KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNYA, sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas refarat ini yang berjudul “Inseminasi Intra Uterine”. Tidak lupa saya mengucapkan terimah kasih kepada pembimbing kami Dr. Arusta Tarigan SpOG dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini sejak awal hingga selesainya tugas ini. Tujuan penulisan refarat ini adalah sebagai salah satu syarat dalam kegiatan kepaniteraan klinik senior dibagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD.Dr.RM.Djoelham Binjai. Saya berterima kasih juga kepada dokter pembimbing lainnya : 1. Dr. Marwan Indamirsyah,SpOG Indamirsyah,SpOG 2. Dr. Herizal,SpOG 3. Dr. Sugianto,SpOG Saya menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dan partisipasi teman sejawat untuk memberikan masukan dan saran guna menyempurnakan tugas refarat ini di masa mendatang. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya atas perhatian dan dukungannya, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Binjai, Mei 2011
Penulis
1
BAB I
2
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Banyak orang mulai mengkhawatirkan kesehatan reproduksinya ketika mereka kesulitan untuk hamil. Inseminasi Intrauterin ( IIU ), juga dikenal sebagai inseminasi buatan, merupakan salah satu kemajuan dunia kedokteran dalam bidang ketidaksuburan (infertilitas).
Proses inseminasi biasanya merupakan pilihan yang baik untuk membantu proses pembuahan. Umumnya inseminasi dilakukan apabila terjadi masalah pada sperma misalnya kelainan pada gerakan dan bentuk sperma. IIU dapat dilakukan pada infetilitas yang tidak terjelaskan sebabnya, endometriosis ringan, gangguan ovulasi, gangguan faktor serviks (adanya antibodi antisperma).
Inseminasi dapat dilakukan pada wanita yang paling sedikit satu saluran telur terbuka, usia sebaiknya tidak lebih dari 40 tahun dan tidak ada gangguan anatomis berat pada rahim. IUI ( intra Uterine Insemination ) atau sering kita menyebutkannya inseminasi buatan (artificial insemination) merupakan salah satu metode bantuan untuk mendapatkan keturunan. Ada juga metode lain yang dikenal sebagai IVF ( in vitro fertilization ) atau orang biasa menyebutnya program bayi tabung.
Sebab dokter mengharuskan program ini adalah : -
Gangguan penyampaian sel-sel sperma ke dalam vagina karena kerusakan anatomi pada penis atau vagina, disfungsi seksual pada pria/wanita, atau ejakulasi retrograd (tertahan),
-
Gangguan factor lendir dan leher rahim, dengan inseminasi sperma dikirim langsung ke rahim tanpa menyentuh vagina,
3
-
Berkurangnya jumlah,bentuk, dan gerakan sel-sel seperma (oligoasthenozoospermia) tingkat sedang. Dengan insem, akan "memotong" perjalanan sel sperma melewati organ reproduksi wanita. Namun keberhasilan inseminasi masih sangat ditentukan oleh jumlah sperma (idealnya masih di atas 20jt/cc)
-
Gangguan hormon seperti gangguan fase luteal atau sindroma LUF dan setelah dicoba dengan pengobatan selama beberapa bulan tapi tidak berhasil,
-
Endometriosis minimal,
-
Infertilitas yang belum diketahui sebabnya.
I.2. Tujuan Ada pun tujuan dari penulisan refarat ini adalah sebagai tambahan pengetahuan mengenai penelitian yaitu Inseminasi Intra Uterine. Serta sebagai tugas refarat KKS Obstetri and Gynekologi RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai.
BAB II
4
ISI II.1. Definisi Inseminasi Intra Uterine Inseminasi Intra Uterine adalah proses menyemprotkan sperma secara artifisial kedalam saluran tuba saat sel telur keluar (ovulasi). Tindakan ini dilakukan pada wanita dengan usia dibawah 45 tahun dengan berbagai penyebab infertilitas kecuali yang disebabkan oleh sumbatan tuba, kerusakan tuba yang berat, sel telur yang jelek secara kualitas dan kuantitas, gangguan infertilitas pria yang berat dan tentu saja belum menopause. Bagi yang tidak memenuhi syarat untuk IUI maka alternatifnya adalah IVF ( = bayi tabung ).
