IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) MENGGUNAKAN ZAT KMnO4
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Memenuhi Salah Satu Tugas Tugas Mata Kuliah Farmasi Farmasi Farmasi Analisis I
Oleh
Eka Franciska Indra Mulyani
31109011
PRODI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011
1
KATA PENGANTAR Segala puji hanyalah milik Alloh Azza Wajalla, karena berkat sifat Qudrot dan IrodatNya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Farmasi Analisis I. Sistim redoks (singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi keadaan atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana. Proses redoks sendiri sering dijumpai dalam praktikum Kimia Farmasi Analisis I. Dengan menggunakan konsep reaksi redoks sering digunakan Kalium Permanganat sebagai bahan analis dari suatu senyawa oksidasi, misalnya Vitamin C. Bagaimana proses reaksi redoks dari Vitamin C dan Kalium permanganat berlangsung? Pertanyaan inilah yang menjadi fokus makalah yang penulis susun. Dengan uraian ini, diharapkan pemahaman tentang reaksi oksidasi dan reduksi bukan hanya sekedar pemahaman teoritis saja melainkan lebih jauh pada tahapan aplikasi. Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Lilis Tuslinah, M.Si., Apt selaku dosen mata kuliah kimia farmasi analisis I yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini;
2
2. Ade Yeni Aprillia, S.Farm., Apt selaku asisten dosen mata kuliah yang telah memotivasi untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini; 3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna, karena memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang di miliki penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Tasikmalaya, Nopember 2011
Penulis
3
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
DAFTAR ISI .........................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ........................................................................
1
C.
Tujuan Makalah ...........................................................................
2
D. Kegunaan Makalah .......................................................................
2
E.
3
Prosedur Makalah .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN A.
Tinjauan pustaka .........................................................................
B.
Pembahasan ...............................................................................
Contoh senyawa pereduksi dan pengoksid yang sering digunakan dalam identifikasi ....................................................................
4
6
Contoh senyawa (dari alkohol – vitamin) yang dapat diidentifikasi menggunakan KMnO4 .............................................................
7
Reaksi senyawa KMnO4 dengan asam askorbat .........................
8
BAB III SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan .....................................................................................
10
B.
Saran ..........................................................................................
11
Daftar Pustaka
4
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Dari sejarahnya istilah oksidasi dapat disimpulkan sebagai proses yang mengakibatkan hilangnya electron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron dan dalam prose situ zat direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas. Reduksi sendiri dapat disimpulkan dari kebalikan oksidasi yaitu suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsure direduksi, keadaan oksidasi menjadi lebih negative. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang elektron, dalam proses itu zat dioksidasi. Dalam percobaan dilabolatorium denganmenggunakan konsep reaksi redoks ini sering dijumpai beberapa zat yang berpungsi sebagai oksidator maupun reduktor, seperti asam askorbat, asam oksalat, asam tartrat, isoniazid, sorbitol, asam salisilat, larutan fehling, kalium permanganate, iodium dan masih banyak lagi zat-zat yang digunakan dalam reaksi redoks ini.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
5
1. Apa senyewa yang sering digunakan dalam identifikasi dan reaksi redoks? 2. Senyawa apa yang dapat di identifiksi menggunakan KMnO4? 3. Bagaimana senyawa KMnO4 bereaksi dengan Asam Askorbat?
C.
Tujuan Makalah Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan : 1. Contoh senyawa pereduksi dan pengoksidasi yang sering digunakan dalam identifikasi (KMnO4). 2. Contoh senyawa yang dapat diidentifikasi menggunakan KMnO4. 3. Reaksi senyawa KMnO4 dengan Asam Askorbat.
D.
Kegunaan Makalah Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan penelitian tindakan kelas. Secara praktis makalah ini bermanfaat bagi: 1. Penyusun, sebagai wahana penambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep penelitian tindakan kelas, 2. Pembaca atau dosen, sebagai media informasi tentang konsep penelitian tindakan kelas baik secara teoritis maupun secara praktis.
6
E.
Prosedur Makalah Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan
permasalahan
yang
dibahas
secara
jelas
dan
konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penyusun mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai litelatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut di olah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
7
BAB II PEMBAHASAN A.
