BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika kita mendengar kata interaksi tentunya hal ini mengacu pada hubungan antar satu sama lain dalam suatu kelompok. Kali ini kami akan membahas mengenai interaksi antar spesies. Seperti kita tahu dalam suatu spesies terdapat beragam individu (populasi) namun pada intinya mereka mempunyai hubungan hubungan kekerabatan antar satu sama lain. Namun hubungan hubungan atau interaksi antar satu sama lain, dapat menguntungkan satu pihak, kedua pihak, maupun merugikan salah satu pihak. Maka dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain : Tipe-tipe Interaksi Antar-spesies dan Persaingan Intra-Interspesifik. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individuindividu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara. Pembahasan pertama yakni tipe - tipe interkasi antar-spesies, dalam interaksi ini secara teori, spesies-spesies dalam suatu populasi saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Dan membentuk interaksi yang positif, negatif,maupun nol. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Adapun persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya Persaingan
yang
dilakukan
organisme-organisme
dapat
memperebutkan
kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya
yang
dibutuhkan
oleh
tiap-tiap
organisme
untuk
hidup
dan
pertumbuhannya.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana interaksi spesies dalam ekologi? 2. Apa saja tipe-tipe interaksi spesies?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk memahami interaksi spesies dalam ekologi
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi spesies.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendapat Para Ahli Tentang Interaksi
Menurut (Irwan 1992), interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat).
Menurut (Indriyanto 2006), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas.
Menurut (Einhellig, 1995a), fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme.
B. Pengertian Interaksi dalam ekologi
Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu komunitas, kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan 1992) interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Organisme-organisme laintentu ada didalam situasi natural, dan merupakan bagian yang melengkapi lingkungan. Mereka sangat penting karena dapat menyediakan bahan makanan, menjadi tempat berteduh atau berlindung dan melengkapi kebutuhan kebutuhan lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang merupakan tetangga yang tidak diinginkan. Interaksi yang
bermacam-macam dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu simbiosa dan antagonisma.
Didalam golongan pertama kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat keuntungan, sedang dalam golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan. Simbiosa berarti hidup berdampingan. Pada simbiosa mutualisme kedua organisme saling diuntungkan. Pertumbuhan dan survivalnya diuntungkan karenanya, dan dalam keadaan wajar organisme tidak dapat lestari apabila terpisah dari partnernya. Plankton-plankton, mahluk tumbuhan atau hewan yang hidup melayang-melayang didalam air banyak yang merupakan mutualisme.
Tumbuhan leguminosa, yaitu yang berbuah polongan juga menjalankan simbiosa semacam, dengan bakteria zat lemas yang mengumpul diakar. Bakteria mendapat karbohidrat dan bahan lain, sebaliknya bakteria mengikat gas nitrogen dari udara dan diberikan kepada induk-semangnya. Yang termasuk kategori interaksi antagonid ialah antibiosa, eksploitasi dan kompetisi. Organisme mengeluarkan bermacam-macam bahan dari metabolismenya. Karbondioksida atau asam organik hasil metabolisme, yang memenuhi suatu lingkungan, sering menghambat mahluk lain untuk melangsungkan hidup. Ada kalanya ada bahan produksi khusus yang antagonistik terhadap spesies lain. Cendawan sering kali mengeluarkan bahan semacam itu, seperti pinicillin, streptomycin, auromycin, ialah bahan antibiotik yang dapat membunuh bakteria-bakteria tertentu.
INTERAKSI ORGANISME DAN TUMPANG TINDIH NICHE Dimensi-dimensi
pad
niche
pokok
menentukan
kondisi-kondisi
yang
menyebabkan organisme-organisme dapat berinteraksi tetapi tidak menentukan bentuk, kekuatan atau arah interaksi. Dua faktor utama yang menentukan bentuk interaksi dalam populasi: kebutuhan fisiologi tiap-tiap individu dan ukuran ralatifn ya. Empat tipe pokok dari interaksi diantara populasi sudah diketahui (meskipun lebih lengkapnya dapat dikemukakan untuk kejelasan; lihat Burkholder, 1952; Odum, 1971) yaitu kompetisi, predasi, parasitisme dan simbiosis.
