Praktikum Telekomunikasi Analog
PERCOBAAN II MODULASI DAN DEMODULASI AM-DSBSC 2.1 Tujuan •
Mengetahui dan memahami proses modulasi AM DSB-SC
•
Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM DSB-SC
•
Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM DSB-SC
2.2 Alat dan Bahan •
Modul DC Power Supply
1 buah
•
Modul Function Generator
1 buah
•
Modul CF Transmitter 20kHz
1 buah
•
Modul DSB Receiver
1 buah
•
Osiloskop Dual Trace
1 buah
•
Kabel BNC to banana
2 buah
•
Jumper
secukupnya
•
Kabel banana to banana
secukupnya
•
Penyangga besi
1 buah
•
Software matlab
2.3 Teori Dasar 2.3.1
Prinsip Kerja modulasi AM DSB-SC
Modulasi DSB-SC ( Double Sideband Suppressed Carrier) adalah jenis modulasi Amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier ditekan mendekati nol. Untuk memahami pernyataan diatas, perhatikan gambar 2.1
Gambar 2.1 Spektrum Frekuensi Gelombang AM
Politeknik Negeri Malang
1
Praktikum Telekomunikasi Analog
Gelombang pembawa yang dimodulasi sinyal informasi, akan menghasilkan sinyal baru dari proses modulasi. Frekuensi-frekuensi baru disebut side frequency atau sideband (frekuensi-frekuensi sisi). Maka gelombang pembawa termodulasi akan mengandung 3 komponen frekuensi. Pertama, frekuensi pembawa. Kedua, penjumlahan dari frekuensi sinyal pembawa pemba wa dan frekuensi sinyal sin yal pemodulasi f m yaitu (f c + f m). Ketiga, selisih frekuensi sinyal pembawa dan frekuensi sinyal pemodulasi (f c – f f m). Amplitudo puncak komponen pembawa merupakan bagian yang terbesar, yaitu V . Sedangkan kedua komponen yang lain mempunyai amplitudo puncak yang sama, c
yaitu ½ .m.V . Hal ini berarti bahwa jika m = 1, maka setiap satuan daya pancaran DSBc
SC terdiri atas dua pertiga bagian komponen pembawa dan sisanya terbagi pada komponen bidang sisi atas (USB) (USB) dan bidang sisi bawah (LSB). Kenyataan di atas merupakan suatu kerugian karena komponen pembawa dengan daya yang terbesar dari dari ketiga komponen yang ada ini, sebenarnya tidak membawa informasi apapun. Karena itu, sinyal pembawa (fc) dapat dapat ditekan menjadi nol. Jenis Double Side Band Suppressed Carrier ) merupakan jenis transmisi transmisi DSB-SC ( Double
sinyal termodulasi AM dimana komponen pembawanya telah ditekan menjadi nol. Hal ini menjadikan AM DSB-SC dapat menghemat daya hingga 66,7% dari total daya yang di trasmisikan. Gambar 2.2 memperlihatkan memperlihatkan sinyal termodulasi AM DSB-SC.
Gambar 2.2 Sinyal DSBSC (a) domain waktu (b) domain frekuensi
Sehingga dapat disimpulkan prinsip kerja modulasi DSB-SC adalah mengatur amplitudo sinyal carrier agar berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi.
Politeknik Negeri Malang
2
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.3.2
Karakteristik AM DSB-SC •
Dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi).
•
Moulasi AM DSB SC menghasilkan sinyal output termodulasi yaitu LSB (Fc-Fm) dan USB (Fc+Fm) yang menyampaikan komponen pesan yang sama.
•
Dibangkitkan dengan mengalikan sinyal informasi m(t ) dengan sinyal carrier yang dihasilkan oscillator
Gambar 2.3 blok diagram modulasi AM DSB SC •
Memiliki Persamaan Matematis
SDSB-SC(t ) = m(t ) cos ωct •
Tipe modulasi ini disebut dengan modulasi DSB SC ( suppresed carrier) karena dalam spektrum v(t) tidak ada identitas carrier yang tampak walaupun spektrum terpusat pada frekuensi carrier C.
