GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA LANSIA Diposkan oleh Rizki Kurniadi GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA LANSIA
A.
Pengertian Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu. Nina Kemala Sari dari Diisi !eriatri, Departemen "lmu Penyakit Dalam #S $ipto %angunkusumo, &akultas Kedokteran 'niersitas "ndonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap mun(ul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series ser ies of ") ")s. s. %u %ulai lai dar darii im immob mobili ility ty *im *imobi obilis lisasi asi+, +, ins instab tabil ility ity *i *inst nstabi abili litas tas dan jat jatuh+ uh+,, in( in(ont ontin inen( en(e e *inkontinensia+, intelle(tual impairment impairment *gangguan intelektual+, infe(tion *infeksi+, impairment of ision and hearing *gangguan penglihatan dan pendengaran+, isolation *depresi+, "nanition *malnutrisi+, insomnia *ganguan tidur+, hingga immune defi(ien(y *menurunnya kekebalan tubuh+. Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati. uga terdapat berbag ber bagai ai kea keadaa daan n yan yang g kha khas s dan ser sering ing men mengga ggangg nggu u lan lansia sia sep sepert ertii gan ganggu gguan an fun fungsi gsi kog kognit nitif, if, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran. Se(ara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemuduran fisik, antara lain /.
Kuli Ku litt mula mulaii meng mengen endu durr dan dan waja wajah h mula mulaii keri keripu putt sert serta a gari gariss-ga gari ris s yang yang men menet etap ap
0.
#am ambu butt ke kepa palla mul ulai ai me memu muttih at atau au ber erub uban an
1.
!igi mulai lepas *ompong+
2.
Penglihatan da dan pen pend dengaran be berkurang
3.
%udah lelah dan mudah jatuh
4.
!errak !e akan an men enjjad adii lam amba ban n da dan n ku kurran ang g lin( n(ah ah
Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain /.
Suk uka a lu lupa pa,, ing ingat ata an ti tidak ber erfu fung ngsi si de deng nga an bai baik k
0.
"ngata "ng atan n terh terhada adap p halhal-hal hal di mas masa a muda muda leb lebih ih bai baik k dari daripad pada a halhal-hal hal yan yang g baru baru saj saja a terj terjadi adi
1.
Seri Se ring ng ada adany nya a diso disori rien enta tasi si ter terha hada dap p wak waktu tu,, temp tempat at dan dan ora orang ng
2.
Sulit menerima id ide-ide ba baru
%asalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia /. a.
%udah jatuh atuh merupak aka an sua uattu kej eja adian yan ang g dilaporkan pender eriita at atau sak aks si mata ya yang me melihat
kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring5terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka *#uben, /664+. b.
atuh dip dipengaruhi ole oleh ber berbagai fa faktor, di diantaranya fak faktor in intrinsik gan gangguan gay gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekuatan sendi dan sinkope-di77iness8 faktor ekstrinsik lantai yang li(in dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang karena (ahaya yang
kurang terang dan sebagainya. 0.
%udah lelah, disebabkan oleh
&aktor psikologis perasaan bosan, keletihan, depresi !angguan organis anemia, kurang itamin, osteomalasia, dll Pengaruh obat sedasi, hipnotik Keka(auan mental karena kera(unan, demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi, dsb Nyeri Nye ri dad dada a kar karena ena PK PK,, ane aneuri urisme sme aor aorta, ta, per perika ikardi rditis tis,, emb emboli oli par paru, u, dsb Ses Sesak ak naf nafas as pad pada a wa waktu ktu melakukan aktifitas fisik karena kelemahan jantung, gangguan sistem respiratorius, oerweight, anemia Palpitasi karena gangguan irama jantung, penyakit kronis, psikologis Pembengkakan kaki bagian bawah karena edema graitasi, gagal jantung, kurang itamin 9/, penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan, dsb Nyeri pinggang atau punggung karena osteomalasia, osteoporosis, osteoartritis, batu ginjal, dsb. Nyeri sendi pinggul karena artritis, osteoporosis, fraktur5dislokasi, saraf terjepit 9erat badan menurun karena nafsu makan menurun, gangguan saluran (erna, faktor sosio-ekonomi Sukar menahan 9AK karena obatobatan, radang kandung kemih, saluran kemih, kelainan syaraf, faktor psikologis Sukar menahan 9A9 karena karen a obatobat-obat obatan, an, diar diare, e, kela kelainan inan usus besar besar,, kela kelainan inan rektu rektum m !angg !angguan uan ketaj ketajaman aman pengl penglihat ihatan an karena presbiopi, refleksi lensa berkurang, katarak, glaukoma, infeksi mata !angguan pendengaran karena otosklerosis, ketulian menyebabkan keka(auan mental !angguan tidur karena lingkungan kurang tenang, organik dan psikogenik *depresi, irritabilitas+ Keluhan pusing-pusing karena migren, glaukoma, sinusitis, sakit gigi, dsb Keluhan perasaan dingin dan kesemutan anggota badan karena ggn sirkulasi darah lokal, ggn syaraf umum dan lokal %udah gatal-gatal karena kulit kering, eksema kulit, D%, gagal ginjal, hepatitis kronis, alergi $.
Karakteristik penyakit lansia di indonesia /.
Peny Pe nyak akit it pers persen endi dian an dan dan tulan tulang, g, misa misaln lnya ya rheu rheuma mati tik, k, oste osteop opor oros osis is,, osteo osteoar artr trit itis is
0.
Peny Pe nyak akit it Kardi Kardio oas asku kule lerr. %i %isa saln lnya ya hi hipe pert rtens ensi, i, kholes kholeste tero role lemi mia, a, ang angin ina, a, (a (ard rdia ia( ( at atta ta(k (k,, st stro roke ke,,
trigliserida tinggi, anemia, PK 1.
