Hipokalsemia dan Hiperkalsemia
Hipokalsemia DEFINISI Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dL darah. PENYEBAB Hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang menyebabkan hilangnya kalsium dalam jangka lama melalui air kemih atau kegagalan untuk memindahkan kalsium dari tulang.
Penyebab
Keterangan
Kadar hormon paratiroid rendah
Biasanya terjadi setelah kerusakan kelanjar paratiroid atau karena kelenjar paratiroid secara tidak sengaja terangkat pada pembedahan untuk mengangkat tiroid
Kekurangan kelenjar paratiroid baaan
!enyakit keturunan yg jarang atau merupakan bagian dari sindroma "i#eorge
!seudohipoparatiroidisme
!enyakit keturunan yg jarang$ kadar hormon paratiroid normal tetapi respon tulang % ginjal terhadap hormon menurun
Kekurangan &itamin "
Biasanya disebabkan oleh asupan yg kurang, kurang terpapar sinar matahari (pengakti&an &itamin " terjadi jika kulit terpapar sinar matahari), penyakit hati, penyakit saluran pencernaan yg menghalangi penyerapan &itamin ", pemakaian barbiturat % 'enitoin, yg mengurangi e'ekti&itas &itamin "
Kerusakan ginjal
empengaruhi pengakti&an &itamin " di ginjal
Kadar magnesium yg rendah
enyebabkan menurunnya kadar hormon paratiroid
supan yg kurang atau malabsorbsi
*erjadi dengan atau tanpa kekurangan &itamin "
!ankreatitis
*erjadi jika kelebihan asam lemak dalam darah karena cedera pada pankreas, bergabung dengan kalsium
Hipokalsemia GEJAA Hipokalsemia
bisa
tidak
menimbulkan
gejala.
+eiring dengan berjalannya aktu, hipokalsemia dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan gejalagejala neurologis seperti kebingungan kehilangan ingatan (memori) (penurunan kesadaran) delirium depresi halusinasi. #ejalagejala tersebut akan menghilang jika kadar kalsium kembali normal. Kadar kalsium yang sangat rendah (kurang dari mgr/dL) dapat menyebabkan nyeri otot dan kesemutan, yang seringkali dirasakan di bibir, lidah, jarijari tangan dan kaki. !ada kasus yang berat bisa terjadi kejang otot tenggorokan (menyebabkan sulit berna'as) dan
tetani (kejang otot keseluruhan).
Bisa terjadi perubahan pada sistem konduksi listrik jantung, yang dapat dilihat pada pemeriksaan K#.
Hipokalsemia DIAGN!SA Konsentrasi kalsium abnormal biasanya pertama kali ditemukan pada saat pemeriksaan darah rutin. Karena itu hipokalsemia sering terdiagnosis sebelum gejalagejalanya muncul. 0ntuk menentukan penyebabnya, perlu diketahui riayat lengkap dari keadaan kesehatan penderita, pemeriksaan 'isik yang lengkap dan pemeriksaan darah dan air kemih lainnya.
Hipokalsemia PENG!BA"AN
!engobatan hipokalsemia ber&ariasi tergantung kepada penyebabnya. Kalsium dapat diberikan baik secara intra&ena maupun peroral (ditelan). Hipokalsemia menahun diperbaiki dengan mengkonsumsi tambahan kalsium peroral. engkonsumsi tambahan &itamin " dapat membantu meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan.
Hiperkalsemia De#inisi Hiperkalsemia mengacu pada kelebihan kalsium pada plasma, atau suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 12,3 mg/dl darah. Kondisi ini merupakan ketidakseimbangan yang berbahaya bila berat, pada kenyataannya, krisis hiperkalsemia mempunyai angka mortalitas 324 jika tidak diatasi dengan cepat.
Penyebab •
0mum hiperkalsemia adalah penyakit neoplastik malignan dan hiperparatiroidisme. *umor malignansi dapat menyebabkan hiperkalsemmia melalui berbagai mekanisme. +ekresi hormon paratiroid berlebih yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme menyebabkan meningkatnya pelepasan kalsium dari tulang dan meningkatnya penyerapan kalsium pada usus dan ginjal.
•
ineral tulang akan hilang selama imobilisasi, kadang menyebabkan kenaikan kalsium total (dan secara khusus terionisasi) dalam aliran darah. Hiperkalsemia simtomatik akibat imobilisasi jarang terjadi, sebagian besar kasus hiperkalsemia sekunder akibat imobilitasi terjadi setelah 'raktur hebat atau multipel atau paralisis traumatik yang luas.
