“SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BESERTA KLASIFIKASI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PADA INDUSTRI KERTAS DENGAN SPESIFIKASI STANDAR RESMI INTERNASIONAL INTERNASIONAL (ISO 14001)”
Eka Ratna Sari(1510631160041), Eka Riski Kurniawati(1510631160042), Eko Gustiana(1510631160044), Hendra Prayitno(1510631160056), Hendri Setiawan(1510631160057), Henri Prasetya(1510631160059).
Program Studi Teknik Elektro, Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang. Karawang. Abstrak
Sistem manajemen lingkungan adalah sistem yang harus diterapkan oleh setiap perusahaan beserta pemilik perusahaan dalam bidang apapun sebagai jaminan dan bukti bahwa usaha yang dijalankan tersebut tidak mendatangkan potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar. Spesifikasi Standar Resmi Internasional (ISO 14001) pada sebuah industri diterapkan agar setiap perusahaan memiliki standar yang sama dalam hal menjalankan sistem produksi atau sistem operasional dengan standar yang ramah lingkungan supaya tidak memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan sekitar. Standar Resmi Internasional ini mencakup penerapan prinsip-prinsip manajemen lingkungan yang mencakup beberapa faktor seperti air, tanah, udara, masyarakat sekitar dan habitat makhluk hidup serta ekosistem ekosistem lingkungan hidup. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebuah industri kertas swasta nasional besar yang berlokasi di Desa Kuta Mekar Btb. 6 ‐9 Ciampel ‐ Karawang,
Jawa‐ Barat,
Indonesia. Perusahaan ini menerapkan menerapkan spesifikasi standar resmi internasional( ISO 14001). Perusahaan ini didirikan pada tahun
1976 dan saat ini memiliki 7.672 karyawan yang bekerja 3 sift dengan jam kerja 8 jam per sift. PT. Pindo Deli memproduksi memproduksi kertas fotokopi, kertas khusus dan kertas tisu dengan kapasitas produksi 1.465.000 ton per tahun, termasuk produksi dari PM8 dan PM9 sebanyak 240.000 ton per tahun yang mulai berproduksi tahun 1997 dan PM11 sebanyak 400.000 ton per tahun yang mulai berproduksi tahun 1998. Perusahaan tertarik untuk mengikuti proyek GERIAP karena efisiensi energi adalah salah satu strategi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang efisien dan kompetitif.(Dikutip dari Pindo Deli - Company case study (Bahasa Indonesia).pdf (application/pdf Object) Industri Kertas ini berkembang berkembang pesat di kota Karawang. Setiap industri memang mempunyai potensi untuk menimbulkan limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah merupakan bahan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik dari rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas, debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Begitu pula dengan Industri kertas yang banyak mengunakkan banyak dan bermacam-macam bahan kimia dalam proses pembuatannya. Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus.
K ata kunci : Si stem stem mana anaj emen ling li ngkun kungg an, P r oses oses pemb pembuata uatan n ke k er tas, B ahan pem pembuat kertas, kertas, L i mbah B3 I ndust ndustrr i P Pulp ulp dan Ke K er tas, tas, pe pengelo ngelola laa an L imb imbah B 3 dalam lam I ndust ndustri ri K er tas tas de dengan Spesi Spesififi kasi Standa Standar R esmi smi I nte nter nasiona nasionall (I SO 14001 14001),), PT. PT . Pi P i ndo ndo D eli Pulp and Pape Paper M i lls.
1. Pendahuluan
Berdasarkan ISO 14001, pengertian sistem manajemen lingkungan secara umum adalah satu sistem secara sistem manajemen lengkap yang berkaitan dengan kebijakan perusahan yang terkait, atau berpotensi mendatangkan dampak bagi lingkungan di sekitar wilayah operasi perusahaan dimana sistem manajemen tersebut harus meliputi keseluruhan proses mulai dari perencanaan, penelitian, penerapan, penangung jawaban, peninjauan, dan peninjauan ulang serta pembuatan dan pemeliharaan kebijakan yang telah dihasilkan.
