A.
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis, dan ekosistem yang ada di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi merupakan hasil proses evolusi yang berlangsung sangat lama, sehingga menghasilkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, singkatnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup. hidup. Keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan dimuka bumi, mulai dari makhluk sederhana seperti jamur dan bakterihingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia (Bappenas, 2004). Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis atau spesies, dan keanekaragaman tingkat ekosistem. B.
Pengertian Pengertian Keanekaragaman Keanekaragaman Spesies
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis,
anatomis,
fisiologis
dan
mampu
saling
kawin
dengan
sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut dengan populasi.Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies (keanekaragaman gen. Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-gendalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebihberagam.
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies. Contohnya sangat banyak.Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang
buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang, dan juga pada pohon palem. Biasanya nama spesies disingkat menjadi sp, dan diletakkan dibelakang nama ilmiah suatu hewan atau tumbuhan. Sp merupakan singkatan spesies dalam bentuk tunggal, untuk bentuk jamak biasanya digunakan singkatan spp. Singkatan tersebut bertujuan untuk menunjukkan pada pembaca bahwa hewan atau tumbuhan tersebut terdapat dalam satu spesies. Berdasarkan dari pengertian diatas keanekaragaman spesies adalah perbedaan perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat. Contoh keanekaragaman spesies adalah, di halaman rumah dapat kita jumpai rumput, pohon mangga, pohon jeruk, bunga melati, burung gereja, semut, kodok, kupu-kupu, dan lain sebagainya. Mereka adalah spesies yang berbeda satu sama lain. Begitu juga dengan kucing dan anjing, bunga krisan dengan bunga melati. Mereka memiliki sifat dan jenis yang sangat berbeda.Keanekaragaman jenis/spesies adalah adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada kelompok atau komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat makhluk.Jadi, keanekaragaman spesies dimulai dari tingkat genus sampai pada tingkat kingdom. misalnya kucing, harimau, jerapah, gajah, kudanil, dan burung elang merupakan keanekaragaman tingkat spesies/jenis. Harimau sumatra, singa, dan macan tutul adalah salah satu contoh dalam keanekaragaman spesies. meskipun ketiga spesies tersebut terdapat pada satu genus yaitu genus Panthera namun ketiga spesies tersebut sudah memiliki nama spesies yang berbeda yaitu Phantera tigris untuk harimau, Panthera pardus untuk macan tutul, dan Panthera leo untuk singa sehingga sudah dikelompokkan ke dalam keankeragaman spesies. Dari contoh diatas bisa dilihat bahwa antara ketiga spesies tersebut memiliki perbedaan yang sangat mencolok dari segi ukuran, bentuk tubuh, rambut yang dimiliki, bentuk telingan, kaki dll, sehingga sudah di kelompokkan ke dalam keankeragaman spesies atau jenis meskipun di dalam satu genus Panthera,yang dimaksud dengan spesies adalah kumpulan individu makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri genetik yang sama sehingga satu dengan yang lain dapat melakukan reproduksi. Sebagai contoh dapat disebutkan hubungan ayam kampung, ayam hutan merah, ayam hutan hijau, dan bekisar. Ayam kampung adalah spesies yang sama dengan ayam hutan merah, karena keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang dapat bereproduksi lagi. Lain halnya dengan ayam kampung
yang disilangkan dengan ayam hutan hijau, akan diperoleh keturunan yang tidak mampu bereproduksi lagi, yaitu ayam bekisar.
C.
Pengelompokkan Spesies
Spesies dapat dikelompokkan menurut tempat hidup dan pengelolaannya, spesies dapat dikelompokkan menjadi spesies liar dan spesies budidaya. Spesies liar yang belum dibudidayakan merupakan kelompok makhluk hidup yang terdiri atas populasi yang berada di habitat alami yang sesuai. Habitat ini tersebar di kawasan dengan batas geografi tertentu, contohnya adalah sagu yang alaminya tersebar di daerah Maluku dan Papua, dan lai ( Durio kutajensis) mempunyai sebaran alami di Kalimantan. Contoh untuk spesies hewan adalah Badak cula dua yang hanya terdapat di Sumatra, anoa hanya di Sulawesi, dan kanguru hanya di Papua. Spesies tanaman maupun hewan budi daya tidak mempunyai batas alami dan tidak memiliki kekhasan dalam penyebarannya. Spesies
juga
(daratan/terestrial
dikelompokkan atau
menurut
perairan/akuatik).
