BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan professional yang efektif dan efisien (Nursalam, 2014) Metode keperawatan tim merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/ ketua tim, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan (Nursalam, 2014) Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan (Nursalam, 2014). Hasil wawancara dengan kepala ruangan r uangan pada tanggal 6 April 2019 mengatakan bahwa ronde keperawatan belum dilaksanakan secara rutin dan hanya dilakukan apabila ada mahasiswa yang praktek karena adanya kendala dalam melaksanakan ronde keperawatan secara rutin yaitu memerlukan waktu yang dialokasikan secara khusus, memerlukan kehadiran tenaga medis lainnya dan memerlukan perencanaan yang matang. Selain itu, Ruang Nilam telah memiliki SPO ronde keperawatan, akan tetapi SPO yang dimiliki oleh ruangan memiliki beberapa kekurangan yang tidak terdapat dalam standar SPO ronde keperawatan
yang ditulis dalam buku Nursalam tahun 2014 yaitu dalam tahap pelaksanaan tidak ada pembagian antara tahap praronde, ronde, dan pascaronde serta kurang detail mengenai tahap-tahap pelaksanaan ronde keperawatan. Berdasarkan latar belakang diatas, kami tertarik untuk mengangkat masalah ronde keperawatan di Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana konsep manajemen keperawatan? b. Apa saja indikator penilaian mutu keperawatan? c. Bagaimana konsep ronde keperawatan? d. Bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan di ruang nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin? e. Bagaimana penyelesaian masalah terkait ronde keperawatan di ruang nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin?
3. STRATEGI PELAKSANAAN a. Tempat Pelaksanaan
Ruang rawat inap penyakit dalam nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
b. Waktu Pelaksanaan
Pada tanggal tanggal 4-17 April 2019
c. Waktu Pengkajian
Pada tanggal 5-6 April 2019
4. TUJUAN PRAKTIK a. Tujuan Umum
Mengaplikasikan keperawatan.
peran
perawat
dalam
pelaksanaan
ronde
b. Tujuan Khusus
Setelah
melakukan
keperawatan
pengelolaan
sesuai
konsep
ruangan
langkah
dengan
pelayanan
manajemen,
diharapkan
mahasiswa mampu : 1) Mengerti dan memahami tentang konsep ronde keperawatan 2) Mengerti dan memahami tentang langkah-langkah, SPO, dan pelaksanaan ronde keperawatan 3) Meningkatkan
kepatuhan
perawat
di
ruang
nilam
dalam
pelaksanaan ronde keperawatan 4) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap kinerja perawat ruang nilam
5. MANFAAT a. Bagi Klien
1). Masalah pasien dapat teratasi 2). Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan b. Bagi Perawat
1). Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional 2). Terjalin kerja sama antar perawat 3). Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan benar c. Bagi Institusi
1). Tercapainya pengalaman dalam pelaksanaan ronde keperawatan 2). Terciptanya model asuhan keperawatan professional d. Bagi Ruangan
1). Mendukungan
pengembangan
profesional
dan
peluang
pertumbuhan 2). Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
3). Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis 4). Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan retensi perawat berpengalaman dalam profesi keperawatan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN 1. Definisi
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber
keperawatan
dengan
menerapkan
proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Manajemen keperawatan menggunakan pendekatan sistem terbuka yang meliputi komponen berupa input, proses, output, kontrol dan feed back. a
Input berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas
b
Proses berhubungan dengan kegiatan manajer dalam melaksanakan fungsi manajemen POAC
c
Output berupa kualitas asuhan keperawatan, pengembangan staf
d
Kontrol berupa evaluasi penampilan kinerja, prosedur sesuai standar
e
Umpan balik, melalui laporan RS, dan audit keperawatan. Manajemen
didefinisakan
sebagai
suatu
proses
dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan melalui orang lain. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Di dalam manajemen mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999 dalam Nursalam, 2008). Jadi,
dapat
disimpulkan
bahwa
manajemen
keperawatan
merupakan suatu proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien mencakup kegiatan POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Prinsip Manajemen
Seorang
manajer
keperawatan
melaksanakan
manajemen
keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut: a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan. b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan. d. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat. e. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan social. f. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian. g. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan bidang studi. h. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi. i.
Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan.
j.
Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin.
k. Manajemen keperawatan memotivasi. l.
Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif.
m. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.
3. Fungsi manajemen
Fungi manajemen adalah berbagai jenis tugas/kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut G.R. Terry, terdapat empat fungsi manajemen, yaitu : a. Planning (Perencanaan) Serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan atau penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban atau pertanyaan-pertanyaan berikut : 1)
What (Apa) yang akan dilakukan atau tindakan apa yang harus dikerjakan.
2)
Why (Mengapa) harus melakukan apa atau apakah sebabnya tindakan itu dikerjakan.
3)
Where (Dimana) melakukan apa atau dimana tindakan itu akan dilakukan.
4)
When (Kapan) melakukan apa? atau bilamana tindakan itu dikerjakan.
5)
Who (Siapa) yang melakukan apa atau siapa yang akan mengerjakan tindakan itu.
6) How (Bagaimana)
caramelakukan
apa
atau
bagaimana
pelaksanaannya. b. Organizing (Pengorganisasian) Menurut
G.R.
Terry,
organizing
adalah
tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugastugas terpilih dalam kondisi lingkungan yang ada, untuk mencapai tujuan dan sasaran. c. Actuating (Penggerakan) Kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengatur, membimbing,
mengarahkan
bawahan
agar
melaksanakan
kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi (G. Terry).Fungsi penggerakan ini berkaitan dengan: 1)
Kepemimpinan (Leadership)
2)
Motivasi (Motivation)
3)
Hubungan antar manusia (Human relation)
4) d.
Komunikasi (Communication)
Controling (Pengawasan) Controling adalah suatu proses kegiatan seorang pimpinan untuk menjamin, agar pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan rencana,
kebijaksanaan
dan
ketentuan-ketentuan
yang
telah
ditetapkan. 1)
Manfaat Pengawasan a)
Meningkatkan efisiensi
b)
Mengetahui penyimpangan pengetahuan dan skill dari staf
c)
Mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar
d)
Mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e)
Mengetahu
staf
yang
dapat
diberikan
reward dan
punishment 2)
Cara memperoleh data dalam pengawasan a)
Pengamatan langsung dengan cara melakukan superpisi kelapangan untuk mengamati kegiatan petugas.
b)
Laporan lisan, hasil kegiatan disampaikan oleh petugas biasanya informasi yang diperoleh terbatas.
