BAB I PENDAHULUAN
Kulit adalah organ yang paling luas pada tubuh, mewakili kira-kira 16% dari berat badan orang dewasa. Kulit merupakan organ satu-satunya yang dapat digosok, digosok, dipi dipijat jat,, diregang diregangkan, kan, dan dicium. dicium. Kulit Kulit bersifat bersifat fleksibel fleksibel dan tahan tahan terdapat perubahan-perubahan perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang kehidupan sehari-hari. Tanp Tanpaa flek fleksi sibi bili lita tass ini, ini, suat suatuu jaba jabata tann tang tangan an yang yang sede sederh rhan anaa akan akan menimbulkan menimbulkan pengelupasan kulit akibat regangan dan tekanan. Karena kulit dapat terlihat sangat jelas, kulit tersebut bertindak sebagai suatu suatu jendela terhadap kematian seseorang. Walaupun benar bahwa tidak seorangpun meninggal karena kuli kulitt yang yang suda sudahh tua tua atau atau terj terjad adii kega kegaga gala lann kuli kulitt kare karena na suat suatuu diag diagno nosi sis, s, pem pemah aham aman an tent tentan angg bukt buktii-bu bukt ktii peru peruba baha hann fisi fisiol olog ogis is pada pada kuli kulitt seir seirin ingg peningkatan peningkatan usia memberikan banyak informasi bagi perawat tentang klien lansia. Secara structural, kulit adalah suatu organ kompleks yang terdiri dari epidermi epidermis, s, dermis, dermis, dan subkutis subkutis.. Hal yang dikaitkan dikaitkan dengan dengan penuaan penuaan adalah adalah khususnya perubahan yang terlihat pada kulit seperti atropi, keriput, dan kulit yang kendur. Perubahan yang terlihat sangat abervariasi, tetapi pada prinsipnya terjadi karena hubungan antara penuaan intreinstik (alami) dan penuaan ekstrinsik (lingkungan). Secara fungsional kulit memiliki berbagai kegunaan, dan kehadirannya sangat penting untuk bertahan hidup secara keseluruhan. Karena kulit mampu untuk melakukan sensasi, kulit dapat melindungi tubuh dari cedera dan serangan
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
1
ti tibaba-ti tiba ba dari dari li lingk ngkung ungan an.. Kulit Kulit yang yang utuh utuh lebi lebihh jauh jauh lagi lagi dapat dapat melin melindun dungi gi individu secara imunologis dengan cara mencegah bakteri masuk kedalam tubuh. Kulit memainkan suatu peran utama dalam termoregulasi dan adaptasi terha terhadap dap li lingk ngkung ungan. an. Kulit Kulit juga juga berti bertinda ndakk sebag sebagai ai organ organ ekskr ekskresi esi,, sekres sekresi,i, absorbsi absorbsi,, dan akumula akumulasi. si. Akhirnya, Akhirnya, kuli kulitt mewakil mewakilii kontak kontak pertama pertama indi individu vidu dengan orang yang lain secara social dan secara seksual. Bagaimana cara kita melihat diri sendiri cenderung untuk menentukan bagaimana perasaan kita tentang diri kita sendiri dan merupakan suatu komponen penting dari harga diri dan konsep diri.
PROSES PENUAAN NORMAL PADA KULIT
STRATUM KORNEUM Lapisan paling luar dari epidermis, stratum korneum terutama terdiri dari timbunan korneosit. Dengan peningkatan usia, jumlah keseluruhan sel-sel dan lapis lapisan an sel secar secaraa esensi esensial al tetap tetap ti tidak dak beruba berubah, h, teta tetapi pi kohesi kohesi sel mengal mengalami ami penurunan. Waktu perbaikan lapisan sel menjadi lambat, menghasilkan waktu penyembuhan yang lebih lama. Penurunan kekohesivan sel dalam hubungannya dengan penggantian penggantian sel beresiko terhadap lansia. Pelembab pada stratum korneum berkurang, tetapi status barier air tampaknya tetap terpelihara, yang berakibat pada pada penamp penampil ilan an kul kulit it yang yang kasar kasar dan kering kering.. Kekasa Kekasaran ran ini menye menyeba babka bkann pemantu pemantulan lan cahaya cahaya menjadi menjadi tid tidak ak seimbang seimbang,, yang menyeba menyebabkan bkan kuli kulitt kurang kurang bercahaya yang sering dihubungkan dengan kemudahan dan kesehatan yang baik.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
2
EPIDERMIS Epidermis mengalami perubahan ketebalan sangat sedikit seiring penuaan sesorang. Namun, terdapat perlambatan dalam proses perbaikan sel, jumlah sel basal yang lebih sedikit, dan penurunan jumlah dan kedalaman rete ridge. Rete ritge ritge diben dibentuk tuk oleh oleh penonj penonjola olann epider epidermal mal dari dari lapisa lapisann basal basal yang yang menga mengarah rah kebawah kedalam dermis. Pendataran dari rete ridge tersebut mengurangi area kontak kontak antara antara epidermi epidermiss dan dermis, dermis, menyebab menyebabkan kan mudah mudah terjadi terjadi pemisaha pemisahann antara lapisan-lapisan kulit ini. Akibatnya adalah proses penyembuhan kulit yang rusak ini lambat dan merupakan predisposisi infeksi bagi individu tersebut. Kulit dapa dapatt meng mengel elup upas as akib akibat at peng penggu guna naan an ples pleste terr atau atau zat zat lain lain yang yang dapa dapatt menim menimbul bulkan kan gesek gesekan. an. Oleh Oleh karen karenaa it itu, u, penti penting ng unt untuk uk menggu mengguna nakan kan suat suatuu perek perekat at yang yang ti tidak dak lebih lebih kuat kuat dari dari taut taut epider epidermal mal-de -derma rmall it ituu sendir sendirii unt untuk uk mencegah atau meminimalkan cedera akibat penggunaan plester. Terjadi penurunan jumlah melanosit seiring penuaan, dan sel yang tersisa mungkin tidak dapat derfungsi secara normal. Rambut mungkin menjadi beruban, kulit kul it mungki mungkinn menga mengala lami mi pigme pigmenta ntasi si yang yang ti tidak dak merat merata, a, dan perli perlindu ndunga ngann pigmen dari sinar ultraviolet (UV) mungkin menurun.
