REFERAT BAGIAN PENYAKIT DALAM HEPATITIS VIRUS AKUT
Oleh : Arif Qadhafy Yesika okta saputeri
PEMBIMBING : dr.Henny K.koesna SpPD dr. Seno M. Kamil SpPD
RSUD SOREANG 2011 1
HEPATITIS VIRUS AKUT PENDAHULUAN(1)
Hepati Hepatitis tis virus virus akut akut merupa merupakan kan infeks infeksii sistemi sistemik k yang yang domina dominan n menye menyerang rang hati. hati. Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu : virus hepatitis A (HAV), Virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), Dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus lain yang ditularkan pascatransfusi seperti viru viruss hepa hepati titi tiss G dan dan viru viruss hepa hepati titi tiss TT tela telah h dapa dapatt diid diiden enti tifik fikasi asi akan akan teta tetapi pi tida tidak k menyebabkan hepatitis. Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut atau gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu: (1) 1.
Fase inkubasi, inkubasi, merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.
2.
Fase prodromal ( praikterik ), fase diantara diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus.
3.
Fase ikterus, ikterus, ikterus muncul setelah 5-10 hari , tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan munculnya gejala.
4.
Fase konvalesen (penyembuhan), diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada.
Agen penyebab hepatitis virus (1) 1.
Transmisi secara enterik, terdiri dari Virus hepatitis A (HAV) dan Virus hepatitis E (HEV) •
Virus tanpa selubung
•
Tahan terhadap cairan empedu
•
Ditemukan di tinja
•
Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik 2
•
Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.
2. Tran Transm smis isii mela melalu luii dara darah, h, terdi terdiri ri atas atas viru viruss hepa hepatit titii B(HB B(HBV) V),, viru viruss hepa hepati titis tis D (HDV), dan virus hepatitis C(HCV): •
Virus dengan selubung ( envelope )
•
Rusak bila terpajan cairan empedu/detergen
•
Tidak terdapat dalam tinja
•
Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
•
Dihubungkan dengan viremia yang persisten
EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO (1) 1. Viru Viruss hepa hepati titi tiss A(HA A(HAV) V) •
Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari)
•
Distribusi diseluruh dunia, endemisitas tinggi didaerah berkembang
•
HAV HAV diek dieksk skres resii di tinj tinjaa oleh oleh oran orang g yang yang terin terinfek feksi si selam selamaa 1-2 1-2 ming minggu gu sebelum dan 1minggu setelah awitan penyakit
•
Viremia Viremia muncul muncul secara singkat singkat (tidak lebih dari 3minggu), 3minggu),kadang kadang-kadan -kadang g sampai 90 hari pada infeksi yang kambuh
•
Ekskre Ekskresi si feses feses yang yang memanj memanjang ang(bu (bulan lanan) an)dil dilapo aporka rkan n pada pada neonat neonatus us yang yang terinfeksi
•
Tran Transm smisi isi
ente enteri rik( k(fek fekal al
oral oral)p )pred redom omin inan an
dian dianta tara ra
angg anggot otaa
kelu keluarg arga. a.
Dihubu Dihubungk ngkan an dengan dengan sumber sumber umum umum yang yang diguna digunakan kan bersam bersama, a, makana makanan n terkontaminasi dan air. 2.
Virus hepatitis E (HEV) •
Masa inkubasi rata-rata 40 hari
•
Distribusi luas dalam bentuk endemi dan pandemi
3
3.
•
HEV RNA terdapat di serum dan tinja selama fase akut
•
Penyakit epidemi dengan penularan melalui air
•
Adanya transmisi maternal-neonatal
•
Zoonosis: babi
Virus hepatitis B (HBV) •
Masa inkubasi 15-180 hari(rata-rata 60-90 hari)
•
virem0-90 hari)
•
viremia berlangsung selama beberapa minggu samapi bulan setelah infeksi akut
•
sebany sebanyak ak 1-5% 1-5% dewa dewasa, sa,90 90% % neon neonat atus us dan dan 50% 50% bayi bayi akan akan berk berkem emba bang ng menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten
•
infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker kanker hati
•
HBV ditemu ditemukan kan di darah, darah,sem semen, en,sek sekret ret serviko servikovag vagina inal,sa l,saliv liva,c a,ciran iran tubuh tubuh lainnya.
