BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan. Keberhasilan Keberhasila n sebuah pendidikan dipengaruhi oleh ole h keahlian guru dalam mendidik siswanya. Akhir – akhir akhir ini sangat marak dibicarakan tentang t entang profesi guru. Banyak hal mengenai profesi keguruan yang saat ini menjadi perhatian baik pemerintah maupun masyarakat. Sejak dicantumkannya UU mengenai guru sebagai jabatan profesional, banyak sekali aturan – aturan ataupun perundang-undangan yang membahas mengenai profesi guru mulai dari tunjangannya sampai kinerjanya.Dalam jabatan sebagai profesional, maka guru harus mematuhi kode etik keguruan yang telah ada.Selain itu, guru juga harus memenuhi syarat – syarat sebagai guru profesional, yakni pedagogik, kepribadian, kepribadian, profesional, dan sosial. Ironisnya, walaupun telah terdapat aturan – aturan dan kode etik mengenai
profesi
guru
tetapi
masihbanyak
guru
yang
melakukan
penyimpangan atau pelanggaran. Jika kita melihat berita di TV atau membaca berita di koran, tidak jarang kita menemukan pelanggaran yang telah dilakukan oleh guru. Guru sebagai tauladan peserta didiknya tidak pantas melakukan tindakan yang melanggar norma-norma terlebih lagi pemerintah telah memberikan kode etik guru yang harus dipenuhi. Guru yang berprestasi akan menghantarkan peserta didik menjadi insan yang mempunyai kecakapan, pengetahuan, serta ketrampilan yang dapat diaplikasikan di dunia nyata. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai guru teladan dan kriteria guru berprestasi.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah menjadi seorang guru teladan yang dapat dijadikan panutan? 2. Bagaimanakah cara untuk menjadi guru berprestasi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya maka penyusunan makalah ini untuk: 1. Mengetahui cara menjadi seorang guru teladan 2. Mengetahui cara untuk menjadi guru berprestasi
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat bagi para calon guru atau guru untuk menjadi sumber bacaan dalam upaya meningkatkan kualitas guru.
2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Guru Teladan
Keteladanan adalah making something as an example, providing a model yang artinya, menjadikan sesuatu sebagai teladan. Teladan adalah segala sesuatu yang terkait dengan perkataan, perbuatan, sikap dan prilaku seorang yang dapat di tiru atau di teladani oleh pihak lain. Sedangkan guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijak sana, pencetak para tokoh dan pemimpin umat (Isa, 2008). Jadi keteladan guru yang baik adalah contoh yang baik dari guru baik yang berhubungan dengan sikap, prilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak yang moral yang patut dijadikan contoh peserta didik. Guru sebagai uswah atau teladan harus memiliki modal dan sifat-sifat tertentu, diantaranya: Pertama, Guru harus meneladani Rasulullah Saw sebagai teladan
seluruh alam. Kedua, guru harus benar-benar memahami prinsip-prinsip keteladanan.
Mulailah dari diri sendiri. Artinya guru harus mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum mengajarkan karakter kepada peserta didiknya. Ketiga, guru harus menyadari arti kehadirannya di tengah siswa,
mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan tanggungjawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran. Mengajar bukan untuk sekadar melepaskan tugas, mengajar karena panggilan jiwa, mengajar dengan cinta, merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dunia akhirat, dan mampu mengarahkan siswa tentang arti hidup. Keempat, guru
harus
mengetahui
tahapan
mendidik
karakter.
Sekurang-kurangnya melalui tiga tahapan pembelajaran yang penulis istilahkan dengan 3P yaitu: pemikiran, perasaan dan perbuatan.