Interaksi antar organisme Kompetisi hanya terjadi bila dua atau lebih organisme membutuhkan beberapa
sumber alam yang sama, tetapi sumber tersebut tidak mencukupi kebutuhan. Meskipun dimensi suhu dalam niche dapat menentukan kisaran pengaruh pada spesies yang berkompetisi, dan kompetitor yang paling efektif dapat berbeda bila suhu berbeda pula, kompetisi selalu memperebutkan sumber alam, bukan memperebutkan regulator. Secara umum organisme yang berkompetisi hampir serupa dalam kebutuhan dan ukuran ekologis, meskipun ada perkecualiannya. Jika persediaan O 2 pada habitat akuatik rendah, organisme air misalnya bakteri dan ikan akan berkompetisi untuk memperoleh O2. Predasi terjadi bila organisme, untuk memangsa organisme lain. penting kiranya untuk membuat spesifikasi bahwa predasi menyangkut penyediaan makanan untuk organisme hidup, sebab pengaruhnya pada proses-proses ekologis sangnat berbeda bila sumber makanan habis oleh sebab yang lain diluar proses saling memangsa it u. Parasitisme terjadi bila organisme untuk memenuhhi makanan, pertumbuhan atau yang lainnya mengganggu organisme inang. Parasit akhirnya berhasil mematikkan atau merusak organisme inang. Pada beberapa kasus parasitisme, organisme inang tidak terpengaruh (pada mulanya), hingga populasi parasit bertambah besar dan akhirnya organisme inang terganggu. Jelaslah niche predator-predator dan mangsanya atau parasit-parasit dan inangnya harus mempunyai kesamaan parameter-parameter dasar; mereka berbeda dalam hal parameter yang berhubungan dengan nutrisi. Simbiosis tipe umum keempat dari interaksi antar organisme yaitu simbiosis, merupakan hubungan (asosiasi) yang terselubung dan kekal antar organisme yang tidak serupa setidaknya salah satu berperan dalam asosiasi ini, tetapi tidak ada yang dirugikan. Hubungan simbiosis dalam bebrapa interaksi ekologis yang penting, diketahui dari keunikan dan dampaknya dalam fungsi ekosistem. Ada dua simbiosis, permukaan bumi mungkin akan merupakan tumpukan selulose yang tidak tercerna selulose adalah komponen utama dinding sel tumbuhan yang sangat banyak dijumpai. Enzim untuk mencerna selulose adalah selulase, bagaimanapun juga masih dapat dijumpai pada bebrapa jenis organisme bebrapa proses pencernaan selulose bersangkut
paut dengan hubungansimbiosis antar bakteri, fungi dan protozoa di satu pihak, sedang dilain pihak berhubungan dengan arthopoda atau vertebrata.
C. Tujuan Interaksi Spesies dalam Ekologi
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lainsalah satu tujuan dari interaksi antar spesies adalah interaksi yang terjadi
antar
spesies
anggota
populasi
akan
mempengaruhi
kecepatan
pertumbuhan ataupun kehidupan populasi mempertahankan hidupnya dalam satu peran ekologi dalam linkungannya untuk saling berinteraksi dengan satu atau lebih spesies untuk keberlangsungan hidupnya.
D. Tipe – tipe Interaksi antar spesies
Komunitas ekologi tersusun oleh beberapa populasi yang saling berinteraksi pada tingkat yang bervariasi. Interaksi potensial bervariasi dimulai dari interaksi yang sangat netral, dimana dua populasi saling bersama-sama dalam habitat, tetapi tidak bersama-sama pada lingkungan, sampai pada interaksi dengan beberapa pengaruh yang langsung terhadap kemampuan individu dalam satu atau kedua populasi untuk mempertahankan hidup atau reprodukasi.
Interaksi – interaksi di antara populasi ini dapat bersifat positif, yaitu mendorong pertumbuhan pada satu atau kedua populasi. Komunitas ekologi yang telah banyak menarik perhatian adalah interaksi yang bersifat negatif, tetapi interaksi positif sekarang telah mendaptkan perhatian yang lebih besar.
Beberapa tipe interaksi telah dilaporkan dalam bentuk aljabar mengenai pengaruh interaksinya terhadap pertumbuhan populasi dari masing-masing spesies (tabel 13-1), di mana terdapat enam kombinasi interaksi yang berpengaruh positif, negatif, dan netral.