Apabila setelah pemeriksaan dan pengobatan infertilitas masih belum berhasil juga. Pasangan infertil bisa mengambil jalan adopsi atau melakukan rekayasa reproduksi yang merupakan pemecahan terakhir dari penanganan pasangan infertil. Beberapa macam rekayasa reproduksi adalah :
1. Inseminasi buatan: penaburan spermatozoa suami ke dalam saluran reproduksi istri. Ada 5 macam inseminasi yaitu: a. Inseminasi intravaginal: spermatozoa disebarkan ke dalam liang vagina. b. Inseminasi paraservikal : spermatozoa ditaburkan ke dalam puncak kubah vagina yang disebut forniks. Bagian ini mengelilingi leher rahim sehingga sangat dekat dengan mulut luar rahim (ostium uteri eksternum). c. Inseminasi intraservikal : spermatozoa dimasukkan melalui mulut luar rahim dan ditempatkan di saluran leher rahim (kanal serviks). d. Inseminasi intrauterin: spermatozoa yang sudah terpilih dan tersaring dimasukkan melalui mulut luar rahim dan di tempatkan jauh ke dalam,
5
sehingga berada di dalam rongga rahim dekat dengan mulut dalam saluran telur (ostium tuba internum). e. Inseminasi intraperitoneal : spermatozoa yang sudah terpilih dan tersaring dimasukkan melalui tembusan di puncak kubah vagina langsung ke dalam rongga perut (rongga peritoneum).
Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada perempuan dengan tuba falopi terbuka, dan biasanya dikombinasikan dengan beberapa bentuk stimulasi rahim, seperti Injectable Gonadotropins. Ini semacam persiapan medis dari hormon-hormon yang diproduksi oleh otak untuk menstimulasi rahim mempersiapkan telurnya untuk dilepaskan. Perawatan ini bisa digunakan untuk menangani beberapa kasus ketidaksuburan yang tidak bisa dijelaskan, dan kasus jumlah sperma yang cenderung rendah.
II.2 Hal-hal yang harus Dokter anjurkan : Dokter menemukan adanya gangguan fungsi reproduksi, yang meliputi hal-hal berikut:
1. Gangguan penyampaian sel-sel sperma ke dalam vagina karena kerusakan anatomi pada penis atau vagina, disfungsi d isfungsi seksual pada pria/wanita, p ria/wanita, atau ejakulasi retrograd r etrograd (tertahan), 2. Hasil uji pasca senggama yang buruk yaitu kemampuan sel-sel sperma untuk hidup dan berenang di dalam cairan rahim wanita kurang baik, 3. Gangguan faktor lendir dan leher rahim, dengan inseminasi sperma dikirim langsung ke rahim tanpa menyentuh vagina, 4. Berkurangnya jumlah,bentuk, dan gerakan sel-sel sperma (oligoasthenozoospermia) tingkat sedang. Dengan inseminasi, akan "memotong" perjalanan sel sperma melewati 6
organ reproduksi wanita. Namun keberhasilan inseminasi masih sangat ditentukan oleh jumlah sperma ( idealnya masih di atas 20jt/cc ) . 5. Gangguan hormon seperti gangguan fase luteal atau sindroma LUF dan setelah dicoba dengan pengobatan selama beberapa bulan tapi tidak berhasil, 6. Endometriosis minimal, 7. Infertilitas yang belum diketahui sebabnya. Apa syaratnya :
-Pasangan suami istri sah dengan usia istri tidak lebih dari 45 tahun ( tapi idealnya masih dibawah35 tahun yang lebih mudah berhasil )
-Tidak ada kontraindikasi untuk hamil, reproduksi istri dapat merespon terhadap obat pemicu ovulasi, kedua saluran sal uran telur normal, bebas dari dar i infeksi TORCH, hepatitis, sifilis, dan HIV/AIDS.
II.3. Prosedur Pelaksanaan Pada istri, apa saja pemeriksaan awal sebelum tindakan? 1. Data diri pasien, riwayat kehamilan, dan siklus haid 6 bulan terakhir. 2. Pemeriksaan ginekologis, misalnya tidak ada infeksi, 3. Pemeriksaan USG transvaginal. 4. Pemeriksaan HSG untuk melihat keadaan sal telur dan rahim ( HSG ini merupakan suatu proses dimana istri berbaring berb aring dan dimasuki sebuah se buah cairan kontras yang disemprotkan ke rahim melalui vagina, dan beberapa menit kemudian dilihat di layar sinar X apakah ada penyumbatan/tidak ) .
7
5. Pemeriksaan hormonal untuk melihat FSH,LH, FSH,LH, dan E2. Namun biasanya ini dilakukan pada wanita dengan siklus siklu s haid tak teratur, amenorea, dan kurang ku rang respon terhadap terhad ap obat2an pemicu ovulasi, 6. Trial sounding ( sondase rahim ) untuk mengetahui arah panjang leher dan rongga rahim .
