JAWABAN SOAL UAS MANAJEMEN KELAS
Mata Kuliah : Manajemen Kelas Dosen Pengampu : Dr. Rohmat, M.Ag., M.Pd.
Disusun Oleh : Nama Mahasiswa : Oky Ahmad Wahab NIM
: 1617651019
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) PURWOKERTO TAHUN 2018
1. Kelas memiliki fungsi sebagai agen sosialisasi yang akan mempengaruhi kepribadian anak sehingga melakukan manajemen kelas yang efektif menjadi sangat penting. Agar fungsi sosialisasi dapat berjalan efektif perlu diperhatikan tentang prinsip dasar pengelolaan kelas dan pendekatan dalam manajemen kelas . terangkan tentang fungsi sosialisasi, prinsip dan pendekatan manajemen kelas tersebut! Jawaban : -
Kelas sebagai sarana untuk bersosialisasi ialah salah satu fungsi kelas sebagai tempat dimana setiap siswa akan dapat belajar dan berhubungan dengan orang lain serta saling berinteraksi. Dalam kelas setiap siswa akan berinteraksi, bergaul, belajar, bermain, menghargai orang lain, menginstruksi, menanggapi, berempati, berdiskusi dan bahkan mungkin mengevaluasi. Interaksi yang terjadi di dalam kelas berupa interaksi yang terprogram dan tidak terprogram, yakni berupa kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang terjadi di dalam kelas. Sedangkan sosialisasi dapat dimaknai sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarkatnya. (Ahmad Razali dan Intan Pariwara 2010:9) Dalam hal ini ada hal yang perlu dipahami, yakni keyakinan guru akan potensi manusia dan kemampuan semua anak untuk belajar dan berpotensi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek keteladanan mental guru berdampak besar terhadap iklim siswa dan pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh pada setiap interaksi dan proses belajar.
-
Prinsip Manajemen Kelas Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial. Pengajaran dan manajemen dapat dibedakan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran keduanya tak dapat dipisahkan. Manajemen kelas ialah pengelolaan yang berarti proses penggunaan berbagai sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan tujuannya ialah untuk menciptakan kondisi kelas yang berupa lingkungan baik yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuan
-
Pendekatan dalam manajemen kelas merupakan sudut pandang atau titik awal dalam memandang bahwa pengelolaan kelas perlu melakukan berbagai cara, strategi dan metode yang menjadi langkah dalam upaya menciptakan kelas yang kondusif, efektif dan berhasil.
1
Beberapa pendekatan dalam manajemen kelas seperti diungkapkan oleh para ahli seperti berikut ini, yaitu : a) Pendekatan otoriter, yakni memandang bahwa manajemen kelas adalah proses pengendalian perilaku peserta didik dan peranan guru mengembangkan dan memelihara kendala melalui penanaman disiplin. (Nursalim, 2011 : 44) b) Pendekatan intimidasi, yang menganggap bahwa manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik lain halnya dengan otoriter, tampak lebih dilandasi bahwa perilaku peserta didik paling baik dikendalikan oleh perilaku guru; (menyalahkan, ancaman, paksaan, penolakan). Peran guru menggiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru dan merasa takut untuk melanggarnya. c) Pendekatan permisif, essensinya ialah terletak pada peran guru dalam memaksimalkan kebebasan peserta didik. d) Pendekatan buku masak, yakni berbentuk rekomendasi berisi daftar-daftar hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang menghadapi
berbagai
guru
apabila
tipe masalah manajemen kelas
e) Pendekatan isntruksional, berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik f) Pendekatan pengubahan perilaku, prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar g) Pendekatan iklim sosio-emosional, Pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim atau suasana sosio emosional yang positif antar pribadi, baik hubungan antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa di dalam kelas. h) Pendekatan proses kelompok, di kenal juga sebagai pendekata sosio-psikologis di dasarkan atas prinsip-prinsip yang dipilih dari psikologi sosial dan dinamika kelompok. Pendakatan ini berlatar belakang anggapan dasar sebagai berikiut: yang pertama kegiatan sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaiyu kelas, yang kedua tugas pokok adalah mengembangkan dan mempertahankan suasana kelompok kelas yang efektif dan produktif. Yang ketiga adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya. Yang terakhir tugas pengelolaan
kelas
yang
dilaksanakan
mempertahankan kondisi yang di maksud. 2
guru
iyalah
mengembangkan
dan
i) Pendekatan elektis, adalah suatu pendekatan pengelolaan atau manajemen kelas yang lebih menekankan pada potensialitas, kreativitas, dabn inisiatif wali kelas atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan sebelumnya berdasarkan situasi yang dihadapinya. dan j) Pendekatan analistik pluralistik, berupa pemilihan di antara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien. Pendekatan yang dipilih guru senantiasa diselaraskan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Pendekatan dengan penerapan sejumlah larangan dan anjuran cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang bersifat insidental kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang. Dalam penerapan pendekatan ini akan muncul bentuk-bentuk: penghukuman atau pengancaman, penguasaan atau penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. Oleh karena itu, dalam penerapan pendekatan ini guru perlu memperhitungkan dampak psikologisnya siswa agar penggunaan pendekatan ini tetap memberikan manfaat positif bagi siswa. 2. Dimensi efektifitas kelas terdiri dari: teacher behaviour, student behavior akhirnya akan tertuju student achievement, terangkan ! Sedangkan model peningkatan sekolah dan efektifitas kelas meliputi: Leadership, school climate, supervision, teacher behaviour, student behavior dan akhirnya akan diperoleh student achievement, terangkan! Jawaban : -
Dimensi efektifitas kelas terdiri: a. Teacher behavior adalah perilaku guru, seperti: perencanaan, manajemen, instruksi pembelajaran akan berpengaruh pada perilaku siswa. b. Student behavior adalah perilaku siswa, seperti: kepatuhan, pengetahuan dan keberhasilan. Akhirnya akan diperoleh prestasi siswa. c. Student achievement adalah prestasi siswa yang akan meningkat.