DERMIS Pada saat individu mengalami penuaan, volume dermal mengalami penurunan, dermis menjadi tipis, dan jumlah sel biasanya menurun. Konsekuensi fisiologis dari perubahan ini termasuk penundaan atau penekanan timbulnya penyakit pada kulit kul it,, penutu penutupan pan dan penyem penyembuh buhan an luk lukaa lamba lambat,t, penur penuruna unann termo termoreg regula ulasi, si, penurunan respon inflamasi, dan penurunan absorbsi kulit terhadap zat-zat topical. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
3
Peruba Perubahan han degene degenerat ratif if dalam dalam jarin jaringan gan elast elastis is dim dimula ulaii sekit sekitar ar usia usia 30 tahun tahun.. Serabut elastis dan jaringan kolagen secara bertahap dihancurkan oleh enzimenzim, menghasilkan perubahan dalam penglihatan karena adanya kantung dan pengeriputan pada daerah sekitar mata. Pada saat elastisitas menurun, dermis meningkatkan meningkatkan kekuatan peregangannya; peregangannya; hasilnya adalah lebih sedikit ‘’melentur’’ ketika kulit mengalami tekanan. Organisasi kolagen menjadi tidak teratur, dan turgor kulit hilang. Vaskularitas juga menurun, dengan lebih sedikit pembuluh darah kecil yang yang umumny umumnyaa terda terdapat pat pada pada dermi dermiss yang yang memil memilik ikii vaskul vaskuler er sangat sangat ti tingg nggi.i. Dermis berisi lebih sedikit fibroblast, makrofag, dan sel batang. Secara visual kulit tampak pucat dan kurang mampu untuk melakukan termoregulasi. Lansia oleh oleh karen karenaa hal terse tersebu butt beresi beresiko ko ti tingg nggii unt untuk uk mengal mengalami ami hip hipert erterm ermia ia atau atau hipotermia.
SUBKUTIS Secara Secara umum, umum, lapisan lapisan jaringan jaringan subkutan subkutan mengalam mengalamii penipisa penipisann seiring seiring dengan peningkatan usia. Hal ini turut berperan lebih lanjut terhadap kelemahan kulit kul it dan penamp penampil ilan an kul kulit it yang yang kendur kendur/m /meng engga gantu ntung ng diat diatas as tul tulang ang rangka rangka.. Penurunan lapisan lemak terutama dapat dilihat secara jelas pada wajah,tangan, kaki, kaki, dan betis, betis, pembu pembulu luhh darah darah menja menjadi di lebih lebih cende cenderun rungg unt untuk uk menga mengala lami mi trauma. Deposit lemak cenderung untuk meningkatkan pada abdomen baik pada wanita dan pria, seperti halnya bagian paha pada wanita. Distribusi kembali dan penurunan lemak tubuh lebih lanjut menimbulkan gangguan fungsi perlindungan dari kulit tersebut. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
4
1.2 Tujuan • Menggambarkan perubahan fisiologis pada kulit yang mengalami penuaan. • Mengenali dampak dari penuaan dini karena sinar matahari pada kulit. • Menggambarkan lesi pada kulit sebagai akibat terpajan penyinaran. • Menyebutkan dua jenis resiko dari trauma terhadap kulit. • Menggambarkan dua alasan terjadinya penyembuhan luka yang tertunta pada lansia. • Menggambark M enggambarkan an proses pengkajian pengkajian kulit dan mendemonstrasikan dokumentasi yang sesuai. • Mengembangkan suatu rencana perawatan untuk mempertahankan integritas kulit
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
5
BAB II MATERI
A. Kons Konsep ep Lans Lansia ia 1. Peng Penger erti tian an Lan Lansi siaa Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal, seperti rambut rambut yang yang mul mulai ai memut memutih, ih, kerutkerut-ke kerut rut ketuaa ketuaann di wajah, wajah, berkur berkuran angny gnyaa ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilang kehilangan-ke an-kehila hilangan ngan peran peran diri, diri, keduduka kedudukann sosial, sosial, serta serta perpisaha perpisahann dengan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000).
2. Bata Batasa sann Lans Lansia ia Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu: a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia 46 sampai 59 tahun. Lanjut usia ( Elderly ) yakni antara usia 60-74 tahun. Usia lanjut tua
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
6
(Old ) yaitu antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua ( Very Old ) yaitu usia diatas 90 tahun. b. Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 1998 Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. c. Menuru Menurutt Prof. Prof. Dr. Koesoe Koesoema mato to Set Setyon yonego egoro ro penge pengelo lompo mpokka kkann lanjut lanjut usia usia sebagai berikut : Usia dewasa muda ( Elderly adulthood ) : 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh (Middle year) atau maturitas : 25-60 atau 65 tahun. Lanjut usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk umur 75-80 tahun (Old) dan lebih dari 80 tahun (Very Old).