Tabel 13-1. Tipe-tipe interaksi interpopulasi Interaksi
Pengaruh pada pertumbuhan populasi
Populasi 1
Populasi 2
Netralisme
0
0
Komensalisme
+
0
Predasi/parasitisme
+
_
Amensalisme
_
0
Kompetisi
_
_
Mutualisme
+
+
Mungkin sukar untuk menunjukan bahwa tidak ada pengaruh pada satu spesies dalam interaksi (+,0,_, 0) sebab sebenarnya beberapa interaksi tampaknya mempunyai beberapa keuntungan atau kerugian terhadap suatu populasi. Kemungkinan pengaruh itu kecil dan memerlukan penilitian yang mendetail untuk membedakannya dengan nol (tanpa pengaruh), tetapi perlu diingat bahwa seleksi sangat kecil bahkan menekan kebutuhan untuk menghasilkan perubahan yang bersifat evolusi. Suatu contoh dari komensalisme, yaitu suatu interaksi dengan pengaruh positif pada satu populasi dan tidak berpengaruh pada populasi yang lain, merupakan penempel pada atau hidup daalam organisme lain. Kelihatannya menempel tidak mempunyai pengaruh terhadap inangnya, tetapi ada juga penenmpel yang berpengaruh negatif terhadap inangnya sehingga lebih dikenal sebagai predasi atau agak kurang mampu untuk mencari makan. Dan suatu penempel bahkan juga berpengaruh positif dengan membuat makanan yang dibutuhkan oleh inangnya yang sebaliknya tidak dibutuhkan oleh penempel, suatu contoh yaitu apabila aktifitas pemberian makanannya dihasilkan oleh organisme lain.
A. Netralisme
Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang satu sama lain tidak terpengaruh dari adanya asosiasi. Dalam Netralisme tidak ada yang diuntungkan dan dirugikan. Netralisme dapat terjadi jika antara spesies memiliki kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda itulah yang membuat tumbuhan saling ber interaksi satu sama lain bertujuan untuk saling melengkapi kebutuhan satu spesies dan spesies lainnya, interaksi yang terjadi pada Netralisme ini memungkinkan adanya interaksi saling menggisi kebutuhan makanannya dan dalam proses berinteraksi tersebut tidak ada yang mempengaruhi dan tidak ada yang dipengaruhi.
Contoh Netralisme
Contoh netralisme adalah antara tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk mengubahnya menjadi energi kimia (bahan organik),
tumbuhan membutuhkan air
untuk kesuburan tanah, tumbuhan dengan suhu,kelembapan, dan cahaya matahari, tumbuhan tinggi dengan tumbuhan tutupan yang bertujuan untuk menjaga kelembapan tanah. Mikoriza dan tumbuhan gandaria, mikoriza membantu untuk mengangkut nitrogen kedalam akar tumbuhan untuk proses pertumbuhan gandaria.
B. Komensalisme
Komensalisme merupakan suatu interaksi dengan pengaruh positif pada satu populasi dan tidak berpengaruh pada populasi yang lain. Pada simbiosa komensalisme satu pihak saja yang diuntungkan sedang pihak yang lain tidak mendapat dan tidak menderita apa-apa. Termasuk ini ialah tumbuhan epifit yang hidup pada tumbuhan lain, seperti anggrek, lumut pohon, dan tumbuhan lain yang bergelantungan didahan pohon , dan juga hewan-hewan yang hidup di pepohonan seperti katak pohon dan sebagainya. Tumbuhan atau hewan tersebut tidak menghisap makanan dari partnernya hanya numpang tempat tinggal.
Contohnya :
Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
Tumbuhan epifit artinya tumbuhan yang menempel pada bagian luar tumbuhan lain. Tumbuhan yang menempel itu tidak merugikan tumbuhan yang ditumpangi
(komensalisme). Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek yang tumbuh pada ranting atau batang pohon tumbuhan berkayu.
C. Predasi/parasitisme
Predasi terjadi bila organisme, untuk memangsa organisme lain. penting kiranya untuk membuat spesifikasi bahwa predasi menyangkut penyediaan makanan untuk organisme hidup, sebab pengaruhnya pada proses-proses ekologis sangnat berbeda bila sumber makanan habis oleh sebab yang lain diluar proses saling memangsa it u.