persebaran
ekologi
Kelompok-kelompok
atau
habitatnya
tersebut
dapat
disubkelompokkan lagi. Spesies terestrial terdiri atas spesies dataran rendah atau dataran tinggi, sedangkan spesies akuatik dapat dikelompokkan lagi menjadi spesies air tawar, spesies lautan, dan spesies payau. Berdasarkan fungsinya, spesies budi daya dikelompokkan menjadi pangan, papan, obat-obatan dan rempah, pakan, dan juga jasa. Spesies budidaya dikelompokkan berdasarkan sektor pengelolaanya, yaitu pertanian (termasuk perkebunan, hortikultura, peternakan), kehutanan, kelautan dan perikanan, kesehatan, dan industri.
D.
Metode Pengukuran Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies mengacu pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat tertentu. Aspek keragaman spesies dapat diukur dengan beberapa cara, yakni dengan klasifikasikannnya terlebih dahulu dalam 3 kalompok lalu dilakukan pengukurannya. Ketiga kelompok metode pengukuran itu adalah: 1)
Mengukur kekayaan spesies, Untuk mengukur Kekayaan spesies suatu daerah dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah spesies di daerah tersebut. Misalnya, berapa banyak spesies cenderawasih yang hidup di hutan ini? Atau berapa banyak spesies katak yang hidup di wilayah ini?
2)
Mengukur kelimpahan spesies
Sedangkan untuk mengetahui kelimpahan spesies suatu daerah atau wilayah, dapat dilakukan dengan penjumlahan relatif antara species, mulai dari spesies yang paling lazim di temukan, dan spesies kurang lazim, sampai dengan spesies yang Langkah. 3)
Taksonomi atau filogenetik diversity. Pendekatan lain adalah dengan mengukur keragaman taksonomi atau filogenetik, yang mempertimbangkan hubungan genetik antara kelompok yang berbeda spesies. Langkahlangkah ini didasarkan pada analisis yang menghasilkan klasifikasi hirarkis biasanya diwakili oleh sebuah “pohon keturunan” yang menggambarkan pola percabangan yang dianggap paling mewakili evolusi filogenetik dari taksa terkait, seperti pada pohon keluarga anjing di depan ini.
E.
Keanekaragaman Spesies berdasarkan Letak Geografis dan Astronomi
Pada skala keanekaragaman spesies yang luas tidak merata di seluruh dunia. Pola yang paling jelas dan utama dalam distribusi global spesies adalah bahwa kekayaan spesies secara keseluruhan terkonsentrasi di daerah katulistiwa dan cenderung menurun bergerak dari khatulistiwa ke daerah kutub. Secara umum, ada lebih banyak spesies per unit area di daerah tropis dari pada di daerah beriklim sedang dan spesies jauh lebih di daerah beriklim daripada yang terdapat di daerah kutub. Selain itu, keragaman dalam ekosistem tanah umumnya menurun dengan ketinggian meningkat. Faktor lain yang umumnya dipercaya untuk mempengaruhi keragaman di darat adalah pola curah hujan dan tingkat gizi.Pada ekosistem laut, kekayaan spesies cenderung terpusat pada rak kontinental, meskipun komunitas laut dalam juga signifikan.
F.
Perbedaan Antara Keanekaragaman Gen,Spesies, dan Ekosistem
1. Keanekaragamangen Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semuaperbedaan yang terdapat dalam satu spesiesinidisebabkan karenaperbedaan gen. Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel.
Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda.
Pada prinsipnya bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifatsifat yang berbeda-beda pula.
2.
Keanekaragaman jenis (spesies) Keanekaragaman
ini
lebih
mudah
diamati
daripada
keanekaragaman
gen.
Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk
hidup
baik
yang
termasuk
kelompok
hewan,
tumbuhan
dan
mikroba.
misalnyavariasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tin gkah laku dan habitat. 3.
Keanekaragaman ekosistem Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan. Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup ( biotik ) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air pa yau, laut, dan lain-lain.Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis (spesies). Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang
tumbuh
dengan
baik
di
daerah
dataran
rendah.
