Memperbaiki Hati
Isi Buku 1.
Dahulukan Memperbaiki Hati, Sebelum Memperbaiki yang Lain…
2.
Orang-orang Yang Menolak Kebenaran, Hatinya Akan Keras Seperti Batu
3.
Kedudukan Hati dalam Jasad
4.
Bersihkan Hati Secara Islami, Jangan Terlena Ketenangan Hati Yang Semu
5.
9 Upaya dan Teladan Dalam Mensucikan Jiwa
6.
14 Mensucikan Jiwa (Tazkiyatun Nufus) Agar Akal dan Nurani Tidak Mati
7.
18 Tazkiyatun Nufus (Pensucian Jiwa) Hanyalah dengan Tauhid dan Amal Shalih
8.
23 Mengobati Jiwa dengan Upaya Keras Melawan Dorongan Hawa Nafsu Yang Buruk
Hati Yang Selamat, Hati Yang Akan Menyelamatkan Kita di Akhirat
llh t‘l telh berfirmn, ―Yitu hri yng hrt dn nk -anak -anak tidak akan memberi manfaat, kecuali orang-orang yang dtng menghdp llh dengn membw hti yng selmt‖( selmt‖ (sy Syu‘r : 88-89) 88 -89) Sesungguhnya kehidupan yang haqiqi adalah kehidupan yang dirasakan oleh hati s eorang hmb, yitu hti yng senntis memenuhi serun Rbbul ‗lmin dn hti yng tunduk dan taat kepada-Nya. llh t‘l berfirmn : ―Whi orng-orang orng-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasulullah, ketika menyeru kalian kepada apa yang dapat memberikan kehidupan bagi kalian, dan ketahuilah sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada Nyalah kalian akan dikumpulkn‖ dikumpulkn‖ (Al (Al Anfaal : 24) Ibnul Qoyyim rhimhullh mengtkn, ―Sesungguhny ―Ses ungguhny kehidupn yng hqiqi, yng kn memberikan manfaat kepada manusia hanyalah kehidupan yang meng-‗ijbh‘ meng-‗ijbh‘-i -i panggilan llh t‘l dn Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm. Maka barangsiapa yang hatinya tidak memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kehidupan baginya, meskipun dia hidup nmun dengn kehidupn yng serup dengn hidupny bintng ‖ (Liht l Fwid, Thqiq Syikh Slim bin ‗Id l Hilly, cetkn Maktabah cetkn Maktabah Ar Rusyd, hal 140) Oleh krenny llh t‘l ttkl mensifti orng-orang orng-orang kafir, Allah misalkan mereka bgikn bintng ternk, tu bhkn merek lebih sest dri bintng ternk. llh t‘l berfirman : ―Merek (orng-orang (orng-orang kafir) adalah bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat (dri bintng)‖ (l ‘rf : 179) llh t‘l telh berfirmn,
―Yitu hri yng hrt dn nk -anak -anak tidak akan memberi manfaat, kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat‖(sy selamat ‖(sy Syu‘r : 88-89) 88-89) Hari kiamat adalah hari yang tidak ada akan bermanfaat harta benda dan anak-anak. Harta manusia tidak akan bisa melindungi pemiliknya dari jilatan adzab Allah, meskipun dia mendatangkan harta berupa emas sepenuh s epenuh bumi, meskipun dia berlindung kepada seluruh penduduk bumi. Pada hari tersebut tidaklah bermanfaat seluruh materi dan perbendaharaan dunia. Sesuatu yang dapat memberikan manfaat hanyalah hati yang beriman kepada Allah, hati yang memurnikan agama kepada-Nya, dan hati yang terbebas dari kesyirikan. Ibnu ‗bbs rhimhullhu mengtkn, ―Hti yng selmt adalah selmt adalah hati yang bersaksi bahwa tidk d sesembhn yng berhk disembh melinkn llh t‘l semt ‖ ‖ (Lihat (Lihat Tafir Ibnu Ktsir untuk surt sy Syu‘r : 88-89) 88 -89) Muhammad bin Sirrin rahimahullahu mengatakan, ―Hti yng selmt dlh hti yng mengetahui bahwa Allah adalah haq (benar), mengetahui bahwa kiamat kelak akan datang, tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya dan hati yang meyakini bahwa Allah akan membngkitkn mnusi setelh kemtin‖ (Liht Tfir Ibnu Ktsir untuk surt sy Syu‘r : 88-89) Abu Utsman An Naisabury rahimahullahu mengatakan, ―Hti yng selmt dlh hti yng terbebs dri kebid‘hn dn hti yng tentrm di ts sunnh.‖ sunnh.‖ (Lihat (Lihat Tafir Ibnu Katsir untuk surt sy Syu‘r : 88-89) 88 -89) llhu ‘lm
Dahulukan Memperbaiki Hati, Sebelum Memperbaiki yang Lain…
‗Brng sip yng memperbiki p yng tersembunyi dlm htiny, mk llh kn memperbaiki apa yang nampak dari dirinya, dan barang siapa yang memperbaiki hubungannya hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan para mnusi‘‖ (dri Kitb Mukhtshor l Imn l Kbir, S yikh Muhmmd bin ‗bdul Wahhab, Maktabah Darul Minhaj halaman 31) Sah dan tidaknya amalan dhohir seorang hamba, adalah ditentukan dengan benar atau tidaknya apa yang tersembunyi di dalam hati orang tersebut. llh t‘l berfirmn (rtiny) : ―Mk pkh orng-orang orng-orang yang membangun bangunan (masjid) atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-Nya adalah lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang yang runtuh , lalu (bangunan) tersebut roboh roboh bersama dia ke dlm nerk jhnnm.‖(At jhnnm.‖(At Taubah :109) Syikh s S‘diy rhimhullhu menjelskn dlm tfsirny ttkl menfsirkn yt tersebut, ―Mksud dri membngun bngunn (ml ibdh) ts dsr tqw dlh ‗ts dasr dasr nit yng sholeh dn keikhlsn kepd llh‘. (Tisir Krimirrhmn, Cet kn Maktabah Ar Rusyd, halaman 352) Dn beliu rhimhullh jug mengtkn : ―Sesungguhny imn (yng d di dlm hti) merupakan syarat sah dan diterimannya amal sholeh. Dan tidaklah sebuah amal dikatakan sebgi ml yng sholeh melinkn didsri dengn imn.‖ (Tisir Krimirrhmn, Cetkn Maktabah Ar Rusyd, halaman 449) Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan: ―Brngsip yng hendk meninggikan bangunannya, maka hendaklah dia mengokohkan pondasinya dan memberikan perhatian penuh terhadapnya. Sesungguhnya Sesungguhnya kadar tinggi bangunan yang yang bisa dia bangun adalah sebanding dengan kekuatan pondasi yang dia buat. Amalan manusia adalah ibarat
bangunan dan pondasinya pondasinya adalah iman‖ iman ‖ (Liht l Fwid, Thqiq Syikh Slim bin ‗Id l Hilaly, cetakan Maktabah Ar Rusyd, hal 229) Kemudian beliau melanjutkan: ―dpun pondsi tersebut menckup du perkr : Pertm dlh pengenln yng bik seorng hmb kepd llh ‗zz w Jll, selur uh uh perintah Nya, nama dan kepada sifat-sifat-Nya yang mulia, dan yang yang kedua adalah ketundukan yang sempurn kepd llh subhnhu w t‘l dn Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm‖( Liht l Fwid, Thqiq Syikh Slim bin ‗Id l Hilly, cetkn Mkt abah Ar Rusyd, hal 229-230) Oleh karena itu hendaklah seorang muslim perhatian muslim perhatian terhadap apa yang ada di dalam hatinya, berusaha memperbaiki keimanannya dan apa yang yang diyakini oleh hatinya dan berusaha meninggalkan berbagai bentuk keraguan yang dapat mengurangi dan membatal kan keimannya. Sufyn Ibnu ‗Uyinh rhimhullhu berkt, ―Ulm ―Ulm-ulama -ulama terdahulu biasa saling mengirim nseht stu dengn yng linny, ‗Brng sip yng memperbiki p yng tersembunyi dalam hatinya, maka Allah akan memperbaiki apa yang nampak dari dirinya, dan barang siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungnny dengn pr mnusi‘‖ (kmi mengutip dri Kitb Mukhtshor l Imn l hubungnny Kbir, Syikh Muhmmd bin ‗bdul Whhb, Mktbh Drul Minhj halaman 31) Tidaklah Allah melihat kedudukan seorang hamba, melainkan apa yang tertanam dalam hati dn buh yng muncul dri hti tersebut. Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm telh bersabda, ―Sesungguhny llh tidklh meliht pd bentuk jsd dn dn wajah-wajah wajah-wajah kalian, akan tetapi Di kn meliht pd hti klin, dn Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm menunjuk dd beliu‖ (Hdits riwyt Muslim, Muslim, no. 6542 dalam Bab Tahrimu Dzulmi Al Muslilmi wa Khudzlihi w Ihtiqorihi w Dmmihi w ‗Irdhihi wa w a Maalihi)
Orang-orang Yang Menolak Kebenaran, Hatinya Akan Keras Seperti Batu
llh t‘l berfirmn, mengkhbrkn tentng kedn orng-orang orng -orang kafir (artinya) : ―Buknkh merek berjln di ts muk bumi, llu (buknkh) merek pun memiliki hti yang mereka bisa berpikir dengannya, atau memiliki telinga yang mereka bisa mendengar dengannya. Maka sesungguhnya bukanlah mata mereka yang buta, akan tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada‖ (Al-Hajj : 46) ―Dn sungguh Kmi telh jdikn bny bn yk k dari penghuni neraka Jahanam dari kalangan jin dan manusia, mereka memiliki hati, akan tetapi tidak digunakan untuk memahami, dan mereka memiliki mata, akan tetapi tidak digunakan untuk melihat, dan mereka pun memiliki telinga, tetapi tidak digunakan di gunakan untuk mendengar, mereka bagaikan binatang ternak, orang-orng yng lli‖ ( l ‘rf : 179 ) bahkan mereka lebih sesat, mereka lah orang-orng ―Kemudin setelh itu, hati kalian mengera mengerass bagaikan kerasnya batu, bahkan lebih keras lagi (dari batu)” (Al Baqarah : 74) Berk itn itn dengn surt l Bqrh yt 74, dri Ibnu ‗bbs rdhiyllhu ‗nhu, l ‗ufi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, tatkala ada seorang yang terbunuh di kalangan Bani Israil, para manusia berselisih tentang siapakah pembunuh orang tersebut. Kemudian Allh Allh t‘l perinthkn kepd Bni Isr‘il untuk menyembelih menyembelih seekor spi betin. Kemudin llh t‘l perinthkn untuk memukulkn slh stu bgin dri tubuh spi betin tersebut ke badan mayat. Maka tatkala mayat tersebut dipukul dengan salah satu anggota badan sapi betin, seketik itu myt tersebut hidup kembli. Llu ditnykn kepdny : ―Sipkh yng membunuh dirimu?‖ Lnts orng tersebut menjl skn, ―yng membunuh diriku dlh anak-nk anak-nk sudrku‖, kemudin orng tersebut mti kembli. Akan tetapi orang-orng orang-orng yng tertuduh tdi mengtkn, ―Demi llh, kmi tidklh membunuhny‖. Mk dengn perktn merek ini, merek telh mendustkn kebenrn setelh merek menyksikn kebenrn tersebut.‖ (Liht Tfsir Ibnu Ktsir untuk Surt l Baqarah ayat 74, Asy Syamilah) Maka seiring berjalannya waktu, hati orang-orng orang-orng Bni Isr‘il menjdi semkin mengers dn mereka semakin enggan menerima pelajaran dan nasehat, walaupun mereka te lah
menyaksikan kebenaran pada ayat-ayat Allah dan mukjizat-mukjizat-Nya. Hati mereka sebgimn yng llh t‘l firmnkn, mengers sebgimn kersn y btu, tu bhkn lebih keras lagi dari batu, tidak dapat dilembutkan.Sesungguhnya di antara celah bebatuan masih bisa mengalirkan mata air yang mengaliri sungai-sungai. Di antara bebatuan, ada juga yang terbelah sehingga keluar darinya air, meskipun air tersebut tidak mengalir. Ada pula bebatuan yang meluncur jatuh dari puncak puncak gunung, dikarenakan takut kepada Allah subhnhu w t‘l, sebgimn llh t‘l firmnkn firmnkn : ―Lngit yng tujuh, begitu pul bumi, dn seluruh yng d di dlmny, seluruhny bertsbih (mensucikn) llh t‘l, dn tidklh d sesutu pun melinkn seluruhny seluruhny bertasbih memuji-Nya, akan tetapi kalian tidak mengerti (bagaimana) tasbih-tasbih mereka. Sesungguhnya Dia-lh Dia- lh Dzt yng Mh Penyntun dn Mh Pengmpun‖ (l Isr‘ : 44) (Lihat Tafsir Ibnu Katsir tentang surat Al Baqar ah ayat 74) Demikianlah keadaan orang-orng orang-orng Bni Isr‘il, orng Yhudi, orng Nshrni sert orngorng orang musyrik dan orang sesat lainnya. Hati mereka telah mati, mengeras dan membatu. Bahkan kerasnya bebatuan pun tidak sanggup menandingi kerasnya hati mereka. Bebatuan masih bisa merasa takut kepada Allah dan masih bisa mengalirkan air dari sela-sela dirinya. Adapun hati orang-orang yang menyimpang, sama sekali mereka tidak merasa takut kepada llh subhnhu w t‘l. Penyebabnya adalah karena mereka berpaling dari kebenaran, setelah mereka mengetahui kebenrn tersebut. Sebgimn llh t‘l firmnkn : ―Ttkl mer eka eka menyimpang (dari kebenaran), maka sekalian Allah akan simpangkan hati mereka, dan Allah tidaklah memberi petunjuk kepada orang-orng orang- orng yng fsik‖ (As fsik‖ (As Shaf : 5) Syikh s S‘diy rhimhullhu mengtkn, ―Slh stu punck kelncngn dn kesestn adalah tatkala seorang manusia mengetahui kebenaran, lantas meninggalkannya. Mereka berpaling dari kebenaran dengan maksud dan keinginan mereka. Mk llh t‘l kn semakin memalingkan hati mereka dari kebenaran, sebagai hukuman bagi mereka, atas kesesatan yang mereka pilih. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka, karena mereka tidaklah pantas untuk menerima kebaikan, tidak pantas bagi mereka melainkan kebinasaan. (Taisir kebinasaan. (Taisir Karimirrahman, Cetakan Maktabah Ar Rusyd, halaman 758) Maka berpaling dari kebenaran, berpaling dari Al Quran dan As Sunnah merupakan sebab yang paling utama yang membuat hati manusia mengeras dan membatu. membatu . Sebagaimana hal ini menimpa Bani Bani Isr‘il dn yng semislny.Berpaling semislny. Berpaling dari kebenaran, kebenaran, inilah ciri khas yang dimiliki oleh para hli bid‘h. hli bid‘h, merek enggn untuk menerim kebenrn, meskipun telh nmpk jels kebenrn tersebut dtng dri llh t‘l dn Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm. Inilh perbedn yng sngt mencolok ntr hlus sunnh wl jm‘h dengn hli bid‘h. Ahli sunnah bukanlah seluruhnya orang-orang yang selalu benar dan terlindung dari kesalahan, ahlus sunnah bukanlah seluruhnya orang yang memiliki ilmu yang tinggi. Akan tetpi hlu sunnh, mereklh hlul ittib‘ kepd Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm, yaitu orang-orang yang senantiasa berusaha mengikuti kebenaran dan petunjuk dari Al Quran dan As Sunnah.(rekmn Sunnah. (rekmn peljrn Syikh Ibrhim bin ‗mir r Ruhily hfidzohullhu ketika membahas kitab Dzamu Qoswatil Qalb li Ibni Hajar Al Asqolany)
Kedudukan Hati dalam Jasad
Hati bagaikan raja dalam jasad manusia, dan anggota badan yang lainnya adalah bagaikan tentara-tentara hati, yang selalu patuh dan taat pada perintah hati. Apapun yang diperintahkan oleh sang raja, senantiasa akan ditaati oleh para tentaranya. Hati-lah yang mengatur seluruh gerk nggot bdn. (Liht Jmi‘ul ‗Ulum wl Hikm, Ibnu Rjb l Hnbli ). Amalan yang muncul dari diri seseorang merupakan pencerminan dari apa yang terpatri di dalam hatinya. Baik dan buruknya jasad dan amalan dhohir manusia bergantung dengan kedn htiny. Rsulullh shllllhu ‗lihi w sllm bersbd: ―Kethuilh sesungguhny dlm jsd mnusi terdpt segumpl dging, jik bik segumpal daging tersebut, maka akan baik pula seluruh jasadnya, dan jika rusak segumpal daging tersebut, maka akan rusak pula seluruh jasad tersebut. Keta huilah segumpal daging tersebut dlh l Qlbu (jntung)‖ (Muttfqun‘lhi) Hati memiliki peranan yang sangat utama dalam hidup dan kehidupan manusia. Bahkan hati merupakan salah satu unsur dari tiga unsur syarat sah keimanan. Keyakinan ahlus sunnah wal jm‘h meykini bhw imn dlh keykinn dn pembenrn di dlm hti, ucpn dengan lisan dan amalan dengan anggota badan. Ini merupakan kesepakatan ahli ilmu sejak zmn dhulu, dn tidklh menyelisihi ijm‘ (kesepktn) ini melinkn orng yng menyimpang dan orang yang sesat. Sebgimn diktkn oleh Imm Syfi‘i rhimhullhu : ―…dn telh menjdi kesepktn di klngn pr shhbat shhb at dan orang-orang yang mengikuti mereka, bahwa yang dimaksud dengan iman adalah pe rkataan, amal perbuatan, dan niat (keyakinan di dalam hati), dan tidaklah seseorang diberi balasan pahala melainkan dengn berkumpulny ketig hl tersebut‖.(kami tersebut‖.( kami mengutip dari Kitab Mukhtashor Al Iman l Kbir, Syikh Muhmmd bin ‗bdul Whhb, hl. 31, Mktbh Drul Minhj) Maka orang yang meniadakan peranan hati dari definisi iman, sungguh dia adalah orang yang tersesat dengan kesesatan yang nyata. Sebagaimana yang terjadi pada orang-orang munafik. Orang munafik, secara dhohir menampakkan bahwa dirinya adalah bagian dari kaum
muslimin. Amalan badannya sama dengan apa yang dilakukan Abu Bakar As Shidq, Umar bin Khttb, Utsmn bin ‗ffn, ‗li bin bi Thlib dn pr shh bat lainnya radhiyallahu ‗nhum. Orng-orang Orng-orang munafik pun juga melakukan sholat berdzikir kepada Allah dan amalan-amalan ibadah lainnya. Namun apabila kita menilik lebih dalam kepada hatinya, hatinya, hakikatnya mereka adalah orang yang menyembunyikan permusuhan kepd kep d Islm dn kum muslimin. Sehingg llh t‘l mengncm merek dengn ncmn yng sngt kers, llh t‘l berfir mn, ―Sesungguhny orng-orang orng -orang munafik berada di kerak neraka yang paling dalam, dan tidak akan pernah engkau jumpai penolong bagi mere k‖ k‖ (An (An Nisa : 142) Hal ini disebabkan mereka tidak memiliki satu unsur yang sangat asasi dalam pengakuan iman mereka, yaitu keyakinan di dalam hati. Seorang mukmin tentu akan berusaha memperbaiki amalan-amalannya. Dimulai dari yang paling asasi, yaitu pembenaran hati dan diikuti dengan dengan pelurusan amalan-amalan badan dan lisan. Inilah keimanan yang hakiki, terpatri kokoh di dalam hati seorang mukmin, terpancar dari lisannya dan tercermin dari tingkah laku dan perbuatannya. Terkumpul pada dirinya tiga hal, keyakinan, pengakuan dan pengamalan, satu dengan lainnya tidak terpisahkan. llhu ‘lm.