Peny Pe nyak akit it Pe Pen( n(er erna naan an ya yait itu u gas gastr trit itis is,, ul( ul(us us pe pept pti( i(um um
2.
Peny Pe nyak akit it 'rog 'rogen enit ital al.. Se Sepe pert rtii "nfeks "nfeksii Salur Saluran an Kemih Kemih *"SK *"SK+, +, !agal !agal !inja !injall Akut Akut5K 5Kro roni nis, s, 9enig 9enigna na
Prostat :iperplasia 3.
Peny Pe nyak akit it %e %eta tabol bolik ik5e 5end ndok okri rin. n. %is %isal alny nya8 a8 Dia Diabe bete tes s mel melli litu tus, s, ob obes esit itas as
4.
Pen eny yak akiit Per Pern naf afas asan an.. %i %isa saln lny ya asm asma, a, T9 par paru u
;.
Peny Pe nyak akit it Ke Kega gana nasa san, n, mi misa saln lnya ya88 (a (ars rsin inom oma5 a5 ka kank nker er
<.
Penyak Pen yakit it lai lainny nnya. a. An Antar tara a lain lain88 sen senili ilis5p s5piku ikun5d n5dim imensi ensia, a, al7 al7eim eimer er,, par parkin kinson son,, dsb
D. Perubahan Anatomi dan &isiologis pada Kardioaskuler /.
Perubahan Anatomi Kardioaskuler
a.
antung *$or+ =lastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena ateros>kle>rosis. Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut isolated aorti( in(ompeten(e dan terdengarnya bising pada ape? (ordis. Penambaha Pena mbahan n usia tidak menyebabk menyebabkan an jantung jantung menge(il menge(il *atrofi+ *atrofi+ seperti seperti organ tubuh tubuh lain, tetapi tetapi malahan terjadi hipertropi. Pada umur 1@-6@ tahun massa jantung bertambah * /gram5tahun pada lakilaki dan /,3 gram5tahun pada wanita+.
Pada daun dan (in(in katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid, degenerasi kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut. Daun katup menjadi kaku, perubahan ini menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia lanjut. 'kuran katup jantung tampak bertambah. Pada orang muda katup antrioentrikular lebih luas dari katup semilunar. Dengan bertambahnya usia terdapat penambahan (ir(umferensi katup, katup aorta paling (epat sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral, juga menyebabkan penebalan ka tup mitral dan aorta.
Peru>bahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen, penge(ilan ukuran,
penimbunan lemak dan kalsifikasi. Kalsifikasi sering ter>jadi pada anulus katup mitral yang sering ditemukan pada wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun atau (in(in katup. Katup menjadi kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi. b.
Pembuluh Darah Btak Btak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis "nterna dan a.ertebralis. Pembentukan plak ateroma sering di>jumpai didaerah bifurkatio kususnya pada pangkal arteri karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak ateroma juga arteri-arteri ke(il mengalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media hialinisasi dan kalsifikasi. Calaupun berat otak hanya 0 dari berat badan tetapi mengkomsumsi 0@ dari total kebutuhan oksigen komsumsion. Aliran darah serebral pada
orang
dewasa
kurang
lebih
3@((5/@@gm5menit
pada
usia
lanjut
menurun
menjadi
1@((5/@@gm5menit. Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem ertebrobasiler adalah degenerasi dis(us eterbralis *kadar air sangat menurun, fibrokartilago meningkat dan perubahan pada mukopoliskharid+. Akibatnya diskus ini menonjol ke perifer men>dorong periost yang meliputinya dan lig.interertebrale menjauh dari (orpus ertebrae. 9agian periost yang terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit. Keadaan seperti ini dikenal dengan nama spondilosis serikalis. Dis(us interertebralis total merupakan 03 dari seluruh (ollumna ertebralis sehingga degenerasi diskus dapat mengakibat>kan pengurangan tinggi badan pada usia lanjut. Spondilosis seri>kalis berakibat 0 hal pada a.ertebralis, yaitu /+
Bsteofit sepanjang pinggir (orpus etebrales dan pada posisi tertentu bahkan dapat mengakibatkan oklusi pem>buluh arteri ini.
0+
9erkurangnya panjang kolum serikal berakiabat a.erter>balies menjadi berkelok-kelok. Pada posisi tertentu pembu>luh ini dapat tertekuk sehingga terjadi oklusi. Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut seperti telah diuraikan diatas, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap peru>bahanperubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun fungsi jantung dan bahkan fungsi otak
(.
Pembuluh Darah Perifer. Arteros(lerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteria perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan iskimia jaringan otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.
0.
Perubahan &isiologis Kardioaskuler
a.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Jantung
/+
Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin *aging pigment+ pada serat-serat miokardium.
0+
Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan sirkumferens menjadi lebih besar sehingga katup menebal. 9ising jantung *murmur+ yang disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
1+
Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 3@-;3 sejak manusia berusia 3@ tahun. umlah sel da ri nodus AE tidak berkurang, tapi akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas :is juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung.
2+
Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada entrikel kiri. "ni menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun terdapat pembesaran jantung se(ara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga melambat.
5)
Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. :al ini disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun.
b.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah
/+
:ilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya. "ni menyebabkan meningkatnya resistensi ketika entrikel kiri memompa sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat. Keadaan ini akan berakhir dengan yang disebut F"solated aorti( in(ompeten(eG. Selain itu akan terjadi juga penurunan dalam tekanan diastolik.
0+
%enurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor H-adrenergik. Selain itu reaksi terhadap perubahan-perubahan baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun. Perubahan respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya :ipotensi Brtostatik pada lansia.
1+
Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan melambat.
c.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah
/+
Terdapat penurunan dari Total 9ody Cater sehingga olume darah pun menurun.