Simpulannya
adalah,
keanekaragaman gen menyebabkan munculnya keanekaragaman species, dan akhirnya menyebabkan munculnya keanekaragaman ekosistem
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
hayati
berkembang
dari
keanekaragaman
tingkat
gen,
keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada
suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. G.
Klasifikasi Spesies (Tumbuhan dan Hewan)
Pada permulaan sistem klasifikasi sejak zaman Aristoteles (35 - 322 SM) hingga pertengahan abad 20, para pakar biologi membagi makhluk hidup ke dalam dua Kingdom (Kerajaan, Dunia) yaitu plantae (tumbuhan) dan animalia (hewan). Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960 an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan lainnya, maka para ilmuwan dapat menemukan dan membuat klasifikasi baru untuk organisme yang terdapat di permukaan bumi yang sangat beraneka ragam ini. Sebagai contoh, kita akan membedakan tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lainnya persamaan manakah yang akan kita gunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan tersebut? Maka persamaan yang akan kita gunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan itu adalah diantaranya kita boleh menetapkan persamaan dalam warna bunganya. Dengan demikian kita kumpulkan semua tumbuhan yang bunganya berwarna putih menjadi satu kelompok, misalnya bunga melati, kaca piring dan gandasuli. Atau persama an dalam hal adanya duri dan kita golongkan menjadi satu, umpamanya : mawar, putri malu, kaktus, jeruk dan rotan. Atau kita dapat mengelompokan berdasarkan tempat hidupnya, misalnya : semua tumbuhan yang hidup di dalam air tawar seperti teratai, eceng gondok, genjer, mendong, dan kiambang. Pada abad ke 18 seorang ahli botani dari Swedia yang bernama Carolus Linnaeus (Karl van Linne) mulai merintis klasifikasi secara modern. Dasar klasifikasi yang ia gunakan ialah mengidentifikasi tumbuhan atas dasar jumlah serta kedudukan organ jantan dan betina. Dasar klasifikasi tumbuhan menurut Linnaeus tersebut adalah sistem seksual tumbuhan. Charles Darwin (1809 - 1882) dalam bukunya “Origin of Scpecies” (1859), mengemukakan bahwa
evolusi merupakan suatu proses seleksi alam, maka atas dasar teori evolusi Darwin dapat dikatakan bahwa makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup masa lalu yang telah berevolusi. Taksonomi modern melihat hubungan dalam klasifikasi selain hubungan morfologis juga dilihat dari segi evolusi. Bertolak dari teori evolusi Darwin maka munculah sistem klasifikasi modern berdasarkan filogeni, yaitu klasifikasi yang disusun dengan cara melihat keturunan dan hubungan kekerabatan dan disebut klasifikasi sistem filogenetik. Sistem ini didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antar organisme.Organisme - organisme yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan organisme yang berkerabat jauh.Kekerabatan ditentukan melalui pengamatan berbagai sifat makhluk hidup serta bukti – bukti fosil yang ditemukan. Maka dasar klasifikasi yang digunakan sampai sekarang dapat ditentukan dari kesamaan berdasarkan beberapa tinjauan, yaitu ada ti njauan berdasarkan ; susunan bentuk luar (morfologi), struktur dalam (anatomi), fungsi alat - alat tubuh (fisiologi), sifat – sifat yang diturunkan (genetika), perkembangannya mulai dari pembuahan sampai lahir atau menetas (embriologi), perkembangan mulai dari makhluk tingkat primitif sampai kepada makhluk modern (evolusi). Namun yang banyak digunakan oleh pemula adalah tiga tinjauan yang disebutkan pertama yaitu berdasarkan morfologi, anatomi dan fisiologi.Setiap sistem klasifikasi yang digunakan harus bersifat eksklusif sekaligus inklusif.Artinya ciri - ciri yang digunakan dalam pengklasifikasian harus dapat membentuk kelompok yang beranggotakan organisme yang serupa, yang berbeda dari kelompok lainnya.Sebagai contoh, tumbuhan bersifat autotraf, sedangkan hewan dan fungsi bersifat heterotrof.Ciri ini menggolongkan (inklusif) organisme yang serupa ke dalam satu kingdom dan sekaligus memisahkan (eksklusif) organisme tersebut dari organisme lainnya. Takson yang hingga saat ini digunakan untuk makhluk hidup dari tingkatan paling tinggi sampai ke tingkatan paling rendah yaitu, untuk : Tumbuhan
