KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PIT TAMAN TAMBANG AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN TECHNICAL ANALYSIS OF MINE DRAINAGE SYSTEM ON PIT TAMAN TAMBANG AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK MINE UNIT TANJUNG ENIM, SOUTH SUMATERA
1,2,3
F itri G ina Sari Sari 1 , Syam Syamsul sul K omar 2 ,M Aki b A bro 3.
Jurusan Teknik Pertambangan, Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indonesia Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang Palembang 30139, Sumatera Selatan, Selatan, Indonesia Email:
[email protected]
AB A B STR AK PT.Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan batubara. Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem Open Pit. Pit Taman merupakan s alah satu pit yang berada di Wilayah Tambang Air Laya (TAL). (TAL ). Sistem Sis tem penyaliran tambang pada pit Taman memiliki dua sump yang masing-masing berada pada elevasi +25 Mdpl dan +28 Mdpl. Apabila Hujan banyak ditemukan pada Sump A genangan air disekitar lantai kerja. Selain itu dimensi Kolam pengendapan Lumpur juga belum optimal op timal sehingga menyebabkan waktu pengurasan harus dilakukan setiap 3 minggu. Oleh karena itu harus dilakukan kajian teknis sistem penyaliran tambang yang ada sehingga proses penambangan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dimensi sump A yang direncanakan berbentuk trapesium dengan volume 7.808 m 3 dengan panjang dan lebar permukaan sumuran adalah 48 meter, panjang dan lebar dasar sumuran 40 meter dengan kedalaman s ump 4 meter dan kemiringan 45 0. Untuk mengeluarkan debit total air yang masuk ke sump A sebanyak 8053,87 m 3 /hari cukup menggunakan 1 unit pompa Multiflo 420E dengan diperlukan penambahan jam kerja pompa dari 15 jam/hari menjadi 18 jam/hari. Pipa yang digunakan adalah pipa HDPE (High Density Polyethylene) dengan diameter outlet sebesar 0,315 m dan diameter inlet sebesar 0,25 m. Sedangkan untuk Kolam pengendapan Lumpur yang direncanakan adalah 3 sebesar 4.536 m tiap satu kompartemen yang memiliki 4 buah kompartemen. Dengan dimensi rencana 42 m x 18 m x 6 m per Kompartemen dengan waktu pengerukan adalah 4 kali dalam 1 tahun. Kata Kunci: catchment area, sump, pompa
AB A B STR ST R A CT PT.Bukit Asam (Persero), Tbk is a state-owned company engaged in coal mining. The mining system applied is the Open Pit system. Pit Taman is one of the pits located in Tambang Air Laya (TAL) region. The mine drainage system at pit Taman has two sumps, each of them at +25 Mdpl and +28 Mdpl elevation. If it was raining on Sump A some of water is trapped on the work area, that can interrupt the existing mining activities. In addition, the dimension of the Mud Deposition Pool is also not optimal, causing the draining time to be done every 3 weeks. Therefore, a technical review of the existing mining drainage system must be carried out in accordance with the planned process. The planned sump A dimension of a trapezoidal shape with a volume of 7.120 m 3 with the length and width on the surface of the sump is 46 meters, the length and width on the bottom of a sump is 38 meter with a 4 meter sump depth and a slope of 0 3 45 . To discharge the total water that enters enters sump A as much as 8053,87 m / day is enough to use 1 unit of Multiflo 420E with addition of Pumping time from is 15 hour / day to 18 hour/day. The pipe used is HDPE (High Density Polyethylene) pipes with outlet diameter d iameter of 0,315 m and inlet diameter of 0,25 m. While for planned Mud Deposition
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pool is 4.536 m3 per one compartment having 4 compartments. With a plan dimension of 42 m x 18 m x 6 m per Compartment with the required dredging time is every 4 times a year. Key Word: cathcment area, pump, sump
