OSCE BLOK 20
DESAIN FORMULA SEDIAAN TABLET SALUT FILM ASAM MEFENAMAT 250mg
Disusun oleh : EKA PUTRI NURFADILAH 20140350014
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
1
DAFTAR ISI BAB I : TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN ................ ................ 3 BAB II : URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI ................................... ................................... 5 II.1
NAMA OBAT DAN SINONIM ............................................................. ......................................................................... ............ 5
II.2
BENTUK SENYAWA SENYAWA AKTIF ............................................................... ........................................................................... ............ 5
II.3
MEKANISME MEKANISME KERJA DALAM TUBUH ........................................................ .......................................................... 5
II.4
NASIB OBAT DALAM TUBUH (ADME) ....................................................... 5
II.5
INDIKASI DAN DASAR PEMILIHAN PEMILIHAN ........................................................... ............................................................. 6
II.6
KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI DAN ALASAN............................................................... ................................................................. 6
II.7
DOSIS DAN PERHITUNGAN PERHITUNGAN .............................................................. .......................................................................... ............ 6
II.8
CARA PAKAI .................................................................. .................................................................................................... .................................. 6
II.9
EFEK SAMPING SAMPING ............................................................. ................................................................................................ ................................... 6
II.10
TOKSISITAS TOKSISITAS ........................................................ ...................................................................................................... .............................................. 7
II.11
INTERAKSI INTERAKSI OBAT ......................................................... ............................................................................................ ................................... 7
II.12
PENGGUNAAN PENGGUNAAN PADA PADA KONDISI KONDISI KHUSUS ................................................... 7
II.13
PERINGATAN PERINGATAN ................................................................. ................................................................................................... .................................. 8
II.14
CARA PENYIMPANAN PENYIMPANAN............................................................. .................................................................................... ....................... 8
II.15
CONTOH SEDIAAN SEDIAAN YANG BEREDAR BEREDAR DI PASARAN PASARAN ................................. 8
II.16
ANALISIS FARMAKOLOGI ................ Error! Bookmark not defined.
BAB III : ANALISIS PREFORMULASI PREFORMULASI FORMULASI DAN USULAN FORMULA ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ .. 9 III.1
PENDEKATAN PENDEKATAN FORMULASI FORMULASI .............................................................. .......................................................................... ............ 9
III.2
FORMULASI ......................................... ............................................................... ............................................. .......................... ... 17
BAB IV : PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK FARMASETIK SEDIAAN Error! Bookmark not defined.
IV.1
METODE PEMBUATAN SEDIAAN Error! Bookmark not defined.
IV.2
PROSEDUR PEMBUATAN .............. Error! Bookmark not defined.
IV.3
PENGAWASAN DALAM PRODUKSI Error! Bookmark not defined.
IV.4 defined.
Error! UJI MUTU FARMASETIK SEDIAAN AKHIR Error!
Bookmark
DAFTAR PUSTAKA .......................................... .......................................... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ........................................... ................................................................. ............................................ ........................................ .................. 30
2
not
BAB I TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN I.1
DESKRIPSI UMUM SENYAWA AKTIF
1. Pemerian
: Serbuk hablur ; putih atau hampir putih
2. Nama lain (sinonim) : Asam antranilat Nama kimia
: Asam N-2,3-xililantranilat [61-68-7]
Struktur kimia
:
3. Rumus molekul Bobot molekul 4. Kelarutan
: C15H15 NO2 : 241,29 g/mol : Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut
dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan metanol; praktis tidak larut dalam air (FI, 1995). 5. pH larutan pH stabilitas 6. Titik didih Titik leleh 7. Stabilitas
: 4-7 : 7,1 ( netral ) : 398,8°C : 230-231 °C : terhadap cahaya ; lebih mudah terurai dengan adanya
cahaya. Terhadap udara; higroskopis dan mudah terurai dengan adanya udara. 8. Inkompatibilitas
:
9. Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat 10. Sifat khusus I.2
: mengiritasi lambung
DEFINISI BENTUK SEDIAAN TERKAIT
3
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. I.3
DASAR
PERTIMBANGAN PERTIMBANGAN
DAN
LANDASAN
HUKUM
PENGGOLONGAN OBAT
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/per/VI/2000. 949/Menkes/per/VI/2000. Maka sediaan tablet asam mefenamat digolongkan ke dalam obat keras yang padanya berlaku peraturan tentang obat keras dan juga ketentuan penandaan pada kemasan serta nomor registrasi. registrasi. I.4
PENANDAAN PADA WADAH, LEAFLET ATAU BROSUR
Pada sediaan asam mefenamat berlaku aturan penandaan sebagai berikut : 1. Bulatan K bewarna merah 2. Peringatan obat keras yaitu HARUS DENGAN RESEP DOKTER I.5
NOMOR REGISTRASI
Nomor registrasi sediaan tablet asam mefenamat adalah DK L1713869609A L1713869609A 1. Sediaan tablet asam mefenamat dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). No Batch sediaan adalah : 1709003
4
BAB II URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI II.1
NAMA OBAT DAN SINONIM
1. Nama kimia/umum
: asam mefenamat
2. Golongan farmol
: antiinflamasi non steroid
3. Golongan kimia
: antiinflamasi non steroid derivat asam antranilat
(fenamate) II.2
BENTUK SENYAWA AKTIF
Asam mefenamat. II.3
MEKANISME MEKANISME KERJA DALAM TUBUH
1. Efek farmakologi Asam mefenamat adalah antiinflamasi non steroid derivat asam fenamat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, osteoartritis, desminore, nyeri, peradangan dan demam. 2. Mekanisme kerja Menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan 2, sehingga menghambat sintesis prostaglandin. II.4
NASIB OBAT DALAM TUBUH (ADME)
Asam mefenamat diabsrobsi pertama kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui hati diserap darah dan dibawa oleh darah sampai ketempat kerjanya. 90% asam mefenamat terikat pada protein. Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma plas ma tercapai terc apai dalam dal am 2 sampai 4 jam dengan de ngan waktu paruh 2 jam. Sekitar 50% dosis asam mefenamat dieksresikan dalam urin sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi, dan 20% obat ditemukan dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak terkonjugasi.
5
II.5
INDIKASI DAN DASAR PEMILIHAN
Sediaan asam mefenamat dalam bentuk tablet digunakan untuk antiinflamasi
mengurangi
sakit,
analgesik
untuk
rheumatoid
arthritis,
osteoatritis,dysmenore, dan nyeri ringan sampai sedang. II.6
KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI DAN ALASAN
Hipersenisitivitas terhadap asam mefenamat atau bahan dalam formulasi
Riwayat asma, urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain dipicu oleh aspirin atau NSAID lainnya
Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan pembedahan CABG
Ulserasi aktif atau peradangan kronis dari saluran GI bagin atas atau bawah
Sudah ada sebelumnya penyakit ginjal (sumber : IONI, 2017)
II.7
DOSIS DAN PERHITUNGAN
a) Untuk mengatasi rasa nyeri, dosis asam mefenamat 500mg dilanjutkan dengan 250mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari. b) Dosis asam mefenamat untuk nyeri haid : 500mg dianjurkan dengan 250mg setiap 6 jam sejak dimulainya haid. c) Dosis asam mefenamat untuk anak-anak 14-18tahun : 500mg dilanjutkan dengan 250mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari. II.8
CARA PAKAI
Tablet asam mefenamat diminum melalui oral (mulut) setelah makan ; sebanyak 3x sehari ; tidak lebih dari 7 hari II.9
EFEK SAMPING
-
Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal.
-
Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan agranulositopenia
-
Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia.
6
II.10 TOKSISITAS
Apabila digunakan pada dosis berlebih dapat menyebabkan gejala meliputi sakit perut parah, kotoran berwarna gelap, muntah berdarah dan terlihat seperti bubuk kopi, telinga berdenging, perubahan jumlah urin, detak jantung kencang atau melambat, lemah otot pernapasan melambat, sakit kepala parah atau kehilangan kesadaran. II.11
INTERAKSI OBAT
Nama obat Acenocoumarol Alendronate
Interaksi obat Asam mefenamat dapat meningkatkan efek antikoagulan dari acenocoumarol Peningkatkan resiko toksisitas lambung
Vorikonazol
Asam mefenamat dapat meningkatkan konsentrasi serum vorikonazol dengan menurunkan metabolisme Asam mefenamat dapat menurunkan metabolisme dan Trimethoprim klirens Trimethoprim. Pertimbangkan terapi alternatif atau monitor untuk perubahan efek terapi dan merugikan dari Trimethoprim jika asam mefenamat dimulai, dihentikan atau dosis berubah. Warfarin Asam mefenamat dapat menurunkan metabolisme Warfarin. Efek antiplatelet asam mefenamat juga dapat meningkatkan resiko perdarahan yang berhubungan dengan warfarin. Sumber : Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI)2017
II.12
PENGGUNAAN PADA KONDISI KHUSUS
1. Asam mefenamat memiliki kategori C pada kehamilan. Hindari penggunaan pada trisemester ketiga karena kemungkinan penutupan dini dini ductus areteriosus 2. Pada ibu menyusui, asam mefenamat didistribusikan ke dalam air s usu (ASI) 3. Pada pasien geriatri resiko terjadinya insiden yang tinggi dari efek GI yang merugikan, resiko lebih besar terkena dekompensasi ginjal 4. Penggunaan asam mefenamat tidak dianjurkan pada pasien dengan riwayat penyakit ginjal atau kerusakan ginjal subtansial (IONI,2017) .
