1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan dengan pesatnya tindak kriminal kriminal di Indonesia maka sering terjadi tindak kriminal yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar, ini sebabkan karena kurang perhatian dari pihak pengamanan di setiap kota. Di Indonesia sendiri, sudah banyak catatan tentang tindak kejahatan baik menggunakan senjata ataupun dengan tangan kosong. Para pelaku berani melakukan hal ini karena terhimpit oleh faktor ekonomi dan secara ketidak sengaja maka timbullah kelompok-kelompok atau geng untuk menguasai daerahdaerah tertentu. Maka untuk mengantisipasi dari tindak kejahatan perlu diri kita untuk menguasai teknik beladiri atau pencak silat. Pencak silat adalah salah satu warisan dari kebudayaan Nasional dan merupakan pusaka leluhur Bangsa Indonesia. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia berkewajiban untuk mempertahankan, melestarikan, menggali serta diusahakan dengan sekuat tenaga agar pencak silat dapat berkembang dan terus berkembang. berkembang. Pencak silat termaksud olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dan internasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika. Di kota Medan, perkembangan pencak silat tidak kalah bersaing dengan kota-kota besar di Indonesia, jika dilihat dari minat anak-anak remaja saat ini mereka lebih senang dengan pencak silat, tetapi pencak silat di Medan mempunyai masalah yang sangat serius yaitu tidak adanya padepokan pencak silat atau perguruan besar pancak silat, kebanyakan dari mereka yang melakukan kegiatan pencak silat berada di area sekolah dan kegiatan ini dilakukan pada malam hari, setelah sekolahan tidak melakukan kegiatan lagi. Dilihat dari latar belakang diatas, maka sudah perlu dibangun satu tempat yang jelas dapat menampung segala kegiatan pencak silat di bidang olahraga
1
dengan fasilitas yang dapat mengikuti perkembangan dunia beladiri di kota Medan.
B. Objek Rancangan yang Diangkat Dari latar belakang yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa objek rancangan yang akan diangkat dalam proposal ini adalah PERENCANAAN PADEPOKAN PENCAK SILAT di MEDAN, yang berlokasi di kecamatan Medan kota , Medan Sumatera Utara. Kota Medan adalah nama suatu daerah atau kawasan yang merupakan Ibu Kota dari provinsi dari Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar ( 265,10 km 2 ) atau 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumater Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya., Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran Tinggi Karo, objek wisata Orang Hutan di Bukit Lawang dan Danau Toba.
a. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Merupakan penjelasan tentang Latar Belakang, Objek rancangan yang diangkat, sistematika pembahasan, pengenalan proyek, maksud dan tujuan, latar belakang pemilihan tema, dan kerangka pikir.
BAB II TINJAUAN LITERATUR Berisi tentang pengertian judul, studi banding, kriteria pemilihan lokasi, pendidikan, ruang, bentuk dan fungsi, sirkulasi, teori struktur, dan teori utilitas.
BAB TINJAUAN UMUM Berisi tentang tinjauan terhadap Kota Medan
TINJAUAN KHUSUS Berisi tentang tinjauan terhadap lokasi perencanaan objek rancangan
2
BAB V ANALISA Berisi tentang analisa kondisi lingkungan, analisa tapak, alasan pemilihan lokasi, analisa kegiatan, analisa ruang, analisa bangunan, analisa struktur, dan analisa utilitas.
BAB VI KONSEP PERANCANGAN Berisi konsep perencanaan dan perancangan yang bersumber dari hasil-hasil analisa dalam bentuk konsep arsitektur sebagai dasar perencanaan Padepokan Pencak Silat di Medan.
3
b. Kerangka Pikir Ide / Gagasan
Latar Belakang
Permasalahan
Maksud dan Tujuan
Studi Literatur
Studi Banding
Studi Lapangan
Data
Analisa
Konsep
Desain
4
2. TINJAUAN PROYEK A. Pengenalan Proyek a. Defenisi
Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan, membuat startegi
untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana melalui sebuah aktivitas kerja. Perencanaan merupakan proses terpenting fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan.