Hewan
Kingdom (Kerajaan)
Kingdom (Kerajaan)
Divisio (bagian)
Filum (bagian)
Kelas
Kelas
Ordo (bangsa)
Ordo (bangsa)
Famili (suku)
Famili (suku)
Genus (marga)
Genus (marga)
Species (Jenis)
Species (Jenis)
Cara Klasifikasi dan Tata Nama Makhluk Hidup (Nomenklatur)
Agar
memudahkan
kita
dalam
mengenalnya
maka
perlu
pengelompokan
(klasifikasi).Untuk mencapai suatu kesamaan pengertian dalam penamaan makhluk hidup, maka Carolus Linnaeus (1753) seorang ahli botani dari Swedia, menciptakan suatu sistem penamaan pada setiap makhluk hidup yaitu dengan sistem Binomial Nomenklatur.Binomial Nomenklatur yang berarti bahwa nama setiap makhluk hidup terdiri atas dua kata yang dilatinkan. Kata pertama menunjukkan genus yang penulisannya dimulai dengan huruf besar, sedang kata kedua merupakan penunjuk di mulai dengan huruf kecil. Salah satu cara yang digunakan untuk menggolongkan suatu jenis makhluk hidup pada contoh disini, adalah dengan menggunakan kunci determinasi. Contoh kunci determinasi ini hanya sampai tingkat kelas. Kunci determinasi sederhana untuk tumbuhan dapat dilihat dibawah ini :
Contoh : Kunci Determinasi Sederhana Untuk Tumbuhan
1a. Tubuh dapat dibedakan atas akar batang - daun ..... Kormofita. (2) 1b. Tubuh tak mempunyai akar - batang – daun .....Talofita. (6) 2a. Ada bagian “bunga” dan biji sebagai alat perkembangbiakan ..... K . berbiji. (3) 2b. Tidak seperti itu, bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat pembiakan berupa “spora” yang tersimpan dalam kotak/kapsul pada ujung batang atau pada permukaan bawah daun ..... K . berspora. (7) 3a. Ada bunga yang jelas dengan perhiasan bunga berwarna, putik dengan bakal biji tersimpan di dalam bakal buah. ..... K . berbiji tertutup. (4) 3b. Bunga tidak demikian. Ada kumpulan “daun buah” berbentuk bola ata u Kerucut, dan umumnya kaku dan sempit. ..... K . berbiji terbuka. (5) 4a. Daun menyirip atau menjari; bunga dengan bagian - bagian terdiri 4 atau 5 ata u kelipatannya; biji terdiri dari 2 keping; akar tunggang; batang biasanya bercabang. ..... Tumb.berkeping dua. 4b. Daun bertulang sejajar atau melengkung, bunga dengan bagian - bagian terdiri dari 3 atau kelipatannya; biji hanya 1 keping; akar serabut; batang biasan ya tak bercabang. ..... Tumb.berkeping satu. 5a. Tumbuhan tinggi berdaun kaku atau bentuk jarum; kumpulan daun buah (=bunga) berbentuk kerucut. ..... Coniferinae. (6) 5b. Tumbuhan perdu berdaun kaku menyirip; kumpulan bunga pada ujung batang.
..... Cycadinae. 5c. Tumbuhan tinggi berdaun lebar tipis; kumpulan bunga berkarang. ..... Gnetinae (melinjo). 6a. Bagian - bagian tubuh berwarna hijau atau kombinasi hijau dengan warna lain; hidup di air. ..... Alga / Ganggang . 6b. Bagian - bagian tubuh tidak hijau, coklat atau abu pucat; hidup di tempat lembap. ..... Fungi / Jamur . 6c. Bagian - bagian tubuh berbentuk lembaran atau kerak pucat; menempel pada batang pohon atau batu di tempat sejuk. ..... Lumut kerak / Lichenes. 7a. Tubuh berukuran relatif kecil, berbentuk lembaran atau pohon; tidak mempunyai akar sejati, hidup bergerombol di tempat miring (tebing, tepi pematang) di tempay lembap. ..... Tumbuhan Lumut. 7b. Tubuh berukuran relatif besar, ada daun menyirip dengan permukaan bawah berbintik - bintik hijau coklat; daun mudanya menggulung. ..... Tumbuhan Paku.
