BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Aquos Humor
2.1.1 Anatomi Aquos Humor Bola Bola mata ata oran orang g dewa dewasa sa hamp hampir ir mend mendek ekat atii bula bulat, t, deng dengan an diam diamet eter er anteroposterior sekitar 24,5 mm. Bola mata terdiri dari konjungtiva, kapsula tenon, sklera dan episklera,kornea, uvea, lensa, humor akueus, retina, dan vitreus. 2
sumber !laukoma resear"h #oundation
2.1.2 $isiologi Aquos Humor Aqueous Aqueous humor adalah suatu "airan jernih %ang mengisi kamera anterior dan posterior mata, diproduksi di korpus siliaris. &olumen%a sekitar 25' u(, dengan ke"epatan pembentukan sekitar 1,5)2 u(*menit. +ekanan osmotik sedikit lebih tinggi dari plasma.omposisi mirip plasma, ke"uali kandungan konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa lebih rendah. -etelah memasuki kamera kamera posteri posterior or,m ,melal elalui ui pupil pupil akan akan masuk masuk ke kamera kamera anterio anteriorr dan kemudi kemudian an ke peri#er menuju sudut kamera anterior.1 alinan*jala trabekular terdiri dari berkas)berkas jaringan kolagen dan elastik %ang %ang dibung dibungkus kus oleh oleh sel)sel sel)sel trabeku trabekular lar %ang %ang memben membentuk tuk suatu suatu saringa saringan n dengan dengan ukuran pori)pori semakin menge"il sewaktu mendekati kanalis -"hlemm. ontraksi 3
otot siliaris melalui insersin%a kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori) pori di jalinan tersebut sehingga ke"epatan drainase humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam kanalis -"hlemm bergantung pada pembentukan saluran) saluran transeluler siklik di lapisan endothel. -aluran e#eren dari kanalis -"hlemm /sekitar 0' saluran pengumpul dan 12 vena akueus men%alurkan "airan ke dalam sistem vena. -ejumlah ke"il aqueous humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat lewat sela)sel sela)selaa s"lera s"lera /aliran /aliran uveosk uveoskler lera. a. esist esistensi ensi utama utama terhad terhadap ap aliran aliran aqueous humor dari kamera anterior adalah lapisan endothel saluran -"hlemm dan bagian)bagian jalinan trabekular di dekatn%a, bukan dari sistem pengumpul vena. +etapi etapi tekana tekanan n di jaringa jaringan n vena vena episkle episklera ra menent menentuka ukan n besar besar minimu minimum m tekana tekanan n intraokuler %ang di"apai oleh terapi medis. 1 -udut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam drainase aqueous humor. -udut ini dibentuk oleh pangkal iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan trabekular dan garis -"hwalbe /bagian ujung membrane des"ement kornea %ang prominen. (ebar sudut ini berbeda pada setiap orang, dan memiliki peranan %ang besar dalam menentukan menentukan patomekanis patomekanisme me tipe glaukoma glaukoma %ang berbeda)beda. berbeda)beda. -truktur sudut ini bisa dinilai dengan gonioskopi.
sumber !laukoma resear"h #oundation
-istem aliran drainase aqueous humor, terdiri dari jalinan trabekular, kanal -"hlemm, -"hlemm, jembatan jembatan pengumpu pengumpul, l, vena)vena vena)vena aqueous aqueous dan vena episkleral. Adapun Adapun jalinan trabekular terdiri dari tiga bagian %akni jalinan uveal, korneoskleral, dan jukstakalanikular. alinan uveal merupakan jalinan paling dalam dan meluas dari pangkal iris dan badan siliaris sampai garis -"hwalbe. alinan korneoskleral membentuk bagian tengah %ang lebar dan meluas dari taji skleral sampai dinding 4
lateral sulkus skleral. alinan jukstakanalikular membentuk bagian luar, dan terdiri dari lapisan jaringan konekti#. Bagian ini merupakan bagian sempit trabekular %ang menghubungkan jalinan korneoskleral dengan kanal -"hlemm. -ebenarn%a lapisan endotel luar jalinan jukstakanalikular berisi dinding dalam kanal -"hlemm %ang ber#ungsi mengalirkan aqueous ke luar.3 anal -"hlemm merupakan suatu saluran %ang dilapisi endothel, tampak melingkar pada sulkus skleral. -el)sel endotel pada dinding dalam ireguler, berbentuk spindle, dan terdiri dari vakuol)vakuol besar. ada dinding bagian luar terdapat sel)sel otot datar datar dan mempun%ai pembukaan saluran pengumpul. 3 -aluran pengumpul disebut juga pembuluh aqueous intraskleral, jumlahn%a sekitar 25)05, meninggalkan kanal -"hlemm pada sudut oblik dan berakhir di vena) vena episkleral. &ena ini dibagi menjadi dua sistem. -istem langsung, %akni dimana pembuluh besar melalui jalur pendek intraskleral dan langsung ke vena episkleral. -edangkan saluran pengumpul %ang ke"il, sebelum ke vena episkleral, terlebih dahulu membentuk pleksus intraskleral.3
-umber http**www.allaboutvision."om*"onditions*glau"oma)2)"ause.htm
-istem drainase aqueous humor terdiri dari dua jalur, %akni jalur trabekular /konvensional dan jalur uveoskleral. alur drainase terban%ak adalah trabekular %akni sekitar '6 sedangkan melalui jalur uveoskleral han%a sekitar 1'6. ada jalur trabekular, aliran aqueous akan melalui kamera posterior, kamera anterior, menuju kanal -"hlemm dan berakhir pada vena episkleral. -edangkan jalur 5
uveoskleral, aqueous akan masuk ke ruang suprakoroidal dan dialirkan ke vena)vena pada badan siliaris, koroid dan s"lera.3
-umber http**www.allaboutvision."om*"onditions*glau"oma)2)"ause.htm
2.2 Deinisi
!laukoma merujuk kepada sekelompok
pen%akit %ang
umumn%a
memiliki
karakteristik neuropati optik %ang disertai dengan hilangn%a #ungsi penglihatan. 7alaupun peningkatan tekanan intraokuler termasuk #aktor risiko utama, tapi gejala ini sendiri dapat ada ataupun tidak pada glaukoma. $aktor)#aktor %ang menentukkan terjadin%a peningkatan +89 adalah a. b. ". d.