Bersihkan Hati Secara Islami, Jangan Terlena Ketenangan Hati Yang Semu
Di tengah karut-marut kehidupan dunia, ketenangan jiwa menjadi oase yang didamba banyak ban yak orang. orang. Pelbgi mcm metode ―pencerhn‖ jiw yng tersuguh di hdpn msyrkt kit, tak pelak menjadi sesuatu yang ditunggu, laris manis. Bujet besar yang dikeluarkan bukan hlngn, sl bis ikut peltihn ini tu trining tri ning itu, yng penting ―ketenngn‖ jiwa ―ketenngn‖ jiwa bisa diraih dalam sekejap. ESQ, pelatihan motivasi, dan aktivasi otak kanan adalah contohnya. Walaupun seringnya diakui sebagai training manajemen bukan training agama, namun praktiknya sering menggunakan istilah agama, mengutip ayat atau hadits. Parahnya, selain tidak mendudukkan pada tempatnya, para trainer atau motivator ada yang mengutip mengutip hadits palsu. Alhasil, agama dijadikan kedok untuk membenarkan metode mereka yang konon katanya dikembangkan untuk mendukung penggalian potensi diri manusia itu. Pd khirny, pr pesert bru smpi pd thp ―mers‖ sudh berubh, mendpt ―pencerhn‖, tu ―disuntiki‖ energi positif. Tentu sebuh kemusthiln ―perubhn‖ hny bisa dicapai dalam beberapa jam pelatihan. Para peserta sejatinya tengah ditipu, di dalam pelatihan yang selalu menguras duit yang cukup besar ini, mereka diindoktrinasi bahwa mereka hebat dan punya kekuatan besar di dalam diri mereka yang tengah tidur, yang harus dibngunkn untuk merih p yng dinmkn ―sukses dn k y‖. Selain sol sol doktrin yng slh kprh, beberp metode ―pencerhn‖ jiw seperti model mujahadah, zikir berjamaah, perenungan (kontemplasi), riyadhah, atau meditasi, banyak dipengaruhi tasawuf (ajaran sufi). Selain itu, ESQ dan sebangsanya disusupi liberalisme yang menafsirkan al-Qur‘n al-Qur‘n dn s-Sunnah s -Sunnah secara bebas, mengajarkan bahwa pada dasarnya ajaran seluruh agama adalah benar dan sama, semua pemeluk agama punya kesamaan, yakni sama-sama punya hati, mempergunakan suara hati yang terdalam sebagai sumber kebenaran, serta menganggap para nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian. Melalui buku- buku buku ―tzkiytun nufus (penyucin (penyucin jiw)‖ yng beredr, msyrkt jug dicekoki
beragam cerita takhayul dan khurafat tasawuf yang menyesatkan, hanya hanya berlandaskan pada pengalaman/kontemplasi tokoh-tokoh sufi. Pertanyaannya, tak cukupkah al-Qur‘n al- Qur‘n dn s-Sunnah s-Sunnah kita jadikan rujukan? Mana yang lebih bisa dipegangi dan selamat untuk diikuti, al-Qur‘n al- Qur‘n dn s-Sunnah s -Sunnah ataukah cerita picisan model sufi? Secara kemasan, training atau pelatihan semacam ESQ kadang menarik, lebih-lebih didukung penggunaan multimedia. Namun, orang yang cerdas tentu tidak menilai sesuatu berdasarkan kemasan semata, tetapi juga melihat isi is i dan substansi yang diajarkannya. Inilh problem ―dkwhtinment‖ dews ini. Cr-cara Cr -cara dan subtansi dakwah yang diajarkan Rsulullh Shllhu ‗lihi wsslm justru ditingglkn. lih-alih lih -alih memprioritaskan tauhid dn jrn yng benr, ksi pnggung rtis ―dkwhtinment‖ jug kering dri dlil -dalil alQur‘n dn as-Sunnah dn as-Sunnah yang sahih. Asal bikin orang memerhatikan isi ceramahnya, asal bisa diterima, bahkan asal bikin audien terpingkal-terpingkal, substansi menjadi nomer dua. Di kampung-kampung, kampung-kampung, malah muncul dai yang isinya hanya menyanyi qasidah/lagu-lagu gubahan, dri wl hingg khir. Klu sudh begini, bgimn msyrkt wm ―melek‖ agama? Tentu ironis jika jalan tazkiyatun nufus yang bersumber dari al-Qur‘n al- Qur‘n dn s-Sunnah s-Sunnah dianggap kurang bisa memikat masyarakat yang didakwahi, dianggap cara-cara klasik, ti dak keren, dsb. Tugas dai adalah menyampaikan, perkara hidayah adalah urusan Alla h Subhanahu w t‘l. Selm kit mendkwhkn substnsi yng benr sekligus menggunkn crcrcara yang benar, insya Allah dakwah itu akan beberkah. Oleh karena itu, mari be rsihkan hati dengan cara Islami, raih ketakwaan, amalkan Islam secara ikhlas dan sesuai as-Sunnah, insya Allah kebersihan hati akan kita raih. Sumber : Bersihkan Hati Secara Islami, Majalah AsySyariah AsySyariah Edisi 079
Upaya dan Teladan Dalam Mensucikan Jiwa
Membersihkan jiwa dari kotoran yang melekat adalah misi utama diutusnya Nabi Muhmmd Shlllhu ‗lihi wsslm. llh Subhnhu w T‘l berfirmn, ―Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, s erta mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam dalam kesestn yng nyt.‖ (Ali nyt.‖ (Ali Imran: 164) Oleh karena itu, apabila kita cermati agama a gama Islam yang mulia ini, dari akidah, ibadah, akhlak, perintah, dan larangannya, semua mengarah kepada kepada pembersihan jiwa. Akidah tauhid misalnya. Apabila telah tertanam kokoh dalam kalbu seseorang, niscaya najis kesyirikan akan lenyap dari dirinya. diri nya. Dia tidak akan menggantungkan nasibnya dan menyndrkn urusnny selin kepd llh Subhnhu w T‘ l. Diriny ridh dengn keputusn llh Subhnhu w T‘l. Htiny pun tenteram tent eram dengan mengingat-Nya. Dia akan selalu berhati-hati ketika akan bertindak dan berucap, karena yakin akan pemantauan llh Subhnhu w T‘l. Demikin pul mln shlt dn zkt, llh Subhnhu w T‘l syritkn untuk mewujudkan kesucian jiwa. Allh Allh Subhnhu w T‘l berfirmn, ―Sesungguhny shlt itu mencegh dri (perbutn(perbutn - perbutn) perbutn) keji dn mungkr.‖ (almungkr.‖ (al‗nkbut: 45) Di smping itu, shlt jug membersihkn dos, sebgimn sbd Nbi Shllhu ‗li hi wassalam,: ―p pendpt klin p bila ada sebuah sungai di (hadapan) pintu salah seorang kalian yang ia mandi padanya sehari lima kali, apa yang kalian katakan tentang hal itu, (apakah) masih tersis kotornny?‖ Merek (pr shbt) menjwb, ―Tidk tersis kotornny sedikit pun.‖ Nbi Shllhu ‗lihi wsslm bersbd, ―Seperti itulh perumpmn shlt lim wktu, llh Subhnhu w T‘l menghpus dengnny dos -dos.‖ dos.‖ (HR. (HR. al-Bukhari dan Muslim) dpun yng berkitn dengn zkt, llh Subhnhu w T‘ l mengtkn,
―mbillh zkat zkat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikn merek.‖ (at-Taubah: merek.‖ (at-Taubah: 103) Jadi, dengan mengeluarkan zakat dan sedekah, seseorang akan dibersihkan dari dosa dan sifat-sifat yang tercela. Inilah sekelumit contoh yang menegaskan bahwa syariat Islam datang untuk membersihkan jiwa-jiwa dari beragam kotoran yang melekat pada dirinya. Bahkan, di antara faedah pelaksanaan hukuman had atas pelaku kejahatan adalah seba gai penghapus dosa kejahatan yang dilakukannya. Di samping itu, akan menimbulkan efek jera bagi pelakunya dan sebagai peringatan bagi orang yang yang tergerak ingin melakukan kejahatan serup. Nbi Shllhu ‗lihi wsslm bersbd, ―Brng sip melkukn dos llu ditegkkn tsny hukumn hd terhdp dos tersebut, hal itu dlh penebus dosny.‖ (HR. dosny.‖ (HR. Ahmad dalam al-Musnad dan al-Bukhari dalam atTarikh dari Khuzaimah bin Tsabit z. Asy-Syaikh al-Albani t menyatakannya sahih dalam ashShahihah no. 2317) Agar Dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Meraih Harapan
Jiwa tidak akan meraih cita-citanya cita-cit anya yang mulia, yaitu surga dengan beragam kenikmatan yang ada di sana, sampai ia bersih dan baik. Hal i tu karena Allah Mahabaik dan tidak menerima selain yang baik. Demikian pula, surga adalah tempat yang baik dan diperuntukkan bagi orang-orang yang baik. llh Subhnhu w T‘l menyebutkn men yebutkn smbutn pr mlikt terhdp penghuni surg tatkala mereka memasukinya, Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dibawa ke dalam surga berombongrombongan (pula). Hingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka, berkatalah kepada mereka penjaga- penjgny, ―Kesejhtern (dilimphkn) ts klin. Klin telh bik, mk msukilh surg ini, sedngkn kmu kekl di dlmny.‖ (az-Zumar: 73) Apabila jiw jiw telh bik dn bersih, i kn dekt dengn llh Subhnhu w T‘l sehingga beragam penghambaan yang tulus akan muncul dari dirinya. Hatinya akan terpenuhi kecintn kepd llh Subhnhu w T‘l. Lisnny tk terputus dri menyebut nmnm Nya, hatinya tak pernah berhenti mengingat-Nya. mengingat-Nya. Anggota tubuhnya tubuhnya pun selalu terlihat tunduk dan patuh kepada-Nya. Orang yang melihatnya akan tente ram dan dipenuhi perasaan cinta kepadanya karena sesungguhnya tenteramnya manusia pada seseorang itu sesuai dengan tentermny tentermny orng tersebut dengn llh Subhnhu w T‘l. Inilh sesungguhny kenikmatan dunia yang tak bisa ditandingi oleh kenikmatan apa pun. Buah yang indah tersebut tidak akan didapat oleh orang yang bermaksiat kepada Allah Subhnhu w T‘l dn merendahkan meren dahkan dirinya dengan menyimpang dari syariat. Orang seperti ini justru kn dijuhkn dri sisi llh Subhnhu w T‘l sebts penyimpangannya. Oleh Oleh karena itu, muncullah kesenjangan antara dia dan Allah Subhanahu w T‘l, demikin pul ntr di dn d n manusia yang lain. Andaikata dia meraih seluruh kenikmatan duniawi, niscaya belumlah mampu untuk menggantikan kesenjangan ini.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rhimhullh menerngkn, ―Orng yng terpenjr dlh yang hatinya terpenjara dari (cinta dan mengenal) Rabbnya, dan orang yang tertawan adalah yng ditwn oleh hw nfsuny.‖ (l-Wabilush (l-Wabilush Shayyib) Tidaklah seorang hamba mendapat hukuman yang lebih berat daripada kekakuan hati dan juhny dri llh Subhnhu w T‘l. Cara/Teladan Salafush Shalih dalam Mensucikan Jiwa
Pendahulu umat ini yang saleh tahu persis bahwa kebahagiaan yang hakiki terjaminkan dengn ush pembersihn jiw. llh Subhnhu w T‘l berfirmn, ―Sesungguhny beruntunglh orng yng menyucikn jiw itu, dn sesungguhny merug ilah orng yng mengotoriny.‖ (asy-Syams: mengotoriny.‖ (asy-Syams: 9 — 10) 10) Dengan demikian, beragam upaya dilakukan demi tercapainya tujuan yang mulia ini. Akan tetapi, upaya tersebut tidak keluar dari batasan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallahu ‗lihi wsslm. Di antara usaha tersebut adalah: 1. Menyucikan jiwa dengan mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan membuang segala macam kesyirikan.
Ini tentu saja upaya yang paling wajib karena di atasn ya dibangun kokohnya kokohnya keislaman seseorang. Jiwa yang telah suci dengan tauhid akan selalu t erbimbing. Sikap mawas diri akan tumbuh, penggungn kepd llh Subhnhu w T‘l sellu me wrni kehidupnny. begitu pula kecintaan kepada-Nya akan tampak dalam segala gerak-geriknya. gerak-geriknya. Demikian pula membersihkan jiwa dari kesyirikan, karena apabila kesyirikan melekat pada seseorang, hatinya menjadi sarang berbagai ketakutan dan keyakinan yang tidak mendasar sert menjdi rpuh kren ketergntungnny kepd selin llh Subhnhu w T‘l. dlh Rsulullh Shllhu ‗lihi wsslm selalu s elalu membersihkan jiwa para sahabat dari kesyirikan hampir dalam setiap kesempatan. Pernah, pada suatu hari yang malamnya turun hujn, Nbi Shllhu ‗lihi wsslm bersbd kepd pr shbt, ―Thukh klin p yng diktkn oleh Rbbmu tdi mlm?‖ Merek menjwb, ―llh dan Rasul- Ny Ny yng lebih thu.‖ Nbi bersbd bersbd bhw llh Subhnhu w T‘l berfirmn, ―Hmb-Ku ―Hmb-Ku di pagi hari ada yang beriman dan ada yang kafir kepada- Ku. Orang yng mengtkn, ‗Kmi diberi hujn kren keutmn dn rhmt dri d ri Allah Subhanahu w T‘l‘, mk di telh berimn kepd-Ku kepd -Ku dan mengingkari (pengaruh) bintang-bintang (terhdp turunny hujn). dpun yng mengtkn, ‗Kmi diberi hujn kren munculny bintng ini dn itu‘, i telh kfir kpd-Ku kpd-Ku dan memercayai bintang- bintng.‖ bintng.‖ (HR. (HR. alBukhari dan Muslim) 2. Mensucikan diri dengan mengerja mengerjakan kan yang diwajibkan dan meninggalkan yang diharamkan.