Tinjauan Pustaka Redoks (singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi keadaan atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon hydrogen menghasilkan metana, ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperi oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai beriut: 1. Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul atom atau ion. 2. Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul atau ion. Senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain dikatakan sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena menerima elektron, ia juga disebut sebagai penerima electron. Oksidator biasanya adalah senyawa- senyawa yang memiliki unsur-unsur bilangan oksidasi
tinggi
(H2O2,
MnO4+,
CrO3)
atau
senyawa-senyawa
yang
elektronegatif, sehingga mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa ( misalnya oksigen , fluorin, klorin dan bromin). 8
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya kesenyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia mendonorkan elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat berfariasi, unsurunsurlogam seperti Li, Na, Mg, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah reduktor jenis lainya adalah reagen transfer hibrida, misalnya NaB, dan LiAl, reagen-reagen ini digunakan dengan luas dengan kimia organic, terutama dalam tereduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainya juga berguna melibatkan gas hydrogen dengan katalis palladium, platinum atau nikel, reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada reduksi ikatan rangkp dua atau tiga karbon. Cara mudah untuk melihat proses redoks
adalah reduktor
mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan electron dan teroksidasi dan oksidator mendapat electron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks. Partikel (unsur, ion atau senyawa) yang dapat mengoksidasi partikel lain disebut pengoksidasi, tapi dirinya sendiri tereduksi. Sebaliknya partikel yang mereduksi partikel lain disebut pereduksi, tetapi ia sendiri teroksidasi. Dalam reaksi redoks, terdapat beberapa istilah yang sering dipakai, yaitu seper ti yang diringkaskan pada tabel dibawah ini.
9
Bilangan Istilah
Perubahan Elektron Oksidasi
Oksidasi
Bertambah
Melepaskan electron
Reduksi
Berkurang
Menerima elektron
Pengoksidasi
Berkurang
Penarik electron
Pereduksi
Bertambah
Pemberi electron
Zat yang dioksidasi
Bertambah
Kehilangan electron
Zat yang direduksi
Berkurang
Menerima electron
Istilah-istilah ini yang sering digunakan pada waktu praktikum menggunakan beberapa zat pereduksi atau pengoksid. B.
Pembahasan 1. Contoh Senyawa Pereduksi dan Pengoksidasi yang Sering Digunakan dalam Identifikasi Kalium Permanganat (KMnO4) Zat yang termasuk ke dalam pereduksi dan pengoksid ini sering ditemui pada saat praktikum kualitatif identifikasi suatu senyawa. Tidak hanya dalam identifikasi senyawa yang spesifik menggunakan perubahan warna, tapi juga Kalium Permanganat (KMnO4) digunakan sebagai larutan standar pada praktikum kuantitatif permanganometri, tanpa perlu menggunakan indicator titrasi permanganometri dapat dilaksanakan dengan baik dan titik akhir yang spesifik, karena kalium permanganate itu sendiri sudah menjadi larutan standar sekaligus indikator. Kecuali larutan Kalium Permanganat (KMnO4) yang di gunakan encer maka harus ada penambahan indikator.
10
Kalium Permanganat mengandung tidak kurang dari 99% KMnO4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hablur mengkilap , ungu tua atau hampir hitam, tidak berbau, rasa manis atau agak sepat. Kelarutan larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih. a. Dalam larutan netral atau asam Kedalam larutan zat dalam air (bila perlu ke dalam aseton atau asam asetat) ditambahkan larutan KMnO4 0,1% dalam air ataupun dalam aseton. Maka akan terjadi perubahan warna dari KMnO4. b. Dalam larutan basa Tata kerja seperti pada bulir sebelumnya tetapi reaksi dilakukan dalam keadaan zat asal ditambah natrium karbonat. 2. Contoh Senyawa yang Dapat Diidentifikasi Menggunakan KMnO 4 a. Dalam larutan netral atau asam Kedalam larutan zat dalam air (bila perlu ke dalam aseton atau asam asetat) ditambahkan larutan KMnO4 0,1% dalam air ataupun dalam aseton. Warna semula dari KMNO4 yang berwarna ungu kehitaman hilang kemudian berubah menjadi warna coklat.
Hilang pada suhu kamar, terjadi pada: asam askorbat (vitamin c), isoniazida (INH), dan allyl alkohol.