3
1. Tahapan pertama pemikiran; merupakan tahap memberikan pengetahuan tentang karakter. Pada tahapan ini guru berusaha mengisi akal, rasio dan logika siswa sehingga siswa mampu membedakan karakter positif (baik) dengan karakter negatif (tidak baik). Siswa mampu memahami secara logis dan rasional pentingnya karakter positif dan bahaya yang ditimbulkan karakter negatif. 2. Tahap kedua dalam mendidik karakter ini diistilahkan dengan perasaan; merupakan tahap mencintai dan membutuhkan karakter positif. Pada tahapan ini guru berusaha menyentuh hati dan jiwa siswa bukan lagi akal, rasio dan logika. Diharapkan pada tahapan ini akan muncul kesadaran dari hati yang paling dalam akan pentingnya karakter positif, yang pada akhirnya akan melahirkan dorongan/keinginan yang kuat dari dalam diri untuk mempraktikkan karakter tersebut dalam kesehariannya. 3. Tahap ketiga perbuatan berperan; pada tahapan ini dorongan/keinginan yang kuat pada diri siswa untuk mempraktikkan karakter positif diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa menjadi lebih santun, ramah, penyayang, rajin, jujur, dan s emakin menyenangkan, menyejukkan pandangan serta hati siapapun yang melihat dan berinteraksi dengannya.. B. Guru Berprestasi
Menurut Suparlan (2005:12), guru adalah orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional, fisikal, intelektual, maupun aspek-aspek lainnya. Menjadi guru, pandai saja tidak cukup. Seorang guru harus memiliki motto Not Only teach, but also touch. Guru bukan hanya mengajar, tetapi juga menyentuh hati peserta didik dengan kasih sayang yang akan menguatkan hubungan batin antara guru dan peserta didiknya, sehingga proses belajar dan mengajar akan berjalan sesuai dengan harapannya. Pembelajaran dalam pengajaran adalah proses belajar mengajar antara guru dengan siswa. Sehingga yang dimaksud dengan belajar adalah suatu perubahan pada individu-individu yang belajar tidak saja berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
4
Sejalan dengan hal diatas, guru yang berprestasi akan menghantarkan peserta didik menjadi insan yang mempunyai kecakapan, pengetahuan, serta ketrampilan yang dapat diaplikasikan di dunia nyata. Guru berprestasi akan selalu melakukan pembelajaran yang kreatif serta inovatif sehingga peserta didik akan merasa nyaman saat proses belajar mengajar berlangsung dan dapat menyerap isi pembelajaran secara bermakna. Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan mampu menghasilkan karya inovatif serta secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang akademik baik berupa kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler (Mohammad, 2011) Menjelang bulan Mei biasanya setiap tahun selalu diadakan kompetisi antar guru se-Indonesia dalam Pemilihan Guru Berprestasi mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi dan final di tingkat nasional. Adapun puncak dari kegiatan tersebut adalah diserahkannya piala dan penghargaan tepat saat peringatan H ari Pendidikan Nasional. Pemilihan Guru Berprestasi menjadi
ajang
kompetisi
positif
dan
sharing
antar
peserta
dalam
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Ada beberapa hal yang menjadi materi untuk mengikuti Lomba Guru berprestasi: 1. Sifat a.
Pemilihan guru berprestasi ini bersifat kompetitif dan bukan berdasarkan pemerataan. Masing-masing guru yang memenuhi kriteria berhak mengikuti program ini.
b. Pemilihan guru berprestasi dilaksanakan secara objektif (mengacu pada proses penilaian dan penetapan predikat guru berprestasi dan dilaksanakan secara impartial,non diskriminatif serta memenuhi standar
penilaian),
memberikan peluang
transparan (mengacu
pada
proses
yang
kepada semua pemangku kepentingan untuk
memperoleh akses informasi tentang penilaian dan penetapan predikat guru berprestasi sebagai suatu sistem yang meliputi masukan,proses dan hasil penilaian), akuntabel (penilaian dan penetapan predikat guru
5
berprestasi dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pemangku kepentingan pendidikan baik secara akademik maupun administratif.
2. Peserta a. Kelompok guru tingkat satuan pendidikan TK ( guru TK /Raudhatul Athfal/ Bustanul Athfal/TK Luar Biasa. b. Kelompok guru tingkat satuan pendidikan SD ( guru SD/MI/SDLB). c. Kelompok
guru
tingkat
satuan
pendidikan
SMP
(guru
tingkat
satuan
pendidikan
SMA
(guru
SMP/Mts/SMPLB). d. Kelompok
guru
SMA/SMK/MA/SMA Luar Biasa). 3. Kriteria a. Guru
unggul/mumpuni
dilihat
dari
kompetensi
pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Subkompetensi masing-masing kompetensi disajikan pada bagian penilaian. (Trianto, 2009) 1) Pedagogis Pada aspek ini, guru dituntut untuk mengetahui teori belajar, teori mengajar, teori perkembangan jiwa anak, juga dituntut untuk memahami kurikulum yang berlaku terutama yang menyangkut arah pembelajaran dan semangat kurikulum yang berlaku saat itu. Pada seleksi guru teladan, aspek ini diukur melalui tes tertulis maupun tes wawancara, disamping juga diukur melalui ada dan tidaknya dokumen pembelajaran yang meliputi: -