Upaya ini adalah yang paling utama yang dilakukan oleh seorang setelah mentauhidkan Allah Subhnhu w T‘l. Lndsn hl h l ini adalah hadits qudsi dalam Shahih al-Bukhari, Rsulullh Shllhu ‗lihi wsslm bersbd, ―llh Subhnhu w T‘l berfirmn,
‗Tidklh hmb-Ku hmb-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan atasny‘.‖ atasny ‘.‖ Umar bin al-Khththb al-Khththb z berkt, ―mln yng pling utm dlh mengerjkn p yng diwjibkn oleh llh Subhnhu w T‘l dn menhn diri dri p yng dihrmkn oleh llh Subhnhu w T‘l, dn nit yng bik terhdp p yng di sisi ll ah Subhanahu w T‘l.‖ (t-Tazkiyah (t-Tazkiyah baina Ahlis Sunnah wash Shufiyah) Telah dimaklumi, di antara keutamaan amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh hamba dlh menyebbkn dos dimpuni. llh Subhnhu w T‘l berfirmn, ―Sesungguhny perbutn-perbuatan perbutn -perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan perbutn yng buruk.‖ buruk.‖ (Hud: 114) Demikian pula, meninggalkan dosa-dosa besar akan menyebabkan dosa seseorang diampuni, sebgimn firmn llh Subhnhu w T‘l, ―Jik kmu menjuhi dos-dosa dos-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kmi msukkn kmu ke tempt yng muli (surg).‖ (an-Nisa: (surg).‖ (an-Nisa: 31) 3. Mengerjakan amalan-amalan sunnah
Ini juga jalan yang lebar untuk meraih kesucian jiwa s etelah seseorang melaksanakan kewajiban-kewajiban. Adalah Salaf ash-Shalih sangat menjaga amalan-amalan sunnah dengan beragam bentuknya. Mereka tidak mencukupkan diri dengan mengerjakan yang wajib saja. Sebagian mereka, saking nikmatnya shalt sha lt mlm, smpi mengtkn, ―Tidklh tersisa dari kelezatan dunia selain tiga hal: shalat malam, bertemu dengan saudara-saudara (seimn), dn shlt berjmh.‖ Salah seorang sahabat menangis ketika hendak meninggal. Ketika ditanya sebabnya, dia menjawa b, ―Demi llh, ku tidklh menngis kren duni duni klin dn tidk pul kren berpisah dengan kalian. Namun, aku menangis karena (berpisah dengan) lamanya haus di di saat musim pns dn shlt (mlm) di st mlm dingin yng pnjng.‖ (t-Tazkiyah (t-Tazkiyah baina Ahlus Sunnah wash Shufiyyah hlm. 13) Maksudnya, ia menangis sedih karena akan berpisah dengan kebiasaan beramal puasa di siang yang terik dan shalat di malam-malam yang dingin. 4. Selalu berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala
Ini adalah amalan yang tidak mengenal waktu, tempat, dan bilangan tertentu, selai n zikir b‘d shlt, zikir pgi petng, dn semislny yng memiliki ketentun. mln zikir, meskipun ringan di lisan, namun berat pada timbangan di hari kiamat. Ibnul Qyyim t berkt, ―Tidk dirguk dir guk an an bahwa kalbu itu bisa berkarat seperti tembaga, perak, dan logam lainnya, sedangkan pembersihnya adalah zikir. Dengan zikir, kalbu akan seperti cermin yng putih mengilp. pbil meningglkn zikir, klbu kn berkrt.‖ (l Wabil ash-Shayyib, Ibnul Qayyim)
5. Istighfar (meminta ampun) kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala
Nbi Shllhu ‗lihi wsslm bersbd, ―Sesungguhny pbil seorng mukmin melkukn dos, d titik hitm pd klbuny. Jik ia bertobat, mencabut diri (dari dosa), dan beristighfar, k lbuny lbuny dibersihkn….‖ (Dinyatakan dibersihkn….‖ (Dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3441) Al-Hasan al-Bshri al-Bshri t berkt, ―Perbnyklh beristighfr di rumh-rumah, rumh -rumah, di majelis-majelis, dan di mana pun kalian berada. Sesungguhnya kalian tidak thu di mn mpunn itu turun.‖ (Tafsir Surat an-Nashr karya Ibnu Rajab al-Hanbali t) 6. Berdoa
Di ntr petunjuk Nbi Shllhu ‗lihi wsslm demi tercpiny kebersihn jiw dlh berdoa sebagai berikut. ―Whi llh, berilh ketkwn pd diriku dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang menyuciknny. Engkulh yng mengurusiny dn memilikiny.‖ (HR. Muslim dari Zaid bin Arqam z) Walhasil, kesucian jiwa akan didapat dengan menjalankan ketentuan s yariat, yaitu mengerjakan perintah, menjauhi larangan dengan hati yang tulus, serta mengikuti petunjuk Rsulullh Shllhu ‗lihi wsslm dn genersi slf sh-shalih, sh-shalih, bukan dengan perkara perkr bid‘h yng bertentngn dengn gm. Hl ini seperti yng dilkukn oleh kelompok Sufi yang membuat-buat berbagai wirid, zikir, amalan, dan aturan dalam ibadah yng sm sekli juh dri petunjuk Nbi Shllhu ‗lihi wsslm. Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah dalam kitabnya Talbis Iblis tela h mengupas tuntas tentang kesesatan kaum Sufi dan jauhnya mereka dari ilmu yang haq. Padahal beberapa tokoh besar yang diklaim bagian dari kelompok mereka, seperti al-Junaid, Abu Sulaiman ad-Darani, dan semisalnya, dengan tegas telah mengharuskan berpegang teguh dengan al-Qur‘n al- Qur‘n dn ssSunnah dalam segala hal. Al-Junaid Al-Junai d berkt, ―Ilmu kit terkit dengn l-Kitab l -Kitab dan asSunnah. Barang siapa tidak menghafal al-Kitab, tidak menulis hadits, dan tidak mempelajari fikih, i tidk bis dijdikn teldn.‖ Abul Husain an- Nuri berkt kepd sebgin temnny, ―Brng sip engkau engkau lihat dia mengku berd pd sebuh kedn bersm llh subhnhu wt‘l, yng kedn itu mengelurknny dri btsn ilmu syrit, jngn engku dekti.‖ (Ringksn Tlbis Iblis) Wllhu‘lm. Sumber : Upaya Salaf dalam Me
Mensucikan Jiwa (Tazkiyatun Nufus) Agar Akal dan Nurani Tidak Mati
Era globalisasi semakin menjauhkan manusia dari kesucian jiwa. J iwa yang suci menjadi barang yang langka. Pencemaran batin dengan dengan berbagai maksiat dalam bentuk kekafiran, kesyirikan, dan syahwat birahi, merambah deras melalui sa rana media elektronik dan media cetak. Kini, apa pun yang dimaukan dan segala yang digandrungi oleh jiwa telah berada dalam jangkauan. Bahkan, dunia berikut gemerlapnya ibarat dalam genggaman tangan. Semuanya dapat dinikmati melalui sebuah alat komunikasi mini bernama telepon genggam. Iman yang semakin menipis, kebodohan yang kian menebal, diir ingi oleh semakin mudahnya segala fasilitas maksiat, semakin murah lagi canggih. Apa jadinya? Tak lain, jiwa semakin ternoda, noktah bahkan bercak hitam kian melekat dalam kalbu. Membuatnya semakin buta akan kebenaran, semakin buta akan kebaikan, hingga tak kenal yang baik dan tak mengingkari yang mungkar. Lebih parah lagi, noda-noda itu telah membalik pola berpikirnya sehingga yang baik dia anggap jelek, yang jelek dianggap baik, hal yang tabu dianggap biasa, dan rasa malu nyaris sirna. Sungguh benar sabda Nabi Shalallahu alaihi wassalam, ―pbil engku tidk lgi puny rs mlu, berbutlh sesukmu!‖ (HR. sesukmu!‖ (HR. al-Bukhari) Memang, apabila benteng iman telah roboh, tak tersisa selain benteng malu. Apabila benteng malu pun ikut roboh, tak ada penghalang bagi seseorang untuk melakukan maksiat walaupun di depan orang, di siang bolong dan terang te rang benderang. Inikah buah dari modernisasi dan globalisasi yang kebablasan? Kalau ini buahnya, lantas apa yang dibanggakan darinya? Akankah kita membanggakan dekadensi moral yang semakin hari kian terpuruk, iman yang kian menipis, serta kebodohan yang kian menutupi akal pikiran dan hati nurani? Apa artinya kecanggihan teknologi apabila tidak tersisa nilai religi? Kemanakah jiwa-jiwa suci itu? Apakah itu hanya ada di masa dahulu, yang kini tinggal cerita dan kenangan? Ataukah itu hanya sebuah kebanggaan yang kita banggakan dan hanya sebatas itu, tanpa kita mencontohnya?
Atau menjadi kebanggaan pun tidak, karena kini kebanggaan orang-orang telah beralih kepada bintang-bintang film, atlet, dan selebritas walaupun kehidupan mereka kelam? Sungguh celaka apabila hal ini yang terjadi. Mereka telah kehilangan teladan. Sampai kapankah ini semua akan berlangsung? Tidakkah kita segera mengakhirinya sebelum semkin juh? Tidkkh sudh dtng wktuny kit terbngun dri ‗mimpi indh‘ dlm buaian setan, dan tersadar dari mabuk gemerlapnya dunia? llh Subhnhu Wt‘l telh berseru, berseru , ―Belumkh dtng wktuny bgi orng-orang orng -orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan tunduk kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orng orang- orng yng fsik.‖ (al-Hadid: fsik.‖ (al-Hadid: 16) Toh, dunia seisinya tak ada nilainya dibandingkan dengan kenikmatan surga yang kekal abadi. Toh, beratnya mengekang jiwa tak sebanding dengan beratnya menahan siksa neraka. Untukmu, mri menuju jiw yng suci… Definisi Tazkiyatun Nufus
Tazkiyatun nufus adalah rangkaian dari dua kata: tazkiyah dan nufus. Tazkiyah memiliki makna suci dan berkembang. (Mu‘jm (Mu‘jm Mqyis l-Lughah l-Lughah dan Tahdzibul Lughah) Adapun nufus adalah bentuk jamak dari kata nafs, yang artinya jiwa. Jadi, pembahasan tazkiyatun nufus atau tazkiyatun nafs artinya pembahasan artinya pembahasan mengenai penyucian jiwa dan pengembangannya, pengembangannya, agar semakin bersih dan suci sehingga berkembang dengan semakin tunduk kepada Rabbnya, serta berkembang dengan banyak beramal. Ibnu Timiyyh t jug menjelskn, ―sl mkn zkh (tu tzkiyh, – pen.) adalah penmbhn dlm kebikn. Dri kt ini, muncul muncul ungkpn, ‗Zk zz-zr‘u,‘ rtiny tumbuhn itu berkembng. Demikin pul, ‗Zk l -mlu,‘ rtiny hrt itu bertmbh. Kebaikan itu tidak akan berkembang melainkan dengan meninggalkan kejelekan, sebagaimana tumbuhan tidak akan berkembang melainkan dengan dibersihkan dari semak dan gulma di sekelilingnya. Begitu pula jiwa dan amalan, tidak akan berkembang melainkan dengan dibersihkan dari segala yang berlawanan dengannya. Seseorang juga tidak akan bersih dan berkembang melainkan dengan dengan meninggalkan kejelekan, karena kejelekan itu akan menodiny.‖ (z(z-Zuhd wl Wr‘) Makna Nafs dan Pentingnya Pembahasan Pembahasan Tazkiyatun Nufus
Apa hakikat nafs yang biasa kita terjemahkan dengan jiwa?
Tentang hal ini, para pakar Islam dari kalangan ulama fikih dan akidah serta ulama ahli tafsir dan bhs, bhs, telh bnyk membhsny, bik dlm litertur t fsir mupun mu‘jm, ykni kamus-kamus Arab. Ringkas kata, Ibnul Qayyim t telah membahas masalah ini juga dalam kitabnya, al -Arwah, yang kesimpulannya bahwa mayoritas pakar Islam berpendapat bahwa nafs bahwa nafs atau jiwa dalam hal ini maksudnya adalah ruh. ―Hkikt keduny dlh stu. Merek yng berpendpt demikin dlh jumhur (myorits) ulm,‖ ungkp Ibnul Qyyim. Meskipun demikian, dalam penggunaan kata nafs dan ruh terkadang memiliki maksud yang lain. Namun, yang dimaksud dalam kajian tazkiyatun nufus adalah ruh. Makna ini telah didukung oleh banyak dalil, baik dari al-Qur‘n al- Qur‘n mupun l-Hadits. l -Hadits. Dalil-dalil tersebut menyebutkan kata nafs dengan makna ruh. Bahkan, disebut pula bahwa ruh ada yang baik (thayyibah) ada pula yang jelek (khabitsah). Dalam sebuah hadits, Nabi Shalallahu alaihi wassalam menceritakan proses pencabutan ruh seorang manusia oleh malaikat. Apabila manusia itu mukmin yang baik, malaikat mengatakan, ―Whi jiw yng bik, kelurlh engku menuju mpunn dri llh Subhnhu Wt‘l dan keridhaan- Ny.‖ Lantas dibawalah nyawa tersebut oleh para malaikat ke langit, dengan bau yang sangat harum semerbak. Setiap kali melewati kumpulan para malaikat, mereka pun berkata, ―Ruh sipkh yng bik ini?‖ Pr mlikt pembw ruh tersebut mengtkn,―Fuln bin Fuln,‖ disebutlh nmny yang terbaik semasa hidup di dunia. Sebaliknya, apabila manusia itu adalah seorang kafir atau munafik, para m alaikat mengatakan, ―Whi jiw yng jelek, kelurlh menuju kemurkn llh Subhnhu Wt‘l dn kemarahan- Ny.‖ Ny.‖ Para malaikat kemudian membawa ruh tersebut menuju langit, dengan bau yang sangat busuk. Setiap ruh tersebut melewati kumpulan para para malaikat, mereka mengatakan, ―Ruh sip yng jelek ini?‖ Para mlikt mlikt pembw ruh tersebut menjwb, ―Fuln bin Fuln,‖ dengn menyebutkn namanya yang terjelek ketika dia hidup di dunia. Demikianlah Nabi Shalallahu alaihi wassalam menjelaskan adan ya jiwa yang baik dan jiwa yang buruk. Dalam hadits yang lain, beliau juga mengisyaratkan adanya ruh yang baik dan yang buruk.