Contoh :
Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya
Tali putri yang berwarna ilmiah Cuscuta sp, warnanya yang kuning keemasan akan tampak cemerlang jika mendapat sinar matahari. Tali putri punya sifat merugikan. Kehadirannya pada tumbuhan melalui pola hubungan simbiosis paratisme. Tali putri memang tumbuhan parasit yang bisa membunuh inangnya.
D. Kompetisi dan Niche
Kompetisi adalah proses aktif yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan bersaing individu-individu untuk hidup dan bereproduksi. Kompetisi adalah salah satu bentuk interaksi antar dua atau banyak individu apabila suplai sumber yang diperlukan bersifat terbatas. Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor -faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.
Niche menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan peran fungsional dan kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche dari hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut ukuran dan makanannya. Menurut Odum (1959),
definisi niche ekologi adalah posisi atau status dari struktur adaptasi organisme, respon psikologi, dan tingkah laku spesifik. Adapun niche menurut Keindegh (1980), yaitu kedudukan khusus dalam suatu komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan sebagai suatu kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan adaptasi morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap dapat diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang tindih dengan organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran habitat dan makanannya.
Tipe-tipe kompetisi dibedakan menjadi dua yaitu : 1. kompetisi intraspesifik Intraspesifik adalah kompetisi antara anggota-anggota dari spesies yang sama atau persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama.
2. Kompetisi interspesifik . kompetisi interspesifik adalah kompetisi antara anggota-anggota dari spesies yang berbeda atau persaingan atara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama.
Meskipun kompetisi intraspesifik dan interspesifik kadang-kadang diperlukan terpisah, apabila memungkinkan kita akan menggabungkan antara keduanya. Niche dari individu-individu harus saling menutup (overlap) dan sama-sama memanfaatkan beberapa sumber. Keseluruhan Niche dalam satu organisme tidak perlu diletak dalam Niche organisme yang lain, tetapi niche dasar (fundamental) harus overlap. Niche fundamental dan niche nyata biasanya akan saling menutup pada anggota-anggota dari spesies yang berbeda. Pada waktu yang sama, hambatan genetic yang berbeda mengalami adaptasi secara evolusi untuk mengurangi kompetisi di antara individuindividu.
Kompetisi telah banyak diperhatikan oleh para ahli-ahli ekologi sebgai faktor yang penting dalam memberikan definisi struktur komunitas, terutama dalam menentukan
jumlah dan kelimpahan relatif pada koeksistensi suatu spesies. Beberapa penulis ( andrewartha dan birch, 1954: Browman, 1961) memberi argumen bahwa keterangan yang kurang baik pada kompetisi pada lalu penting dalam menghasilkan adanya hubungan ekologis dari spesies dan individu-individu.
Hubungan dengan beberapa masalah dalam ekologi, tidak ada definisi dari kompetisi yang sekarang ini diakui dan digunakan oleh semua ahli ekologi ( Harper, 1961 ; Milne, 1961). Kita memberikan definisi kompetisi sebagai interaksi biologis negatif yang terjadi antara dua atau banyak individu apabila : (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungan dalam permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.
Definisi ini memperluas konsep mencakup sumber dengan kualitas terbatas , organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultas. Sumber yang digunakan dalam
pengertian umum berarti sesuatu yang digunakan oleh individu bereproduksi. Contoh-contohnya meliputi
untuk hidup dan
makanan (energi dan nutrien), pasangan
dalam perkawinan, oksigen, tempat bersarang, daerah bebas predator, cahaya dan sebagainya.
E. Amensalisme
Amensalisme adalah interaksi yang menekan satu organisme, sedangkan yang lain tetap stabil atau salah satu organisme dirugikan tapi organisme lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. Amensalisme juga disebut sebagai suatu interaksi bersifat negatif, dimana salah satu anggotanya terhambat dan yang lain tidak terpengaruh. Suatu interaksi dengan pengaruh negatif pada satu populasi dan tidak berpengaruh pada populasi yang lain, keduanya sama-sama berjuang keras sehingga satu populasi akan mengharapakan hasil pengarauh negatif dari populasi yang membutuhkan beberapa sumber penghasilan.
Contohnya :
Alleolopathy.
