat kemampuan
10
(DePorter, et al ., 2002).
Hasil
perhitungan angket
siswa
afektif
menunjukan bahwa seluruh siswa
menghargai
dan
menyenangi
menyenangi cara mengajar guru pada
pembelajaran
sulit
dikembangkan
kelompok
karena siswa kurang tertarik pada
eksperimen
yang
menerapkan QL sehingga siswa lebih
pembelajaran.
sehingga karakter menghargai dan
Kondisi
menyenangi
pembelajaran
dapat
dalam
ditumbuhkan dengan optimal. Hasil
lain
yang
pembelajaran
ditemui
ditunjukan
melalui hasil perhitungan angket
perhitungan
angket
afektif
siswa
yang
menyebutkan
afektif siswa pada kelompok kontrol
bahwa 71% siswa pada kelompok
menunjukan bahwa 53,13% siswa
eksperimen dan 21,88% siswa pada
tidak menyukai cara mengajar guru
kelompok
pada kelas kontrol. Keadaan tersebut
berbicara dengan teman tentang hal
menjadikan pembelajaran pada kelas
lain di luar pokok bahasan ekosistem
kontrol kurang menyenangkan bagi
saat
siswa, sehingga karakter siswa untuk
menunjukan bahwa penerapan QL
menghargai
pada kelompok eksperimen lebih
mampu
pembelajaran
dikembangkan
belum dengan
kontrol
diskusi.
mampu
tidak
Keadaan
mengembangkan
suka
tersebut
karakter
maksimal. Pembelajaran yang kurang
patuh pada siswa bila dibandingkan
menyenangkan
dengan pembelajaran pada kelompok
membuat
siswa
cenderung lebih pasif, jenuh dan masa
bodoh
(Santoso,
kontrol.
2006).
Hasil
perhitungan
Kejenuhan siswa pada kelas kontrol
afektif
siswa
ditunjukan dengan hasil perhitungan
bahwa
68,75%
angket
eksperimen
afektif
53,13%
yang
siswa
menunjukan
sering
merasa
juga
angket
menunjukan
siswa
kelompok senang
mempresentasikan
hasil
diskusi,
mengantuk saat proses pembelajaran
sedangkan pada kelompok kontrol
berlangsung
siswa
terdapat 37,5% siswa yang senang
saat
mempresentasikan hasil diskusi. Hal
pembelajaran. Keadaan yang terjadi
tersebut menunjukan bahwa pada
pada
tersebut
kelompok
eksperimen
karakter
menerapkan
QL
merasa
dan
tidak
kelompok
menunjukan
56,25%
bersemangat
kontrol bahwa
11
lebih
yang mampu
menumbuhkan
dan
rangkaian alat dan bahan percobaan
keterampilan berkomunikasi siswa
tidak dapat dikembangkan secara
dari pada kelompok kontrol.
optimal.
3. Hasil Belajar Biologi pada Ranah Psikomotorik Penilaian hasil belajar ranah
eksperimen
psikomotorik
keberanian
diperoleh
antar
Kelompok
kelompok
diskusi
sebesar
rerata
91,31
pembelajaran.
eksperimen
hasil
sedangkan
salah
satunya
tersebut
karena
media
kelompok
Keadaan kelompok
bahasan
ekosistem
menyediakan media belajar yang dapat
mengasosiasikan
beberapa
indera sehingga lebih menarik dan
diskusi dan tanya jawab, sehingga
mudah diamati oleh siswa.
siswa tidak mendapat pengalaman
Indikator lain yang membuat
dan
kelompok eksperimen lebih baik bila
mengakibatkan keterampilan siswa
dibandingkan dengan pembelajaran
dalam memilah alat dan bahan yang
pada kelompok kontrol dapat dilihat
digunakan pada kegiatan percobaan keterampilan
Siswa
dikarenakan
pada pokok
ranah psikomotorik melalui aktivitas
dan
mengamati
dari
ekpsperimen yang menerapkan QL
mengembangkan keterampilan pada
langsung
ditinjau
total sebesar 128 poin.
dilakukan percobaan dan guru hanya
secara
yang
kelompok kontrol mendapatkan skor
pada kelas kontrol tidak banyak
belajar
eksperimen
sebesar 160 poin, sedangkan siswa
pada
Hal tersebut
disebabkan
dapat
eksperimen mendapatkan skor total
belajar
kelompok kontrol didapatkan rerata hasil sebesar 63,50.