ata)rata produksi aquos humor oleh badan siliar Adan%a resistensi dari out#low aquos humor +ekanan vena pada epis"lera. $aktor general adalah: riwa%at keturunan, usian jenis kelamin, variasi diurnal, posisi, tekanan darah dan anestesi umum.1
-udut tertutup dide#inisikan sebagai aposisi dari iris peri#er terhadap trabekular meshwork %ang men%ebabkan menurunn%a drainage dari aqueous humourus melalui kamera okuli anterior. !laukoma sudut tertutup terjadi apabila aliran keluar aquous humourus terhambat akibat penutupan sudut kamera okuli anterior. 2.! "#idemiologi 6
;i Amerika -erikat, kira)kira 2.2 juta orang pada usia 4' tahun dan %ang lebih tua mengidap glaukoma, seban%ak 12',''' orang buta disebabkan pen%akit ini. Ban%akn%a orang Amerika %ang terserang glaukoma diperkirakan akan meningkatkan sekitar 0.0 juta pada tahun 2'2'. +iap tahun, ada lebih dari 0'',''' kasus glaukoma %ang baru dan kira)kira 54'' orang)orang menderita kebutaan. !laukoma akut /sudut tertutup terjadi sekitar 1')156 kasus pada orang aukasia. ersentase ini lebih tinggi pada orang asia, terutama pada orang Burma dan &ietnam di Asia +enggara. !laukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih men%ebabkan kebutaan dibandingkan orang kulit putih. 2,4 Berdasarkan survei 7H9 pada tahun 2''', dari sekitar 45 juta penderita kebutaan, 1<6 diantaran%a disebabkan karena glaukoma, dan sekitar ',2 6 kebutaan di 8ndonesia disebabkan oleh pen%akit ini. -edangkan survei ;epartemen esehatan 8 1=2)1< melaporkan bahwa glaukoma men%umbang kebutaan sekitar ',4 > 56 atau sekitar =4'.''' orang dari 21' juta penduduk. 2,0 2.$ Klasii%asi lasi#ikasi !laukoma berdasarkan etiologi dapat dibagi berdasarkan
1 !laukoma rimer a. !laukoma -udut terbuka (open-angle glaucoma) b. !laukoma -udut tertutup (closed-angle glaucoma) 2 !laukoma ongenital 0 !laukoma -ekunder 4 !laukoma Absolut 1. !laukoma rimer a. !laukoma sudut terbuka !laukoma primer sudut terbuka adalah bentuk glaukoma %ang tersering dijumpai. -ekitar ',4)',3 6 orang berusia lebih dari 4' tahun dan 2)06 orang berusia lebih dari 3' tahun diperkirakan mengidap glaukoma primer sudut terbuka. ;iduga glaukoma primer sudut terbuka diturunkan se"ara dominan atau resesi# pada 5'6 penderita, se"ara genetik penderitan%a adalah homo?igot. +erdapat #aktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glaukoma seperti diabetes melitus, hipertensi, kulit berwarna dan miopia. 1,4 ada glaukoma primer sudut terbuka tekanan bola mata sehari)hari tinggi atau lebih dari 2' mmHg. @ata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, %ang mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan #ungsi tanpa disadari oleh penderita. !angguan sara# optik akan terlihat gangguan #ungsin%a berupa pen"iutan lapang pandang. < 7
ada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan #ungsi sara# optik seperti glaukoma mungkin akibat adan%a variasi diurnal. ;alam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air, pilokarpin, uji variasi diurnal, dan provokasi steroid.1,< !ambaran patologik utama pada glaukoma primer sudut terbuka adalah proses degenerati# di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis -"hlemm. Akibatn%a adalah penurunan aquoeus humor %ang men%ebabkan peningkatan tekanan intraokuler.0@ulai timbuln%a gejala glaukoma primer sudut terbuka agak lambat %ang kadang)kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirn%a berlanjut dengan kebutaan.1,< a. !laukoma sudut tertutup ada glaukoma sudut tertutup, pupil berdilatasi sedang disertai sumbatan pupil. Hal ini biasan%a terjadi pada malam hari, saat tingkat pen"aha%aan berkurang. Hal tersebut juga dapat terjadi pada dilatasi pupil untuk o#talmoskopi. 0 !laukoma sudut tertutup akut primer ditandai oleh mun"uln%a kekaburan penglihatan mendadak %ang disertai n%eri hebat, mual serta muntah. +emuan)temuan lain adalah peningkatan men"olok tekanan intraokular, kamera anterior dangkal, kornea berkabut, pupil ter#iksasi berdilatasi sedang dan injeksi siliaris. < !laukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bomb %ang men%ebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris peri#er. Hal ini men%umbat aliran aquoeus humor dan tekanan intraokular meningkat dengan "epat, menimbulkan n%eri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan. 3
2. !laukoma ongenital !laukoma kongenital /jarang dapat dibagi menjadi /1 glaukoma kongenital primer, %ang menunjukkan kelainan perkembangan terbatas pada sudut kamera anterior: /2 anomali perkembangan segmen anterior ) sindrom Aen#eld, anomali eter, dan sindrom eiger. ;isini perkembangan iris dan kornea juga abnormal:/0 berbagai kelainan lain, termasuk aniridia, sindrom -turge)weber, neuro#ibromatosis, sindrom (owe dan rubela kongenital. ada keadaan ini, anomali perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.0 8
!laukoma kongenital bermani#estasi sejak lahir pada 5'6 kasus, didiagnosis pada < bulan pertama pada 3'6 kasus dan didiagnosis pada akhir tahun pertama pada ='6 kasus. 0 !ejala paling dini
dan paling sering adalah epi#ora. ;apat dijumpai #oto#obia dan
pengurangan kilau kornea. eningkatan tekanan intraokular adalah tanda kardinal. en"ekungan diskus optikus akibat glaukoma merupakan kelainan %ang terjadi relati# dini dan terpenting. +emuan)temuan lanjut adalah peningkatan garis tengah, edema epitel, robekan membran ;es"emet, dan peningkatan kedalaman kamera anterior serta edema dan kekeruhan lensa.0 0. !laukoma -ekunder !laukoma sekunder adalah glaukoma %ang diketahui pen%ebabn%a. ;apat disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan)keadaan atau pen%akit %ang telah diderita sebelumn%a atau pada saat itu.0 en%ebab %ang paling sering ditemukan adalah uveitis. en%ebab lainn%a adalah pen%umbatan vena o#talmikus, "edera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata. Beberapa obat /misaln%a kortikosteroid juga bisa men%ebabkan peningkatan tekanan intraokuler.3Cveitis kronik atau rekuren men%ebabkan gangguan permanen #ungsi trabekula, sinekia anterior peri#er, dan kadang)kadang neovaskularisasi sudut,%ang semuan%a meningkatkan glaukoma sekunder. 0 ada uveitis, tekanan intraokular biasan%a lebih rendah dari normal karena korpus siliar %ang meradang kurang ber#ungsi baik. Damun juga dapat terjadi peningkatan tekanan intraokular melalui beberapa mekanisme %ang berlainan. alinan trabekular dapat tersumbat oleh sel)sel radang dari kamera anterior, disertai edema sekunder, atau kadang)kadang terlibat dalam proses peradangan %ang spesi#ik diarahkan ke sel)sel trabekula /trabekulitis. <
4. !laukoma Absolut !laukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma /terbuka*tertutup dimana sudah terjadi kebutaan total, akibat tekanan bola mata memberikan gangguan #ungsi lanjut. 3 ada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atro#i dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. -ering dengan mata buta ini mengakibatkan pen%umbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan pen%ulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbuln%a 9
glaukoma hemoragik. 3
!ambar 2.1 lasi#ikasi !lau"oma 2.& "tiologi dan Fa%tor 'isi%o
Beberapa etiologi dan #aktor risiko terhadap kejadian glaukoma adalah )
as revalensi glaukoma primer sudut terbuka pada pasien dengan usia diatas 4' tahun memiliki variasi %ag sangat beragam tergantung ras. 8nsiden pada kulit putih sebesar ',16) ',<6, pada kulit hitam ',16)',26, sebesar ',46)1,46 pada Asia +imur, pada eskimo sebesar 2,16 )56 dan 2,06 pada kelompok etnis "ampuran di A#rika -elatan.