7
II.13 PERINGATAN
Risiko kardiovaskuler : AINS dapat meningkatkan risiko terjadinya trombolitik kardiovaskuler serius, infark miokard, dan stroke, yang dapat fatal. Risiko ini bertambah dengan lamanya penggunaan. Pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko kardiovaskuler berada dalam risiko yang lebih tinggi. Gunakan dengan hati-hati pada pasien lansia pengobatan jangka lama lakukan tes darah (IONI, 2017) II.14
CARA PENYIMPANAN
Disimpan pada suhu ruangan yaitu sekitar 20-25 0C dan hindarkan dari cahaya langsung dan kelembaban yang berlebihan (P IONAS). II.15
CONTOH SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN
Mefix tablet 250mg, dari Meprofarm Mefix tablet 500mg, dari Meprofarm Mefinal kapsul 250mg, dari Sanbe Farma II.16
ANALISIS FARMAKOLOGI
1. Zak aktif yang digunakan yaitu Asam mefenamat. 2. Asam Mefenamat akan dibuat formulasi sediaan tablet dengan bobot 500 mg. Indikasi : antiinflamasi mengurangi sakit, analgesik untuk rheumatoid arthritis, osteoatritis,dysmenore, dan nyeri ringan sampai sedang. 3. Kekuatan 250 mg dengan bobot 500 mg, berdasarkan Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing 4. Perhitungan dosis 5. Alasan pemilihan kekuatan sediaan : karena sesuai dengan jurnal yang telah didapat. Kesimpulan : 1. Kekuatan sediaan 250 mg 2. Tablet asam mefenamat mengiritasi lambung, sehingga dikonsumsi setelah makan. Bobot sediaan yaitu 500 mg dan diminum 3 kali sehari atau setiap 24 jam melalui oral. 8
BAB III ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA III.1
Pendekatan Pendekatan Formulasi (Analisis Pemilihan Zat Aktif dan Eksipien)
Asam mefenamat adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid atau disingkat OAINS. Obat ini digunakan sebagai analgesik dan inflamasi. Seperti preparat anti inflamasi non steroid lainnya, asam mefenamat menghambat sintesis prostaglandin. Asam mefenamat tidak larut dalam air. Konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam (Gilman, et al., 1996). Metode pembuatan yang digunakan adalah granulasi kering kemudian disalut film. Tujuan pembuatan tablet ini adalah untuk memperbaiki penampilan obat, menutupi rasa, bau, warna obat, memberikan perlindungan fisik dan kimia pada obat. Alasan penggunaan bahan: a.
Tablet Inti 1. Asam Mefenamat
Fungsi : Sebagai Zat aktif. Alasan : memiliki khasiat sebagai anti inflamasi, penghilang rasa nyeri ringan hingga sedang. 2. Amilum
Fungsi : sebagai bahan penghancur Alasan : untuk mempermudah hancurnya tablet dengan melawan daya ikat dari bahan pengikat sehingga tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun ketika tablet kontak dengan cairan lambung sehingga akan meningkatkan disoulsi tablet. 3. PVP
Fungsi : sebagai bahan pengikat untuk mendukung daya kohesif dari ikatan partikel-partikel padat agar mudah dikempa menjadi tablet. Alasan : pengikat yang umum digunakan, larut etanol, dapat meningkatkan daya kohesif serbuk dan diperlukan untuk membentuk granul.
9
4. Laktosa
Fungsi
: sebagai diluent (pengisi).