B. Tanda Tanda – lansia lansia,, Fa Fakto ktorr – factor factor yang yang mempen mempengar garuhi uhi dan Keluhan Keluhan terhadap lansia. 1. Proses oses menu menuaa Pada hakekatnya hakekatnya menjadi menjadi tua merupakan merupakan proses alamiah alamiah yang berarti berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua ( Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut rambut memuti memutih, h, penuru penuruna nann penden pendenga garan ran,, pengl pengliha ihatan tan membur memburuk, uk, geraka gerakann lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitifitas sensitifitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
7
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya lanjut usia harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan : 1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial 2) Mampu melakukan melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996) Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto ( 1994) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu : 1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain 2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya 3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah 4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
8
5) Belaj Belajar ar memper memperlak lakuka ukann anak-a anak-ana nakk yang yang tela telahh tum tumbuh buh dewasa dewasa.. Berkai Berkaita tann dengan perubahan fisik, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yan g mendasar adalah perubahan gerak. Lanju Lanjutt usia usia juga juga mengal mengalami ami peruba perubahan han dalam dalam min minat. at. Perta Pertama ma mi minat nat terha terhadap dap diri diri makin makin berta bertamba mbah. h. Kedua Kedua mi minat nat terha terhadap dap penamp penampil ilan an semak semakin in berku berkuran rang. g. Ketiga Ketiga min minat at terhad terhadap ap uang uang semaki semakinn menin meningka gkat,t, terkh terkhir ir min minta ta terhadap kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri lansia untuk selalu menjaga kebugaran fisik fisiknya nya agar agar tetap tetap seha sehatt secara secara fisik. fisik. Motiva Motivasi si terseb tersebut ut diper diperli likan kan unt untuk uk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Berkai Berkaita tann denga dengann peruba perubahan han,, kemud kemudia iann Hurlo Hurlock ck (1990) (1990) menga mengata takan kan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terha terhadap dap peruba perubaha hann terse tersebut but dan dan akhirn akhirnya ya mempen mempengar garuhi uhi pol polaa hid hidupn upnya ya.. Bagaimana sikap yang ditunjukan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini ini terg tergan antu tung ng dari dari peng pengar aruh uh peru peruba baha hann terh terhad adap ap pera perann dan dan peng pengal alam aman an pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonmi atau pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992). Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri-ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia ( Hurlock, 1979) di kutip oleh Munandar (1994) adalah : 1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
9
2) penarikan diri ke dalam dunia fantasi 3) Selalu mengingat kembali masa lalu 4) Selalu kwuatir karena pengangguran pengangguran 5) Kurang ada motivasi 6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik 7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan Dilain pihak ciri penyesuaian penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah : Minat Minat yang yang kuat, kuat, ketid ketidakt akterg ergan antun tungan gan secara secara ekono ekonomi mi,, konta kontakk sosia sosiall luas, luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki kekuatiran minimal terhadap diri dan orang lain.
Factor yang mempengaruhi penuaan 1) Hereditas atau ketuaan genetik 2) Nutrisi atau makanan 3) Status kesehatan 4) Pengalaman hidup 5) Lingkungan 6) Stres
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
10
2. Perubahan yang terjadi pada lansia 1. Perubahan Fisik Meli Melipu puti ti peru peruba baha hann dari dari ti ting ngka katt sel sel samp sampai ai kese kesemu muaa sist sistem em orga organn tubu tubuh, h, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, muskuloskeletal, gastrointestinal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia. 1) Otot Otot pernaf pernafasa asann kaku kaku dan kehil kehilang angan an kekua kekuatan tan,, sehin sehingga gga vol volume ume udara udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. 2) Penur Penuruna unann aktiv aktivit itas as silia silia menye menyebab babka kann penuru penurunan nan reaksi reaksi batuk batuk sehing sehingga ga potensial terjadi penumpukan sekret. 3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udar udaraa pern pernaf afas asan an yang yang masu masukk kepa keparu ru meng mengal alam amii penu penuru runa nan, n, kala kalauu pada pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml. 4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan menyebabkan terganggunya prose difusi. 5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan. 6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
11
7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
Sistem persyarafan . 1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan. 2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir. 3) Mengecilnya syaraf panca indera. 4) Berku Berkuran rangny gnyaa pengl pengliha ihata tan, n, hila hilangn ngnya ya penden pendengar garan, an, mengec mengecil ilnya nya syaraf syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia. 1) Penglihatan a) Kornea lebih berbentuk skeris. b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa). d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. e) Hilangnya daya akomodasi. f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
12
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
2) Pendengaran. a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. c) Terja Terjadin dinya ya pengu pengumpu mpulan lan serume serumen, n, dapat dapat menge mengeras ras karena karena menin meningka gkatny tnyaa kreatin. 3) Pengecap dan penghidu. a) Menurunnya kemampuan pengecap. b) Menurunny Menurunnyaa kemampua kemampuann penghidu penghidu sehingga sehingga mengakib mengakibatka atkann selera selera makan makan berkurang. 4) Peraba. a) Kemunduran dalam merasakan sakit. b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
b. Perubahan cardiovaskuler cardiovaskuler pada usia lanjut. 1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
13
2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ). 4) Tekanan Tekanan darah darah meningka meningkatt akibat akibat meningka meningkatnya tnya resisten resistensi si pembuluh pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).
c. Sistem genito urinaria. 1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. 2) Vesika Vesika urinar urinaria ia / kandu kandung ng kemih kemih,, Otot Otot oto otott menja menjadi di lema lemah, h, kapas kapasit itasn asnya ya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin. 3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. 4) Atropi vulva.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
14
5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna. 6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
d. Sistem endokrin / metabolik pada lansia. 1) Produksi hampir semua hormon menurun. 2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah. 3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH. 4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat. 5) Menurunnya produksi aldosteron. aldosteron. 6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron. testosteron. 7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).
e. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut. 1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
15
2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit. 3) Esofagus melebar. 4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi. 6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ). 7) Live Liverr ( hati hati ), Maki Makinn meng mengec ecil il & menu menuru runn nnya ya temp tempat at peny penyim impa pana nan, n, berkurangnya aliran darah.
f. Sistem muskuloskeletal. 1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh. 2) resiko terjadi fraktur. 3) kyphosis. 4) persendian besar & menjadi kaku. 5) pada wanita lansia > resiko fraktur. 6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas. 7) Pada Pada disku diskuss inte interve rverte rtebra bralis lis menip menipis is dan menja menjadi di pendek pendek ( ti tingg nggii badan badan berkurang ).
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
16
a. Gerakan volunter Ù gerakan berlawanan. b. Geraka Gerakann refle reflekto ktonik nik Ù Gerak Gerakan an dilua diluarr kemaua kemauann sebaga sebagaii reaksi reaksi terha terhadap dap rangsangan pada lobus. c. Gerakan involunter Ù Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus d. Gerakan sekutu Ù Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.
g. Perubahan sistem kulit & karingan ikat. 1). Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak. 2). Kulit Kulit kerin keringg & kurang kurang elast elastis is karena karena menuru menurunny nnyaa caira cairann dan hila hilangn ngnya ya jaringan adiposa 3). Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi. 4). Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen. 5). Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik. 6). Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh. 7). Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
17
8). Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun. 9). Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. 10). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
h. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual. 1) Perubahan sistem reprduksi. a) selaput lendir vagina menurun/kering. b) menciutnya ovarium dan uterus. c) atropi payudara. d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur. e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
2) Kegiatan sexual. Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani Ù tertuju pada orang lain seba sebaga gaii manu manusi sia, a, deng dengan an tuju tujuan an utam utamaa buka bukann untu untukk kebu kebutu tuha hann kepu kepuas asan an sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
18
sosi sosial al Ù kede kedeka kata tann deng dengan an suat suatuu kead keadaa aann inti intim m deng dengan an oran orangg lain lain yang yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas. Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.