)
Csia revalensi glaukoma sudut terbuka meningkat tiap satu dekade atau sepuluh tahun setelah usia empat puluh tahun. eningkatan insiden ini dapat dijelaskan dengan 10
penebalan lensa seiring dengan penambahan umur dan mengakibatkan peningkatan kontak iridolentikular.
)
enis kelamin ;ilaporkan bahwa glaukoma primer sudut terbuka dua hingga empat kali lipat lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria dan tidak dipengaruhi oleh ras.
)
iwa%at keluarga 8nsiden glaukoma primer sudut terbuka pada keluarga derajat pertama relati# mempengaruhi individu. ada kulit putih prevalensi keluarga derajat pertama dilaporkan berkisar antara 16)126, sedangkan pada surve% populasi di "hina, risiko meningkat menjadi < kali lipat pada pasien dengan riwa%at keluarga.
)
e#raksi ejadian glaukoma primer sudut terbuka pada pasien dengan miopi lebih sering terjadi dan tidak dipengaruhi ras.
-edangkan beberapa hal %ang memperberat resiko glaukoma adalah )
+ekanan bola mata, makin tinggi makin berat
)
@akin tua usia, makin berat
)
Hipertensi, resiko < kali lebih sering
)
erja las, resiko 4 kali lebih sering
)
eluarga penderita glaukoma, resiko 4 kali lebih sering
)
+embakau, resiko 4 kali lebih sering
)
@iopia, resiko 2 kali lebih sering
)
;iabetes melitus, resiko 2 kali lebih sering
2.( Patoisiologi -udut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris. ada keadaan
#isiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar "airan bilik mata. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal -"hlemm, baji sklera, garis -"hwalbe dan jonjot iris. ada sudut #iltrasi terdapat garis -"hwalbe %ang merupakan akhir peri#er endotel dan membran desemet, kanal s"hlemm %ang menampung "airan mata kesalurann%a. -udut #iltrasi berbatas dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur %ang membuat "in"in melingkar 0<' derajat dan merupakan batas belakang sudut #iltrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. An%aman trabekula
11
mengisi kelengkungan sudut #iltrasi %ang mempun%ai dua komponen %aitu badan siliar dan uvea. +ekanan intraokular ditentukan oleh ke"epatan terbentukn%a "airan mata /akueus humor bola mata oleh badan siliar dan hambatan %ang terjadi pada jaringan trabekular meshwork. Akueus humor %ang dihasilkan badan siliar masuk ke bilik mata belakang, kemudian melalui pupil menuju ke bilik mata depan dan terus ke sudut bilik mata depan, tepatn%a ke jaringan trabekulum, men"apai kanal -"hlemm dan melalui saluran ini keluar dari bola mata. ada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan trabekular, sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. adi tekanan intraokuler meningkat karena adan%a hambatan out#low humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan trabekular. ada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat pen%empitan sudut bilik mata, sehingga out#low humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular. eadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata %ang sempit /kadang)kadang disebut dengan Edangerous angleF. enting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas, peri#er iris tidak kontak dengan peri#er kornea, s ehingga sudut bilik mata depan tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. 8ni merupakan perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup. etika dislokasi lensa sebagai pen%ebab tertutupn%a sudut bilik mata maka keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder. ika glaukoma sudut tertutup tidak diketahui pen%ebabn%a, kondisi ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup primer. Apabila sudut bilik mata depan tertutup se"ara "epat dan berat, ini dikenal dengan glaukoma akut %ang disertai dengan ban%ak gejala dan tanda. Apabila penutupan sudut bilik mata depan tidak sempurna dan kadang)kadang saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik, dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten %ang tidak mempun%ai gejala, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup kreeping. -atu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi han%a sebagian ke"il saja, terutama pada mata %ang pupiln%a berdilatasi sedang /0,' ) 4,5mm %ang dapat memungkinkan terjadin%a blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup. Akibat terjadin%a blok pupil, maka tekanan intrao"ular lebih tinggi di bilik mata belakang daripada bilik mata depan. ika blok pupil semakin berat tekanan intraokuler di bilik mata belakang semakin bertambah, sehingga konveksivitas iris semakin bertambah juga, ini dikenal dg iris bombe, %ang membuat peri#er iris kontak dengan jalinan trabekuler, dan 12
