MODEL TABA SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemili Pemilihan han suatu suatu model model pengem pengemban bangan gan kuriku kurikulum lum bukan bukan saja saja didasa didasarka rkan n atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optima optimal, l, tetapi tetapi juga juga perlu perlu disesu disesuaik aikan an dengan dengan sistem sistem pendid pendidika ikan n dan sistem sistem pengolahan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan digunakan.. Adapun Adapun model model dalam pengembang pengembangan an kurikulum kurikulum diantarany diantaranyaa yaitu Mode Modell Taba Taba.. Sela Selanj njut utny nyaa akan akan dije dijela lask skan an lebi lebih h lanj lanjut ut meng mengen enai ai Mode Modell Pengembangan Kurikulum oleh Taba. 1. Sekilas Sekilas Biografi Biografi Hilda Taba (Pencetus (Pencetus Model Pengembang Pengembangan an Kurikulum Taba)
Hilda Hilda Taba lahir lahir di Koorast Kooraste, e, sebuah sebuah desa kecil kecil di
Põlva Põlva county, county, di
selatan-timu selatan-timurr estonia, pada pada tanggal 7 Desember Desember 1902. Dia anak pertama pertama dari sembilan bersaudara. Ayahnya Ayahnya bernama Robert Taba yang pada saat itu sebagai kepala kepala sekolah. sekolah.
Robert Robert Taba, seorang seorang kepala kepala sekolah, sekolah, Hilda Hilda mengen mengenyam yam
pendidikan pendidikan pertama pertama kali di sekolah sekolah dasar paroki paroki setempat. setempat. Pada Pada tahun tahun 1921 1921 setelah lulus Voru High School For Girl memutuskan untuk menjadi guru sekolah dasar. Tetapi dia tidak langsung bekerja, bekerja, melainkan melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih lebih tinggi yaitu Universita Universitass Tartu jurusan Ekonomi Ekonomi.. Setelah Setelah lulus pada tahun 1926 melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Bryn Mawr College. Pada Pada tahun tahun 1927 1927 mela melanj njut utka kan n stud studii dokt doktor or di Univ Univer ersi sita tass Colo Colomb mbia. ia. Dan Dan menyelesaikan studinya pada tahun 1931 dan kembali ke Estonia. Hilda Taba terkenal sebagai seorang pendidik dengan teori kurikulumnya di Amerika pada abad ke-20. Tiga ide utama Hilda Taba yang sangat penting untuk sejarah kurikulum dalam abad kedua puluh yaitu Pertama, ia berpendapat bahwa belajar dan penelitian harus belajar meniru model dinamis yang berasal dari fisika.
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum
Page 1
Gambar 1. Hilda Taba
(1902-1967) Kedua, ia berpendapat bahwa pendidikan bagi demokrasi adalah komponen kritis sementara sekolah dan kurikulum, hal itu perlu pengalaman, di mana anak-anak belajar untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik bersama-sama. Ketiga, ia berpendapat bahwa pendidik harus memberikan konsep kurikulum yang terorganisir dan diajarkan secara efektif, dan pemahaman murid harus dievaluasi dengan menggunakan alat yang sesuai dan proses. Tujuan terakhir ini menyebabkan adanya inovasi bekerja dalam mengevaluasi sikap sosial dalam kurikulum pendidikan Progresif. 2.
Ciri Khas Model Hilda Taba
Hilda Taba mengembangkan model atas dasar data induktif sehingga dikenal dengan model terbalik. Dikatakan model terbalik karena pengembangan kurikulumnya tidak didahului oleh konsep-konsep yang datangnya secara deduktif. Dalam kurikulum Hilda Taba sebelum melaksanakan langkah-langkah lebih lanjut, terlebih dahulu mencari data dari lapangan dengan cara mengadakan percobaan yang kemudian disusun teori atas dasar hasil nyata, baru diadakan pelaksanaan (Dakir, 2004).
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum
Page 2
Model Taba sebagai model pembelajaran secara induktif yang terdiri atas langkah-langkah terstruktur yang dibagi menjadi tujuh fase. Guru menjadi motor penggerak untuk menjangkau fase demi fase melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa secara sambung-menyambung. Tujuan utama model ini adalah pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa di samping penguasaan secara tuntas topik yang dibicarakan. Model Taba berorientasi pada pendekatan proses. 3.
Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Model Terbalik oleh Hilda Taba
Model Taba bersifat induktif dimana model ini sering disebut juga dengan model terbalik karena bersifat mengelompokkan dari khusus ke umum yaitu mengumpulkan unit terlebih dahulu selanjutnya baru membuat kerangka kurikulum. Terdapat lima langkah pengembangan kurikulum dalam model Taba, yaitu : 1. Mengadakan unit-unit eksperimen kerjasama guru-guru. Didalam unit eksperimen ini diadakan studi yang seksama tentang hubungan antara teori dan praktek. Ada delapan langkah kegiatan dalam unit eksperimen ini : a. Mendiagnosis kebutuhan
Pada langkah ini dimulai dengan menentukan kebutuhan siswa, baik berupa diagnosis tentang berbagai kekurangan dan perbedaan latar belakang siswa. b. Merumuskan tujuan khusus
Setelah dilakukannya diagnosis kebutuhan siswa selanjutnya para pengembang kurikulum mermuskan masalah. c. Memilih isi
Pada langkah ini dilakukan pemilihan isi bukan saja didasarkan atas langkah kedua (merumuskan tujuan khusus) tapi dipertimbangkan juga dari segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum
Page 3
d. Mengorganisasi isi
Pada langkah ini, isi kurikulum disusun urutannya sehingga terlihat kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan. e.
Memilih pengalaman belajar
Pada tahap ini ditentukan pengalaman-pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan. f. Mengorganisasi pengalaman belajar
Selanjutnya
seorang guru menentukan bagaimana
mengemas
pengalaman belajar yang telah ditentukan ke dalam paket kegiatan. Dimana dalam menentukan paket kegiatan dilibatkan siswa agar mereka memilki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar. g. Mengevaluasi
Pada tahap ini dilakukan penentuan alat evaluasi yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik sehingga mampu menilai prestasi siswa. h. Menguji keseimbangan isi kurikulum.
Menguji unit eksperimen. Langkah ini
dimaksudkan untuk
mengetahui validitas dan kepraktisannya untuk kelas-kelas atau tempat lain. Serta melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipetipe belajar siswa. 2. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya. 3. Mengadakan revisi dan konsolidasi terhadap hasil unit eksperimen
berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba. 4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum. Perkembangan yang
dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang disusun secara berurutan itu telah berimbang ke dalamnya dan keluasannya, dan apakah pengalaman belajar telah memungkinkan belajarnya kemampuan intelektual dan emosional. 5. Menyusun kurikulum, yang dikembangkan secara menyeluruh dan
mendiseminasikan (menerapkan kurikulum pada daerah atau sekolah
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum
Page 4
yang lebih luas). Pada tahap akhir ini perlu dipersiapkan guru – guru melalui penataran- penataran, lokakarya, dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat – alat sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Gambar 2. Bagan Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Taba
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum
Page 5
Daftar Pustaka
Dakir, H. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group Chandrawati, Rahayu Sri. 2009.
Model-model Pengembangan Kurikulum dan
Fungsinya Bagi Guru http://chandrawati.wordpress.com/2009/04/20/modelmodel-pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/ [ diakses: Selasa, 23 Maret 2010]
Hilda Taba http://en.wikipedia.org/wiki/Hilda_Taba [diakses: Selasa, 23Maret 2010]
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum
Page 6