3. Perubahan-perubahan mental/ psikologis Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b. kesehatan umum c. Ttingkat pendidikan d. Keturunan (herediter) e. Lingkungan f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
19
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit. Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai sampai berhar berhari-h i-hari ari yang yang lalu lalu,, menca mencakup kup beber beberapa apa perub perubah ahan, an, 2) Kenang Kenangan an jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk. Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perka perkataa taann verbal verbal,, 2) berkur berkurang angnya nya penam penampi pila lan,p n,pers erseps epsii dan dan ketera keterampi mpilan lan psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.
4. Pengaruh Pengaruh proses proses penuaa penuaann pada pada fungsi fungsi psikososia psikososial.l. 1. peru peruba baha hann fisi fisik, k, sosi sosial al meng mengak akib ibat atka kann ti timb mbul ulny nyaa penu penuru runa nann fung fungsi si,, kemundura kemundurann orientas orientasi,i, pengliha penglihatan, tan, pendenga pendengaran ran mengaki mengakibatk batkan an kurangny kurangnyaa percaya diri pada fungsi mereka. 2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak. 3. Gangguan halusinasi. 4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi. 5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
20
5. Perubahan Spiritual Agam Agamaa atau atau kepe keperc rcay ayaa aann maki makinn teri terint nteg egar arsi si dala dalam m kehi kehidu dupa pann nnya ya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terl terlih ihat at dala dalam m berp berpik ikir ir dan dan bert bertin inda dakk dala dalam m seha sehari ri-h -har ari. i. (Mur (Murra rayy dan dan Zentner,1970)
C. Gangguan Gangguan Integume Integument nt Pada Pada Lansia Lansia Gangguan Gangguan integumen integumen yang biasanya biasanya sering sering ditemui ditemui pada lansia adalah kuli kulitt keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastik karena menurunnya cairan dan kehilangan jaringan adiposa, kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan menurunnya selsel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki menjadi lebih tebal dan rapuh, pada wanita usia lebih dari 60 tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis atau botak dan warna rambut kelabu.
Penyakit Integumen pada Lansia 1.
Kandidiasis Di Amerika Serikat, infeksi kandida dewasa ini merupakan penyebab infeksi pada darah darah nomor nomor empat empat paling paling banyak, banyak, dan tampakn tampaknya ya meningka meningkatnya tnya infeksi ini terutama didapati pada lanjut usia (lansia). Infeksi jamur kandida ini lebih sering terjadi pada lansia karena daya tahan tubuh yang menurun, penyakit kencing manis (diabetes melitus/DM), lebih sering menggunakan menggunakan obat antibiotik, antibiotik, memakai obat kortikost kortikosteroi eroidd yang dihi dihirup rup misalnya misalnya memakai memakai obat triamcin triamcinolon olonee pada Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
21
penderi penderita ta penyakit penyakit asma, asma, penyaki penyakitt paru obstrukt obstruktif if menahun menahun (PPOM) (PPOM) seperti seperti bronkhitis, mulut kering (xerostomia) yang dapat disebabkan penyakit dan obat, memakai alat-alat untuk membantu pemberian makanan, penggunaan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam tubuh di dalam ruang rawat intensif, kurang gizi, penyinaran dengan sinar rontgen dan lain-lain. Selain daripada itu, pada lansia lebih sering pula mengalami transplantasi atau pencangkokan organ-organ vital tubuh, mendapat pengobatan dengan khemoterapi untuk penyakit kanker secara secara agresi agresif, f, serta serta mengal mengalami ami penyak penyakitit-pe penya nyakit kit kul kulit it dan dan tul tulang ang,, yang yang kesemuanya ini sering menggunakan obat-obat yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Infeksi kandida juga menyebabkan tingginya angka kesakitan bagi lansia. karena pemakaian obat-obat tertentu, perawatan diri yang kurang baik, dan berkurangnya produksi air ludah, yang kesemuanya hal ini sering terjadi pada lansia. Oleh karena itu, infeksi jamur kandida merupakan suatu masalah yang perlu dipertimbangkan pada lansia, mengingat seringnya terjadi infeksi ini. Infeksi jamur kandida pada kulit dan kuku •
Intertigo : infeksi jamur kandida pada kulit di bawah payudara, daerah antara kemaluan dan lubang dubur
•
Paronychia : infeksi jamur kandida pada bagian samping dan bawah kuku, ditandai dengan menebalnya kuku dan bahkan dapat tanggal sendiri
•
Onychomycosis : penderita DM lebih sering mendapat infeksi jamur ini. Peny Penyak akit it ini ini dita ditand ndai ai deng dengan an suli sulitn tnya ya memo memoto tong ng kuku kuku kaki kaki,, yang yang memudahk memudahkan an penderit penderitaa cenderung cenderung mengalam mengalamii kukunya kukunya terbentu terbenturr dan infeksi pada kuku. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
22
•
Vulvovaginitis Vulvovaginitis : infeksi pada daerah kemaluan dan liang senggama wanita. Gejala yang palin sering adalah gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam malam hari, hari, dan keluarny keluarnyaa secret secret atau caira cairann dari dari li lian angg sengga senggama ma berwarna keju sampai dengan keruh encer.
