Fisiologi Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal mempunyai dua bagian, yaitu korteks dan medula. Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid, yaitu : a. Mineralokortikoid, terutama aldosteron b. Glukokortikoid, terutama kortisol c. Androgen adrenal, yaitu dehidropiandrosteron ( DHEA ) Medula adrenal menghasilkan katekolamin, yaitu
a. Epinefrin b. Norepinefrin
1. Hormon – Hormon Hormon Korteks Adrenal Hormon – hormon korteks adrenal menghasilkan steroid yang sintesisnya berasal dari kolesterol. Kolesterol untuk sintesis hormon ini berasal dari : a. 80 % berasal dari LDL b. Cadangan kolesterol bebas di kelenjar adrenal Ambilan kolesterol oleh korteks adrenal diperantarai reseptor LDL. Dapat dirangsang oleh ACTH yang dapat memperbanyak reseptor LDL, merangsang pertumbuhan dan sekresi korteks adrenal.
Mineralokortikoid : Aldosteron Aldosteron mempengaruhi keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah. Aktivitas utama aldosteron adalah di tubulus ginjal dimana hormon ini akan meningkatkan retensi Na+ dan meningkatkan eliminasi K + selama proses pembentukan urin.
Aldosteron yang disekresi, 60 % akan berikatan dengan albumin untuk dibawa ke sel targetnya Mekanisme Kerja
Aldosteron bekerja bila terjadi penurunan konsentrasi Na + / penurunan volume CES / penurunan tekanan darah dengan cara meningkatkan reansorpsi Na+ dengan merangsang sintesis protein yang disebut aldosteron induced protein yang bekerja : a. Membentuk saluran Na+ di membran luminal sel tubulus distal dan tubulus pengumpul sehingga meningkatkan perpindahan pasif Na + dari lumen ke dalam sel b. Menginduksi sintesis pembawa Na+K +ATPase Reabsorpsi Na+ menyebabkan penurunan potensial transmembran dan peningkatan aliran ion positif sehingga kalium keluar dari sel ke dalam lumen Na+ yang direabsorpsi diangkut keluar epitel tubulus lalu dikirim ke dalam cairan interstisial ginjal. Air secara pasif mengikuti pengangkutan Na + sehingga volume CES dan tekanan darah kembali normal.
Mekanisme kontrol sekresi aldosteron yaitu
a. Pengaktifan sistem renin – angiotensin – aldosteron oleh faktor – faktor yang berkaitan dengan penurunan konsentrasi Na + dan penurunan tekanan darah b. Stimulasi langsung korteks adrenal oleh peningkatan K + plasma
Glukokortikoid : Kortisol Berperan penting dalam metabolisme glukosa, protein, dan lemak. Merupakan hormon kontra regulasi yang berperan dalam mengatasi stress.
Kortisol yang telah di sintesis diangkut ke dalam plasma, mempunyai dua bentuk : a. Kortisol bebas ( 10 % ), aktif secara biologis b. Kortisol terikat
75 % dengan Corticosteroid Binding Protein / CBG atau disebut juga transkortin 15 % dengan albumin
Mekanisme kerja
Di sel target, akan berdifusi masuk melalui membran sel. Di dalam sel, akan berikatan dengan reseptor, ada dua tipe reseptor : a. Reseptor tipe 1 : dapat diduduki oleh mineralokortikoid maupun glukokortikoid b. Reseptor tipe 2 : hanya dapat di duduki oleh glukokortikoid Selanjutnya akan dibawa ke nukleus untuk : a. Menghambat sintesis RNA, sintesis protein, dan makromolekul di sebagian jaringan tubuh b. Merangsang sintesis RNA dan sintesis protein di hati
merangsang
penguraian
Kontrol sekresi kortisol
a. Pelepasan kortisol yang berlangsung bergelombang menyebabkan adanya ritme diurnal sekresi kortisol. Ritme ini diatur oleh otak yang mengatur sekresi episodik CRH dari hipotalamus dan ACTH dari hipofisis anterior. Irama diurnal ini berkaitan dengan siklus bangun – tidur. Kadar tertinggi pada pagi hari dan kadar terendah pada malam hari b. Respon terhadap stress c. Inhibisi umpan balik oleh kortisol
Efek kerja kortisol Ef ek metaboli k