Dewasa ini teknologi pengolahan limbah cair dengan menggunakan lumpur aktif, merupakan suatu solusi yang tepat dalam mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Teknologi lumpur aktif dapat menurunkan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 91%, COD 62%, Fe 96%, BOD 95%. Teknologi ini sudah berhasil diterapkan untuk mengurangi bahan pencemar organik yang ada dalam limbah cair. Namun demikian teknologi lumpur aktif ini mempunyai masalah terhadap penanganan lumpur padat yang dihasilkan cukup besar dan belum terkelola dengan baik (Herlambang dan Wahyono, 2002). Karakteristik limbah lumpur padat pulp (biosludge) dan kertas sangat bervariasi, tergantung dari bahan baku dan produk yang dihasilkan. Lumpur yang dihasilkan dapat dibedakan atas lumpur primer yang berasal dari pengolahan fisika dan kimia dan lumpur sekunder yang berasal dari proses biologi lebih dikenal dengan biosludge (Perera dan Dharsini, 1993). Bahan sisa lumpur hasil dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yang bersumber dari air limbah tersebut dapat mencapai 3-4% dari kapasitas produksi untuk industri pulp dan kertas terpadu, 0,60,7% berat produk kertas dengan bahan baku pulp dan 0,8-1,2% berat produk industri kertas dengan bahan baku kertas dasar kering (Chambell et al , 1991).
Industri pulp dan kertas pada saat ini dihadapkan pada masalah penanganan limbah yang jumlahnya cukup besar. Oleh karena itu Artikel ini dibuat untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya sistem manajemen lingkungan yang harus dilakukan oleh perusahaan maupun masyarakat untuk kelangsungan dan kenyamanan lingkungan di masa mendatang. 2. Bahan Pembuat Kertas
Jenis – jenis bahan mentah : a. Bahan baku : pembuatan kertas
Bahan
utama
Bahan baku kertas berasal dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti jerami padi, bambu, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai, kapas lena, dan jenis tanamtanaman lainnya. Hampir semua jenis kayu baik keras maupun lunak tanpa terkecuali dapat digunakan sebagai bahan baku kertas karena kayu mengandung selulosa yang cukup banyak (40-45%) (JF Dumanauw, 1984) Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas :
Kayu lunak (Softwood) adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus
Kayu lunak memiliki panjang dan kekasaran yang lebih besar digunakan untuk memberikan kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan lebih mudah diputihkan karena mengandung lignin yang lebih sedikit. Namun pada umumnya kertas dibuat dari per[aduan campuran kayu keras dan kayu lunak untuk menghasilkan kertas dengan kualitas yang baik.
Kayu keras (Hardwood) adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun
Kandungan komponen dalam kayu :
Selulosa : tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas Hemiselulosa : tersususn atas glukosa rantai pendek dan bercabang serta lebih mudah larut dalam air dan bisanya dihilangkan dalam proses pulping Lignin : adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfingsi merekatkan serat selulosa menjadi kaku. Pulping kimia dan proses Pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan : meliputi hormon Ekstraktif tumbuhan , resin, asam lemak, dan unsur lain. Komponen ini angat beracun bagi kehidupan perairan dan mevapai jumlah toksit akut dalam efluen industri kertas. b. Bahan pembantu : Bahan – bahan yang diperlukan untuk memperlancar pembuatan kertas
Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama dalah air bersih dan yang elebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan sekaligus tetapi tergantung pada jenis kertas yang di produksi(Monareh, 1982) Bahan- bahan pembantu sebagai berikut :
tersebut
adalah
Air diperlukan ebagai pelarut dan pencuci. Air angt diperlukan dalam pembuatan kertas Bahan pemutih diperlukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih. Bahan pemutih terebut yaitu : Hidrogen peroksida Natrium perokida
Natrium bisulfat Kalium bisulfat Bahan penghancur kayu diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara mekanis tetapi dengan menggunakan bahan kimia seperti : Asam sulfat Sodium hidroksida Bahan pewarna diperlukan apabila hendak membuat kertas berwarnawarna c.