Contoh : Kunci identifikasi sederhana untuk hewan Ciri-ciri yang diamati Teruskan ke nomor
1. Mempunyai kaki ………………………………………………… 2 Tidak mempunyai kaki ………………………………………… . 5 2. 3 pasang kaki……………………………………………..INSEKTA Lebih dari 3 pasang kaki …………………………………………. 3 3. 4 pasang kaki ……………………………………… ARACHNIDA 4. Mempunyai sayap …………………………………. ordo Hemiptera Tidak mempunyai sayap ………………………………………… 5 5. Mempunyai kelengkapan ekor ……………………………………... 6 Tidak mempunyai kelengkapan ekor……………………………….. 8 6. Antena lebih panjang dari pada tubuh……………….Fam. Aphidiae Antena lebih pendek daripada tubuh………………………………7 7. Dua kelengkapan ekor……………………………… ordo Diplura Satu kelengkapan ekor …………………………….. ordo Protura 8. Segmen terakhir lebih pendek ……………………... ordo Protura Ukuran segmen terakhir sama………………… genus Melolontha
H.
Manfaat Keanekaragaman Spesies Bagi Kehidupan
Manfaat Keanekaragaman Species yang diberikan secara cuma-cuma bagi kehidupan adalah: 1. Sumber pangan
Adanya keaneragaman spesies yang terdapat disekeliling kita dapat dijadikan sebagai sumber pangan pagi manusia. Setiap hari manusia membutuhkan sumber energy dari makanan dan minuman untuk melakukan aktivitas sehari-hari namun sayangnya manusia tidak dapat memproduksi makanan sendiri. Makanan dan minuman yang manusia konsumsi terntunya diperoleh dari mahluk hidup lain yaitu hewan dan tumbuhan. Indonesia memiliki setidaknya 400 jenis tanaman penghasil buah, 370 jenis sayuran, 70 jenis tanaman berumbi, 55 jenis rempah-rempah dan beragam hewan-hewan yang dapat digunakan sebagai bahan konsumsi. Berikut merupakan sumber makanan dan minuman dari hewan dan tumbuhan yang dimanfaatkan oleh manusia.
Sumber karbohidrat yang juga dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok dapat berasal dari berbagai jenis tanaman padi, jagung, gandum,sagu, umbi, singkong dan talas dsb.
Sumber protein yang dapat dijadikan sebagai pauk dapat berasal dari daging berbagai jenis hewan seperti ikan, ayam, sapi, kambing, udang dsb.
Sayur-sayuran yang berasal dari berbagai tanaman sayur seperti bayam, kangkung, kubis, sawi, tomat, wortel, buncis, jagung dsb.
Buah-buahan yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan buah-buahan seperti jambu, rambutan, kelengkeng, pisang, apel, anggur dsb.
Minuman yang kaya vitamin dan mineral yang dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan yaitu susu sapi, susu kambing maupun air kelapa.
2. Sumber sandang
Manfaat kedua dari adanya keaneragaman spesies dalah sebagai sumber sandang bagi manusia. Sandang atau pakaian merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang dapat dibuat serat yang berasal dari berbagai jenis hewan maupun tumbuhan seperti kapas, pisang abaka, ulat sutera, bulu, biri-biri, rami, sisal, kenal, jute dsb. Adapun pemanfaatan beberapa tanaman dan hewan guna sebagai pakaian adalah sebagai berikut.
Tanaman
Masyarakat suku Dani di Lembah Baliem Papua menggunakan labu air untuk membuat koteka pada laki-laki dan wanita di Papua juga menggunakan tumbuhan wen serta kem untuk membuat pakaian.
Hewan Dengan berkembangnya teknologi, kulit sapi dapat diolah menjadi sepatu, kulit buaya diubah menjadi tas, kulit domba diubah menjadi jaket, ulat sutera dapat diubah menjadi kain sutera, bulu burung dapat dijadikan sebagai aksesori pakaian dsb.