4.
Hepatitis virus D (HDV) •
Masa inkubasi 4-7 minggu
•
Insidensi berkurang dengan adanya peningkatan pemakaian vaksin
•
Endemis dimediterania,semenanjung balkan, bagian eropa bekas rusia
•
Viremia singkat(infeksi akut)viremia memanjang 9infeksi kronik)
•
Infe Infeks ksii HDV HDV hany hanyaa terja terjadi di pada pada indi indivi vidu du deng dengan an resik resiko o infe infeksi ksi HBV HBV ( koinfeksi koinfeksi atau superinfeksi superinfeksi:: IVDU, homoseksual homoseksual atau biseksual, biseksual, resipien donor darah, pasangan seksual
•
Cara Cara penula penularan ran:: melalu melaluii darah, darah, transm transmisi isi seksua seksual, l, penye penyebara baran n matern maternalalneonatal.
4
5. He Hepa pati titi tiss viru viruss C(HC C(HCV) V) •
Masa inkubasi 15-160hari(puncak sekitar 50 hari)
•
Infeks Infeksii yang yang menetap menetap dihubu dihubungk ngkan an dengan dengan hepati hepatitis tis kronik kronik,, sirosis, sirosis, dan kanker hati
•
Cara transmisi: darah (predominan) IVDU dan penetrasi jaringan dan resepien produk darah, transmisi seksual,maternal-neonatal, tak terdapat transmisi fekal oral.
GAMBARAN KLINIS (1)
1. Spektr Spektrum um penyakit penyakit mulai mulai dari dari asimtom asimtomatik atik,, infeks infeksii yang yang tidak tidak nyata sampai sampai kondis kondisii yang fatal sehingga terjadi gagal hati akut 2. Sindro Sindrom m klinis klinis yang mirip mirip pada pada semua semua virus penyebab penyebab mulai mulai dari gejala prodrom prodromal al yang non spesifik dan gejala gastrointestinal, seperti:a. Malaise,anoreksia,mual dan muntah. 3.
Awitan gejala cenderung muncul mendadak pada HAV dan HEV, pada virus yang lain secara insidious
4. Demam Demam jarang jarang ditem ditemuka ukan n kecuali kecuali pada pada inveksi inveksi HAV HAV 5. Immu Immune ne comp comple lex x medi mediate ated, d,ser serum um sick sickne ness ss like like synd syndro rome me dapa dapatt ditem ditemuk ukan an pada pada kurang dari 10% pasien dengan infeksi HBV, 6. Gejal Gejalaa prod prodro roma mall meng menghi hila lang ng pada pada saat saat timb timbul ul kuni kuning ng,, tetap tetapii gejal gejalaa anor anorek eksia sia,, malaise, dan kelemahan dapat menetap. 7. Ikterus Ikterus didahului didahului dengan dengan kemuncul kemunculan an urine berwarna berwarna gelap, gelap, pruritus pruritus ( biasanya biasanya ringan ringan dan sementara) dapat timbul ketika ikterus meningkat 8. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik fisik menunjukk menunjukkan an pembesaran pembesaran dan sedikit sedikit nyeri tekan tekan pada hati hati 9. Splenomeg Splenomegali ali ringan ringan dan limfadenop limfadenopati ati pada pada 15%-20% 15%-20% pasien. pasien.
PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI 5
Hepatitis A
Secara umum hepatitis diakibatkan karena adanya reaksi imun dari tubuh terhadap virus yang dipacu oleh replikasi virus di hati. Replikasi Replikasi virus hepat hepatitis itis A termas termasuk uk ke dalam jalur lisis. lisis . Pertama-tama virus akan menempel di reseptor permukaan sitoplasma, RNA virus masuk, pada saat yang sama kapsid yang tertinggal di luar sel akan hilang, di dalam sel RNA virus akan melakukan translasi, hasil dari translasi terbagi dua yaitu kapsid baru dan protein prekusor untuk replikasi DNA inang, DNA sel inang yang sudah dilekati oleh protein prekusor virus melakukan replikasi membentuk DNA sesuai dengan keinginan virus, DNA virus baru terbentuk, kapsid yang sudah terbentuk dirakit dengan DNA virus menjadi sebuah virion baru, virus baru yang sudah matang keluar dan mengakibatkan sel lisis oleh sel-sel fagosit. Hepatitis B 2,3
HBV masuk ke dalam tubuh secara parenteral. Dari peredaran darah partikel Dane (virion HBV) masuk ke dalam hati dan kemudian terjadi proses replikasi di sana. Hepatosit kemudian akan memproduksi dan mensekresi virion (partikel Dane), partikel HBsAg, serta HBeAg HBeAg (yang (yang tidak tidak memben membentuk tuk partik partikel el virus) virus).. Respon Respon imun imun non-sp non-spesif esifik ik pertam pertamaa kali kali dirangsang dirangsang dengan memanfaatkan memanfaatkan sel-sel natural killer. Respon imun ini tidaklah tidaklah cukup cukup untuk mengeradikasi HBV lebih lanjut. Oleh karena itu respon imun spesifik kemudian direkrut untuk mengaktivasi sel limfosit T dan B. sel T-sitotoksik (CD8+) teraktivasi setelah melakukan kontak dengan peptide HBV yang dipasang di MHC kelas I antigen presenting cell (APC). Peptida yang dipasang di MHC ini berupa HBcAg serta HBeAg. Proses eliminasi ini berhubungan dengan peningkatan ALT. Namun demikian terdapat pula proses eliminasi yang tidak menimbulkan kerusakan hepato hepatosit sit melalu melaluii TNF-alf TNF-alfaa serta serta interfe interferon ron gamma. gamma. Sel limfos limfosit it B akan akan memben membentuk tuk sel plasma melalui aktivasi sel CD4+ (T-helper) sehingga s ehingga menghasilkan antibody anti-HBs, antiHBc, serta anti-HBe. Anti-HBs berfungsi untuk menetralisasi partikel HBV dan mencegah masuknya virus kedalam sel. Oleh karena itu anti-HBs mencegah penyebaran virus dari sel ke sel. Apabila terjadi persistensi viremia, hal ini tidak disebabkan oleh ketidakmampuan atau defi defini nisi si anti anti-H -HBs Bs,, yang yang dibu dibukt ktik ikan an deng dengan an teta tetap p dite ditemu mukan kannn nny ya anti anti-HB -HBss wala walaup upun un bersembunyi dengan kompleks kompleks HBsAg.
6
Proses eliminasi eliminasi viremia viremia melibatkan melibatkan factor virus maupun maupun factor penjamu. penjamu. Salah satu mekani mekanisme sme yang yang menjela menjelaska skan n terjadi terjadiny nyaa persist persisten en infeks infeksii HBV adalah adalah adany adanyaa mutasi mutasi di daerah precore sehingga sehingga menyebabkan menyebabkan tidak dihasilkann dihasilkannya ya HBeAg. HBeAg. Eliminasi Eliminasi sel akibat infeksi mutan ini menjadi terhambat. Sementara itu pada anak-anak yang terinfeksi HBV mulai mulai dari dari neonatu neonatuss akan akan cender cenderung ung terjadi terjadi persist persistens ensii akibat akibat imuno imunotol toleran eransi si terhad terhadap ap HBeAg yang masuk ke dalam tubuh janin mendahului invasi HBV. Dalam keadaan normal, saat fase replikatif tengah berlangsung, titer HBsAg ditemui sangat tinggi, HbeAg positif, serta serta anti anti-HB -HBee yang nega negati tive ve.. Kons Konsen entr trasi asi DNA DNA HBV HBV juga juga ting tinggi. gi. Muta Mutasi si di gen gen P bermanifestasi kepada tingginya kadar DNA namun tidak ditemui nilai HBeAg akibat dari tidak dapat diproduksinya antigen tersebut. Hepatitis C (4)