c)
Laporan tertulis biasanya informasi yang diperoleh terbatas pada hal yang dianggap penting oleh petugas, namun laporan
tertulis
ini
dapat
dimanfaatkan
untuk
pengembangan program. 4. Unsur manajemen
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah halhal yang merupakan modal bagi pelaksanaan manajemen, dengan modal itu akan menjamin pencapaian tujuan. Modal dasar manajemen Rumah Sakit adalah 5M yaitu Man, Money, Methode, Machine, dan Market. (Sabarguna, 2004)
Sekarang ini sudah berkembang menjadi 5M dan 1I yaitu man, money, methode, machine, market, material dan informasi. (Sabarguna, 2004) a. Man yaitu sumber daya manusia Man atau sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dari mutu pelayanan Rumah Sakit. Di pundak tenaga kesehatan mutu pelayanan
menjadi
tanggung
jawab
petugas
kesehatan
dankeberhasilan juga tergantung pada sumber daya manusianya. (Sabarguna, 2004) Untuk dapat memberikan pelayanan Rumah Sakit yang demikian perlu upaya yang serius dalam menangani sumber daya manusia tidak hanya soal gaji, balas jasa dan jabatan tetapi lebih dari itu, yaitu: kemampuan dan kondisi kerja sehingga didapatkan pelayanan yang bermutu untuk mendapatkan kepercayaan pasien, bisa dilihat dari bagan dibawah ini. b. Money Money adalah uang. Juga bisa sumber pembiayaan sebuah rumah sakit atau fungsi manajemen keuangan rumah sakit yang meliputi:
perencanan
pelaksanaan
keuangan,
keuangan,
pengorganisasian
pengendalian
keuangan
keuangan,
dan
evaluasi
keuangan. c. Methode Methode adalah tata cara atau prosedur bagaimana menjalankan rumah sakit. d. Material dan Machine Material merupakan peralatan penunjang yang pendukung kelancaran
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
kepada
pasien.Secara kualitatif fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan
standar
yang
telah
ditetapkan.Fasilitas
dan
alat-alat
kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan. Adapun yang
menjadi syarat/standar sebuah ruangan perawatan yang baik antara lain: a) Tenang b) Terjaga kebersihannya c) Sirkulasi udara dan cahaya baik d) Luas ruangan cukup nyaman e) Privasi klien terjaga f) Memenuhi standar keamanan pasien e. Informasi Informasi dimana petugas kesehatan dalam memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien maupun prosedur dalam memberikan pelayanan.
B. INDIKATOR PENILAIAN MUTU KEPERAWATAN
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses, dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrument, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2014). 1. Aspek struktur (input) Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS yang meliputi M1 (tenaga), M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan keperawatan), M4 (dana), M5 (pemasaran/mutu), dan lainnya. 2. Proses Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat dan tenaga profesi lain yang mengadakan interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakkan diagnosis, rencana tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur pengobatan.
3. Outcome Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat dan tenaga profesi lain terhadap pasien. a. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi : 1). Angka infeksi nasokomial : 1-2% 2). Angka kematian kasar : 3-4% 3). Kematian pasca bedah : 1-2% 4). Kematian ibu melahirkan : 1-2% 5). Kematian bayi baru lahir : 20/1000 6). NDR (Net Death Rate) : 2,5% 7). ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000 8). PODR (Post Operation Death Rate) : 1% 9). POIR ( Post Operative Infection Rate) : 1% b. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat RS : 1). Biaya per unit untuk rawat jalan 2). Jumlah penderita yang mengalami decubitus 3). Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur 4). BOR : 70-85% 5). BTO (bed turn over) : 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat tidur/tahun 6). TOI (turn over interval) 1-3 hari TT yang kosong 7). LOS (length of stay) 7-10 hari komplikasi, infeksi nosocomial, gawat darurat, tingkat kontaminasi dalam darah, tingkat kesalahan dan kepuasan pasien 8). Normal tissue removal rate : 10% c. Indicator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah keluhan pasien/keluarga, surat pembaca di koran, surat kaleng, surat masuk di kotak saran dan lainnya d. Indicator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas. 1). Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak RS dengan asal pasien
2). Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan pembedahan dan jumlah kunjungan SMF spesialis 3). Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar tersebut diatas dibandingkan dengan standar (indicator) nasional. Jika bukan angka standar nasional, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil pencatatan mutu pada tahun-tahun sebelumnya di rumah sakit yang sama. e. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien 1). Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi 2). Pasien di beri obat yang salah 3). Tidak ada obat/alat emergency 4). Tidak ada oksigen 5). Tidak ada suction (penghisap lendir) 6). Tidak tersedia alat pemadam kebakaran 7). Pemakaian obat 8). Pemakaian air, listrik dan lainnya
Standar nasional
∑ BOR
75-80%
∑ ALOS
1-10 hari
∑ TOI
1-3 hari
∑ BTO
5-45 hari
∑ NDR
< 2,5%
∑ GDR
< 3%
∑ ADR
1,15.000
∑ PODR
< 1%
∑ POIR
< 1%
∑ NTRR
< 10%
∑ MDR
< 0,25%
∑ IDR
< 0,2%
Indicator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. a.BOR (bed occupancy rasio) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indicator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Rumus : BOR
ℎ ℎ ℎ (ℎ ℎ ℎ )
× 100%
b. AVLOS (average length of stop) AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indicator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjuit. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005) Rumus :
ℎ ℎ (ℎ + )
c.TOI (turn over internal) Menurut Depkes RI (2005) TOI adalah rata rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari Rumus :
( ℎ ) − ℎ ℎ (ℎ + )
d. BTO (bed turn over) Menurut Depkes RI (2005) BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode., berapa kali tempat tidur di pakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur dipakai 40-50 kali. Rumus :
ℎ (ℎ + ) ℎ
e. NDR (net death rate) Menurut Depkes RI (2005) NDR adalah angka kematian 48 jam setelah di rawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus :
ℎ > 48 ℎ (ℎ + )
x 100%
f. GDR (gross death rate) Menurut Depkes RI (2005) GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus : ℎ ℎ ℎ (ℎ + )
x 100%
C. KONSEP RONDE KEPERAWATAN 1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. (Nursalam, 2011)
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah a) Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien. b) Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan c) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus d) Menyediakan
kesempatan
pada
staf
perawat
untuk
belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis. e) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan. Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah a) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari b) Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb c) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien d) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien e) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien f) Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb. g) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik h) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
3. Kriteria Pasien Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Menurut Nursalam (2009) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut: a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan b) Pasien dengan kasus baru atau langka
4. Langkah Ronde Keperawatan
Langkah dalam ronde keperawatan yaitu sebagai berikut.
Perawat Primer
1. Penetapan pasien
2. Persiapan pasien - Informed consent - hasil pengkajian/ validasi data -
Apa diagnosis keperawatan?
3. Penyajian masalah
-
Apa data yang mendukung?
-
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
-
Apa hambatan ditemukan?