1. PENDAHULUAN PT.Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang berlokasi di Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) PTBA memiliki luas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 90.702 hektar. Areal yang telah memasuki tahap eksploitasi adalah Tambang Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar (MTB), dan Banko Barat. Pit Barat. Pit Taman merupakan salah satu front satu front penambangan penambangan di Tambang Air Laya, Laya, sehingga terdapat 3 front yaitu yaitu TAL Barat, TAL utara dan Taman. Sebagaimana penambangan di Tambang Air Laya pada umumnya, Pit Taman juga menggunakan sistem open pit. Sistem penyaliran pada Pit Taman memiliki dua sump, masing-masing berada pada elevasi elevasi terendah pada +25 Mdpl ( sump sump A) dan +28 Mdpl ( sump ( sump B). Air dari sump A dipompakan langsung ke Kolam Pengendapan Lumpur (KPL), sedangkan air dari sump dari sump B dipompakan menuju Saluran Terbuka langsung ke KPL. Berdasarkan pengamatan dilapangan, pada sump A yang terletak di front kerja, apabila hujan banyak ditemukan genangan air disekitar lantai kerja diluar sump, sump, sehingga mengganggu aktivitas penambangan yang ada. Selain itu dimensi Kolam Pengendapan Lumpur pada Pit Taman juga belum optimal, sehingga menyebabkan waktu pengurasan harus dilakukan setiap 3 minggu. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian teknis sistem penyaliran tambang yang ada sekarang. Sehingga dapat menunjang operasi dan proses penambangan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
2. METODE PENELITIAN Metode penelitian bertujuan untuk untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan dengan menggambarkan keadaan yang ada di lapangan, kemudian akan diindetifikasi serta dievaluasi kejadian tersebut dengan membandingkan dengan teori – teori yang ada diantaranya sebagai berikut: 2.1. Studi Literatur Studi literatur merupakan pembelajaran atau proses mendapatkan bahan pustaka yang menunjang keperluan penelitian yang berhubungan dengan dengan sistem penyaliran tambang. Adapun bahan-bahan bisa didapat dari buku atau jurnal dan data data dari perusahaan, seperti data-data curah hujan, catchment area, area , volume sump, sump, pompa, serta Kolam Pengendapan Lumpur. 2.2. Orientasi Lapangan Orientasi lapangan dilakukan dengan cara pengamatan langsung untuk mendapatkan data – data data yang di perlukan dalam penelitian. Adapun data – data data tersebut antara lain : 1) Data primer Untuk memperoleh data primer dibutuhkan pengamatan secara langsung dilapangan dan kemudian dibuat secara secara sistematis meliputi:data dimensi sump dimensi sump dan dan data dimensi kolam pengendapan lumpur. 2) Data sekunder Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari laporan dan dokumen yang ada di perusahaan dan buku-buku handbook yang dapat mendukung, data tersebut meliputi: a. Data curah hujan, daerah tangkapan hujan, dan debit air tanah. Data tersebut di peroleh dari satuan dari satuan kerja rencana hidrologi yang didalamnya terdapat data curah hujan maksimum, data curah hujan bulanan, data jam hujan bulanan, jumlah hari hujan, debit air tanah dan luas catchment area. area . b. Data spesifikasi pompa Spesifikasi alat ini merupakan data berupa debit pompa, head pompa, diameter pipa, dan sebagainya. Data ini didapatkan dari satuan dari satuan kerja rencana hidrologi di PT. bukit Asam (persero), Tbk.