Bahan pelengkap : Bahan - bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan kertas agar memperoleh hasil yang baik dan sempurna
Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri kertas. Bahan bahan tersebut adalah :
Bahan pengisi : bahan untuk menutup lubang-lubang halus pada permukaan kertas. Sehingga diperoleh kertas yang rat dan halus. Diantara bahan-bahan tersebut adalah : Kaolin Tanah dioatomea Gips Kapur magnesit Bahan perekat : bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar lebih kkuat dan kokoh, diantaranya : Perekat arpus Perekat hewani Perekat tepung kanji 3. Proses pembuatan pulp dan kertas
Secara singkat, terdapat lima langkah proses pembuatan Pulp (Pulping) sebagai berikut: 1. Logs
Bahan baku dalam bentuk batang kayu, berasal dari hutan tanam industri kemudian disimpan untuk tujuan pelapukan dan persediaan bahan baku yang ditampung pada suatu lapangan yang luas. Kayu yang sudah siap diolah ini disebut dengan Log. *Limbah yang dihasilkan : Debu, Partikel kayu (Efluen Limbah Cair-Padatan
tersuspensi) dan Bakteri Coliform
mikroorganisme
seperti
Cair) dan Partikel kayu (Padatan Tersuspensi), senyawa organik terlarut serat hemiselulosa
Proses pertama adalah menghilangkan kulit kayu, yang tidak memiliki nilai serat dan membentuk kotoran di pulp dan kertas. Kulit yang dipisahkan dengan drum barker. Drum barker yaitu suatu bejana silinder berukuran panjang 28,5 m dan berdiameter 5,5 m yang berputar dengan kecepatan rata-rata 5,8 rpm kemudian diangkut ke boiler multi fuel bakar untuk dijadikan bahan bakar sehingga menghasilkan uap dan tenaga yang diperlukan untuk proses produksi. *Limbah yang dihasilkan : Debu, serat, pigmen dan Partikel kayu (Efluen Limbah Cair-Padatan tersuspensi), Zat pegurai serat(Senyawa Organik Koloid)
2. Proses kimia Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia, yaitu :
2. Debarking
3. Chipping
Setelah memindahkan kulit kayu, batang kayu kemudian di potong menjadi bagian-bagian kecil dan disebut sebagai chips dan dipindahkan ke cooking plant untuk diubah menjadi pulp.Chip standar berukuran panjang 10-25 mm , lebar 10-25 mm dan tebal 5-8 mm. *Limbah yang dihasilkan : Potongan kayu yang tidak sesuai standar(Solid WastesLimbah Padat) 4. Pulping
Proses kimia dan uap digunakan dalam process pulping. Bagian kayuyang dilarutkan dalam proses ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembangkit uap & listrik. Sebagian besar bahan kimia yang digunakanuntuk konversi ini kemudian didaur ulang. Ada beberapa jenis proses pembuatan pulp, diantaranya : 1. Proses mekanik Pada proses ini terjadi pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan, namun proses ini jarang digunakan karena memerlukan biaya yang sangat besar *Limbah yang dihasilkan : Debu (Padatan Tersuspensi), Limbah Panas(Efluen Limbah
Proses sulfat (proses kraft) Mula-mula kayu dipotong potong dengan mesin hingga ukuran ±5cm, lalu potongan ini dipisahkan. Kayu yang halus dimasukan kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah dimasukan kedalam digester , kemudian dimasukkan larutan Natrium Sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan diaduk. Pulp yang ttelah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tangki pencuci sehingga liquornya akan terpisah, liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tangki penampung untuk di recovery. Pulp yang sudah dicuci lalu disaring lagi dengan saringan rotary drum filter lalu diputihkan dengan Kalsium hipoklorit , selanjutnya dinetralkan dengan CaO dan NaOH , lalu dicuci daan dikeringkan hingga terbentuk pulp kering
*Limbah yang dihasilkan : Limbah asam basa seperti cairan asam sulfat, sodium hidroksida, sodium sulfida. Selain itu partikulat zat kimia yang mengandung Na dan Ca. Dan Limbah cair Berwarna pekat dari larutan Lignin, Gas Uap yang akan membahayakan karena
mengganggu jarak pandang, senyawa organik terlarut serat hemiselulosa
Proses soda Kayu dimasak selama 2-3 jam dengan memakai uap dengan tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440 F, Pulp yang sudah jadi dikeluarkan melalui lubang dibawah digester. Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tangki penampung untuk di recovery. Selanjutnya pulp yang sudah dicuci di saring dengan rotary drum filter lalu diputihkan menggunakkan larutan hipoklorit dan dinetralkan dengan NaOH lalu dicuci dan dikeringkan sampai terbentuk pulp kering.