4. Validasi data di bed pasien
PR konselor KARU
6. Kesimpulan dan
5. Lanjutan diskusi di nurse
rekomendasi solusi
station
masalah
K eterangan 1. Prar onde a) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka). b) Menentukan tim r onde. c) Mencari sumber atau literatur. d) Membuat proposal. e) Mempersiapkan pasien: imformed consent dan pengkajian. f) Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yg mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan? 2. Pelaksanaan R onde a) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan tindakan
pada yang
dilaksanakan
masalah akan
serta
keperawatan
dilaksanakan memilih
da n
dan
pr ior itas
rencana
atau
telah
yang
perlu
didisk usika n. b) Diskusi antaranggota tim tentang kasus ter se but. c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan di lak uka n. 3. Pascar onde a) Evaluasi, revisi, dan perbaikan. b) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan selanjutnya.
BAB III PENGKAJIAN
1. PROFIL/GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT A. Sejarah Singkat
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kal-Sel No 6 Tahun 2008, Tanggal 15 April 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berfungsi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
menyelenggarakan
upaya
pelayanan
kesehatan
seperti
peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan di bidang kesehatan umum dan kesehatan lainnya dan sebagai rumah sakit rujukan kota Banjarmasin, kabupaten batola serta wilayah sekitarnya mengingat bahwa telah ditetapkan RSUD Dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sebagai RSUD kelas oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat keputusan No: 372/ MENKES/ IV/ 2008, pada tanggal 15 April 2008, maka dengan visi : “Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan unggul yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian”
B. Visi dan Misi RSUD Dr. Moch. Ansari Saleh 1) Visi
“Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan unggul yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian” 2) Misi
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pelanggan b) Menyelenggarakan pengembangan pusat rujukan pelayanan kesehatan dengan unggulan penyakit syaraf, penyakit infeksi di Provinsi Kalimantan Selatan
c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya d) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisiensi, efektif, dan akuntabel
C. Visi, Misi, dan Motto Ruang Nilam 1. Visi
“Pelayanan keperawatan prima, efektif dan efesien” 2. Misi
a. Memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai standar b. Memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan c. Menerapkan
manajemen
asuhan
keperawatan
profesional
(MAKP) d. Menciptakan dan membangun loyalitas perawat dalam bekerja e. Meningkatkan lingkungan kerja yang nyaman dan bersih ”CARE” yang berarti: C= Cepat dan dapat dalam memenuhi kebutuhan pasien A= Aktif, kreatif dan Inisiatif dalam menjalankan tugas R= Role Model, Ramah dan Kooperatif dalam memberikan pelayanan E= Education dan Skill sebagai dasar pemberian layanan 3. Tujuan
a. Tercapainya pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai standar dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien b. Tercapainya angka complain minimal c. Terlaksananya manajemen mutu dan keselamatan pasien dengan sumber daya yang berkualitas dengan meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan formal dan informal d. Tercapainya kerjasama antar tim kesehatan
e. Tercapainya kepuasan kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan 4. Sasaran
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia (keperawatan) di Ruang Nilam (penyakit dalam). b. Pemanfaatan sarana prasarana yang layak untuk kelancaran pelayanan di ruang Nilam (penyakit dalam). c. Menstabilkan indicator kegiatan dalam rentang nilai standar yaitu, BOR 60-80%, LOS 6-8 hari, BTO 40-50 x/tahun atau 45x/bulan, TIO 1-3 hari, GDR 45 permil dan NDR 25 permil dan menstabilkan indicator sasaran pasien safety yang mengacu akreditasi Rumah Sakit.
2. UNSUR MANAGEMEN A. SUMBER DAYA MANUSIA ( MAN/M1) 1) Struktur organisasi Ruang Nilam DIREKTUR
Dr. dr. Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT, FICS WAKIL DIREKTUR PELAYANAN
Dr. Yudy Riswandi Noora, M.Kes
KABID KEPERAWATAN
KEPALA INSTALASI RAWAT INAP
Hj. Jum’ah, S.Kep.,Ners. M.Kep
H. Asmari, S.Kep.,Ners
KASI SDM & MUTU KEPERAWATAN
KASI SARANA KEPERAWATAN
Arbainsyah, S.Kep.,Ners. M.Kes
M. Rusdi Andi, SKM., MM
KEPALA RUANGAN
Misrah, S.Kep.,Ners
TENAGA KEPERAWATAN
KATIM I
KATIM II
KATIM III
Mahrita, S.Kep., Ners
Nurhikmah, S.Kep
Siti Rusmiladiyah, S.Kep.,Ners
1. Rizky Noviardy NR, S.Kep.,Ns 2. Mulyanto Dwi Saputra, AMK 3. Agustina, AMK 4. Nina Puspitasari, S.Kep.,Ns 5. Noor Farida, AMK 6. Dwi Yani Noor E,AMK
1. Muthaharah, S.Kep.,Ns 2. Erna Wartinah, Amd.kep 3. Dwi Haryono W, AMK 4. Nur Afiah Maysita, AMK 5. Roslinda, S.Kep.,Ns 6. Sumiati, S.Kep
1. Fatimatuzzahra, S.Kep.,Ns 2. Irwan Yahya, AMK 3. Sri Noor Haryanti, S.Kep.,Ns 4. M. Pramadya Danu F, AMK 5. Amrullah, AMK 6. Abob Habibie, S.Kep.,Ners
TENAGA NON KEPERAWATAN
ADMINISTRASI
CLEANING SERVICE
PERKARYA
Nur Amalia
Atariah
Isnaniah
2) Tenaga Keperawatan Tenaga perawat di Ruang Nilam berjumlah 22 orang, sudah termasuk Kepala Ruangan, Katim, dan Perawat Pelaksana Tabel 3.1 Tenaga Kerja di Ruang Perawat Nilam RSUD Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2019 No.
Nama
PNS/ Jabatan NON PNS
Pendidikan
Pelatihan
1
Misrah, SST. PNS Kepala S1 Keperawatan + 1. Pelatihan komunikasi efektif S. Kep,Ners ruangan Ners 2. Narasumber pelatihan komunikasi efektif 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 Maret 2019
2
Nurhikmah, PNS S. Kep
3
Muthaharah, S. Kep,Ns
PNS
4
Fatimatuzzahr PNS a, S.Kep,Ners
5
Siti PNS Rusmiladiyah, S. Kep,Ners
6
Mahrita, S.
