Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah A. Pendahuluan Diantara ahli ilmu banyak yang setia pada agamanya, dan adapula ahli ilmu yang mengacuhkan agamanya. Maka muncul anggapan pada sebagian orang bahwa ada pertentangan antara ilmu
pengetahuan
dan
agama.
Terlalu
panjang
bila
kita
membahas hubungan agama dengan ilmu pengetahuan bila hanya
pada
pengetahuan
suatu
bacaan.
terdapat
Disamping
filsafat
yang
agama
dan
memiliki
ilmu
beberapa
pembahasan yaitu: logika,estetika, etika,politika, metafisikan. Membicarakan
ilmu
pengetahuan
dan
filsafat
akan
terus
membawa kita pada pengetahuan dan hikmat yang dalam. Dalam
perkembanganya
berkembang
dengan
ilmu
hebatnya,
pengetahuan meski
dan
filsafat
filsafat
cenderung
berkembang dengan lambat karena filsafat memikul beban yang lebih berat dari ilmu. Karena pada dasarnya filsafat lebih menggali lagi ilmu pengetahuan yang telah ada, menentukan baik buruk,mencari dan menetukan batas kebebasan dan juga membicarakan masalah-masalah hidup dan mati. Para sarjana muslim telah membawa filsafat untuk menyuluhi Alquran dan untuk membawanya ke tempat terang. Dalam hal ini filsafat dianggap sebagai garis peran terdepan dalam
menaklukan
kebenaran
sedangkan
ilmu
merupakan
daerah yang telah diduduki filsafat. Namun pada masa ini masih banyak orang yang tak memahami hakikat ilmu, pengetahuan dan filsafat. Mereka menganggap ketigannya sama saja, tidak memiliki perbedaan. Islam tak hanya menghargai dan menyuruh belajar tapi juga memberikan metode pengamatan yang rasional. Dengan begitu, Islam tidak hanya menghasilkan “ilmuwanilmuwan”
besar,
tetapi
juga
sebuah
tradisi
sains
yang
1
menyeluruh -sebuah tradisi yang mengintegrasikan obyektifitas ilmiah di dalam Filsafat Islam. Berdasarkan hal di atas makalah ini akan membahas : 1.) Arti dan perbedaan Ilmu, Pengetahuan dan Filsafat; 2.) Metode Ilmiah; 3.) Klasifikasi Pengetahuan. B. Pembahasan 1. Arti dan perbedaan Ilmu, Pengetahuan, Filsafat Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui dan diperoleh dari persentuhan panca indra terhadap objek tertentu. Dimana
pengetahuan
didapat
dari
melihat,
mendengar,
merasakan dan berfikir yang menjadi dasar manusia dalam bertindak dan bersikap. Menurut epistemologi Islam, pengetahuan adalah sebagai sebuah pohon, sedang berbagai sains itu adalah cabangcabangnya yang tumbuh dan mengeluarkan dedaunan beserta buah-buahan sesuai dengan sifat pohon itu sendiri. Tapi, karena cabang-cabang sebuah pohon tidak tumbuh terus menerus, maka sebuah disiplin tidak perlu dituntut melampaui batasbatasnya. Menuntut sebuah cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan
melampaui
batas-batasnya
akan
menjadi
sebuah
aktivitas yang sia-sia. Bukankah jika sebuah cabang tumbuh terus-menerus, akhirnya ia akan menghancurkan keharmonisan seluruh pohon? pengetahuan terdiri dari tiga buah kriteria: a. Sumber ·
Pengetahuan yang diwahyukan: Pengetahuan ini kita peroleh dari
para
Nabi
dan
Rasul,
tidak
kita
peroleh
dengan
menggunakan akal seperti ilmu hitung, juga tidak dengan
2
percobaan-percobaan
seperti
obat-obatan atau
dengan
pendengaran seperti bahasa-bahasa. Pengetahuan yang tidak diwahyukan: sumber pokok dari “ilmu-ilmu” ini adalah akal, pengamatan, percobaan, dan akulturasi (penyesuaian). b. Kewajiban-Kewajiban ·
Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap orang (fardh al ‘ain): yaitu pengetahuan yang penting sekali untuk keselamatan seseorang, misalnya etika sosial, kesusilaan, dan sebagainya.