Bagaimana prosedur pelaksanaannya :
1. Pada istri diberi obat untuk memicu ovulasi. 2. Pasangan suami istri normal hanya diberi klomifen sitrat ( serophene dll ) mulai hari ke3 - 5 menstruasi selama 5 hari, 3. Pasangan suami istri dengan masalah seperti anovulasi atau gangguan hormon diberi HMG atau FSH untuk memicu perkembangan sel telur. Dosis ini umumnya diberikan pada hari ke5 - 9. Pemeriksaan USG vaginal untuk un tuk melihat perkembangan perkemban gan folikel, 4. Setelah dilihat dan sel telur ukurannya sudah mencapai minimal 18mm maka akan diberikan suntikan HCG untuk memecah sel telur, ovulasi ( pecahnya folikel dan mengeluarkan sel telur ) terjadi 36 - 42 jam setelah suntik HCG, 5. Tahap pelaksanaan yaitu pemasukan sel-sel sperma yang telah dicuci ke rongga rahim. Dilakukan 36 jam setelah suntik HCG. 6. Kehamilan bisa dilihat dari haid tidak pada siklus selanjutnya.
Pada suami, apa saja persiapan suami untuk program ini :
8
- Sebelum inseminasi, suami diperiksa cairan spermanya untuk melihat apakah memungkinkan untuk inseminasi.
- Pada hari perkiraan inseminasi suami harus menahan ejakulasi setidaknya 2-3 hari untuk mendapatkan jumlah dan kualitas yang baik pada sperma.
- Minimal 2 jam sebelum inseminasi, cairan sperma sudah diberikan ke laboratorium untuk dicuci. Disarankan untuk dikeluarkan di klinik infertile ( ada tempat khususnya ).
II.4. Tehnik Pelaksanaan Inseminasi
1. Pasien berbaring telentang di meja periksa khusus yang biasa periksa dalam atau ibu hamil. Pasien tidur dengan posisi pinggang lebih tinggi dari badan dan kepala. Kaki dalam posisi terbuka dan tergantung pada penyangga kiri dan kanan, 2. Dokter memasukkan speculum, yaitu alat untuk memeriksa bagian dalam yang terbuat dari logam/plastik ke dalam vagina sampai tampak mulut rahim, 3. Sperma dimasukkan melalui kateter, lalu ujung kateter dimasukkan melalui mulut rahim, saluran leher rahim, sampai ke rongga rahim secara hati-hati untuk menghindari cedera lapisan rongga rahim, 4. Setelah ujung kateter berada di rongga rahim paling luas, sperma disemprotkan dari dalam kateter. Lalu kateter yang telah kosong ditarik kembali, 5. Pasien tetap berbaring dengan posisi sama selama kurang lebih 1 jam lalu pasien diperbolehkan pulang ( lebih baik lagi kalau bed rest ).
9
II.5. Bagaimana tingkat keberhasilan :
Tingkat keberhasilan inseminasi hanya sekitar 10%. Jika gagal lebih baik tidak diulang lebih dari 3x, karena menurut penelitian inseminasi selama 3x jika lebih akan tetap memberikan kegagalan pada pelaksanaan selanjutnya. Oleh karena itu disarankan agar melakukan program lain seperti IVF (bayi tabung).
Jadi bagaimana untuk sukses adalah IUI tidak diterangkan ketidaksuburan. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mendongkrak tingkat keberhasilan. Itulah seimbang mengingat bahwa proses ini tidak akan semua dan akhir dari semua perjalanan ke konsep.
10
IUI hanya tersedia pilihan lain untuk tak diterangkan ketidaksuburan pasien dan jika tidak berhasil, maka perlakuan metode lain akan dipertimbangkan. Tingkat keberhasilan diletakkan pada umumnya adalah antara 5-10 persen yang rendah dengan angka standar tetapi dalam istilah relatif, khususnya di mana ketidaksuburan khawatir, itu cukup tinggi untuk memberikan orang banyak berharap. Menyarankan beberapa laporan tingkat keberhasilan lebih dari 20 persen tetapi ini bersama incides dengan beberapa follicles. Sperma hitungan adalah faktor lain yang dapat menentukan hasil keseluruhan. Jumlah follicles memiliki dampak,satu kantong akan menempatkan orang dalam satu digit kesempatan keberhasilan.
11
Resiko dan biaya IUI aktor risiko sekitar IUI tidak diterangkan untuk ketidaksuburan tidak hidup. Prosedur
F
relatif sederhana dan ada risiko biasanya terkait dengan beberapa bentuk ketidaknyamanan bagi pasien. Infeksi
dapat
menjadi
masalah
jika
sperma
tidak
benar
disiapkan.