•
"iuretik tia5id dapat menyebabkan sedikit kenaikan kadar serum kalsium karena diuretik ini memperkuat kerja hormon paratiroid pada ginjal, yang mengurangi ekskresi kalsium urine. +indrom susu 6 alkali dapat terjadi pada pasien dengan ulkus peptikum yang di obati dalam aktu lama menggunakan antasida susu dan alkalin, terutama kalsium karbonat. 7ntoksikasi &itamin dan ", juga penggunaan litium, dapat menyebabkan kelebihan kalsium. "isamping itu meningkatnya kalsium dalam darah juga didukung dengan asupan kalsium yang memang tinggi serta meningkatnya penyerapan kalsium pada sluran cerna.
$anis#estasi Klinis •
•
+ecara umum, gejala 6 gejala hiperkalsemia adalah sebanding dengan tingkat kenaikan kadar kalsium serum. Hiperkalsemia mengurangi eksatabilitas neuromuskular karena hal ini menekan akti&itas pertemuan mioneural. #ejala 6 gejala seperti kelemahan muskular, inkoordinasi, anoreksia, dan konstipasi dapat karena penurunan tonus pada otot lurik dan polos. noreksia, mual, muntah, dan konstipasi adalah gejala yang umum dari hiperkalsemia. "ehidrasi terjadi pada mual, muntah, anoreksia, dan penyerapan kalsium yang brkaitan dengan natrium pada tubulus renalis proksimal. yeri abdomen dan tulang dapat terjadi. "istensi abdomen dan paralitik ileus dapat menyulitkan krisis hiperkalsemia hebat. 9asa haus yang hebat dapat terjadi sekunder terhadap poliuria yang disebababkan oleh beban 5at terlarut ( kalsium ) yang tinggi. !asien dengan hiperkalsemia dapat mengalami gejala yang menyerupai gejala ulkus peptikum karena hiperkalsemia meningkatkan sekresi asam dan pepsin oleh lambung.
•
Kon'usi mental, kerusakan memori, bicara tidak jelas, letargi, perilaku psikotik akut, atau koma dapat terjadi. #ejala yang lebih hebat cenderung untuk timbul bila kadar kalsium serum mendekati 1:mg/dl atau lebih. Bagaimanapun beberapa pasien dapat menjadi sangat terganggu dengan kadar serum kalsium hanya 1;mg/dl. #ejala ini akan mereda dengan kadar kalsium serum kembali pada normal setelah pengobatan.
•
0rinasi berlebih karena gangguan 'ungsi tubulus ginjal yang disebabkan oleh hiperkalsemia dapat saja terjadi. +tandstill jantung dapat terjadi ketika kalsium serum adalah sekitar 18 mg/dl atau lebih. 'ek inotropik digitalis ditingkatkan oleh kalsium, karenanya, toksisitas digitalis diperberat oleh hiperkalsemia.
•
Krisis hiperkalsemia mengacu pada kenaikan akut kadar serum kalsium hingga 1mg/dl atau lebih tinggi. 9asa haus yang hebat atau poliuria secara khas ada. *emuan lainnya dapat mencakup kelemahan muskular, mual yang tidak dapat dihilangkan, kram andomen, obstipasi ( konstipasi yang sangat hebat ) atau diare, gejala 6 gejala ulkus peptikum, dan nyeri tulang. Letargi, kon'usi mental, dan koma juga dapat terjadi. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan henti jantung.
E%al&asi Diagnostik •
Kadar kalsium serum lebih tinggi dari 12,3mg/dl ( +7- ;,:mmol/L ).
•
!erubahan 6 perubahan kardio&askuler dapat mencakup beragam disritmia dan perpendekan inter&al <* dan segmen +*. 7nter&al !9 kadang memanjang.
•
0ji antibodi hormon paratiroid ganda mungkin dilakukan untuk membedakan antara hiperparatiroidisme dengan malignansi sebagai penyebab hiperkalsemia. Kadar hormon paratiroid meningkat pada hiperparatiroidisme primer atau sekunder dan ditekan pada malignansi.