·
Pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat (fardh al kifayah):
yaitu
pengetahuan
yang
penting
sekali
untuk
keselamatan seluruh masyarakat. Misalnya pertanian, obatobatan, arsitektur dan teknik mesin. c. ·
Fungsi Sosial Ilmu-Ilmu yang patut dihargai: yaitu ilmu-ilmu (sains) yang
berguna dan tak boleh diabaikan. Ilmu-ilmu yang patut dikutuk: termasuk astrologi, magik, studi ilmiah mengenai cara-cara penyiksaan, dan sebagainya Ilmu menurut bahasa berasal dari bahasa Arab (ilm) yang berarti tahu atau mengetahui. Adalah pengetahuan yang kita gumuli semenjak kita berfikir sampai kita menelusuri loronglorong pendidikan. Ilmu juga diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pendangannya dan kepastian ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan sesuatu secara mendalam dan
3
ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Berkata orang awam kepada seorang filosof. Tolong sebutkan kepada saya ada berapa ]enis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya! Filosof itu menarik nafas panjang kemudian berpantun: Ada orang yang tahu di tahunya Ada orang yang tahu di tidak tahunya Ada orang yang tidak tahu di tahunya Ada orang yang tidak tahu di tidak tahunya Kernudian orang awam itu bertanya lagi, lalu bagaimana caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar? Dengan tenangnya sang filosof itu menjawab: itu mudah, kemudian dilanjutkan dengan berungkap: "Ketahuilah apa yang kau tahu, dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu", lalu fllosof itu melanjutkan
pembicarannya
dengan
mengatakan,
bahwa
pengetahuan dimulai dengan ragu-ragu dan kepastian dimulai dengan ragu-ragu, sedangkan filsafat dimulai dengan keduanya. 1 Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang sudah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa
tidak
semuanya
akan
pernah
kita
ketahui
dalam
kesemestaan yang seolah tanpa batas ini. Demikian pula berfilsafat berarti mengoreksi diri, memiliki keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah dapat 1 Yuyun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Uni Press. 1984. Hlm 6.
4
dijangkau. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berani berterus terang terhadap diri sendiri, apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu, apakah ciri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan lainnya yang bukan ilmu, bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar, kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah, kenapa ilmu mesti kita pelajari, apa guna dan faedahnya dan seterusnya. Demikian pula berfilsafat berarti berendah hati untuk mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita miliki.2 Adapun perbedaan ketigannya adalah: Filsafat Mencoba
Pengetahuan Ilmu Yang dipelajari Cenderung
merumuskan
terbatas
pertanyaan suatu
karena dipelajari
atas sekedar
bersumber
dari buku panduan.
jawaban, kemampuan
mencari
yang
yang
prinsip ada pada diri kita
umum, memandang untuk sesuatu
mengetahui
secara sesuatu hal
menyeluruh. Keseluruhan
yang Objek
ada Menilai
yang terbatas. material. objek Tidak menilai suatu Definisi eksperimental.
renungan
dengan objek
penelitian Mengkaji
dari
dunia
suatu
suatu makna.
sistem
nilai
Mengintegrasikan
tertentu. Bertugas
Mendapat
ilmu-ilmu.
memberikan
logis dari pengamatan
jawaban.
empiris
kesimpulan
2 Yuyun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Uni Press. 1984. Hlm 20.
5
Ilmu pengetahuan dalam islam sangatlah diutamakan. Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak terbatas pada pengetahuan dan ilmu saja, melainkan justru diawali oleh ilmu Allah yang dirumuskan dalam lauhul mahfudz yang disampaikan pada kita melalui Alquran dan As-sunah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. jadi jika kita ikuti jalan fikiran ini, maka dapatlah kita fahami bahwa Al-quran merupakan sumber pengetahuan manusia. Islam selain sebagai ajaran agama yang khas, juga tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu keislamam, diantara disiplin ilmu keislaman sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu Alquran/tafsir, hadis/ilmu hadis, sejarah kebidayaan Islam dan pendidikan Islam. Harun Nasution mengatakan bahwa Islam berlainan dengan
apa
yang
umum
diketahui.
