IDENTIFIKASI NILAI ATB DAN AMK
A. Nilai – Nilai Arsitektur Tradisional Bali ( ATB ) dan Arsitektur Masa Kini ( AMK ) 1. Arsitektur Tradisional Bali
Permukiman / arsitektur tradisional adalah perwujudan ruang makro yang difungsikan untuk mewadahi aktifitas civitas yang ada didalamnya dengan pengulangan pola ruang mengalami perubahan maupun tanpa perubahan yang dilatarbelakangi oleh norma – norma agama dan dilandasi oleh adanya kebiasaan setempat. Permukiman dan arsitektur tradisional Bali yang dimana dihuni oleh masyarakat Bali atau mereka yang ingin bergelut dalam arsitektur tradisional Bali yang umumnya cenderung meranc merancang ang ruang ruang – ruang ruang yang yang dibang dibangun un dengan dengan arsitek arsitektur tur tradisio tradisional nal dalam dalam lingku lingkunga ngan n binaan binaan permukimannya. Bila dihubungkan dengan permasalahan perkembangan pola arsitektur permukiman tradisional Bali, dimana antara mempertahankan / melestarikan nilai – nilai arsitektur tradisional Bali yang ada dan kemudian dikembangkan agar dapat berjalan seirama dengan nilai – nilai baru. Kecenderungan masyarakat di Bali, keadaan alam, dan adat kebiasaan masyarakatnya yang berlandaskan norma – norma agama !indu " berimplikasi ke dalam bentuk – bentuk arsitektur dan permukiman tradisional. Konsep dasar yang berpedoman dengan norma agama sedangkan konsep perancangan berpedoman kepada situasi dan kondisi lingkungan. Konsep perencanaan kawasan dan permukimannya mengadaptasi pada tempat, waktu, dan ruang serta orang/masyarakatnya. #edangkan untuk konsep perancangannya berpedoman kepada bentuk dan fungsi atau kegunaan bangunannya. $alam $alam permuk permukima iman n dan arsitek arsitektur tur tradis tradision ional al Bali, Bali, terdap terdapat at konsep konsep sebaga sebagaii pedoma pedoman n tata tata nilai nilai normatif. %lemen – elemen struktur tradisional yang konstruktif, ornamental, dan juga fungsional yang termasuk termasuk kedalam kedalam sistem konstruksi. konstruksi. &idak lupa juga menerapkan menerapkan kreasi bentuk proporsi dan ragam hias yang disesuaikan dengan tipologi. 2. erke!"an#an Arsitektur Tradisional Bali
#ebagai bagian dari kebudayaan, arsitektur dan lingkungan permukiman tradisional di Bali mengalami perkembangan, terjadi transformasi yang menimbulkan kesinambungan antara tradisi dan perkembangannya dengan kecenderungan merombak norma – norma dengan nilai – nilai baru. #olusi untuk menanggulangi konflik – konflik yang terjadi pada perkembangan pola arsitektur permukiman desa – desa di Bali dengan melakukan kegiatan penelusuran observatif dan menelaah permasalahan perkembanganan yang terjadi dalam ruang lingkup studi komparasi literatur untuk tujuan pelestarian dan pengembangan nilai'nilai yang adaptif dengan kekinian.
(
$. Arsitektur Tradisional Bali ( Identi%ikasi )
Bali, lokasi permukiman/arsitektur desa'desa tradisional terletak antara )*+- dan *- lintang selatan, antara ((*0+- dan ((+*- bujur timur. $engan demikian Bali terletak di daerah katulistiwa, tergolong dearah tropis dengan temperature rata'rata 01* 2. Perbedaan temperature pantai dan pegunungan berkisar sekitar +* 2. curah hujan sekitar (+33 mm di daerah pantai dan sekitar 0333 mm di pegunungan dalam setahun. Keadaan alam Bali, pegunungan di tengan'tengah membujur dari barat ke timur dengan gunung'gunungnya, sehingga dataran terbelah di Bali 4tara dan di Bali #elatan. 5etak astronomi, letak geografi serta kondisi geologi, iklim dan keadaan alam Bali serupa itu sangat menentukan bentuik' bentuk perwujudan lingkungan binaan/arsitektur bermukim tradisionalnya desa". Performansi dan keberadaannya merupakan penyelaras kehidupan manusia dan alamnya. &. Arsitektur Tradisional Bali ( Konse' Filoso%is )
Kesinambungan antara bhuana agung makrokosmos " dengan mikrokosmos " yang diatur melalui unsur – unsurnya yang disebut disebut Panca Mahabhuta + unsur alam" yaitu 6 apah, teja, bayu, akasa, pertiwi, atau air, sinar, angina, udara dan 7at padat/tanah. $engan begitu arsitektur tradisional memperhatikan optimalisasi iklim, penataan pekarangan, pola ruangm struktur konstruksi dan pemilihan bahan diperhitungkan untuk keseimbangan dan pengkondisian manusia dengan lingkungannya. Konsep perancangan arsitektur terbagi atas sumbu yaitu sumbu kosmos bhur, bhwah, swah ", sumbu ritual kangin – kauh terbit dan terbenamnya matahari ", sumbu natural kaja – kelod atau gunung – laut ", dan daerah tengah yaitu madia. $engan adanya pegunungan di tengah, maka untuk Bali #elatan, kaja adalah ke arah gunung di utara, kelod ke arah laut di selatan. 4ntuk Bali 4tara, kaja adalah kea rah gunung di selatan, kelod kearah laut di utara. Kedua sumbu lainnya berlaku sama.
