Mekanisme Pengunyahan Mengunyah diawali dengan masuknya makanan ke dalam rongga mulut, makanan dalam mulut tersebut menghambat refleks otot untuk mengunyah yang dipersarafi oleh cabang motorik nervus trigeminus (CN V), hal ini menyebabkan terjadinya penurunan rahang bawah dan terjadi reflex regang otot – otot rahang bawah, kontraksi. Setelah berkontraksi, rahang bawah terangkat , lalu terjadi pengatupan gigi sehingga bolus makanan tertekan dan melawan dinding mulut, menghambat otot rahang bawah sehingga rahang bawah turun kembali, kejadian ini terjadi berulang – ulang (Guyton dan Hall, 2007). Sementara rahang bawah naik turun, gigi – gigi – geligi geligi rahang bawah dan rahang atas akan beroklusi, memotong, melumat, dan menggerus makanan sehingga menjadi lebih kecil, halus dan mudah ditelan, serta meningkatkan luas permukaannya. Rangsang ini juga memicu refleks saraf sehingga glandula salivarius mensekresi saliva melalui duktus ke rongga mulut, di saat yang bersamaan lidah juga melakukan tugasnya dalam mengecap makanan, memanipulasi, dan membentuk bolus, lalu lidah mendorong makanan untuk selanjutnya akan ditelan (Campbell, 2004). Guyton dan Hall (2007) juga menambahkan bahwa perangsangsangan terjadi pada daerah retikularis spesifik di batang otak yang akan menimbulkan gerakan yang ritmis dalam proses pengunyahan, dimana pengunyahan optimal adalah 20 – 35 kali. Kelainan pada rongga mulut ataupun TMJ (organ mastikasi) misalnya “bruksism” dapat menyebabkan kelainan dalam proses pengunyahan yang dapat berpengaruh pada proses selanjutnya.
Dapus: Campbell, N., A., dkk, Biologi, Biologi, (diterjemahkan oleh: Wasmen Manalu), Erlangga, Jakarta Guyton, A., C., dan Hall, J., E., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11, 11 , (diterjemahkan oleh: Irawati), EGC, Jakarta