•
Modulasi AM DSB SC (suppressed-carrier) tidak seperti modulasi AM, karena gelombang pembawa tidak ditransmisikan. mempunyai
amplituda
dan
frekuensi
Karena gelombang pembawa
yang konstan,
sehingga
tidak
memberikan informasi apapun. Dengan demikian, sebagian besar daya dapat di optimalkan untuk mentransmisikan
sinyal
informasi,
karena
sebenarnya
seluruh informasi dibawa oleh kedua sisi pita sisi . •
Sinyal DSB SC memiliki bandwith sebesar 2x frekuensi informasi berdasarkan persamaan berikut : Bandwidth (BW) = f USB - f LSB = (f c + f m) - (f c - f m) = 2 f m
Politeknik Negeri Malang
3
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.3.3
Spektrum sinyal AM DSB-SC
Gambar 2.4 Blok diagram modulasi AM DSB SC
Keterangan : m(t) : sinyal informasi (modulating signal) m(t) = Vm cos 2 f mt Vc(t) : sinyal pembawa Vc(t) = Vc cos(2π f c t) SDSB SC(t) = sinyal hasil modulasi DSB-SC SDSB SC(t) = m(t) cos 2π f c t Pada persamaan diatas, sinyal informasi, sinyal carrier(pembawa) dan sinyal AM DSB SC bentuk gelombangnya dapat diilustrasikan seperti gambar berikut dengan menggunakan Oscilloscope yang merupakan fungsi waktu (timed domain).
Vm t
Gambar 2.5 Sin al Informasi
Gambar 2.6 Sin al Carrier
Politeknik Negeri Malang
Gambar 2.7 Sinyal hasil modulasi AM DSB SC
4
Praktikum Telekomunikasi Analog
Cara
lain
untuk
menggambarkan sinyal termodulasi AM DSB SC
dapat diamati dari diagram spektrum frekuensi yang merupakan fungsi frekuensi atau sering disebut frequency domain, seperti gambar berikut :
Gambar 2.8 Sinyal DSB SC (a) domain waktu ; (b) domain frekuensi
2.3.4
Aplikasi Modulasi AM DSB-SC
Aplikasi AM DSB-SC adalah pada penggunaan AM Stereo. Pada AM Stereo sinyal informasi pada lower side band diisi dengan audio right + audio left (R+L) sedangkan upper side band berisi informasi audio right – audio left (R-L). Sedangkan carrier bertindak sebagai pilot stereo.
Gambar 2. 9 Spektrum AM DSB SC Stereo
Selain itu, aplikasi penting DSB-SC adalah untuk mentransmisikan informasi warna pada sinyal TV, Radio kontrol lalu lintas udara dan komunikasi radio dua arah.
Politeknik Negeri Malang
5
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.4 Prosedur Percobaan 2.4.1
Simulasi MATLAB
1.
Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses si mulasi modulasi dan demodulasi AM DSB-SC. Tampilkan sinyal carrier, informasi, sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
2.
Ubah nilai amplitudo sinyal informasi sesuai dengan Tabel 2.1
3.
Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek perubahan amplitudo sinyal informasi?
4.
2.4.2
Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
Praktik
1. Siapkan alat dan bahan 2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitt er 20kHz, serta DSB receiver secara berurutan pada penyangga besi. 3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek oleh dosen) 4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi DSB 5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter . Seperti gambar berikut :
Gambar 2.10 Rangkaian Modul Percobaan Modulasi dan Demodulasi AM DSB SC
Politeknik Negeri Malang
6
Praktikum Telekomunikasi Analog
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp dan frekuensi 2 kHz 7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter 8. Letakkan channel 2 osiloskop di output CF transmitter 9. Amati sinyal yang dihasilkan 10. Hubungkan output CF transmitter ke input DSB receiver 11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output DSB receiver 12. Amati sinyal yang dihasilkan 13. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan Tabel 2.2. Ulangi langkah 7-12!