•
*emuan rontgen dapat menunjukan adanya osteoporosis, ka&itasi tulang, atau batu saluran kemih
Penatalaksanaan •
•
•
*ujuan terapeutik pada hiperkalsemia mencakup menurunkan kadar kalsium serum dan memeperbaiki proses yang menyebabkan hiperkalsemia. engatasi penyebab yang mendasari ( kemoterapi untuk malignansi atau paratirodektomi parsial untuk hiperparatiroidisme ) adalah penting. *indakan umum termasuk pemberian cairan untuk mengencerkan kalsium serum dan menungkatkan eksresinya oleh ginjal, memobilisasi pasien, dan membatasi masukan kalsium melaui diet. !emberian larutan natrium klorida 2.=4 intra&ena secara temporer mengencerkan kadar kalsium dan meningkatkan ekskresi kalsium urin dengan menghambat reabsorbsi kalsium ditubular. >urosemid ( lasi? ) sering digunakan dalam kaitannya dengan pemberian salin, selain menyebabkan dieuresis, 'urosemid meningkatkan ekskresi kalsium. Kalsitosin dapat digunakan bagi pasien dengan penyakit jantung atau ginjal yang tidak dapat mentoleransi beban natrium yang besar. Kalsitosin mengurangi resorpsi tulang, meningkatkan de'osit kalsium dan 'os'or dalam tulang, dan meningkatkan ekskresi kalsium dan 'os'or urine. eskipun tesedia dalam beberapa bentuk, kalsitosin yang didapatkan dari salmon umumnya digunakan. !emeriksaan kulit untuk alergi terhadap kalsitosin salmon penting untuk dilakukan sebelum kalsitosin diberikan. 9eaksi alergi sistemik mungkin terjadi karena hormon ini merupakan protein, resistensi terhadap medikasi ini dapat berbentuk kemudian karena pembentukan antibodi. Kalsitosin diberikan melalui suntikan 7 ketimbang dengan subkutan karena pasien dengan hiperkalsemia mempunyai per'usi jaringan subkutan yang buruk.
•
Bagi pasien dengan penyakit malignan, pengobatan diarahkan pada pengendalian kondisi melalui pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi. Kortikosteroid mungkin digunakan untuk menurunkan pergantian tulang dan reabsorbsi tubular bagi pasien dengan sarkoidosis, mieloma, lim'oma, dan leukimia, pasien dengan tumor padat kurang responsi'.
•
Bi'os'onat menghambat akti&itas osteoklas. !amidronat ( redia ) adalah agen yang paling paten dari preparat ini dan diberikan secara intra&ena, obat ini menyebabkan pireksia transien, ringan, menurunkan jumlah +"!, dan miralgia. tidronat ( didronel ) adalah bi'os'onat lainnya yang diberikan secara intra&ena, tetapi kerjanya lambat. itharamycin, suatu antibiotik sitotoksik, menghambat resorpsi tulang dan dengan demikian menurunkan kadar kalsium serum. !reparat ini harus digunakan secara hati 6 hati karena memiliki e'ek samping yang signi'ikan, termasuk trombositosenia, ne'rotoksisitas, dan hepatotoksistas.
•
#aram 'os'at inorganik dapat diberikan secara oral atau melalui selang nasogastrik (dalam bentuk phosbosoda atau neutra!hos), secara rektal ( sebagai enema retensi ), atau secara intra&ena. *erapi 'os'at intra&ena dilakukan dengan sangat hati 6 hati dalam mengobati hiperkalsemia karena hal ini dapat menyebabkan klasi'ikasi dalam beragam jaringan, hipotensi, tetani, dan gagal ginjal akut.
Inter%ensi Kepera'atan
!enting untuk memanatau kekambuhan hiperkalsemia pada pasien yang beresiko terhadap kelainan ini. elakukan inter&ensi, seperti meningkatkan mobilitas pasien dan memperbanyak cairan. !asien diraat yang bereriko tehadap hiperkalsemia diberikan dorongan untuk ambulasi secepat mungkin, pasien raat jalan dan mereka yang diraat dirumah diin'ormasikan tentang pentingnya ambulasi yang sering. @airan yang menganduing natrium harus diberikan, kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi lainnya, karena natrium memudahkan ekskresi kalsium. Bulk yang adekuat harus diberikan dalam diet untuk mengurangi kecenderungan terhadap konstipasi. Kalsium yang meningkat menguatkan e'ek digitalis, karenanya pasien dikaji terhadap tanda dan gejala toksisitas digitalis. !erubahan K# dapat terjadi (!A@, !*, dan blok jantung) , karenanya nadi pasien dipantau terhadap segala abnormalitas.