Virus ini biasanya ditularkan melalui pajanan berulang secara perkutan, seperti darah dari transfuse, transplantasi transplantasi organ terinfeksi, terinfeksi, serta penggunaan penggunaan suntikan suntikan intervena. Virus ini memasuki hepatosit karena memiliki reseptor yang kompatibel dengan stuktur virus hepatitis C. mekanisme imunologis kemudian menyebabkan kerusakan hepatosit. Diketahui bahwa sel CD4+ , T dan yang dihasilkannya berperan dalam pathogenesis kekronikan infeksi ini. Reaksi inflam inflamasi asi akibat akibat kerusa kerusakan kan hepato hepatosit sit dapat dapat membua membuatt sel stelata stelata di celah celah disse disse hepato hepatosit sit menjadi aktif, bertransformasi menjadi miofibroblas yang menghasilkan matriks kolagen dan mendukung terjadinya fibrosis dan apabila berlanjut akan menimbulkan kerusakan hati dan sirosis hati Hepatitis D (5)
HDV merupakan virus yang tergantung dengan HBV untuk melakukan replikasi dan siklus hidupnya. Ketergantungan ini disebabkan oleh RNA virion memiliki defek sehingga membutuhkan HBsAg untuk transmisi. Oleh karena itu, proses transmisinya nyaris sama, kebanyakan melalui parenteral. Infeksi hepatitis D dapat terjadi melalui beberapa kondisi: 1. Koinfeksi Koinfeksi akut HDV dan HBV (membutuhk (membutuhkan an HBsAg) HBsAg) 2. Superinfeks Superinfeksii yang yang terjadi pada carrier carrier HBV HBV kemudian kemudian terinfek terinfeksi si oleh HDV HDV DIAGNOSIS(1) Diagnosis banding •
Penyakit hati karena obat atau toksin
•
Hepatitis iskemik 7
•
Hepatitis autoimun
•
Hepatitis alkoholik
•
Obstruksi akut traktus biliaris
Diagnosis secara serologis 1. Transm Transmisi isi infe infeksi ksi sec secara ara ente enterik rik.. a. HAV •
IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.
•
Anti HAV yang positif tanpa igM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau.
b. HEV •
Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui FDA.
•
IgM dan igG anti HEV baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset.
•
IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit.
•
IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan.
2. Infe Infeks ksii mela melalu luii dara darah. h. a. HBV •
Diagno Diagnosis sis serolog serologis is telah telah tersedi tersediaa dengan dengan mendet mendeteks eksii kebera keberadaa daan n dari dari igM antibody terhadap antigen core hepatitis (IgM anti HBc dan HBsAg).
Keduannya ada saat gejala muncul
HBsAg mendahului IgM anti HBc
HBsAg merupakan petanda yang pertama kali diperiksa secara rutin
HBsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti HBc 8
•
HbeAg dan HBV DNA
HBV DNA di serum merupakan petanda yang pertama muncul, akan tetapi tidak rutin diperiksa.
HbeAg biasanya terdeteksi setelah kemunculan HbsAg
Kedua petanda menghilang dalam beberapa minggu atau bulan pada infeksi yang yang sembuh sembuh sendiri. sendiri. Selanj Selanjutn utnya ya akan akan muncu muncull anti anti HBs HBs dan anti Hbe menetap.
•
•
Tidak diperlukan untuk diagnosis rutin.
IgG anti HBc
Menggantikan IgM anti HBc pada infeksi yang sembuh.
Membedakan infeksi lampau atau infeksi yang berlanjut.
Tidak muncul pada pemberian vaksin HBV.
Antibodi terhadap HbsAg (anti HBs)
Antibodi terakhir yang muncul
Merupakan antibody penetral
Secara Secara umum umum mengin mengindik dikasik asikan an kesemb kesembuha uhan n dan kekeba kekebalan lan terhad terhadap ap reinfeksi
Dimunculkan dengan vaksinasi HBV
b. HDV •
Pasien HBsAg positif dengan:
Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi (pemeriksaan belum mendapatkan persetujuan)
IgM anti HDV dapat muncul sementara. 9
•
•
•
Koinfeksi HBV/HDV
HBsAg positif
IgM anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Superinfeksi HDV
HBsAg positif
IgG anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Titer anti HDV akan menurun sampai tak terdeteksi dengan adanya perbaikan infeksi.
c. HCV •
Diagnosis serologi
Deteksi anti HCV
Anti HCV dapat dideteksi pada 60% pasien selama fase akut dari penyakit, 35% sisanya akan terdeteksi pada beberapa minggu atau bulan kemudian.
Anti HCV tidak muncul pada <5% pasien yang terinfeksi (pada pasien HIV, anti HCV tidak muncul dalam persentase yang lebih besar).