―Ruh-ruh itu berkelompok-kelompok yang banyak. Yang cocok di antara mereka akan saling ―Ruh-ruh sepkt, dn yng tidk cocok kn sling menjuh.‖ (Sahih, menjuh.‖ (Sahih, HR. Muslim) Ulm menjelskn, ―Yng bik kn cenderung cenderung kepada yang baik, dan yang jelek akan cenderung kepd yng jelek.‖ (Syrh Jmi‘ Shgir, n-Nihayah n -Nihayah fi Gharibil Hadits, dll.) Oleh karena itulah, dalam pembukaan khutbah, dahulu Nabi Shalallahu alaihi wassalam sering berlindung kepada Allah Subhanahu Wt‘l dri kejelekn jiw. Sbdny, ―Sesungguhny segl puji hny milik llh, kmi memohon pertolongn kepd-Nya, kepd -Nya, memohon ampunan kepada-Nya, dan memohon perlindungan dari kejelekan-kejelekan jiwa kmi.‖ (Sahih, kmi.‖ (Sahih, HR. Abu Dawud dan yang lain) Beliau Shalallahu alaihi wassalam pun mengajari seseorang untuk berdoa, ―Y llh, lindungilh ku dri kejhtn jiwku, dn kokohkn tekdku pd urusnku yng pling lurus.‖ Masih ada lagi doa-do doa-do lin untuk mint perlindungn kepd llh Subhnhu Wt‘l dari jiwa yang jelek. Melihat kenyataan yang ada, tentu amat penting bagi kita untuk senantiasa mengontrol kondisi jiwa kita serta mengusahakan segala hal untuk menggapai kesucian jiwa dan membebaskannya dari segala yang mengotorinya. Ibnul Jauzi t mengatakan saat mengomentari hadits bahwa ruh itu berkelompok-kelompok, ―Dimbil dri hdits tersebut sebuh fedh, yitu pbil seseorng mendptkn pd jiwanya sikap lari dari seorang yang saleh, seyogianya ia mencari tahu sebabnya, sebabnya, lalu ia berusaha untuk membebskn membebskn diriny dri sift tercel ini.‖ (dinukil dri kitb Dlil llFalihin) Sumber : Menuju Kesucian Jiwa,(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Qomar Suaidi, Lc) Majalah Majalah AsySyariah Edisi 079
Tazkiyatun Nufus (Pensucian Jiwa) Hanyalah dengan Tauhid dan Amal Shalih
Tazkiyatun nafs adalah memperbaiki jiwa ji wa dan membersihkannya dengan ilmu yang bermnft dn ml sleh, sert melksnkn perinth llh Subhnhu W T‘l dan menjauhi larangan-Nya. Rsulullh shlllhu ‗lihi wsslm pernah wsslm pernah menjelaskan makna tazkiyatun nafs dan keutmnny. Beliu Shlllhu ‗lihi Wsslm bersbd, ―Tig perkr yng pbil seseorng melkuknny, di kn merskn mnisny imn: (1) ( 1) Seseorng beribdh kepd llh Subhnhu W T‘l sj, tidk d ses embhn yng haq selain Dia, (2) Seseorang mengeluarkan zakat malnya setiap tahun, tidak mengeluarkan yang tua, yang jelek, atau yang sakit. Namun, dibayarkan dari harta kalian yang tidak ter lalu mhl, kren llh Subhnhu W T‘l tidk memint yng terbik kepd klin, jug tidk memerinth yng terjelek. (3) Seseorng membersihkn jiwny.‖ d yng bertny, ―pkh yng dimksud membersihkn jiwny?‖ Rsululllh n menjwb, ―Di meykini bhw llh Subhnhu W T‘l bersmny (mengwsi (mengwsi dn mengethui) di mn pun i berd.‖ (HR. berd.‖ (HR. ath-Thabarani dan al-Baihaqi, dinyatakan sahih oleh al-Albani. Lihat penjelasannya dalam ash-Shahihah pada pembahasan hadits no. 1046) Asy-Syaikh al-Albani t mengatakan bahwa asy-Syaikh Muhammad bin Yahya adz-Dzuhli t menerngkn, ―Mkn ‗Di meykini bhw llh Subhnhu W T‘l bersmny (mengwsi dn mengethui) di mn pun i berd,‘ ykni ilmu llh Subhnhu W T‘l meliputi segal segal sesutu dn llh Subhnhu W T‘l tetp t etp berd di ts rsy.‖ Pentingnya Tazkiyatun Nufus
Di ntr bukti yng menunjukkn pentingny pentingny mslh ini, i ni, llh Subhnhu W T‘l berulang kali bersumpah untuk menegaskan menegaskan bahwa baiknya hamba tergantung pada pembersihn jiwny. llh Subhnhu W T‘l T‘l berfirmn,
―Demi jiw sert penyempurnnny (ciptnny), mk llh mengilhmkn kepd jiw itu kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhny ses ungguhnyaa merugilh merugi lh orng yng mengotoriny.‖ (asy-Syams: mengotoriny.‖ (asy-Syams: 7 — 10) 10) llh Subhnhu W T‘l berfirmn, ―Sesungguhny beruntunglh orng yng membersihkn jiw (dengn berimn). Dn di ingt nm Rbbny, llu di melksnkn shlt.‖ (alshlt.‖ (al-‘l: ‘l: 14— 15) 15) Qatadah dan Ibnu Uyainh Uyai nh rhimhumllh berkt, ―(Ykni) telh bhgi seseorng yng telh menyucikn jiwny dengn kettn kepd llh Subhnhu W T‘l dn mlml ml sleh.‖ Tazkiyatun nufus adalah sebab seseorang mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekl. kekl. llh Subhnhu W T‘l berfirmn, ―Brng sip dtng kepd Rbbny dlm kedn berimn lgi sungguh-sungguh sungguh -sungguh telah beramal saleh, mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (muli), (yitu) surg ‗dn yng menglir sungai-sungai sung ai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dlmny. Dn itu dlh blsn bgi orng yng bersih (dri kekfirn dn kemksitn).‖ (Thaha: 75 — 76) 76) Mksudny, surg ‗dn dlh blsn bgi b gi orng yng membersihkn jiwny dri kotorn dan kesyirikan, bagi yang yan g beribdh kepd llh Subhnhu W T‘l sj, tidk menyekutukan-Nya, kemudian yang melakukan kebaikan yang dibawa oleh para rasul. Para Nabi Menyeru Umatnya untuk Membersihkan Jiwa Mereka
llh Subhnhu W T‘l memerinthkn Nbi Mus q untuk berkt kepd Fir‘un, Ktknlh (kepd Fir‘un), ―dkh keinginn bgimu untuk membersihkn diri (dri kesesatan). Dan engkau akan kupimpin ke jalan Rabbmu agar engkau takut kepada- Ny?‖ kepada- Ny?‖ (an- Nzi‘t: Nzi‘t: 18— 19) 19) llh Subhnhu W T‘l berfirmn tentng NbiNbi - Ny Ny Muhmmd Shlllhu ‗lihi Wassalam, ―Dilh yng mengutus kepd kum yng but huruf seorng rsul di ntr merek, yng membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta mengajari mereka alKitab dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesestn yng nyt.‖ (alnyt.‖ (al-Jumu‘h: Jumu‘h: 2) Di antara doa Rasulullah shlllhu ‗lihi wsslm , ―Y llh, beriknlh kepd jiwku ketkwnny, suciknlh jiwku, kren Engku adalah sebaik-baik Dzat yang membersihknny. membe rsihknny. Engku dlh wli dn mulny.‖ mulny.‖ (HR. (HR. Muslim) Asy-Syikh Asy-Syikh Muhmmd bin Ibrhim t berkt, ―Di ntr kidh umum yng disepkti dalam kitab para nabi adalah masalah tazki yatun nufus dan penjelasan bahwa kebahagiaan
yang hakiki tidak akan terwujud selain dengan menyucikan jiwa melalui ketaatan kepada llh Subhnhu W T‘l, beribdh hny hn y kepd-Nya, kepd-Nya, dan mengutamakan akhirat dripd duni. llh Subhnhu W T‘l berfirmn, ―Sesungguhny beruntunglh orng yng membersihkn diri (dengn b eriman). Dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia melaksanakan shalat. Tetapi, kalian (orang-orang kafir) memil ih kehidupan duniawi, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitb kitab-kitb Ibrhim dn Mus.‖ (al-‘l: (al-‘l: 14— 19) 19) (Diringkas dari Rasail asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim, saat menjelaskan beberapa sis i persamaan kitab yang dibawa oleh para rasul, di antaranya adalah masalah kaidah umum umum seperti tazkiyatun nufus) Tazkiyatun Nufus Hanya dengan Jalan Rasulullah shalallahu „alaihi wassalam
Sesungguhnya, tazkiyatun nufus diserahkan kepada para rasul ka rena Allah Subhanahu Wa T‘l mengutus merek hnylh untuk ini. llh Subhnhu W T‘l menugskn mereka untuk melakukan tazkiyatun nufus dan menyerahkan tugas ini kepada mereka, dalam hal mengajarkan, menjelaskan, dan memberikan bimbingan kepadanya, bukan dalam hal mencipta dan memberi ilham. Para rasul diutus untuk mengobati jiwa umat. llh Subhnhu W T‘l berfirman, berfirm an, ―Dilh yng mengutus kepd kum yng but huruf seorng rsul di ntr merek, yng membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, serta mengajari mereka alKitab dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesestn yng nyt.‖ (alnyt.‖ (al-Jumu‘h: Jumu‘h: 2) llh Subhnhu W T‘l berfirmn, ―Sebgimn (Kmi telh menyempurnkn nikmt Kmi kepd klin), Kmi telh mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-a yat Kami kepada kalian dan menyucikan kalian serta mengajarkan kepada kalian al -Kitab dan al-Hikmah, serta mengjrkn kepd klin p yng belum klin kethui.‖ (al-Baqarah: kethui.‖ (al-Baqarah: 151) Menyucikan jiwa lebih sulit daripada mengobati jasmani. Barang siapa membersihkan jiwanya dengan riyadhah, mujahadah, mujahadah, dan menyepi, yang tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh para rasul, dia seperti orang sakit yang mengobati dirinya dengan pendapat sendiri, padahal dia tidak mengetahui ilmu kedokteran. Para rasul adalah dokter hati. Tidak ada jalan untuk menyucikan dan memperbaiki hati selain dengan jalan mereka dan melalui bimbingan mereka, diiringi dengan ketundukan yang murni dn berserh diri kepd llh Subhnhu W T‘l. (Diringks dri Mdrijus Sl ikin) Syariat Islam Datang untuk Tazkiyatun Nufus
Syariat semuanya adalah tazkiyah (pembersih) jiwa hamba-hamba Allah Subhanahu Wa T‘l, hingg merek pnts msuk ke surg-Nya. surg -Nya.
Tuhid dlh tzkiyh, menyucikn jiw hmb llh Subhnhu W T‘l. llh Subhnhu W T‘l berfirmn, Katakanlah, ―ku hnylh seorng mnusi seperti klin, diwhyukn kepdku Katakanlah, bahwasanya Rabb kalian adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besa rlah bagi orangorang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan z akat dan merek kfir kn dny (kehidupn) khirt.‖ (Fushshilat: khirt.‖ (Fushshilat: 6 — 7) 7) Ibnu Ktsir t berkt, ―li bin bi Thlhh t menukil dri Ibnu bbs c bhw beliu berkt, ‗Mksudny, merek tidk mengucpkn L L ilh illllh‘.‖ Demikian juga pendapat Ikrimah t. Ibdh shlt dlh tzkiyh pul. Shlt dlh penyuci jiw. llh Subhnhu W T‘l berfirman, ―Bclh p yng telh diwhyukn kepdmu, yitu l-Kitab l -Kitab (al-Qur‘n) (al-Qur‘n) dn diriknlh shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbutn) keji dn mungkr.‖ (almungkr.‖ (alAnkabut: 45) Nbi Shlllhu ‗lihi Wsslm bersbd, ―Permisln shlt lim wktu dlh seperti s eperti sungi yng bnyk irny di pintu rumh slh seorang kalian. Dia mandi mandi di sungi tersebut lim kli setip se tip hriny.‖ (HR. hriny.‖ (HR. al-Bukhari no. 1555) Sedekh jug menjdi penyuci jiw. llh Subhnhu W T‘l berfirmn, ―mbillh zkt dri sebgin hrt merek, dengn zkt itu kmu membersihkn dn menyucikn merek….‖ (at-Taubah: merek….‖ (at-Taubah: 103) Hji dlh penyuci jiw. llh Subhnhu W T‘l berfirmn, ―(Musim) hji dlh beberp buln yng dimklumi, brng sip yng menetpkn niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan berbantah- bnthn bnthn di dlm ms mengerjkn hji….‖ (al-Baqarah: hji….‖ (al-Baqarah: 197) llh Subhnhu W T‘l menetpkn syrit kepd kit gr jiw kit suci, demi kebikn gm dn duni kit. llh Subhnhu W T‘l tidk mengmbil mnft sedikit pun dari ketaatan hamba dan tidak termudarati se dikit pun oleh kemaksiatan hamba. Justru amal saleh itu bermanfaat bagi ba gi hamba sendiri, sebagaimana firman Allah Subhanahu W T‘l, ―Brng sip yng mengerjkn ml sleh, bik lki-laki lki -laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yng telh merek kerjkn.‖ (an-Nahl: kerjkn.‖ (an-Nahl: 97)
Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan hati, dan hati seseorang tidak akan merasa bahagia selin dengn kruni llh Subhnhu W T‘l. Hti tidk kn tenterm selin dengn berzikir kepd llh Subhnhu W T‘l. llh Subhnhu Subhnhu W T‘l berfirmn, ―(Yitu) orng-orang orng-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat llh. Ingtlh, hny dengn mengingti llhlh hti menjdi tenterm.‖ (artenterm.‖ (ar-R‘d: R‘d: 18) Jadi, semakin hamba membersihkan dirinya dengan tauhid dan amal saleh, niscaya ia akan merasa semakin bahagia. Sebaliknya, seseorang yang mengotori jiwanya dengan kemksitn, kn merskn kibt jelek perbutnny. llh Subhnhu W T‘l berfirman, ―Turunlh klin berdu dri surg bersm-sama, bersm -sama, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya sesungguhnya baginya penghidupan yang yang sempit, dan Kami akan menghimpunknny pd hri kimt dlm kedn but.‖ (Thaha: menghimpunknny but.‖ (Thaha: 123 — 124) 124) Kesimpulan
1. Tazkiyatun nufus adalah amalan yang dianjurkan dalam Islam. 2. Hal utama yang harus dibersihkan dari jiwa adalah kesyirikan. Ibnu Timiyh t berkt, ―Syirik dlh hl terbesr yng mengotori (menjisi) jiw. Tazkiyatun nufus dan pembersihan jiwa yang paling agung adalah menyucikan dan membersihknny dri syirik.‖ (Mjmu Ftw, juz 16) 3. Tazkiyatun nufus yang dimaksud adalah melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Subhnhu W T‘l. Asy-Syaikh Shalih al-Fuzn al- Fuzn berkt, ―Tzkiyatun ―Tzkiyatun nufus yang pelakunya dipuji oleh Allah Subhnhu W T‘l dlm firmn-Nya, firmn -Nya, ‗Telh beruntung orng yng membersihkn jiwny.‘ (sy -Syams: 9) adalah menyucikan jiwa dan membersihkannya dengan amal saleh dan meninggalkan amalan-amalan jelek. Inilah tazkiyatun nufus yang sesungguhnya, yakni menyibukkan jiwa dengan amalan-amalan saleh dan menjauhkannya dari amalan-mln amalan- mln jelek.‖ (I‘ntul Mustafid) Beliu jug mengtkn, ―Jln untuk tzkiytun nufus dlh memks jiw untuk tt kepada Allah Subhanahu Subhanah u W T‘l, menceghny dri mksit dn syhwt-syahwat syhwt -syahwat yang hrm.‖ (Muntq Ftw no. 253) SUMBER : Tazkiyatun Nufus Hanyalah dengan Tauhid dan amal Shalih, Shalih, Majalah AsySyariah Edisi 079
Mengobati Jiwa dengan Upaya Keras Melawan Dorongan Hawa Nafsu Yang Buruk
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa di samping muhasabah, obat yang lain bagi jiwa yang ammarah bis-su‘ bis- su‘ dlh mukhlfh, ykni ykni menentang hawa nfsu tu keinginn jelek dri hw nfsu itu sendiri. llh Subhnhu Wt‘l berfirmn, ―dpun orng-orang orng-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (ny).‖ (ny).‖ (an (an- Nzi‘t: Nzi‘t: 40— 41) 41) Al-Qurthubi Al-Qurthubi rhimhullh menfsirkn, ―Mksudny, memperingtkn jiwny dri perbutn mksit dn perbutn yng hrm.‖ Shl t mengtkn, ―Meningglkn keinginn buruk jiw dlh kunci surg, kren llh Subhnhu Wt‘l berfirman, Wt‘l berfirman, ‗dpun orng-orang orng-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hw nfsuny, mk sesungguhny surglh tempt tinggl (ny)‘.‖ (an(ny)‘.‖ (an- Nzi‘t: Nzi‘t: 40— 41) 41) bdullh bin Ms‘ud z mengtkn, ―Klin sekrng berd pd zmn yang y ang kebenaran menuntun hawa nafsu. Akan datang nanti sebuah masa ketika hawa nafsu yang justru menuntun kebenrn. Kit berlindung kepd llh Subhnhu Wt‘l dri zmn tersebut.‖ (l(l-Jmi‘ li hkmil Qur‘n) Al-Alusi rahimahullah dalam tafsirnya jug jug menerngkn, ―…. (Arti ayat di atas) adalah memperingatkan jiwanya dan menahannya dari kemauan-kemauan ke mauan-kemauan yang membinasakan, yaitu condong kepada syahwat, serta meluruskannya dengan kesabaran, membiasakannya untuk mengutamakan kebaikan, tidak membiasakannya dengan hiasan dunia dan kembangkembangnya, tidak terkecoh oleh gemerlapnya dan hiasan-hiasannya karena mengetahui betapa jeleknya akibatnya. Ibnu Abbas Abbas c dan Muqatil t mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah seseorang yang berkeinginan melakukan maksiat dan teringat kedudukannya saat dihisab di hadapan Rabbnya lalu takut serta meninggalkan maksiatnya. Kata al-hawa (seperti dalam ayat) asalnya bermakna al-mail (kecondongan, kemauan, keinginan, hasrat).