-
Model peningkatan sekolah dan efektifitas kelas meliputi: leadership, school climate, supervision, teacher behavior, student behavior, student achievement. Ruang kelas yang dikelola secara efektif adalah ruang kelas yang bisa memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi siswa. Menciptakan sistem manajemen kelas yang efektif tidak dapat berdiri sendiri yaitu dari leadership, supervisi, guru dan 3
siswa. Pimpinan perlu mengadakan regulasi yang baik dari terkait dengan penataan sistem aturan kelas. Sebagai usaha untuk mengontrol mutu pendidikan, kepala sekolah juga harus melakukan supervisi kepada guru baik secara administratif maupun akademik. Dalam penataan kelas harus simultan dan komprehensif, artinya aturan siswa juga berlaku untuk guru agar menjadi tauladan. Perilaku guru (secara instruksional) akan mempengaruhi perilaku siswa yang akan menciptakan prestasi siswa meningkat. Peningkatan kompetensi guru seperti pembuatan karya ilmiah
juga harus dilakukan
untuk peningkatan kualitas pendidikan. Jika kompetensi guru meningkat maka akan mempengaruhi pengelolaan kelas. Guru akan berusaha sebaik mungkin menciptakan tata kelola kelas yang baik untuk proses belajar mengajar sehingga siswa semangat dalam kegiatan belajar mengajar. Munculnya semangat belajar adalah bibit unggul yang perlu dipupuk secara terus menerus sehingga nantinya muncul kultur sekolah yang baik. 1
3. Dimensi perkembangan anak didik tidak lepas dari lingkungan sosial yang turut mempengaruhi terhadap perkembanganya menurut Bern yaitu terdiri dari microsystem mesosystem, exosystem, macrosystem dan cronosystem. Tiga dimensi tersebut secara simultan berpengaruh langsung terhadap tingkat kematangan emosional dan kecerdasan intelektual anak, jelaskan! Bandingkan dengan teori ekologi Bronfen Brenner! Jawaban : -
Tiga dimensi yang berpengaruh langsung terhadap tingkat kematangan emosional dan kecerdasan intelektual anak. Tiga di antara lima lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak didik adalah sebagai berikut: a. Mesosystem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks misal hubungan orangtua-guru, orangtua-teman, antar teman, guru-teman, dapat juga hubungan antara pengalaman sekolah dengan pengalaman keluarga, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya. Misalnya anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif dengan guru. Para peneliti semakin yakin pentingnya mengamati perilaku dalam setting majemuk untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan individu. 1
Carolyn M. Evertson dn Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 26
4
b. Macrosystem meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita ketahui bahwa kebudayaan mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Kita ketahui pula bahwa studi lintas budaya (perbandingan antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaan lain) memberi informasi tentang generalitas perkembangan. Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dll. c. Cronosystem meliputi permulaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. Misal, dalam mempelajari dampak broken home terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah perceraian. Atau dengan mempertimbangkan keadaan sosiohistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk meniti karier dibanding pada 20 atau 30 tahun lalu.