. Arsitektur Tradisional Bali ( Masarakatna )
4nit permukiman tradisional di Bali disebut desa adat / pekaraman. $alam tatanan tradisional, syarat untuk adanya suatu desa adat adalah penerapan konsep Tri hita Karana : Atma, Angga dan Khaya jiwa, fisik, dan tenaga" yang berlaku pula di setiap sendi kehidupan lainnya. $alam suatu desa 8dat, Kahyangan Tiga sebagai jiwa, Krama desa penduduk" sebagai tenaga, dan Pekraman desa teritori/wilayah desa" sebagai fisiknya. jadi penduduk desa adalah mereka yang bertempat tinggal 0
menetap, berpemerintahan dan diatur oleh awig-awig/uger-uger desa yang ada di desa tersebut. $i dalam suatu desa adat, ada ikatan'ikatan kependudukan yang disebut nyama keluarga", soroh klan", pisaga tetangga", braya keluarga luar", tunggal dadia satu keturunan" dan lainnya.
*. Arsitektur Tradisional Bali ( Sosiokultur )
Penduduk suatu desa terdiri dari beberapa keluarga sehingga di suatu desa terdapat sanggah atau pemerajan atau pura dadia tempat suci untuk keturunan ". #elain itu, dalam desa adat terdapat beberapa tingkatan strata sosial !indu yang disebut kasta, yaitu brahmana, ksatrya, wesia, dan sudra. $alam pekraman desa, tempat tinggal untuk brahmana disebut griya, ksatrya dinamakan puri / jero, wesia atau sudra disebut umah. +. Arsitektur Tradisional Bali ( Keakra"atan )
$i Bali, khususnya masyarakat Bali memiliki bentuk pola keakrabatan / ikatan kekeluargaan seperti nyama, braya, soroh, warga dan bentuk ikatan kekeluargaan yang lainnya termasuk ikatan dalam upacara adat atau yadnya seperti manusia yadnya, pitra yadnya, dan dewa yadnya . Banjar merupakan kesatuan wilayah yang mempunyai bentuk sistem kemasyarakatan dalam unit sub lingkungan dan desa. &eritorial desa merupakan satuan perangkat serta pengikat warga desa yang diatur oleh Awig-awig esa Adat , kebiasaan dan kepercayaan !ima/resta esa, esa Mawa "ara". Banjar dikoordinir oleh Kelihan #anjar, Kelihan inas untuk urusan dinas vertikal dan Kelihan Adat untuk urusan adat/hori7ontal warga desa. ,. Arsitektur Tradisional Bali ( ola Desa )
$i Bali, dengan 9 wilayah administratif pemerintahan kabupaten / kota, terdiri atas : + Kecamatan serta +1 $esa yang dikepalai oleh seorang Perbekel /Kepala $esa beberapa telah berubah status menjadi Kelurahan". $i Bali terdapat institusi adati yang sudah turun temurun yaitu esa Pekraman/Adat , sejumlah : (+1 desa adat yang dikepalai oleh Kelihan $esa 8dat/ #endesa dan terdiri dari : .9) Banjar yang dipimpin oleh Kelihan #anjar . Pola – pola permukiman tradisional $esa &radisional di Bali " umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. &erdapat faktor tata nilai ruang dari tata nilai ritual yang menempatkan 7ona sakral dibagian kangin atau timur sebagai arah terbitnya matahari utama ". $ibagian kauh barat " merupakan 7ona provan dimana terbenamnya matahari. ;aktor kondisi dan potensi alam, nilai utama ada pada arah gunung dan arah laut dinilai lebih rendah. #elain itu faktor sosioekonomi juga berpengaruh seperti desa nelayan mengarah ke laut dan desa untuk petani menghadap kearah persawahan atau perkebunan.
