A. REDUKSI URIN CARA BENEDICT I. Tinjauan Pustaka 1.Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa.Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah, menandakan terjadinya 4 gangguan homeostatis dan sudah semestinya mendorong tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya.
2.Insulin Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurang pekaan reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (β-sel) yang berada di pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan. Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama dalam mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari catabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke dalam bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya. Secara khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya ketosis (fase metabolik pembakaran lemak). Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk merespon efek dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin), atau jika insulin cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh orang-orang sel-sel tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan dengan baik di hati dan otot. Efek selanjutnya adalah tingkat gula darah
yang tetap tinggi , miskin sintesis protein, dan lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu meningkatnya keasaman (konsentrasi ion hidrogen) dalam darah. Tempat kerja insulin ialah pd permukaan luar membran sel. Beberapa peneliti mendapatkan bahwa adenilsiklase dihambat, sedangkan enzim fosfodiesterase dirangsang.Sintesis glikogen dan glikogenolisis tergantung dari rangkaian reaksi fostorilasi protein. Siklik AMP mengaktivasi proteinkinase dengan perangsangan glikogenolisis dan hambatan glukoneogenesis. Insulin bekerja sebaliknya yaitu ke arah sintesis glikogen. Insulin mendefosforilasi enzim tertentu dengan akibat terjadinya penghambatan glikogenolisis dan lipolisis. Insulin meningkatkan ambilan K+ ke dalam sel, efek serupa terjadi pd Mg++ dan diduga ion tersebut bertindak sebagai second messenger yg memperantarai kerja insulin. 3. Diabetes melitus Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Klasifikasi diabetes ADA ( American Diabetes Association)1dan intoleransi glukosa abnormal. 1.Diabetes mellitus a.Tipe 1 (autoimun, idiopatik) b.Tipe 2 2.Diabetes melitus gestasional (GDM) 3.Tipe spesifik lain a.Cacat genetik fungsi sel beta = MODY b.Cacat genetik kerja insulin =sindrom resistensi insulin berat c.Endokrinopati = sindrom cushing, akromegali d.Penyakit endokrin pankreas e.Obat/ diinduksi secara kimia f.Infeksi 4.Gangguan toleransi glukosa (IGT/ impairment glucose tolerance) 5.Gangguan glukosa puasa (IFG/ impairment fasting glucose) Klasifikasi diabetes melitus berdasarkan The National Diabetes Data Group 1.Primer a.Diabetes melitus tergantung insulin (IDDM, tipe 1) b.Diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM, tipe 2) 1) NIDDM non obes (IDDM, tipe 1 dalam evolusi) 2) NIDDM obes 3)Diabetes juvenile awitan (MODY, maturity onset diabetes of the young )
2.Sekunder a.Penyakit pankreatik b.Kelainan hormonal c.Induksi obat atau zat kimia d.Kelainan reseptor insulin e.Sindrom genetik
II. Tujuan 1.Memahami istilah insulin, diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan kurva standar glukosa 2.Memahami bagaimana kadar glukosa darah pada keadaan fasting state yang digunakan untuk diagnosis diabetes melitus 3.Memahami cara yang digunakan untuk mengukur glukosa darah III. Alat dan Bahan 1.Laptop 2.Akses internet IV. Cara Kerja 1.Hubungkan laptop dengan koneksi internet ke dalam laboratorium fisiologi 2.Buka browser ke www.physioex.com 3.Pilih PhysioEx 9.1 Laboratory Simulation in Physiology 4.Ketik “physiologyui” pada kolom login name 5.Tanyakan pada tutor untuk mengisi password
V. Hasil Dan Pembahasan Hasil uji benedict Hasil uji benedict pada urin segar dari orang percobaan (OP) dapat dikatakan normal. Karena warna larutan menunjukan warna biru jernih (tidak ada perubahan warna pada perlakuan) dan tidak ada endapan, yang artinya hasil uji ini negatif dan tidak terdapat glukosa pada urin orang percobaan (OP). Pereaksi Benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa), yang dibuktikan dengan terbentuknya kuprooksida berwarna merah atau coklat. Perubahan warna reagensia dari warna biru kehijauan menjadi gradasi dari kuning sampai merah jingga, ini terjadi jika hasil nya positif (terdapat glukosa didalam urin). VI. Kesimpulan VII. Referensi