Salah satu contoh amensalisme adalah interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke lingkungan. Bagian
interaksi
alelokemis
yang
melibatkan
hanya
tumbuhan
saja
disebut
Alleolopathy. Alleolopathy merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme.
Contohnya
adalah
jamur
Penicilium yang
mensekresikan penisilin dengan bakteri. Penisilin mampu membunuh bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi jamur Penicillium tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian.
Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme (Einhellig, 1995a). Menurut Rice (1984) interaksi tersebut meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu senyawa kimia yang dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau mikrobia) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun tidak terhadap organisme lain (Weston, 1996). Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui berbagai cara yaitu : a.
Penguapan
Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan
yang
melepaskan
senyawa
alelopati
adalahArtemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa
melalui
kimianya
penguapan
termasuk
ke
dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di
sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar. b.
Eksudat Akar
Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat. Lantana atau Saliara Akar dan tunas tanaman ini dapat mengurangi perkecambahan gulma anggur dan gulma lainnya. c.
Pencucian
Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini. d.
Pembusukan organ tumbuhan
Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.
Contoh Interaksi Alelokemis pada Level Produser – Dekomposer
Kebanyakan dekomposer dalam tanah yang serasah dibawah suatu komunitas dipengaruhi spesies tumbuhan yang menggugurkan serasah penitrasi akar dalam tanah. Tanah dibawah hutan conifer umumnya asam karena serasah conifer bersifat asam dan dekomposisinya mempengaruhi PH tanah. Sebagai hasil, fungi medominer mikroflora tanah, sedangkan bakteria mendominer tanah netral.
Interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke lingkungan. Untuk hebivora tertentu, semua spesies tumbuhan rasanya tidak harus sama. Banyak spesies ditolak total, beberapa dimakan dan sangat disenangi dan yang lainnya dimakan kalau yang disenangi tidak ada.
F.
Mutualisme
Interaksi mutualisme adalah interaksi yang berpengaruh positif pada kedua spesies sebagai akibat dari kebersamaan mereka. Interaksi yang saling menguntungkan sering disebut simbiosis, tetapi juga disebut protooperasi atau mutualisme. Pengaruh mutualisme terhadap niche utama Mutualisme merupakan interaksi yang mememrlukan kedua anggota interaksi menempati komunitas-komunitas dimana yang lain akan berada diluar niche utama dari salah satu atau kedua anggota interaksi tersebut. Kemampuan bakteri dari genus rhizobium mengikat nitrogen tanaman, biasanya legum, yang mana bakteri tersebut mempunyai bentuk hubungan mutualistik dapat terjadi pada kondisi nitrogen tanah lebih randah disbanding nitrogen tanah tinggi begitu juga adanaya mycorrhizae, jamur yang berhubungan erat dengan akar beberapa tanaman, khususnya di dearah tropika, menambah persediaan nutrient-nutrien tertentu bagi tanaman. Kehadiran semut pada spesies pohon acacia tertentu meningkatkan kemampuan acacia untuk tumbuh dalam pertumbuhan kedua vegetasi tropis. Tanpa semut-semut tersebut laju pertumbuhan acacia biasanya lebih rendah dan kemungkinan tidak akan mampu berkompetensi dengan komponen-komponen lain dari vegetasi menjadi lebih tinggi. Semut-semut tersebut menggurangi herbivory pada acacia dan juga menurunkan densitas vegetasi didekatnnya pengaruh sekunder dari penerunana densitas vegetasi adalah bahwa semut-semut sering membersikan daerah kosong disekitar acacia yang kemungkinan mengurangi kerusakan tanaman oleh api (jansen 1967) acacia ini biasa tumbuh pada daerah yang dimana api selama musim kemarau dapat menghancurkannya adannya semut pada pohon acacia sangat mirip dengan produksi bahan-bahan kimia allelopatik oleh tanamn spesies lain. Bahan-bhan kimia ini dapat menggurangi laju pertumbuhan spesies tanaman lain yang ada didekatnnya
Contohnya : 1. Endimis Sirpentin
Endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota). Di dalam suatu
pulau
dapat
terbentuk
wilayah/habitat
endemik
karena
adanya
proses
pembentukan batuan kapur, batuan serpentin, batuan vulkanik atau batuan lainnya. Pada konteks endemisitas, terbentuknya habitat dari batuan serpentin menyebabkan terbentuknya jenis tumbuhan endemik serpentin. Komunitas tumbuhan pada area serpentin umumnya kerdil dan umumnya hanya tumbuh pada habitat tersebut. Habitat ini umumnya berupa area terbuka dan berbatu, dengan vegetasi umum berupa tumbuhan semak dan terkadang pohon dengan daun keperakan atau kecoklatan karena struktur bulunya bersifat memantulkan cahaya.