Politeknik Negeri Malang
7
Praktikum Telekomunikasi Analog
5.2 Hasil Percobaan Tabel 2.1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM DSB-SC Hasil Simulasi No
1
Keterangan
Gambar Sinyal
Sinyal carrier
= 4 = 20 Gambar 2.11 Sinyal Carrier 2
Sinyal informasi = 2 = 1
Sinyal hasil demodulasi
Gambar 2.12a Sinyal Informasi
= 2 = 1
Gambar 2.12b Sinyal Demodulasi 3 Sinyal informasi = 4 = 2
Sinyal hasil demodulasi
Gambar 2.13a Sinyal informasi
= 4 = 2
Gambar 2.13b Sinyal Demodulasi 4 Sinyal informasi
= 6 = 4
Gambar 2.14a Sinyal Informasi
Sinyal hasil demodulasi = 6
= 4 ℎ
Politeknik Negeri Malang
Gambar 2.14b Sinyal Demodulasi
8
Praktikum Telekomunikasi Analog
Tabel 2.2 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM DSB-SC Hasil Praktik No Keterangan Gambar Sinyal 1. Sinyal carrier
= 4,08 = 16
Gambar 2.15 Sinyal Carrier 2
Sinyal informasi = 1,96 = 1
Sinyal termodulasi = 16
Sinyal hasil demodulasi = 1,76 = 1
Gambar 2.16A Sin al termodulasi
Gambar 2.16b Sinyal demodulasi sebelum filter
Politeknik Negeri Malang
Gambar 2.16c Sinyal demodulasi
9
Praktikum Telekomunikasi Analog
3
Sinyal informasi
= 4 = 2
Sinyal termodulasi = 16 Sinyal hasil demodulasi
= 3,4 = 2
Gambar 2.17A Sinyal termodulasi
Gambar 2.17b Sinyal demodulasi sebelum filter 4
Gambar 2.17c Sinyal demodulasi
Sinyal informasi = 6,16 = 4
Sinyal termodulasi = 15
Sinyal hasil demodulasi
Gambar 2.18A Sinyal termodulasi
= 1 = 4
Gambar 2.18b Sinyal demodulasi sebelum filter Politeknik Negeri Malang
Gambar 2.18c Sinyal demodulasi 10
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.5 Analisis Hasil Praktikum 2.5.1
Script matlab dan penjelasan masing-masing line clc; %digunakan untuk membersihkan command window clear all; %clear workspace Ac=2; %carrier amplitude (volt) Vp fc=20000; %carrier frequency (Hz) Am=1; %message signal amplitude (Volt) VP fm=1000; %message signal frequency (Hz) Fs=1000*fc; %sampling rate/frequency, the higher the better (Hz) t=[0:1/Fs:0.003]; %defining the time range & disseminating it into samples (s) wc=cos(2*pi*fc*t); %defining carrier cos signal (Volt) ct=Ac*wc; %defining the carrier signal wave (volt) wm=cos(2*pi*fm*t); %defining message cos signal (volt) mt=Am*wm; % defining the message signal (volt) % Am=(Ac+mt).*wc; %Amplitude Modulated wave, according to the standard definition DSB=mt.*wc; %defining of DSB SC modulation (volt) u=amdemod(DSB,fc,Fs); %Defining of demodulation (volt) %menampilkan figure (1) % memposisikan gambar 1 subplot (4,1,1) %menentukan posisi gambar 1 / figure 1 (jumlah gambar/kolom/urutan) plot (t,mt), grid on; % menggambarkan sumbu y(mt) terhadap sumbu x(t) % grid on untuk menampilkan garis putus putus title('signal modulasi'); % menampilkan judul xlabel ('waktu (s)'); % memberi keterangan pada sumbu x / horizontal ylabel ('Amplitudo (volt)'); % memberi keterangan pada sumbu y / vertikal %menampilkan subplot (4,1,2) %menentukan posisi gambar 2 di figure 1(jumlah gambar/kolom/urutan) plot (t,ct), grid on;% menggambarkan sumbu y(ct) terhadap sumbu x(t) % grid on untuk menampilkan garis putus putus title (' signal carrier' ); % menampilkan judul xlabel ('waktu (s)'); % memberi keterangan pada sumbu x / horizontal ylabel ('Amplitudo (volt)'); % memberi keterangan pada sumbu y vertikal %menampilkan subplot (4,1,4) % menentukan posisi gambar 3 di figure 1(jumlah gambar/kolom/urutan) plot (t,u), grid on; % menggambarkan sumbu y(u) terhadap sumbu x(t) % grid on untuk menampilkan garis putus putus title (' hasil demodulasi AM' ); % menampilkan judul xlabel ('waktu (s)'); % memberi keterangan pada sumbu x / horizontal ylabel ('Amplitudo (volt)'); % memberi keterangan pada sumbu y / vertikal
Politeknik Negeri Malang
11
Praktikum Telekomunikasi Analog
%menampilkan subplot (4,1,3)% menentukan posisi gambar 4 di figure 1(jumlah gambar/kolom/urutan) plot (t,DSB), grid on;% menggambarkan sumbu y(DSB) terhadap sumbu x(t) % grid on untuk menampilkan garis putus putus title ('hasil modulasi DSB' );% menampilkan judul xlabel ('waktu (s)');% memberi keterangan pada sumbu x / horizontal ylabel ('Amplitudo (volt)');% memberi keterangan pada sumbu y/vertikal
2.5.2
Fungsi masing-masing komponen blok modul yang digunakan dalam praktikum.