Perencanaan Padepokan Pencak silat di Medan Menurut majelis luhur taman siswa tahun 1980 (makalah padepokan seni,
1991), pengertian padepokan adalah lembaga pendidikan tradisional yang merupakan suatu komunitas pelaku pendidikan dimana selain terjadi kegiatan belajar mengajar didalamnya juga terjadi kegiatan berhuni. Didalam padepokan, bersama-sama tinggal guru sebagai pemilikdan sesepuh padepokan, serta dengan orang-orang yang datang dengan maksud untuk berguru dan menimbah ilmu. Guru sebagai orientasi dan panutan setiap orang dan masyarakat yang berada didalamnya. Asal kata “pencak silat”, pencak artinya tarian, silat artinya silaturahmi.
Disebut Pencak Silat Paninjauan –Sunur Kurai taji, karena pencak silat tersebut hasil dari peninjauan beberapa pencak silat yang ada di Minangkabau dengan dasar pencak silat tuo dan kumango mulai berkembang di daerah Sunur –Kurai taji –Ulakan, Pariaman dan sekitarnya pada abad ke-15 Menurut http://cyberiqro.wordpress.com/pencak-silat/ Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia dan dikenalkan di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada
5
aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Kota Medan Kota Medan adalah nama suatu daerah atau kawasan yang merupakan
Ibu Kota dari provinsi dari Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar ( 265,10 km2 ) atau 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumater Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya., Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran Tinggi Karo, objek wisata Orang Hutan di Bukit Lawang dan Danau Toba.
b. Defenisi Proyek Dari beberapa pengertian padepokan pencak silat di atas serta penjelasan mengenai Kota Medan dapat disimpulkan bahwa defenisi dari objek rangcangan yang berjudul PERENCANAAN PADEPOKAN PENCAK SILAT di MEDAN adalah merencanakan kegiatan yang bertujuan untuk memajukan kota Medan dalam bidang olahraga bela diri.
B. Misi proyek a. Maksud Perancangan Adapun maksud perangcangan ini yaitu :
Merancang suatu sarana pencak silat dan sarana pertujnukan dari hasil kegiatan pencak silat.
Menciptakan suatu lenscape yang mampu mewadahi aktifitas bela diri.
b. Tujuan Perancangan Adapun yang menjadi tujuan perancangan ini yaitu :
Meningkatkan motivasi dan pemanduan bakat serta kecintaan terhadap Seni Beladiri Budaya Asli Indonesia.
6
Sebagai pembibitan atlet pesilat Pelajar yang tangguh baik ditingkat Kabupaten / Kota, Provinsi maupun tingkat Nasional.
Sarana
memacu
prestasi
dalam
rangka
mempertinggi
dan
memperkembangkan Pencak Silat.
Memberikan motivasi yang lebih besar kepada perguruan-perguruan pencak silat dibawah naungan IPSI untuk lebih berkembang.
Membina karakter Pemuda Pemudi Indonesia yang berjiwa kesatria dan berbudi luhur.
Memberikan fasilitas yang sesuai dengan aktifitas bela diri.
Menambah variasi bentuk arsitektur tata ruang kota medan.
c. Lingkup dan Batasan Pembahasan Ruang lingkup pembahasan pada perencanaan dan perancangan padepokan pencak silat di Medan ini adalah merencanakan fasilitas fisik Padepokan pencak silat dengan fungsi utamanya beserta fungsi-fungsi penunjang padepokan pencak silat lebih ditekankan pada segi arsitektural dalam hal pengolahan bentuk, ruang, sistem struktur, dan utilitas yang merupakan ruang lingkup arsitektur. Pembahasan terhadap perancangan padepokan pencak silat di medan, dibuat batasan-batasan pembahasan antara lain:
Fasilitas pendukung tidak dibahas secara mendetail.