Gejala •
Infeksi pada lipatan kulit atau infeksi intertriginosa
•
Infeksi penis
•
Thrush
•
Perleche
•
Paronikia
2. Her Herpes pes Zo Zoster ter Herpes, demikianlah para medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai denga dengann pemben pembentuk tukan an gelemb gelembung ung-ge -gelem lembun bungg berke berkelom lompok pok ini ini.. Gelemb Gelembun ungggelembung tersebut berisi air pada dasar perdangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkab oleh virus herpes simplek dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster disebabkan oleh virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum. Herpes zoster intinya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang akibat daya tahan tubuhnya lemah. lemah. Terjadi Terjadinya nya nyeri nyeri pascaher pascaherpes pes disebabk disebabkan an lambatny lambatnyaa pengobat pengobatan an saat
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
23
seseor seseorang ang terse terseran rangg virus virus varis varisela ela zoste zoster. r. Akibat Akibatnya nya,, virus virus sempa sempatt merusa merusak k jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini telanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya sepert sepertii terba terbakar kar.Fa .Fakt ktor or usia usia sangat sangat menent menentuka ukann keren kerenta tanan nan serang serangan an nyeri. nyeri. Semakin tua seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita yang berlanjut ke nyeri kira-kira 10% – 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi. Kaum lanjut usia dengan gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes lebih mudah terkena nyeri pascaherpes. Akan tetapi, bukan berarti penderita herpes zoster berusia muda tak mungin terkena nyeri. Jika serangannya parah, misalnya sampai ke mata, si penderita muda juga mungkin terkena nyeri pascaherpes. Jika terkena penyakit ini, ini, pender penderit itaa akan akan mengal mengalam amii nyeri nyeri pada pada saat saat kondis kondisii ketaha ketahanan nan tub tubuhn uhnya ya menurun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang herpes zoster akibat daya tahan tubuhnya lemah. Gejala •
Demam
•
Malaise
•
•
•
Nyeri yang menyerupai appendisistis appendisistis Pleuritis Nyeri musculoskeletal Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
24
Penatalaksanaan •
Memberikan vaksin pada lansia
•
Mengalihkan perhatian untuk manajemen nyeri
•
Memberikan obat-obatan untuk memblok impuls di saraf kulit agar tidak sampai ke otak, seperti amitriplitin
3. Psoriasis Psoriasis merupakan kelainan pada kulit berupa bercak-bercak merah, berbatas tegas, dan di atasnya terdapat sisik yang tebal. Psoriasis juga merupakan penyakit menahun dan bersifat kambuahan. Paling sering ditemukan pada usia 15-35 tahun. Penyebab •
Sengatan matahari hebat
•
Iritasi kulit atau cedera (luka bakar, gigitan serangga, luka sayat, ruam)
•
Pemakaian obat anti malaria
•
Pemakaian litinium
•
Infeksi virus dan atau bakteri
•
Pemakaian alcohol yang berlebihan
•
Obesitas
•
Cuaca dingin
Gejala Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
25
•
Kering atau merah
•
Tertutup oleh sisik berwarna keperakan
•
Bercak menonjol
•
Pinggiran merah
•
Bisa pecah dan menimbulkan nyeri
•
Biasanya terpisah satu sama lain
•
Ditemukan di siku, lutut, batang tubuh, kulit kepala
4. Pruritus Pruritus adalah suatu perasaan yang secara otomatis menuntut penggarukan. Hal itu bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Penggarukan bisa juga mengiritasi kulit dan menyebabkan menyebabkan bertambahnya rasa gatal sehingga terjadi suatu lingkaran setan. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan penebalan kulit. Penyebab yang paling sering dari rasa gatal adalah kulit kering yang umumnya pada lansia, atau xerosis. Mekanisme rasa gatal itu sendiri belum diketahui dengan pasti, tetapi histamine adalah suatu mediator yang mengetahui pruritus. Rasa gatal bisa juga disebabkan oleh panas, perubahan suhu yang tiba-tiba, berkeringat, pakaian, produk pembersih seperti sabun, kelelahan, dan stress emosional; hal ini biasanya lebih terasa hebat saat musim musim dingi dingin. n. Prurit Pruritus us bisa bisa juga juga dihub dihubung ungkan kan dengan dengan gangg gangguan uan kul kulit it atau atau penyakit sistemik. Sering juga pruritus diasosiasikan diasosiasikan dengan kulit kering, tapi bisa diaso diasosi siasi asikan kan dengan dengan kudis, kudis, ekzem ekzema, a, reaksi reaksi obat, obat, penyak penyakit it hati hati atau atau ginja ginjal,l,
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
26
hiperglikemia, penyakit tiroid, gejala prodormal dari herpes zozter, stasis pada vena, dan anemia.
5. Melanoma Ganas Melanoma merupakan neoplasma yang berasal dari melanosit yang kemungkinan besar adalah kanker kulit yang menyebabkan kematian. Kanker ini paling banyak dari dari inside insidenn kanke kankerr yang yang ada. ada. Inside Insidenny nnyaa mening meningkat kat sanga sangatt cepat cepat dan dan lebih lebih banyak terjadi pada wanita. Puncaknya pada usia 50 dan 70. melanoma menyebar melalui system vascular dan limfatik serta bermetastasis ke kelenjar getah bening regional regional,, kuli kulit,t, paru, paru, dan system system saraf. saraf. Prognosis Prognosisnya nya bervarias bervariasii berdasarka berdasarkann keteb ketebal alan an tumor tumor.. Melano Melanoma ma biasa biasanya nya terja terjadi di di kepal kepalaa dan leher leher pada pada pria, pria, tungkai pada wanita, serta punggung pada individu yang terpajan sinar matahari secara berlebih. Terdapat empat tipe melanoma : Â
Melanoma yang menyebar ke superficial
Biasa terjadi diantara usia 40 dan 50 tahun. Tumor ini tumbuh secara horizontal selama selama bertahun bertahun-tah -tahun un tpi prognosis prognosis semakin semakin memburuk memburuk ketika ketika pertmbuh pertmbuhan an ventrikel terjadi.
Â
Melanoma nodular
Terj Terjad adii dian dianta tara ra usia usia 40 dan dan 50 tahu tahun. n. Tumo Tumorr ini ini tumb tumbuh uh seca secara ra vert vertic ical al,, menginvasi dermis, dan bermanifestasis lebih awal. Â
Melanoma lentigionosa-akral
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
27
Melanoma ini terjadi di telapak tangan dan telapak kaki serta di sublingual.