Pola permukiman yang berpola pempatan agung yang disebut juga nyatur desa atau nyatur muka. $ua jalan utama yang menyilang dimana desa sebagai pusatnya, balai banjar sebagai pusat pelayanan desa yang berada di sisi desa dengan cabang – cabang jalan utama. Pura $esa dan Pura puseh atau puri menempati 7ona kangin, Balai Banjar atau wantilan desa ditempatkan di 7one kaja kauh, lapangan desa menempati 7one kelod kangin dan 7one kelod kauh di tempati pasar desa. Kuburan desa dialokasikan di luar desa pada arah kelod atau arah kauh yang meru
,. Arsitektur Tradisional Bali ( Kini )
$alam perkembangan kekinian, prediksi gerakan penduduk Bali " yang semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan peningkatan pertambahan alamiah kelahiran dan kematian ", perpindahan. #elain iu, morfologi desa berkembang, sesuai dengan pemenuhan kebutuhan akan pengadaan perumahan, tempat'tempat pemujaan dan bangun'bangunan untuk akomodasi/fungsi aktifitas adat/agama bale adat, bale delod, bale dangin, bale gede, dll" juga bertambah. $i sisi lain kecenderungan terpandang >baru- nmembutuhkan ruang'ruang berkatifitas atas nama aktifitas modernitas.
A.1 Eks'lorasi Arsitektur – a-on#an
4nsur – unsur utama rancangan dalam ruang lingkup penjelajahan berkaitan dengan nilai – nilai arsitektur tempat tinggal / hunian yang disebut pawongan yaitu 6 tata ruang dan orientasi, tata letak / setting massa, tata bangunan terdiri atas 6 sosok dan bentuk, skala dan proporsi, struktur / konstruksi dan bahan, ornament dan dekorasi. (. Permasalahan yang $ihadapi
$i era modern ini, pemikiran rasional telah mengabaikan rasa yang hanya dapt dirasakan oleh setiap individu dan bersifat subyektif, sedangkan rasio bersifat ilmiah. Ketidakpahaman tersebut berdampak pada menurunnya keyakinan akan nilai – nilai dan makna yang ada dibalik perwujudan fisik arsitekturnya. 8khirnya pola spasial hunian tradisional banyak ditinggalkan penghuninya berpaling ke pola spasial hunian non tradisional.
$isamping kemodernan masyarakat, pertambahan penghuni dan makin sempit/mahalnya lahan sebagai faktor pengubah pola spasial hunian tradisional. Keberadaan arsitektur tanpa 4ndagi dan/atau 8rsitek telah memunculkan degradasi sistem nilai spasial hunian menjadi disharmonis, akhirnya hubungan antara manusia bhuana alit " selaku isi tidak harmonis lagi dengan huniannya bhuana agung " selaku wadahnya. $isamping secara filosofis hunian tradisional Bali hanya harmonis bila dihuni oleh satu keluarga, karena dasar pengukuran sikut/sukat " hanya berpatokan kepada penghuni utama anangga ayah". Keterbatasan lahan dan pertambahan penghuni jumlah KK" telah memunculkan ?rumah@ di dalam ? umah@, bukan ?bale? di dalam ?umah@$
;enomena ini sekaligus mengemas gejala perubahan sistem nilai tradisional menjadi ke' modern'an, hal ini telah mengundang kekhawatiran terjadinya degradasi nilai'nilai tradisional +
yang merasuk hingga ke nilai'nilai agama !indu sebagai landasannya. Bila fenomena ini berkembang terus di era globalisasi yang disertai teknologi mutakhir dengan penawaran berbagai kemudahan dan kenyamanan, 8&B hanya akan tinggal kenangan. !ikap yang paling rasional bagi setiap orang adalah mengadakan %penyesuaian sistem nilai& sedemikian rupa, sehingga sistem tersebut sesuai dengan perubahan'perubahan yang terjadi. 4ntuk itu diperlukan strategi dan metode untuk menggelar penjelajahan ini guna mendapatkan interpretasi dan persepsi yang sama tentang nilai'nilai non'fisik nirupa/tan-ragawi" maupun fisik rupa/ragawi" arsitektur dalam rangka pelestarian dan pengembangan pola hunian tradisional #ali$
2. Strate#i dan Metode ( asional )
;ilasafat ekonstruksi errida menawarkan pemahaman dan perspektif baru tentang arsitektur, bahwa arsitektur sebagai suatu hasil karya dapat dipandang sebagai kumpulan tanda'tanda atau sebuah teks yang mengkomunikasikan nilai'nilai, makna/arti yang ada dibalik wujud fisiknya. Kemudian dengan model !emiotik, arsitektur dibedakan menjadi dua paras yaitu6 paras isi le'el o( content) dan paras ekspresi le'el o( e*pression", kemudian keduanya dibagi lagi menjadi sub >paras bentuk- (orm" dan >paras substansi- substance" seperti diagram sebagai berikut 6
!ubstance o( content substansi/kadar isi" sebagai petanda signi(ied " adalah mencakup nilai'nilai, ide'ide/filosofi dan makna- yang melatar belakangi konsep perwujudan hasil karya arsitektur.
