Muhammad Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
MODUL 3_ Structure Query Geometry
Tanggal: 26 Oktober 2017
1. Pendahuluan 1.1.
Konsep Basis Data Spasial
Sistem basis data spasial didefinisikan sebagai sistem basis data yang menawarkan tipe data spasial baik dalam model datanya maupun bahasa query, serta mendukung tipe data spasial dalam implementasinya, yang setidaknya memfasilitasi indeks spasial dan metode join spasial. Basis data spasial menyimpan data-data objek spasial dengan beberapa karakteristik yaitu mempunyai bentuk geometris, ukuran, dan lokasi (koordinat).
1.2.
Tahap perancangan basis data spasial
i. Konseptual: Membangun model data konseptual lokal untuk setiap user view ii. Logical: Membangun dan memvalidasi model data iii. Physical: Menerjemahkan model data logical global untuk target
1.3.
PostGIS dan Spatial Query : Geometry
PostGIS
adalah
perangkat
lunak
compliant
Open
Geospatial
Consortium (OGC) yang digunakan sebagai extender untuk, PostgreSQL, yang merupakan bentuk database relasional objek. PostGIS mengubah sistem manajemen
database
PostgreSQL
menjadi
database
spasial
dengan
menambahkan dukungan untuk tiga fitur; tipe spasial, indeks, dan fungsi.
Shift 2_Kelas 3
Page 1
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
Sedangkan OGC adalah organisasi non-komersial yang terdiri dari pihak berwenang, perusahaan, dan universitas.OGC mendefinisikan beberapa Simple Feature Specification untuk SQL.
Berikut beberapa contoh SQL yang digunakan untuk mendefinisikan data spasial :
a. ST_GeometryType(geom) : untuk menampilkan tipe geometri b. ST_NDims(geom) : untuk menampilkan tipe dimensi geometri c. ST_SRID(geom) : untuk menampilkan referensi spasial d. ST_Length(linestring) ; untuk menampilkan panjang dari data spasial tipe garis e. ST_Area(geom) : menampilkan luas area data poligon f.
ST_Perimeter(geom) : menampilkan keliling area data poligon
g. ST_AsText(geom) : menampilkan data dalam bentuk WKT h. ST_AsBinary(geom) : menampilkan data dalam bentuk WKB
2. Pembahasan
2.1 Tahapan Membangun Database Spasial di PostgreSQL Terkait praktikum modul 3 tentang Spatial Query, kali ini, database yang dibuat adalah menggunakan template postgis yaitu template_postgis_23_sample. Sebelum membuat database baru, pada bagian database terdapat database postgis_23_sample yang bertanda silang yang berarti bahwa server itu offline. biarkan saja seperti itu agar template dapat digunakan pada database baru.
Shift 2_Kelas 3
Page 2
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
Kemudian buat database dengan nama “tangerang” dan isi kolom owner dengan postgres. Lalu pada bagian kolom definition, di menu template pilih postgis_23_sample.
Setelah database “tangerang” berhasil dibuat, buka menu plugins pada menubar di bagian atas, kemudian buka “PostGIS shapefile and DBF Loader 2.2”. setelah terbuka, pilih “add file” dan pilih file dalam format .shp yang akan di import. Dalam praktikum ini digunakan file batas_desa, jalan, kontur, penutup_lahan, spot_height, sungai, tangerang, dan toponimi yang berada di dalam folder tangerang.
Shift 2_Kelas 3
Page 3
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
Sebelum mengimport seluruh file ubah pada bagian SRID seluruh file menjadi 32748. Hal ini untuk menandakan bahwa data spasia l yang digunakan bereferensi proyeksi UTM zone 48 S WGS 84. Setelah seluruh file berhasil di import, maka akan terdapat beberapa tabel di dalam database “tangerang” yang memuat dari masing-masing data spasial tadi.
2.2 Mengoperasikan SQL dalam data spasial Untuk mengoperasikan SQL, buka query dengan ikon seperti di bawah pada toolbar bagian atas.