Hilang saat pemanasan, terjadi pada: asam sitrat, asam tartrat, asam oksalat, asam mandelat, asam salisilat juga asam benzoat, gula pereduksi (sakarosa setelah dihidrolisa oleh asam), sorbitol.
b. Dalam larutan basa
11
Tata kerja seperti pada bulir sebelumnya tetapi reaksi dilakukan dalam keadaan zat asal ditambah natrium karbonat. Perlu pemeriksaan blanko (misalnya amitriptilin). 3. Reaksi Senyawa KMnO4 dengan Asam Askorbat Asam askorbat memiliki pemerian serbuk atau hablur, putih agak kuning, tidak berbau dan rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap di udra, dalam larutan cepat teroksidasi. Kelarutan mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam benzen p. identifikasi asam askorbat dapat menggunakan kalium permanganat (KMnO4). Penambahan larutan uji kalium permanganat pada larutan sampel uji asam askorbat menghasilkan perubahan warna kalium permanganat (KMnO4) yang awalnya berwarna ungu kehitaman menjadi endapan coklat sedangkan warna larutan asam askorbat tetap bening. Reaksi
yang
terjadi
dalam
identifikasi
asam
askorbat
menggunakan larutan uji kalium permanganate (KMnO4) adalah : a. Reaksi setengah C6H8O7 + 2H+ + 2e-
Oksidasi
: C6H8O6 + H2O
Reduksi
: MnO4- + 8H+ + 5e-
→
→
Mn2+ + 4H2O
b. Penyetaraan jumlah elektron C6H8O7 + 2H+ + 2e-
Oksidasi
: C6H8O6 + H2O
Reduksi
: MnO4- + 8H+ + 5e-
→
→
Mn2+ + 4H2O
x5 x2
c. Penyatuan reaksi Oksidasi
: 5C6H8O6 + 5H2O
→
5C6H8O7 + 10H+ + 10e-
12
Reduksi
: 2MnO4- + 16H+ + 10e-
Hasilnya : 5C6H8O6 + 2MnO4- + 6H+
→
→
2Mn2+ + 8H2O
5C6H8O7 + 2Mn2+ + 3H2O
Dapat dilihat dari reaksi di atas asam askorbat dapat mereduksi ion permanganate karena permanganat dapat direduksi dalam suasana asam menjadi
ion
mangan,
sedangkat
asam
askorbat
dioksidasi
ion
permanganat karena berpotensi untuk melepaskan ion H+nya menjadi asam dihydroaskorbat. Dilihat dari reaksi diatas sudah jelas sekali jika reaksi ini merupakan contoh reaksi redoks karena permanganat dan asam askorbat membutuhkan 6H+ untuk bereksi.
13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan Berdasarkan
uraian
pada
bab
sebelumnya
penulis
dapat
mengemukakan simpulan sebagai berikut : 1. Reaksi redoks (singkatan dari reaksi reduksi oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi keadaan atom dalam sebuah reaksi kimia. 2. Senyawa yang termasuk ke dalam oksidator dan reduktor diantaranya adalah asam askorbat dan kalium permanganat (KMnO4). 3. Kalium permanganat (KMnO4) dapat direduksi oleh asam askorbat (Vitamin C) sehingga ion permanganat (MnO4-) yang mempunyai warna ungu berubah menjadi endapan coklat menunjukan terbentuknya ion mangan (Mn2+) . Sedangkan asam askorbat (Vitamin C)
dioksidasi
permanganat menjadi asam dihidroaskorbat.
14
B.
Saran Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut : 1. Praktikan
hendaknya
menguasai
konsep
redoks
sebagai
dasar
pembelajaran harian yang menyangkut bilangan oksidasi. 2. Praktikan hendaknya tahu senyawa-senyawa yang termasuk ke dalam pereaksi-pereaksi reuksi oksidasi.
15
Daftar Pustaka Svehla, G. (1990). Vogel – Bagian I . Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka Moore, Jhon T. (2007). Kimia For Dummies . Bandung: Pakar Raya Auterhoff, Harry. and Kovar, Karl A. (2002). Identifikasi Obat – Terbitan ke-5 . Bandung: ITB Deparetemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III . Jakarta Monruw. (2010). Uji Fehling . [Online]. Tersedia : http://monruw.wordpress.com/2010/03/12/ujifehling/ . [19 November 2011] Wales, Jimmy. Redoks . [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/redoks. [19 November 2011] Clark, Jim. (2004). Pengertian Oksidasi Reduksi (Redoks). Situs kimia Indonesia
Chem-is-try.org:
Kimia
Organik.
[Online].
Tersedia
:
http://www.chem-is-try.org/materikimia/pengertianoksidasidanreduksiredoks/. [19 November 2011] Wiryadi, I Gede G. dan Ambarwangi, Putu Lisa. (2009). Titrasi Permanganometri . [Online]. Tersedia : http://www.docstoc.com/docs/25732192/Jurnal-Praktikum-Permanganometri. [19 November 2011]
16