0+
umlah Sel Darah %erah *:emoglobin dan :ematokrit+ menurun. uga terjadi penurunan jumlah Ieukosit yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. :al ini menyebabkan resistensi tubuh terhadap infeksi menurun. =. Penyakit Kardioaskuler yang sering terjadi pada lansia
/.
:ipertensi :ipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari /2@ mm:g dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 6@mm:g, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. 9ila tidak ditangani, hipertensi dapat memi(u terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah *arterios(lerosis+, serangan5gagal jantung, dan gagal ginjal
0.
Penyakit jantung koroner Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. !ejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.
1.
Disritmia "nsidensi disritmia atrial dan entrikuler maningkat pada lansia karena perubahan struktural dan fungsional pada penuaan. %asalah dipi(u oleh disritmia dan tidak terkoordinasinya jantung sering dimanifestasikan sebagai perubahan perilaku, palpitasi, sesak nafas, keletihan, dan jatuh
2.
Penyakit Easkular Perifer
!ejala yang paling sering adalah rasa terbakar, kram, atau nyeri sangat yang terjadi pada saat aktiitas fisik dan menghilang pada saat istirahat. Ketika penyakit semakin berkembang, nyeri tidak lagi dapat hilang dengan istirahat. ika klien mempertahankan gaya hidup yang kurang gerak, penyakit ini mungkin telah berlanjut ketika nyeri pertama mun(ul. Tanda dan gejala lain yaitu ekstremitas dingin, perubahan trofik *misalnya kehilangan rambut yang tidak seimbang, deformitas kuku, atrofi jari-jari dari anggota gerak yang terkena+, tidak terabanya denyut nadi, dan mati rasa. 3.
Penyakit Katup antung %anifestasi klinis dari penyakit katup jantung berariasi dari fase kompensasi sampai pada fase pas(akompensasi. Selama fase kompensasi tubuh menyesuaikan perubahan pada struktur dan fungsi katup, menghasilkan sedikit tanda dan gejala yang mun(ul. Insia dapat turut berperan dalam fase ini melalui peningkatan gaya hidup yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan kurang gerak yang menempatkan tuntutan kebutuhan yang lebih ke(il pada jantung untuk (urah jantungnya 9ila fase pas(akompensasi di(apai, biasanya mengindikasikan disfungsi yang berat pada katup yang terpengaruh. !ejalanya berariasi bergantung pada katup yang terlibat tetapi se(ara umum terdiri atas dispnea pada saat beraktiitas, nyeri dada tipe agina, dan gejala-gejala jantung kanan atau kiri atau keduanya. %urmur se(ara khas tedengar pada saat auskultasi
D.
Penatalaksanaan /. Pen(egahan Primer Studi prealensi menunjukkan tingginya insidensi dari faktor resiko untuk penyakit kardioaskuler di antara lansia. Peningkatan kerangka penelitian mendukung keefektifan suatu pendekatan yang agresif untuk mengurangi faktor resiko sebagai suatu mekanisme untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang dihubungkan dengan penyakit kardioaskuler dalam kelompok usia ini. Peningkatan kualitas hidup telah ditunjukkan melaui upaya-upaya untuk meningkatkan aktiitas fisik se(ara teratur dan mengurangi merokok.
a.
%erokok %erokok temabakau mempunyai efek berbahaya bagi jantung dengan menurunkan kadar :DI, meningkatkan adhesiitas trombosit dan kadar fibrinogen, mengganti oksigen pada molekul hemoglobin dengan karbondioksida, meningkatkn konsumsioksigen miokardium, dan menurunkan ambang batas fibrilasi entrikel selama infark miokardium. Bleh karena itu, semua pemberi pelayanan kesehatan harus memberikan pendidikan tentang aspek membahayakan dari merokok dan keuntungan yang diperoleh dengan berhenti merokok pada usia berapapun
b.
:iperlipidemia Kadar kolesterol total meningkat se(ara bertahap seiring bertambahnya usia. 9ukti peningkatan tingginya kadar kolesterol IDI dan rendahnya kadar kolesterol :DI adalah prediktor yang penting untuk penyakit arteri koroner baik pada pria ataupun wanita yang berusia di atas 43 tahun. 'ntuk lansia denagn penyakit koroner, peningkatan kolesterol pada dasarnya meningkatkan resiko terjadinya kembali infark miokardium atau kematian. Penurunan kadar kolesterol melalui diet rendah lemak telah terbukti efektif pada lansia. 9agi mereka yang tidak memperoleh efek yang diinginkan melalui penatalaksanaan diet, terapi obat direkomendasikan
(.
Diabetes mellitus dan Bbesitas Pengurangan berat badan sangat bermanfaat bukan saja untuk diabetes tetapi juga untuk hipertensi dan hiperlipidemia yang menyertainya. Iansia yang menderita diabetes dan obesitas perlu didukung dan didorong untuk mengendalikan diabetesnya se(ara efektif, untuk mengikuti diet penurunan berat badan se(ara tepat, atau keduanya untuk mengurangi risiko penyakit kardioaskuler
d.
!aya :idup %onoton Pada lansia terjadi penurunan tonus otot, kehilangan massa otot tak berlemak, yang digntikan dengan jaringan lemak, dan peningkatan resiko penyakit jantung. 'paya pen(egahan primer yang ditujukan untuk malawan resiko ini harus difokuskan pada perubahan sikap tentang pentingnya aktiitas fisik se(ara teratur untuk semua usia dan meningkatkan keper(ayaan bahwa ada program aktiitas yang sesuai untuk semua orang, tanpa mengabaikan tingkat kebugaran saat ini atau adanya penyakit yang menyertai.
e.
:ipertensi Pen(egahan primer dari hipertensi esensial terdiri atas mempertahankan berat badan ideal, dietrendah garam, pengurangan stress dan latihan aerobik se(ara teratur. Deteksi dini dan penatalaksanaan hipertensi yang efektif penting untuk men(egah terjadinya penyakit jantung hipertensif
f.