*Limbah yang dihasilkan : Gas Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandang, Bahan organik terlarut dari larutan NaOH, Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari Lignin, senyawa organik terlarut serat hemiselulosa, Limbah padat dari kapur yang mengandung soda 3. Proses sulfit Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanngki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi(sulfur diuapkan) kemudian dimasukkan kedalamruang pembakaran dengan dialiri udara dan dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terbentuk lalu didinginkan dengan cepat dalam satu pipa yang melingkarlingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah proses absorbsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Pengaliran air dari atas ke bawah dengan spray berlawaanan dengan arah aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan kedalam reclain tank lalau dimasukkan kedalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bisulfit. Berdasarkan analisa kira-kira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas. Digester ini diisi potongan kayu halus dan asam pemasak dengan kapasitas 1 ton samapai dengan 35 tonserabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan langsung dengan steam(uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 ºC. Selanjutnya pulp dikeluarkan dan masuk kedalam blowpit , diayak lalu disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan untuk membuang airnya kemudian pulp diputihkan dengan Klorin dan dinetralkan dengan cairan kapur , lalu dimasukkan kedalam mesin Chestdan dikeringkan lalu dibentuk roll-roll pulp. *Limbah yang dihasilkan : Gas Sulfur yang berbau busuk, oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, senyawa organik terlarut serat hemiselulosa. 4. Proses semikimia Ada beberapa tahapan dalam proses ini : Menggunakan NaOH, Na2CO3 , Na2So4 (sebagian besar hemiselulosa harus tercerna) Menghancurkan bahan secara mekanik *Limbah yang dihasilkan : Bahan organik terlarut dari larutan NaOH, Na2CO3 , Na2So4,
Partikulat zat kimia yang mengandung Na dan Ca Pada proses pulping ditambahka pula bahan tambahan seperti dyestuff sebagai bahan kertas pada proses pembentukan kertas selain itu ada juga Fluorescent agent atau Optical Brightening Agent yang digunakan dalam pemutihan 5. Washing/ Cleaning
Klorinasi menggunakan Cl2 dalam media asam Ekstraksi alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH Klorin dioksida, mereaksikan Cl2 dengan pulp pada media asam Oksigen digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa Hipoklorit mereaksikan NaClO dalam media basa Peroksida bereaksi dengan Hidrogen Peroksida dalam kondisi basa Menggunakan Ozon dalam kondisi asam Xylanase , Biobleaching dalam kondisi murni mikroba dalam kondisi netral.
Alat-alat yang digunakan dalam proses ini adalah : Magnetic separator yang digunakan untuk memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel partikel lainnya yang bersifat magnet. Consistency Cleaner) HCC(High digunakan untuk memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya. * Limbah yang dihasilkan : Limbah Cair berwarna pekat yang bersal dari larutan Lignin, cairan yang mengandung logam kawat pengikat pulp serta partikel magnet.
*Limbah yang dihasilkan : Limbah Cair berwarna pekat yang bersal dari larutan Lignin, bahan anorganik terlarut seperti NaOH, NaClO, Klorin dioksida, partikulat zat kimia yang mengandung Na, Pelarut air limbah beracun, limbah sludge, Limbah Asam Basa
6.Refining
9. Mixing
Adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakkan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
Pencampuran bahan atau bubur serat dengan aditif untuk menikat ion-ion kertas agar jaringan kertasnya kuat *Limbah yang dihasilkan : Hidrokarbon limbah beracun, termasuk air limbah dan sludge
7. Oksigen delignification
10. Blending
Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching agar bubur kayu lebih putih. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Langkah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan Klorin dalam proses pemutihan. *Limbah yang dihasilkan : Limbah Cair berwarna pekat yang bersal dari larutan Lignin 8. Bleaching
Proses pemutihan bubur kertas menggunakan proses kimia yang berbeda. Pulp menjadi lebih bersih dan akhirnya menjadi lebih putih (tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat). Tahapan Bleaching :
Proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses pembuatan kertas 11. Screening
Bundel serat yang lebih kecil dan sisa lainnya dihilangkan dari pulp dalam proses skrining untuk menghasilkan pulp yang bersih. * Limbah yang dihasilkan : Limbah pelarut beracun dan air bilasan beracun 12. Drying
Pada akhir proses, air dari pulp kemudian dihilangkan dengan proses dryer. * Limbah yang dihasilkan : Limbah cair pekat hasil bilasan Pulp. 13. Baling
Dipotong dan dibungkus untuk kemudahan transportasi.
limbah dan sludge, zat pewarna sisa pelarut, tinta cat dan limbah beracun lain.