Alasan
: untuk membuat tablet dengan ukuran yang sesuai. Selain itu untuk
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dicetak atau untuk memperbaiki aliran. Harganya murah dan mudah didapat, memiliki sifat alir yang cukup baik. 5. Magnesium stearat Fungsi : sebagai bahan lubrikan. Alasan : untuk mengurangi gesekan antara permukaan dinding atau tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi selama pembentukan tablet, untuk mengurangi friksi (kerapuhan). Dipilih karena umum digunakan dan memiliki sifat yang baik sebagai anti-adherent, bagus sekal i sebagai lubrican. 6. Talc
Fungsi : antiadheren Alasan : untuk mencegah melekatnya permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. 7. Etanol
Fungsi : sebagai bahan pelarut pengikat. Alasan : karena bahan ini bersifat melarutkan dan mudah menguap sehingga menjadi cepat kering daripada menggunakan pelarut air.
b. Larutan Penyalut 1. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC)
Fungsi : polimer Alasan : alasan penggunaan HPMC yaitu kelarutan polimer yang khas dalam cairan lambung-usus serta dalam sistem pelarut organik dan pelarut air, tidak berpengaruh dalam kekerasan tablet dan pemakaian obat, fleksibilitas, tidak memiliki rasa atau bau, stabil terhadap panas, cahaya, udara, dan dapat disesuaikan dengan tingkat kelembaban, mempunyai kemampuan untuk mencampurkan zat warna. 2. PEG 400
Fungsi : Plasticizer
10
Alasan : jika hanya menggunakan polimer saja akan dihasilkan lapisan film yang rapuh, mudah pecah, dan mudah terkelupas, untuk memperbaiki hal tersebut diperlukan plasticizier yang juga dapat mempertinggi keluwesan dan fleksibilitas dari lapisan penyalut tersebut. 3. Na Lauril Sulfat
Fungsi : surfaktan Alasan : Na Lauril Sulfat digunakan agar bahan pembentuk plastik eksternal dapat efektif, bahan tersebut harus larut dalam sistem pelarut yang digunakan maka perlu surfaktan. 4. Titanium Dioxside
Fungsi : pengkilap Alasan : membuat tablet salut licin, mengkilap sehingga meingkatkan nilai estetika. 5. FD & C Red Dye No.3 lake
Fungsi : pewarna Alasan : pemakaian zat pewarna bertujuan untu meningkatkan nilai estetika sediaan dan untuk mempermudah identifikasi sediaan (membedakan antara obatsatu dengan yang lain) 6. Aquades
Fungsi : pelarut Alasan : karena pelarut untuk melarutkan polimer yang akan digunakan, harus memiliki volatilitas yang baik. Pelarut berfungsi untuk menghantarkan atau menyampaikan partikel penyalut ke permukaan tablet yangakan disalut.
SIFAT FISIKOKIMIA ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN E KSIPIEN A. Tablet Inti Asam Mefenamat 1. Asam Mefenamat (FI IV,1995)
a. Nama kimia
: Asam N-2,3-xililantranilat [61-68-7]
b. Struktur kimia
:
11
c. Rumus molekul
: C15H15 NO2
d. Bobot molekul
: 241,29 g/mol
e. Kelarutan(kuantitatif) : Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan metanol; praktis tidak larut dalam air. f.
PH larutan
: 4-7
g. pH stabilitas
: 7,1 ( netral )
h. Titik didih
: 398,8°C
i.
Titik leleh
: 230-231 °C
j.
Stabilitas
:-
k. Inkompatibilitas
:Tidak ada reaksi inkompatibilitas dengan senyawa lain.
l.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya
2. Amilum (HOPE ed 6 2009: 691)
a. Sinonim
: Amido, Amidon, amilo, Aytex P, melojel
b. Rumus Molekul
: (C6H10O)n
c. Pemerian
: Serbuk berwarna putih halus, tidak berbau,
d. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam etanol dingin dan air yang
dingin. e. Density bulk
: 0,462 g/cm3
f. pH
: 5,5 – 5,5 – 6,5 6,5
g. Inkompatibilitas
: tidak ada reaksi inkompatibilitas dengan senyawa lain.
h. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
12
3. PVP (HOPE ed 6 2009:516)
a. Sinonim b.
: kollidon, povidone, plasdone, polyvidone
Rumus molekul : (C6H9 NO)n
c. Pemerian
: serbuk halu berwarna putih, tidak berbau, higroskopis.
d. Kelarutan
: bebas larut dalam asam, kloroform, etanol 95%, keton,
methanol dan air. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral. e. pH
: 3 – 3 – 7 7
f. titik lebur
: 150o C
g. Density bulk
: 0,29 – 0,29 – 0,39 0,39 g/cm 3
h. Inkompatibilitas
: kompatibel dengan larutan sepertigaram anorganik, resin
alami dan bahan sintetik. i.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup dan tak tembus cahaya.