PNS
Ketua TIM 1
Staf
S1 Keperawatan
1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan pelayanan geriatri Terpadu, 16 april 2018 4. Inhouse trainning flebotomy, 29 januari 2018 5. Pelatihan PMKP Maret 2019
S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 Staf S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan Preceptorship 14-15 september 2018 4. Pelatihan PMKP Maret 2019 Ketua S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 TIM 2 Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Seminar dan workshop aplikasi pencegahan dan pengendalian infeksi dalam tatanan pelayanan kesehatan 10 maret 2018 4. Pelatihan PMKP Maret 2019 Ketua S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Kep,Ners
TIM 3
Ners
2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019
7
Ema Wartinah, AMK
PNS
Staf
D3 Keperawatan
1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019
8
Dwi Yan NON Noor Elfanie, PNS AMK
Staf
D3 Keperawatan
1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019
9
Risky noviardi, S. Kep,Ners
NON PNS
Staf
10
Roslinda, S. Kep,Ns
NON PNS
Staf
11
Sumiati, S. Kep
NON PNS
Staf
12
Irwan Yahya, NON AMK PNS
Staf
13
Amrullah, AMK
NON PNS
Staf
14
Dwi Haryono NON Wibowo, PNS AMK
Staf
15
Nina NON Puspitasari, S. PNS Kep
Staf
16
Noor Farida, NON
Staf
S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 S1 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif Ners 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
AMK
PNS
17
Nur Afiah Maysita, AMK
NON PNS
Staf
D3 Keperawatan
18
Agustina, AMK
NON PNS
Staf
D3 Keperawatan
19
M. Pramadya NON Danu Falaah, PNS AMK
Staf
D3 Keperawatan
20
Mulyanto Dwi NON Saputra, AMK PNS
Staf
D3 Keperawatan
21
Sri Noor Hayati, S.Kep,Ners
NON PNS
Staf
22
Abob habibie, S. Kep,Ns
NON PNS
Staf
2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Inhouse trainning peningkatan kapasitas tata laksana HIVAIDS 08 s.d 9 agustus 2018 4. Pelatihan PMKP Maret 2019 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Inhouse trainning flebotomy, 29 januari 2018 4. Pelatihan PMKP Maret 2019 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019
S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif Ners 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019 S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018 2. Inhouse trainning komunikasi efektif Ners 16 s.d 20 oktober 2018 3. Pelatihan PMKP Maret 2019
Sumber : Data Sekunder
Klasifikasi Ketenagaan Berdasarkan Pendidikan di Ruang Nilam lantai 2: a. b. c. d.
Sarjana Keperawatan Ners Sarjana Keperawatan Diploma III Keperawatan SMA
: 10 orang : 2 orang : 10 orang : 3 orang
Klasifikasi Ketenagaan Berdasarkan Status Kepegawaian di Ruang Nilam lantai 2: a. PNS b. Non PNS Perawat
: 8 orang : 14 orang
c. Non PNS Tenaga Administrasi d. Pekarya e. Cleaning Service
: 1 orang : 1 orang : 1 orang
Tabel 3.2 Daftar 10 penyakit terbanyak yang dirawat Desember 2018-Februari 2019 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Diagnosa DBD DM Tipe 2 tanpa komplikasi Anemia unspecified Diare DM Tipe 2 dengan komplikasi CHF Demam dengue TB Paru Pneumonia Dyspepsia Total
L 89 47 52 44 34
P 83 92 51 52 49
Total 172 139 103 96 83
35 37 32 18 8 396
44 23 16 15 25 450
79 60 48 33 33 846
Tabel 3.3 Jumlah pasien yang dirujuk Desember 2018-Februari 2019 No. 1. Desember 2018 2. Januari 2019 3. Februari 2019
BULAN
Total
JUMLAH 1 0 2 3
Tabel 3.4 Jumlah pasien yang pulang APS Desember 2018-Februari 2019 No. 1. Desember 2018 2. Januari 2019 3. Februari 2019
BULAN
Total
JUMLAH 8 5 7 20
Cara menghitung tingkat kebutuhan perawat menurut Douglas Tabel 3.5 Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas (1984) No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA 1 Minimal care (1-2 jam)/24 jam 1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian, dan minuman 2. Pengawasan dalam ambulasi atau pergerakan 3. Observasi tanda vital setiap shift 4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil. 5. Persiapan prosedur pengobatan. 2 Intermediet care (3-4 jam)/24 jam 1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi 2. Observasi tanda vital tiap 4 jam 3. Pengobatan lebih dari 1 kali 4. Pakai foley cateter 5. Pasang infus, intake out put di catat 6. Pengobatan perlu prosedur 3 Total care (5-6 jam)/24 jam 1. Dibantu segala sesuatunya 2. Posisi diatur 3. Observasi tanda vital tiap 2 jam 4. Pakai NGT 5. Terapi intravena, pakai suction 6. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Tabel 3.6 Nilai standar jumlah perawat per shif berdasarkan klasifikasi pasien Kualifikasi Pasien
Total Care Parcial Care Minimal Care
Tingkat Ketergantunan (Pagi) 0,36 0,27 0,17
Tingkat Ketergantungan (Siang) 0,30 0,15 0,14
Tingkat Ketergantungan (Malam) 0,20 0,10 0,07
Tabel 3.7 Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Nila m dan Kebutuhan Perawat pada tanggal 05 April 2019 Kualifikasi Jumlah Pagi Siang Malam Total Pasien Pasien Total Care 1 1x0,36= 0,36 1x0,30=0,3 1x0,20=0,2 0,86 Parcial 16 16x0,27=4,32 16x0,15=2,4 16x0,10= 8,32 Care 1,6 Minimal 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07= 0 0 Care Total 19 4,68 2,7 1,8 9,18 Jumlah keseluruhan perawat per hari adalah 9 orang Tabel 3.8 Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Nila m dan Kebutuhan Perawat pada tanggal 06 April 2019 Kualifikasi Pasien Total Care
Jumlah Pasien 2
Parcial Care
20
Pagi
Siang
Malam
Total
2x0,36= 0,72 20x0,27 = 5,4 0x0,17= 0
2x0,30=0,6
2x0,20=0,4
1,72
20x0,15= 3
20x0,10= 2
10,4
Minimal 0 0x0,14=0 0x0,07=0 Care Total 22 6,12 3,6 2,4 Jumlah keseluruhan perawat per hari adalah 12 orang
0 12,12
Jumlah kebutuhan perawat di ruang Nilam per hari berdasarkan tingkat ketergantungan klien menurut teori Douglas berdasarkan perhitungan tanggal 5-6 April 2019: 1.
Pagi rata – rata dibutuhkan perawat sebanyak 5,4 dibulatkan menjadi 5 orang.
2.
Siang rata – rata dibutuhkan sebanyak 3,15 dibulatkan menjadi 3 orang.
3.
Malam rata – rata dibutuhkan perawat sebanyak 2,1 dibulatkan menjadi 2 orang.
Sehingga total rata – rata perawat yang dibutuhkan selama tanggal 5-6 April 2019 adalah berjumlah 10 orang. Jumlah tenaga lepas dinas per hari 86 x 10 = 3,08 (dibulatkan menjadi 3 orang) 279
Keterangan :
86
: Jumlah hari tidak kerja selama setahun
279
: Jumlah hari kerja efektif selama setahun
10
: Jumlah perawat yang bertugas per hari Jadi rata – rata jumlah tenaga perawat diruang Nilam yang lepas
dinas yaitu berjumlah 3 orang Menurut lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawatan menurut lokakarya PPNI dengan mengubah satuan harian dengan mingguan, selanjutnya jumlah hari kerja efektif di hitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja per hari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesusaikan lama kerja dan libur yang berlaku di indonesia. Rawat inap : Bangsal A Medical
: 3,4 jam
Bangsal B Perawatan Bedah : 4 jam Bangsal C Nifas
: 3 jam
Bangsal Bayi
: 2,5 jam
Bangsal E Anak
: 4 jam
Tabel 3.9 nilai BOR Di Ruang Nilam Desember 2018-Februari 2019 No.