A. DC Power Supply
Gambar 2.19 Modul PSU Memiliki fungsi utama sebagai penyuplai tegangan(memberikan catu daya) yang akan masuk pada modul function generator yang memiliki cara kerja jenis Stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply).
Politeknik Negeri Malang
12
Praktikum Telekomunikasi Analog
B. Function Generator
Gambar 2.20 Modul Function Generator Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa. Fungsi tiap button pada modul function generator pada gambar 2.20 adalah : 1. Button amplitude: digunakan untuk mengatur amplitude sinyal. 2. Button frekuensi pada nomor 2 : digunakan untuk mengatur kelipatan/ skala frekuensi yang digunakan pada gelombang. 3. Button frekuensi pada nomor 3: digunakan untuk mengatur nilai frekuensi suatu glombang. C. Transmitter 16 KHz Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh controller. Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke controller (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang digunakan untuk pengecekan secara manual.
Politeknik Negeri Malang
13
Praktikum Telekomunikasi Analog
Gambar 2.21 Modul CF Transmitter 16 Khz Fungsi tiap bagian pada Modul CF transitter pada gambar 2.21 adalah : 1.
Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.
2.
Bandpass Filter 300-3400Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz
3.
Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat praktis terendah.
4.
Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi dengan sinyal carrier.
5.
Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai frekuensi HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah LSB (low side band).
6.
Amplfier : Digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
7.
Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus maupun kotak.
Politeknik Negeri Malang
14
Praktikum Telekomunikasi Analog
D. DSB Receiver
Gambar 2.22 Modul DSB Receiver DSB receiver dapat menerima sinyal AM, DSB maupun SSB. Berdasarkan praktikum, DSB receiver juga berfungsi untuk mengembalikan sinyal hasil modulasi DSB maupun SSB menjadi sinyal informasi, dengan kata lain DSB receiver juga berfungsi sebagai demodulator. Fungsi tiap bagian pada Modul DSB Receiver pada gambar 2.22 adalah : 1. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi dengan sinyal carrier. 2. Bandpass Filter 300-3400Hz : digunakan untuk melewatkan isyarat dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz. 3. Osilator : berfungsi untuk menghasilkan sinyal carrier. 4. Output yang menampilkan sinyal demodulasi AM DSB SC
Politeknik Negeri Malang
15
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.5.3
Karakteristik Sinyal Hasil Termodulasi AM DSB-SC Berdasarkan hasil teori, simulasi dan praktik yang telah dilakukan pada praktikum kali ini dapat di simpulkan, karakteristik sinyal hasil termodulasi AM DSBSC adalah : •
Nilai Vmin pada sinyal termodulasi DSB-SC bernilai mendekati 0 . Sehingga nilai indeks modulasi dari sinyal DSB SC bernilai mendekati 1. Karena nilai indeks modulasi bernilai mendekati 1 maka sinyal yang dihasilkan tidak mengalami distorsi seperti over modulation. Pernyataan ini dibuktikan dengan hasil simulasi dan praktik pada gambar 2.23
(a)
(b) Gambar 2.23 Sinyal termodulasi AM DSB SC; (a). Hasil Simulasi matlab; (b). Hasil praktikum
Gambar 2.23 (a) menunjukkan bahwa nilai Vmin pada simulasi matlab nilai nya mendekati nol begitu juga pada gambar 2.23 (b) nilai Vmin pada hasil praktikum nilainya menekati 0. Hal ini di buktikan dengan sinyal termodulasi DSB SC yang dihasilkan, pada hasil simulasi dan praktikum terlihat bahwa sinyal hasil termodulasi AM DSB SC tidak mengalami distorsi, berdasarkan teori, nilai indeks moudulasi di dapat dari rumus :
Vmax−Vmin
. Sehinga didapat nilai indeks
Vmax+Vmin
modulasi yang mendekati 1. Hal ini juga berlaku saat frekuensi sinyal informasi (fm) dan juga amplitudo sinyal informasi (Vm) di ubah-ubah sesuai tabel 2.1 maupun 2.2.