4. Ragam desain ruang kelas kelas sangat variatif, berikan ragam desain ruang kelas tersebut alasan penggunaan desain tersebut !. namun demikian desain kelas akan berfungsi maksimal jika di sertai dengan teknik memotivasi dan reinforcement yang dilakukan oleh guru sebagai administrator kelas. terangkan ! dan berikan ra gam desain kelas alternatif ! Jawaban : -
Ragam desain ruang kelas sangat variatif beserta alasan penggunaan desain tersebut. Menurut Sutrisno, desain ruang kelas perlu dirancang untuk memungkinkan siswa belajar secara aktif. Formasi bangku dalam kelas dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan, yaitu: a. Formasi huruf U Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada siswa secara cepat karena guru dapat masuk ke formasi dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi. b. Formasi corak tim Susunan ini memungkinkan siswa melakukan interaksi tim. Guru meletakkan kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan paling akrab. c. Formasi meja konferensi Susunan ini mengurangi peran dominan guru dan lebih mengutamakan peran penting siswa, tanpa merasa siswa berada diujung tertutup. 5
d. Formasi lingkaran Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. e. Kelompok untuk kelompok Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau menyusun permainan peran, berdebat atau observasi aktivitas kelompok. f. Susunan chevron Susunan V mengurangi jarak antara para siswa, sehingga pandangan lebih baik dan memungkinkan melihat siswa lain dari baris lurus. g. Kelas tradisional Guru
dapat
mencoba
mengelompokkan
kursi-kursi
dalam
pasangan
untuk
memungkinkan penggunaan teman belajar
5. Melakukan manajemen kelas juga berfungsi untuk meminimalisasi tingkat kesenjangan sosial dan intelektual siswa. Sehingga manajemen kelas secara garis besar terdiri dari 4 aspek utama yaitu: 1) pengaturan ruang kelas, 2) manajemen tindakan kelas yang di lakukan guru, 3) regulasi sekolah 4) budaya sekolah (sebagai bentuk final manajemen kelas). Terangkan 4 aspek utama tsb menurut sdr sehingga tercipta sekolah efektif! Jawaban : a. Pengaturan ruang kelas Untuk menciptakan kelas yang efektif maka perlu dibentuk tata aturan kelas yang baik. Pertama, wali kelas membuat rancangan aturan kelas seperti kebersihan, ketertiban, kedisiplinan, kerapihan, keindahan kelas dan lainnya yang mendukung PBM dan sekiranya tidak memberatkan siswa. Kemudian guru menyampaikan rancangan aturan tersebut kepada siswa dan membuat kesepakatan beserta sanksi-sanksi. Tata aturan kelas berlaku untuk semua warga kelas termasuk gurunya supaya menjadi tauladan. Jika terjadi kesepakatan, semua warga kelas harus konsekuen atas aturan kelas tersebut. Untuk mengawal pelaksanaan aturan kelas, guru hendaknya selalu mengontrol dan menindak atas pelanggaran yang terjadi. Kepengawasan dari kepala sekolah juga harus dilakukan agar semakin memantapkan pelaksanaan aturan kelas tersebut. b. Manajemen tindakan kelas Menurut Rohani, manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan megendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan kata lain ialah kegiatan-kegiatan untuk 6
menciptakan dan mempertahankan sesuatu yang baik dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan sekolah dapat tercapai. c. Aturan sekolah Untuk membangun budaya sekolah maka diperlukan pranata atau aturan sekolah. Sekolah merupakan miniatur kehidupan masyarakat yang mengandung unsur-unsur pranata sosial dalam interaksi siswa dengan guru dan warga sekolah lainnya. Oleh karena itu pihak sekolah hendaknya menciptakan pranata sosial sebagai pedoman dalam berperilaku, seperti tata tertib, adab sopan santun, pembiasaan dalam beribadah, pembiasaan suka belajar, pelaksanaan 3S (senyum, salam, sapa), dan sebagainya. Kepala sekolah dan guru harus menjadi teladan dan memotivasi siswa sehingga siswa akan melaksanakan pranata sekolah dengan suka hati. d. Budaya sekolah Kultur adalah budaya yang ingin dibangun oleh sekolah sesuai visi misinya. Jika pranata sekolah telah dilaksanakan menjadi kebiasaan warga sekolah maka budaya sekolah akan terbangun dengan sendirinya. Budaya sekolah harus dilestarikan oleh semua warga sekolah dan stakeholder terkait agar tercipta sekolah yang efektif.
7
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Haling, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit UNM. Ahmadi, H.Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT.Rineke Cipta. M. Evertson, Carolyn dan T. Emmer, Edmund. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar . Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mudasir. 2011. Manajemen Kelas . Riau : Zanafa Publisihing. Nursalim A.R. 2011. Manajemen Kelas. Pekanbaru : Zanafa Publishing. Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Razali, Ahmad dan Intan Pariwara. 2010. Sosiologi. Klaten: PT.Intan Pariwara. Sudjana. 2005. Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Biasa. Bandung : Falah Production. Sudjana.1992. Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Biasa. Bandung : Nusantara Press.
8