Melanoma lentigo ganas
Â
Melano Melanoma ma ini jaran jarangg terja terjadi. di. Ini merupa merupakan kan kanke kankerr kul kulit it yang yang palin palingg ji jinak nak,, pertumbuhannya paling lambat dan yang paling tidak agresif dari keempat jenis melanoma. Melanoma biasanya terjadi di area yang sering terpajan sinar matahari dan terjadi pada lansia diantara usia 60 dan 70 ahun. Melanoma ini berasal dari lentigo ganas pada permukaan kulit yang terpajan. Beberapa faktor yang mempengaruhi mempengaruhi terjadinya terjadinya melanoma: melanoma: 1.
Terpajan sinar matahari yang berlebihan berlebihan
2.
Tipe kulit
3.
Faktor-faktor genetik
4.
Riwayat keluarga
5.
Riwayat masa lalu
Tanda dan gejala pada melanoma : •
Luka yang tidak kunjung sembuh
•
Benjolan atau pembengkakan yang menetap
•
Perubahan tanda kulit yang telah ada, seperti tah lalat, tanda lahir, jaringan parut, bintik-bintik atau kutil.
•
Lesi pada pergelangan kaki atau permukaan lutut yang tampak merah, puti putihh atau atau biru biru diata diatass dasar dasar cokla coklatt atau atau hit hitam. am. Mungki Mungkinn mempun mempunya yaii Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
28
migraine yang tidak teratur dan menonjol. Dan dapat mengalami ulserasi dan dan perd perdar arah ahan an pada pada pend pender erit itaa mela melano noma ma yang yang meny menyeb ebar ar seca secara ra superfisial •
Pada melanoma nodular, nodul tampak pucat dan tidak seragam bentuknya yang menyerupai blackberry keunguan
•
Pada lentiginosa-akral, lesi berwarna kecoklat-coklatan dan hitam pada tela telapak pak tanga tangann dan dan telap telapak ak kaki kaki serta serta kemung kemungki kinan nan terdap terdapat at warna warna kecoklatan atau noda coklat pada kuku yang berdifusi dari dasar.
•
Pada Pada mela melano noma ma lent lentig igio io gana ganas, s, lesi lesi taha tahann lama lama dan dan luas luas diwa diwaja jah, h, dipunggung tangan, atau dibawah kuku jari yang mengalami ulserasi dapat terli terlihat hat sepert sepertii bin binti tik-b k-bint intik ik berwar berwarna na kecokl kecoklata atan, n, cokla coklatt tua, tua, hita hitam, m, keputihan atau warna seperti batu dengan kemungkinan terdapat nodul hitam yang menyebar dan tidak beraturan pada permukaannya.
6. Dekubitus Dekubitus adalah kerusakan/kematian kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pad padaa daer daerah ah yang yang tert tertek ekan an.. Apab Apabil ilaa ini ini berl berlan angs gsun ungg lama lama,, hal hal ini ini dapa dapatt
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
29
menyebabkan menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel
Informasi: Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus dekubitus merupakan masalah serius yang sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit degeneratif. Istilah dekubitus sebenarnya kurang tepat dipakai untuk menggambarkan luka tekan karena asal kata dekubitus dekubitus adalah decumbere yang artinya berbaring. Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang pada pasien yang dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka tekan tidak hanya berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi. Oleh karena itu istilah deku dekubi bitu tuss seka sekara rang ng ini ini jara jarang ng digu diguna naka kann di li lite tera ratu turr li lite tera ratu turr untu untuk k menggambarkan istilah luka tekan.
Etiologi Fakt Faktor or intr intrin insi sik: k: penu penuaa aann (rege (regene nera rasi si sel sel lema lemah) h),, Seju Sejuml mlah ah peny penyak akit it
yang yang
menimbulkan menimbulkan seperti DM, Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight, Anemia, Hipoalbuminemia, Penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, Keadaan hidrasi/cairan hidrasi/cairan tubuh. Fakto Faktorr Ekstr Ekstrins insik ik:Ke :Keber bersih sihan an tempa tempatt ti tidur dur,, alat-a alat-ala latt tenun tenun yang yang kusut kusut
dan dan
kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, Duduk yang buruk, Posisi yang tidak tepat, Perubahan posisi yang kurang.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
30
Patofisiologi Immobile atau terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring (lebih dari 2 jam),tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg (normal: tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg),iskemik,nekrosis jaringan kulit selain faktor tegangan, ada faktor lain yaitu: Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah berbaring Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan
alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya. Tanda dan Gejala, stadium dan komplikasi
1. Stadium Satu a. Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut: perubahan temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat) b. perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak) c. perubahan sensasi (gatal atau nyeri) d. Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. Stadium Dua
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
31
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.