Pemeriksaan igM anti HCV dalam pengembangan. (belum disetujui FDA)
Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi untuk periode periode yang yang panjang, panjang, baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontan maupun yang berlanjut menjadi kronik. 10
•
HCV RNA
Merupakan petanda yang paling awal muncul pada infeksi akut hepatitis C.
Muncul setelah beberapa minggu infeksi.
Peme Pemerik riksa saan an yang yang maha mahal. l. Untu Untuk k mend mendia iagn gnos osis is peny penyaki akitt tida tidak k ruti rutin n dilaku dilakukan kan,, kecual kecualii pada pada keadaa keadaan n dimana dimana dicuri dicurigai gai adany adanyaa infeks infeksii pada pada pasien dengan anti HCV negatif.
Ditemukan pada infeksi kronik HCV.
PENGOBATAN(1) infeksi yang sembuh spontan
1. Rawa Rawatt jala jalan, n, kecu kecual alii pasie asien n denga engan n mual ual atau atau ano anorek reksia sia bera beratt yang ang akan akan menyebabkan dehidrasi 2. Mempertahan Mempertahankan kan asupan asupan kalori kalori dan dan cairan cairan yang adekuat adekuat •
Tidak ada rekomendasi diet khusus.
•
Makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang paling baik ditoleransi.
•
Menghindari konsumsi alcohol selama fase akut
3. Aktivitas Aktivitas fisis fisis yang berlebihan berlebihan dan berkepanjang berkepanjangan an harus harus dihindari dihindari 4. Pembatasan Pembatasan aktivitas aktivitas sehari-ha sehari-hari ri tergantung tergantung dari dari derajat derajat kelelahan kelelahan dan malaise. malaise. 5.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A, E, D. pemberian interferon-alfa pada hepatitis C akut dapat menurunkan resiko kejadian infeksi kronik. Peran lamivudin adefovir pada hepatitis B akut masih belum jelas. Kortikosteroid tidak bermanfaat.
6. Obat-o Obat-obat bat yang yang tidak tidak perlu perlu harus harus dihent dihentika ikan. n.
Gagal Hati Akut
11
1. Pera Perawa wata tan n di di RS RS •
Segera setelah diagnosis ditegakkan
•
Penang Penangana anan n terbai terbaik k dapat dapat dilaku dilakukan kan pada pada RS yang yang menye menyediak diakan an progra program m transplantasi hati
2. Belum Belum ada ada terap terapii yang yang terb terbaik aik efekti efektif f 3. Tujuan •
Sementa Sementara ra menung menunggu gu perbai perbaikan kan infeks infeksii sponta spontan n dan perbai perbaikan kan fungsi fungsi hati hati dilakukan monitoring kontinu dan terapi suportif
•
Pengenalan dini dan terapi terhadap komplikasi yang mengancam nyawa
•
Mempertahankan fungsi vital
•
Persiapan transplantasi bila tidak terdapat perbaikan
4. Angka Angka survival survival mencapai mencapai 65-75 65-75% % bila dilakuk dilakukan an transplantasi transplantasi dini
Hepatitis kolestatis
1. Perjalanan Perjalanan penyakit penyakit dapat dipersin dipersingkat gkat dengan dengan pemberian pemberian jangka jangka pendek pendek prednisone prednisone atau asam ursodioksikolat. Hasil penelitian masih belum tersedia. 2. Pruritu Prurituss dapat dikon dikontro troll dengan dengan kolestr kolestriam iamin. in. Hepatitis Relaps •
Penanganan serupa dengan hepatitis yang sembuh spontan.
PENCEGAHAN(1) Pencegahan terhadap infeksi hepatitis dengan Penularan Secara Enterik HAV Pencegahan dengan imunoprofilaksis
12
1. Imunoprofilaksis sebelum paparan a. Vaks Vaksin in HAV HAV yan yang g dilem dilemah ahka kan n •
Efektifitas tinggi (angka proteksi 94-100%)
•
Sangat imunogenik (Hampir 100% pada subyek sehat)
•
Antibody protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-95% subjek
•
Aman, toleransi baik
•
Efektifitas proteksi selama 20-50 tahun
•
Efek samping utama adalah nyeri di tempat penyuntikan
b. Dosis dan jadwal vaksin HAV •
>19 tahun. 2 dosis of HAVRIX® (1440 Unit Elisa) dengan interval 6-12 bulan
•
Anak > 2 tahun. 3 dosis HAVRIX® (360 unit Elisa), 0, 1 dan 6-12 bulan atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c.