Islam
bukan
hanya
mempunyai satu-dua aspek, tetapi mempunyai berbagai aspek. Islam mempunyai aspek teknologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek mitisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek budaya dan aspek ritual lainnya. Inilah yang selanjutnya membawa kepada timbulnya berbagai jurusan dan fakultas di Institut Agama Islam Negri, STAIN, UIN dan sekolah tinggi yang bernafaskan Islam di tanah air. Ajaran Islam secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif, historis dan filosofis. Ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan sangat ideal. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, kerja keras yang bermutu, adil seimbang antara urusan dunia dan skhirat. Islam harus berharta, memiliki kepekaan terhadap masalah sosial kemasyarakatan. Islam wajib mengutamakan pencegahan dalam 6
bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal dan lingkungan, Islam juga tampil sebagai disiplin ilmu keIslaman dengan berbagai cabangnya. Untuk sampai kepada keadaan yang mampu bersentuhan dengan berbagai persoalan aktual berkaitan dengan dimensi kehidupan, manusia memerlukan pendekatan baru yang lebih relevan. Agama tidak cukup dipahami dari suatu pendekatan saja,
melainkan
harus
dipahami
dan
dianalisis
dengan
menggunakan berbagai pendekatan yang komperhensif, aktual dan integral serta mampu dibuktikan dengan metode ilmiah. Seseorang yang ingin memahami agama dalam hubungannya dengan berbagai masalah tersebut perlu melengkapi diri dengan ilmu-ilmu bantu seperti filsafat, sejarah, antropologi, sosiologi dan ilmu alam lainnya. Ilmu-ilmu keislamam yang selama ini terkesan tertutup, sebenarnya
tetap
konsis
dapat
diaktualisasikan
dan
dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman. Mengembangkan ilmu-ilmu keislaman, harus melengkapi diri dengan ilmu bantu dan menguasai teori-teori penelitian lengkap dengan metodenya, baik secara teoritis maupun praktis. Pemahaman agama yang komperhensif, aktual dan integral telah memberikan petunjuk praktis tentang bagaimana ilmu agama itu dipelajari dan diajarkan. Dengan cara ini umat Islam dapat memahami agama yang utuh dan integral. Juga dapat mengembangkan dan merespon berbagai persoalan aktual dalam kehidupan modern. 2. Metode Ilmiah Metode
ilmiah
adalah
suatu
proses
berfikir
untuk
memecahkan suatu masalah. Proses berfikir untuk memecahkan
7
masalah lebih berdasar pada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah pertama harus dirumuskan masalah yang sedang dihadapi dan akan dicari pemecahannya atau dengan kata lain sering dikatakan sebagai rumusan masalah. Pada metode ilmiah proses berfikir dilakukan secara sistematik dan bertahap sesuai langkah-langkah metode ilmiah. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adannya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris maksudnya adalah masalah yang akan dipecahkan harus tersedia datannya
yang diperoleh dari
pengukuran secara objektif. Ada atau tidaknya data empiris merupakan salah satu criteria penting dalam metode ilmiah. Pada metode ilmiah proses berfikir dilakukan secara terkontrol, maksudnya ketika berfikir kita dalam keadaan sadar dan terjaga atau tidak sedang berkhayal atau bermimpi. Kriteria metode ilmiah 1. Berdasarkan fakta. 2. Bebas dari prasangka 3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa. 4. Menggunakan hipotesa 5. Menggunakah ukuran objektif. 6. Menggunakan teknik kuantifikasi. Tujuan metode ilmiah antara lain: 1. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. 2. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. 3. Untuk
mencari
ilmu
pengetahuan
yang
dimulai
dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan,
8
analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah
metode
ilmiah
antara
lain
adalah:
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. a. Merumuskan masalah Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. terbuka
Permasalahan
yaitu
pertanyaan
dinyatakan dengan
dalam
jawaban
pertanyaan
berupa
suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana pengaruh tayangan program musik dahsyat terhadap sikap remaja di kelurahan Tugu Kelapa Dua-Depok? 1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas. 2. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti. 3. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen. Merumuskan masalah diawali dengan kesadaran adanya suatu masalah, kemudian masalah ini dirumuskan dalam kalimat Tanya. Dengan kalimat Tanya diharapkan akan memudahkan orang
yang
mengumpulkan kemudian
akan data
melakukan yang
metode
dibutuhkan,
menyimpulkannya.
ilmiah
untuk
menganalisisnya
Perumusan
masalah
mempermudah kita dalam mencari sebuah jawaban. b. Merumuskan hipotesis Hipotesis
merupakan
suatu ide
atau
dugaan
sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
9
penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah. 1. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis 2. Rumuskan
hipotesis
sebelum
memulai
proyek
eksperimen Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis.