men%ebabkan sudut bilik mata depan tertutup. ika tekanan intraokuler meningkat se"ara drasti" akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut. @ekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atro#i sel ganglion di#us, %ang men%ebabkan penipisan lapisan serat sara# dan inti bagian dalam retina dan berkurangn%a akson di sara# optikus. 8ris dan korpus siliar juga menjadi atro#i, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.0,= @ekanisme lain %ang dapat men%ebabkan glaukoma akut adalah plateau iris dan letak lensa lebih ke anterior. ada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok pupil. = +ekanan intraokuler %ang tinggi se"ara mekanik menekan papil sara# optik %ang merupakan tempat dengan da%a tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil sara# optik relati# lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi "ekungan pada papil sara# optik. 1,0 2.) *aniestasi Klinis !ejala objekti# • ) alpebra Bengkak ) onjungtiva bulbi Hiperemia kongesti#, kemosis dengan injeksi silier,injeksi konjungtiva, injeksi episklera ) ornea keruh, insensiti# karena tekanan pada sara# kornea ) Bilik mata depan ;angkal ) 8ris gambaran "oklat bergaris tak n%ata karena edema, berwarna kelabu. ) upil @elebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang)kadang didapatkan midriasis %ang total, warnan%a kehijauan, re#leks "aha%a lamban atau tidak ada sama sekaliG !ejala -ubjekti# • ) D%eri hebat ) emerahan / injeksi siliaris ) engelihatan kabur ) @elihat halo ) @ual > muntah 2.+ Diagnosis
;alam menganamnesis kita perlu mengetahui riwa%at)riwa%at berikut • • • • • • •
eluhan saat serangan !ejala, onset, durasi, keparahan, lokasi iwa%at okular iwa%at pen%akit sekarang iwa%at pengobatan iwa%at penggunaan obat)obatan iwa%at mengkonsumsi alkohol dan merokok
13
•
iwa%at
pen%akit
keluarga
/keban%akan
mun"ulan
glaukoma
adalah
asimptomatik sehingga kerusakan sara# optik %ang lanjut telah terjadi. iwa%at keluarga %ang menderita glaukoma adalah #aktor risiko %ang penting 2., Pemeri%saan Penun-ang
emeriksaan penunjang %ang dapat dilakukan untuk menilai glaukoma se"ara klinis, %aitu
a. &isus ada pasien dengan glaukoma, visus menurun mulai dari peri#er. &isus sentral baik terutama pada glaukoma sudut terbuka, sedangkan pada sudut tertutup terjadi penurunan visus se"ara tiba)tiba disebabkan edema pada kornea se"ara mendadak. b. +onometri Berdasarkan "ara menentukan nilai +89 peralatan %ang digunakan terbagi dalam 2 bentuk %aitu tonometri aplanasi dan tonometri indentasi. +ekanan intraokular normal berkisar antara 1')21 mmHg. 1. +onometri aplanasi ;alam pengukuran diperlukan
ga%a
untuk
dapat
mendatarkan
atau
mengapplanasi sebagian ke"il daerah kornea sentral. -emakin besar kekuatan %ang diperlukan untuk mendatarkan kornea maka semakin besar pula +89. +ipe tonometri aplanasi %ang sering digunakan adalah tonometri applanasi goldmann. ;imana hasil %ang didapatkan lebih akurat dan keban%akan dapat digunakan dalam berbagai keadaan ke"uali pada keadaan edema kornea dan luka pada kornea. Bagian)bagian dari tonometri applanasi goldmann ) +onometer tip bagian %ang kontak dengan kornea mata, terdiri dari biprism /two beam)splitting prism %ang merubah area antara ) )
tonometer tip dengan kornea menjadi dua bentuk setengah lingkaran. @etal rod %ang menghubungkan tonometer tip dengan housing. +onometer housing tempat pemprosesan ga%a %ang diberikan %ang
)
dikendalikan oleh tombol penambah ga%a %ang terdapat di housing. $or"e adjustment knob /tombol penambah ga%a terdapat di housing %ang berguna dalam menambah ga%a %ang diperlukan untuk applanasi
14
kornea. !a%a %ang digunakan untuk menilai +89 dikalikan dengan 1' dan hasiln%a dalam bentuk mmHg.
ara penggunaan tonometri applanasi goldmann )
@asukan tonometer tip %ang bersih kedalam pemegang biprism. -aat meletakkannn%a tanda %ang menunjukkan 1='' %ang terdapat di tonometer tip harus sejajar dengan garis putih %ang terdapat di
) )
pemegang biprism. Berikan anestesi topikal dan #luores"ein d%e kedalam mata pasien ;udukan pasien di depan slit lamp dan atur posisi dahi dan dagu pasien. -uruh pasien melihat lurus kedepan dan mebuka mata sebesar)
)
besarn%a. (etakkan "obalt
)
menghasilkan gambaran kuning)hijau dari #luoresein d%e. Atur perbesaran slit lamp menjadi rendah dengan intensitas "aha%a
) )
%ang tinggi dan terang dengan sudut <' '. +entukan ga%a %ang digunakan ika memeriksa mata kanan pasien suruh pasien untuk #okus melihat
#ilter
di
bagian
illuminasi
slit
lamp
untuk
telinga kanan anda. emudian suruh pasien mengedip sekali/agar )
#luores"ein d%e men%ebar dan selanjutn%a hindari untuk mengedip. !unakan pengendali slit)lamp dan se"ara gentle dekatkan biprism ke kornea hingga men%entuh kornea. +anda biprism telah men%entuh kornea ditandai dengan #luores"ein %ang terbagi menjadi dua bentuk setengah lingkaran, satu di atas dan satu lagi di bawah pada garis
)
hori?ontal. -e"ara gentle dan pelan naikan ga%a %ang diberikan hingga bagian tepi
)
dalam semi"ir"le bersentuhan dan tidak saling overlap. ;engan pengendali slit)lamp tarik tonometer biprism dari mata pasien. atat ga%a %ang digunakan dan dikali 1' dalam bentuk mmHg.
;isin#eksi tonometri applanasi ) )
(epaskan tonometri tip dari biprism setelah digunakan ;isin#eksi dengan salah satu "ara berikut o (ap tip dengan kapas %ang sudah diberi "airan alkohol o
isoprop%l endam tip kedalam "airan sodium hipo"hloride 1'6 atau hidrogen peroksida 06 atau alkohol isoprop%l selama 5 menit
15
o
Bilas tonometri tip dengan air dan keringkan dengan tisu untuk mehilangkan "airan disin#eksi %ang tersisa %ang dapat merusak lapisan epitel kornea.