Politeknik Negeri Malang
16
Praktikum Telekomunikasi Analog
•
Sinyal hasil termodulasi AM DSB SC dibangkitkan dengan mengalikan sinyal informasi m(t ) dengan sinyal carrier yang dihasilkan oscillator
Gambar 2.24 blok diagram modulasi AM DSB SC Sehingga memiliki persamaan matematis
SDSB-SC(t ) = m(t ) cos ωct Berdasarkan teori, simulasi dan praktikum, persamaan diatas dapat di buktikan kebenarannya berdasarkan simulasi yang telah dilakukan menggunakan matlab, Pada simulasi matlab, untuk menghasilkan sinyal termodulasi AM DSB SC maka di inputkan persamaan SDSB-SC(t ) = m(t ) cos ωct. Perhatikan blok diagram modul CF transmitter yang digunakan praktikum ( gambar 2.25)
Gambar 2.25 blok diagram modulasi AM DSB SC pada modul CF Transmitter Gambar 2.25 menunjukkan bahwa ooutput sinyal DSB SC ( bagian nomor 2) dihasilkan dari mengalikan sinyal infromasi (bagian nomor 1) dengan sinyal carier ( bagian nomor 3) yang dihasilkan osilator ( bagian nomor 4).
Politeknik Negeri Malang
17
Praktikum Telekomunikasi Analog
•
Dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier pada spektrum frekuensi berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Dalam praktikum kali ini, amplitudo frekuensi sinyal carrier pada spektrum frekuensi ditekan mendekati nol. Bentuk spektrum frekuensi dari gelombang termodulasi DSB SC domain waktu didapat dengan mencari transformasi Fourier dari x DSB(t)
•
Dari persamaan (5) bisa kita interpretasikan: Term yang pertama menyatakan bahwa x DSB(t) mempunyai spektrum yang sama dengan m(t ) tetapi beramplitudo setengahnya dan posisi spektrumnya bergeser ke kanan sejauh frekuensi pembawa ω C. Term kedua menyatakan hal sama sehubungan dengan amplitudonya, tetapi pergeseran spektrumya sekarang ke kiri.
(a)
(b)
Gambar 2.26 Sinyal termodulasi AM DSB SC (a). Domain waktu (b). Domain frekuensi
Politeknik Negeri Malang
18
Praktikum Telekomunikasi Analog
Berdasarkan gambar 2.26 (b) hal ini menunjukkan bahwa amplitudo spektrum frekuensi berdasarkan hasil simulasi maupun praktikum ditekan mendekati 0. Hal ini terlihat dari spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM DSB SC domain waktu berdasarkan hasil simulasi dan praktikum. •
Setiap perubahan amplitudo sinyal informasi dan demodulasi dari positiv(puncak maksimum) ke negativ(puncak minimum) akan terjadi perubahan fasa sebesar 180° pada sinyal termodulasi DSB SC . Hal ini di buktikan berdasakan hasil simulasi dan praktikum pada gambar 2.27
(a.)
(b.) Gambar 2.27 sinyal termodulasi AM DSB SC dan sinyal informasi (a). Simulasi (b). Praktikum
Politeknik Negeri Malang
19
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.5.4
Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM DSB-SC Tabel 2.3 Gambar Spektrum frekuensi hasil Simulasi
No
Keterangan
Gambar Sinyal
1.