*Limbah yang dihasilkan : Limbah padat hasil potongan pulp yang tidak sesuai (Limbah padat)
Pengepresan:
Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut :
Pembuatan pulp pada Pulper : Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization dan mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat. *Limbah yang dihasilkan : Limbah cair pekat hasil bilasan Pulp
Cleaner : Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci. *Limbah yang dihasilkan : pelarut air limbah beracun, limbah sludge, air bilasan beracun (Limbah Cair)
Pemurnian:
Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk . Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan. *Limbah yang dihasilkan : Senyawa organik koloid terlarut serat hemiselulosa, lignin, gula, alkohol, terpentin, zat pengurai serat (Limbah Cair)
Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack. *Limbah yang dihasilkan :limbah cair pekat dari hasil pengepresan lembaran kertas Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air. *Limbah yang dihasilkan : uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan
Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack , yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu, pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas. *Limbah yang Dihasilkan : limbah padat hasil dari pemotongan kertas yang tidak sesuai standar.
Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. dilakukan untuk Sizing meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan. *Limbah yang dihasilkan : resins sintesis, hidrokarbon limbah bercun termasuk air
Sumber: Proses Pembuatan Pulp dan Kertas (http://note-why.blogspot.com/2012/07/proses pembuatan-kertas.html) diakses 29 maret 2 016
Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar organik digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di seluruh unit operasi produksi.
: tidak dibakar untuk menghasilkan energi di memungkinkan penggunaan kembali dalam recovery boiler akibatnya air yang telah digunakan karena tidak limbah organik dalam efluen harus dapat dilakukan recovery air dan dialirkan seluruhnya ke sistem pengolahan limbah dan ke sungai. Air limbah dari proses pemutihan menghasilkan sifat mutagenitas yang signifikan, menghasilkan limbah padat yang dapat mengwluarkan zat-zat beracun. Potensi
Pencemaran
Tabel: Pengelolaan Limbah PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Area fokus/opsi
Teknik produksi Bersih
Kelayakan Finansial
Pembangkit listrik pindo #2 Memperbaiki efisiensi pembakaran boiler,kecepatan pembakaran dan pengukuran gas buang pembangkit listrik pindo #2/ penurunan kehilangan steam dengan isolasi pipa, perbaikan kebocoran pada steam trap dan pengelolaan steam trap
Good house keeping
Investasi: tidak Dibutuhkan biaya, menggunakan alat analisis portable yang ada Penghematan tahunan: sulit dihitung karena boiler hanya beroperasi 2x8 jam per bulan. Waktu pengembalian modal: tidak bisa dihitung Investasi: US $ 200.000
Good house keeping
Mesin kertas #8/ Modifikasi Penggantian proses atau press 4p dengan peralatan shoe press untuk produksi meningkatkan pengeringan
Keuntungan Lingkungan
Energi: sulit dihitung, boiler hanya beroperasi saat darurat. Emisi gas rumah kaca: sulit dihitung Energi: penghematan gas (Rp.1.800.000.000,‐*) alam 106.199 (untuk pemantauan dan biaya ton steamtrap) Penghematan per tahun. tahunan: untuk penghematan Emisi gas kehilangan steam rumah (30.516 tons steam x kaca: 311.163 US 12=Rp.108.000,‐ ton * per ton steam ) = CO2 per tahun US $ 366.624 (Rp.3.299.616.000,‐*) Waktu pengembalian modal: 0,55 th. Investasi: USD 10 juta (Rp.90.000.000.000,‐*) Penghematan tahunan: US$3.240.000 (Rp.40.780.000.000,‐) Waktu pengembalian modal: 3,4 th
Energi: penurunan konsumsi gas alam karena penurunan konsumsi steam per ton produk dan karena meningkatnya produksi kertas = 141.984 ton per tahun. Emisi gas rumah kaca: 416.013 tons
Komentar
Boiler cadangan Hanya digunakan saat darurat, hanya beroperasi 2x8 jam per bulan. Analisis berkala gas hasil pembakaran dilakukan 2 kali setahun. Identifikasi penyebab adanya getaran pada saat menggunakan gas alam pada kecepatan pembakaran tinggi. Penerapan dilakukan dengan Perbaikan kebocoran penggantian pipa, steam trap dan isolasi pipa. Menurunkan kehilangan steam dari 10.179 ton menjadi 8.165 ton per bulan
Layak secara teknis. Penghematan steam per th: 40.800 ton Berpotensi Untuk diterapkan jika Waktu pengembalian modalnya < 3 th
Proses sludge / Pemanasangan CFB Boiler menggunakkan sludge kertas Sebagai bahan bakar alternatif
Teknologi peralatan baru
Investasi: US$ 32 Juta Rp.288.000.000.000) Penghematan biaya untuk landfill sludge (US$ 1,7/ ton
Proses sludge / Konservasi air pada pbrik kertas untuk mengurangi sludge kertas
Perbaikan manajeme n proses
Proses sludge / Penggunaan sludge kertas untuk kompos atau pupuk jamur
Memperba Investasi : nol Penghematan iki manajeme biaya tahunan: untuk landfill n proses sludge kertas
= Rp. 15.300,‐) dan keuntungan dari penjualan abu terbang. Waktu pengembalian modal: tidak bisa dihitung. Investasi: belum bisa dihitung (proyek masih berjalan sampai akhir 2005) Penghematan tahunan (biaya air): US $ 88.800 (Rp.799.200.000,‐*) Waktu pengembalian modal: tidak bisa dihitung.