2. +onometri indentasi @engetahui indentasi kornea dengan mengetahui beratn%a. +ipe %ang sering digunakan adalah tonometri -"hio?t. +ipe ini tidak seakurat tonometri applanasi goldmann karena dengan teknik %ang salah, "ara pembersihan %ang tidak benar dan kalibrasi %ang tidak benar dapat mempengaruhi keakuratan hasil indentasi. Bagian)bagian tonometri s"hio?t ) $oot plate tempat %ang men%entuh kornea ) lunger %ang bergerak ke atas)bawah di dalam "%linder dan %ang berkontak ) ) )
dengan bagian tengah kornea $rame tempat untuk jari pemeriksa 7eight tempat menambah beban -"ale tempat untuk melihat nilai indentasi %ang ditunjuk oleh jarum indentasi %ang digerakkan oleh hammer sebagai respon dari indentasi kornea terhadap beban %ang diberikan. Hasil %ang ada di s"ale dirubah menjadi mmHg dengan "ara
memasukan nilai tersebut ke dalam tabel konversi tonometri s"hio?t. +abel konversi tonometri -"hio?t Angka skala 0.' 0.5 4.' 4.5 5.' 5.5 <.' <.5 3.' 3.5 =.' =.5 .' .5 1'.'
+ekanan bola mata /mmHg berdasarkan masing masing beban &.& gr ).& gr 1 gr 24.4 05.= 5'.< 22.4 00.' 4<. 2'.< 0'.4 40.4 1=. 2=.' 4'.2 13.0 25.= 03.2 15. 20.= 04.4 14.< 21. 01.= 10.4 2'.1 2.4 12.2 1=.5 23.2 11.2 13.' 25.1 1'.2 15.< 20.1 .4 14.0 21.0 =.5 10.1 1.< 3.= 12.' 1=.' 3.1 1'. 1<.5
-umber -H8<+I AD!J 9$ 9D&J-89D &A(CJ 1<5
ara penggunaan tonometri s"hio?t )
eriksa kalibrasi alat dengan "ara meletakkan #oot plate di testing plate. ika
)
dilakukan penekanan dan nilai kalibrasi tidak ' maka lakukan kalibrasi ulang. Berikan anestesi topikal pada mata pasien 16
) ) )
(etakkan beban 5,5 g di tonometri s"hio?t -uruh pasien untuk berbaring dan menengadahkan kepala !unakan tangan %ang tidak dominan untuk membuka mata pasien dan se"ara gentle
)
lebarkan kelopak mata pasien dengan s%arat tidak menekan bola mata egang handle tonometri dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan dominan.
)
(etakkan tonometri dengan nilai s"ale menghadap ke pemeriksa. (etakkan #oot plate se"ara gentle hingga mengenai kornea dan lihat nilai s"ale %ang
) )
dihasilkan Angkat tonometri dan tutup mata pasien ika nilai s"ale kurang dari 4 maka diperlukan penambahan beban 3,5 g dan lakukan pengukuran ulang
;isin#eksi tonometri s"hio?t )
(epaskan plunger dari silinder dengan "ara lepaskan pemberat dan lepaskan baut
)
%ang terdapat di plunger (ap #oot plate dan plunger dengan alkohol. (alu bilas dengan air dan keringkan dengan tisu bersih. emudian simpan alat dan jangan men%entuh #oot plate %ang
sudah bersih. a. !onioskopi !onioskopi merupakan bagian pokok dalam mengevaluasi bagian)bagian mata. ;igunakan untuk menilai lebar sempitn%a sudut bilik mata depan %ang dibentuk oleh taut antara kornea peri#er dan iris %ang diantaran%a terdapat jaringan trabekular. rinsip gonioskopi %aitu mere#leksikan total bagian internal. ;engan gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan galukoma sudut terbuka, juga dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian peri#er ke depan. ;iagnostik pasti tergantung pada temuan genioskopi pada sudut tertutup. !onioskopi dapat dilakukan pada semua keadaan sudut tertutup akut, meskipun penderita dalam pengobatan penurunan +89 dan pemulihan edem kornea dengan menggunakan gliserin topikal, dimana obat ini juga dapat membantu dalam men"iptakan visualisasi sudut bilik. Apabila keseluruhan jalinan trabekular, lapisan sklera dan prosesus iris dapat terlihat din%atakan sudutn%a terbuka sedangkan jika han%a garis s"hwalbe %ang terlihat dikatakan sudut sempit dan jika s"hwalbe tidak tampak dikatakan sudur tertutup. +ujuan pemeriksaan gonioskopi ) @engetahui struktur normal sudut bilik depan ) @engetahui besar sudut bilik depan, sempit atau tertutup ) @engetahui grade kelebaran sudut bilik depan ) @elihat kelainan)kelainan patologis ) ;ilakukan pada pasien glaukoma maupun suspek gloukoma ) ;ilakukan se"ara rutin pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup
17
)
@engenali bagian)bagian penting dari sudut bilik depan, seperti tingkat insersi iris, bentuk dan penampang iris peri#er, derajat pigmentasi trabekular, mengetahui
daerah apposisi iridotrabekular atau daerah sinekia. +ipe)tipe gonioskopi 1. ;irek gonioskopi @enilai langsung sudut bilik depan. ;ilakukan dengan menggunakan bino"ular mi"ros"ope, #iberopti" illuminator atau slit)pen light dan direk goniolens seperti oeppe, Barkan,7urst, -wan)ja"ob, atau i"hardson lens. (ensa diletakkan di mata dan diberikan "airan saline untuk mengisi ruang antara kornea dengan lensa. (ensa tersebut akan memberikan gambaran visual sudut bilik se"ara langsung. emeriksa akan mendapat gambaran tegak lurus
struktur sudut bilik %ang berguna saat
melakukan goniotomi. !onioskopi direk lebih mudah dikerjakan pada posisi supine. euntungan ) )
@elihat se"ara langsung -udut visual bervariasi ekurangan
) )
(ebih sulit mengerjakann%a ;ibutuhkan alat)alat khusus 2. 8ndirek gonioskopi @enilai sudut bilik depan mata melalui pantulan "aha%a %ang dipantulkan oleh ka"a %ang diletakkan di mata pasien. ;ilakukan pada posisi upright dan juga dengan pengaturan illuminasi serta magni#ikasi %ang terdapat di slit)lamp. (ensa %ang biasa digunakan seperti !oldmann three)mirror lens, osner #our)mirror lens dan -ussman #our)mirror lens. engaturan slit)lamp ) erbesaran %ang digunakan 1')2' ) !unakan sinar %ang sempit /2)0mm ) (akukan pada ruangan %ang agak gelap agar terjadi konstriksi pupil %ang mengakibatkan sudut %ang tampak sempit menjadi lebih lebar. euntungan )
(ebih sering digunakan karena "aran%a %ang lebih mudah dan "epat dalam
) ) ) )
mengerjakann%a +idak butuhkan alat)alat %ang spesi#ik @emperlihatkan gambaran kornea ;apat membedakan sudut tertutup sinekia dengan apposisi Berguna ketika permukaan iris "onve karena sulit melihat bagian)bagian sudut bilik mata 18
)
;apat digunakan pada semua kasus glaukoma seperti glaukoma sudut tertutup aposisi, glaukoma sudut tertutup sinekia, mengetahui bentuk iris plateau, mengetahui bentuk pseudoplateau dan bentuk lens)indu"e angle "losure. ekurangann%a
) )
Bingung ketika melihat gambaran melalui ka"a Adan%a penekanan karena kurang berhati)hati dalam meletakkan ka"a di kornea mengakibatkan besarn%a grade kesempitan sudut pada lensa !oldmann dan juga dapat mengakibatkan sudut terbuka pada lensa %ang terdiri dari empat ka"a.