4. Mg Stearat
a. Sinonim
:
magnesium
octadecanoate,
magnesium
salt,
octadecanoic acid. b. Rumus molekul
: C36H70MgO4
c. Pemerian
: serbuk halus, berwarna putih, bau asam stearat, rasa
yang khas, d. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam etanol dan air, sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol 95% hangat. e. Density bulk
: 0,159 g/cm3
f. Titik lebur
: 117 – 117 – 150 150o C
g. Inkompatibilitas
: tidak kompatibel dengan dengan asam kuat, alkali dan garam
besi. Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. h. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup dan tidak tembus cahaya.
13
5. Talc (HOPE ed 6 2009:728) a. Sinonim
: Altalc, hydrous magnesium calcium silicate, hydrous
magnesium silicate. b. Rumus molekul
: Mg6(Si2O5)4(OH)4
c. Pemerian
: bubuk kristal yang sangat halus, putih keabu-abuan,
tidak berbau. d. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, pelarut
organic dan air. e. Ph
: 7 - 10
f. Inkompatibilitas
:
tidak ti dak
kompatibel
dengan
senyawa
ammonium
kuarterner. g. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
6. Laktosa (HOPE ed 6 2009:359)
a. Sinonim
: lactosum, saccharum lactis, lattioso, milk
sugar(5). b. Rumus molekul
: C12H22O11
c. Berat molekul
: 342,30
d. Warna
: putih.
e. Bentuk
: serbuk hablur.
f.
: tidak berbau.
Bau
g. Rasa
: agak manis.
h. Kelarutan
: larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih; sukar larut dalam atanol (95%); praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P. i. pH
: 4,0 – 4,0 – 6,5. 6,5.
j. penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik.
k. Titik lebur
: 223,0 °C untuk anhydrous α -lactose; 252 °C
untuk anhydrous β-lactose; 232,0 °C untuk lactose anhydrous. l.
Inkompatibilitas
: laktosa anhidrat tidak kompatibel dengan
oksidasi kuat ketika campuran mengandung antagonis leukotrien hidrofobik dan laktosa anhidrat atau laktosa monohidrat disimpan selama
14
6 minggu pada 40 °C dan 75% RH, campuran yang mengandung anhidrat laktosa menunjukkan serapan kelembaban yang lebih besar dan degradasi obat.
7. Etanol
a. Sinonim
: ethyl alcohol, ethyl hydroxide, grain alcohol.
b. Rumus molekul
: C2H6O
c. Pemerian
: cairan bening, tidak berwarna, mudah menguap, bau
khas. d. Kelarutan
: larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air.
e. Titik didih
: 78,15oC
f. Inkompatibilitas
: dalam kondisi asam, etanol dapat bereaksi dengan bahan pengoksidasi, etanol inkompatibel dengan dengan wadah aluminium, dapat berinteraksi dengan obat-obatan.
g. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
B. Penyalut tablet 1) PEG 400
Sinonim : Carbowax, macrogola, poilietilen glikol Struktur :
Pemerian : putih atau pucat, konsistensi seperti pasta ke waxy flake, memiliki rasa manis. Titik leleh : 60-63 oC Kelarutan : larut dalam air Inkompaktibilitas : dengan agent pewarna
2) Hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC)
15
Sinonim : Hypromellose, Benecel Hypromellose, Benecel MHPC , E464, HPMC, hypromellosum, Methocel, Tylopur Rumus Molekul : CH3CH(OH)CH2 Struktur molekul :
Pemerian : Warna putih atau cream, tidak berbau, bentuk serbuk granul , tidak berasa Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak la rut dalam air panas, klorofom, etanol (95%) dan eter PH : 5.0-8.0 Titik lebur : 190-200ºC Inkompatibilitas : Agent pengoksidasi Penyimpanan : Di simpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering(13).
3) Na lauril Sulfat Sinonim : Dodecyl alcohol hydrogen sulfate Rumus Molekul : C12H25NaO4S Struktur :
Pemerian : kristal berwarna putih atau cream, kuning pucat, serpih atau serbuk lembut , rasa pahit Melting point : 204 – 207 2070C Kelarutan : bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam air dan eter Inkompaktibilitas : garam polyvalent metalions sepetri aluminum, lead, tinor zinc dan endapan garam.