+orm o( content bentuk isi" sebagai petanda signi(ied " adalah segenap himpunan konsep'konsep perencanaan dan perancangan arsitektur yang akan ditransformasikan ke dalam wujud/ekspresi karya arsitektur.
+orm o( e*pression bentuk ekspresi" sebagai penanda signi(ier " adalah (orm o( content yang telah diekspresikan atau ditransformasikan ke dalam bentuk/wujud fisik, baik secara utuh maupun komponennya.
!ubstance o( e*pression substansi/kadar ekspresi" sebagai penanda signi(ier) adalah segenap unsur'unsur pembentuk dari (orm o( e*pression wujud arsitektur.
#emiotika sebagai ilmu yang mempelajari tanda'tanda
aturan/kaidah'kaidah tertentu. Pertama, cukup sulit memilah dan memilih mana nilai'nilai subtansial dan mana nilai'nilai ekspresi untuk dapat menyusun strategi dan metode pelestarian dan pengembangan ke depan . Kedua, pedoman 8&B yang ada sangat jelas, tetapi berupa doktrin/pedoman baku, dan sangat instant untuk suatu tipologi hunian" dan berlaku pada jamannya kurun waktu tertentu", namun teori arsitekturnya bersifat verbal/ceritera/mythos$ leh karenanya akan dicoba meminjam strategi dan metode de'konstruksi dan semiotik tersebut di atas untuk menemukan pernik dan manik arsitektural yang terkadung dalam jelajah spasial hunian tradisional Bali. $. /rientasi 0elaa
&ata'nilai 8gama !indu sebagai 5andasan Pikir Casyarakat Bali dalam Berarsitektur , yaitu 6
Tatwa filsafat", segala bentuk ajaran atau pelaksanaan agama di dasarkan oleh tatwa/filsafat Parisada !indu $harma, ? 4padeca tentang 8jaran'ajaran 8gama !indu@,
#usila etika", adalah sebagai hati yang meliput ajaran tentang sikap'perilaku yang baik dan mulia selaras dengan ketentuan'ketentuan harma kebenaran menurut agama" dan adnya korban suci" bagi umat !indu di dalam hidup dan penghidupannya.
4pacara ritual", sebagai kaki adalah korban suci yang wajib dilakukan oleh setiap umat !indu yang sudah berumah tangga grahasta", terdiri dari lima jenis upacara Panca adnya" Dilai'nilai dasar agama !indu ini sebagai landasan dan/atau faktor substansi isi/ substance o(
content " yang sangat berpengaruh terhadap konsep (orm o( content " , bentuk ekspresi (orm o( e*pression" dan substansi ekspresi substance o( e*pression" 8rsitektur &radisional Bali 8&B", yang mencakup aspek 6 tata'ruang dan orientasiE tata'letak/ setting massa. dan tata'bangunan sosok dan bentuk, skala dan proporsi, ornamen dan dekorasi, serta struktur dan bahan". &. Tata uan# dan /rientasi
$i dalam bentuk $esa 8dat sebagai (orm o( content Tri ita Karana terdiri atas unsur'unsur 6 Parhyangan/tempat suci =iwa", Pawongan/ penduduk &enaga", Palemahan/ teritorial desa Angga". Parhyangan mewujudkan hubungan antara manusia
dengan Penciptanya/&uhan, Pawongan
mewujudkan hubungan antara manusia dengan manusia/leluhurnya, dan Palemahan mewujudkan hubungan anatara manusia dengan alam. #ecara vertikal alam Bali dibelah menjadi tiga daerah/loka6 8lam atas swah loka", alam tengah bhuah loka" dan alam bawah bhur loka". #uana alit dan buana agung , masing'masing memiliki susunan unsur vertikal terdiri atas Tri Angga kepala'badan'kaki" pada buana alit dan Tri 0oka swah loka-bhuah loka-bhur loka" pada buana agung. Pembagian serba tri/tiga ini secara adat, budaya dan kesusilaan dirasakan mempunyai tingkatan nilai6 utama tinggi", madya sedang", nista rendah", namun ketiga bagian ini tak dapat dipisahkan satu dengan yang )