3. Sumber Papan
Adanya keneragaman hayati di Indonesia juga dapat memberikan manfaat pada masyarakat Indoesia dalam membangun tempat tinggal, terutama bagi pembuatan rumah adat oleh masyarakat trasidional di Indonesia. Biasanya masyarakat menggunakan ataupun bamboo dalam membangun rumah mereka untuk membuat jendela, atap, tiang dsb. Beberapa contoh tumbuhan yang sering digunakan dalam pembangunan rumah antara lain kelapa, jati, meranti, nangka, kayu ulin, bamboo, rasamala maupun gebang. Sedangkan untuk membuat atap serta dinding rumah dapat digunakan tumbuhan berikut.
Beberapa jenis tumbuhan palem-paleman seperti nypa fructicans, oncosperma trigillarium dan oncosperma horridum yang duginakn untuk membuat rumah di daerah Kalimantan dan Sumatera.
Tumbuhan alang-alang digunakan sebagai atap di pulau Bali, Nusa Tenggara maupun pulau timur lainnya. 4. Sebagai sumber obat-obatan Keaneragaman hayati yang ada di Indonesia menawarkan sekitar 30.000 spesies
tumbuhan yang diantaranya terdapat 940 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai tanaman obat dan 250 spesies tanaman obat yang digunakan dalam industri obat herba local. Adapun macam-macam tanaman obat maupun hasil hewan-hewan beserta kegunaanya adalah sebagai beriktut.
Pohon Kina (Cinchona calisaya, cinchona officianlis) , yang kulitnya megandung alkaloid kina (quinine) yang dapat berguna untuk membantu menyembuhkan malaria
Madu dari lebah yang dapat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia
Buah megkudu ( Morind citrifolia) yang dapat berguna untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Buah merah ( Pandanus conoideus) yang dapat digunakan sebagai obat kanker, kolesterol maupun diabetes.
Ular, bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit seperti gatal-gatal 5. Sebagai bahan kosmetik Salah satu manfaat menguntungkan lain dari adanya keaneragaman hayati di
Indonesia adalah dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik. Beberapa perusahaan kosmetik di Indonesia dapat dengan mudah mendapatkan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai kosmetik di Indonesia dengan contoh sbb:
urang-aring, pandan, minyak kelapa, mangkohan, lidah buaya dapat digunakan sebagai pelumas maupun penghitam rambut
bunga mawar, kayu cendana, kemuning, bunga melati, bunga kenanga dsb dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat wewangian. 6.
Sebagai sumber keilmuan
Tergantungnya kehidupan manusia pada tumbuhan dan hewan akan membuat manusia berupaya untuk mengembangkan usaha pertanian, perkebunan maupun peternakan dari keaneragamn hayati yang ada di Indonesia. Untuk mengembangkan usaha tersebut, diperlukan ilmu pengetahuan agar dapat membuahkan hasil yang maksimal. Contohnya adalah sebagai berikut.
Tanaman
untuk melakukan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative buatan diperlukan upaya seperti mencangkok, menempel, menyambung, merunduk maupun stek. Apabila kita ingin mencangkok tanaman, kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri tanaman yang akan dicangkok dikarenakan tidak semua tanaman dapat dicangkok. Selain itu kita juga perlu mengetahui kelebihan pengembangbiakan dengan cara ini, yaitu untuk dapat menghasilkan keturunan yang sam dengan induknya, lebih cepat berproduksi serta tidak bergantung pada biji induk
Hewan
untuk melakukan peternakan ikan juga manusia perlu membantu proses pemijahan untuk membantu perkembangbiakan secara cepat dan agar dapat membuahkan hasil yang maksimal. Untuk melakukan proses ini, diperlukan keilmuwan kapan waktu yang tepat untuk melakukan proses pemijahan, bagaimana perawatan untuk betina yang hamil dan bagaimana perawatan anakan agar tumbuh secara maksimal dsb. 7. Sebagai sumber keindahan Manfaat lain dari adanya keaneragaman hayati adalah sebagai sumber keindahan. Keberagaman hayati yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mepercantik lingkungan agar terasa indah dan asri. Berikut merupakan beberapa contoh pemanfaatan hewan maupun tumbuhan untuk sumber keindahan.