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2.3. Pengolahan data Data data tersebut kemudian dianalisa dan diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Menghitung Debit Total Air yang Masuk ke dalam Pit . Dalam memperhitungkan debit total air yang masuk ke dalam pit dapat dapat dihitung melalui tahapan sebagai berikut: a. Menghitung perkiraan curah hujan rencana dengan menggunakan Metode Analisa G umbel. b. Menghitung intensitas curah hujan rencana dengan menggunakan Per samaan Mononobe. c. Menggambarkan batas-batas luas catchment area berdasarkan area berdasarkan data dari satuan dari satuan kerja rencana hidrologi. hidrologi . d. Menghitung debit air limpasan menggunakan Metode Rasional. e. Menghitung debit evaporasi dengan persamaan Dalton. f. Menghitung debit total air yang masuk ke tambang. 2) Menentukan Dimensi Sump Dimensi Sump A A Dalam menentukan dimensi sump dimensi sump A dapat dihitung melalu tahapan sebagai berikut: a. Menentukan dimensi sump berdasarkan sump berdasarkan selisih terbesar antara debit total air yang masuk kedalam tambang dengan debit pemompaan dalam variasi waktu 1-24 jam. b. Merancang tinggi, panjang, dan lebar permukaan sump maupun sump maupun dasar sump dasar sump menggunakan menggunakan Rumus Trapesium 3) Jumlah Kebutuhan Pompa Jumlah Kebutuhan pompa yang diperlukan dapat dihitung melalui tahapan sebagai berikut: a. Menghitung head total total pompa. b. Menentukan debit rencana pompa dengan menggunakan grafik pompa multiflo 420E. c. Menyesuaikan jumlah pompa dengan membagikan debit total air yang masuk ke tambang dengan debit pemompaan rencana. 4) Dimensi Kolam pengendapan Lumpur a. Menghitung persen padatan yang masuk ke Kolam pengendapan dengan membagikan volume padatan dengan berat jenis partikel padatan menggunakan menggunakan data dari satuan kerja rencana dan lingkungan. b. Menghitung kecepatan pengendapan partikel menggunakan persamaan Stokes. c. Menghitung debit air yang masuk ke kolam yang berasal dari debit pemompaan Sump A Sump A ditambah dengan debit air yang masuk dari saluran terbuka dan debit air limpasan yang ada di daerah Kolam Pengendapan Lumpur. d. Mengukur dimensi Kolam Pengendapan Aktual. e. Menentukan dimensi Kolam Pengendapan Lumpur menggunakan cara trial and error. f. Menghitung volume padatan yang berhasil diendapkan dengan mengkalikan total padatan yang masuk ke kolam dengan persen padatan yang berhasil di endapkan. g. Menentukan waktu pengerukan kolam dengan membagikan voume kolam pengendapan rencana dengan volume padatan yang berhasil diendapkan. diendapkan.
3. TINJAUAN PUSTAKA Untuk menentukan debit total air yang masuk ke pit Taman dilakukan perhitungan curah hujan rencana terlebih dahulu. Data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan 10 tahun. Data yang dihasilkan nantinya adalah perkiraan tinggi hujan maksimum yang dianggap terjadi sekali dalam periode ulang hujan yang direncanakan. Data tersebut didapatkan menggunakan rumus Persamaan Gumbel [1]. X = +
(Y-Yn)
(1)
Keterangan: X = Curah hujan maksimum rencana = Harga rata-rata sampel data curah hujan (dalam hal ini curah hujan harian maksimum) S = Simpangan baku (standar deviasi) Y = Reduce variate Yn = Reduced mean, mean, yang tergantung pada jumlah sampel Sn = Reduced standard deviation Setelah mendapatkan curah hujan rencana maka dilakukan perhitungan intensitas hujan untuk mengetahui debit air limpasan yang masuk ke pit ke pit . Dalam menentukan tingkat intensitas hujan digunakan Persamaan Monobe [2].
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Keterangan: I = Intensitas (mm/jam) R 24 24 = Tinggi hujan harian maksimum dalam 24 jam t = Waktu konsentrasi (jam) Dalam menentukan Debit air total yang masuk ke dalam pit didapatkan didapatkan dari jumlah debit air limpasan, debit air tanah, dan dikurangi debit evaporasi [3]. Debit air limpasan dapat dihitung menggunakan Persamaan Rasional [2].