Bulan/Tahun
BOR (%)
1
Desember 2018
69,99
2
Januari 2019
77,52
3
Februari 2019
78,35
Rata-rata
75,28
Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya PPNI : TP = A x 52 (mg) x 7(hr) (TT x BOR %) + 25% 41 (mg) x 40 (jam)
Keterangan : TP
: Tenaga Perawat
A
: Jumlah jam perawatan / 24 jam
41 (mg) : 365-52(hr-minggu) – 12 hr libur – 12 hr cuti = 229/7 Pendidikan Perawat : 75% € TP x 125%
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan Diruang Nilam yaitu : TP = (3,4 x 52 x 7) (33 x 75,28 %) + 25% 41 (mg) x 40 (jam) = 1237,6 x 24,8424
+ 25%
1640 = 30.744,95424 + 25% 1640 = 23,43 orang = 23 orang
Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut lokakar ya PPNI berjumlah 23 orang. Dan untuk jumlah tenaga perawat di Ruang Nilam 22 orang.
B. SARANA DAN PRASARANA (MATERIAL/M2)
Dalam proses manajemen sangat diperlukan adanya pengelolaan fasilitas dan peralatan sebagai faktor pendukung atau penunjang terlaksananya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan semuabentuk alat kesehatan atau
peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk mempelancar pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan yang efesien dan efektif. Menurut Aswar (1995) bahwa bila sarana (Kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai dengan kebutuhana, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu dari pelaksanaan pelayanan. 1) Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang Nilam merupakan salah satu ruangan perawatan bangsl penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari
Saleh
Banjarmasin,
yang
digunakan
mahasiswa
keperawatan sebagai tempat pembelajaran praktek manajemen keperawatan. Secara demografi ruang ini berbatasan dengan: a. Sebelah Utara
: Teras ruang nilam
b. Sebelah Timur
: Gedung Emerald
c. Sebelah Selatan : Jalan Alalak Utara d. Sebelah Barat
: Gedung Nifas
2) Penataan Gedung
2.
Kelas 3B
Ruang
Isolasi
3.
W
W
C
C
jonitor
mhs pantry Ruang soelhock
Ruang dokter
Kelas 1B
Ruang
Ruang
Ruang
Karu
Pertemuan
perawat
Kelas 3A
Kelas 1A
sentralisasi
Ruang
jaga
Ruang Ruang
Kelas 2B
Lift
Kelas
1E
2A
tindakan
Teras
Nurse station
rapat
Kelas
Ruang
Ruang adminis trasi
Kelas 1D
Kelas 1C
3) Data Tempat Tidur
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 5-6 April 2019, didapatkan jumlah tempat tidur dengan kapasitas 33 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.10 Data Tempat Tidur No
Kamar
Jumlah Tempat Keterangan Tidur
1
Kelas 1
10 bed
Ada 5 kamar, 1 kamir 2 bed
2
Kelas 2
8 bed
Ada 2 kamar, 1 kamar 4 bed
3
Kelas 3
16 bed
Ada 2 kamar, 1 kamar 8 bed
4
Isolasi
2 bed
Ada 1 kamar, 1 kamar 2 bed
Sumber : Data Primer (Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh) 2019
Tabel 3.11 alat medik, alat rumah tangga, inventaris gedung dan linen Ruang Nilam NO
NAMA/JENIS BARANG
A.
ALAT MEDIK/KEPERAWATAN Lampu baca rontgen Tensimeter air raksa (lipat) Stetoskop EKG Nebulizer Infuse pimp Syringe pump Nebulizer + oksigen Regulator EKG monitor Regulator oksigen Trolley emergency Troli status/dressing Tabung O2 kecil + trolly Tabung O2 besar + trolly Suction pump Kursi roda
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
JUM Kondisi LAH baik
Kondisi Buruk
1 2 5 2 2 2 7 1 10 1 37 2 3 2 10+2 2 5
2 2 1 1 1 8 1 1 1 2
1 0 3 1 2 1 6 1 10 1 29 1 2 2 10+2 1 3
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Ranjang beroda/kasur Tensimeter mobile Standar infus Urinal Pispot Lampu sorot Autoclab (sterillisator kering) Senter pupil, penlight Ambu bag resusitasi Tounge spatel Timbangan badan UV room sterilizer typen TSN 28 Brandcar Saturasi oksigen kecil Pulse oksimetri Thermometer digital Kasur decubitus ALAT RUMAH TANGGA Trolley linen Kulkas Kursi lipat Lemari instrument Lemari linen Lemari malam Kursi & meja dokter Rak handuk aluminium Lemari obat Tempat sampah non medis hijau besar injak Tempat sampah medis kuning besar injak Tempat sampah non medic hijau injak Tempat sampah medis kuning injak Tempat sampah medis kecil injak Tempat sampah di WC Ember/gayung Trolley EKG TV 14inch + rak TV 21inch + rak Meja kerja Keranjang kerja Computer Printer Rak sepatu
1+1 2 42 27 22 1 1 2 2 4 2 1 1 3 1 10 2
0 20 19 17 1 1 1 2 1 1 1 3 5 2
1 2 32 1 2 35 1 2 3 2
1 20 1 2 35 2 3 2
4
4
10
10
1
1
8 14 20 1 1 1 5 2 2 1 14
4 14 20
1+1 2 22 8 5 2 1 2 1 1 5 1/rusak 1/rusak 12/rusak
1
4
1 1 1 4 2 2 1 10
1
4/kurang baik
C.
INVENTARIS GEDUNG NILAM LANTAI 2 1. AC KESET 4 4 2. AC 2 PK 10 10 3. AC 1 PK 11 4. TV LED 19 16 3/rusak 5. APAR 4 4 D. LINEN 1. Bantal 45 35 10 2. Perlak 50 50 3. Sarung bantal 60 60 4. Seprei putih 80 80 5. Selimut 60 60 Sumber : Data Primer Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
2019
C. METODE (METHOD/M3) 1). Model MAKP
Ruang Nilam RSUD Dr. Moch. Ansari Saleh menerapkan metode asuhan keperawatan tim. Metode ini menggunakan tim terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatanterhadap kelompok pasien. Berdasarkan hasil observasi metode tim di ruang nilam meningkatkan
kerja
sama
dan
koordinasi
perawat
dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan bertukar pengetahuan antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Di ruang nilam RSUD Dr. Moch Ansari Saleh dipimpin oleh kepala ruangan, ketua tim 1, ketua tim 2, dan ketua tim 3. Masing-masing tim terdiri dari 6 perawat pelaksana. Kelebihan dalam metode MAKP tim adalah: a). memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh b). mendukung pelaksanaan proses keperawatan c). memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota lain
Kelemahan dalam metode MAKP tim yaitu, komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya memerlukan waktu dan perhatian dari semua katim dan perawat pelaksana yang sulit dilaksanakan pada waktu-waktu yang sibuk. Dari hasil observasi yang dilakukan tanggal 5-6 April 2019 di ruang nilam didapatkan hasil MAKP tim sudah dilakukan cukup optimal. Akan tetapi ada satu atau lebih perawat yang melakukan pekerjaannya saat aplusan sehingga komunikasi kurang efektif. 2). Ronde Keperawatan
Salah satu strategi untuk meningkatkan mutu keperawatan adalah
dengan
pelaksanaan
ronde
keperawatan.