(US$1,7/ ton) Waktu pengembalian modal: tidak dapat dihitung.
CO2 per th Energi: untuk Mulai diterapkan pengeringan tahun 2005. Sludge diguna kan sebagai substitusi bahan sludge kertas. Emisi GHG: bakar (mak. 5%) di CFB Boiler . sulit dihitung. Tidak perlu pengeringan Lainnya: awal jikadigunakan campuran Penurunan pada batubara maksimum 5%. area untuk landfill sludge. Energi : listrik Target penerapan tahun 2005 Untuk adalah menurunkan memproduksi konsumsi air pada PM #8 dari air, transpor 11,2 sampai 7,5 m3 air dalam per ton produk. Sebelum proses dan air diguna kan kembali,air limbah ke limbah disaring, seratnya tempat dipisahkan untuk dikembali pengolahan. kan ke proses,sehingga proyek Emisi GHG: ini otomatis sulit dihitung. akan mengurangi jumlah serat Lainnya: yang ikut dalam aliran air penurunan limbah. konsumsi air 888.000 m3 per th dan penurunan jumlah serat yang ikut pada air buangan. Energi: untuk Ijin untuk pengeringan kegiatan ini telah sludge Emisi gas dihentikan oleh rumah Kementerian kaca: sulit LH karena dihitung masalah Lainnya: kesehatan. mengurangi area landfil
Kesimpulan
Dalam proses produksinya Industri Pulp dan Kertas memburutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar, hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi sekitar, sehingga dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan. Daftar Pustaka
Pindo Deli - Company case study (Bahasa Indonesia).pdf (application/pdf Object) http://www.kemenperin.go.id/download/4330/ Jurnal-Riset-Teknologi-PencegahanPencemaran-Industri-Vol.-2-No.1-Mei-2012, Diakses 29 Maret 2016 ”Implementation
of Energy Conservation and CO2 Emission Reduction In Industrial Sector (Phase 1)”Kementerian Perindustrian-2011 Yusup Setiawan,Sri Purwati, Kristaufan JP.2012.Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri.Volume.2.No.1. Perera, dan M.Dharsin.1993.Characterization and Toxicity of Pulp and Paper Mill Sludge Leachates. Civil Enggenering Thesis. Campbell,A,G.,R,R Engebretson, dan R,Rtripepi,.1991. Composting a Combined RMP/CMP Pulp and Paper Sludge. Tappi Journal.Vol.74.No.9:183-191 Herlambang, dan A, H, D, Wahjono. 2002. Teknologi Pengolahan Air Limbah Dengan Lumpur Aktif (Activated Sludge) Buku ELearning. Margareta M.Sintorini, Endro Suswantoro, Sinthya Rarasningrum. 2007.Jurnal Analisis Penerapan sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.Volume.4.No.2.
kehidupan, namun dengan adanya Standar Resmi Internasional (ISO 14001) setiap perusahaan harus menjalankan sistem produksi atau sistem operasional dengan standar yang ramah lingkungan supaya tidak memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan
Sri Purwati, Rina S. Soetopo, Setiadji, Yusup Setiawan, .2006.Jurnal Potensi dan Alternatif Pemanfaatan Limbah Padat Industri.Volume.41.No.2