Tanah serpentin juga memiliki kandungan logam berat yang tinggi seperti kromium, kobalt, dan nikel. Serpentin juga kaya serat silika yang dikenal dengan nama asbestos. Mineral asbestos ini lebih banyak merugikan manusia daripada tumbuhan karena
dapat
menyebabkan
kanker.
Tantangan
lain
pada
tanah
serpentin
adalah ketiadaan zat hara (nutrisi). Kandungan kalsium (Ca) pada tanah ini biasanya rendah, sebaliknya kandungan Mg tinggi.
2. Halofit
Tumbuhan Halofit yaitu tumbuhan yang mampu pada kondisi kadar garam yang tinggi (salinitas) beradaptasi dengan cara membentuk kelenjar garam yang terdapat pada daun, memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar.
Tumbuhan halofit merupakan tumbuhan pantai yang hidup pada kondisi selalu tergenang ataupun terkadang tergenang air laut. Tumbuhan ini hidup pada kondisi kadar salinitas air laut yang tinggi. Oleh karena itu, tumbuhan pantai umumnya memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi lingkungan tersebut.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Tidak semua halofit setara dalam toleransi garam, dibedakan intoleran, fakultatis, dan obligat. Tetapi kebanyakan halofit adalah intoleran, yaitu tumbuh maksimum pada salinitas rendah dan menurun pada salinitas naik. Tumbuhan yg hidup subur di daerah atau lingkungan (tanah) yg berkadar garam tinggi, misalnya rumput inggris; Armeria marit ina
G. Faktor-faktor penyebab terjadinya interaksi
1.
Keterbatasan Daya Dukung Lahan Keterbatasan daya dukung lahan yang menentukan jumlah populasi maksimum
dapat tumbuh pada suatu lahan. Konsep daya dukung alam merupakan konsep yang juga penting untuk diketahui oleh ahli ekologi. Konsep ini menggambarkan tentang jumlah maksimum dari suatu spesies di suatu area, baik sebagai sistem monokultur, atau campuran. Suatu spesies mungkin saja dapat tumbuh dalam jumlah yang melimpah pada suatu lahan. Apabila dua spesies tumbuh bersama pada lahan tersebut, maka salah satu spesies lebih kompetitif daripada yang lain. Hal ini kemungkinan mengakibatkan spesies kedua akan mengalami kepunahan. Di dalam usaha pertanian, tanaman pokok yang terutama diharapkan tumbuh lebih baik. 2.
Keterbatasan Faktor Pertumbuhan Pada Suatu Lahan. Salah satu syarat terjadinya kompetisi adalah keterbatasan faktor pertumbuhan
(air, hara dan cahaya). Pertumbuhan tanaman mengalami kemunduran jika terjadi penurunan ketersediaan satu atau lebih faktor. Kekurangan hara di suatu lahan mungkin saja terjadi karena kesuburan alami yang memang rendah, atau karena besarnya proses kehilangan hara pada lahan tersebut, misalnya karena penguapan dan pencucian. engetahuan tentang faktor pertumbuhan: jumlah yang dibutuhkan tanaman dan ketersediaannya di suatu lahan, sangat diperlukan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimal pada sistem agroforestri.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Interaksi spesies merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu komunitas dengan cara untuk memperoleh kehidupan. 2. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. 3. Tipe – tipe interaksi spesies adalah sebagai berikut :
Netralisme
Korhensalisme
Predasi / parasitisme
Amensalisme
Kompetisi
Mutualisme
B. Saran
Bagi
para
pembaca
yang
ingin
mengetahui
lebih
jelasnnya
mengenai interaksi spesies, agar mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tarumingken C. Rudy.1994. Dinamika populasi.Pustaka Sinar Harapan.Jakarta. Budy wilarso Sri. Interaksi tumbuhan dan factor pembatas.Erlangga.jakarta. Anonym a, http://tyara-berbagibersama-tyara.blogspot.com/