Shift 2_Kelas 3
Page 4
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
Kemudian ketik perintah SQL pada kotak query editor. Kemudian kllik tombol run di atas untuk menjalankan perintah. Hasil dari perintah ter sebut akan ditampilkan pada kotak data output. Beberapa SQL yang dimasukkan pada praktikum modul 3 ini diantaranya adalah : 1. Select ST_Astext(geom) from tangerang untuk menampilkan data koordinat poligon tangerang dalam bentuk well known text (WKT) , dan Select ST_AsBinary(geom) from tangerang untuk menampilkan data koordinat poligon tangerang dalam bentuk well known binary
Kenampakan data dalam bentuk WKT
Kenampakan data dalam bentuk WKB
Shift 2_Kelas 3
Page 5
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
2. Select ST_GeometryType(geom), ST_NDims(geom), ST_SRID(geom) from spot_height untuk menampilkan tipe geometri, dimensi, dan kode sistem referensi (SRID) dari data spot height. Untuk menampilkan tipe dari data lainnya seperti toponimi dan kontur, cukup mengubah tulisan spot_height dengan nama data yang diinginkan. Data ditampilkan dalam bentuk tabel dengan kolom yang sesuai tipe data yang ingin ditampilkan.
Tipe geometri, dimensi, dan SRID dari data kontur
3. SELECT ST_AsText(ST_Centroid(geom)) from tangerang untuk menampilkan koordinat titik centroid dari kabupaten tangerang
Koordinat titik centroid kabupaten tangerang
Shift 2_Kelas 3
Page 6
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
Berdasarkan hasil perintah data di atas, titik koordinat centroid dari kabupaten Tangerang ialah (667979.126329242; 9317212.08285009)
4. SELECT ST_Area(geom) from tangerang untuk menampilkan besar luas wilayah kabupaten Tangerang. Satuan yang digunakan secar a default pada aplikasi ini ialah meter. Jadi setiap data yang ditampilkan akan dalam satuan meter.
Luas wilayah kabupaten Tangerang
Berdasarkan hasil di atas, besar luas wilayah kabupaten Tangerang 2
yaitu 1024293586.30297 m .
5. SELECT
ST_Area(geom)/10000
from
batas_desa
Where
desa=’Sukamanah’ untuk menampilkan besar luas Desa Sukamanah. Karena satuan yang digunakan secara default adalah meter, maka untuk menampilkan data dalam bentuk hektar ditambahkan perintah “…/10000” yaitu dibagi 10000 untuk setiap hasil yang didapat.
Shift 2_Kelas 3
Page 7
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
Berdasarkan hasil di atas, besar luas wilayah desa sukamanah dalam satuan hektar ialah 1024293586.30297 hektar
6. SELECT Count(*) from batas_desa Where (ST_Area(geom))<2000000 untuk menampilkan jumlah desa di Tangerang yang memiliki luas kurang dari 2 juta meter persegi. Berdasarkan hasil di bawah, jumlah desa yang memilki luas kurang dari 2 juta meter persegi sebanyak 28 desa
7. SELECT
ST_Perimeter(geom)/1000
from
batas_desa
Where
desa=’Kramat’ untuk menampilkan besar keliling desa Kramat dalam satuan kilometer. Sama seperti perintah sebelumnya, jika ingin menampilkan
hasil
dalam
satuan
selain
meter,
maka
harus
ditambahkan perintah untuk mengkalkulasikan sesuai satuan data yang
Shift 2_Kelas 3
Page 8
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
diinginkan. Berdasarkan hasil di bawah besar keliling desa Kramat ialah 24.62038 kilometer.