Namun, kata ini menjadi populer untuk untuk menyatakan makna kecondongan atau keinginan kepada syahwat. Dengan demikian, segala keinginan kepada syahwat disebut al-hawa (Ind: nafsu syahwat), (kata kerja hawa juga bermakna terjun, sehingga nafsu syahwat dinamakan demikian) karena hal itu akan mengempaskannya kepada segala yang lemah di dunia dan kepada jurang yang dalam di akhirat. Oleh karena itu, orang yang menentang hawa nafsunya menjadi terpuji . Sebagian ahli hikmh mengtkn, ‗pbil engku ingin kebenrn, lihtlh hw nfsumu llu „Seutama-utama -utama amalan adalah menentang hawa selisihilh.‘ l-Fudhail l-Fudhail t mengatakan, „Seutama nafsu….‘ Hampir-hampir keburukan mengikuti hawa nafsu dan kebaikan dalam hal menyelisihinya adalah dua hal yang mesti. Akan tetapi, orang yang tidak menurutinya hanya sedikit, selain para nabi dan beberapa ash-shiddiqin (yang sangat jujur dalam beriman). Beruntunglah orang yang selamat darinya.” (Ruhul Ma‟ani) Mengendalikan jiwa adalah sifat orang yang cerdas. cerdas . Ibnul Jauzi t mengatakan, ―Orng yng cerdas akan menahan jiwanya dari sebuah kenikmatan yang menyisakan kepedihan dan syahwat yang mewariskan penyesalan . Cukuplah ukuran ini sebagai pujian bagi kecerdsn dn celn bgi hw nfsu.‖ (Dzmmul Hw) Nabi Yusuf alaihi salam adalah salah satu teladan dalam hal menentang hawa nafsu dan keinginan jiwa yang tidak baik. Ibnu Taimiyyah rahimahullah menerngkn, ―Nbi Yusuf tergolong „orang „orang-orang -orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya‟.” Sesungguhnya, Yusuf waktu itu adalah seorang yang muda dan bujang, tertawan di negeri musuh, tidak ada di sana kerabat dan teman yang ia merasa malu dari mereka apabila melakukan perbuatan keji. Karena, sebagian besar manusia akan terhalangi melakukan perbuatan-perbuatan jelek oleh rasa malunya dari orang yang dia kenal. Jadi, apabila mengasingkan diri, seseorang akan melakukan apa saja yang diingini oleh hawa nafsunya. Nabi Yusuf q juga saat itu hanya berdua sehingga tidak takut kepada siapa pun. Menurut hukum nafsu ammarah — apabila apabila nafsu beliau demikian — mestinya mestinya beliaulah yang merayu-rayu (istri raja). Bahkan, mestinya beliaulah yang membuat tipu daya untuk meraihnya, sebagaimana kebiasaan mayoritas orang yang berhasrat kepada wanita -wanita bngswn pbil tidk mmpu secr lngsung mengjkny mengjkny ‗berbut‘. dpun pbil dia dia diajak atau diminta, walaupun yang meminta itu seorang wanita pembantu, tentu dia menyambutnya dengan segera. Lantas, bagaimana apabila yang memintanya adalah tuan yang menguasainya, yang dia takut menyelisihi perintahnya? Ditambah lagi suaminya — yang yang seharusnya marah besar kepada istrinya — ternyata ternyata tidak menghukumnya, bahkan Yusuf lah yang diperintah untuk menyingkir, sebagaimana seorang dayyuts (yang tidak punya cemburu) berteriak. Apalagi, wanita tersebut meminta bantuan wanita-wanita lain dan memenjarakan Yusuf. Namun, Nabi Yusuf alaihi salam mengatakan sebagaimana firman Allah,
―Yusuf berkt, ‗Whi Rbbku, penjr lebih ku suki dripd memenuhi jkn merek kepadaku. Jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mer eka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orng orang- orng yng bodoh‘.‖ (Yusuf: 33) Hendaknya seorang yang cerdas memerhatikan faktor-faktor yang mendorong wanita tersebut untuk mengajak Yusuf kepada apa yang dia ajak: terpenuhinya segala sarana dan kuatnya ajakan sang wanita, tiada yang memalingkannya apabila dia melakukannya, tidak ada pula makhluk yang menyelamatkannya dari perbuatan tersebut (namun Nabi Yusuf q tetap menolaknya – menolaknya – pen.). Ini semua untuk menjelaskan bahwa ujian yang diberikan kepada Yusuf q termasuk ujian yang sangat besar, dan bahwa ketakwaan dan kesabarannya menahan diri dari maksiat termasuk kebaikan dan ketaatan terbesar. te rbesar. Sungguh, jiwa Yusuf q termasuk jiwa yang paling bersih. Bagaimana dia mau mengatakan, “Aku tidak membebaskan membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yusuf: 53)
Allah Mahatahu bahwa jiwanya bersih, bukan jiwa yang ammarah bis-su‘ bis- su‘ (suk menyuruh kepada kejelekan). Bahkan, jiwa beliau termasuk jiwa yang paling suci. Hasrat yang sempat ada pada beliau justru menambah kesucian jiwa dan ketakwaannya. Dengan sempat munculnya hasrat itu lantas beliau tinggalkan karena llh Subhnhu Wt‘l, sungguh menambah satu kebaikan yang termasuk kebaikan yang sangat besar yang menyucikan jiwa. (Mjmu‘ Ftw bgin tfsir dengn sedikit diringks) Itulah salah satu gambaran indah dalam hal melawan keinginan jiwa. Dengan itu, j iwa semkin suci, kedudukn di sisi llh Subhnhu Wt‘l pun semkin tinggi. Bhkn, untuk mencapai tingkatan yang lebih sempurna tidak ti dak cukup hanya melawan kemauan jeleknya, tetapi dibutuhkan upaya upaya yang sungguh-sungguh sungguh-sungguh untuk membekali jiwa dengan amalan-amalan saleh. Itulah yang diistilahkan oleh Ibnul Qayyim t dengan jihadun dengan jihadun nafs (berjihad melawan hawa nafsu, red). Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan bahwa menerangkan bahwa jihadun-nafs melalui empat tingkatan: 1. Memacu jiwa untuk mempelajari petunjuk dan agama yang benar , yang tiada keberuntungan bagi jiwa dan tiada kebahagiaan baginya, baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat selain dengannya. Apabila jiwa tersebut terlewatkan darinya, ia akan sengsara di dunia dan akhirat. 2. Memacu jiwa untuk mengamalkan petunjuk tersebut setelah mengetahuinya. Apabila tidak demikian, sekadar ilmu tanpa amal, kalau tidak mencel akakannya, tentu tidak memberinya manfaat. 3. Memacu jiwa untuk mendakwahkan dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya Apabila tidak demikian, ia tergolong t ergolong orang yang menyembunyikan petunjuk dan keterangan yng diturunkn oleh llh Subhnhu Wt‘l. Ilmuny tidk memberiny mnft dn tidk menyelmtknny dri siks llh Subhnhu Wt‘l.
4. Mengusahakan jiwa untuk bersabar terhadap terhadap kesulitan-kesulitan dalam berdakwah dan dalam menghadapi gangguan makhluk serta menanggung beban itu semua karena Allah Subhnhu Wt‘l. Apabila seseorang menyempurnakan empat tingkatan ini, ia akan menjadi golongan rabbani, rabbani , karena sesungguhnya salaf (para pendahulu) bersepakat bahwa seorang alim tidak berhak untuk disebut rabbani hingga dia mengetahui kebenaran, mengamalkannya, dan mengajarkannya. Barang siapa mengetahui dan mengamalkannya, dia akan disebut sebagai orang besar di kerajaan langit. langit. (Zdul M‘d, 3/9) Jihadun nafs ini bukan hal sepele. Ini adalah awal dari semua langkahnya dalam segala amalan, termasuk amalan-amalan besar. Bahkan, jihad melawan musuh yang kafir yang merupakan puncak dari punuknya Islam adalah cabang dari jihadun nafs. Ibnul Qayyim rhimhullh jug menjelskn, ―Kren jihd melwn musuh-musuh musuh -musuh Allah Subhnhu Wt‘l di lur dlh cbng dri jihdun nfs (ush hmb menundukkn jiw), Nbi Shlllhu ‗lihi Wsslm mengtkn, ‗Mujahid ‗Mujahid adalah orang yang mengushkn mengu shkn diriny untuk sellu tt kepd llh Subhnhu Wt‘l, dn orng yng berhijrah adalah orang yang meninggalkan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu Subhanahu Wt‘l.‘ Wt‘l .‘ (HR. ) Maka dari itu, jihadun nafs lebih diutamakan daripada jihad melawan musuh yang di luar dirinya. Jihadun nafs adalah asal-usul dari jihad mel awan musuh. Hal ini karena orang yang tidak melakukan jihadun nafs terlebih dahulu agar melakukan apa yang diperintahkan oleh llh Subhnhu Wt‘l dn meningglkn hl -hal yang dilarang oleh-Nya lalu memerangi jiwny kren llh Subhnhu Wt‘l, tidk mungkin mungkin i kn berjihd melwn musuh di lur diriny….‖ (Zdul M‘d, 3/5— 6) 6) Ibnul Jauzi rhimhullh mengtkn, ―Ketahuilah, ―Ketahuilah, jihadun nafs lebih besar daripada jihad melawan musuh, karena jiwa itu adalah sesuatu yang disukai dan ajakannya juga disukai. Sebab, jiwa tidak mengajak selain kepada sesuatu yang sesuai dengan nafsu (keinginan/syahwat). Sementara itu, menyesuaikan dengan sesuatu yang disukai dalam hal yang pada dasarnya tidak menyenangkan itu saja tetap disukai, lebih-lebih jika dia mengajak kepada sesuatu yang menyenangkan. Apabila keadaannya dibalik, dan j iwa yang disukai tadi ditentang ajakannya, jihad/perlawanan terhadapnya semakin berat dan masalah semakin sulit. Berbeda halnya dengan jihad melawan orang-orang kafir karena tabiat dan watak manusia (pada dasarnya) adalah memusuhi lawan.Ibnul Mubarak rahimahullah mengatakan ketika menfsirkn firmn llh Subhnhu Wt‘l, ‗Orng-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami ‗Orng-orang tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orangorng yng berbut bik.‘ (al-Ankabut: bik.‘ (al-Ankabut: 69) Mksudny dlh jihd untuk menundukkn jiw dn hw nfs u.‖ Semog llh Subhnhu Wt‘l memberikan taufik-Nya kepada kita semua untuk menuju jiwa yang suci.Sumber : Mengobati Jiwa dengan Menentang Keinginan Jeleknya, Majalah AsySyariah Edisi 079(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc)
10 Cara Mensucikan Hati
Hati itu bagaikan kacamata. Kalau kita menggunakan kacamata yang bening, apa yang kita lihat akan tampak apa adanya. Yang putih akan jelas putihnya, yang coklat muda akan jelas warna aslinya. Namun kalau kita menggunakan kacamata hitam, apa yang kita lihat tidak akan sesuai aslinya. Yang putih akan kelihatan abu muda dan warna coklat muda akan menjadi coklat tua. Demikian juga hati, kalau hati jernih, kita akan melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati kita kotor atau hitam kita akan melihat realita itu tidak seperti sebenarnya.
Oleh karena itu, mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriahnya tapi dari performa batiniah atau hatinya.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartaharta-harta kamu tapi melihat hati dan perbuatanmu.” (HR. Muslim)
Al Qurtubi berkata, “Ini sebuah hadits agung yang mengandung pengertian tidak diperbolehkannya bersikap terburu-buru dalam menilai baik atau buruknya seseorang hanya karena melihat gambaran lahiriah dari perbuatan taat atau perbuatan menyimpangnya. Ada kemungkinan dibalik pekerjaan shaleh yang lahir iah itu, ternyata dihatinya tersimpan sifat atau niat buruk yang menyebabkan perbuatannya tidak sah dan dimurkai Allah SWT. Sebaliknya, ada kemungkinan pula seseorang yang terlihat teledor dalam perbuatannya atau bahkan berbuat maksiat, ternyata dihatinya terdapat sifat terpuji yang karenanya Allah SWT memaafkannya.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan lahir itu hanya merupakan tanda-tanda dhanniyyah (yang diperkirakan) bukan qath’iyyah (bukti-bukti (bukti-bukti yang pasti). Oleh karena itu tidak diperkenankan berlebih-lebihan dalam menyanjung seseorang yang kita saksikan tekun melaksanakan amal saleh,
sebagaimana tidak diperbolehkan pula menistakan seorang muslim yang kita pergoki melakukan perbuatan buruk atau maksiat. Demikian Imam Q urtubi menjelaskan dalam tafsirnya.
Rasulullah SAW, bersabda dalam riwayat lain:“Ali bin Abi Thalib r.a. menceritakan bahwa Rasulullah Rasul ullah SAW bersabda:
“Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. W alaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar.” (HR. Bukhari dan Muslim) Muslim)
Hadits ini memberi ilustrasi yang sangat indah. Hati manusia sesungguhnya bersih atau bersinar, namun suka tertutupi oleh awan kemaksiatan hingga sinarnya menjadi tidak tampak. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati kita. Bagaimana caranya?
1.Introspeksi Diri
Introspeksi diri dalam bahasa arab disebut Muhasabatun Nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati kita. Semua orang akan tahu apa sebenarnya penyakit qalbu (hati) yang dideritanya itu. (QS 59:18)
2.Perbaiki Diri
Perbaiki diri dalam bahasa populer disebut taubat. Ini merupaka tindak lanjut dari introspeksi diri. Ketika melakukan introspeksi diri, kita kan menemukan kekurangan atau kelemahan diri kita. Nah kekurangan-kekurangan tersebut harus kita perbaiki secara bertahap. Alangkah rugi kalau kita hanya pandai mengidentifikasi kelemahan diri tapi tidak memperbaikinya. (QS 66:8)
3.Tadabbur Al Qur’an
Tadabbur Al Qur’an artinya menelaah isi al Qur’an, lalu menghayati dan mengamalkannya. mengamalkannya. Hati itu bagaikan tanaman yang harus dirawat dan dipupuk. Nah, di antara pupuk hati adalah tadabbur Qur’an. Allah menyebutkan orangorang -orang yang tidak mau mentadabburi Qur’an sebagai orang yang tertutup hatinya. Artinya, kalau hati kita ingin terbuka dan da n bersinar, maka tadabbur Qur’an. (QS 47:24)
4.Menjaga Kelangsungan Amal Saleh
Amal shaleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridhoi Allah SWT. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal saleh sekecil apapun amal tersebut. Misalnya, kalau kita suka rawatib, lakukan terus sesibuk apapun, kalau biasa pergi k e majelis ta’lim, kerjakan terus walau pekerjaan kita menumpuk.
Rasulullah SAW bersabda, “Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Alloh tidak t idak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) (terus-menerus) walaupun sedikit.” (HR. Bukhari) 5.Mengisi Waktu dengan Dzikir
Dzikir adalah ingat atau mengingat. Dzikrulloh artinya selalu mengingat Allah. Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua macam dzikir. Pertama, Dzikir Lisan artinya ingat kepada Allah dengan melafadzkan ucapan-ucapan dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa Ilaaha ilallah, dll. Kedua Dzikir Amali artinya dzikir (ingat) kepada Allah dalam bentuk penerapan ajaranajaran Allah SWT dalam kehidupan. Misalnya jujur dalam bisnis, tekun saat bekerja, dll. Hati akan bening kalau hidup selalu diisi dengan dzikir lisan dan dzikir amali. (QS 33:41-42, QS 2:152)
6.Bergaul dengan Orang-orang Shaleh
Lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Karena itu, kebeningan hati erat juga kaitannya dengan siapakah yang menjadi sahabat-sahabat kita. Kalau kita bersahabat dengan orang yang jujur, amanah, taat pada perintah Allah, tekun bekerja, semangat dalam belajar, dll, diharapkan kita akan terkondisikan dalam atmosfir (suasana) kebaikan. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang pendendam, pembohong, pengkhianat, lalai akan ajaran-ajaran Allah SWT, dikhawatirkan kita pun akan terseret arus kemaksiatan tersebut. Karena Allah SW T mengingatkan agar kita bergaul dengan orang-orang shaleh seperti dikemukakan dalam QS 18:28.