lainnya, sama'sama penting sesuai dengan fungsi masing'masing. $emikianlah pembagian tiga dan tata'nilai Tri Angga pada manusia/buana alit , dan buana agung dengan Tri loka'nya. #hur loka sebagai alam bawah nista" merupakan dunianya materi, tumbuhan dan makhluk tingkat rendah hewan, bhuta kala". #huah loka madya" sebagai dunia manusia, serta !wah loka merupakan alam $ewa'dewa utama". !al ini, dijadikan pula dasar konsepsi/substansi konsep dalam penataan arsitektur, pada skala lingkungan, desa, rumah, dan unsur'unsur lingkungan lainnya. Tri angga pada manusia serta Tri loka pada alam raya, nyata'nyata menampakkan diri secara fisik tersusun vertikal dari bawah ke atas. Damun pada pelataran rumah, pura, desa dan sebagainya, pada dasarnya terhampar datar secara hori7ontal. Pada hamparan yang demikianpun dikehendaki pula adanya >susunan nista-madya-utama- terlaksana, walaupun dalam kenyataan ia tidak terletak tersusun vertikal bawah'atas" melainkan berjajar sebidang. 4ntuk itu pembagian daerah/loka tersebut disusun dalam nilai rasa susila budaya menjadi jaba-pisan-nista, jaba-tengah-madya dan jeroan-utama$ 4ntuk memberikan orientasi atas nilai utama, maka ditetapkan oleh para leluhur #atara ri", bahwa arah mata angin diberikan nilai'susila secara pasti. Fakni, hulu/huluan ataupun luan ucapan ringkas dari huluan" merupakan arah yang dirasa bernilai tinggi utama), sedang teben adalah arah yang rendah nilainya$ ulu dan dinilai madya/tengah the between). 8rah tersebut adalah &imur Kangin" yakni arah tempat terbitnya matahari, serta 4tara bagi Bali'#elatan , atau #elatan untuk Bali' 4tara adalah arah hulu yang diutamakan"$ #ebaliknya, Barat dan Kelod berlawanan dengan Kangin dan Kaja adalah teben yang kanista$ $emikianlah, dalam mengatur tata'denah sebuah Pura, Gumah, $esa dan sebagainya, ketentuan hulu dan teben itu pada umumnya dipedomani sebaik'baiknya. $i arah hulu, diletakkanlah apa'apa yang dinilai utama, serta di teben merupakan tempat bagi yang dirasakan bemilai nista. &ermasuk penempatan tempat/arah tidur maupun mengubur mayat menganut orientasi ini secara konsisten dan konskuen, sehingga hulu-teben merupakan salah satu ciri kebudayaan Bali.
A.2 Nilai ATB 1. ernik S'asial 3unian Tradisional Bali
Dilai'nilai substansi konsep substance o( content " tata'ruang pada tingkat gama
adalah 6
Dilai'nilai/kerangka dasar agama !indu, Tri ita Karana sebagai unsur bhuana alit dan bhuana agung :
B34ANA A54N5
B34ANA ALIT
ALEMA3AN
ALEMA3AN
DESA
4MA3
ara!at!a
8tma
Parhyangan
#angah/Crajan
rana6se#ena' Tena#a
Prana
Pawongan/Kerama
Penghuni 4mah
Ala!
bayu,sabda,idep"
$esa
an8a Maa"uta
#arira
Palemahan
Palemahan
Dilai 'nilai
konsep (orm o( content " tata'ruang pada tingkat gama adalah 6 nilai hulu - tengah" - teben baik arah hori7ontal maupun vertikal yaitu, kesetaraan Tri 0oka dan Tri Angga sebagai susunan unsur Angga : NILAI
MAN4SIA (B34ANA ALIT)
ALAM SEMESTA (B34ANA A54N5)
ALEMA3AN DESA
ALEMA3AN 4A
ALEMA3AN 4MA3
BAN54NAN
1. 4TAMA 6 34L4
Kepala
#wah 5oka/ Hunung/Kaja/ Kangin
Parhyangan
=eroan
#anggah/ Parhyangan
8tap
2. MAD7A 6 TEN5A3
Badan
Buah 5oka/ $ataran/
Paumahan
=aba &engah
&egak 4mah/ Pawongan
Pengawak/ Badan
$. NISTA6 TEBEN
Kaki
#etra
=aba Pisan
&eba/#esa
&engah Bhur 5oka/ 5aut/Klod/
Batur
Kauh
Dilai'nilai ekspresi (orm o( e*pression" tata'ruang pada tingkat lokal/desa pekraman/!ima adalah 6 Tri 0oka tiga 7ona vertikal"E Tri Mandala tiga 7ona hori7ontal"E #anga Candala sembilan nilai 7ona hori7ontal" dan Datah sebagai ruang Inti/Pusat/ centrality dan !esa sebagai ruang tepi/marginality$
Penyengker, Paduraksa dan 8ngkul'angkul adalah sebagai penanda 1mah, sehingga #ale yang ada dalam penyengker adalah setara bilik/room. $ari ekspresi/tipologi 8ngkul'angkul, Penyengker dan Paduraksa dapat pula diketahui ?status warna@ penghuni 2aba ataukah Tri 3angsa, lain kata sebagai penunjuk jati diri penghuni. 9
#ale setara bilik diberi julukan/sebutan bukan karena fungsinya, namun karena letak dan nilai guna, misal #ale angin letaknya di bagian &imur, juga disebut !umanggen karena digunakan kuburan sementara !ema-anggen" sebagai tempat upacara orang mati.