Kondisi setelah menopause Pen(egahan penyakit kardioaskular pada wanita lansia memfokuskan pada metode sulih estrogen. Calaupun sulih estrogen efektif dalam membentu mengubah lipid pada wanita pas(amenopouse tetapi teknik ini bukannya tanpa resiko, khususnya resiko kanker endometrium. Penembahan progesteron dalam regimen estrogen dapat men(egah konsekuensi keganasan dan nonkeganasan dri estrogen yang tidak dapt dilawan. 0. Pen(egahan sekunder
a.
#iwayat dan Pengkajian &isik Pengkajian fisik yang menunjukkan indikasi adanya masalah sistem kardioaskular adalah perfusi organ akhir yang buruk. Iansia dengan perfusi ginjal yang buruk pada keadaan tidak memiliki penyakit ginjal dapat mengalami penurunan haluaran urin selama lebih dari 02 jam. Tanda dan gejala tidak adekuatnya perfusi perifer dapat berariasi dari kulit yang terasa dingin ketika disentuh, dengan menurunnya pengisian kapiler, sampai penemuan kronis seperti pingsan atau tidak adanya denyut nadi perifer, kehilangan rambut pada ekstremitas yang tidak proporsional dan ulkus yang sulit untuk sembuh. =deme juga memiliki sumber nonkardiak yang memerlukan pembedaan untuk lansia. Perbedaan kun(i termasuk distribusi (airan yang terakumulasi dan ariasi diurnalnya. =dema yang berasal dari penyakit jantung merupakan edema yang lembut dan meninggalkan bekas (ekungan bila ditekan, memiliki distribusi yang simetris, dan melibatkan bagian tubuh yang dependent. Auskultasi bunyi jantung pada lansia serig sulit karena perubahan emfisema senilis pada dinding dada. ika buyi jantung terdengar jauh atau sulit didengar, klien mungkin diposisikan miring pada sisi kirinya dengan lengan kiri menopang kepala. Dalam pengkajian jantung pada lansia, GabnormalitasG harus diinterpretasikan dengan hati-hati. Calaupun merupakan suatu parameter pengkajian yang rutin, pengukuran tekanan darah se(ara akurat sangat penting untuk menghindari masalah yang berhubungan dengan penanganan hipertensi yang tidak
perlu. %emberikan perhatian ketat terhadap detail ukuran manset dan terhadap aktiitas sebelum pengukuran dan mempertahankan teknik yang konsisten sangat penting untuk memperoleh hasil yang akurat.
b.
Penatalaksanaan Keperawatan
/+
%engurangi 9eban Kerja antung 9erbagai upaya keperawatan dapt turut berperan dalam mengurangi beban krja jantung dan sistem kardioaskuler. %enyeimbangkan istirahat dan aktiitas dapat membentu mempertahankan tonus otot dan penggunaan oksigen se(ara efisien, yang dapat menurunkan kebutuhan jaringan terhadap darah yang mengandung oksigen.'ntuk men(apai keseimbangan ini aktiitas harus terjadwal sepanjang hari. Aplikasi langsung dari penambahan oksigen juga menurunkan beban kerja jantung dengan meningkatkan jumlah oksigen yang dibawa oleh molekul hemoglobin. Tindakan-tindakan untuk menurunkan ansietas membantu menghentikan pelepasan katekolamin yang bersikulasi yang dapat meningkatkan tuntutan kebutuhan jantung. Dengan mengurangi sirkulasi olume klien melalui pembatasan (airan atau pembatasan natrium atau keduanya atau melalui pemberian diuretik, olume darah totl yang harus dipompa oleh jantung telah berkurang. Tindakan keperawatan dependen untuk mengurangi beban kerja jantung terdiri dari pemberian agens penghambat J adrenergik untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokardium dan obat-obatan seperti asodilator untuk mengurangi resistensi pembuluh darah p erifer dari sistem arteri.
0+
Peningkatan &ungsi &ungsi jantung yang efektif memerlukan keseimbangan yang baik antara kontraktilitas serta ke(epatan dan irama yang teratur. 'paya-upaya keperawatan untuk meningkatkan kontraktilitas termasuk memantau keseimbangan elektrolit dan memberikan suplemen yang diperlukan, memastikan keadekuatan aliran balik darah ena melalui pemantauan tekanan darsh dan keseimbangan darah dan keseimbangan (airan se(ara hati-hati, dan memberikan obat-obat kardiotonik seperti preparat digitalis. Tindakan keperawatan yang kritis untuk populasi ini adalah pengkajian se(ara hati-hati pada efek samping atau efek yang lain yang tidak diinginkan dari preparat digitalis. Karena lansia se(ara spesifik sangat sensitif terhadp efek toksik dari obat-obatan ini, mereka memerlukan pengkajian yang berkelanjutan. Ahli genetik sering memberikan digoksin dosis pedriatik bagi lansia untuk memberikan dosis satu kali sehari tanpa memi(u kera(unan. Bbat-obat yang mungkin diresepkan bersama digoksin *misalnya uanidin, erapamil, dan pada tingkatan yang lebih sedikit, nifidepin+ meningkatkan kadar serum digitalis. oleh karena itu, lansia yang menerima obat-obatan kombinasi tersebut harus sering diobserasi
untuk
mengetahui
adanya
gejala-gejala
oerdosis.