a. Merangsang glukoneogenesis hati dengan mengaktifkan enzim fosfoenol piruvat karboksikinase dan glukosa 6 fosfatase b. Menghambat penyerapan dan penggunaan glukosa oleh banyak jaringan, kecuali otak, sehingga glukosa dapat digunakan oleh otak yang mutlak memerlukannya sebagai bahan bakar metabolik c. Merangsang katabolisme protein di banyak jaringan, terutama otot, sehingga meningkatkan kadar asam amino darah yang dapat digunakan untuk glukoneogenesis di hati d. Meningkatkan lipolisis di jaringan adiposa, sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak darah yang dapat digunakan sebagai bahan bakar metabolik alternatif bagi jaringan
Ef ek non metabol ik
a. Keseimbangan air dan elektrolit
Glukokortikoid juga mempunyai peran seperti mineralokortikoid, namun perannya minimal, diantaranya :
Meningkatkan retensi Na+ dan air
Meningkatkan GFR dengan meningkatkan curah jantung
Menekan sekresi ADH
b. Sistem kardiovaskular Meningkatkan curah jantung dengan meningkatkan efek vasokonstriktor ( katekolamin : epinefrin dan norepinefrin ). Glukokortikoid berfungsi dalam mengatur banyaknya reseptor adrenergik katekolamin c. Sistem saraf pusat
Mempengaruhi suasana hati dan perilaku Bila terjadi peningkatan kortisol, maka akan ada feed back negatif terhadap ACTH dan CRH
d. Sel – sel darah
Sedikit mempengaruhi eritropoiesis Meningkatkan pergerakan leukosit keluar dari sirkulasi, sehingga terjadi penurunan jumlah leukosit dalam sirkulasi
e. Jaringan ikat : menghambat fungsi fibroblast sehingga terjadi penipisan kulit, kulit mudah mengelupas dan striae f. Tulang : menghambat pertumbuhan tulang dan menstimulasi sel – sel yang meresorbsi tulang
g. Metabolisme kasium
Menurunkan absorpsi Ca 2+ di usus sehingga menurunkan kadar Ca 2+ serum
Meningkatnya ekskresi Ca2+ di urin
h. Pertumbuhan dan perkembangan
i.
Meningkatkan produksi surfaktan pada fetus
Menurunkan sekresi growth hormon
Efek anti inflamasi dan imunosupresif Efek ini dihasilkan pada kadar farmakologis untuk penanganan reaksi alergi, pencegahan penolakan transplantasi organ, dan peradangan yang bersifat destruktif
Melawan kerja Migration Inhibitory factor ( MIF ) sehingga terhambatnya migrasi sel – sel inflamasi ( PMN, monosit, limfosit ) ke lokasi perlukaan Menghambat produksi dan kerja mediator inflamasi dengan menghambat aktivitas phospolipase A2
j.
Menghambat produksi faktor pertumbuhan sel T
Adaptasi terhadap stress
Androgen Adrenal
Androgen yang dihasilkan kelenjar adrenal memiliki akivitas biologis yang minimal. Hormon ini digunakan untuk maskulinisasi a. Pada laki – laki
Pada pria dewasa tidak menghasilkan efek Pada anak – anak, bila sekresinya berlebih dapat terjadi pembesaran penis prematur dan perkembangan ciri seks sekunder prematur
b. Pada wanita
Pada wanita, androgen digunakan untuk pertumbuhan rambut pubis dan ketiak, perkembangan dan pemeliharaan dorongan seks wanita Bila berlebihan dapat menimbulkan akne, hirsuitisme dan virilasi
2. Hormon – Hormon medula Adrenal Medula adrenal merupakan bagian dari saraf simpatis yang termodifikasi
Saraf simpatis terdiri dari dua neuron berurutan, yaitu : a. Neuron praganglion yang menempel pada sistem saraf pusat b. Neuron pascaganglion yang berakhir di organ efektor Sel saraf ini mengeluarkan zat kimia perantaranya ( neurotransmiter ) yaitu norepinefrin
Medula adrenal terdiri dari neuron – neuron simpatis pasca ganglion yang mengalami modifikasi. Tidak seperti saraf simpatis yang neuron pasca ganglionnya berakhir di organ efektor, neuron pasca ganglion medula adrenal mengeluarkan zat perantaranya langsung ke dalam darah ( hormon ). Hormon tersebut adalah : a. Epinefrin : sekresinya 80 % b. Norepinefrin : sekresinya 20 % Epinefrin sama dengan norepinefrin, hanya saja pada epinefrin terdapat gugus metil. Epinefrin dan norepinefrin merupakan golongan katekolamin yang dibentuk dari asam amino tirosin.
Sintesis terjadi di sitosol lalu disimpan di granula kromafin. Sekresi ke sirkulasi dengan eksositosis granula kromafin Katekolamin bekerja melalui pengikatan dengan reseptor sel, disebut reseptor adrenergik. Ada tiga reseptor adrenergik : a. α b. β1 c. β2
epinefrin dan norepinefrin epinefrin