16
4) Titanium Diokside Sinonim : titanii dioxidum Rumus molekul : TiO 2 Pemerian : putih, amorf, tidak berbau, kurang berasa, serbuk higroskopis. Melting point : 18558 0C Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfiruca dilute, hcl, asam nitrit, pelarut organik dan air, larut dalam asam hidrofluoric, asam sulfat. III. 2. Formulasi III. 2.1. Formula Umum
R/ Zat aktif Eksepien : -
Pengikat Disintegran Pengisi Lubrikan Adsorben Larutan penyalut
III. 2.2. Formula Pustaka 1. Tablet inti
Asam Mefenamat
250 mg
Amilum
40 mg
Kollidon 90F
50 mg
Isopropyl alcohol
qs
Koliidon CL
12mg
Microcrystalline Cellulose (Avicel) PH 101
85 mg
Mg Stearat
5 mg
(Sumber : Handbook : Handbook of Manufacturing Manufacturing Vol Vol 1 hal 348,2009 )
17
Formulasi Modifikasi: Fase dalam(92%)
Asam Mefenamat
250 mg
Amilum
10%
PVP
3%
Etanol 96%
qs
Laktosa
ad 92%
Fase luar (8%)
Mg Stearat
1%
Talk
2%
Amilum
5%
2. Penyalut tablet
HPMC
20%
PEG 400
25%
Na laurilsulfat
1%
Titanium oxide
5%
FD & C red Dye No.3 lake 10% Aquadest
qs
III. 2.3. Pengembangan Pengembangan Formula
Fase Dalam ( 92%)
Asam mefenamat 250 mg Amilum
46 mg
PVP 13,8 mg
Fase Luar (8%)
Mg stearat 5 mg Talc 10 mg Amilum 25 mg
Laktose 150,2mg Etanol q.s
18
Untuk Salut film : HPMC
20%
PEG 400
25%
Na laurilsulfat
1%
Titanium oxide
5%
FD & C red Dye No.3 lake 10% Aquadest
qs
19
BAB IV PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR IV. 1. Metode Pembuatan Sediaan
Asam mefenamat akan dibuat sediaan tablet salut dengan tujuan meningkatkan bioavailibilitas. Bobot tablet sediaan ini adalah 500 mg. Metode pembuatan adalah granulasi kering (Handbook of Manufacturing Vol 1 hal 348,2009) Tujuan bobot tablet ini adalah untuk pengobatan antiinflamasi dan analgesik mengobati nyeri ringan hingga sedang dan dysmenore. IV.1.1. Perhitungan a. Perhitungan tablet inti
Fase dalam 92% : Bobot 1 tablet =
92 100
x 500
= 460 mg
Asam mefenamat PVP (3%)
= 250 mg
= 3% x 460 mg = 13,8mg
Amilum (10%) = 10%x460mg = 46mg Laktosa = [460-(250+13,8+46)]
= 150,2 mg
Fase luar 8% Fase luar =
8 100
x 500 = 40mg
Mg stearat 1 %
= 1/100x500 = 5 mg
Talc 2%
= 2/100 x 500 = 10 mg
Amilum 5%
= 5/100x500= 25mg
b. Perhitungan film couting:
Hydroxypropyl Hydroxypropyl methyl cellulose = 20% x 100 mg = 20 mg PEG 400 = 25% x 100 mg = 25 mg Aquades =100- (20+25+10) = 45 mg Na lauril sulfat = 1% x 100 mg = 1 mg Titanium diokside = 5% x 100 mg = 5 mg FD & C red Dye No.3 lake = 10%x100mg = 10 mg
20
IV.1.2. Penimbangan
Akan dibuat 1000 tablet asam mefenamat, berikut penimbangan skala produksi tablet inti : a. Penimbangan tablet inti asam mefenamat
Fase dalam 92% : Asam mefenamat
= 250 x1000
= 250,000 mg
PVP
= 13,8 x 1000
= 13,800 mg
Laktose
= 150,2 x 1000
= 150,200 mg
Amilum
= 46 x 1000
= 46,000 mg
Mg stearat
= 10 x 1000
= 10,000 mg
Talc
= 5 x 1000
= 5,000 mg
Amilum
= 25 x 1000
= 25,000 mg
Fase luar 8% :
b. Penimbangan skala produksi film counting:
1. Hydroxypropyl Hydroxypropyl methyl cellulose = 20 mg x 1000 =20 g 2. PEG 400 = 25 mg x 1000 = 25 gram 3. Aquades = 45 mg x 1000 =45 gram 4. Na lauril sulfat = 1 mg x 1000 = 1 gram 5. Titanium diokside = 5 mg x 1000 = 5 gram 6. FD & C red Dye No.3 lake = 10 mg x 1000 = 10 gram
IV.2. Prosedur Pembuatan a. Prosedur pembuatan sediaan tablet inti:
Siapkan alat dan timbang semua bahan sesuai yang diinginkan Campurkan zat aktif (asam mefenamat) dan fase dalam Larutkan pengikat (PVP) dengan etanol
21
Campurkan pengikat yang sudah dilarutkan dengan campuran zat aktif dan eksipien sampai homogen Campurann yang sudah homogen di lakukan slugging Slug yang terbentuk, dihancurkan (hingga didapatkan granul yang baik) Ayak dengan ayakan ukuran 16 mesh Hasil ayakan dicampurkan dengan fase luar Massa dikempa menjadi tablet sesuai ukuran yang diinginkan b.