Biaya sangat bervariasi. dapat tergantung pada sejumlah persiapan dan menindak lanjuti pengobatan yang dapat dap at balon ke dalam dal am empat angka pertengahan p ertengahan rentang. Biaya dapat dap at mulai di sekitar $ 200. prosedur itu sendiri sebenarnya tidak mahal namun pada saat faktor lain seperti ultra suara dan obat-obatan yang diperhitungkan maka harga dapat meningkat secara signifikan.
.
12
•
Suksesnya IUI tergantung pada : -
usia ibu
-
lamanya infertlitas,
- penyebab infertilitas, infertili tas, - jumlah dan kualitas sperma sp erma hasil washing.
•
Kehamilan semakin rendah pada keadaan-keadaan :
1. Usia wanita lebih dari 38 tahun. 2. Wanita dengan cadangan ovum yang rendah. 3. Kualitas mani yang jelek. 4. Wanita dengan endometriosis sedang sampai berat. 5. Wanita dengan kerusakan tuba falopii. 6. Infertilitas yang lebih dari 3 tahun.
•
Inseminasi buatan bisa membantu kehamilan bila:
- Istri memiliki alergi sperma
- Suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit
13
- Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan 1.
Teknik reproduksi inseminasi atau Intra Uterine Insemination (IUI) adalah cara memasukkan sel-sel sperma yang telah dipreparasi ( pencucian sperma supaya lebih aktif spermanya ) langsung ke dalam rongga rahim dengan suatu kateter pada saat menjelang ovulasi (masa subur).
2.
Pria berejakulasi untuk inseminasi adalah Minimal 2 jam sebelum inseminasi, cairan sperma sudah diberikan ke laboratorium untuk dicuci. Disarankan untuk dikeluarkan di klinik infertile ( ada tempat khususnya ).
3. Prosedurnya dimulai dengan induksi ovulasi pada ovulasi pada wanita. Pada saat ovulasi ovul asi terjadi, sperma pada pria dikumpulkan dengan cara masturbasi setelah abstinen selama 2-5 hari. Sperma yang didapat lalu di proses ( spermal washing ) yang dapat diselesaikan dalam waktu antara 20-60 menit. Kemudian sperma disemprotkan kedalam rahim yaitu ke saluran tuba dimana sel telurnya keluar (ovulasi). 4. Tingkat keberhasilan inseminasi hanya sekitar 10%. Jika gagal lebih baik tidak diulang lebih dari 3x, karena menurut penelitian inseminasi selama 3x jika lebih akan tetap memberikan kegagalan pada pelaksanaan selanjutnya. Oleh karena itu disarankan agar melakukan program lain seperti IVF (bayi tabung).
14
III.2. Saran
Inseminasi Intra Uterine ini adalah metode bantuan untuk mendapatkan keturunan. Biasanya metode ini dilakukan karena pasangan istri dan suami belum mendapatkan anak lebih 3 tahun, inseminasi dilakukan selama 3x jika lebih akan tetap memberikan kegagalan pada pelaksanaan selanjutnya. sel anjutnya. Oleh karena itu disarankan d isarankan agar melakukan program lain seperti IVF ( bayi tabung ).
15
DAFTAR PUSTAKA 1. Intra Uterine Insemination – Wikipedia, the free encyclopedia.2011. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/inseminasi_buatan http://id.wikipedia.org/wiki/inseminasi_buatan.. accessed : 7 Januari 2011. 2. My
journey
to
conceiving,
2008.
Available
at
:
http://inginhamil.blogspot.com/2008/06/intra_uterine_insemination_I http://inginhamil.blogspot.com /2008/06/intra_uterine_insemination_IUI.html UI.html. accessed: juni 2nd 2008. 3. Belajar dari kehidupan_IUI/insemination,2010. kehidupan_IUI/insemination,2010. Available at : http://riadyani.multiply.com/journal/item/32/IUI_intra_Uterine_insemination 4. Rawal,J.a.shah,strik.2000.insemination Rawal,J.a.shah,strik.2000.insemination intrauterine.www.BMJ.com intrauterine. www.BMJ.com 5. _______, 2008. Inseminasi Intra Uterine. http://www.drdidispog.com/2008/og/iui_intra uterine_inseminasi.html.. uterine_inseminasi.html
6. Raih Kehamilan dengan Inseminasi Intra Uterin. dr. Prima Progestian, SpOG on Thursday, 16 September 2010. http://drprima.com/kandungan/raih-kehamilan-dengan-inseminasi-intra-uterin.html.. http://drprima.com/kandungan/raih-kehamilan-dengan-inseminasi-intra-uterin.html
16