#osok dan bentuk wujud fisik ruang dan bangunan tradisional muncul dari upaya penyeimbangan yang harmonis antara manusia selaku isi bhuana alit " dengan ruang dan bangunan selaku wadah bhuana agung ". #osok dan bentuk dianalogikan sebagai proporsi fisik/angga manusia yakni Tri Angga kepala nilai utama, badan nilai madya dan kaki nilai nista".
#kala dan proporsi ruang dan bangunan tradisional Bali menggunakan sikut dewek dengan modul dasar ?r a i @ dari penghuni utama anangga ayah", sehingga skala dan proporsi ruang dan bangunan yang didapat tidak pernah ?out o( human scale& dan ?out o( human proportion&serta akan selalu harmonis.
rnamen diciptakan sebagai upaya memperkuat harmonisasi, sedangkan dekorasi lebih menekankan perubahan suasana yang diinginkan. rnamen dan dekorasi bersifat kontekstual sesuai dengan tata'nilai atau karakter tema atau wujud objek yang ingin diciptakan. #truktur dan bahan tradisional Bali bersifat ekologis dan natural.
A.$ er!asalaan an# diada'i 'ada Arsitektur Masa Kini 1. Nik!atna sesuatu an# instan Penggunaan bahan organis yang memiliki umur terbatas menuntut penyelesaian
kontruksi sistem knock down yang gampang dibongkar'pasang, serta mengidikasikan bahwa umah tradisional Bali hanya harmonis bila dihuni oleh satu keluarga yang beragama !indu saja dan tidak sebagai obyek warisan. Para leluhur dan 4ndagi Bali jaman dahulu telah berjasa luar biasa untuk membuatkan pedoman berarsitektur yang bernama ? Asta-kosala/kosali&$ #ebagai suatu pedoman baku dalam bidang arsitektur, memang harus pasti wujud/tipologi yang dituju dalam ketentuan dan persyaratan yang juga pasti dan berlaku sesuai kebutuhan masyarakat penggunanya.
a. Cenyongsong hari esok Ketiadaan teori, strategi dan metode yang dimiliki arsitktur tradisiona Bali untuk menggelar jelajah pernik dan manik spasial hunian tradisional Bali, ternyata membawa hikmah bahwa teori $onstruksi dan teori #emiotik telah diterapkan di Bali jauh sebelum teori'teori tersebut diwacanakan.
b. Penjelajahan (3
Celalui teori #emiotika akan dicoba mengupas dan menggelar karakteristik masing' masing tata nilai 8&B dan 8CK untuk menemukan nilai'nilai nirupa dan rupa dari faktor' faktor dan unsur'unsur utama rancangan. &eori 8nalogi untuk memilah dan memilih nilai'nilai nirupa dan rupa yang tidak sama, serupa dan lebih yang dimliki masing'masing. &eori 5anggam, teori rnamen dan $ekorasi untuk menetapkan nilai'nilai yang perlu dilestarikan dan direformasi serta menetapkan konsekuensi dan konsistensi bagi 8&B dan 8CK. B.