!rade kelebaran sudut bilik depan berdasarkan klasi#ikasi -ha##er
Klasii%asi
Tertutu#
Inter#restasi
!rade '
+ertutup
!rade slit
Han%a terbukaemungkinan beresiko tertutup beberapa derajat
!rade 8
1'K
Beresiko tertutup
!rade 88
2'K
9bservasi
!rade 888
0'K
+idak ada resiko sudut tertutup
!rade 8&
4'K atau lebih
+idak ada resiko sudut tertutup
0. ;inamik gonioskopi !onioskopi dinamik membantu pemeriksa dalam menentukan apakah pemblokan pada iris)trabekular meshwork bersi#at reversibel atau irreversibel dan juga dapat sebagai terapeutik pada saat serangan akut sudut tertutup. !ambaran gonioskopi pada penderita %ang mengalami A %aitu tampakn%a pen%empitan di bilik mata depan. Adan%a glaukom#le"ken %ang khas terdapat di subkapsular anterior berupa gambaran opak di lensa %ang diakibatkan adan%a iskemik pada iris akibat peningkatan +89. +emuan ini sangat membantu dalam mendeteksi serangan akut sudut tertutup sebelumn%a. b. 9#talmoskop ;igunakan untuk melihat penggaungan /"upping D. optikus, diskus optikus dan mengukur rasio "ekungan diskus / "up per dis" ratio*;. ; %ang perlu diperhatikan jika tern%ata melebihi ',5 karena hal itu menunjukkan peningkatan +89 %ang signi#ikan, serta asimetri ; antara dua mata ',2 atau lebih. 8ni terjadi oleh karena +89 %ang tinggi menekan bagian tengah papil sehingga terjadi gangguan nutrisi papil. ". erimeter
19
;igunakan untuk pemeriksaan lapang pandang. Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. (apangan pandang glaukoma akan berkurang karena peningkatan +89 akan merusak papil sara# optikus. !angguan lapang pandang akibat glaukoma terutama mengenai 0'' lapang pandang bagian tengah. Dilai normal lapang pandang peri#er %aitu superior 55 ', nasal <'', in#erior 3'', temporal '' dan sentral 0''. d. -lit)lamp biomikroskopi ) onjungtiva bulbi hiperemia kongesti#, injeksi konjungtiva, injeksi episklera ) ornea edema dengan vesikel epithelial dan penebalan stroma, serta adan%a kekeruhan ) Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal peri#er. $lare dan sel akuos dapat dilihat setelah edema kornea dapat dikurangi ) 8ris gambaran "orak bergaris tak n%ata karena edema, berwarna kelabu, dilatasi pembuluh darah iris ) upil oval vertikal tetap pada posisi semi)dilatasi, kadang)kadang didapat midriasis %ang total, warna kehijauan, tidak ada reaksi terhadap "aha%a akomodasi
!laukoma sudut tertutup terjadi apabila +89 mendadak naik karena adan%a hambatan oleh akar iris pada sudut bilik mata depan %ang menbendung semua aliran keluar. 8ni terjadi apabila se"ara anatomis sudut bilik mata depan sempit.
2.1 Penatala%sanaan +ujuan enatalaksanaan -egera menghentikan serangan akut dengan obat)obatan /medikamentosa inisial @elakukan iridektomi peri#er pada mata %ang mengalami serangan sebagai terapi de#initi# /tindakan bedah inisial @elindungi mata sebelahn%a dari kemungkinan terkena serangan akut @enangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan %ang dilakukan. *edi%amentosa /
a. -upresi embentukan Aquous Humor enghambat adrenergik beta /beta blo"ker •
+imolol maleat ',256 dan ',56
Betaksolol ',256 dan ',56
(evobunolol ',256 dan ',56
@etipranolol ',06
20
J#ek sampingn%a
hipotensi, bradikardi, sinkop, halusinasi, kambuhn%a asma, pa%ah jantung kongesti#.
ontraindikasi utama pemakaian obat)obat ini adalah pen%akit obstruksi jalan napas menahun, terutama asma dan de#ek hantaran jantung. •
Apraklonidin -uatu agonis adrenergik L2 %ang menurunkan pembentukan Aquoeus humor
tanpa e#ek pada aliran keluar. •
8nhibitor karbonat anhidrase
Aseta?olamid M dosis 125)25' mg sampai 0 sehari peroral atau 5'' mg sekali atau 2 sehari atau se"ara 8& /5'' mg.
;iklor#enamid
@eta?olamid Cntuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil
memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular %ang sangat tinggi perlu segera dikontrol. b. $asilitasi Aliran eluar Aquoeus humor 9bat parasimpatomimetik • ilokarpin larutan ',5)<6 diteteskan beberapa kali sehari, gel 46 sebelum tidur. ;emekarium bromide ',1256 dan ',256 Jkotiopat iodide ','06)',256 @eningkatkan aliran keluar Aquoeus humor dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. -emua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupn%a penglihatan, terutama pada pasien katarak. •
Jpine#rin ',25)26
;iteteskan sekali atau 2 sehari, meningkatkan aliran keluar aquoeus humor dan sedikit ban%ak disertai penurunan pembentukan Aquoeus humor . •
;ipi#evrin 21
-uatu prodrug epine#rin %ang dimetabolisasi se"ara intrao"ular menjadi bentuk akti#n%a. 0 c. enurunan &olume orpus &itreum 9bat)obat hiperosmotik ;arah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi pen"iutan korpus vitreum selain itu juga terjadi penurunan produksi Aquoeus humor . enurunan volume korpus vitreum berman#aat dalam pengobatan glaukoma sudut tertutup akut dan glaukoma maligna %ang men%ebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan /disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid dan men%ebabkan penutupan sudut /glaukoma sudut tertutup sekunder.