Ke(epatan dari irama jantung yang teratur sangat penting untuk fungsi yang efektif. Iansia sering memerlukan agens antidisritmia untuk menstabilkan denyut dan irama jantungnya karena hilangnya selsel pa(e-maker dalam nodus sinoatrial atau nodus attrioentrikular. Calaupun obat-obatan ini umumnya diresepkan, kebutuhan klien akan obat-obatan tersebut harus ditinjau ulang se(ara teratur karena adanya efek samping yang terjadi dengan penggunaan dalam waktu yang lama. Selain itu, penggunaan alat pa(u jantingkatkan kemampuan jantung se(ara keseluruhan pada lansia yang mengalami si(k sinus syndrome
atau gejala bradikardia dan meningkatkan toleransi mereka terhadap aktiitas. 9iasanya lansia, beradaptasi dengan baik terhadap penggunaan alat-alat ini dengan bantuan dan dukungan minimal. =lemen ku(i untuk pendokumentasian termasuk perkembangan dan resolusi tanda dan gejala dari gangguan dan respons klien terhadap terapi. Perubahan yang menyertai dalam mentasi atau peningkatan napas yang pendek selama aktiitas dapat mengindikasikan efek obat yang tidak diinginkan atau lebih memburuknya kondisi jantung. 9unyi nafas harus diauskultasi dan di(atat se(ara teratur. Keseimbangan (airan selama 02 jam adalah indikator awal dan sensitif terhadap perubahan status jantung *pada keadaan tidak adanya kegagalan ginjal+, dan karenanya harus dipanta se(ara teratur, karena hubungan nilai-nilai tersebut terhadap berfungsinya sistem kardioaskular se(ara efktif. Pendokumentasian respons klien terhadap aktiitas sangat penting. Denyut jantung dan tekanan darah di(atat sebelum, selama dan setelah aktiitas. umlah aktiitas harus dihitung *yaitu dalam menit atau jumlah langkah-langkah yang dilakukan+ untuk memberikan kesempatan dalam pengkajian dari kemajuan klien selama beberapa waktu. Selain itu, persepsi klien terhadap tingkat aktifitas, dari yang ringan sampai yang paling berat, merupakan ukuran dari beban jantung. =.
Diagnosis Keperawatan dan #en(ana Keperawatan Diagnosa keperawatan utama yang dihubungkan dengan sistem kardioaskular adalah penurunan jantung :asil yang diharapkan
/.
Ke(epatan dan irama jantun teratur
0.
Tanda-tanda ital berada dalam batas normal
1.
Suara paru bersih
2.
Denyut nadi perifer teraba
3.
Pengisian kapiler (epat
4.
Kesadaran dan orientasi terhadap lingkungan sekitarnya
;.
Tidak ada edema
<.
Nilai-nilai laboratorium normal
6.
:aluaran urin sebanding asupan (airan *dikurangi kehilangan (airan yang tidk dirasakan+
/@. Tidak ada nyeri dada atau dispnea pada aktifitas minimal Tindakan keperawatan Kaji se(ara teratur bukti-bukti untuk mengetahui hasil yang diharapkan /.
Seimbangkan istirahat dan aktiitas
0.
Dukung klien untuk melakukan AKS sesuai kemampuan *bantu klien sesuai kebutuhan+
1.
Pantau respons terhadap program latihan awal dan lanjutan
2.
9erikan oksigen tambahan *jika diperlukan+
3.
Kurangi ansietas dengan (ara
a.
!unakan dengan pendekatan dengan tenang dan meyakinkan
b.
9erikan informasi ketika klien menunjukan kesiapannya
(.
:ilangkan nyeri se(epatnya
d.
!unakan sentuhan dan kontak mata
e.
9erikan tindakan-tindakan yang memberikan rasa nyaman
4.
Pertahankan sirkulasi olume darah yang adekuat dengan (ara
a. Atur asupan (airan. b.
9atasi asupan natrium *jika diperlukan+
(.
Tinggikan kaki dan tungkai bawah ketika duduk
d.
!unakan kaus kaki penekan tirang baring
e.
Pastikan asupan nutrisi memadai. 1. Pen(egahan Tersier 'ntuk menyeimbangkan masalah kardioaskular kronis dengan gaya hidup memerlukan pengetahuan tentang bagaimana (ara menyeimbangkan suplai energi tubuh dengan kebutuhan. Penyesuaian mungkin diperlakukan baik pada gaya hidup maupun lingkungan untuk memastikan bahwa jantung
lansia
dapat
memenuhi
kebutuhan
darah
yang
mengandung
oksigen
untuk
tubuh.
Suatu program untuk membantu keseimbangan ini dimulai melalui pengkajian personal klien, faktor risiko yang dapat diubah. Suatu pemahaman tentang kesediaan dan kemampuan klien untuk mengikuti ren(ana perawatan yang diberikan akan mengarahkan tindakan keperawatan. Sebagian lansia berseduia untuk membuat penyesuaian terhadap gaya hidup mereka ketika mereka telah memahami se(ara keseluruhan tentang rekomendasi tersebut dan alasanya. Namun upaya untuk memksa perubahan gaya hidup se(ara radikal dan multiple biasanyan hanya menghasilkan kegagalan. %elibatkan klien dalam menetapkan prioritas
untuk
perubahan
tujuan jangka pendek dapat
mengembangkan saling
ketergantungan dan meningkatkan harga diri klien. Setiap usaha untuk memodifiksi perilaku, tidak peduli seke(il apapun, harus didukung karena hal tersebut menggambarkan perkembangan kearah pen(apaian tujuan
jangka
panjang.
Perawat perlu menerima hak klien untuk memilih dengan tindakan mengubah kebiasaan tertentu yang telah dilakukan sepanjang hidupnya seperti merokok atau makan makanan yang tinggi lemak. Perawat memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan dan mengajarkan isi dengan suatu (ara yang dapat dipahami dan diterima oleh klien. Namun, bila pemahaman telah ter(apai prinsip penentuan diri sendiri yang akan mendorong hak indiisu setiap orang untuk menerima atau menolak hal-hal yang telah diajarkan tersebut. Pengetahuan klien tentang obat-obatan, diet dan ren(ana latihannya harus dikaji dan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Perawat harus meminta klien untuk menggambarkan kegiatanya pada harihari dalam satu minggu tertentu dan akhir minggu tertentu. Setiapm aspek ren(ana perawatan harus didiskusikan dalam rangka memadukan ren(ana tersebut kedalam rutinitas yang telah dilakukan klien sehari-hari. Saran yang tidak jelas mengkonsumsi obat tiga kali perhari dengan makanan dapat kurang memiliki arti atau membingungkan bagi lansia yang hanya makan satu kali sehari. Selain itu, setiap klien harus memahami tanda dan gejala kondisi yang memburuk dan memiliki ren(ana untuk memperoleh bantuan
medis
jika
diperlukan.