Keterangan: Q = Limpasan Limpasan permukaan maksimum maksimum (m 3/jam) C = Koefisien limpasan i = Intensitas curah hujan (m/jam) 2 A = Luas catchment area atau daerah tangkapan hujan (m )
(3)
Perhitungan debit evaporasi dihitung menggunakan Persamaan Dalton [4].
(4)
Keterangan: = Evaporasi air permukaan bebas (mm/hari) Es = Tekanan uap air jenuh (mmHg) e = Tekanan uap aktual dalam udara (mmHg) U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 meter dari permukaan ( mm/s) Sump adalah Sump adalah sumuran sementara yang dibuat untuk menampung air limpasan sebelum air tersebut dipompakan [5]. Dimensi sump dihitung sump dihitung berdasarkan selisih terbesar antara debit total air yang masuk kedalam tambang dengan debit pemompaan dalam variasi waktu 1 -24 jam. Selanjutnya untuk merancang tinggi, panjang, dan lebar permukaan sump maupun dasar sump digunakan Rumus Trapesium [6]. Pompa merupakan alat angkut yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain [7]. Pompa berfungsi mengeluarkan air dari tambang. Perhitungan head total pompa didapat dengan menggunakan persamaan Bernoulli dengan menjumlah head static dengan head loss [8]. [8]. Head static merupakan perbedaan tinggi elevasi antara pipa inlet pipa inlet dengan dengan pipa outlet sedangkan sedangkan head loss merupakan head kerugian yang dihasilkan oleh pipa [9].
(5)
Keterangan: P = tekanan (bar) 3 γ = berat spesifik (kN/m ) V = kecepatan kecepatan aliran fluida (m/s 2) Z1 = elevasi elevasi hisap (m) g = percepatan gravitasi (m/s 2)
Kolam pengendapan lumpur adalah kolam penampung air yang berasal dari sump dan saluran terbuka yang mengandung material lumpur sebelum dilirkan menuju sungai. Hal ini dilakukan agar partikel-partikel halus yang terkandung didalam air mengalami pengendapan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke s ungai. Penentuan dimensi kolam pengendapan lumpur berdasarkan debit air yang masuk kedalam KPL , spesifikasi alat untuk pengurasan, dan lahan yang tersedia [5].
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dan apabila terjadi hujan, banyak terdapat genangan di lantai kerja sehingga dapat menghambat proses penambangan. Genangan air yang terbentuk ini bukan berasal dari luapan sump A, melainkan dari proses penambangan yang belum optimal. Dimana terdapat elevasi lantai kerja lebih rendah dari sump A, sehingga air sebagian terkepung di lantai kerja tersebut. Debit Air limpasan yang masuk ke wilayah sump A ini dialirkan langsung menuju KPL Taman menggunakan Pipa. Sedangkan Dimensi sump Dimensi sump B yang berada di sebelah timur front kerja sudah optimal. Ini dibuktikan dari jam kerja pompa yang hanya 4 jam sehari dan tidak mengganggu proses penambangan yang ada. Debit air limpasan yang masuk ke sump ke sump sementara ini dialirkan menuju saluran Terbuka dan kemudian mengalir langsung ke KPL Taman. 