3. Stadium Tiga Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam
4. Stadium Empat Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.
Faktor resiko 1. Mobilitas dan aktivitas 2. Penurunan sensori persepsi 3. Kelembapan 4. Tenaga yang merobek (shear) 5. Pergesekan ( friction) 6. Nutrisi 7. Usia 8. Tekanan arteriolar yang rendah Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
32
9. Stress emosional 10. Merokok 11. Temperatur kulit
Klasifikasi dan stadium ulkus dekubitus Berdas Berdasark arkan an waktu waktu yang yang diper diperluk lukan an unt untuk uk penyem penyembuh buhan an dari dari suat suatuu ulkus ulkus dekubitus dekubitus dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi tiga:
1. Tipe normal Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
2. Tipe arterioskelerosis arterioskelerosis Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit sekitarnya. sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembu pembulu luhh darah darah (arte (arteris riskl klero eroti tik) k) iku ikutt perper perperan an unt untuk uk terja terjadi dinya nya dekub dekubit itus us disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
3. Tipe terminal Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
33
Proses penyembuhan luka Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip Perawatan Luka Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka: Prinsip pertama menyangkut pembersihan/pencucian luka. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik swabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %. Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium permanganat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhk dibutuhkan an antisept antiseptik, ik, yang cukup aman adalah feracryl feracrylum um 1% karena karena tidak tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan reaksi alergi. Lansia beresiko tinggi mengalami dekubitus karena adanya perubahan nutrisi, perubahan sensasi untuk perlindungan terhadap tekanan, adanya penyakit kronis, kronis, defisit defisit perawata perawatann diri, diri, dukungan dukungan dirumah dirumah tid tidak ak adekuat adekuat,, inkonte inkontensia nsia,, defisit, mobilitas, dan perubahan tingkat kesadaran . pada tahun 1992 – edisi Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
34
pertama presure ulcers in adult : prediction and prevention diterbitkan olek agency for healt healthh care care pol polic icyy and resea research rch.. Pet Petunj unjuk uk ini sangat sangat berman bermanfaa faatt dalam dalam menentuka suatu program yang menyeluruh untuk mengidentifikasi mengidentifikasi individu yang beresiko tinggi dan strategi awal untuk pencegahan dan pemeliharaan integritas kulit. Dekubi Dekubitus tus terja terjadi di terut terutama ama diata diatass ton tonjol jolan an tula tulang ng tetap tetapii munkin munkin jug jugaa terjadi padadaerah jaringan lain yang tertekan .tempat terpasangnya slang , daerah di bawah restrain dan daerah jaringan lunak yang tertekan oleh suatu traksi atau bidai adalah beberapa contoh lokasi non tulang yang merupakan predisposisi terjadinya nekrosis akibat tekanan. Setiap jaringan dapat mengalami ulserasi jika terpaja terpajann tekanan tekanan dari luar yang lebih lebih besar besar dibandin dibandingkan gkan tekanan penutupa penutupann kapiler untuk jangka panjang. Derajat ulserasi bergantung pada beberapa faktor, baik faktor instrinsik maupun ekstrinsik. Pada saat tekanan terus berlanjut tanpa interupsi, jaringan terse rsebut but menj enjadi kekura kuranngan gan oksi oksige genn dan dan nutri utrisi si yang yang pen penting bag bagi metabolismesel dan kemudian sel mengalami hipoksia dan membengkak. Jika diberi tekanan pada titik ini , jaringan akan dipenuhi darah karena pembuluh darah kapiler membesar dan daerah tersebut akan berwarna kemerahan yang dikenal secara klinis sebagai hiperemia regional.dalam keadaan ini area yang berada dibawah tekanan dapat dengan sepenuhnya kembali kekondisi semula pada saat faktor resiko telah dikenali dan dihilangkan dan tindakan pencegahan dimulai. Namun , jika masalah tidak diketahui pada titik ini, tekanan tidak akan dapat dihilangkan dan edema sel akan berkembang menjadi trombosis pembuluh darah
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
35
kecil kecil,, penuru penuruna nann supla suplaii oksig oksigen en yang yang lebi lebihh lanju lanjut,t, dan dan jarin jaringan gan akan akan mul mulai ai mengalami ulserasi.
Derajat lesi dibedakan atas : Lesi derajat derajat 1 dili dilihat hat sebaga sebagaii daerah daerah berwarn berwarnaa merah, merah, daerah daerah yang yang
jelas jelas
tidak memucat ketika ketika dilakuka palpasi ringan, yang mengidisikan adanya kerusakan jaringan yang lebih dalam. Lesi derajat 2 epidermis telah mengelupas, menampakkan dermis yang
memiliki vaskularisasi sangat tinggi. Bila sensasi tetap utuh , lesi derajat 2 ini sangat menyakitkan. Lesi derajat 3 pada saat lapisan lapisan jaringan mengalami nekrosis,
subkuti subkutiss menjadi menjadi lebih lebih terliba terlibatt mendorong mendorong ke arah perkemba perkembangan ngan.. Ulkus Ulkus ini dapay dengan cepat mengikis bagian tepi sementara lapisan jaringan subkutan mengal mengalami ami nekros nekrosis is lebih lebih cepat cepat diban dibandi dingk ngkan an denga dengann dermis dermis yang yang sangat sangat vaskuler. Lesi Lesi deraj derajat at 4 mengak mengakib ibatk atkan an infeks infeksii tul tulang ang lok lokal al dan sulit sulit,, serta serta
memakan waktu cukup lama untuk sembuh tanpa intrvensi pembedahan.
D. Gejal Gejalaa Pada Pada Lansi Lansiaa Wanita Wanita Fase Klimakterium Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
36
menopo menopouse use.. Perio Periode de ini ini dapat dapat berla berlangs ngsung ung antara antara 5 sebel sebelum um dan dan sesuda sesudahh menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun. Fase klimakterium berlangsung bertahap sebagai berikut : a.
Sebelum menopouse
Masa sebelum berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopouse.
b.
Saat menopouse
Periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-tahun sesudah menopouse. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menopouse masih berlangsung. c.
Setelah menopouse
Masa setelah perimenopouse sampai munculnya perubahan-perubahan patologic secara permanen disertai dengan kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut (Senilitas).