Perawat harus mengkaji kebutuhan klien untuk membantu AKS dan AKS instrumental. Apakah bantuan tersedia bagi keluarga, teman atau kelompok masyarakatL Pakah bentuk-bentuk bagian ini dapat diperoleh oleh klienL Study sebelumnya telah menunjukan bahwa kuarang teapatnya ren(ana pemulangan menghasilkan sumber-sumber yang tidak adekuat untuk mediasi, makanan dan transpotasi, juga kurangnya pemahaman tentang program pengobatan, hasilnya adalah tingginya tingkat perawatan. Kembali pada lansia dengan gagal jantung kongesti. Suatu rujukan pada pelayanan sosial atau lembaga kesehatan rumah mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa klien mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk membantu gaya hidup yang dapat meningkatkan kesehatan.
Pemeliharaan masalah kardioaskular yang berkelanjutan dapat dipandang sebagai suatu tindakan keseimbangan. 9anyak lansia yang mendapatkan keuntungan dari program rehabilitasi jantung tertruktur, yang menawarkan bantuan dalam men(apai keseimbangan yang diperlukan setelah serangan jantung
atau
ketika
mengelola
efek
jangka
panjang
dari
penyakit
kardioaskular.
Suatu program rehabilitasi jantung yang terstrukstur biasanya dimulai dengan aktifitas dini dan progresif segera setalah sistem kardioaskular stabil.elemen pendidikan ditawarkan ketika klien menunjukan kesiapan untuk belajar. Program dilanjutkan dengan mengawasi komponen latihan. =fek sinergis dari berpartisipasi dalam suatu program dengan orang lain dlam kondisi yang hampir sama dapat mengurangi rasa takut dan isolasi yang sering menyertai kondisi tersebut. %otiasi untuk membuat perubahan gaya hidup yang diperlukan adalah suatu tujuan kun(i dari rehabilitasi jantung.
DAFTAR PUSTAKA
9andiyah, Siti. 0@@6. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik . Mogyakarta Nulia %edika Stanley, %i(key. 0@@4. Buku Ajar Keperawatan Gerontik . akarta =!$.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya seharihari dan menerima nafkah dari orang lain. !anjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dari usia manusia sebagai makhluk hidup yang terbatas oleh suatu putaran alam dengan batas usia 55 tahun " lebih. #ipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. #ipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah. Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bah$a dengan meningkatnya umur hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan pada lansia. %ada lansia hipertensi menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner. !ebih dari separuh kematian di atas usia &' tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebro(askular. Secara nyata kematian akibat stroke dan morbiditas penyakit kardio(askuler menurun dengan pengobatan hipertensi ). Tujuan *. +engetahui definisi dari hipertensi pada lansia . Dapat menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi pada lansia. -. +ampu menjelaskan patofisiologi hipertensi pada lansia
. +engetahui askep lansia dengan hipertensi /. a0 b0 c0 d0
Manfaat +emahami definisi dari hipertensi pada lansia +emahami penyebab terjadinya hipertensi pada lansia. +emahami patofisiologi hipertensi pada lansia +emahami askep lansia dengan hipertensi BAB II PEMBAHASAN
*.
Pengertian #ipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik 1*' mm#g dan tekanan diastolik 12' mm#g. %ada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik *&' mm#g dan tekanan diastolik 2' mm#g. 3Smeltzer,''*0. +enurut 4# 3*2670, tekanan darah 8*&'"25 mm#g dinyatakan sebagai hipertensi.
.
Klasifikasi Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi golongan besar yaitu 9 #ipertensi essensial 3hipertensi primer0 yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya #ipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain #ipertensi pada usia lanjut dibedakan atas 9 #ipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari *' mm#g dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 2' mm#g. #ipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari *&' mm#g dan tekanan diastolik lebih rendah dari 2' mm#g.
-.
o o o o o o
Etiologi #ipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh interaksi bermacammacam faktor, antara lain9 Kelelahan %roses penuaan Keturunan Diet yang tidak seimbang Stress Sosial budaya
%enyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan:perubahan pada 9 ;lastisitas dinding aorta menurun Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun *< setiap tahun sesudah berumur ' tahun. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan (olumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. #al ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi +eningkatnya resistensi pembuluh darah perifer +eskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, datadata penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. =aktor tersebut adalah sebagai berikut 9 1. =aktor keturunan +enurut data dari statistik terbukti bah$a seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi . /iri perseorangan /iri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah9 a. >mur 3jika umur bertambah maka ?D meningkat0 b. @enis kelamin 3lakilaki lebih tinggi dari perempuan0 c. Ras 3ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih0 !. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah 9 a. Konsumsi garam yang tinggi 3melebihi dari -' gr0 b. Kegemukan atau makan berlebihan c. Stress d. +erokok e. +inum alcohol f. +inum obatobatan 3ephedrine, prednison, epineprin0 Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah 9 a0 lomerulonefritis b0 %ielonefritis c0 Bekrosis tubular akut d0 ?umor e0 Cascular f0 Aterosklerosis g0 #iperplasia h0 ?rombosis i0 Aneurisma j0 ;mboli kolestrol k0 Caskulitis l0 Kelainan endokrin m0 D+ n0 #ipertiroidisme o0 #ipotiroidisme
p0 0 r0 s0 t0 u0 (0 ".
a0 b0 c0 d0 e0 f0 g0 h0 i0 a0
b0
$.