Penggunaan beberapa tanaman hias yang digunakan untuk mempercantik pekarangan seperti bunga anggrek, bunga mawar, bonsai, tanaman atrium, gelombang cinta dsb
Pemeliharaan hewan yang dapat dinikmati keindahan bulu maupun suaranya seperti burung kenari, burung beo, burung lovebird dsb.
I. Keanekaragaman Spesies saat ini
Meskipun upaya yang cukup, pengetahuan tentang spesies yang mendiami planet terbatas. Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa jumlah spesies eukariot diidentifikasi, sekitar 1,5 juta spesies, mencapai kurang dari 20 persen dari jumlah spesies eukariot hadir di planet (8,7 juta spesies, oleh salah satu perkiraan) (Gambar 1). Perkiraan jumlah spesies prokariotik sebagian besar tebakan, tapi ahli biologi setuju bahwa ilmu pengetahuan hanya memulai membuat katalog keanekaragaman mereka. Bahkan dengan apa yang diketahui, tidak ada repositori pusat dari nama atau sampel dari spesies dijelaskan, sehingga tidak ada cara untuk memastikan bahwa 1,5 juta adalah angka yang akurat. Ini adalah perkiraan terbaik berdasarkan pendapat para ahli dalam kelompok taksonomi yang berbeda. Mengingat bumi yang kehilangan spesies dalam tempo yang cepat, ilmu pengetahuan tahu sedikit tentang apa yang sedang hilang. Ada berbagai inisiatif untuk membuat katalog spesies yang dijelaskan dengan cara yang mudah diakses, internet adalah memfasilitasi upaya itu. Namun demikian, telah menunjukkan bahwa pada tingkat saat deskripsi spesies, yang menurut State of Observed Species Report adalah 17.000 hingga 20.000 spesies baru per tahun, akan memakan waktu hampir 500 tahun untuk menyelesaikan menggambarkan kehidupan di planet ini. Penamaan dan menghitung spesies mungkin tampaknya pengejaran yang tidak penting mengingat kebutuhan lain dari manusia, tetapi perhitungannya tidak sesederhana itu. Menggambarkan spesies merupakan proses yang kompleks dimana ahli biologi menentukan karakteristik unik suatu organisme dan apakah organisme yang termasuk spesies dijelaskan lainnya atau tidak. Hal ini memungkinkan ahli biologi untuk menemukan dan mengenali spesies setelah penemuan awal, yang memungkinkan mereka untuk menindaklanjuti pertanyaan tentang biologi. Selain itu, karakteristik unik dari masing-masing spesies membuatnya berpotensi berharga bagi manusia atau spesies lain di mana manusia bergantung. Memahami karakteristik ini adalah nilai mencari dan penamaan spesies. Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang sangat bervariasi, sehingga menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya untuk beradaptasii dengan cara yang
berbeda-beda agar dapat bertahan hidup. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi menjadikan Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang khas menyebabkan munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanamantanaman dan hewan-hewan tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya burung Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo, Bunga Bangkai di Sumatra.
J. Pelestarian keanekaragaman spesies
· Keanekaragaman hayati di bumi kita sangat berlimpah jumlahnya mulai dari kutub utara sampai kutub selatan. Berjuta-juta jenis makhluk hidup yang ada, hanya sebagaian saja yang sudah dapat diidentifikaasi, dan masih banyak jenis-jenis makhluk hidup yang belum dikenali. · Keanekaragaman hayati memberi arti penting bagi kehiudupan kita baik secara langsung maupun tidak langsung, hampir semua makhluk hidup tersebut memberikan manfaat yang sangat berharga. · Mengapa kita perlu melestarikan keanekaragaman hayati ? Kita ketahui bahwa dalam suatu individu makhluk hidup terkandung plasma nutfah (sumber gen), dan lebih jauh dapat kita manfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetika, dan bahan penelitian.
Upaya melestarikan keanekaragaman flora dan fauna dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu: 1. Pelesatarian in-situ, artinya kita melesatrikan flora dan fauna dalam habitat aslinya, seperti pelstarian badak di ujung kulon, komodo di NTT, bunga raflesia di bengkulu dan sebagainya. 2. Pelestarian ex-situ, artinya kita melestarikan flora dan fauna di luar habitat aslinya, seperti membuat suaka margasatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binatang dan sebagainya. ( file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Bab.K.hayati.pdf)