4.2 Debit Air Masuk 4.2.1. Curah Hujan Rencana Dalam memperkirakan curah hujan rencana dalam satu hari dilakukan analisa curah hujan dalam waktu 10 tahun terakhir mulai dari tahun 2007 sampai 2017(Februari). Data Data curah hujan yang didapat harus memuat berbagai data, yaitu data curah hujan bulanan, curah hujan harian maksimum, jam hujan, dan hari hujan (Lampiran A). Data tersebut diolah dengan menggunakan Metode Analisa Gumbel. Harga rata-rata sampel data curah hujan harian maksimum sebesar 66,51 mm/hari, simpangan baku sebesar (S) 42,89, Reduce variate (Y) variate (Y) sebesar 2,25, Reduce 2,25, Reduce mean (Yn) mean (Yn) sebesar 0,56 dan Reduce dan Reduce standart deviation sebesar (Sn) 1,22. Berdasarkan pengolahan data curah hujan menggunakan Metode Analisa Gumbel didapatkan hasil perkiraan curah hujan rencana di pit C0 Blok E E site Separi sebesar 125,92 mm/hari. 4.2.2. Intensitas Hujan Untuk menentukan intensitas hujan di pit Taman digunakan Persamaan Monobe dimana tingi hujan maksimum dalam 24 jam sebesar 99,55 mm/hari, dengan rata-rata jam hujan selama 2,76 jam/hari. Dengan mengolah mengolah data menggunakan menggunakan Persamaan Monobe didapatkan bahwa intensitas hujan di pit taman adalah 22,19 mm/jam. 4.2.3. Daerah Tangkapan Hujan ( Catchment Area) Area ) Daerah tangkapan hujan (catchment area) pada pit Taman di bagi menjadi 4 buah Daerah Tangkapan Hujan (DTH). Dimana DTH 1 terletak di front penambangan penambangan yang terdapat sump sump A, DTH 2 terletak pada seberang jalan dari front yang memiliki kolam tampungan air limpasan sementara disebut sump B, DTH 3 terletak pada elevasi tertinggi sampai saluran terbuka dan DTH 4 terletak di daerah Kolam Pengendapan Lumpur . Berdasarkan hasil pembacaan peta rencana penambangan pit Taman yang didapat dari dari Satuan Kerja Rencana operasi (renops), (renops), Luas DTH1 sebesar 21,69 hektar atau sebesar 216.900 m 2. Luas DTH2 sebesar 19,38 hektar atau sebesar 193.800 m2 dan luas DTH3 sebesar sebesar 4,3 hektar hektar atau sebesar 43.000 m 2. Sedangkan DTH 4 yang berada di KPL memiliki luas sebesar 2,85 Hektar atau 28.500 m 2. 4.2.3. Debit Air Limpasan Untuk menghitung jumlah debit air limpasan yang masuk digunakan Metode Rasional. Dikarenakan pada pit taman memiliki 4 DTH, maka debit air limpasan yang dihitung juga per DTH. Koefisien limpasan di pit Taman sebesar 0,6, intensitas curah hujan sebesar 22,19 mm/jam. Dengan menggunakan menggunakan persamaan rasional maka didapatkan jumlah debit debit air limpasan yang masuk kedalam pit Taman adalah DTH 1 sebesar 7970,35 m 3/hari, DTH 2 sebesar 7121,5 m 3/hari, DTH 3 sebesar 1580,1 m 3/hari, dan DTH 4 sebesar 1047,28 m 3/hari. dengan lamanya hujan rata-rata 2,76 jam. 4.2.4. Debit Air Tanah Debit air tanah yang ada di Pit Taman didapatkan dari perhitungan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Rencana Hidrologi. Debit air tanah yang didapatkan adalah 0,001 m 3/detik atau 86,4 m 3/hari. 4.2.5. Perhitungan Debit Evaporasi Lokasi penamabangan yang ada di pit Taman sudah tidak memiliki tanaman dan lahan vegetasi, sehingga air yang masuk akan mengalami proses penguapan. Menurut data dari Satuan Kerja K3L dan Keloling suhu rata-rata di daerah Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim adalah 27°C, tekanan uap air air jenuh sebesar 23,7 mmHg dan rata-rata kecepatan angin di lokasi penambangan sebesar 6 km/jam atau 1,67 m/detik. Debit evaporasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Dalton. Berdasarkan perhitungan didapatkan luas wilayah per DTH yang mengalami penguapan sebesar 1192,95 m2 untuk DTH1, 1065,9 m 2 untuk DTH2, 236,5 m 2 untuk DTH 3, dan 156,75 m 2 untuk DTH4. evaporasi air permukaan bebas yang didapatkan adalah 0,097 x 10 -3 m/jam, maka debit evaporasi per masing-masing DTH adalah DTH1 sebesar 2,88 m3/hari, DTH2 sebesar 2,4 m 3/hari, DTH3 sebesar 0,48 m 3/hari, DTH4 sebesar 0,36 m 3/hari. 4.2.6. Perhitungan Debit Air Total