Menopouse Akibat Akibat berhenti berhentinya nya haid, haid, berbagai berbagai organ organ reproduks reproduksii akan akan mengalam mengalamii perub perubah ahan. an. Rahim Rahim mengal mengalami ami antrop antropii (kead (keadaan aan kemund kemundura urann gizi gizi jarin jaringa gan), n), panjangnya panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara secara berlebi berlebihan). han). Leher Leher rahim rahim (serviks) (serviks) menyusut menyusut tidak tidak menonjol menonjol kedalam kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
37
Lipat Lipatanan-li lipat patan an salura salurann telur telur menja menjadi di lebih lebih pendek pendek,, menipi menipis, s, dan dan menge mengerut rut.. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang (Kasdu, 2002 : 58). Akibat Akibat peruba perubahan han organ organ reprod reproduks uksii maupun maupun hormon hormon tubuh tubuh pada pada saat saat menopouse mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa berupa keluhan keluhan-kelu -keluhan han ketidakn ketidaknyama yamanan nan yang timb timbul ul dalam dalam kehidupa kehidupann sehari-hari. 1)
Hot flushes
(perasaan panas)
Adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaan tangan akan terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejolak panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada esterogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh. 2)
Keringat Berlebihan Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi pancaran panas pada
tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain itu, dalam kehidupan seorang wanita, jaringan jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang kelembabannya seiring dengan
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
38
kadar estrogen yang menurun. Gejala lain yang dialami wanita adalah berkeringat dimalam hari. 3)
Vagina Kering Peruba Perubahan han pada pada organ organ reprod reproduk uksi, si, dianta diantaran ranya ya pada pada daera daerahh vagin vaginaa
sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim. Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan gangguan pada epitel vagina, jarin jaringa gann penun penunja jang, ng, dan dan elast elastisi isita tass din dindin dingg vagin vagina. a. Padaha Padahal,l, epite epitell vagin vaginaa mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual. 4)
Tidak dapat menahan air seni Ketika usia bertambah, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin
dan batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun sehingga salah satu dampaknya adalah inkonsitensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih). Perl Perluu dike diketa tahu hui, i, dind dindin ingg sert sertaa lapi lapisa sann otot otot polo poloss uret uretra ra pere peremp mpua uann juga juga mengan mengandun dungg banyak banyak resept reseptor or estrog estrogen. en. Kekura Kekuranga ngann estro estrogen gen menyeb menyebabk abkan an terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah. 5)
Hilangnya jaringan penunjang Rendah Rendahnya nya kadar kadar estro estrogen gen dalam dalam tub tubuh uh berpen berpengar garuh uh pada pada jarin jaringan gan
kolag kol agen en yang yang berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii jarin jaringan gan penunj penunjan angg pada pada tubuh tubuh.. Hil Hilan angny gnyaa kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok,
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
39
gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian. 6)
Penambahan berat badan Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah
menja menjadi di gemuk, gemuk, teta tetapi pi sebali sebalikny knyaa sangat sangat sulit sulit menur menurunk unkan an berat berat badann badannya. ya. Berdasarkan penelitian, setiap kurun 10 tahun, akan bertambah berat badan atau tubuh tubuh meleba melebarr kesam kesampi ping ng secara secara berta bertahap hap.. Hal ini did diduga uga ada hubung hubungann annya ya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. 7)
Gangguan mata Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata
sehingga mata terasa kering dan gatal. 8)
Nyeri tulang dan sendi Seirin Sei ringg dengan dengan menin meningka gkatny tnyaa usia usia maka maka bebera beberapa pa organ organ ti tidak dak lagi lagi
meng mengad adak akan an remo remode deli ling ng,, dian dianta tara rany nyaa tula tulang ng.. Bahk Bahkan an,, meng mengal alam amii pros proses es penur penuruna unann karena karena pengar pengaruh uh dari dari perub perubah ahan an organ organ lain. lain. Sel Selain ain it ituu denga dengann bertambahnya usia penyakit yang timbul semakin beragam. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan tubuh wanita (Kasdu, 2002 : 56).
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
40
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN FOKUS Pengkaj Pengkajian ian keperawat keperawatan an yang berkelan berkelanjuta jutann dil dilaksa aksanaka nakann unt untuk uk mendete mendeteksi ksi infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan memperberat inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas. I. BIODATA a. Jenis Kelamin Biasnya laki – lak 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan. b. Riwayat Kesehatan – Riwayat penyakit dahulu Meluasnya dermatosis dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus , psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan dermatosiss atopik , limfoblastoma. – Riwayat Penyakit Sekarang Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit. c. Pola Fungsi Gordon Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
41
1. Pola Nutrisi dan metabolisme Terjadinya kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negative mempengaruhi mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien ( dehidrasi ). 2. Pola persepsi dan konsep diri – Konsep diri Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan / lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon , pembentukan skuama sehingga mengganggu harga diri. 3. Pemeriksaan fisik a. KU : lemah b. TTV : suhu naik atau turun. c. Kepala Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia. d. Mulut Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat. e. Abdomen Adanya limfadenopati dan hepatomegali. f. Ekstremitas Perubahan kuku dan kuku dapat lepas. Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
42
g. Kulit Kulit periorbital mengalami inflamasi inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada kead keadaa aann kron kronis is dapa dapatt terj terjad adii gang ganggu guan an pigm pigmen enta tasi si.. Adan Adanya ya erit eritem emaa , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.
Diagnosa Keperawatan 1. Kerusaka Kerusakann Integrita Integritass Kulit berhubu berhubungan ngan dengan dengan usia usia yang ekster eksternn (Eksternal) (Eksternal) dan perubahan turgor (elastisitas (elastisitas kulit), ditandai dengan : -
Gang Ganggu guan an pada pada bagi bagian an tubu tubuhh
-
Keru Kerusa saka kann lapi lapisa sann kuli kulit/ t/de dermi rmiss
-
Gang Ganggu guan an perm permuk ukaa aann kulit kulit/e /epi pide dede derm rmis is
Tujuan ; Tissue integrity : Skins and mukos membrane
Kriteria Hasil : a.Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi. pigmentasi. b.Tidak luka / lesi pada kulit c.Perfusi jaringan baik d.Men d.Menunj unjuka ukann perba perbaika ikann kul kulit it dan dan menceg mencegah ah terja terjadin dinya ya ceder cederaa berulang e.Mampu melindungi kulit dan mempertahan kelembapan kulit dan perawatan alami Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
43
Intervensi a. Anjurkan Anjurkan Klien Klien untuk untuk mengguna menggunakan kan pakai pakaian an longg longgar ar b. Hindar Hindarii keruta kerutann pada pada tempa tempatt tidur tidur c. Mobilis Mobilisasi asi pasien pasien (ubah posis posisii pasien) pasien) setia setiapp 2 jam sekal sekalii d. Jaga kebersiha kebersihann kulit kulit supaya supaya tetap tetap kering kering dan dan bersih bersih e. Monit Monitor or kuli kulitt akan akan ada adanya nya kem kemera erahan han f. Oleskan Oleskan lotio lotion/mi n/minyak nyak// baby baby oil pada daerah daerah yang yang tertek tertekan. an. g. Monit Monitor or stat status us nutr nutrisi isi pasie pasienn h. Mandikan Mandikan pasien pasien denga dengann sabun sabun dan dan air air hangat. hangat.
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
44
DAFTAR PUSTAKA
2.
Jaime L. Stockslager. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik . Jakarta :
EGC 3.
Mubarak, Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 . Jakarta : Sagung
Seto 4.
Meiner, Sue.E. 2006. Gerontologic Nursing . St. Louis, Missouri : Mosby
5.
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik . Jakarta : EGC
6.
www.majalah-farmacia.com
7.
www.medicastore.com
8.
www.klinikmedis.com
9.
www.suaramerdeka.co
Rakha Arrayyan | GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA LANSIA
45