Rencana pembelajaran
-
Laporan pelaksanaan pembelajaran
-
Data hasil evaluasi pembelajaran
-
Data analisis hasil evaluasi dan
-
Laporan program tindak lanjutnya
Kelima dokumen tersebut perlu lengkap dan lampirkan dalam bentuk portofolio yang disatukan dengan dokumen as pek yang lain (10 aspek/komponen sertifikasi guru). 2) Profesional
6
Pada apek ini, guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran sesuai yang dikehendaki dan diamanatkan oleh kurikulum, tentu berkaitan dengan bidang ajar yang digelutinya, sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Pada seleksi guru teladan, aspek ini diuji melalui dukumen karya pengembangan profesi, misal ada dan tidaknya buku hasil karya yang dipublikasikan, karya ilmiah yang dipublikasikan baik melalui jurnal terakreditasi maupun melalui media lain yang relevan. Kepemilikan piagam penghargaan dan sertifikat keikutsertaan dalam forum ilmiah, juga dapat menjadi indikator penguasaan aspek profesional seorang guru. 3) Sosial Aspek ini sangat banyak indikatornya. Sering dan tidaknya guru diberi tugas di sekolah yang tercermin pada banyak dan tidaknya SK penugasan kepala sekolah pada guru tersebut, bagaimana peran guru di lingkungan tempat tinggalnya tercermin dari kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. 4) Kepribadian Seorang
guru
teladan
tentu
tidak
lepas
dari
kepemilikan
kemantapan dan kematangan kepridadian. Indikator aspek ini diuji melalui wawancara dan tes tertulis. Bagaimana cara berpenampilan dihadapan penguji, bagaimana cara menjawab dan cara berbicara dihadapan penguji, bagaimana cara menolak atau menyanggah atau berargumentasi ketika dipersalahkan penguji. Disisi lain juga dapat diuji melalui pertanyaan yang sifatnya mengarah pada pandangan pribadi tentang suatu masalah. b. Guru yang menghasilkan karya kreatif atau inovatif melalui : -
Pembaruan (inovasi) dalam pembelajaran atau bimbingan.
-
Penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan.
-
Penulisan buku fiksi/nonfiksi di bidang pendidikan atau sastra Indonesia dan sastra daerah.
7
-
Penciptaan karya seni atau prestasi di bidang olah raga.
c. Guru yang secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. 4. Persyaratan a. Guru yang berstatus PNS/Non PNS serta tidak mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah atau dalam proses pengangkatan kepala sekolah, atau transisi alih tugas ke unit kerja lainnya. b. Aktif melaksanakan proses pembelajaran /bimbingan dan konseling. c. Belum pernah dikenai hukuman disiplin atau tidak dalam proses pemeriksaan pelanggaran disiplin. d. Masa kerja sebagai guru secara terus menerus sekurang-kurangnya 8 tahun. e. Bukti prestasi yang dicapai ditulis dalam bentuk karya tulis/laporan yang telah disyahkan oleh kepala sekolah. f. Bukti partisipasi dalam kemasyarakatan berupa surat keterangan atau bukti fisik lainnya yang telah disyahkan kepala sekolah. g. Menyusun portofolio bagi guru TK/SD/SMP/SMA atau sederajat yang meraih Pemenang I di sekolah yang akan mengikuti seleksi di tingkat selanjutnya. h. Guru-guru yang pernah meraih predikat guru berprestasi peringkat I,II,III tingkat nasional tidak diperkenankan mengikuti program ini. i.
Guru-guru yang pernah meraih predikat guru berprestasi peringkat I,II,III di tingkat provinsi dapat mengikuti program ini setelah 5 tahun.
j.
Mempunyai beban kerja minimal 24 jam tatap muka perminggu atau ekuivalen.
5. Acuan Penilaian Acuan penilaian Tingkat Kecamatan, Tingkat Kabupaten maupun Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional berupa: a. Profesional : tes tertulis, wawancara, portofolio. b. Pedagogik: wawancara, portofolio. c. Kepribadian : wawancara. d. Sosial : wawancara.
8
e. Karya kreatif/ inovatif : wawancara, portofolio. f. Hasil Pembimbingan : wawancara, portofolio.
BAB III KESIMPULAN
Dari pemaparan yang telah dibahas sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk menjadi guru teladan agar menjadi panutan peserta didik maka guru harus memiliki ke empat sifat yakni guru harus: a. Meneladani Rasulullah Saw sebagai teladan seluruh alam. b. Memahami prinsip-prinsip keteladanan c. Mengetahui tahapan mendidik karakter d. Menyadari arti kehadirannya di tengah siswa, mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan tanggungjawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran 2. Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan mampu menghasilkan karya inovatif serta secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang akademik baik berupa kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Untuk mengikuti lomba guru berprestasi ada beberapal hal yang harus diperhatikan diantaranya: sifat, peserta, kriteria, persyaratan, dan acuan penilaian.
9
DAFTAR PUSTAKA
Isa, Kamal Muhammad. 2008. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Fikahati Aneska. Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional . Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto, 2009, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.
10