Ronde
keperawatan memungkinkan perawat untuk melakukan hubungan timbal balik dengan pasien secara teratur dan sistematis untuk menunjukkan keberadaan perawat dalam membantu mengantisipasi kebutuhan dan memberikan kenyamanan serta perlingdungan bagi pasien. (Clement, 2011) Ronde keperawatan adalah strategi yang efektif dalam memulai banyak perubahan dalam aspek keperawatan terutama meningkatkan komunikasi antara anggota tim terkait interaksi antara perawat (Huber, 2000) Ronde keperawatan penting dilaksanakan karena mengacu pada tujuan ronde keperawatan yaitu Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah 5). Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien. 6). Mendukungan
pengembangan
profesional
dan
peluang
pertumbuhan 7). Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus 8). Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis.
9). Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan. Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah a) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari b) Untuk mengamati pekerjaan staf c) Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb d) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya. e) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien f) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien g) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien h) Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb. i) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik j) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan. Dampak jika ronde keperawatan tidak dilaksanakan antara lain a) Hari rawat yang relatif lebih lama pada beberapa kasus kronis b) Kurangnya ketepatan intervensi pada kasus yang jarang ditemui c) Menurunkan
produktivitas
kerja
serta
menurunkan
komunikasi terapeutik perawat dengan tenaga kesehatan dan komunikasi perawat dengan pasien d) Motivasi kerja perawat turun secara perlahan e) Kurangnya penyakit,
informasi kelanjutan
yang
diketahui
pemeriksaan,
rehabilitasi, dan lain-lain
pasien
proses
mengenai
keperawatan,
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 6 April
2019
mengatakan
bahwa
ronde
keperawatan
belum
dilaksanakan secara rutin dan hanya dilakukan apabila ada mahasiswa
yang
praktek
karena
adanya
kendala
dalam
melaksanakan ronde keperawatan secara rutin yaitu memerlukan waktu yang dialokasikan secara khusus, memerlukan kehadiran tenaga medis lainnya dan memerlukan perencanaan yang matang. Ruang Nilam telah memiliki SPO ronde keperawatan, akan tetapi SPO yang dimiliki oleh ruangan memiliki beberapa kekurangan yang tidak terdapat dalam standar SPO ronde keperawatan yang ditulis dalam buku Nursalam tahun 2014 yaitu dalam tahap pelaksanaan tidak ada pembagian antara tahap praronde, ronde, dan pascaronde serta kurang detail mengenai tahap-tahap pelaksanaan ronde keperawatan. SPO Ronde Keperawatan Ruang Nilam SPO PELAYANAN RONDE KEPERAWATAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. revisi No. halaman A 04. 05. 08 1/1 Tanggal Terbit 1 Juni 2008 Tanggal Revisi 1 : 1 Juni 2009 Tanggal Revisi 2 : 2 Januari 2014 Tanggal Revisi 3 : 2 Januari 2017 Pengertian Ronde keperawatan adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat associate) serta melibatkan seluruh anggota tim. Tujuan 1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritris 2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. 3. Meningkatkan kemampuan justifikasi 4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja 5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana perawatan Kebijakan SK direktur no. 821/1089/TU RSAS 2018 tentang pedoman pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch
Prosedur Kerja
Ansari Banjarmasin 1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan 2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut 3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor atau kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan 4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan 5. Pasca ronde mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
Terkait Dari data yang telah didapat, dapat disimpulkan ronde keperawatan belum dilakukan secara optimal di Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh. 3). Timbang Terima
1.
Timbang
terima
dipimpin
oleh
kepala
ruangan.
Pada
pergantian shift dari malam ke pagi dan dari pagi ke sore dipimpin oleh kepala ruangan dan laporan dibacakan oleh ketua TIM I, ketua TIM II, dan ketua TIM III, sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh perawat penanggung jawab. 2.
Timbang terima sudah diterapkan di ruangan nilam Lt.2 Shift pagi
: Pukul 08.00 WITA
Shift siang
: Pukul 14.30 WITA
Shift malam
: Pukul 21.00 WITA
4). Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan
hasil
observasi
terhadap
pelaksanaan
penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh perawat yang berdinas di Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh dari tanggal 5-6 april 2019, didapatkan hasil bahwa penerimaan pasien baru telah dilakukan dengan baik.
5). Discharge Planning
Dari hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 5-6 April 2019 didapatkan hasil discharge planning sudah dilakukan diantaranya seperti pendidikan kesehatan, program pulang bertahap (perawatan yang harus dilakukan di rumah baik kebutuhan dasar maupun tindak lanjut apabila kekambuhan ulang) 6). Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen keperawatan dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik pelayanan
yang tujuan
utamanya
adalah
mempelajari
dan
memperbaiki secara bersama-sama.Kunci sukses supervisi yaitu 3F, yaitu Fair, Feedback, dan Follow Up. Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan
oleh
supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapatkan pelayanan yang bermutu setiap saat. Berdasarkan dari wawancara dengan kepala ruangan, supervisi sudah dilakukan di Ruang Nilam akan tetapi tidak dilakukan secara rutin, hanya pada saat ada masalah saja. 7). Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil observasi pada tanggal 5-6 April 2019 yang didapatkan dari 6 sampel rekam medis pasien dengan kriteria pasien yang dirawat inap selama 2x24 jam di ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan hasil bahwa seluruh presentase dokumentasi keperawatan sebanyak 100%.
Tabel 3.12 Dokumentasi Keperawatan No.
Nilai Aspek Yang Dinilai
Presentase (%)
1.
Pengkajian
100%
2.
Diagnosa Keperawatan
100%
3.
Perencanaan
100%
4.
Tindakan Keperawatan
100%
5.
Evaluasi
100%
6.
