Manajemen Lingkungan Bangunan pada Gedung 2 dan Gedung 3 Fakultas Teknik UNS
Disusun oleh : Kana Timu! Manojna "# $%&2'(&)3* Ma!ia Kinanthi S#N#+ $%&2'(&),* -i.kia -ahmani Maulana $%&2'(&,'* -!# -!# "lmi!a +usna -# $%&2'(&,3* $%&2'( &,3*
F"KULT"S T/KN%K 0U-US"N "-S%T/KTUUN%1/-S%T"S S/B/L"S M"-/T SU-"K"-T" 2&')
Manajemen lingkungan bangunan A. Pemahaman
Bangunan hijau (Green Building) adalah bangunan berkelanjutan yang mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan. Bangunan hijau (Green Building) dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan •
Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara e!isien.
•
Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
•
Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan
Green Building "ouncil #ndonesia (GB"#) sebagai lembaga yang peduli terhadap bangunan dengan konsep ramah lingkungan, menetapkan enam standar dasar di mana suatu gedung dapat dikatakan sebagai gedung yang hijau. $alam hal ini akan dibahas poin yang ke % mengenai sistem manajemen lingkungan bangunan. &icky '. Gri!!in mende!inisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara e!ekti! dan e!esien. !ekti! berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara e!isien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. istem Manajemen *ingkungan #+ - /- merupakan sebuah standar internasional yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan untuk membantu organisasi meminimalkan pengaruh negati! kegiatan operasional mereka terhadap lingkungan yang mencakup udara, air, suara, atau tanah. Manajemen *ingkungan Bangunan (Building 0 nviroment Management) adalah Mengelola lingkungan sekitar bangunan yang didirikan, agar ke depannya tidak tercemar. Bisa menerapkan konsep daur ulang limbah sebelum melakukan pembuangan, sehingga tidak meracuni dan lain sebagainya. Bangunan disesuaikan dengan keperluan pemilik atau penggunanya, sehingga selama berdiri, banguan akan mengalami perubahan bentuk. eperti perluasan sederhana untuk memenuhi kebutuhan. Bagaimana perubahan ini direncanakan, dikelola dan diimplementasikan akan menjadi sangat penting untuk menentukan keberhasilan bangunan, dan selanjutnya diperlukan kecermatan pertimbangan membangun sesuai dengan apa yang di harapkan pemilik atau penggunanya. 1nivesitas ebelas Maret urakarta adalah salah satu universitas yang mengusung dan mencanangkan sebagai kampus hijau, sebuah kampus yang memperhatikan lingkungan serta perilaku yang melingkupinya. 2al tersebut seharusnya tercermin pada desain kampus yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable building). 3akultas 4eknik sebagai salah satu !akultas yang dimiliki 15 agaknya telah mencoba menerapkan prinsip6prinsip hijau ke dalam setiap bangunan dalam kawasan 3akultas
4eknik, salah satunya adalah Gedung / dan Gedung 7 !akutas 4eknik 15. 1ntuk menuju sebagai Green Building, Gedung / dan 7 34 15 harus memenuhi salah satu aspek green building yaitu sistem manajemen lingkungan bangunan yang memenuhi kriteria didalamnya. Persyaratan aspek sistem manajemen lingkungan bangunan Gedung / dan 7 34 15 akan dibahas sebagai berikut.
B. Pembahasan
1ntuk memenuhi aspek Green Building sistem manajemen lingkungan bangunan, Gedung / dan 7 34 15 harus memenuhi delapan kriteria pada aspek tersebut. Penerapan kriteria tersebut pada Gedung / dan 7 34 15 akan dibahas sebagai berikut
1.
Dasar Pengelolaan Sampah Tujuan
Mendorong gerakan pemilahan sampah secara sederhana yang mempermudah proses daur ulang. 4olok 1kur 8danya instalasi atau !asilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah tangga (11 5o. 9 4ahun /9) berdasarkan jenis organik, anorganik, dan B7 Hasil Survey
Pada gedung / dan gedung 7 sudah terdapat tempat sampah yang terpisah antara organik dan anorganik. core P
2.
GP Sebagai Anggota Tim Proyek Tujuan
Mengarahkan langkah6langkah desain suatu green building sejak tahap awal sehingga memudahkan tercapainya suatu desain yang memenuhi rating. 4olok 1kur Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang sudah berserti!ikat G&52#P Pro!essional (GP), yang bertugas untuk memandu proyek hingga mendapatkan serti!ikat G&52#P. Hasil Survey
Pada gedung / bukan merupakan green building, namun pada gedung 7 telah diupayakan aspek green building dengan cara meminimalkan penggunaan air dan listrik.
Pelaksanaan proyek di gedung / dan 7 tidak melibatkan tenaga ahli yang sudah berserti!ikat Greenship Pro!essional.
core
.
Polusi !ari Aktivitas Pas"a #onstruksi Tujuan
Mendorong pengurangan sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (4P8) dan polusi dari proses konstruksi. 4olok 1kur •
•
*imbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke 4P8, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga. *imbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota.
Hasil Survey
Pada gedung / dan gedung 7 tidak sedang dilaksanakan proses konstruksi sehingga tidak terdapat limbah padat maupun limbah cair yang dihasilkan. core
$.
Pengelolaan Sampah Tingkat %anjut Tujuan
Mendorong manajemen kebersihan dan sampah secara terpadu sehingga mengurangi beban 4P8. 4olok 1kur •
•
Mengolah limbah organik gedung yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga menambah nilai man!aat dan dapat mengurangi dampak lingkungan. Mengolah limbah anorganik gedung yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga menambah nilai man!aat dan dapat mengurangi dampak lingkungan.