tersebut
kontrol
keterampilan
kelompok.
didapatkan
sehingga
skor total yang lebih tinggi dari pada
mengamati media pembelajaran serta
kelompok
hidup
menerapkan QL menunjukan hasil
rangkaian alat dan bahan percobaan,
Pada
aktivitas
dikembangkan dengan maksimal.
membentuk
hasil
mahluk
keterampilan
alat dan bahan yang digunakan pada
mempresentasikan
memberikan
kelas
pada sub pokok bahasan interaksi
melalui
keterampilan siswa dalam memilah
percobaan,
pada
belajar berupa percobaan sederhana
lembar observasi, yang mengukur
kegiatan
Sebaliknya
pada
membentuk 12
pencapaian
keterampilan
mempresentasikan
hasil
diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, T. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Chamany, K., Allen, D., and Tanner,K. 2008. Making Biology Learning Relevant to Students: Integrating People, History, and Context into College Biology Teaching, CBE Life Sciences Education 7: 267 – 278. DePorter, B and Hernacki, M. 2011. Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. DePorter, B., Reardon, M., dan Nourie, S. 2002. Quantum Teaching: Mempraktekan Quantum Learning di Ruang Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Evrekli, E; Balim, A.G., and Didem. 2009. Mind Mapping Applications in Special Teaching Methods Courses for Science Teacher Candidates and Teacher Candidates’ Opinions Concerning the applications, ELSILVER Procedia Social and Behavioral Sciences 1 2274 – 2279. Hamdu, G dan Agustina, L. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal penelitian Pendidikan. 12 (1). 90-96. Hernowo. 2007. Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Kreatif . Bandung: Mizan Media Utama. Indriani, N. 2008. Meningkatkan Keterampilan Kreativitas
Keterampilan tersebut dinilai melalui tampilan siswa saat presentasi di depan
kelas.
menyatakan
Tanner,
bahwa
(2009)
siswa
harus
dilatih berbicara di depan kelas untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa sekaligus untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa. Keterampilan berkomunikasi pada penelitian
ini
ditunjukan
melalui
keterampilan mempresentasikan hasil diskusi.
Kelompok
eksperimen
menunjukan skor total sebesar 124 poin,
sedangkan
kontrol
pada
menunjukan
sebesar 72 poin.
kelompok skor
total
Hasil tersebut
menunjukan bahwa siswa kelompok eksperimen memiliki keterampilan mempresentasikan hasil diskusi yang lebih
tinggi
dibandingkan
siswa
kelompok kontrol. KESIMPULAN
Berdasar
pada
analisis
dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan Quantum Learning berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri
4
Surakarta
pada
ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. 13
Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Mind Mapping pada Kelas IX-1 SMPN 5 Padang Panjang, Jurnal Guru 5(1): 7-16 Kertamuda, F. 2008. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Psikologi 21(1):25-38. Kusno and Purwanto, J. 2011. Effectiveness of Quantum Learning for Teaching Linear Program, International Journal for Educational Studies 4(1): 83-92. Nilsen, H. 2009. Influence on Student Academic Behaviour through Motivation, SelfEfficacy and Value Expectation: An Action Research Project to Improve Learning, Issues in Informing Science and Information Technology 6: 545-556 Reeves, T. C. 2006. How Do You Know They are Learning?The Importance of Alignment in Higher Education, International Journal of Learning Technology 2(4): 204-307. Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Ahmad, Y., Suroso A., Yudianto, Rochintaniawati D., Nurjhani, M., dan Subekti, R., 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI & JICA IMSTEP. Santoso, A.B. 2006. Implementasi Model Pakem dalam Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Siswa di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan 12(1): 46-60.
Siregar, E. dan Nara, H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Gahlia Indonesia. Siswandi, H.J. 2006. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Melalui Metode Diskusi Panel dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Penabur 7: 24-35. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukirman. 2011. Peranan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Metro Tahun 2010, GUIDENA 1(1): 23-35. Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tanta. 2010. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih, KREATIF Jurnal Kependidikan Dasar 1(1): 7-21. Tanner K. D. 2009. Feature Approaches to Biology Teaching and Learning.Talking to Learn: Why Biology Students Should Be Talking in Classrooms and How to Make It Happen. CBE Life Sciences Education 8: 89 – 94 Wenno, I.H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual . Yogyakarta: Inti Media.
14