0ELA0A3
/B0EK
DAN
ENEAAN
NILAI
6
INSI9INSI
ATB
:
ASI/NALISME AMK
Dilai'Dilai ;aktor dan 4nsur 4tama Gancangan pada 8&B dan 8CK adalah sebagai berikut6 (. Dilai'nilai &ata ruang dan rientasi !irarki pencapaian6 nista ' madya ' utama J publik ' semi publik ' private. Pola pempatan agung J pola cross road. 0. Dilai'nilai &ata bangunan #osok dan/atau bentuk adalah &ri angga 6 kepala J atap, badan J dinding/kolom, kaki J • •
•
•
batur. Proporsi 6 antropometri sosok manusia wirama, wiraga, wirasa" J prinsip'prinsip
golden section. . &ata letak/ #etting massa6 #etting atas dasar skala manusia 8&B" setting atas dasar skala urban 8CK". •
;. MASALA3 ATB MASA KINI DI BALI ADALA3 MASALA3 <EKA=INAN637BID> DEN5AN AMK
Identifikasi Casalah 6 a. 8&B, terdiri atas tiga kelompok tipologi 6 (. Parhyangan, bangunan/arsitektur tempat suci. 0. Pawongan, bangunan/arsitektur tempat tinggal/perumahan. . Palemahan, bangunan/arsitektur fasilitas umum. b. Perubahan L perkembangan sebagian terjadi pada Pawongan c. Perubahan dan perkembangan yang sangat pesat terjadi pada kelompok Palemahan / Bangunan fasilitas umum6 8cuan/tipologi 8&B untuk kelompok ini terbatas. Pertumbuhan dan perkembangan aktivitas baru/kontemporer. ;ungsinya tidak terkait dengan aktivitas agama dan adat • • •
;okus Kajian dan Cetode6 8&B sangat menyatu dengan agama dan adat'istiadat, sehingga lingkup bahasan difokuskan pada nilai' nilai yang terkait langsung dengan arsitektur yaitu 6 a. Dilai'nilai nirupa paras isi / content / tertib langgam " selaku faktor'faktor utama rancangan terdiri atas6 ide / filosofi yang menurunkan norma, konsep dan prinsip. b. Dilai'nilai rupa paras ekspresi / e*pression / langgam " selaku unsur'unsur utama rancangan terdiri atas 6 ((
(. &ata ruang dan rientasi. 0. &ata letak/#etting Cassa . &ata bangunan ;.1 Nilai9Nilai Arsitektur Tradisional Bali
4$ Dilai'nilai substansi konsep substance o( content " tata'ruang pada tingkat gama adalah Dilai' nilai/kerangka dasar agama !indu tattwa, susila/etika dan upacara" dan Tri ita Karana sebagai unsur bhuana alit dan bhuana agung$ 5$ Dilai'nilai konsep (orm o( content " Tata9uan# pada tingkat gama adalah 6 nilai hulu tengah" - teben baik arah hori7ontal maupun vertikal yaitu, kesetaraan Tri 0oka dan Tri Angga sebagai susunan unsur 8ngga. 6$ Dilai'nilai ekspresi (orm o( e*pression" Tata9uan# pada tingkat lokal/desa pekraman/ sima adalah 6 Tri 0oka tiga 7ona vertikal"E Tri Mandala tiga 7ona hori7ontal"E !anga Mandala sembilan nilai hori7ontal" dan 7atah sebagai ruang Inti/Pusat/centrality dan !esa sebagai ruang tepi/marginality$ 8$ Penyengker, Paduraksa dan Angkul-angkul adalah sebagai penanda Umah, sehingga Bale yang ada dalam penyengker adalah setara bilik/ room. $ari ekspresi/tipologi 8ngkul'angkul, Penyengker dan Paduraksa dapat pula diketahui ?status warna@ penghuni 2aba/luar ataukah Tri 3angsa, lain kata sebagai penunjuk jati diri penghuni. 9$ Bale setara bilik diberi julukan/sebutan bukan karena fungsinya, namun karena letak dan nilai guna. Bila ditelusuri lebih jauh jejak'jejak bale dan disandingkan dengan metode dan strategi rancangan dekonstruksi, maka ada kesamaan prinsip bahwa ?umah@ berasal dari ?rumah@ setelah dieplosed kemudian direkomposisi menjadilah umah. !al ini sebagai upaya mendekatkan diri terhadap alam selama dua puluh empat jam sehari. $ #osok/wujud dan bentuk fisik ruang dan bangunan tradisional muncul dari upaya penyeimbangan yang harmonis antara manusia selaku isi bhuana alit" dengan ruang dan bangunan selaku wadah bhuana agung". #osok dan bentuk dianalogikan sebagai proporsi fisik/angga manusia yakni &ri 8ngga kepala nilai utama, badan nilai madya dan kaki nilai nista". Pembagian ini diberlakukan secara konsisten dan konskuen hingga ke bagian yang sekecil'kecilnya dari unsur'unsur sosok dan bentuk. Komponen bentuk bangunan tradisional Bali merupakan bagian'bagian ornamentalis. ;$ #kala dan proporsi ruang dan bangunan
tradisional
Bali
menggunakan
sikut
dewek/antropometri dengan modul dasar ?r a i@ dari penghuni utama anangga ayah", sehingga skala dan proporsi ruang dan bangunan yang didapat tidak pernah ?out of human scale@ dan ?out of human proportion@serta akan selalu harmonis. <$ #truktur dan bahan tradisional Bali bersifat ekologis dan natural, sangat menghormati alam dan lingkungan sebagian besar bahan berasal dari kebun yang dibudi'dayakan dan dapat didaur' ulang. Prinsip tektonika selalu diterapkan pada penyelesaian konstruksi, sehingga memiliki nilai tambah keindahan. (0
=$ Penggunaan bahan organis yang memiliki umur terbatas menuntut penyelesaian kontruksi sistem knock down yang gampang dibongkar'pasang, serta penggunaan sukat sikut dewek penhuni utama anangga ayah"E mengidikasikan bahwa umah tradisional Bali hanya harmonis bila dihuni oleh ?hanya satu keluarga yang beragama !indu@ dan tidak sebagai obyek warisan. 4>$ rnamen dan $ekorasi merupakan penghargaan atas keindahan yang telah diberikan oleh alam dan penciptaDya kepada tanah Bali. rnamen dan dekorasi bersifat kontekstual sesuai dengan tata'nilai atau karakter tema/wujud obyek yang ingin diciptakan karang Hajah ditaruh di bawah, karang &apel di tengah dan karang Huak ditaruh di atas". ;.2 Nilai – Nilai an# Setara Dilai'nilai &ata ruang dan rientasi 6 ' hirarki pencapaian 6 nista - madya - utama J publik ' semi publik ' pri'ate. ' pola pempatan agung J pola cross road . Dilai'nilai &ata bangunan 6 ' sosok dan/atau bentuk adalah Tri angga 6 kepala J atap, badan J dinding/ kolom, kaki J batur. ' proporsi 6 antropometri sosok manusia wirama, wiraga, wirasa" ' struktur dan bahan 6 sistem struktur modern dapat mendukung wuju dan bentuk 8&B.