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4.3. Perencanaan Dimensi Sump di Sump di Pit Pit Taman Taman Dalam melakukan perencanaan dimensi sump A untuk menampung air yang masuk menggunakan data selisih volume terbesar antara debit total air yang masuk ke dalam sump dikurang sump dikurang dengan debit pemompan dalam waktu yang sama. Bentuk dari sump sump yang akan direncanakan adalah bentuk trapezium dengan kemiringan 45°. Waktu hujan dalam perhitungan disamakan dengan waktu hidup pompa dam int ensitas hujan dihitung berdasarkan waktu hujan berkisar 124 jam. Curah hujan yang digunakan untuk menghitung intensitas hujan yaitu perkiraan curah hujan rencana sebesar 66,51 mm. Berdasarkan perhitungan perencanaan sump A yang dilakukan, diperoleh debit sisa air ter besar terjadi pada waktu hujan selama 8 jam pada intensitas hujan 10,91 m/jam. Debit total air yang masuk ke dalam sump adalah 11390,11 m 3 3 sedangkan pada waktu yang yang sama pompa hanya mampu memompakan memompakan debit sebesar 3686,40 m . Maka selisih debit air 3 yang masuk ke sump ke sump dan dan debit air yang dipompakan sebesar 7703,71 m . Selisih volume terbesar inilah yang dijadikan dijadikan patokan sebagai volume sump volume sump A. Dimensi sump yang sump yang akan direncakanan untuk menampung air yang akan masuk ke pit Taman adalah dengan panjang permukaan sump permukaan sump 48 48 m, panjang dasar sump 40 sump 40 m, dan kedalaman sump 4 sump 4 m seperti Gambar 1. V = {(luas { (luas permukaan sumuran + luas dasar sumuran)} x V = {(48 m x 48 m) + (40 m x 40 m)} x = 7808 m3
(7)
4.4. Pemompaan di pit di pit Taman 4.4.1. Pompa dan Pipa yang di gunakan pada pit Taman Kebutuhan pompa pada areal penambangan diperoleh dengan mengetahui terlebih dahulu head total dari pompa. Diketahui lokasi tambang pit Taman memiliki ketersediaan 2 jenis pompa yaitu pompa Multiflo 420 E (Gambar 2) dimana masing-masing pompa memiliki kapasitas debit pemompaan yaitu 350 L/detik. Pompa 1 terletak di sump A yang berada di front di front kerja,sedangkan pompa 2 terletak di sump B di sebelah timur front timur front kerja. Berdasarkan peta penambangan pit Taman, pompa 1 (WP 378) berada di elevasi +25 mdpl, dan lokasi Kolam Pengendapan Lumpur di elevasi +58 mdpl, dimana pipa yang digunakan yaitu pipa HDPE dengan diameter 315 mm dan panjang 290 meter. Sedangkan pompa 2 (WP 531) berada di elevasi +28 mdpl, dan saluran terbuka di elevasi +68 mdpl dimana pipa yang digunakan yaitu pipa HDPE dengan diameter 315 mm dan panjang 290 meter. 4.4.2. Perhitungan Head Perhitungan Head Pompa Perhitungan head total pompa menggunakan persamaan Hazen-William yang bertujuan untuk menentukan kapasitas debit pompa. Adapun debit pompa 1 dengan total head sebesar 47,95 m adalah sebesar 0,2 m 3/detik atau 720 m3/jam dengan menggunakan Rpm 1000 dan efesiensi 70% ( Gambar 3). Untuk debit pompa 2 dengan total head sebesar 54,95 m adalah sebesar 0,26 m 3/detik atau 936 m 3/jam dengan menggunakan Rpm 1100 dan efesiensi 65% (Gambar 4). Debit aktual pompa setelah dihitung hanya sebesar 0,128 3 3 m /detik atau 460,8 m /jam.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Gambar 2. Pompa Multif Multiflo lo 420E