Indikasi vaksinasi •
Pengunjung ke daerah resiko tinggi
•
Homoseksual dan biseksual
•
IVDU
•
Anak dan dewasa muda pada daerah yang pernah mengalami kejadian luar biasa
•
Anak Anak oada oada daerah daerah dimana dimana angka angka kejadi kejadian an HAV lebih tinggi tinggi dari angka angka nasional
•
Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
•
Pekerja laboratorium yang menangani HAV
13
•
Pramusaji
•
Pekerjaan pada bagian pembuangan air
2. Imunoprofilaksis pasca paparan •
Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
•
Keberhasilan immunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna
•
Dosis dan jadwal pemberian immunoglobulin : •
Dosis 0,02ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera mungkin setelah paparan
•
Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
•
Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan infeksi HAV akut
HEV
Kemunculan IgG anti HEV pada kontak dengan pasien hepatitis E dapat bersifat proteksi, akan tetapi efektifitas dari immunoglobulin yang mengandung anti HEV masih belum jelas. •
Pengembangan immunoglobulin titer tinggi sedang dilakukan
•
Vaksin HEV sedang dalam penelitian klinik pada daerah endemik.
HBV Pencegahan pada infeksi yang ditularkan melalui m elalui darah
Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis B sebelum paparan. 1. Imunoprof Imunoprofilaksis ilaksis vaksin hepatitis hepatitis B sebelum sebelum paparan paparan a. Vaks Vaksin in rekom rekombin binan an ragi ragi •
Mengandung HBsAg sebagai imunogen
14
•
Sangat Sangat imunogeni imunogenik, k, menginduk menginduksi si konsentrasi konsentrasi proteksi proteksi anti HBsAg pada >95% pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit 3 dosis.
•
Efektifitas sebesar 85-95% dalam mencegah infeksi HBV.
•
Efek samping utama 1. Nyeri Nyeri sement sementara ara pada pada tempat tempat suntika suntikan n pada 10-25 10-25% % 2. Demam Demam ringa ringan n dan dan sing singkat kat pada pada <3% <3%
•
Booster Booster tidak direkomendasik direkomendasikan an walaupun walaupun setelah 15 tahun imunisasi imunisasi awal
•
Booster Booster hanya hanya untuk untuk indivi individu du dengan dengan imunok imunokomp omprem remais ais jika jika titer titer dibawah 10mU/ml
•
Peran Peran imunot imunoterap erapii untuk untuk pasien pasien hepati hepatitis tis B kronik kronik sedang sedang dalam dalam penelitian
b. Dosis dan jadwal vaksinasi HBV, pemberian IM (deltoid) dosis dewasa untuk dewasa, untuk bayi, anak sampai umur 19 tahun dengan dosis anak (1/2 dosis dewasa), diulang pada 1 dan 6 bulan kemudian c. Indikasi •
Imunisasi universal untuk bayi baru lahir
•
Vaksinasi catch up untuk untuk anak anak sampai sampai umur umur 19 tahun tahun (bila (bila belum belum divaksinasi)
•
Grup resiko tinggi: 1. Pasangan dan anggota keluarga yang kontak dengan dengan karier hepatit hepatitis is B, 2. Pekerj Pekerjaa keseha kesehatan tan dan pekerja pekerja yang yang terp terpap apar ar dara darah, h, 3. IVDU, IVDU, 4. Homo Homosek seksu sual al dan dan bisek biseksua suall pria pria,, 5. Individu dengan banyak pasangan seksual, 6. Resipien transfuse darah, 7. Pasien Pasien hemodi hemodialis alisis, is, 8. Sesama Sesama narapi narapidan dana, a, 9. Indivi Individu du dengan dengan penyakit hati yang sudah ada ( missal hepatitis C kronik).