Pembuatan Larutan Coating
HPMC dilarutkan dengan aquadest
PEG 400, surfaktan, Na-Lauril sulfat dicampurkan, homogenkan
Tambahkan pewarna, homogenkan
Larutan Coating c.
Proses Film Coating
Disiapkan larutan coating
Letakkan substrat pada tempat coating
Dipanaskan hingga solvent menguap
Disemprotkan pada tablet inti
Tablet salut film
22
IV.3 Pengawasan dalam produksi (IPC)
Pada pembuatan granul dengan metode granulasi kering, akan dilakukan kontrol kualitas granul yang bertujuan untuk mengetahui sifat alir granul. Beberapa metode yang kan dilakukan untuk mengetahui sifat alir granul : 1.
Sifat aliran dengan metode sudut istirahat -
Tujuan : untuk mengetahui sifat alir dari granul
-
Prosedur : Timbang granul 100gram, masukkan secara perlahan-lahan lewat lubang bagian atas corong, sementara bagian bawah ditutup
Buka penutupnya dan biarkan granul keluar
Ukur tinggi dan diameter kerucut yang terbentuk
Hitung sudut diam granul, dengan persamaan : Tan α = h/D Dimana : Tan α adalah sudut diam h = tinggi kerucut tumpukan granul D = diameter tumpukan granul -
Parameter : - Nilai α 25-35 25-350 = sangat mudah mengalir - Nilai α 35-400 = mudah mengalir - Nilai α >400 = kurang mengalir Sehingga untuk metode sudut istirahat, serbuk dikatakan free flowing atau fluiditasnya bagus jika mempunyai sudut istirahat <40 0.
2. Uji Kompresibilitas -
Tujuan : untuk mengetahui kemampuan granul untuk tetap kompak dengan adanya tekanan, sehingga menghasilkan tablet yang baik dan menjamin aliran granul baik.
-
Prosedur :
23
Masukan sejumlah granul, dengan bobot yang sama kedalam gelas ukur berskala, ukur volume granul
Gelas ukur diberikan ketukan sebanyak 500kali hentakkan secara berurutan menggunakan alat tap density tester .
Hasil volume setelah hentakkan diukur kembali
Hitung hasil uji menggunakan persamaan, dan dilihat hasilnya disesuaikan dengan klasifikasi Carr :
Carr index
Flow
(%) 5-12
Free flowing
12-16
Good
18-21
Fair
23-35
Poor
33-38
Very poor
>40
Extremely poor
(Sumber : Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). IV.4 Uji mutu farmasetik sediaan akhir a. Evaluasi fisik :
1. Uji Organoleptik Tablet diamati secara visual : apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan harus bebas dari noda atau bintik-bintik.
24
2. Uji Keseragaman bobot Parameter : jika ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A, dan tidak boleh ada satu tabletpun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.
Bobot ratarata Tablet
< 25 mg 26-150 mg 151-300 mg > 300 mg Cara kerja :
penyimpangan bobot rata-rata A 15% 10% 7,50% 5%
B 30% 20% 15% 10%
Diambil 20 tablet secara acak kemudian ditimbang masing-masing tablet.
Dihitung bobot rata-rata dan penyimpangan bobot rata-rata. 3. Uji kekerasan Parameter : untuk uji kekerasan tablet tidak t idak boleh melebihi 4-8kg Cara kerja : Diambil 20 tablet secara acak
Kekerasan diukur dengan hardness tester berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. 4. Uji friabilitas Parameter : tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%, dan bila kerapuhan tableh <0,8% maka tablet tersebut baik. Cara kerja : Dengan alat friabilator terhadap 20 atau 40 tablet diambil secara acak
Tablet yg diambil secara acak dibersihkan satu persatu dengan sikat halus kemudian ditimbang.
