Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela) Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit campak (measles), gondong, parotis, epidemika (mumps) dan rubela (campak Jerman (Saragih, 2011)
beberapa imunisasi tambahan yang belum banyak diketahui oleh ibu yaitu imunisasi MMR, Varisella, Pcv, Tetanus, HIB, dan lain lain. MMR, influenza dan tyfoid adalah beberapa imunisasi tambahan yang tergolong penting di Indonesia. Imunisasi MMR dibutuhkan karena jika terserang penyakit campak, gondongan, varicella, ataupun parotisepidemika akan berdampak fatal dan sangat berbahaya bagi semua orang. Berbeda dengan influenza, walau dampaknya tidak berbahaya tetapi penyakit ini sering diderita oleh masyarakat di negara kita, tidak hanya anak-anak kecil tetapi orang dewasapun banyak yang terserang penyakit ini. Selain itu negara Indonesia merupakan salah satu negara endemik penyakit tifus. Oleh karena itu, penanganan terhadap penyakit penyakit ini harus sangat serius dilakukan untuk menghindari menghindari akibat fatal yang sewaktu-waktu bisa menimpa anak.
Imunisasi MMR (measles, mumps, dan rubella) adalah imunisasi yang digunakan untuk memberi
kekebalan
sekaligus
mencegah
penyakit
campak
(measles),
gondong,
parotisepidemika (mumps), dan campak rubella (jerman) (Hidayat, 2008). Imunisasi MMR ini ini diberikan pada balita yang berusia 12 bulan ke atas setelah diberi imunisasi dasar lengkap. Imunisasi influenza digunakan untuk mencegah penyakit influenza, diberi kan pada anak yang berusia di atas 6 bulan – 9 bulan, ataupun di atas 3 tahun. Imunisasi tyfoid 3 adalah vaksin yang diberikan untuk memberikan kekebalan terhadap anak dari kemungkinan terinfeksi penyakit tifus, dan diberikan pada anak usia 2 tahun.
Menurut Meilisa (2011), di Indonesia tahun 2007 diperkirakan 30.000 anak meninggal setiap tahun karena komplikasi campak rubella (campak jerman).Sedangkan pada tahun 2004 diperkirakan sekitar 20% anak-anak dan 5% orang dewasa di seluruh dunia mengalami infeksi influenza setiap tahun(Pediatri, 2006).Profil pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 2006, melaporkan bahwa di Indonesia pada tahun 2006 angka kesakitan tyfoidadalah 500 per 100.000 penduduk, dengan kematian 0,65% (Depkes, 2006).
Imunisasi tambahan sangat penting untuk melindungi anak anak dari penyakit flu, demam tyfoid, dan campak rubella. Akan tetapi dikarenakan kurangnya pengetahuan oleh ibu menjadikan imunisasi ini sering dianggap tidak penting. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor pengalaman yang dimiliki ibu. Pengalaman dari ibu multipara lebih banyak dan lebih luas dibandingkan dengan pengalaman ibu multipara terutama dalam halnya mengurus anak (Rosanda, 2010).
4.Imunisasi tambahan a.Imunisasi MMR
1)Pengertian Imunisasi MMR (measles, mumps, dan rubella) adalah imunisasi yang untuk memberikan kekebalan sekaligus mencegah penyakit campak(measles), gondong, 18 parotisepidemika (mump), dan campak jerman (rubella) (Hidayat , 2008). Vaksin ini sangat diutamakan bagi anak perempuan, karena sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya rubella pada saat hamil. Sementara pada anak laki-laki, vaksin MMR bertujuan untuk mencegah agar tak terserang runella dan menulari sang istri yang sedang hamil.
2)Fungsi Kombinasi vaksin measles, mumps dan rubella pertama dikenalkan di united kingdom pada tahun 1988, dilakukan pada anak usia 15 bulan dan vaksin kedua diberikan sebelum memasuki usia sekolah. Imunisasi MMR mencegah penyakit campak (measles), gondong, parotisepidemika (mumps), dan campak jerman (rubella) (Proverawati dan citra , 2010).
3)Efek samping Reaksi terhadap vaksin MMR jauh kurang berarti dibandingkan dengan komplikasi infeksi rubella selama kehamilan. Reaksi paling umum adalah merasa tidak sehat, demam tingkat rendah dan mungkin kulit kemerahan 6 minggu hingga 11 hari sesudah imunisasi. Orang yang sudah di imunisasi itu tidak menularkan penyakit kepada orang lain. Reaksi berat terhadap vaksin, seperti pembengkakan otak adalah sangat mungkin terjadi pada perbandingan 1 dari 1 juta dosis atau lebih kecil (Mulyani dan Mega, 2013). 19
4)Indikasi Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal dengan interval 6 bulan antara imunisasi campak dan MMR. Dosis satu kali 0,5 ml secara subcutan, MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi lain.
5)Kontraindikasi Menurut Mulyani dan Mega (2013) Imunisasi MMR tidak boleh diberikan jika mengalami beberapa kondisi seperti :
a)lergi terhadap antibiotic neomycin. b)Wanita yang sedang hamil atau bertujuan hamil dalam waktu 1 bulan setelah imunisasi. c)Individu yang menderita penyakit atau menerima pengobatan yang menekan sistem kekebalan tubuh seperti cortisone atau prednisolon. d)Menderita infeksi yang akut.