8. SELECT Sum(ST_Length(geom) from sungai untuk menampilkan total panjang sungai di Tangerang dalam satuan meter. Berdasarkan hasil di bawah total panjang sungai di Tangerang ialah 1245465.29234052 meter
Shift 2_Kelas 3
Page 9
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
9. SELECT jenis, Sum(ST_Length(geom))/1000 AS panjang from jalan GROUP BY jenis ORDER BY panjang DESC untuk menampilkan total panjang jalan dalam satuan kilometer di Tangerang berdasarkan jenis jalannya. Berdasarkan hasil di bawah, jalan setapak memiliki panjang sebesar 14.7733 km, jalan Kereta Api Jalur Tunggal memiliki panjang sebesar 17.666 km, jalan Tol Dua jalur dengan pemisah fisik memiliki
panjang sebesar 26.124 km, jalan arteri memiliki panjang sebesar 28.7012 km, jalan lokal memiliki panjang sebesar 437.8495 km, dan jalan lain memiliki panjang sebesar 555.1176 km. Perintah “Desc” untuk menampilkan data secara berurutan dari yang terbesar ke terkecil .
10. SELECT
kelas,
Sum(ST_Area(geom))/10000
AS
luas
from
penutup_lahan GROUP BY kelas ORDER BY luas ASC untuk menampilkan total luas setiap kelas penutup lahan di Tangerang dalam satuan hektar. Berdasarkan hasil di bawah, danau memiliki luas 51.7 hektar, bandar udara memiliki luas 62.03 hektar, lahan terbuka memiliki luas 172.357 hektar, rawa memiliki luas 198.7 km, sungai memiliki luas 405.87 hektar, perkebunan memiliki luas 487.76 hektar, ladang memiliki luas 721.204, tambak memiliki luas 5733.8 hektar, kebun campuran memiliki luas 16330.467, permukiman memiliki luas 21598.126, persawahan memiliki luas 56645.31. Perintah “ASC” digunakan untuk menampilkan hasil data berurutan dari yang terkecil ke terbesar
Shift 2_Kelas 3
Page 10
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
2.3 Analisis Data spasial yang digunakan dalam modul kali ini ialah data spasial untuk wilayah kabupaten Tangerang yang dimana di dalamnya termuat data batas desa, sungai, jalan, kontur, penutup lahan, ketinggian, dan toponimi. Data spasial tersebut memuat beberapa objek spasial dalam bentuk titik (koordinat, titik tinggi), garis (jalan, sungai, kontur), dan poligon (batas desa dan penutup lahan)
Dalam menyusun database menggunakan data spasial, kita haruslah memperhatikan sistem referensi yang digunakan oleh data spasial tersebut. Untuk praktikum ini, digunakanlah SRID 32748 yang menandakan bahwa referensi yang digunakan ialah sistem referensi proyeksi UTM zone 48 S WGS 1984.
Diatas sudah dioperasikan beberapa contoh SQL ke data-data geometri, diantaranya untuk mencari tipe data spasial, menampilkan koordinat dalam WKT dan WKB, menampilkan koordinat titik, luas, keliling, dan panjang suatu wilayah, serta menghitung jumlah data spasial berdasarkan.kelas atau jenisnya.
Shift 2_Kelas 3
Page 11
Muhammad Rizky Arifianto (15115084) GD3104 BASIS DATA SPASIAL
TUGAS KE-3
3. Penutup
3.1 Kesimpulan Bahwa dalam menggunakan perintah SQL harus memperhatikan struktur query yang digunakan. Selain itu, bentuk query yang digunakan juga bisa dimodifikasi tergantung hasil data yang ingin ditampilkan. Seperti mengubah satuan, atau menampilkan data secara berurutan.
Ada kendala dalam menjalankan praktikum ini yaitu ketika tahap mengimport data spasial, ada satu data yang tidak bisa diimport sehingga menghambat praktikum. Jadi, untuk mengatasinya, aplikasi PostgreSQL diinstall ulang dan data tersebut akhirnya bisa diimport.
3.2 Saran dan Kritik Praktikum Saran untuk kegiatan praktikum selanjutnya, sebaiknya jumlah asisten yang memberi pengarahan di depan kelas jumlah nya bias lebih dari 1 agar tiap anak yang ingin bertanya bias dilayani pertanyaannya dengan maksimal.
Daftar Referensi Modul 3 Praktikum Mata Kuliah Basis Data Spasial
Shift 2_Kelas 3
Page 12