Catatan Keperawatan
100%
Sumber : data primer Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh 2019
D. PEMBIAYAAN (MONEY/M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan ruang nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS yang sudah diatur oleh pihak pemerintah Daerah maupun pusat sedangkan untuk pembayaran gaji non PNS datur oleh pihak Rumah Sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan RSUD Dr. H. MOCH Ansari Saleh Banjarmasin. Pemeliharaan ruangan seperti sarana prasarana dan alat kesehatan serta perbaikan, pengadaan bagi ruangan (renovasi ruangan) ruangan Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, sumber dana operasional ruangan, sumber kesejahteraan ruangan, pendanaan alat kesehatan, pendanaan fasilitasi kesehatan bagi pasien, pendanaan bahan kesehatan (habis pakai), pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas, biasanya di peroleh dari penghasilan yanag dikelola sendiri oleh Rumah Sakit dan dari angggaran pertahun langsung yang dananya bersumber dari RSUD didapat dengan alur USER ( kepala ruangan, kepala poliklinik atau kepala instalasi ) yang membutuhkan barang atau jasa menyampaikan usulan permintaan ke direktur dengan
mendapatkan
disposisi
dan
kasi
sarana
keperawatan,
kabid
keperawatan, wadir yanmed, kabag keuangan, pejabat. Apabila direktur menyetujui, maka untuk permintaan yanag bersifat perbaikan akan dilanjutkan kebagian umum dan perlengkapan namaun apabila bersifat pembelian baru atau pengadaan barang akan diserahkan kebagian sarana penunjang. Sebagian
besar
sumber
pembiyaan
ruangan
berasal
dari
keuntungan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah/BLUD di bawah pengawasan provinsi Kalimantan Selatan. Pembiyaan pasien sebagian besar dari BPJS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, JAMKESMAS, JASKESDA, JAMSOSTEK, JAMKESPROV, umum (biaya sendiri), kerja sama pihak ketiga, dan dana pendamping.
E. PEMASARAN (MARKETING/M5) 1. Jumlah pasien yang dirawat
Berdasarkan dari data yang didapatkan dari Rekam Medik Rumah Sakit Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin diketahui jumlah hari rawat dan jumlah pasien keluar rumah sakit ruang Nilam dari bulan Desember 2018 – Februari 2019. Tabel 3.13 jumlah pasien yang dirawat dari bulan Desember 2018- Februari 2019 Bulan
Jumlah Hari
Masuk
Keluar
Desember
141
133
716
Januari
170
171
793
Februari
132
140
724
Total
443
444
2233
Rawat
Sumber : Data Sekunder Ruang Nilam Lantai RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Februari Tahun 2019
2. Indikator pelayanan
Tabel 3.14 Indikator Pelayanan Ruang Nilam dari bulan Desember 2018- Februari 2019 BULAN
JUMLAH TT HARI
JUMLAH
MUTASI
BOR
HP
(PASIEN
(%)
LOS
TOI
GDR
(HARI) (HARI) (/MIL)
NDR (/MIL)
KELUAR)
Desember
31
33
716
133
69,99
4,80
2,31
67,67
22,56
Januari
31
33
793
171
77,52
4,82
1,35
64,33
11,70
Februari
28
33
724
140
78,35
5,09
1,43
50,00
50,00
Sumber : Data Sekunder Rekam medik RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Tahun 2019 NILAI IDEAL
BOR
: 60-85%
LOS
: 6-9 hari
TOI
: 1-3 hari
3. Indikator pencegahan infeksi nosokomial
a). Angka Flebitis Adapun angka kejadian flebitis selama 3 bulan terakhir di Ruang Nilam.Pada Desember 2018 sebanyak 0 kasus, Januari 2019 sebanyak 0 kasus, Februari sebanyak 0 kasus. Tabel 3.15 Angka Kejadian phlebitis dari bulan Desember 2018Februari 2019
No
Bulan
Kejadian Flebitis
Pasien terpasang
Persentase
infus
1
Desember
0
122
0%
2
Januari
1
167
1,04%
3
Februari
1
113
1,27%
2
402
0,49%
Jumlah
Sumber :Data Sekunder Komite PPI RS Ansari Saleh, 2019 Dari hasil observasi Komite PPI RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh angka kejadian flebitis selama bulan Desember 2018 sebanyak 0%, bulan Januari 2019 sebanyak 1,02%, bulan Februari 2019 sebanyak 1,27%.
Tabel 3.16 Angka Kejadian Flebitis di Ruang Nilam berdasarkan observasi pada tanggal 5-6 April 2019 No
1
Bulan
April
Kejadian
Pasien
Flebitis
Infus
0
22
Terpasang Presentase
Sumber :Data Sekunder Di Ruang Nilam RS Ansari Saleh Dari hasil observasi angka kejadian flebitis pada tanggal 5-6 April 2019 Berjumlah 0 Kasus flebitis di pasien di Ruang nilam RS Ansari Saleh.
b). Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 April 2018 secara umum menyatakan merasa puas terhadap kinerja perawat yang ada di ruang Nilam RS Ansari Saleh. Berdasarkan dilihat dari data status pasien, pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin sebagian besar berasal dari daerah Kalimantan selatan. Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya penjaminan mutu pelayanan keperawatan.
0%
IDENTIFIKASI MASALAH PENGELOLAAN RUANGAN
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian pada tanggal 5-6 April 2019 di Ruang Nilam dengan data yang ditemukan terdapat masalah sebagai berikut: 1. Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Nilam Lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT A. Identifikasi Masalah 1. Man (M1)
Jumlah tenaga keperawatan sudah cukup dengan jumlah pelayanan pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
2. Material (M2)
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk penunjang pelayanan di ruang kumala sudah baik dan lengkap, hal itu terlihat dari inventaris pengadaan barang dan hasil observasi.
3. Metode (M3)
a) Penerimaan Pasien Baru Pada penerimaan pasien baru di ruang nilam sudah tersedia lembar yang diisi baik untuk anak-anak maupun dewasa.
b) Timbang Terima Timbang terima dilakukan di nurse station pada pergantian shift, baru melakukan validasi keadaan klien ke ruang perawatan klien.
c) Ronde Keperawatan Hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 6 April 2019 mengatakan bahwa ronde keperawatan belum dilaksanakan secara rutin dan hanya dilakukan apabila ada mahasiswa
yang
praktek
karena
adanya
kendala
dalam
melaksanakan ronde keperawatan secara rutin yaitu memerlukan waktu yang dialokasikan secara khusus, memerlukan kehadiran tenaga medis lainnya dan memerlukan perencanaan yang matang.
Ruang Nilam telah memiliki SPO ronde keperawatan, akan tetapi SPO yang dimiliki oleh ruangan memiliki beberapa kekurangan yang tidak terdapat dalam standar SPO ronde keperawatan yang ditulis dalam buku Nursalam tahun 2014 yaitu dalam tahap pelaksanaan tidak ada pembagian antara tahap praronde, ronde, dan pascaronde.
d) Perencanaan Pulang (Discharge Planning) Pelaksanaan discharge planning sudah dilakukan seperti pemberian pendidikan kesehatan pada klien atau keluarga.
e) Supervisi Berdasarkan dari wawancara dengan kepala ruangan, supervisi sudah dilakukan di Ruang Nilam akan tetapi tidak dilakukan secara rutin, hanya pada saat ada masalah saja.
f) Dokumentasi Dari hasil observasi pada tanggal 5-6 April 2019 yang didapatkan dari 6 sampel rekam medis pasien dengan kriteria pasien yang dirawat inap selama 2x24 jam di ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan hasil bahwa seluruh presentase dokumentasi keperawatan sebanyak 100%.