Tidak membahas tentang struktur dan utilitas secara mendetali. Batasan pembahasan pada perencanaan ini adalah pada ilmu arsitektur
dan tema yang di angkat pada perencanaan ini. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan ini meliputi kegiatan survey lokasi, pengelolahan data, analisa, konsep dan desain bangunan yang sesuai dengan data dan tema yang diangkat guna memenuhi sasarran yang dicapai. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk masuknya disiplin ilmu lain yang lerevan guna memperkuat masukan dan data yang dibutuhkan demi kelancaran dan keberhasilan perencanaan ini.
d. Permasalahan Adapun
permasalahan
didalam
perencanaan
dan
perancangan
Padepokan Pencak Silat di Medan adalah:
7
Bagaimana merencanakan dan merancang padepokan pencat silat di Kota Medan yang bertarap internasional ?
Bagaimana menyiasati site untuk menampung berbagai kegiatan yang terjadi di dalam pabrik dan bagaimana penerapan perancangan di site terhadap area sekitar site.
Bagaimana
merancang
bangunan
sederhana
tetapi
menarik
dan
berkualitas serta sesuai dengan fungsi.
8
3. TINJAUAN TEMA Tema yang direncanakan pada perencanaan padepokan pencak silat di Medan ini adalah arsitektur hijau untuk membuat suasana padepokan lebih alami dan bisa lebih menyatukan antara pikiran, jiwa dan alam. Menurut http://miraandrea18.blogspot.com, arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang bernuansa untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Untuknya pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di antaranya lansekap, interior dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau juga bisa diterapkan di sekitar lingkungan kita. Menurut www.imagebali.net, arsitektur hijau adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaru buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumbaeur energi dan sumber daya alam secara efesien. Konsep ini pada dasarnya bertanggu jawab terhadap lingkungan sekitar, penggunaan bahan daur ulang dan juga lingkungan.
Maka berdasrkan pengertian diatas arsitektur hijau adalah konsep arsitektur yang berusaha untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang ada di sekitar kita serta memanfaatkan sumber energi yang ada.
9
4. KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN A. Jenis fasilitas Ada beberapa jenis kegiatan yang terjadi di padepokan pencak silat diantarnya kegiatan pendidikan, kegiatan hiburan, kegiatan olahraga, kegiatan administrasi, kegiatan kejuaraan dan kegiatan perawatan bangunan. Dari kegiatan-kegiatan tersebut maka akan diketahui fasilitas-fasilitas yang terdapat di padepokan pencak silat di Medan. Fasilitas yang terdapat di padepokan pencak silat di Medan antara lain :
Fasilitas utama
: Gedung Utama padepokan pencak silat
indoor
dan
outdoor ,
Fasilitas pendukung
: Asrama, Poliklinik, ruang latihan indoor dan outdoor
Fasilitas penunjang
: Komersil, Ibadah
B. Program Ruang Dari fasilitas yang tersedia di padepokan pencak silat di Medan, maka kebutuhan ruang yang ada di padepokan pencak silat di Medan : Fasilitas utama
: Ruang pengelola, ruang direktur, ruang administrasi umum, ruang latihan, area pertarungan.
Fasilitas pendukung
: Ruang ganti, ruang tidur, ruang makan, ruang periksa kesehatan, ruang rapat, dan ruang-ruang lainya
Fasilitas penunjang
: Ruang sholat, ruang makan ( kantin ) dan ruang-ruang lainya
10
5. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat http://miraandrea18.blogspot.com www.imagebali.net, http://www.rudydewanto.com/2011/01/arsitektur-hijau.html
11
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal tugas akhir arsitektur, dengan judul :
PERENCANAAN PADEPOKAN PENCAK SILAT di MEDAN TEMA : ARSITEKTUR HIJAU Proposal tugas akhir ini ditulis sesuai dengan program pendidikan pada Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan, diajukan untuk memenuhi syarat dalam siding sarjana Teknik Arsitektur. Penulis berharap kiranya Ibu Koordinator Tugas Akhir dapat menerima proposal ini sebagai judul laporan Tugas Akhir Penulis nantinya, dan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan, artinya bahwa penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya apabila judul tugas akhir ini dapat penulis lanjutkan untuk membuat laporan tugas akhir. Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap dapat menjadi suatu pertimbangan bagi Ibu selaku Koordinator Tugas Akhir Teknik Arsitektur dan selanjutnya penulis berharap adanya rekomendasi dari Ibu Koordinator Tugas Akhir atas proposal ini.
Medan,
November 2012
Penulis
12
13