Saraf Stroke ;nsepalitis S) bat:obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid Tan#a #an gejala ?anda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah 9 Sakit kepala %erdarahan hidung Certigo +ual muntah %erubahan penglihatan Kesemutan pada kaki dan tangan Sesak nafas Kejang atau koma Byeri dada ?anda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi 9 ?idak ada gejala ?idak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. #al ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. ejala yang lazim Sering dikatakan bah$a gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. +enurut Rokhaeni 3 ''* 0, manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu 9 mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun. Patofisiologi +ekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat (asomotor, pada medulla diotak. Dari pusat (asomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke ba$ah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat (asomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke ba$ah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. %ada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. )erbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang (asokonstriksi. Endi(idu dengan hipertensi sangat sensiti( terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. %ada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan akti(itas (asokonstriksi. +edulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan (asokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons (asokonstriktor pembuluh darah. Casokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin E yang kemudian diubah menjadi angiotensin EE, suatu (asokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. #ormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan (olume intra (askuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungja$ab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. %erubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi (olume darah yang dipompa oleh jantung 3(olume sekuncup0 mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer 3Smeltzer, ''*0.%ada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya Fhipertensi palsuG disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer 3Darmojo, *2220. %.
(. *.
Ko&'likasi Akibat atau komplikasi dari penyakit hipertensi yang dapa t terjadi pada lansia adalah 9 gagal jantung gagal ginjal stroke 3kerusakan otak0 kelumpuhan.
Pe&eriksaan Penunjang #emoglobin " hematokrit >ntuk mengkaji hubungan dari sel:sel terhadap (olume cairan 3(iskositas0 dan dapat mengindikasikan faktor:faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas dan anemia . )>B +emberikan informasi tentang perfusi ginjal -. lukosa #iperglikemi 3diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi0 dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin 3meningkatkan hipertensi0
.
Kalium serum #ipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama 3penyebab0 atau menjadi efek samping terapi diuretik. 5. Kalsium serum %eningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi &. Kolesterol dan trigliserid serum %eningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa 3efek kardio(askuler0 6. %emeriksaan tiroid #ipertiroidisme dapat menimbulkan (asokonstriksi dan hipertensi 7. Kadar aldosteron urin"serum >ntuk mengkaji aldosteronisme primer 3penyebab0 2. >rinalisa Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes. *'. Asam urat #iperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi **. Steroid urin Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme *. EC% Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal"ureter. *-. =oto dada +enunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung *. /? scan >ntuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati *5. ;K Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang % adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi ). Penatalaksanaan a. %encegahan %rimer =aktor resiko hipertensi antara lain9 tekanan darah diatas ratarata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras 3negro0, tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk9 +engatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes +ellitus, dsb. Dilarang merokok atau menghentikan merokok. +erubah kebiasaan makan seharihari dengan konsumsi rendah garam. +elakukan eHercise untuk mengendalikan berat badan. b. %encegahan sekunder %encegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa9
%engelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan tindakan seperti pada pencegahan primer. #arus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin. =aktorfaktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol. )atasi akti(itas. %engelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardio(askuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah diba$ah *'"2' mm#g.
%rinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi 9 ?erapi tanpa bat ?erapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. ?erapi tanpa obat ini meliputi 9
Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah 9 Restriksi garam secara moderat dari *' gr"hr menjadi 5 gr"hr Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh %enurunan berat badan %enurunan asupan etanol +enghentikan merokok !atihan =isik !atihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah dianjurkan untuk penderita hipertensi. +acam olah raganya yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lainlain Entensitas olah raga yang baik antara &'7' < dari kapasitas aerobik atau 676 < dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. !amanya latihan berkisar antara ' : 5 menit berada dalam zona latihan =rekuensi latihan sebaiknya - H perminggu dan paling baik 5 H perminggu ;dukasi %sikologis %emberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi 9 ?ehnik )iofeedback )iofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tandatanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. %enerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
?ehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otototot dalam tubuh menjadi rileks %endidikan Kesehatan 3%enyuluhan0 ?ujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. ?erapi dengan bat ?ujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. %engobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. %engobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli #ipertensi 3@EB? BA?EBA! /++E??;; B D;?;/?EB, ;CA!>A?EB ABD ?R;A?+;B? = #E# )!D %R;SS>R;, >SA, *2770 menyimpulkan bah$a obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat A/; dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. %engobatannya meliputi 9 Ste' 1 bat pilihan pertama 9 diuretika, beta blocker, /a antagonis, A/; inhibitor Ste' Alternatif yang bisa diberikan 9 Dosis obat pertama dinaikkan. Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama. Ditambah obat ke : jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, /a antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, (asodilator Ste' ! * Alternatif yang bisa ditempuh 9 bat ke diganti +. Asu,an Ke'era-atan A. %engkajian Aktifitas" istirahat ejala 9 Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton ?anda 9 =rek$ensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
Sirkulasi
ejala 9 Ri$ayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis. ?anda 9 Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas, bunyi jantung murmur, distensi (ena jugularis Entegritas ;go
ejala 9 Ri$ayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple 3hubungan, keuangan, pekerjaan0 ?anda 9 !etupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang 3khususnya sekitar mata0, peningkatan pola bicara ;liminasi 9 angguan ginjal saat ini atau yang lalu 3 infeksi, obstruksi, ri$ayat penyakit ginjal 0, ejala obstruksi. +akanan" cairan ejala 9 +akanan yang disukai 3tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol0, mual, muntah, perubahan berat badan 3naik" turun0, ri$ayat penggunaan diuretik. ?anda 9 )erat badan normal atau obesitas, adanya oedem. Beurosensori ejala 9 Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan. ?anda 9 Status mental9 orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina optik. Respon motorik 9 penurunan kekuatan genggaman tangan. Byeri" ketidaknyamanan ejala 9 Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen" masssa. %ernafasan ejala 9 Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas" kerja, tacyhpnea, batuk dengan" tanpa sputum, ri$ayat merokok. ?anda 9 )unyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi" penggunaan alat bantu pernafasan. Keamanan ejala 9 angguan koordinasi, cara brejalan. ). %emeriksaan Diagnostik #b9 untuk mengkaji anemia, jumlah selsel terhadap (o lume cairan 3(iskositas0. )>B9 memberi informasi tentang fungsi ginjal.