Rumusan
hipotesis
yang
jelas
dapat
mengarahkan pada proses metode ilmiah selanjutnya. Karena sering kali peneliti merasa semua data yang ia temukan adalah data penting, hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti mengumpulkan
data
yang
benar-benar
dibutuhkan
karena
peneliti hanya akan mengambil data yang bisa untuk menguji hipotesisnya. c. Eksperimen dan pengumpulan data Eksperimen
dirancang
dan
dilakukan
untuk
menguji
hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. 1. Usahakan
hanya
satu
variabel
bebas
selama
eksperimen. 2. Pertahankan
kondisi
yang
tetap
pada
variabel-
variabel yang diasumsikan konstan. 3. Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama. Dalam eksperimen
kita
akan
mendapatkan
data.
Seorang
yang
10
melakukan
metode
ilmiah
harus
mengumpulkan
data
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. d. Menguji hipotesis hakikatnya adalah berfikir ilmiah. Peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis tetapi menerima atau menolak hipotesis tersebut. Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis peneliti menetapkan taraf signifikasinnya. Semakin tinggi taraf signifikasinnya maka semakin tingi pula derajat kepercayaanya terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini karena taraf signifikasi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu penelitian. e. Merumuskan kesimpulan Kesimpulan
proyek
merupakan
ringkasan
hasil
proyek
eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis: 1. Jangan ubah hipotesis; 2. Jangan abaikan hasil eksperimen; 3. Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai; 4. Berikan
cara-cara
selanjutnya
yang
untuk
mungkin
menemukan
dilakukan penyebab
ketidaksesuaian ; 5. Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen. Menyimpulkan adalah tahap paling akhir dalam berfikir ilmiah bila menggunakan metode ilmiah. Rumusan simpulan harus sesuai
dengan
masalah
yang
telah
diajukan
sebelumnya.
11
Kesimpulan ditulis dalam kalimat deklaratif yang singkat dan jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan walaupun dianggap cukup penting. 3. Klasifikasi pengetahuan Mulannya pengetahuan diklasifikasikan macam
yaitu
ilmu
dasar
dan
ilmu
menjadi
terapan.
dua
Kemudian
diklasifikasikan lagi dalam ilmu alam, ilmu social dan ilmu terapan. a. Ilmu alam Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk merujuk rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam dengan hokum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan dimanapun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang artinya pengetahuan. Sund dan trowbridge merumuskan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan proses sedangkan Kuslan stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan
dan
cara-cara
untuk
mendapatkan
dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains adalah produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan.
Sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para peneliti atau ilmuan dalam melakukan penyelidikan dalam mencari penjelasan tentang gejala alam. Langkah-langkah tersebut tercantum dalam metode hipotesis,
ilmiah
yaitu
merancang
merumuskan eksperimen,
masalah,
merumuskan
mengumpulkan
dan
menganalisis data, dan menyimpulkan. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik dan nonmanusia tentang bumi dan alam sekitarnya. Ilmu alam memberi landasan pada ilmu terapan lainnya seperti ilmu sosial dan seni. Tingkat kepastian ilmu alam relative tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam biasa disebut ilmu pasti. Selain
12
itu
ilmu
alam
mempunyai
beberapa
cabang
antara
lain:
astronomi, biologi, ekologi, fisika, geologi, geografi, ilmu bumi, kimia, dll. b. Ilmu sosial Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu social dalam mempelajari aspekaspek masyarakat secara subjektif, obyektif atau struktural. Ilmu ini sebelumnya dianggap kurang ilmiah daripada ilmu alam. Namun sekarang pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
social
terhadap
perilaku
social
dan
faktor
dan
lingkunagn yang mempengaruhinnya mampu membuat banyak peneliti
ilmu
alam
tertarik
pada
beberapa
aspek
dalam
metodologi ilmu sosial. Cabang-cabang utama dalam ilmu social adalah:
antropologi,
ekonomi,
geografi,
hokum,
linguistic,
pendidikan, politik, psikologi, sejarah, sosiologi, c. Ilmu terapan Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang-bidang: matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau
ilmu
biologi
mempengaruhi
untuk
kehidupan
masalah
praktis
sehari-hari.
yang
langsung
Cabang-cabang
ilmu
terapan antara lain: arsitektur, bisnis dan industri, hokum, informatika, komunikasi, otomotif, pendidikan, pertanian, dan teknik.
13
C. KESIMPULAN 1. Ilmu, Pengetahuan dan Filsafat pada dasarnya memiliki pengertian
masing-masing
yang
berbeda,
namun
sebenarnya ketiganya memiliki keterkaitan yang besar. 2. Metode Ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan proses ilmiah. 3. Pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: ilmu sains, ilmu sosial dan ilmu terapan. .
14
15