15
2. Imun Imunop opro rofil filak aksis sis pasca pasca papa papara ran n deng dengan an vaks vaksin in hepa hepati titi tiss B dan dan immu immuno noglo globu buli lin n hepatitis B (HBIG) Indikasi: •
Kontak seksual dengan individu yang terinfeksi hepatitis akut: o
Dosis 0,04-0,07mL/kg HBIG sesegera mungkin stelah paparan
o
Vaksin HBV pertama diberikan saat atau hari yang sama pada deltoid sisi lain
o
•
Vaksin kedua dan ketiga diberikan 1 dan 6 bulan kemudian
Neonates dari ibu yang diketahui mengidap HBsAg positif: o
Setengah mili liter HBIG diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dibagian anterolateral otot paha atas
o
Vaksin HBV dengan dosis 5-10 ug, diberikan dalam waktu 12 jam pada sisi lain, diulang pada 1 dan 6 bulan.
o
Efektifitas perlindungan melampaui 95%
REKOMENDASI UMUM(1) •
Pasien dapat dirawat jalan selama terjamin hidrasi dan intek kalori yang cukup
•
Tirah baring tidak lagi disarankan kecuali bila pasien mengalami kelelahan yang berat
•
Tidak ada diet yag spesifik atau suplemen yang memberikan hasil efektif
•
Protein dibatasi hanya pada pasien yang mengalami ensefalopati hepatik
•
Selama fase rekonvalesen diet tinggi protein dibutuhkan untuk proses penyembuhan
•
Alkohol harus dihindari dan pemakaian obat-obatan dibatasi
•
ObatObat-ob obat at yang ang dimeta dimetabo boli lism smee di hati hati haru haruss dihi dihind ndari ari akan akan teta tetapi pi bila bila sang sangat at diperlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis 16
•
Pasien diperiksa tiap minggu selama fase awal penyakit dan terus evaluasi sampai sembuh
•
Harus terus dimonitor dimonitor terhadap kejadian kejadian ensefalopati ensefalopati seperti kesadaran kesadaran somnolen, somnolen, mengantuk dan asterisk
•
Masa protombin serum merupakan petanda yang baik untuk menilai dekompensasi hati dan menentukan saat yang tepat untuk dikirim ke pusat transplantasi
•
Memonitoring konsentrasi transaminase serum tidak membantu dalam hal menilai fungsi hati pada keadaan hepatitis fulminal karena konsentrasinya akan turun setelah ada kerusakan sel hati massif
•
Anti mual muntah dapat membantu keluah mual dan muntah
•
Pasien Pasien yang yang menunj menunjuka ukan n gejala gejala hepatit hepatitis is flumi fluminal nal harus harus segera segera dikiri dikirim m ke pusat pusat transplantasi
•
Transplantasi hati bisa merupakan prosedur penyelamtan hidup untuk pasien yang mengalami dekompensasi setelah serangan akut hepatitis
•
Pasien dengan hepatitis akut tidak memerlukan perawatan isolasi
•
Orang yang merawat pasien hepatitis virus akut A dan E harus selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
•
Orang yang kontak erat dengan pasien hepatitis B akut seharusnya menerima vaksin hepatitis B
17
DAFTAR PUSTAKA 1. Sudoyo, Sudoyo, Aru W., W., dkk. 2006. 2006. Buku Buku Ajar Ajar Ilmu Penyak Penyakit it Dalam. Edisi Edisi IV, Jilid Jilid 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Sant Santiy iyoso oso A. Hepat Hepatit itis is viru viruss akut akut.. In: In: Sudo Sudoy yo AW, AW, Seti Setiy yohadi ohadi B, Alwi Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors.Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009
18
3. Soemo Soemohar hardjo djo S, Gunawan Gunawan S. Hepatitis Hepatitis b kronik kronik.. In: Sudoyo Sudoyo AW, Setiy Setiyoha ohadi di B, Alwi I, Simadibrata M, SetiatiS, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009 4. Boyer Boyer N, Marcellin Marcellin P. Pathoge Pathogenesis, nesis, diagno diagnosis sis and managem management ent of hepatitis hepatitis C. Journal of Hepatology; 2000;32:98-11212. 2000;32:98-11212. 5. Wedemeyer Wedemeyer H, Manns MP. MP. Epidemio Epidemiology logy,, pathogenesis pathogenesis and and managemen managementt of hepatitis D: update andchallenges ahead.Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology; 2010 Jan; 7:31-40
19