25
Dimasukan semua tablet kedalam alat lalu diputar sebanyak 100 putaran.
Tablet dibersihkan kembali dan ditimbang lagi. 5. Uji keseragaman kandungan
Persaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg dan atau kurang dari 50,0% dari berat satuan sediaan.
Kecuali
dinyatakan
lain
dalam
masing-masing
monografi,
persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi, jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% dilakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan Persyaratan dipenuhi
jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30
terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% (Dep. Kes. RI, 1995).
-
Cara kerja : Prosedur Keseragaman kandungan Diambil 30 satuan sediaan secara acak, dari 30 diambil 10 satuan sediaan untuk diuji, memenuhi memenuhi syarat jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% lakukan uji 20 satuan lagi. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%. 6. Uji waktu hancur Parameter : untuk tablet salut waktu hancur <30 menit. Cara kerja :
26
Bejana diisi dengan HCl 0,1 N, kemudian volume diatur pada kedudukan tertinggi lempeng kasa tepat pada permukaan larutan.
Pada kedudukan terendah mulut tabung tetap diatas permukaan.
Pada suhu pelarut 36-38 oC, 6 tabung di masukkan satu persatu ke masing-masing tabung.
Keranjang dinaik-turunkan secara teratur 30 kali tiap menit.
Waktu hancur dicatat sejak pertama kali tablet mulai hancur hingga tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa.
7. Uji disolusi Parameter : semakin lama waktu disolusi, maka persen terlarut semakin besar. Cara kerja : Medium disolusi diisikan ke dalam tabung disolusi sebanyak 900 ml pada suhu 37oC.
Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung disolusi kemudian dijalankan alat uji disolusi dengan kecepatan pengadukan dan lama pengujian sesuai ketentuan.
Pengambilan sampel 5 ml dilakukan pada selang waktu tertentu.
Setiap pengambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan volume dan suhu yang sama.
27
Daftar Pustaka
Allen, L. V., 2009, Handbook 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia Indonesia (IONI), Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Cetakan tahun 2017. Jakarta : BPOM RI Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. Fassihi, A. R., danKanfer, I., 1986, Effect of Compressibility and Powder Flow Properties on Tablet Weight Variation in Drug Development Industrial Pharmacy, Marcel Dekker Inc, Afrika. Gilman A.G., Hardman J.G., Limbird L.E. 1996. Dasar Farmakologi Terapi. Penerjemah : Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi X. J akarta : EGC Gilson, Mark, 2009,
Pharmaceutical Preformulation and Formulation: A Practical
Guide From Candidate Drug Selection to Commercial Dosage Form. 2nd edition, informa Healthcare, New Yor, 371-405 Lachman, Leon, 1994, Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga, Ketiga , UI press, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Peraturan Menteri Kesehatan No. 949/MENKES/PER/VI/2000 Tentang Registrasi Obat Jadi . Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations, Second Edition Volume One : Compressed Solid Products, Informa healthcare, New York
28
Rowe, R.C,
Sheskey, P.J and Owen, S.C,
2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press and America Pharmacists Assosciation, USA Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi Formulasi Sediaan Tablet, Laboratorium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta, 44-47
29
Lampiran
30
31
Komposisi: Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 250mg. Farmakologi Ekafenamat mengandung asam mefenamat yang merupakan kelompok antiinflamasi non steroid, bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan 2, sehingga menghambat sintesis prostaglandin sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik. Indikasi: Meredakan nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri nyeri karena trauma, nyeri otot otot dan nyeri pasca operasi . Dosis pemakaian : Dewasa dan anak-anak >14tahun : Dosis awal 500mg, kemudian dilanutkan dilanutkan 250 mg tiap 6 jam sesuai kebutuhan. Efek samping: - Sistem pencernaan : mual, muntah diare dan rasa sakit pada abdominal. - Sistem hematopoetik : leukopenia, eusonophilia, trombocytopenia, dan agranulositopenia - Sistem syaraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur,dan insomia. Kontraindikasi: - Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat. - Penderita yang dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rhinitis dan urtikaria. - Penderita dengan tukak lambung dan usus. Penderita dengan gangguan ginjal berat. . Interaksi Obat : Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral dapat memperpanjang prothrombin. prothrombin. Cara Penyimpanan: Simpan pada suhu 25 – 25 – 30 30oC (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya. Kemasan: Box berisi 10 blister@10 tablet. No. Reg : DKL1713869609A1 HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Diproduksi Oleh PT. PUTRI MEDICA Lampung-Indonesia
32