4. Money (M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan ruang nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS yang sudah diatur oleh pihak pemerintah Daerah maupun pusat sedangkan untuk pembayaran gaji non PNS datur oleh pihak Rumah Sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan RSUD Dr. H. MOCH Ansari Saleh Banjarmasin.
5. Machine (M5)
Nilai BOR, LOS, dan TOY dalam rentang normal serta terjadinya infeksi nasokomial dalam jumlah kecil.
B. Plan of Action
Tabel 3.17 Rencana Tindak Lanjut Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Nilam Lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh No
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Diskusikan dengan
kepala
ruangan,
ketua
tim dan perawat 1
Indikator
-Karu
Kepala ruangan, -Karu
-Katim
ketua tim, atau -Katim
-PP
perawat
-PP
Untuk
mencari
pelaksana dapat
pelaksana tentang solusi
dari
mengetahui dan
belum optimalnya permasalahan
memahami
pelaksanaan
tentang
proses
ronde
kegiatan
ronde
keperawatan
keperawatan
yang ada
sesuai standar Membuat
-Karu
perencanaan
Dengan
tentang:
prosedur
a. Membuat perencanaan 2
untuk merevisi SPO
isi
Ronde
keperawatan b. Membuat form
untuk
pelaksanaan
adanya
yang
kerja
terstruktur
dapat memudahkan perawat
dalam
merealisasikan ronde keperawatan
PJ
a. Adanya SPO
-Katim
ronde
-PP
keperawatan yang
sudah
direvisi b. Adanya inform consent dan form
ronde
keperawatan
ronde keperawatan meliputi inform consent
dan
form pembuatan laporan ronde keperawatan
Sosialisasikan
Semua
kepada perawat di
mengetahui
ruang
tentang yang
sudah direvisi b. Inform consent 3
dan
Nilam memahami
tentang : a. SPO
perawat -Karu
proses
ronde
Dilaksanakanny
-Katim
a
-PP
keperawatan secara rutin dan terprogram
keperawatan, inform
consent
dan pasien,
SPO
form
ronde
pembuatan
keperawatan yang
laporan
sudah direvisi dan
keperawatan
melaksanakan ronde keperawatan secara optimal
ronde
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Ronde keperawatan dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, dengan adanya ronde keperawatan seorang perawat mampu berhubungan dengan keluarga, berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain, mengkaji kondisi kesehatan klien, lewat wawancara, pemeriksaan fisik, maupun interpretasi hasil pemeriksaan
penunjang,
menetapkan
diagnosa
keperawatan
dan
memberikan tindakan yang dibutuhkan klien serta mengevaluasi tindakan tersebut. Ronde keperawatan dapat dilakukan jika ada pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya SPO yang sudah direvisi dan formulir ronde keperawatan yang sederhana, perawat bisa melakukan ronde keperawatan keperawatan.
secara
rutin
guna
meningkatkan
mutu
pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2008. Manajeman keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan professional . Salamba Medika: Jakarta Nursalam. 2009. Manajeman keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan professional . Salamba Medika: Jakarta Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan professional Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta
FORMULIR RONDE KEPERAWATAN
Tanggal dilaksanakan ronde keperawatan: Ruangan : Diagnosa medis : DPJP : 1. 2. Tim : Tanggal MRS : Asal : Hari ke : Alergi : Keluhan saat MRS : DS :
DO :
IDENTITAS PASIEN NO. RM : Nama : Bin/Binti : Tanggal lahir : Umur :
Patient Safety Check Cek gelang identitas Bed alarm Pagar tempat tidur Kunci roda TT IV Lines DC Decubitus Resiko Jatuh
() () () () () () () ()
Diagnosa Keperawatan Teratasi :
Diagnosa Keperawatan Belum Teratasi :
Alat Invasive :
Keluhan saat ronde keperawatan :
Implementasi yang sudah dilakukan:
Intervensi sudah dilakukan :
Intervensi belum dilakukan :
Hasil Pemeriksaan
Terapi
Hasil Ronde Keperawatan
Tanda Tangan
Mengetahui, Kepala ruangan
Ketua Tim
(
)
(
)
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Umur Alamat
: ………………………………….. : ………………………………….. : ………………………………….. …………………………………..
adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien: Nama : ………………………………….. Umur : ………………………………….. Alamat : ………………………………….. …………………………………..
Ruang No. RM.
: : …………………………………..
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.
Banjarmasin Perawat yang menerangkan ……………………………...
Penanggung jawab ……………………………
Saksi – saksi: 1. ………………………….
Tanda tangan: …………………
2. ………………………….
…………………
SPO Ronde Keperawatan Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh RONDE KEPERAWATAN No. revisi
SPO PELAYANAN KEPERAWATAN
Pengertian
Tujuan
Kebijakan Prosedur Kerja
No. Dokumen No. halaman A 04. 05. 08 1/1 Tanggal Terbit 1 Juni 2008 Tanggal Revisi 1 : 1 Juni 2009 Tanggal Revisi 2 : 2 Januari 2014 Tanggal Revisi 3 : 2 Januari 2017 Ronde keperawatan adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat associate) serta melibatkan seluruh anggota tim. 1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritris 2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. 3. Meningkatkan kemampuan justifikasi 4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja 5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana perawatan SK direktur no. 821/1089/TU RSAS 2018 tentang pedoman pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch Ansari Banjarmasin 1. Penjelasan tentang klien oleh pearwat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan 2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut 3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor atau kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan 4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan 5. Pasca ronde mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
Terkait
53
Revisi SPO Ronde Keperawatan SPO PELAYANAN KEPERAWATAN Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur Kerja
RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat associate) serta melibatkan seluruh anggota tim. 1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritris 2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. 3. Meningkatkan kemampuan justifikasi 4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja 5. 5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana perawatan SK direktur no. 821/1089/TU RSAS 2018 tentang pedoman pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch Ansari Banjarmasin Pra Ronde: di Nurse Station (5-10 menit) 1. Kepala ruangan mempersilakan ketua tim untuk menyampaikan keadaan pasien 2. Tentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka) 3. Tentukan tim ronde 4. Cari sumber atau literature terkait masalah pasien 5. Persiapkan pasien: informed consent dan pengkajian 6. Diskusi terkait keadaan pasien meliputi: diagnosa keperawatan; data pendukung; intervensi yang sudah dilakukan; dan hambatan yang ditemukan selama perawatan Pelaksanaan Ronde: di bed pasien 1. Kepala ruangan memperkenalkan tim ronde kepada pasien 2. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan 3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor atau kepala ruangan tentang 54