7.Berbagi dengan Fakir, Miskin, dan Yatim
Berbagi cinta dan ceria dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, dan yatim merupakan cara yang sangat efektif untuk meraih kebeningan hati, sebab dengan bergaul bersama mereka kita akan merasakan penderitaan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Abu Hurairah r.a. bercerita bahwa seseorang melaporkan melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang kegersangan hati yang dialaminya. Beliau SAW menegaskan, “Bila engkau mau melunakkan (menghidupkan) hatimu, beri makanlah orang -orang miskin dan sayangi anak-anak yatim.” (HR. Ahmad) 8.Mengingat Mati
Modal utama manusia adalah umur. Umur merupakan bahan bakar untuk mengurangi kehidupan. Kebeningan hati berkaitan erat dengan kesadaran bahwa suatu saat bahan bakar kehidupan kita akan menipis dan akhirnya habis. Kesadaran K esadaran ini akan menjadi pemacu untuk selalu membersihkan hati dari awan kemaksiatan yang menghalangi cahaya hati. Rasulullah Saw menganjurkan agar sering berziarah supaya hati kita lembut dan bening.
“Anas r.a mengatakan Rasulullah SAW bersabda: “Dulu, aku pernah melarang kalian berziarah ke kuburan. Namun sekarang berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akan hari akhirat.” (HR. Hakim) 9.Menghadiri Majelis Ilmu
Hati itu bagaikan tanaman, ia harus dirawat dan dipupuk. Di antara pupuk hati adalah ilmu. Karena itu, menghadiri majelis ilmu akan menjadi media pensucian hati. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Allah SWT akan menurunkan rahmat, ketenangan dan barokah pada orang-orang yang mau menghadiri majelis ilmu dengan ikhlas.
“Tidak ada kaum yang duduk untuk untuk mengingat Allah, kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat dan diturunkan ketenangan kepada mereka, dan Allah akan menyebutnya pada kumpulan (malaikat) yang ada di sisi-Nya.” sisi-Nya.” (HR. Muslim)
10.Berdo’a kepada Allah SWT
Allah SWT berkuasa untuk membolak-balikan hati seseorang. Karena itu sangat logis kalau kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya dijauhkan dari hati yang busuk dan diberi hati yang hidup dan bening. Menurut Ummu Salamah r.a. do’a yang sering dibaca Rasulullah saat saat meminta kebeningan hati adalah: Ya Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika. Perhatikan riwayat berikut:
“Syahr bin Hausyab r.a. mengatakn bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah, “ Wahai ibu orang-orang orang-orang yang beriman, do’a apa yang selalu diucapkan Rasulullah SAW saat berada
disampingmu?” Ia menjawab: “Do’a yang banyak diucapakannya ialah “Ya Muqallibal quulub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika (Wahai yang membolak balik qalbu, tetapkanlah qalbuku pada agamaagama -Mu).” Ummu Salamah melanjutkan, “aku pernah bertanya juga, “Wahai Rasulullah,alangkah seringnya engkau membaca do’a ini, Beliau menjawab: “W ahai Ummu Salamah, tidak ada seorang manusia pun kecuali qalbunya berada antara dua jari Tuhan Yang Maha Rahman. Maka siapa saja yang Dia kehendaki, Dia luruskan, dan siapa yang Dia kehendaki, Dia biarkan dalam kesesatan.”(HR. Ahmad dan Tirmidzi) Selain do’a diatas, Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa ketika menginap di rumah Rasulullah Saw, ia pernah mendengar beliau mengucapkan do’a berikut:
“Ya Allah, Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, di pendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya. Jadikanlah dibelakangku cahaya, di hadapanku cahaya, dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Alloh berikan kepadaku cahaya.” (HR. Muslim) Hati merupakan panglima untuk seluruh anggota jasad kita. Kalau hati bening, kelakuan kita pun akan beres. Tapi, kalau hati kita busuk, seluruh amaliah pun busuk. Ada 10 (sepuluh) cara agar kita memiliki hati yang suci seperti yang tersebut di atas. Mudah-mudahan Allah SWT selalu membari kepada kita hati yang bening. Amiin... Wallahu A’lam bi shawab..
Cara Menyucikan Hati
Segala aspek kehidupan ini bermula daripada hati. Oleh itu di bawah ini ada beberapa cara bagaimana hendak mencuci hati. Diolah oleh pakar motivasi : Datuk Dr. Haji Fadzilah Kamsah. 1. Dirikan solat dan banyakkan berdo’a. Ini adalah salah satu kaedah yang sungguh berkesan. Semasa berdo’a turut katakan “Ya,Allah jadikan hatiku bersih”. 2. Selawat keatas Nabi Muhammad S.A.W - Paling minima 100 X sebelum tidur. Ini merupakan satu pelaburan yang mudah dan murah. Disamping dosa-dosa diampunkan, otak tenang, murah rezeki, orangsayangkan kita dan mencetuskan semua perkara kebaikan. 3. Solat taubat. Selain daripada memohon keampunan, dapat mencuci hati dan menenangkan minda.
4. Membaca Al-Quran. Selain dapat mencuci hati juga menenangkan jiwa, penyembuh, penenang, terapi. Sekurang-kurangnya Sekurang-kurangnya bacalah “Qulhu“Qulhu-allah”sebanyak 3X. 5. Berma’af -ma’afan sesama kawan setiap hari. Semasa meminta maaf perlu sebutkan. 6. Bisikan kepada diri perkara yang positif. Jangan sesekali mengkritik, kutuk diri sendiri, merendah-rendahkan merendah-rendahkan kebolehan diri sendiri. Katakanlah “Aku sebenarnya……(perkara yang elok-elok belaka) 7. Program minda/cuci minda. Paling baik pada waktu malam sebelum tidur, senyum, pejam mata, katakan di dalam hati “Ya, Allah cuci otak aku, cuci hatiku, esok aku nak jadi baik, berjaya, ceria, bersemangat, aktif, positif”. Menurut kajian saikologi, apa yang disebut sebelum tidur dapat dirakamkan sepanjang tidur sehingga keesokan harinya. 8. Berpuasa. Sekiranya dalam berpuasa terhindar dari melakukan perkara-perkara kejahatan. 9. Cuba ingat tentang mati. Sekiranya hendak melakukan sesuatu kejahatan, tidak sampai hati kerana bimbang akan mati bila-bila masa. 10. Kekalkan wuduk. 11. Bersedekah 12. Belanja orang makan. 13. Jaga pemakanan. Jangan makan makanan yang syubhat. (Penting dalam aspek menuntut ilmu) 14. Berkawan dengan ulama’. 15. Berkawan dengan orang miskin. (menginsafi) 16. Pesan pada orang, jadi baik. 17. Menjaga pancaindera (mata, telinga, mulut…dsb), jangan dengar orang mengumpat.”
18. Setiap hari berjuta2 sel2 didalam badan kita bertukar ganti, ada yg bertukar setiap saat, ada yg beberapa hari dan ada yg beberapa minggu dan bulan, boleh dikatakan selepas beberapa bulan keseluruhan badan kita yg kita "tumpang" ini adalah badan yg baru. Akan tetapi dengan pemikiran yg yg sama, kita akan tetap mempunyai perasaan yg sama, akan melakukan perkara2 yg sama malah corak kehidupan kita juga akan tetap sama. Kita tidak boleh mempunyai fikiran yg sama tetapi mengharapkan keputusan yg berbeza. Bagaimana untuk mengalihan fikiran dari perkara2 silam? Caranya adalah dengan mengubah persepsi kita terhadap apa yg telah terjadi. Sebenarnya semakin kita mengingatinya, semakin kita melatih jaringan2 neuron diotak agar semakin kuat dan jika kita tidak berhenti, ianya akan menjadi suatu kebiasaan dan amat amat sukar lagi dilupakan. Umpama belajar menunggang basikal, selepas dapat mengawal imbangan, menunggang selepas itu sudah menjadi automatik, jika kes basikal itu sesuatu yg baik, kes hidup dalam kesedihan akan membawa kita kearah yg lebih teruk. Tidak dinafikan memang agak sukar untuk melupakan perkara tersebut lebih2 lagi jika ianya diikuti oleh emosi, akan tetapi ianya bukanlah sesuatu yg mustahil. Sel2 hippocampus (bahagian otak yg berkait dengan pembelaja ran dan mengenali benda2 baru) mengambil masa lebih kurang sebulan untuk bertukar baru, agak aneh juga ubat2 untuk depression depression seperti Prozac mengambil masa yg lebih kurang sama untuk memberi kesan, pemikiran yg baru akan memberi sel2 baru "input" yg berlainan dan akan mula belajar perkara2 baru untuk difokuskan. Alhamdulillah, puasa yg Allah perintahkan selama sebulan juga berkait rapat kerana jika kita boleh belajar untuk bersabar selama sebulan, maka selepas habis berpuasa, sifat2 sabar itu akan membentuk diri kita yg baru iaitu lebih bersabar. Tiada kejadian yg Allah jadikan itu tiada kebaikannya, sentiasa fikirkan, adakah Allah yg kita sebuat2 "Ar rahim" itu sanggup menyakiti hambaNya yg lemah ini?
Barangkali kita menuju kearah yg salah didalm kehidupan dan Allah melencongkan kita kembali kejalan yg benar atau pun jalan yg kita pinta (Al Fatihah 1:6) Barangkali kita pernah berdosa sebelum ini yg kita sudah terlupa (malaikat dibahu tidak) dan Allah memberi balasan kepada kita semasa didunia lagi dan tidak diakhirat kerana balasan diakhirat beribu2 kali amat dasyat das yat lagi berbanding didunia,(Al Isra 17:7). Barangkali Allah ingin memberikan kita sesuatu yg lebih baik lagi dari apa yg kita ingini tetapi tidak tercapai, ketahuilah bahawa hanya Allah yg tahu apa yg terbaik buat kita. (Albaqarah 2:216) Barangkali Allah mahu menduga kita dan menguji tahap keimanan kita, ini berlaku juga pada nabi2. (Al Ankabut Ankabut 29:2) 19. 20. Malah jika apa yg terjadi adalah disebabkan kelalai an kita sendiri yg terpengaruh dengan bisikan syaitan, bukankah Allah itu maha pengampun? Dimana iman kita? Adakah hanya percaya Allah itu tuhan tetapi tidak percaya Allah itu akan sifat2Nya? Jika kita ubah persepsi kita terhadap apa yg terjadi kepad semua2 kebarangkalian tersebut, kita akan mempunyai corak pemikiran yg berbeza, berbeza corak pemikiran, jaringan2 neuron diotak yg yg berlainan akan berfungsi, ini akan memberi maklumat yg berlainan kepada badan baik dari signal kimia emosi mahupun mahupun melalui saraf. Hasilnya apabila sel2 badan membahagi dua kepada sel2 yg baru, sel2 ini akan mendapat arahan yg berbeza, mengubah perlakuan baik dr minda sedar mahupun minda separa sedar dan membina kembali tubuh dengan kumpulan sel2 baru. Solat yg khusuk dan fokus kepada bacaan dan pergerakan, melatih minda sedar dan minda separuh sedar untuk menjadi satu. Kita tidak boleh berkata aku mahu berubah akan tetapi hati masih teringat perkara lama, umpama solat dengan minda berkhayal ketempat lain jadi apabila diluar solat, amat a mat payah untuk berubah dari melupakan apa yg telah terjadi. Bersangka baiklah kepada Allah , apa yg terjadi itu ada kebaiknya yg kita tidak nampak lagi, bersedih dan merungut menyesali apa yg terjadi hanyalah menunjukkan ketidaksyukuran kita terhadap apa yg Allah rencanakan untuk kita, yg mana sudah semestinya yg terbaik . Alhamdulillah.
Doa-Doa Penyejuk Hati
Aku tahu ya Rabb, Rabb, rizkiku tak mungkin diambil orang orang lain, maka hatiku tenang. Amalamalku tak mungkin diambil orang, maka aku sibukkan diriku untuk beramal. Aku tahu Allah senantiasa melihatku, melihatku, maka aku malu malu bila Allah mendapatkanku mendapatkanku sedang sedang maksiat. Aku tahu bahwa kematian menantiku, menantiku, maka aku persiapkan bekal bekal untuk berjumpa dengan Rabbku, maka aku munajat kepada-Mu, khusnul khatimahkan diakhir hayatku. Amin.
Ya Rabb, kami memohon kepada-Mu agar mensucikan hati-hati kami dari kotoran dengki dan iri hati, kecenderungan kepada keburukan dan nista, penyakit dendam dan benci, serta tanamkanlah rasa cinta dan kasih sayang ke dalam hati kami, penuhilah dengan kebaikan dan anugrah, serta segerakanlah dengan perasaan belas kasihan. Amin. Mari bersama merengkuh penyucian jiwa dan raga dengan bangun malam. Tidak melewatkan waktu kecuali dengan solat, dzikir dz ikir dan munajat, mohon kepada sang khaliq dengan khusyu dan tawaddu. Sesungguhnya Allah dekat dengan kita. Amin. Ya Allah, bukakanlah keatas kami hikmat-Mu dan li mpahkanlah keatas kami khazanah rahmat-Mu, Wahai Tuhan Rabbul Izzati yang maha pemurah lagi maha penyayang, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah kefahamanku, Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku, terimalah pemohonanku Ya Rabb. Amin. Duhai Dzat yang memiliki siang dan malam, manakala malam menyelimuti ke gelapannya kami bersujud dengan penuh harap atas ridho-Mu, Ya Rabb terimalah ibadah kami dan sucikanlah hati kami. Amin.
Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan tingkatkanlah derajatku dan berikanlah rizki kepada ku, Ya Rabb aku bersujud dan bersimpuh berserah diri kepada-Mu.Turunkanla kepada-Mu.Turunkanlah h magfirah-Mu. Amin. Ya Allah, ditempat ini aku bertaubat kepada-Mu dari dosa kecil dan dosa besar, dari kesalahan yang tampak dan yang tersembunyi, dari tergelinciran yang lama dan yang baru, dengan tobatnya orang yang tidak menghendaki lagi melakukan kemaksiatan dan tidak berniat kembali kepada kedurhakaan, Ya Rabb hanya Engkaulah Maha Pengampun. Pengampun. Amin. Ya Raab, saya tidak ragu atas rahmat-Mu, engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku Ya Raab dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh. Ya Allah, karuniakanlah karuniakanlah keikhlasan dalam jiwa kami. kami. Jadikanlah kami hambahamba Mu yang senantiasa peduli dengan dengan hamba yang yang lainnya. Ya Allah bantulah bantulah kami, untuk mendekati-Mu dengan amal-amal yang suci. Amal yang membersihkan kami dari dosa dan menjaga kami dari mengulangi celaka. Amin. Ya Allah, limpahkanlah malam-malam barakah kepada hamba-hamba-Mu ini. Malam dimana hamba-Mu senantiasa bersujud kepada-Mu, malam dimana hamba-Mu hamba- Mu dengn khusyu‘ menghadap-Mu dengan penuh linangan air mata berharap ampunan dan ridho-Mu, sementara banyak hamba-hamba-Mu yang lain sedang terbuai mimpi dalam tidur mereka. Amin. Ya Allah, berikan aku ilham untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar dapat beramal sholeh yang engkau ridhoi, jadikanlah ketrunanku orang-orang orang-orang yang sholeh. Sesungguhnya Sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Mu kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Amin. Ya Allah, jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang mendirikan sholat, Ya Allah kbulknlh do‘ku, ksihi kesendirinku dihdpn-Mu. dihdpn -Mu. Gemetar hatiku karena gentar kepada-Mu. Goncangan tubuhku karena takut kepada-Mu. Dosa-dosaku wahai Tuhanku, telah membawa kepada tempat kehinaan dihadapan-Mu. Amin. Ya Allah, jadikanlah pendengaran kami, pandangan dan kekuatan kami menyenangi jalan petunjuk-Mu dan jadikanlah hawa nafsu kami patuh patuh pada ajaran yang yang dibawa oleh kekasih Mu Muhammad SAW, Ya Allah berilah kami kehidupan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Amin. Ya Allah hapuskanlah segala dosaku, dosaku bagaikan pasir hingga tak mampu menghitungnya, Ya Rabb jauhkanlah kami dari selang s engketa, fitnah dan duri durjana, Engkaulah Ya Rabb Maha mengetahui tentang kelemahan kel emahan hamba-Nya. Sebab itu Ya Rabb kuatkan imanku agar tidak mudah berbuat maksiat. Amin. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam menjalankan agama, sehat bandannya, bertambah ilmunya, berkah rizkinya, sempat bertaubat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, mendapat ampunan sesudah mati, Ya Rabb hanya engkaulah tempat hamba memohon, selamatkan keluarga kami yang saat ini sedang dalam menanti kesembuhan atas kehendak-Mu. Amin. Kami bertawasul denganmu kepada Allah dan memohon syafaatmu kepada Allah dan mengharap denganmu kepada Allah Wahai Rasulullah SAW. Dipundak kami terpikul hutang-hutang dan tanggung jawab anak keturunan dan tiada yang memadai beban tersebut,
melainkan harapan dan anugrah Allah, Engkau Maha pembri kepada yang meminta, Engkau Maha mengabulkan segala permohonan. Amin. Ya Rabb, kami memohon kepada-Mu agar mensucikan hati-hati kami dari kotoran dengki dan iri hati, kecenderungan kepada keburukan dan nista, penyakit dendam dan benci, serta tanamkanlah rasa cinta dan kasih sayang ke dalam hati kami, penuhilah dengan kebaikan dan anugrah, serta segerakanlah dengan perasan belas kasihan. Amin Ya Allah jika imanku kemasukan syakwasangka atau keraguan, padahal aku tidak tahu mengapa demikian ataupun memang aku mengetahuinya, maka dengan ini aku beratubat dan menyerahkan diri kepada-Mu sambil mengucap La ilaha Illallah Muhammadur Rasululah Shllllhu ‗lyhi Wsllm. min. Ya Allah, Ampunilah semua dosa yang telah kulakukan, semua kesalahan yang t elah kuperbuat dan aku datang menghampiri-Mu dengan mengingat-Mu, aku memohon pertolongan melalui diri-Mu dan kemuruahan-Mu, kemuruahan-Mu, dekatkan aku keharibaan-Mu, keharibaan-Mu, sempatkan aku untuk bersyukur dan bimbinglah aku untuk sel alu mengingat-Mu. Amin. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kesulitan dan kesedihan, aku berlindung kepada Engkau Engkau dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada Engkau dari kekikiran dan berhati pengecut, aku berlindung kepada Engkau dari terbelit utang dan tertindas orang lain. Amin. Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu dengan permohonan hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkanlah aku, sayangilah aku. Jadikan aku selalu rela dan puas dengan pemberian-Mu, selalu tunduk dan dan patuh kepada-Mu dalam dalam segala keadaan. Ya Rabb, Rabb, aku memohon dengan permohonan orang yang berat keperluannya. Amin. Wahai Dzat yang Maha Pemurah dengan pemberian-pemberian, wahai pemberi bantuan dan pertolongan. Anugrahkanlah Shalawat Shalawat serta rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, ciptaan-Mu yang paling luhur budinya, ampunilah dosa-dosa kami di malam ini, wahai dzat yang Maha luhur terimalah munajat kami. Amin. Ya Allah, Maha besar kuasa-Mu, Maha Tinggi kedudukan-Mu, selalu tersembunyi re ncana Mu. Ampunilah dosadosa-dosaku dosaku yang menahan do’a. Ampunilah dosa -dosaku yang mendatangkan bencana. Aduhai Dzat yang memiliki langit dan bumi serta is inya, Aku memohon kepada-Mu melalui kemuliaan-Mu jangan Engkau tolak doaku. Amin Aduhai sembahanku, kini aku mengahadap-Mu, memohon ampun dan berserah diri dengan rendah hati mengakui segala kenistaan. Tiada tepat berlindung untuk menyelesaikan masalahku, kecuali Engkau menerima pengakuan masalahku. Ya Allah, terimalah pengakuanku ini, kasihanilah aku yang yang menanggung beratnya kepedihan. kepedihan. Amin Aduhai Tuhan pemberi pemberi karunia, Engkau tahu aku sangat lemah untuk menanggung menanggung beban siksa dunia meski hanya sedikit, meskipun semua bencana bencana dan kejelekan dunia teramat singkat masanya. Serta teramat berat bagi bagi orang yang menanggunnya, menanggunnya, semua itu tidak terjadi kecuali karena murka-Mu. Ya Y a Rabb dengan merendah aku memohon ampunan. Amin . Maha Suci Engkau Aduhai Sembahanku, sayangilah kami yang hanya berbekal harapan, senjatanya hanya tangisan. Aduhai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu. Anugrahkan Cahaya
yang menerangi yang terjebak dalam kegelapan. Ampunilah dosa-dosa kami di malam ini, Wahai Yang Maha Luhur. Amin. Ya Allah jangan putuskan harapanku untuk mendapat karunia-Mu, lindungilah aku dari kejahatan Jin dan Manusia musuh-musuhku, Aduhai Yang Maha Cepat Ridho-Nya. Ampubilah orang yang yang hartanya hanyalah hanyalah doa, Wahai yang asma-Nya asma-Nya adalah kekayaan, limpahkan Rahmat-Mu. Amin. Amin . Engkau Ya Rabb, telahmewajibkan hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, kepada-Mu, Engkau janjikan kepada mereka ijabah-Mu. Karena itu aku hadapkan wajahku kepada-Mu. Aduhai Tuhan! Aku ulurkan tanganku demi kebesaran-Mu. Maka perkenankan doaku, sampaikan aku pada cita-cita ku. Amin. Ya Allah! Aku ketuk pintu Rahmat-Mu dengan tangan harapanku, aku berlari menuju-Mu untuk meminta lindungan dari hawa nafsuku yang merajalela. Aku ikat jari-jari cintaku dengan ujung-ujung tali-Mu. Ya Rabb, ampunilah ketergelinciran dan kesalahan yang telah kuperbuat, selamatkanlah aku agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran. Amin. Ya Rabb, kupasrahkan kendali jiwaku dengan tali kehendak-Mu! Kutanggalkan beban-beban dosaku, kumusnahkan ia dengan ampunan dan Rahmat-Mu! Kulepaskan hawa nafsuku yang menyesatkan, kugantikan ia dengan karunia dan belas kasih-Mu. Ya Allah, tetapkanlah bagiku malam ini agar mendatangiku bertabur bertabur cahaya petunjuk dan keselamatan dunia dan akhirat. Amin. Ya Allah, bukalah utntuk kami daun-daun pintu magfirah-Mu di malam ini . Ya Allah kenakanlah kepadaku toga-toga petunjuk dan kesalehan yang paling cemerlang. Melalui keagungan-Mu, tanamkanlah di dalam lubuk hatiku s umber- sumber umber- sumber kekhusyu’an, alirkanlah bulir-bulir bening air mataku karena takut akan keagungan-Mu. Amin. Engkau Ya Rabb, telah mewajibkan hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, kepada-Mu, Engkau janjikan kepada mereka ijabah-Mu. Karena itu aku hadapkan wajahku kepada-Mu. Aduhai Tuhan! Aku ulurkan tanganku. Demi kebesaran-Mu, maka perkenankan doaku, sampaikan aku pada cita-citaku. Amin. Ya Allah! Aku ketuk pintu rahmat-Mu dengan tangan harapanku, aku berlari menuju-Mu untuk meminta lindungan dari hawa nafsuku yang merajalela. Aku ikat j ari-jari cintaku dengan ujung-ujung tali-Mu. Ya Rabb, ampunilah ketergelinciran dan kesalahan yang telah kuperbuat. Selamatkanlah aku agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran. Amin. Ya Rabb, kupasrahkan kendali jiwaku dengan tali kehendak-Mu! Kutanggalkan beban-beban dosaku. Kumusnahkan ia dengan ampunan dan rahmat-Mu! Kulepaskan hawa nafsuku yang menyesatkan, kugantikan ia dengan karunia dan belas kasih-Mu. Ya Allah tetapkanlah bagiku malam ini agar mendatangiku bertabur cahaya petunjuk dan keselamatan dunia dan akhirat. Amin. Ya Allah, bukalah untuk kami daun-daun pintu magfirah-Mu di malam ini. Y a Allah kenakanlah kepadaku toga-toga petunjuk dan kesalehan yang paling cemerlang, melalui keagungan-Mu. Tanamkanlah di dalam lubuk hatiku s umber- sumber umber- sumber kekhuusyu’an, alirkanlah bulir-bulir bening air mataku karena takut akan keagungan-Mu. Amin.
Ya Allah, sertailah kami! Jadikan kami mencintai-Mu, hari-hari kami, jadikanlah hari-hari yang bahagia Ya Allah, dan hidup kami hidup yang tentram lagi diridhoi. Amin. Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku dari sisi-Mu, limpahkan kepadaku karunia-Mu, curahkan rahmat-Mu dan turunkanlah kepadaku berkah-Mu. Amin. Ya Allah, kini malam-Mu telah menjelang dan siang-Mu tel ah berlalu. Inilah suara orangorang yang menyeru diri-Mu diri -Mu dan datangnya doa-doa kepada-Mu, aku mohon ampunan bagi diriku. Amin. Ya Allah, selamatkan aku dari neraka dan berilah ampunan di malam dan siang. Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebebasan dari nereka dengan s elamat. Masukkan aku kesurga dengan tentram. Amin. Ya Allah, Perbaiki hubungan antar kami, rukunkan antar hati kami, tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang didunia dan akhirat. Amin Ya Allah, Wahai yang memudahkan segala yang sukar dan yang menyambung segala yang patah. Wahai yang yang menemani semua yang tersendiri dan pengaman pengaman segala yang takut. Aku mohon kasih-Mu. Amin Wahai Tuhan yang tidak memerlukan penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, Engkau Maha Tahu dan Melihat. Kami takut kepada-Mu selamatkan kami dari siksa-Mu. Amin Ya Allah, hamba memohon melalui nama-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Yang Maha Arif dan Bijaksana. Maha Suci Engkau. Wahai yang menerima segala Taubat. Amin Ya Allah, kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami, jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami, jaga kami dengan mata-Mu mata -Mu yang tiada tidur, lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus. Kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu. Berlaku pasti atas kami hokum-hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu. Amin Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau dan telah jadikan aku adalah hamba-Mu, aku menurut perintah dan janji-Mu sesanggupku. Aku mohon perlindungan perli ndungan bahanya dosa yang aku perbuat, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan mengakui pula banyaknya dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Amin Ya Allah! Wahai Dzat yang memiliki anugrah, wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Tiada Tuhan melainkan Engkau Yang Maha mulia, terimalah amal ibadah kami. Amin Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara saudara seagama, sahabat-sahabat sahabat-sahabat kami, orang-orang orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang berbuat baik kepada kami dan bagi kaum muslimin muslimat, mukminin dan mukminat, wahai Tuhan penguasa alam semesta. s emesta. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar doa. Amin Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memelihara wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, Ya Allah peliharalah wajah kami dengan kemudahan rezeki dan jangan Engkau merendahkan
kami dengan kesempitan rezeki-Mu. Maka peliharalah diri kami dari meminta-minta hajat kami kecuali kepada-Mu dengan kemurahan dan kaunia-Mu. Wahai dzat yang paling penyayang. Amin Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu kami mohon pertolongan, terimalah doa kami, Wahai Tuhan Kekalian Alam. Amin Amin Ya Allah, peliharalah kami dari musibah yang Engkau turunkan, berikanlah kami nikmatnikmat-Mu dan jadikanlah kami hamba-hamba yang mendapatkan kebaikan, bukan hambahamba yang mendapat ujian, dengan rahmat-Mu, Wahai yang paling penyayang diantara yang penyayang. Anugerahkan kepada kami kesehatan lahir dan bathin. Amin Wahai Yang Maha Lembut, Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima Menerima tobat lahi Maha Penyayang.Amin Penyayang.Amin Ya Allah, yang melepaskan kesulitan, kesulit an, yang menghilangkan kesedihan, yang memenuhi permohonan orang-orang yang yang dalam keadaan terpaksa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang Penyayang di dunia dan akhirat. Amin
Cara-cara Membersihkan Diri Dari Dosa dan Penyakit Hati
Membersihkan hati dengan sholat malam atau Qiyamullail (Qumillaila illah qaliilaa). Rasulullah SAW bersabda bersabda dari Salim bin Abdullah bin Umar ,” Sebaik-baik Sebaik -baik seorang laki-laki laki-laki hamba Alloh adalah sekiranya ia melaksanakan sholat malam”. Berkata Salim, ‘ Maka Abdullah bin Umar sesudah itu tidak tidur di malam hari, kecuali sedikit.” (HR. Bukhori No. 4528). Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah Qiyamullail”. (HR. Muslim) Membersihkan hati dengan membaca Al Qur’an (Wa rattilil qur’aana tartiila). Al Qur’an bila dibaca dengan syahdu, teliti baik makhroj hurufnya, tajwidnya maupun maknanya maka akan menjadi penawar hati untuk membersihkan membersihkan segala penyakit hati. Alloh Berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al Qur’an (sesuatu) sebagai penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim hanya hanya akan menambah kerugian.”(QS. Al Isra’ : 82) Membersihkan hati dengan dzikir (Wadzkurisma robbika). Zikir yang berarti mengingat Alloh SWT dalam keadaan apapun sebagaimana yang tercantum dalam surah Ali Imran ayat 191. Mensucikan hati dengan tabattal (Wa tabattal ilaihi tabtiilaa). Dalam tafsir Ibnu Katsir, makna tabattal adalah mengkhususkan diri semata untuk beribadah k epada Alloh saja dan
Al-Qurthubi Al-Qurthubi menambahkan dengan :”…dan jangan engkau menyekutukan dengan selainselain -
Nya.” Mensucikan diri dengan bertawakkal hanya kepada Alloh SWT (Fattakhidzu wakiilaa). Tawakal artinya beserah diri kepada Alloh. Allah berfirman, “ Dan barangsiapa bertawakkal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan keperluan-Nya. Dan akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”(At disangka-sangka.”(At Thalaq : 2-3) 2-3) Mensucikan dengan bersabar terhadap perkataan orang (Washbir ‘alaa maa yaquulun). Kesabaran disini diartikan seperti kesabaran dalam menghadapi fitnah, i ntimidasi dan terhadap kaum yang tidak menyukai Islam. Alloh SWT berfirman, berfi rman, “Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Alloh dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan”.(QS. An Nahl : 127) Mensucikan diri dengan hijrah secara baik (Wahjurhum hajran jamiilaa). Rasullah SAW bersabda, “Orang yang berhijrah, ialah orang yang berhijrah (meninggalkan) kejahatan. Dan orang yang berjihad ialah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya”. (HR. Ibnu Majah dan An-Nasaa’i) An-Nasaa’i)
Menghindari Penyakit Hati
Manusia diberikan 2 jalan ada yang buruk dan ada yang baik, Allah telah berfirman dalam Al Qur‘n surt sy Syms yt 77 -10 yng rfiny ―demi ― demi jiwa demi diri serta penyempurnaan penciptaannya, lalu Allah itu mengilhamkan jalan ke dalam dalam jiwa itu berbuat kefasikan berbuat kejahatan serta berbuat ketaqwaan, sungguh beruntunglah orang yang selalu mensucikan bathinnya, mensucikan hatinya, mensucikan jiwanya dan sungguh merugilah mereka yang selalu mengotorinya―. mengotorinya―. Dari firman Allah tersebut kita mengetahui dalam tubuh ini ada satu unsur yang disebut dengan jiwa atau nafs. Dalam wadah yang disebut jiwa atau nafs i tu Allah SWT memberikan 2 (dua) jalan, yaitu jalan untuk berbuat baik ataupun jalan untuk tldak berbuat baik, Apakah jalan untuk melakukan perbuatan positif positif ataupun untuk perbuatan yang negatif, yang menguntungkan atau merugikan, bergantung kepada manusianya. Dalam ayat lain Allah berfirman bahwa jika kalian beriman silakan, jika kafir silakan, terbuka jalannya. Mau diapakan wadah ini tergantung pada kita. Bukankah Allah SWT telah memberikan 2 (dua) wadah fujurohaa atau taqwahaa, jalan untuk berbuat kejahatan dan jalan untuk berbuat kebaikan. Setelah itu Allah mengingatkan kepada kita, qod aflaha man dzakkaha waqadkhaba man dassaha, dassaha, beruntung orang seandainya wadah itu diisi oleh akhlakul karimah, diisi dengan sifat-sifat yang terpuji. Amat rugilah mereka jika j ika wadah itu dipenuhi dan diisi oleh sifat-sifat sifat-sif at kejahatan dan kemudaratan, apakah yang datangnya dari hawa nafsu, syetan, iblis maupun sifat-sifat hewaniah. Jik merujuk kepd l qur‘n, qur‘n , dan memperhatikan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW serta melihat pada karakter-karakter manusia-manusia yang terdahulu mulai para nabi dan rasul, para sahabat hingga pada zaman sekarang ini banyak, sifat -sifat; penyakit hati yang bersarang dalam jiwa kita. Kita harus waspada kalau kita menyimpan penyakit-penyakit hati, karena apapun yang kita ucapkan apa yang kita lihat dan apa yang kita hasilkan dalam pemikiran, yang berwujud dalam perbuatan perbuatan sehari-hari adalah tergantung isi hati kita masingmasing.