!liserin /gliserol d. @iotik, @idriatik dan -ikloplegik onstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. ;ilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bomb karena sinekia posterior. Apabila penutupan sudut disebabkan oleh penutupan lensa ke anterior, sikloplegik /siklopentolat dan atropine dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengen"angkan aparatus ?onularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang. Tera#i Beda0 aser
8ridektomi N 8ridotomi eri#er -umbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara keduan%a menghilang. Hal ini dapat di"apai dengan laser neodinium OA! atau argon /iridotomi peri#er atau dengan tindakan bedah iridektomi peri#er. 7alaupun lebih mudah dilakukan, terapi laser memerlukan kornea jernih dan dapat men%ebabkan peningkatan tekanan intraokular %ang "ukup besar, terutama apabila terdapat penutupan sudut akibat sinekia luas. 8ridotomi laser OA! adalah terapi pen"egahan %ang digunakan pada sudut sempit sebelum terjadi serangan penutupan sudut. •
+rabekuloplasti (aser enggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke jalinan
trabekular dapat mempermudah aliran akueus karena e#ek luka bakar tersebut pada jalinan trabekular dan kanalis -"hlemm serta terjadin%a proses)proses selular %ang meningkatkan 22
#ungsi jalinan trabekular. +eknik ini dapat diterapkan bagi berma"am)ma"am bentuk glaukoma sudut terbuka. Bedah ;rainase !laukoma
•
+indakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga terbentuk akses langsung
Aquoeus humor
dari kamera anterior ke jaringan
subkonjungtiva atau orbita, dan dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. +rabekulotomi telah menggantikan tindakan)tindakan drainase #ull)thi"kness. en%ulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat #ibrosis jaringan episklera. enanaman suatu selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi Aquoeus humor adalah tindakan alternati# untuk mata %ang tidak membaik dengan trabekulotomi atau ke"il kemungkinann%a berespons terhadap trabekulotomi. -klerostomi laser holmium adalah satu tindakan baru %ang menjanjikan sebagai alternati# bagi trabekulotomi. !oniotomi adalah suatu teknik %ang berman#aat untuk mengobati glaukoma kongenital primer, %ang tampakn%a terjadi sumbatan drainase Aquoeus humor
di bagian dalam jalinan trabekular. +rabekulektomi %aitu dengan mengangkat
trabekulum sehingga terbentuk "elah untuk mengalirkan "airan mata masuk ke dalam kanal -"hlemm. 2.11 Prognosis
+anpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata %ang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Apabila proses pen%akit terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik. 2.12
Kom#li%asi
Apabila terapi ditunda, iris peri#er dapat melekat ke an%aman trabekular /sinekia anterior sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel %ang memerlukan tindakan bedah memperbaikin%a. -ering terjadi kerusakan nervus optikus.
23
BAB III AP3'AN KASUS !.1
Identitas Pasien
Dama
D%.
eniselamin
erempuan
Cmur
<5 tahun
ekerjaan
8bu rumah tangga
Alamat
(amteumen
24
Agama
8slam
Do @
1)'5)'')<5
+anggal emeriksaan
2 -eptember 2'15
!.2
Anamnesis
1.
eluhan Ctama englihatan kabur eluhan +ambahan -akit epala
2.
iwa%at en%akit -ekarang pasien datang dengan keluhan penglihatan kabur %ang disarakan sudah lebih kurang 0 tahun %ang lalu. eluhan diawali dengan sakit kepala %ang hebat di daerah belakang kepala, lalu dirasakan kehilangan penglihatan se"ara mendadak pada mata pasien. -aat penglihatan turun mendadak
dirasakan juga n%eri seperti berden%ut seperti
ditusuk)tusuk pada mata. D%eri %ang dirasakan pasien terletak pada bagian belakang mata pasien, sehingga menurut pasien mata terasa seperti akan keluar. asien juga mengeluhkan penglihatan seperti berba%ang. 0.
iwa%at en%akit ;ahulu Hipertensi /P 5 tahun, dan diabetes melitus /)
4.
iwa%at en%akit eluarga +idak ada dikeluarga pasien %ang mengalami hal %ang sama seperti pasien.
5. <.
iwa%at enggunaan 9bat asien mengatakan menggunakan obat tetes mata dan obat minum. iwa%at ebiasaan -osial asien merupakan seorang ibu rumah tangga. !.! Status 3#0talmologis
25
9kular ;etra
9kular -inistra
&9; 5*45
&9- '
+89; 2',<
+89- 24,4
ergerakan Bola @ata Dormal
Dormal
Keterangan 43D5
Kom#onen
Keterangan 43S5
edema /)
alpebra -uperior
edema /)
edema /)
alpebra 8n#erior
edema /)
hiperemis /)
onj. +arsal -uperior
hiperemis /)
hiperemis /)
onj. +arsal 8n#erior
hiperemis /)
Hiperemis /)
onj. Bulbi
Hiperemis /)
ernih/P in#iltrate/) ulkus/) sikatrik/) selaput /P
ornea
ernih/P in#iltrate/) ulkus/) sikatrik/) selaput /P
26
;angkal
9A
;angkal
elas
ripta 8ris
elas
Bulat/P isokor /P r"l /P r"tl /P
upil
Bulat/P isokor /P r"l /P r"tl /P
ernih /P
(ensa
eruh /P
Dormal
Cji lapangan pandang
@en%empit
!.!.1 U-i la#angan #andang
ada uji kon#rontasi didapatkan pen%empitan pada mata kiri. !.$ Pemeri%saan Penun-ang ) e#raksi ) -lit lamp !.&
Diagnosis ) !laukoma primer sudut terbuka 9-
!.(
Penatala%sanaan
)+imolol 2 kali 1 tetes ) +ravatan 1 kali 1 tetes ) endol%teers < kali 1 tetes ) iti"olin 5'' mg tab !.)
Prognosis
) ) )
Quo ad &itam ;ubia ad bonam Quo ad $un"tionam ;ubia ad malam Quo ad -ana"tionam ;ubia ad bonam
27
BAB I6 ANAISA KASUS
D%. usia <5 tahun datang ke poliklinik mata -C;IA dengan keluhan penglihatan kabur. asien datang dengan keluhan penglihatan kabur %ang disarakan sudah lebih kurang 0 tahun %ang lalu. eluhan diawali dengan sakit kepala %ang hebat di daerah belakang kepala, lalu dirasakan kehilangan penglihatan se"ara mendadak pada mata pasien. -aat penglihatan turun mendadak dirasakan juga n%eri seperti berden%ut seperti ditusuk)tusuk pada mata. D%eri %ang dirasakan pasien terletak pada bagian belakang mata pasien, sehingga menurut pasien mata terasa seperti akan keluar. asien juga mengeluhkan penglihatan seperti berba%ang. Hal ini sesuai dengan teori se"ara klinis usia lanjut merupakan #aktor resiko utama terjadin%a glaukoma dengan angka kejadian pada usia diatas 4' tahun memiliki #aktor resiko 4 sampai 1' kali lebih tinggi terjadi glaukoma, riwa%at keluarga %ang memiliki glaukoma, pengunaan steroid jangka panjang, diabetes militus, merokok, tekanan darah tinggi dan myopia.