;.$ Nilai 9 Nilai 7an# Tidak Setara
(. Dilai'nilai &ata ruang6 a. !irarki sakral'profan 8&B" nilai sekuler, penting/tidak penting 8CK" 0. Dilai rientasi / Kiblat 6 a. Kiblat kosmos dan kosmik 8&B" diabaikan, view yang utama 8CK". b. rientasi jelas dan tegas 8&B" di tengah kosmos bebas berada di seluruh jagat kosmos 8CK". . &ata letak/#etting Cassa 6 a. setting atas dasar skala manusia 8&B" setting atas dasar skala urban 8CK". . &ata bangunan 6 a. #osok/wujud refleksi &ri 8ngga 8&B" universal 8CK" b. Bentuk Bali ornamentalis 8&B" bebas, polos/puritis 8CK" c. #kala dan proporsi humanis, nuansa rural, poetic dan total 8&B" nuansa urban, prosaic dan parsial 8CK" d. rnamen dan dekorasi penting, sebagai harmonisasi, handicraft, sence of beauty 8&B" 8CK tidak perlu, rasional, fungsional, materialistis, karakter mesin.
;.& Nilai9Nilai Le"i
Dilai'nilai 8&B sebagai agen pelestari atas dasar keselarasan buana alit buana agung statis, intuitif, handicraft, poetic'sence dan total", 8CK sebagai pembaruan dan dapat memenuhi sifat'sifat manusia yang selalu menyukai kekinian dan didukung IP&%K logikal, analitikal, hitech, prosaic dan partial". ;. EN5EMBAN5AN ATB KEDEAN
8. 5andasan Kebijakan Perkawinan/Persilangan Geformasi" (
(. $esa Kala Patra sebagai pertimbangan kebijakan. a. Penyesuaian terhadap tempat. b. Penyesuaian terhadap waktu. c. Penyesuaian terhadap situasi dan keadaan. 0. 2atur $resta sebagai pedoman kebijakan. a. Kuna $resta 6 Kebiasaan/aturan yang bersifat kuna/pengalaman b. #astra $resta 6 Kebiasaan/aturan sastra/ilmu pengetahuan/landasan teori c. 5oka $resta 6 Kebiasaan/aturan lokal/situasi L kondisi lingk. 5okasi/#ite d. $esa $resta 6 Kebiasaan/aturan setempat/lokal/regional
B. &itik &olak Pendekatan Perkawinan/Persilangan Dilai'nilai 8&B dan 8CK dikelompokkan atas dasar perspektif/aspek yang sama, meliputi faktor'faktor dan unsur'unsur utama rancangan nilai'nilai rupa dan nirupa" yakni6 (. Konsep dan ekspresi tata ruang dan orientasi 0. Konsep dan ekpresi tata letak/setting massa . Konsep dan ekspresi tata bangunan6 a. #osok dan/atau bentuk bangunan b. #kala dan proporsi c. rnamen dan dekorasi d. #truktur dan bahan (" PGID#IP'PGID#IP >P%GK8MID8Da. Integrasi / Keterpaduan b. Potensi alam dan sosial'budaya masyarakat 0" #&G8&%HI $8D C%&$8 G%;GC8#I a. Perlanggaman dalam perancangan arsitektur. &aat asas pada langgam Perpaduan/hibrida langgam 6 a. Mujud 8&B mendominasi 8CK b. Celakukan ubah'suai 8&B, sehingga bernuansa 8CK b. Penghadiran elemen'elemen khas/spesifik sebagai jati'diri berupa ornamen dan dekorasi • •
ragam hias arsitektur".
(