Hasil Survey
3akultas 4eknik terdapat tempat pengolahan sampah organik daun yang diolah menjadi pupuk kompos. Pengolahan sampah daun ini mulai beroperasi sejak Bulan $esember tahun /7 atas kerja sama 3akultas 4eknik dengan '#:8 hingga saat ini. $i unit Pengolahan pupuk kompos ini sudah terdapat alat pencacah daun, tetapi alat ini belum maksimal digunakan karena hanya bisa digunakan untuk mencacah sedikit sampah daun dan proses pencacahan harus diulangi hingga / kali. Metode yang digunakan pada proses pengomposan sampah organik di 3akultas teknik adalah metode In Vessel . Metode pengomposan In Vessel menggunakan kontainer sebagai wadah. :ontainer dapat berupa apa saja. elain itu keuntungan menggunakan metode pengomposan In VesselI adalah tidak menghasilkan bau karena sampah organik yang terdekomposisi dimasukkan ke dalam wadah terttup. 4ahapan pertama yang dilakukan dalam proses pengomposan yakni pengecilan; pencacahan sampah organik untuk memperluas permukaan sampah sehingga lebih cepat
terdekomposisi menjadi kompos. elanjutnya sampah yang telah dicacah dimasukkan ke dalam kontainer dan disusun menjadi sebuah tumpukan. Pada unit pengolahan kompos di 3akultas 4eknik kontainer yang digunakan berupa tong bekas. etelah sampah organik disusun kemudian ditambahkan aktivator berupa mikroorganisme seperti bakteri yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan. Proses dekomposisi yang berlangsung akibat aktivitas pembusukan oleh aktivator menghasilkan panas yang berlebih sehingga harus dilakukan pembalikan. Pematangan sampah organik menjadi pupuk kompos berlangsung selama 76- hari. core /
&. Sistem #omisioning yang Baik !an Benar Tujuan
Melaksanakan komisioning yang baik dan benar pada bangunan agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan awal. Tolok 'kur •
•
Melakukan prosedur testing6 commissioning sesuai dengan petunjuk GB" #ndonesia, termasuk pelatihan terkait untuk optimalisasi kesesuaian !ungsi dan kinerja peralatan;sistem dengan perencanaan dan acuannya. Memastikan seluruh measuring adjusting instrument telah terpasang pada saat konstruksi dan memperhatikan kesesuaian antara desain dan spesi!ikasi teknis terkait komponen proper commissioning
Hasil Survey
Pada gedung / dan 7 belum melaksanakan komisioning dengan baik dan benar pada bangunan sesuai !ungsi dan kinerja peralatan ; system dengan
adanya acuan dan perencanaan. Belum diperhatikan pula kesesuaian antara desain dan spesi!ikasi teknisnya. core
(. Penyerahan Data Green Buil!ing Tujuan
Melengkapi database implementasi green building di #ndonesia untuk mempertajam standar6standar dan bahan penelitian. Tolok 'kur •
•
Menyerahkan data implementasi green building sesuai dengan !orm dari GB" #ndonesia. Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan menyerahkan data implementasi green building dari bangunannya dalam waktu / bulan setelah tanggal serti!ikasi kepada GB" #ndonesia dan suatu pusat data energi #ndonesia yang akan ditentukan kemudian
Hasil Survey
1ntuk saat ini di gedung 7 belum melengkapi dan menyerahkan database implementasi green building dari GB" #ndonesia dan untuk gedung / karena memang tidak mungkin dibuat green building maka tidak ada penyerahan data ke GB" #ndonesia.
core
). #esepakatan Dalam *elakukan Aktivitas +it ,ut Tujuan
Mengimplementasikan prinsip green building saat !it out gedung. Tolok 'kur
Memiliki surat perjanjian dengan penyewa gedung (tenant) untuk gedung yang disewakan atau P+ untuk gedung yang digunakan sendiri, yang terdiri atas a. Penggunaan kayu yang berserti!ikat untuk material !it6out b. Pelaksanaan pelatihan yang akan dilakukan oleh manajemen gedung c. Pelaksanaan manajemen indoor air
Gedung / dan 7 tidak menggunakan penggunaan kayu yang berserti!ikat untuk material !it out.
4idak terdapat pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh manajemen gedung di gedung / dan 7
etelah konstruksi !it6out tidak terdapat pelaksanaan manajemen indoor air
-. Survei Pengguna Ge!ung Tujuan
Mengukur kenyamanan pengguna gedung melalui survei yang baku terhadap pengaruh desain dan sistem pengoperasian gedung Tolok 'kur
Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan mengadakan survei suhu dan kelembaban paling lambat / bulan setelah tanggal serti!ikasi dan menyerahkan laporan hasil survei paling lambat > bulan setelah tanggal serti!ikasi kepada GB" #ndonesia. "atatan 8pabila hasilnya lebih dari /? responden menyatakan ketidaknyamanannya, maka pemilik gedung setuju untuk melakukan perbaikan selambat6lambatnya % bulan setelah pelaporan hasil survei. Hasil Survey
urvey mengenai pengaruh desain dan pengoperasian gedung belum pernah dilakukan pada gedung / dan gedung 7 !akultas teknik uns.
ecara bangunan gedung / dan gedung 7 tidak memenuhi persyaratan desain green building
kor @
2asil Penilaian n!ikator
S"ore
Dasar Pengelolaan Sampah
P
GP ebagai 8nggota 4im Proyek
Polusi dari 8ktivitas :onstruksi
Pengelolaan ampah 4ingkat *anjut
/
istem :omisioning yang Baik dan Benar Penyerahan $ata Green Building :esepakatan $alam 8ktivitas 3it +ut urvei Pengguna Gedung
Melakukan
:esimpulan Gedung / dan 7 sudah memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, namun masih terdapat beberapa aspek yang belum memenuhi aspek manajemen lingkungan yang baik