lukosa9 mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin 3meningkatkan hipertensi0. Kalsium serum Kalium serum Kolesterol dan trygliserid >rin analisa =oto dada /? Scan ;K /. Kemungkinan Diagosa Kepera$atan *. angguan rasa nyaman nyeri 3sakit kepala0 b"d peningkatan tekanan (askuler serebral. . %erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat
-. Entoleransi akti(itas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan . . Enefektif koping indi(idu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic. 5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangn &. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan (asokontriksi pembuluh darah. 6. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang, motorik atau persepsi. D. Enter(ensi *. angguan rasa nyaman nyeri 3sakit kepala0 b.d peningkatan tekanan (askuler serebral Tujuan 9 +enghilangkan rasa nyeri Kriteria hasil : +elaporkan ketidanyamanan hilang atau terkontrol. +engikuti regimen farmakologi yang diresepkan. Intervensi : %ertahankan tirah baring selama fase akut. / +eminimalkan stimulasi dan meningkatkan relaksasi. )erikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher. / ?indakan yang menurunkan tekanan (askuler serebral, efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. #ilangkan"minimalkan aktifitas (asokontraksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya batuk panjang, mengejan saat )A). / Aktifitas yang meningkatkan (asokontraksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan (askuler serebral. )antu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. / +eminimalkan penggunaan oksigen dan akti(itas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll. Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis. /
. - pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil : Klien menunjukkan peningkatan berat badan +enunjukkan perilaku meningkatkan atau mempertahankan berat badan ideal Intervensi : )icarakan pentingnya menurunkan masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.
/ Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerosis, kelebihan masukan garam memperbanyak (olume cairan intra (askuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.
Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. / +engidentifikasi kekuatan"kelemahan dalam program diit terakhir.. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan, lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan. +emberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan kondisi emosi saat / makan, membantu untuk memfokuskan perhatian pada factor mana pasien telah"dapat mengontrol perubahan. Entruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi 3mentega, keju, telur, es krim, daging dll0 dan kolesterol 3daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan0. / +enghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. / +emberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet indi(idual.
-. Entoleransi akti(itas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan . Tujuan : tidak terjadi intoleransi akti(itas Kriteria Hasil : Klien dapat berpartisipasi dalam akti(itas yang di inginkan atau diperlukan +elaporkan peningkatan dalam toleransi akti(itas yang dapat diukur. Intervensi Kaji toleransi pasien terhadap akti(itas dengan menggunkan parameter 9 frek$ensi nadi ' H"menit diatas frek$ensi istirahat, catat peningkatan ?D, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan. / %arameter menunjukan respon fisiologis pasien terhadap stress, akti(itas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja jantung. Kaji kesiapan untuk meningkatkan akti(itas contoh 9 penurunan kelemahan"kelelahan, ?D stabil, frek$ensi nadi, peningkatan perhatian pada akti(itas dan pera$atan diri. Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat akti(itas indi(idual. / Dorong memajukan akti(itas"toleransi pera$atan diri. Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai akti(itas dapat meningkatkan jumlah / oksigen yang ada. Kemajuan akti(itas bertahap mencegah peningkatan tibatiba pada kerja jantung. )erikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi"rambut dengan duduk dan sebagainya. ?eknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu / keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Dorong pasien untuk
/
berpartisipasi dalam memilih periode akti(itas. @ad$al meningkatkan toleransi terhadap kemajuan akti(itas dan mencegah kelemahan.
. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya. Tujuan : Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakitnya Kriteria hasil +enyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment pengobatan. +engidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. +empertahankan ?D dalam parameter normal. Intervensi Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. +engidentifikasi tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudah / dalam menentukan inter(ensi. )antu klien dalam mengidentifikasi faktorfaktor resiko kardi(askuler yang dapat diubah, misalnya 9 obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, pola hidup penuh stress dan minum alcohol 3lebih dari &' cc"hari dengan teratur0. =aktorfaktor resiko ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan / penyakit kardio(askuler serta ginjal. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat. / Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien"orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. )ila klien tidak menerima realitas bah$a membutuhkan pengobatan kontinyu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan. @elaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi 3pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut0 melalui penkes. +eningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang proses penyakit hipertensi. / 5. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan (asokontriksi pembuluh darah. Tujuan : ?idak terjadi penurunan curah jantung Kriteria Hasil : Klien berpartisipasi dalam akti(itas yang menurunkan tekanan darah"beban kerja jantung +empertahankan ?D dalam rentang indi(idu yang dapat diterima, +emperlihatkan norma dan frek$ensi jantung stabil dalam rentang normal pasien. Intervensi bser(asi tekanan darah %erbandingan dari tekanan darah memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang / keterlibatan (askuler. /atat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
/ Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati saat palpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari (asokontriksi dan kongesti (ena. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. / S umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium, perkembangan S- menunjukan hipertropi (entrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik. Amati $arna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mencerminkan / dekompensasi"penurunan curah jantung. )erikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi akti(itas atau keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. +embantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi. /
Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi. / Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah. Kolaborasi dengan dokter dalam pembrian terapi anti hipertensi dan diuretik. +enurunkan tekanan darah. /