Kalau hati atau qolbunya bersih, suci dan diisi sifa t-sifat yang baik-baik tentu yang terpancar dari penglihatan, pendengaran dan pemikiran dalam tindak tanduk perbuatan kita sehari-hari tentu sesuai isi hati yang baik-baik, tetapi seandainya penglihatan, pendengaran dan pemikiran yang selalu negative, mata kita sulit untuk berpaling dari dari kemaksiatan. Pendengaran kita sulit untuk berpaling dari pendengaran negative, pikiran kita akan selalu buruk sangka. tingkah laku kita susah diarahkan. Sombong dan angkuh adalah penyakit hati
Dalam sifat sombong dan sifat angkuh telah dicontoh oleh iblis latnatullah, ketika Allah SWT memerintahkan untuk bersujud kepada Adam as sebagaimana firman Allah dalam surat Al Bqroh yt 34 yng rtiny ― Dan (ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat : ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblls. Ia enggan dan sombong dan adalah adalah ia termasuk golongan orang-orong kafir ―. kafir ―. Kemudian Iblis menanggapi perintah yang Allah sampaikan s ampaikan dengan sikap menyombongkan diri, karena itu iblis dicap oleh Allah sebagai se bagai makhluk yang terkutuk. Jika kita sebagai hamba Allah mengikuti jejak iblis maka jadilah kita sebagai makhluk yang terkutuk sama seperti iblis. Faktor-faktor yang menyebabkan kesombongan adalah kekayaan, kecantikan, kegagahan, keilmuannya, pangkat serta jabatannya. Akibat dari sifat yang dimilikinya ini tidak mau lagi menerima kebenaran dari orang lain serta menganggap enteng terhadap orang lain. Sifat iblis yang lain adalah sifat rakus dan tamak itu awalnya kata nabi telah ditampilkan oleh Adam as, karena tertipu oleh iblis latnatullah. latnat ullah. Iblis menjanjikan kepada Adam as, dalam surat l ‘rf yt 2020-21, yng rtiny ― Hai Adam aku ini penasehatmu yang aktif jika kamu terima nasehatku syukur dan tidak kau terima tidak ada masalah, Tahukah kamu mengapa , Allah melarangmu untuk mendekati pohon khuldi khuldi ini, lalu iblis mengatakan pohon ini yang mengekalkanmu hai Adam, jika anda dekati pohon itu, maka kamu akan kekal selamalamanya di surga―. surga ―. Ini merupakan tipuan dan rayuan syetan dan iblis latnatullah, dimana Adam as mendekatinya dan makan buah tersebut serta auratnya terbuka, akhirnya Adam pun sadar karena telah diti pu oleh syetn dn iblis ltntullh, mk kemudin dm s bertubt kepd ll h ― Robbana dzolamnaa anfushanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minalkhosirinna – Ya Ya Allah, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika ji ka Engkau telah mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi―. merugi―. Ada lagi penyakit hati yang merupakan jejak iblis dan syetan selalu mengganggu. Yaitu sifat sifat dengki ini sudah ditampilkan sejak dahulu oleh anak Adam as yaitu qabil, yang telah membunuh adik kandungnya yang bernama habil, karena apa?, karena sifat dengki kepada adiknya karena Allah menerima qurbannya sedangkan qurban qabil ditolak oleh Allah. Dalam hadits nabi bahwa kesombongan, ketamakan, kerakusan serta kedengkian itu merupakan sifat-sifat syetan dan akan menjadi sumber-sumber dari malapetaka dan sumber maksiat. Kalau kita perhatikan zaman sekarang ini, kenapa para pengusaha, para pejabat dan para wakil-wakil rakyat tidak mau mendengar nasehat-nasehat yang benar. Karena sifat
kesombongannya dan keangkuhannya, mereka menganggap bahwa pendapatnyalah yang benar sementara pernyataan orang lain itu salah, ini merupakan sifat-sifat syetan dan iblis latnatullah. Rasa syukur atas pemberian Allah SWT
Penyakit hati hati seperti sombong, sombong, tamak, rakus dan dengki seyogyanya disingkirkan disingkirkan jauh-jauh dari jiwa kita masing-masing, seandainya sifat tersebut kita singkirkan, maka insya Allah kita menjadi hamba Allah yang terhormat dihadapan Allah, Bagaimana caranya untuk menghilangkan sifat-sifat syetan dan iblis itu adalah sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ashar ayat 3 yang artiny art iny ―kecuall ―kecuall orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran―. kesabaran―. Salah satu cara menghilangkan sifat tamak dan rakus dengan cara menanamkan rasa syukur dan menikmati pemberian Allah apa adanya. Sifat dengki dan iri hati bisa kita hindarkan, dengan cara menerima suatu ujian dan musibah, karena segala ses uatu yang terjadi dengan izin oleh Allah SWT. Oleh karena itu jika terjadi suatu kemewahan, pangkat, jabatan serta harta yang berlimpah kita harus bersyukur dan jika Allah memberikan suatu kesusahan dan kesengsaraan kita harus bersabar. Syukur jika berada di atas dan sabar bila berada di bawah. bawah. Mudah-mudahan kita selaku makhluk Allah SWT yang sempurna mampu mensyukuri dan menikmati pemberian dari Allah SWT dan terhindar dari sifat-sifat syetan dan iblis latnatullah. Sumber : Indah Mulya Mulya Edisi No. 496 Th VI - 26 Oktober 2008
Perjalanan Ruh Setelah Manusia Meninggal Dunia
Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, serta yang selainnya, telah meriwayatkan dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib, bahwa suatu ketika para sahabat berada di pek uburan uburan Baqi’ul ghorqod. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka. Beliau pun duduk. Sementara para sahabat duduk di sekitarnya dengan tenang tanpa mengeluarkan suara, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. Beliau sedang menanti penggalian kubur seorang yang baru saja meninggal. Ini menunjukkan bahwa tatkala seorang hamba berada di pekuburan, dituntunkan kepadanya untuk bersikap tenang, diam, hening, dan tidak mengucapkan dzikir-dzikir dengan suara yang keras. Terlebih lagi berbicara mengenai urusan-urusan dunia yang fana. Dalam suasana yang seperti ini, hendaknya dia berpikir tentang kematian yang akan menimpa setiap manusia tanpa terkecuali. Sudahkah dia berbekal diri untuk menghadapinya. Ini membutuhkan perenungan yang dalam, sehingga melahirkan keimanan, ketakwaan, dan amal sholeh yang diterima disisi Allah.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dan mengucapkan: “Aku berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya bila seorang yang mukmin menghadap ke alam akhirat dan meninggalkan alam dunia, turun kepadanya ke padanya sejumlah malaikat berwajah putih yang seolah-olah seperti matahari. Mereka membawa sebuah kain kafan dan minyak wangi dari surga. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya. Malaikat pencabut nyawa berkata:
“Wahai jiwa yang baik, keluarlah engkau kepada keampu nan dan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Maka nyawanya keluar dan mengalir seperti air yang mengucur dari mulut wadah. Lalu malaikat pencabut nyawa mengambilnya. Nyawanya tidak dibiarkan di biarkan sekejap mata pun berada di tangan malaikat pencabut nyawa dan segera se gera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih tadi. Kemudian mereka meletakkannya pada kain kafan dan minyak wangi surga yang telah mereka bawa. Maka nyawanya mengeluarkan aroma minyak wangi misik yang paling terbaik di muka bumi. Lalu mereka menyertainya untuk naik ke langit. Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat me lainkan para malaikat itu akan bertanya: “Siapakah nyawa yang baik ini?” Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan”, dan disebutkan namanya yang paling terbaik ketika mereka mema nggilnya di dunia.
Tatkala mereka telah sampai membawanya kelangit, me reka meminta agar pintu langit dibukakan untuknya. Maka dari setiap langit dia diiringi oleh para penjaganya sampai ke langit berikutnya. Demikianlah yang akan terjadi hingga dia sampai ke langit yang disana ada Allah. Maka Allah berfirman:
“Catatlah oleh kalian bahwa hambaku (ini) berada di surga ‘illiyyin, dan (sekarang) kembalikanlah dia ke muka bumi. Sungguh darinya Aku telah menciptakan mereka, dan padanya Aku akan mengembalikan mereka, serta darinya pula Aku akan mengeluarkan mereka sekali lagi”.
Kemudian nyawanya dikembalikan ke dalam jasadnya. Lalu datanglah dua orang malaikat kepadanya. Keduanya bertanya, siapa Rabbmu? Maka dia menjawab, Rabbku adalah Allah. Keduanya kembali bertanya, apa agamamu? Maka dia menjawab, agamaku adalah islam. Keduanya kembali bertanya, siapa orang yang y ang telah diutus di tengah kalian ini? Maka dia menjawab, beliau adalah utusan Allah. Keduanya kembali bertanya, siapakah yang telah mengajarimu? Maka dia menjawab, men jawab, aku membaca kitab Allah, beriman kepadanya dan membenarkannya.
Kemudian terdengarlah terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Hambaku ini telah benar. Bentangkanlah Bentangkanl ah untuknya permadani dari surga dan bukakanlah sebuah pintu ke surga”. Maka harum wangi surga pun menerpanya dan kuburnya diperluas sejauh mata memandang. Lalu datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya, pakainnya, dan harum wanginya. Orang itu berkata, bergemb iralah dengan segala yang akan menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan. Maka si mukmin bertanya kepadanya, kepadanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa kebaikan.” kebaikan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang sholih.” Lalu si mukmin berkata, “Wahai Rabbku! Segerakanlah hari kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku”.
Selanjutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Adapun bila seorang yang kafir meninggalkan alam dunia dan menghadap ke alam akhirat, turun kepadanya dari langit sejumlah malaikat yang be rwajah hitam legam. Mereka membawa sebuah kain kafan yang buruk dan kasar. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut ny awa dan duduk di dekat kepalanya. Malaikat pencabut nyawa berkata,
“Wahai jiwa yang buruk, keluarlah engkau kepada kemurkaan dan kemarahan Allah”.
Maka nyawanya tercerai berai di dalam jasadnya. Ke mudian malaikat pencabut nyawa merenggut nyawanya seperti mencabut besi pemanggang daging dari bulu domba yang basah. Setelah malaikat pencabut nyawa mengambilnya, tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangannya dan segera se gera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam legam tadi. Lalu mereka meletakkannya pada kain kafan (yang telah mereka bawa) itu. Sehingga keluarlah dari nyawanya seperti bau yang sangat busuk di atas muka bumi. Kemudian mereka naik bersamanya. Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya, siapakah si apakah nyawa yang buruk ini? Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan” dan disebutkan namanya yang palin g terburuk ketika mereka memanggilnya di dunia.
Kemudian mereka membawanya naik sampai ke langit dunia dan dimintakan agar pintu langit di bukakan untuknya. Namun pintu langit tidak dibukakan untuknya”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi,
“Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu -pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta bisa masuk ke dalam lubang jarum.” (QS. Al - A’rof: 40) 40)
Selanjutnya Allah Azza wa jalla berfirman,
“Catatlah oleh kalian bahw a ketetapannya berada di (neraka) Sijjiin, di bumi yang paling bawah”.
Setelah itu, nyawanya benar-benar dilemparkan.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi,
“Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, Maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangk diterbangkan an oleh angin ke tempat yang jauh”. (surat Al Hajj:ayat 31)
Demikianlah, nyawanya dikembalikan kedalam jasadnya. Maka dua orang malaikat mendatanginya lalu mendudukkannya. Keduanya bertanya, “Siapa Rabbmu?” Dia menjawab, “Hah.. hah..aku tidak tahu”. Keduanya kembali bertanya, “Siapa orang yang telah diutus ditengah kalian ini?” Dia menjawab, “Hah..hah..aku tidak tahu.” Kemudian terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Dia telah berdusta, bentangkanlah untuknya permadani dari api neraka dan bukakanlah sebuah pintu ke neraka.” Sehingga hawa panas dan racun neraka pun menerpanya men erpanya dan kuburnya dipersempit sampai tulang-tulang rusuknya saling bergeser. Lalu datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya, pakainnya, dan busuk baunya. Orang itu berkata, “Bergembiralah “Bergembiralah dengan segala yang akan memperburuk keadanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan.” Maka si kafir bertanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa keburukan.” keburukan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk.” Lalu si kafir berkata, “Wahai Rabbbku! Janganlah engkau datangkan hari kiamat”. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al- Albani Albani rahimahullah rahimahullah di dalam kitabnya kitabnya “Ahkamul “Ahkamul Janaiz” (hal. 156-157) dan tahqiq beliau terhadap “Syarh Aqidah Thahawiyyah” (hal. 397 398). Inilah keadaan seorang yang mukmin dan seorang yang kafir tatkala meninggalkan alam dunia dan masuk ke dalam alam akhirat yang dimulai dengan alam barzakh (alam kubur). Wallahu a’lam bi showab Ketika manusia meninggalkan alam dunia bukan berarti urusannya telah selesai. Dia akan mengalami alam kedua yaitu y aitu alam barzakh (alam kubur). Alam ini merupakan pintu masuk ke dalam alam akhirat yang sesungguhnya. Disebut dengan alam barzakh, karena makna barzakh adalah penutup atau perantara bagi dua perkara. Maka alam barzakh adalah alam di antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam barzakh, manusia akan mengalami berbagai masalah yang menandakan bahwa urusannya belum selesai dengan semata-mata meninggalkan alam dunia. Saat me lewati alam barzakh, pertama kali yang akan dihadapinya adalah pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya, sebagaimana di dalam hadits Al Baro` bin ’Azib yang terdahulu. Maka keberhasilannya keberhasilannya di alam barzakh, mendapat kebaikan atau keburukan, akan tergantung dengan kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dua malaikat itu. Perlu diingat, bahwa di alam barzakh, jasad man usia tidak akan mampu untuk menjawabnya. Yang akan menjawabnya adalah ruh dan jiwa manusia yang telah diisi saat di alam dunia dengan kebaikan atau keburukan. Adapun seorang yang mukmin niscaya akan dimudahkan oleh Allah untuk bis a menjawab pertanyaan kubur yaitu tentang siapa Rabmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. Itulah yang Allah maksudkan dengan firman-Nya:
“Allah meneguhkan (iman) orang -orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27) Di dalam sebuah hadits yang shohih dari sahabat Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah shallallahu ‘al aihi wasallam bersabda:
“Seorang hamba yang muslim bila ditanya di dalam kuburnya, niscaya dia akan bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak be rhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya muhammad adalah utusan Allah”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Allah meneguhkan (iman) orang -orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (HR. Al Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa seorang yang mukmin akan mampu mengucapkan dua kalimat syahadat “La ilaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah”, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Tatkala seorang hamba menghadapi pertanyaan dua malaikat ini, maka dia akan menjawabnya sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu di dunia. Oleh sebab itu, seorang hamba yang berbuat dosa-dosa besar dan tidak bertaubat darinya, sangat mungkin disiksa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kuburnya, walaupun dia seorang yang mukmin. Telah datang sebuah hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda:
“Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu domba”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan kepada kita sekalian bahwa dua orang yang disiksa di dalam kuburnya itu dikarenakan dosa-dosa besar. Berarti yang disiksa oleh Allah di alam kubur bukan karena kekafiran saja tetapi juga jug a karena dosa-dosa besar.
Nasalullah salamah wal ‘afiah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘al aihi wasallam mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua bagian. Beliau meletakkannya di masing-masing dua kubur ini dengan harapan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingan siksa keduanya, selama pelepah kurma itu masih basah dan belum kering. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga kita dimudahkan untuk menjawab pertanyaan kubur dan diselamatkan dari siksanya. Wallahu a’lam bis shawab