Gambar 3. Kurva Debit Pompa Multif Multiflo lo 420E
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4.4.3. Kebutuhan Jumlah Pompa Jumlah pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air yang masuk ke tambang pit Taman Taman digunakan debit air total yang masuk ke tambang dibagi dengan kapasitas pompa yang dapat dicapai pompa. Adapun jumlah pompa yang diperlukan antara lain : 1) Pompa 1 WP 378 ( berada di sump A) Debit Total DTH 1 = 8053,87 m 3/hari Debit pemompaan optimal 1 = 720 m 3/jam (jam kerja pompa 15 jam) Sehingga jumlah kebutuhan pompa yaitu : Jumlah pompa di DTH1 =
=
= 0,7= 1 unit unit 2) Pompa 2 WP 531 ( berada di sump B) Debit Total DTH 2 = 5713,16 m3/hari Debit pemompaan optimal 2 = 7205,5 m 3/jam (jam kerja pompa 4 jam) Sehingga jumlah kebutuhan pompa yaitu : Jumlah pompa di DTH2 =
=
= 1,9= 2 unit unit 4.4.4. Jumlah Jam kerja pompa Adapun perhitungan jumlah jam kerja dihitung berdasarkan debit pompa aktual dan jumlah pompa aktual yang ada. Maka, jumlah jam kerja pompa sebagai berikut: 1) Pompa 1 WP 378 di sump di sump A A
=
=
= 17,5 jam
2) Pompa 2 WP 531 di sump di sump B B
= =
= 15,64 jam 4.5 Dimensi Kolam Pengendapan Lumpur
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Kedalaman = 6 m
Gambar 5. Dimensi KPL Rencana
5. KESIMPULAN Berdasarkan uraian laporan penelitian tugas akhir diatas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 3 1. Untuk sump Untuk sump A debit air yang masuk adalah sebesar 8053,87 m /hari. Sedangkan untuk sump untuk sump B debit air yang masuk 3 adalah sebesar 7205,5 m /hari. 2. Dimensi sump Dimensi sump A yang diperlukan adalah sebesar 48 m x 40 m x 4 m dengan volume maksimum 7808 m 3 berbentuk 0 trapesium dengan kemiringan 45 . 3. Jumlah pompa yang digunakan saat ini adalah 1 buah untuk tiap tiap sump. Dimana sump. Dimana pompa yang digunakan adalah pompa multiflo 420E. Untuk Pompa 1 (WP 378) yang terletak di sump A sump A diperlukan penambahan jam kerja dari 15 jam/hari menjadi 18 jam/hari. Sedangkan pompa 2 (WP 531) yang terletak pada sump B sudah bekerja optimal, terbukti dari tidak adanya permasalahan yang terjadi di sump ini walaupun pompa hanya bekerja 4 jam/hari. 4. Dimensi Kolam Pengendapan Lumpur (KPL) harus diperbesar guna menampung debit air yang masuk ke dalam Kolam Pengendapan Lumpur (KPL) yaitu sebesar 42 m x 18 m x 6 m dengan 4 kali pengurasan pengurasan dalam 1 tahun.
DAFTAR PUSTAKA [1] Soewarno. (1995). Hidrologi (1995). Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Analisa Data jilid 1. 1 . Bandung: Nova. [2] Soemarto, CD. (1987). Hidrologi (1987). Hidrologi Teknik . Surabaya: Usaha Nasional. [3] Rachmawati, A. (2010). Aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) Untuk Evaluasi Sistem Jaringan Drainase di Kota Malang. Jurnal Malang. Jurnal Rekayasa Sipil . 4 (02). 113. [4] Seyhan, E. (1990). Dasar-dasar (1990). Dasar-dasar Hidrologi. Hidrologi . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.