28
;ari hasil pemeriksaan tajam penglihatan didapatkan visus pasien &9; 5*45 dengan +89 2',< dan &9- ' dengan +89 24,4. asien juga mengeluhkan mata kabur dan tidak mampu melihat bila tidak ada "aha%a. -esuai dengan teori gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 0' derajat lapangan pandang bagian sentral. erubahan paling dini adalah semakin n%atan%a bintik buta. erluasan akan berlanjut ke lapangan pandang Bjerrum /15 derajat dari #iksasi membentuk skotoma Bjerrum, kemudian skotoma arkuata. ;aerah)daerah penurunan lapangan pandang %ang lebih parah di dalam daerah Bjerrum dikenal sebagai skotoma -eidel. -kotoma arkuata ganda di atas dan di bawah meridian hori?ontal, sering disertai oleh nasal step /oenne karena perbedaan ukuran kedua de#ek arkuata tersebut. enge"ilan lapangan pandang "enderung berawal di peri#er nasal sebagai konstriksi isopter. -elanjutn%a, mungkin terdapat hubungan ke de#ek arkuata, menimbulkan breakthrough peri#er. (apangan pandang peri#er temporal dan 5)1' derajat sentral baru terpengaruh pada stadium lanjut pen%akit. ada stadium akhir, ketajaman penglihatan sentral mungkin normal tetapi han%a 5 derajat lapangan pandang. ada glaukoma sudut terbuka primer, 02)5'6 individu %ang terkena akan menunjukkan tekanan intraokular %ang normal saat pertama kali diperiksa, sehingga diperlukan pula pemeriksaan diskus optikus glaukomatosa ataupun pemeriksaan lapangan pandang. 11 BAB 6 K"SI*PUAN
!laukoma adalah suatu keadaan patologi dimana terjadin%a peningkatan tekanan intraokular /+89 %ang lebih tinggi dari normal se"ara berangsur)angsur akan merusak serabut sara# optik %ang terdapat di dalam bola mata sehingga mengakibatkan gangguan lapangan pandang pengelihatan %ang khas dan atro#i papil sara# optik.4 !laukoma adalah pen%ebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. ;iperkirakan << juta penduduk dunia sampai tahun 2'1' akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. ebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada keban%akan kasus glaukoma dapat dikendalikan. !laukoma disebut sebagai Rpen"uri penglihatanR karena sering berkembang tanpa gejala %ang n%ata. enderita glaukoma sering tidak men%adari adan%a gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan %ang sudah lanjut. ;iperkirakan 5'6 penderita glaukoma tidak men%adari mereka menderita pen%akit tersebut. -emua jenis glaukoma harus dikontrol se"ara teratur ke dokter mata selama hidupn%a. Hal tersebut dikarenakan tajam penglihatan dapat menghilang se"ara perlahan tanpa diketahui 29
penderitan%a. 9bat)obat %ang dipakai perlu dikontrol oleh dokter spesialis mata agar disesuaikan dengan kebutuhan pasien. -atu hal %ang perlu ditekankan adalah bahwa sara# mata %ang sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi. @edikamentosa dan tindakan pembedahan han%a untuk men"egah kerusakan lebih lanjut dari sara# mata tersebut.G arena kerusakan %ang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin. @eskipun belum ada "ara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan %ang terjadi akibat glaukoma, pada keban%akan kasus glaukoma dapat dikendalikan. !laukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi %ang bertujuan untuk menurunkan*menstabilkan tekanan bola mata dan men"egah kerusakan penglihatan lebih lanjut. -emakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pen"egahan kerusakan penglihatan.
DAFTA' PUSTAKA
1. Ameri"an A"adem% o# 9phtalmolog%. Glaucome Section 1. Ameri"an A"ademi" o# 9phtalmolog%. -an $ran"is"o, 2''=. 2. Ameri"an A"adem% 9# 9phthalmolog% !undamental and "rinciples o# $phthalmology in %asic and &linical Science &ourse, -e"tion 2, 2''0)2''4, page 5<)5=
0. Ameri"an A"adem% 9# 9phthalmolog% Surgery o# Anggle &losure Glaukoma in %asic and &linical Science &ourse, -e"tion 1', 2''5) 2''<, page 13)2''.
4. Be"ker ) -ha##erSs, Angle-&losure Glaucoma 'ith "upillary %lock , hapter 15 in ;iagnosis and +herap% o# the !lau"omas, -eventh Jdition, @osb% 1, page 213)241.
5. Barbara , @arsh, (ouis B, antor.he speath Gonioscopic Grading System. (ast Cpdated
june
2''5.Available
#rom
http**www.glau"omatoda%."om*art*'5'5*"linstrat.pd# <. 8l%as -idarta. lmu "enyakit *ata, edisi ketiga. akarta Balai enerbit $C8, 2''3. Hlm , 2'')211 3. ansk%. , Acute &ongestive Angle &losure Glaucoma in lini"al 9phthalmolog% A -%stemi" Approa"h, -ith Jdition, Butterworth) Hei nemann Jlsevier, 2''5, age 01)03.
30
=. hurana A., Acute "rimary Angle &losure Glaucoma, hapter , in omprehensive 9phthalmolog%, $ourth Jdition, Dew ;elhi, Dew Age 8nternational (imited ublisher, 2''3, 225)201.
. hurana, A.. &omprehensive $pthalmology. 4th edition. Dew Age 8nternational / limited. Dew ;elhi. 2''3. Hal 2'5)2'= 1'. (im Arthur, Acute "rimary &losed Angle Glaucoma *ayor Global %lending "roblem in Acute Glaucoma, -ingapore Cniversit% ress, Cniversit% o# -ingapore, 2''2, page 1)13.
11. &aughan,
;aniel
!, @;,
Asbur%,
+a%lor,
@;,
dan
iordan)Jva,
aul,
$-,$9phth. Jditor: ;iana -usanto. $#talmologi +mum. J!. akarta. 2''. hal: 12 dan 212)22
31