Vusb = Vlsb =
Vc.Vm 4∗2 = 2
= 4 Vpp Fusb = fc+fm = 20 + 1 = 21 Khz Flsb = fc-fm = 20 -1 = 19 Khz
2
Vusb = Vlsb =
Vc.Vm 4∗4 = 2
= 8 Vpp Fusb = fc+fm = 20 + 2 = 22 Khz Flsb = fc-fm = 20 -2 = 18 Khz
Politeknik Negeri Malang
20
Praktikum Telekomunikasi Analog
3
Vusb = Vlsb =
Vc.Vm
4∗6 = 2
= 12 Vpp Fusb = fc+fm = 20 + 4 = 24 Khz Flsb = fc-fm = 20 -4 = 16 Khz
Tabel 2.4 Gambar Spektrum frekuensi hasil Praktikum No Keterangan Gambar Sinyal 1.
Vusb = Vlsb =
Vc.Vm
4,08∗1,96 = 2
= 3,99 ≈ 4 Vpp Fusb = fc+fm = 16 + 1 = 17 Khz Flsb = fc-fm = 16 -1 = 15 Khz
Politeknik Negeri Malang
21
Praktikum Telekomunikasi Analog
2
Vusb = Vlsb =
Vc.Vm
4,08∗4 = 2
= 8,16 ≈ 8 Vpp Fusb = fc+fm = 16 + 2 = 18 Khz Flsb = fc-fm = 16 -2 = 14 Khz
3
Vusb = Vlsb =
Vc.Vm
4,08∗6,16 = 2
= 12,5 Vpp Fusb = fc+fm = 16 + 4 = 20 Khz Flsb = fc-fm = 16 -4 = 12 Khz
Politeknik Negeri Malang
22
Praktikum Telekomunikasi Analog
2.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis teori, simulasi dan hasil praktikum adalah
1.
Modulasi AM DSB SC adalah suatu modulasi yang dibuat untuk mengatur agar amplitudo sinyal carrier pada spektrum frekuensi ditekan menjadi 0 .
2.
Modulasi AM DSB SC menghasilkan sinyal output termodulasi yaitu LSB (Fc-Fm) dan USB (Fc+Fm) yang menyampaikan komponen pesan yang sama.
3.
Hasil sinyal demodulasi pada hasil simulasi sama dengan sinyal informasi sehingga Vdemod = Vm dan F demod =Fm , namun terdapat sedikit noise pada tampilan sinyal awal demodulasi dikarenakan rumus yang digunakan pada matlab menggunakan floating point perhitungan.
4.
Hasil sinyal demodulasi pada praktikum memiliki perbedaan yang cukup significant pada nilai Vdemod dengan Vm sinyal informasi, namun f demod = fm. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya resistansi beban pada alat ukur, galat instrumen dan kesalahan pembacaan alat ukur .
5.
Frekuensi DSB SC pada hasil praktikum mengikuti frekuensi pada carriernya sehingga FDSB SC = Fc.
6.
Proses Demodulasi merupakan proses pembentukan kembali sinyal informasi dari sinyal carier yang sebelumnya telah termodulasi.
2.7 Referensi
1.
https://www.scribd.com/doc/245187014/Laporan-lab-sistel-SSB-dan-DSB
2.
https://www.scribd.com/document/353600814/MODULASI-AM-DSB-SSB-danDEMODULASI-AMPLITUDO
3.
https://documents.tips/documents/laporan-praktikum-562d10dd712bb.html
4.
https://www.slideshare.net/FransTutun/modulator?from_action=save
5.
http://ipras-net.blogspot.com/2016/03/am-double-sideband-suppressed-carrier.html
Politeknik Negeri Malang
23
Praktikum Telekomunikasi Analog
LAMPIRAN :
= 4 = 20
= 2
= 1
= 4 = 20
= 4
= 2
Politeknik Negeri Malang
24
Praktikum Telekomunikasi Analog
= 4 = 20
Politeknik Negeri Malang
= 6
= 3
25